(Rungkut
Megah Raya, blok D no 16)
Minggu,
tgl 2 Nopember 2014, pk 17.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
d)
Tak ada yang tahu tentang pengkhianatan Yudas Iskariot, kecuali Yesus
sendiri.
1. Kata-kata Yesus tentang Yudas Iskariot menunjukkan bahwa
Ia tahu siapa Yudas Iskariot sebenarnya.
Yoh
6:70-71 - “(70)
Jawab Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang
dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’ (71) Yang
dimaksudkanNya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan
menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.”.
a. Ini merupakan peringatan untuk para murid tentang ke-Kristen-KTP-an,
dan bahkan pengkhianatan, Yudas Iskariot.
Calvin
(tentang Yoh 6:70):
“‘Jesus answered them.’ ...
Christ replies to all, ... Christ now prepares and fortifies the eleven apostles
against a new offense which was already at hand. It was a powerful instrument of Satan for shaking their faith, when
they were reduced to so small a number, but the fall of Judas might take away
all their courage; for since Christ had chosen that sacred number, who would
ever have thought that any portion of the whole number could be torn away? That
admonition of Christ may be interpreted thus: ‘You twelve alone remain out of
a large company. If your faith has not been shaken by the unbelief of many,
prepare for a new contest; for this company, though small, will be still
diminished by one man.’”
[= ‘Yesus menjawab mereka’. ... Kristus menjawab kepada semua, ... Kristus
sekarang mempersiapkan dan membentengi 11 rasul terhadap suatu batu sandungan
yang sudah dekat. Merupakan suatu alat Iblis yang kuat untuk menggoncangkan iman
mereka, pada waktu mereka dikurangi menjadi suatu jumlah yang begitu kecil,
tetapi kejatuhan Yudas bisa mengambil semua keberanian mereka; karena
pada waktu Kristus telah memilih jumlah yang keramat itu, siapa yang akan pernah
memikirkan bahwa ada bagian apapun dari seluruh jumlah itu bisa disobek? Nasehat
/ peringatan Kristus bisa ditafsirkan demikian: ‘Hanya kamu 12 orang yang
tinggal dari kelompok yang besar itu. Jika imanmu tidak digoncangkan oleh
ketidak-percayaan dari banyak orang; bersiaplah untuk suatu perjuangan yang
baru; karena kelompok ini, sekalipun kecil, akan dikurangi oleh satu orang’.].
b. Yoh 6:71 dimaksudkan berkenaan dengan Yudas Iskariot dan secara
implicit merupakan peringatan baginya, tetapi ia tidak mempedulikannya.
Calvin
(tentang Yoh 6:71): “‘He spoke of Judas.’
Although Judas had a bad conscience, still we do not read that he was at all
moved. Hypocrites are so stupid that they do not feel their sores, and in the
presence of men they have such hardened effrontery, that they do not scruple to
prefer themselves to the very best of men” [= ‘Ia berbicara tentang Yudas’.
Sekalipun Yudas mempunyai hati nurani yang buruk, tetap kita tidak membaca bahwa
ia tergerak sama sekali. Orang-orang munafik begitu bodoh sehingga mereka tidak
merasa rasa sakit mereka, dan di depan orang-orang, mereka mempunyai
kekurang-ajaran yang begitu keras / dikeraskan, sehingga mereka tidak
segan-segan untuk mengajukan diri mereka sendiri menjadi orang yang terbaik.].
c.
Yesus menyebut Yudas Iskariot sebagai ‘Iblis’.
Calvin
(tentang Yoh 6:70): “‘And one of you is a
devil.’ He
unquestionably intended, by this name, to hold up Judas to the utmost
detestation; for they are mistaken who extenuate the atrocity implied in the
name and indeed we cannot sufficiently execrate those who dishonor so sacred an
office. Teachers who faithfully discharge their office are called angels.
‘They should seek the law at his mouth, for he is THE ANGEL of the Lord of
Hosts,’ (Malachi 2:7.) Justly, therefore, is he accounted a devil, who,
after having been admitted to so honorable a rank, is corrupted through his
treachery and wickedness.”
[= ‘Dan satu dari kamu adalah Iblis / setan’. Tak diragukan, Ia memaksudkan,
dengan sebutan ini, untuk mengangkat Yudas pada kejijikan yang tertinggi; karena
mereka salah yang mengurangi / meringankan kejahatan yang hebat yang terkandung
dalam sebutan ini dan memang kita tidak bisa secara cukup menyatakan sebagai
jahat mereka yang mempermalukan suatu jabatan yang begitu keramat / kudus.
Pengajar-pengajar / guru-guru yang dengan setia melaksanakan kewajiban mereka
disebut malaikat-malaikat. ‘Mereka harus mencari hukum Taurat di mulutnya,
karena ia adalah malaikat dari
Tuhan semesta alam’, (Mal 2:7). Karena itu, secara benar ia dianggap
sebagai setan / iblis, yang setelah diterima pada suatu tingkat tinggi yang
begitu terhormat, dirusak melalui pengkhianatan dan kejahatannya.].
