KEBAKTIAN online

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Minggu, tgl 4 Desember 2022, pk 09.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

pintu yang terbuka

bagi orang yang lari dari

panggilan Tuhan

 

YUNUS 1:1-3(2)

 

Yunus 1:1-3 - “(1) Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: (2) ‘Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepadaKu.’ (3) Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.”.

 

2) Yunus bisa mendapatkan jalan yang terbuka untuk lari dari Tuhan (ay 3).

Ay 3: “Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN.”.

 

a)      Ia pergi ke Yafo (ay 3b).

KJV: ‘and he went down to Joppa’ [= dan ia turun ke Yafo].

 

Barnes’ Notes: “He went down, as the man who fell among the thieves, is said to have gone down from Jerusalem to Jericho. He went down from the place which God honored by His presence and protection. ... He goes down to Joppa. Wherever thou turnest, if thou depart from the Will of God, thou goest down. Whatever glory, riches, power, honors, thou gainest, thou risest not a whit; the more thou advances, while turned from God, the deeper and deeper thou goest down.” [= Ia turun, seperti orang yang jatuh ke tangan pencuri / perampok, dikatakan turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia turun dari tempat dimana Allah dihormati oleh kehadiran dan perlindunganNya. ... Ia turun ke Yafo. Kemanapun engkau berbelok, jika engkau meninggalkan Kehendak Allah, engkau turun. Berapapun kemuliaan, kekayaan, kuasa, kehormatan yang engkau dapatkan, engkau tidak naik sedikitpun; makin engkau maju, sementara berbalik dari Allah, makin lama makin dalam engkau turun.] - hal 399.

 

Catatan: kata-kata Albert Barnes ini mengandung sesuatu yang indah dan benar, dan perlu direnungkan / dihayati. Tetapi bagaimanapun kebenaran tersebut ia dapatkan melalui penyalah-tafsiran suatu ayat. Mengapa? Karena ia mengalegorikan / merohanikan ayat tersebut padahal ayat tersebut merupakan suatu bagian yang bersifat cerita sejarah, dan suatu cerita sejarah tidak boleh dialegorikan / dirohanikan / diartikan sebagai lambang!

 

Jadi, dikatakan ‘Yunus turun ke Yafo’ karena Yafo memang terletak di sebelah selatan / barat daya dari keberadaan Yunus pada saat itu. Mengapa ia harus pergi ke Yafo? Karena menurut Albert Barnes (hal 378) Yafo merupakan satu-satunya pelabuhan bagi Yudea pada saat itu (2Taw 2:16) dan ini berlaku sampai saat sesudah pembuangan (Ezra 3:7).

 

b) Ia bukan hanya bisa mendapatkan sebuah kapal, tetapi juga masih ada tempat baginya, dan ia mempunyai uang untuk membayar tiket kapal itu (ay 3b). Ini semua merupakan ‘jalan / pintu yang terbuka’ baginya!

 

Perhatikan bahwa sekalipun ‘jalan / pintu yang terbuka’ bisa datang / diberikan oleh Tuhan, seperti misalnya dalam 2Kor 2:12, tetapi tidak setiap ‘jalan / pintu yang terbuka’ merupakan jalan yang benar / dari Tuhan, seperti dalam kasus Yunus ini.

 

2Kor 2:12 - “Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana.”.

KJV: a door was opened unto me of the Lord’ [= sebuah pintu telah dibuka bagiku oleh Tuhan].