Mal 2:7
- “Sebab
bibir seorang imam memelihara pengetahuan dan orang mencari pengajaran dari
mulutnya, sebab dialah utusan TUHAN semesta alam.”.
KJV/RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV:
‘messenger’ [= utusan].
Kata
bahasa Ibrani yang digunakan adalah MALAKH, yang memang bisa diterjemahkan
‘utusan’ atau ‘malaikat’. Calvin memilih yang kedua.
2.
Yesus bahkan juga mengetahui bahwa Yudas Iskariot akan mengkhianatiNya,
tetapi merahasiakan pengetahuanNya tentang pengkhianatan Yudas Iskariot untuk
melindungi dia.
Yoh
13:18-19 - “(18)
Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi
haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya
terhadap Aku. (19) Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu
terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.”.
Perhatikan
bahwa Yesus memang mengatakan bahwa akan ada yang mengkhianati Dia, tetapi Yesus
tak mengatakan siapa orang itu.
The
Bible Exposition Commentary (tentang Yoh 13:18):
“The
remarkable thing is that the others at the table with Jesus did not know that
Judas was an unbeliever and a traitor. Up to the very hour of his treachery,
Judas was protected by the Saviour whom he betrayed. Had Jesus openly revealed
what He knew about Judas, it is likely that the men would have turned on him.
Remember what Peter did to Malchus when soldiers came to take Jesus!”
[= Hal yang luar biasa adalah bahwa orang-orang lain di meja dengan Yesus tidak
tahu bahwa Yudas adalah seorang yang tidak percaya dan seorang pengkhianat. Sampai
pada saat pengkhianatannya, Yudas dilindungi oleh sang Juruselamat yang ia
khianati. Seandainya Yesus menyatakan secara terbuka apa yang Ia
ketahui tentang Yudas, adalah sangat memungkinkan bahwa orang-orang itu akan
menyerang dia. Ingat apa yang Petrus lakukan kepada Malkhus pada waktu
tentara-tentara datang untuk membawa Yesus!].
3. Tetapi, bukankah Yesus memberitahu para murid siapa orang
yang akan mengkhianati Dia?
Bagaimana
mungkin para murid masih tidak tahu kalau Yudas Iskariot yang dimaksudkan oleh
Yesus? Ada 2 text Alkitab yang kelihatannya menunjukkan bahwa Yesus memberitahu
para murid yang lain siapa yang akan mengkhianatiNya.
Mat 26:21-25
- “(21)
Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: ‘Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.’
(22) Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang
kepadaNya: ‘Bukan aku, ya Tuhan?’ (23) Ia
menjawab: ‘Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam
pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. (24) Anak Manusia
memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi
celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi
orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’ (25) Yudas, yang hendak
menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: ‘Bukan aku,
ya Rabi?’ Kata Yesus kepadanya: ‘Engkau telah mengatakannya.’”.
Yoh
13:21-30 - “(21)
Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu,
lalu bersaksi: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan
menyerahkan Aku.’ (22) Murid-murid itu memandang seorang kepada
yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkanNya. (23) Seorang di antara
murid Yesus, yaitu murid yang dikasihiNya, bersandar dekat kepadaNya, di sebelah
kananNya. (24) Kepada murid itu Simon Petrus memberi
isyarat dan berkata: ‘Tanyalah siapa yang dimaksudkanNya!’ (25) Murid
yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepadaNya: ‘Tuhan, siapakah
itu?’ (26) Jawab Yesus: ‘Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan
roti, sesudah Aku mencelupkannya.’ Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti,
mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.”.
a. Pertama-tama kita akan membahas, apakah 2 text Kitab Suci di atas ini
bertentangan satu sama lain?
Dalam
sebuah buku yang menyerang kekristenan habis-habisan, yang berjudul ‘What
Did Jesus Really Say?’, hal 201-202, penulisnya yang bernama Misha’al
ibn Abdullah (orang Islam), menuliskan kedua text Kitab Suci ini secara
berdampingan dan menyebutnya sebagai salah satu dari banyak bagian yang
kontradiksi dalam Alkitab.
Tetapi
kedua text ini sebetulnya sama sekali tidak bertentangan, karena Mat 26:23
dan Yoh 13:26 ini merupakan 2 peristiwa yang berbeda!
Mat
26:22-23 - “(22)
Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang
kepadaNya: ‘Bukan aku, ya Tuhan?’
(23) Ia menjawab: ‘Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke
dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.”.
Yoh 13:25-26
- “(25)
Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepadaNya: ‘Tuhan,
siapakah itu?’ (26) Jawab Yesus: ‘Dialah itu, yang kepadanya Aku
akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.’ Sesudah berkata demikian Ia
mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon
Iskariot.”.
Mat 26:23
diberikan sebagai jawaban atas pertanyaan murid-murid dalam Mat 26:22 - ‘Bukan
aku, ya Tuhan?’.