 

Beberapa komentar tentang pintu / jalan yang terbuka ini:

 

1.  Editor dari Calvin’s Commentary memberikan 2 kutipan:

 

a.  Kata-kata Marckius: “God sometimes not only suffers the wicked to advance prosperously in their sins, but does not immediately restore the godly in their declensions; nay, he gives them every facility for a time in their downward course, in order that they may know themselves more, and that the glory of God may become thereby more manifest. Foolish then is the sinner, who, having begun life prosperously, concludes that the end will be equally happy.” [= Allah kadang-kadang bukan hanya membiarkan orang jahat untuk menjadi makmur dalam dosa mereka, tetapi juga tidak segera memulihkan orang saleh dalam kejatuhan mereka; tidak, Ia memberi mereka semua fasilitas untuk sementara dalam jalan mereka yang turun ke bawah, supaya mereka bisa lebih mengenal diri mereka, dan supaya dengan demikian kemuliaan Allah bisa lebih dinyatakan. Jadi, bodohlah orang berdosa, yang memulai hidupnya dengan makmur, dan lalu menyimpulkan bahwa akhirnya juga akan sama bahagianya.] - hal 30.

 

b.  Kata-kata Matthew Henry: “Providence seemed to favour his design, and gave him an opportunity to escape: we may be out of the way of duty, and yet may meet with a favourable gale. The ready way is not always the right way.” [= Providensia kelihatannya baik terhadap rencananya, dan memberinya suatu kesempatan untuk lari / lolos: kita bisa ada di luar jalan kewajiban, tetapi mendapat angin yang menyenangkan. Jalan yang siap / mudah tidak selalu merupakan jalan yang benar.] - hal 30.

Catatan: ‘providensia’ bisa diartikan sebagai ‘semua pekerjaan Allah untuk melaksanakan rencanaNya’.

 

2.  Pulpit Commentary: “Jonah’s effort to escape from God’s presence seemed successful - ‘he found a ship going to Tarshish.’ Providence seemed to favour him; but this was a narrow view - providence must be interpreted widely. ... ‘So he paid the fare thereof.’ He had the money ready - another apparently favourable providence, and he paid it at once,” [= Usaha Yunus untuk lari dari kehadiran Allah kelihatannya berhasil - ‘ia mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis’. Providensia kelihatannya baik kepadanya / mendukungnya; tetapi ini merupakan suatu pandangan yang sempit - providensia harus ditafsirkan secara luas. ... ‘Ia membayar biaya perjalanannya’. Ia mempunyai uang - lagi-lagi kelihatan sebagai providensia yang baik / menguntungkan, dan ia langsung membayarnya,] - hal 25.

 

Penerapan: ‘pintu terbuka’ pada waktu kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan ini, merupakan sesuatu yang membahayakan! Yunus masuk melaluinya, dan menyangka semua akan baik-baik saja, tetapi apa yang lalu terjadi dengan dia?

 

Karena itu kalau saudara melakukan sesuatu yang salah, seperti bekerja pada hari Minggu, dusta / ketidak-jujuran, pacaran dengan orang yang tidak seiman, berselingkuh, meninggalkan pelayanan demi kesenangan pribadi, atau dosa-dosa pasif seperti tidak berdoa, tidak belajar Firman Tuhan / tidak ikut Pemahaman Alkitab, tidak melayani, tidak memberi persembahan persepuluhan, dsb., maka hati-hatilah dengan setiap ‘pintu yang terbuka’ dan dengan setiap ‘berkat Tuhan’ yang saudara dapatkan dalam pelarian dari Tuhan tersebut! Jangan menjadi seperti Yunus!

 

c)      Yunus membayar biaya perjalanannya / tiket kapal (ay 3b).

Pulpit Commentary: “... men do not grudge expense to carry out their own will, however reluctant often to spend it to carry out God’s. See the costliness of sin - yet the devil’s taxes are usually paid cheerfully.” [= ... manusia biasanya tidak segan mengeluarkan uang untuk melaksanakan kehendak mereka sendiri, betapapun seringnya ia segan menggunakan uangnya untuk melaksanakan kehendak Allah. Lihatlah harga / biaya dari dosa - tetapi pajak dari setan biasanya dibayar dengan senang hati.] - hal 25.

 

Penerapan:

 

1.  Ada banyak orang yang kalau tidak ada kendaraan, lalu tidak pergi ke gereja. Mereka keberatan untuk mengeluarkan ongkos taxi, padahal mereka termasuk orang yang mampu. Tetapi anehnya, kalau mereka ingin pergi ke toko atau ke pesta (pokoknya sesuatu yang menyenangkan diri mereka sendiri) dan tidak ada kendaraan, mereka mau mengeluarkan ongkos taxi tersebut.

 

2.  Banyak orang yang tidak mau beli pulsa HP untuk ikut kebaktian / Pemahaman Alkitab online, tetapi mau sekali untuk beli pulsa untuk menonton piala dunia! Juga mereka mengatakan bahwa mereka tidak ada waktu untuk nonton video Youtube yang berisi khotbah-khotbah yang benar, tetapi mereka bisa membuang waktu berjam-jam untuk nonton sepak bola!

 

3.  Banyak orang yang pelit sekali kalau memberi untuk Tuhan, apalagi kalau harus memberi persembahan persepuluhan. Tetapi mereka dengan senang hati mengeluarkan uang untuk sesuatu yang bersifat dosa atau yang menyenangkan diri sendiri, seperti rokok / narkoba, foya-foya, jalan-jalan ke luar negeri, atau bahkan perzinahan, berapapun banyaknya uang yang harus dikeluarkan!

 

d) Kapal yang ditumpangi Yunus itu menuju ke Tarsis (ay 3).

Dimanakah Tarsis itu? Tidak mudah untuk menjawab pertanyaan ini, dan para penafsir juga mempunyai banyak perbedaan pendapat.

 

Calvin: “With regard to the word Tharsis, or Tharsisa, I doubt not but that it means Cilicia. There are those who think that it is the city Tharsus; but they are mistaken, for it is the name of a country. They are also mistaken who translate it, Sea; for Jonah intended not only to go to sea, but also to pass over into Cilicia, which is opposite to the Syrian Sea.” [= Berkenaan dengan kata Tarsis, atau Tarsisa, saya tidak meragukan bahwa itu berarti Kilikia. Ada yang menganggap bahwa itu adalah kota Tarsus; tetapi mereka salah, karena itu adalah nama suatu negara. Mereka yang menterjemahkan ‘Laut’ juga salah; karena Yunus bermaksud tidak hanya pergi ke laut, tetapi juga menyeberang ke Kilikia, yang berlawanan / berseberangan dengan Laut Syria.] - hal 29.

 

Bandingkan dengan Kis 21:39 - Paulus menjawab: ‘Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia; aku minta, supaya aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu.’”.

 

Rasanya pandangan Calvin ini tidak terlalu masuk akal, karena kota yang ia maksudkan ada di Utara. Agak aneh kalau ia turun ke Yafo, lalu naik kapal menuju ke Utara (naik lagi).

 

Matthew Poole: “others say it was Tunis or Carthage in Africa,” [= orang-orang lain mengatakan itu adalah Tunis atau Carthage di Afrika,] - hal 926.

 

Barnes’ Notes: “Tarshish, ... an ancient merchant-city of Spain,” [= Tarsis, ... suatu kota perdagangan kuno dari Spanyol,] - hal 398.

 

Leslie C. Allen (NICOT): “Tarshish was at the other end of the world from Niniveh.” [= Tarsis berada di sisi yang lain dari dunia dibanding Niniwe.] - hal 204.

 

Ia menambahkan bahwa ini adalah kota yang sama dengan yang dibicarakan dalam Yes 66:19 - “Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka dan akan mengutus dari antara mereka orang-orang yang terluput kepada bangsa-bangsa, yakni Tarsis, Pul dan Lud, ke Mesekh dan Rosh, ke Tubal dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh yang belum pernah mendengar kabar tentang Aku dan yang belum pernah melihat kemuliaanKu, supaya mereka memberitakan kemuliaanKu di antara bangsa-bangsa.”.

 

e) Apakah Allah membiarkan Yunus menolak panggilan / perintahNya?