Setelah ada jawaban Yesus dalam Mat 26:23, mereka masih belum mengerti, sehingga
Petrus menyuruh Yohanes bertanya lagi, dan Yohanes bertanya kepada Yesus, ‘Tuhan,
siapakah itu?’ (Yoh
13:25). Dan setelah itu barulah terjadi Yoh 13:26, yang diberikan sebagai
jawaban atas pertanyaan Yohanes dalam Yoh 13:25 itu.
b.
Sekalipun ada 2 text, yang kelihatannya menunjukkan bahwa Yesus
memberitahu para murid siapa yang akan mengkhianatiNya, tetapi Yohanes tetap
mengatakan ini:
Yoh
13:28-29 - “(28)
Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka
yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.
(29) Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia
membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang
miskin.”.
Sekarang
mari kita pelajari kedua text tadi.
c. Kalau Mat 26:23 dan Yoh 13:26 merupakan 2 peristiwa yang
berbeda, dan Mat 26:23 terjadi lebih dulu, lalu mengapa murid-murid masih
tidak tahu siapa si pengkhianat itu? Mengapa dalam Yoh 13:24 Petrus masih
menyuruh Yohanes bertanya siapa si pengkhianat itu? Untuk itu perhatikan
penjelasan dari Mat 26:23 dan Mark 14:20 (ayat paralelnya) di bawah
ini.
Mat 26:23
- “Ia
menjawab: ‘Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam
pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.”.
Mark
14:20 - “Ia
menjawab: ‘Orang itu ialah salah seorang dari kamu yang dua belas ini, dia
yang mencelupkan roti ke dalam satu
pinggan dengan Aku.”.
Sekarang
mari kita mempelajari kata-kata Yesus dalam Mat 26:23 / Mark 14:20 ini.
(1) Mereka semua makan menggunakan beberapa pinggan (kalau kita
mengingat akan cara duduk mereka, dan bahwa jumlah mereka ada 13 orang, maka ini
adalah sesuatu yang sangat masuk akal), dan Yesus dan Yudas makan dengan
menggunakan satu pinggan (ingat bahwa Yesus
duduk persis di sebelah kanan Yudas)!
Pandangan
ini didasarkan atas Mark 14:20 yang berbunyi: “... dia yang mencelupkan roti
ke dalam satu pinggan dengan Aku.”.
Kalau
pandangan ini benar, maka dengan kata-kata itu Yesus memberikan petunjuk kepada
murid-murid lain, bahwa Yudaslah pengkhianatnya.
Keberatan:
kata ‘satu’
itu sangat diragukan keasliannya, karena tidak didukung oleh
manuscript-manuscript yang kuno. Karena itu dalam terjemahan-terjemahan KJV,
RSV, NIV, NASB, kata ‘satu’
ini tidak ada!
KJV:
‘And he answered and said unto them, It is one of the twelve, that dippeth
with me in the dish.’
RSV:
“He said to them, ‘It is one of the twelve, one who is dipping bread into
the dish with me.”
NIV:
“‘It is one of the Twelve,’ he replied, ‘one who dips bread into the
bowl with me.”
NASB:
“And He said to them, ‘It is one of the twelve, one who dips with Me in
the bowl.”
(2) Pada saat itu Yudas, bersama-sama dengan Yesus, sedang
mencelupkan tangannya ke dalam pinggan.
Penafsiran
ini didasarkan Mat 26:23 versi KJV yang berbunyi: ‘he that dippeth
his hand with Me ...’. Perhatikan bahwa KJV menterjemahkan kata ‘mencelupkan’
ke dalam present tense!
Kalau
memang penafsiran ini benar, maka itu berarti Yesus sebetulnya memberikan
petunjuk pada murid-murid yang lain bahwa Yudaslah pengkhianatnya.
Keberatan:
kata yang diterjemahkan ‘he that dippeth’ [= ia yang mencelupkan],
dalam bahasa Yunaninya ada dalam bentuk aorist participle.
Suatu
participle dalam bahasa Inggris adalah ‘kata kerja + ing’ (misalnya: going,
walking, saying, dsb). Dan aorist tense sama dengan past tense
dalam bahasa Inggris.
Karena
itu, versi-versi lain dari Alkitab bahasa Inggris tidak menterjemahkan ke dalam
present tense seperti dalam KJV, tetapi menterjemahkan ke dalam bentuk lampau /
perfect.
NIV:
‘the one who has dipped his hand’ [=
orang yang telah mencelupkan tangannya].
NASB:
‘he who dipped his hand’ [= ia yang
tadi mencelupkan tangannya].
Catatan:
RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV semuanya menterjemahkan dalam past
tense atau
perfect tense, yaitu ‘dipped’
/ ‘has dipped’.
Ini
jelas menunjukkan bahwa Yesus tidak memaksudkan orang yang pada saat itu
sedang mencelupkan tangannya bersama dengan dia, tetapi orang yang dari
tadi mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, dan itu berarti semua orang
yang ada di meja itu. Dengan kata lain, Yesus tidak menunjukkan siapa orang itu.
Lenski
(tentang Mat 26:23):
“Both
ὁ
ἐμβάψας in Matthew’s account, and ὁ
ἐμβαπτόμενος in Mark’s, the one an