 

Seorang penafsir / pengkhotbah dari Pulpit Commentary menyusun sebuah khotbah berdasarkan Yunus 1:1-3, dan ia lalu memberi komentar sebagai berikut: “God did not coerce Jonah, did not drive him to Nineveh. He merely commanded him to go, and Jonah resisted the Divine command. Man has the power to resist God ... ‘Ye do always resist the Spirit of God.’” [= Allah tidak memaksa Yunus, tidak memaksanya ke Niniwe. Ia hanya memerintahkan dia untuk pergi, dan Yunus menentang / menolak perintah ilahi. Manusia mempunyai kuasa / kekuatan untuk menentang / menolak Allah ... ‘Kamu selalu menentang Roh Kudus’.] - hal 41.

 

Catatan: kutipan ayat dari Kis 7:51 - Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.”.

 

Tanggapan saya atas kata-kata Pulpit Commentary di atas:

Ini merupakan kebodohan, karena sekalipun sampai ay 3 ini Allah masih ‘membiarkan’ Yunus, tetapi kalau saudara membaca Yun 1:4-17, lebih-lebih sampai akhir kitab Yunus ini, maka saudara akan melihat dengan jelas bahwa Tuhan tidak membiarkan, tetapi sebaliknya memaksa Yunus untuk pergi ke Niniwe, dan Yunus tidak bisa menolak paksaan Tuhan! Kalau sampai saat ini (ay 3) Tuhan tidak memaksa Yunus, maka itu disebabkan karena Ia mempunyai rencana tertentu dengan dosa Yunus tersebut.

 

Barnes’ Notes: “Tell me, Fleest thou the Lord? Wait then a little, and thou shalt learn from the event, that thou canst not escape the hands of His servant, the sea.” [= Katakan kepadaku, apakah engkau lari dari Tuhan? Tunggulah sebentar, dan engkau akan belajar dari kejadian / peristiwa ini, bahwa engkau tidak bisa lolos dari tangan pelayanNya, yaitu laut.] - hal 399.

 

3) Mengapa Yunus menolak perintah Tuhan?

Ada banyak kemungkinan alasan, seperti:

 

a)  Merupakan sesuatu yang sangat tidak umum bagi seorang nabi Israel untuk ditarik dari bangsa pilihan tersebut (Israel) dan lalu dikirim ke bangsa kafir.

 

Calvin membandingkan dengan Petrus yang juga ragu-ragu waktu disuruh pergi ke Kornelius (Kis 10:17-dst. Perhatikan kata-kata ‘jangan bimbang’ dalam Kis 10:20).

 

Kis 10:17-20 - “(17) Petrus bertanya-tanya di dalam hatinya, apa kiranya arti penglihatan yang telah dilihatnya itu. Sementara itu telah sampai di muka pintu orang-orang yang disuruh oleh Kornelius dan yang berusaha mengetahui di mana rumah Petrus. (18) Mereka memanggil seorang dan bertanya, apakah Simon yang disebut Petrus ada menumpang di rumah itu. (19) Dan ketika Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu, berkatalah Roh: ‘Ada tiga orang mencari engkau. (20) Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku yang menyuruh mereka ke mari.’”.

 

b) Ia ragu-ragu apakah ia akan mempunyai pengaruh terhadap bangsa kafir yang terkenal akan kejahatannya itu. Terhadap bangsanya sendiri ia sudah mendapatkan pengalaman betapa tegar tengkuknya bangsa tersebut, dan betapa sedikitnya hasil yang ia dapatkan. Apalagi dengan bangsa kafir ini, hasil apa yang bisa ia harapkan?

 

c)  Ia adalah orang yang fanatik terhadap bangsanya sendiri (Israel), dan karena itu ia acuh tak acuh terhadap bangsa asing (Asyur / Niniwe), dan tidak mau berkorban untuk melakukan pelayanan di sana (Pulpit, hal 11).

 

Barnes’ Notes: “Zeal for the people and, as he doubtless thought, for the glory of God, narrowed love in him.” [= Semangat untuk bangsanya, yang tak diragukan lagi ia anggap untuk kemuliaan Allah, menyempitkan kasih dalam dia.] - hal 396.

 

Penerapan: kita juga bisa seperti itu, pada waktu kita hanya berjuang untuk gereja kita sendiri. Ingat bahwa kita harus berjuang untuk Kerajaan Allah di bumi ini, dan bukan hanya untuk gereja sendiri. Apa gunanya mengucapkan kata-kata ‘Gereja yang kudus dan am’ pada waktu Pengakuan Iman Rasuli, tetapi dalam prakteknya kita hanya mementingkan gereja sendiri? Ini sama seperti Yunus yang mempunyai pengakuan iman yang bagus (ay 9b), tetapi melarikan diri dari Tuhan dan tidak mau mentaati perintahNya.

 

Ay 9: “Sahutnya kepada mereka: ‘Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan.’”.

 

d) Ia menginginkan kehancuran Niniwe, yang adalah musuh Israel, sedangkan ia tahu bahwa kalau ia berkhotbah di sana dan mereka bertobat, Allah pasti akan mengampuni mereka. Ia tidak menghendaki hal ini.

 

Barnes’ Notes: “Jonah fled, not from God’s presence, but from standing before him, as His servant and minister. He refused God’s service, because, as he himself tells God afterward, he knew what it would end in, and he misliked it.” [= Yunus lari, bukan dari kehadiran Allah, tetapi dari keberadaannya di hadapanNya sebagai pelayanNya. Ia menolak pelayanan Allah, karena, seperti belakangan ia sendiri ceritakan kepada Allah, ia tahu bagaimana itu akan berakhir dan ia tidak menyenanginya.] - hal 397.

 

Bdk. Yunus 4:2 - Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: ‘Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkanNya.”.

 

Saya ingin memberikan 2 komentar tentang Yun 4:2 ini:

 

1.  J. C. Metcalfe: “Even in his moments of stark rebellion Jonah’s view of his God was a right one. How different it was, for instance, to the expressed thoughts of the slothful servant of Matthew 25:24-30, who said: ‘I knew thee that thou art an hard man’.” [= Bahkan pada saat-saat pemberontakannya yang keras pandangan Yunus tentang Allahnya adalah pandangan yang benar. Alangkah berbedanya pandangannya, misalnya dengan pemikiran dari hamba yang malas dari Matius 25:24-30, yang berkata: ‘Aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam’.] - ‘The Angry Prophet’, hal 5.

 

2.  Barnes’ Notes: “He feared not the fierceness of their lion-nature, but God’s tenderness, and lest that tenderness should be the destruction of his own people.” [= Ia takut bukan terhadap keganasan dari orang Niniwe yang seperti singa, tetapi pada kelembutan Allah, dan bahwa kelembutan itu akan menjadi kehancuran bagi bangsanya sendiri.] - hal 396.

 

Catatan: ini dihubungkan dengan kata-kata Nahum tentang orang-orang Niniwe dalam Nah 2:11-12 - “(11) Di mana gerangan persembunyian singa dan gua singa-singa muda, tempat singa pulang pergi, tempat anak singa, di mana tidak ada yang mengganggunya? (12) Biasanya singa itu menerkam supaya cukup makan anak-anaknya, mencekik mangsa bagi betina-betinanya, dan memenuhi liangnya dengan mangsa dan persembunyiannya dengan terkaman.”.

 

Bahwa Nahum memang berbicara tentang orang Niniwe, terlihat dari Nah 1:1 - “Ucapan ilahi tentang Niniwe. Kitab penglihatan Nahum, orang Elkosh.”.

 

Tetapi juga perlu diketahui bahwa Nahum hidup / melayani lebih dari 120 tahun setelah Yunus. Jadi, itu adalah orang-orang Niniwe dari generasi yang berbeda.

 

Apapun alasan Yunus untuk menolak panggilan / perintah Tuhan, ia tetap salah, bahkan sangat salah.

 

Calvin: “But he doubtless grievously transgressed: for the first rule, as to all our actions, is to follow the call of God. ... The call of God then, as I have said, holds the first place as to the conduct of men; ... Disordered then will be the whole course of our life, except God presides over and guides us, raises up over us, as it were, his own banners.” [= Tetapi tak diragukan lagi ia melanggar secara menyedihkan: karena peraturan pertama berkenaan dengan semua tindakan kita adalah mengikuti panggilan Allah. ... Jadi panggilan Allah, seperti telah saya katakan, menempati tempat pertama berkenaan dengan tingkah laku manusia; ... Maka akan kacaulah seluruh jalan kehidupan kita, kecuali Allah memimpin dan membimbing kita, dan seakan-akan mengangkat benderaNya sendiri di atas kita.] - hal 28.

 

Calvin: “it is a genuine proof of obedience when we simply obey God, however numerous the obstacles which may meet us and may be suggested to our minds, and though no escape may appear to us; yea, when we follow God, as it were with closed eyes, wherever he may lead us, and doubt not but that he will add strength to us, and stretch forth also his hand, whenever need may require, to remove all difficulties.” [= merupakan bukti yang asli dari ketaatan, pada waktu kita mentaati Allah betapapun banyaknya halangan yang bisa kita jumpai dan bisa dipikirkan oleh pikiran kita, dan sekalipun kelihatannya tidak ada jalan keluar bagi kita; ya, pada waktu kita mengikuti Allah seakan-akan dengan mata tertutup kemanapun Ia memimpin kita, dan tidak meragukan bahwa Ia akan menambah kekuatan kita dan mengulurkan tanganNya, kapanpun itu dibutuhkan, untuk menyingkirkan semua kesukaran.] - hal 24.

Catatan:

a.  Bandingkan dengan Musa yang dalam Kel 3-4 mengajukan bermacam-macam keberatan yang menurutnya tidak memungkinkannya untuk memenuhi panggilan / perintah Tuhan.

b.  Demikian juga waktu Yeremia dipanggil Tuhan, dikatakan dalam Yer 1:6 - Maka aku menjawab: ‘Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.’”.

 

Calvin: “Whenever then God demands any service from us, and we at the same time see that what the discharge of our duty demands is either difficult or apparently impossible, let this come to our minds, - that there is not anything in the whole world which ought not to give way to God’s command: we shall then gather courage and confidence, nor will anything be able to call us away from our duty and a right course, though the whole world were fighting against God.” [= Maka kapanpun Allah menuntut pelayanan apapun dari kita, dan pada saat yang sama kita melihat bahwa pelaksanaan kewajiban kita itu menuntut sesuatu yang sukar atau kelihatannya mustahil, biarlah kita memikirkan hal ini, - bahwa tidak ada apapun dalam seluruh dunia ini yang tidak harus memberi jalan pada perintah Allah: maka kita akan mendapatkan keberanian dan keyakinan, dan tidak ada apapun yang bisa menyimpangkan kita dari kewajiban kita dan jalan yang benar, andaikatapun seluruh dunia berperang melawan Allah.] - hal 24-25.

 

Penerapan: kemanapun dan kepada siapapun Tuhan mengutus kita untuk melayani / memberitakan Injil, kita harus tunduk.

 

Penutup.

 

Yunus diberi tanggung jawab / kewajiban; kita juga demikian.

 

Pulpit Commentary (hal 11):

“I slept, and dreamed that life was beauty.

I woke, and found that life was duty.”

[= Saya tidur, dan bermimpi bahwa hidup itu indah.

Saya bangun, dan mendapati bahwa hidup merupakan kewajiban.].

 

Yunus mula-mula menolak melaksanakan tanggung jawab / kewajibannya. Bagaimana dengan saudara? Setiap saudara yang adalah orang kristen sejati mempunyai tanggung jawab untuk memberitakan Injil (Mat 28:19), dan Tuhan Yesus berkata: Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.” (Mat 12:30).

 

Untuk bisa melaksanakan kewajiban saudara dalam hal penginjilan, belajarlah cara-cara memberitakan Injil, baik melalui buku, kaderisasi, dan sebagainya, dan lalu mulailah memberitakan Injil.

 

 

 

-AMIN-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali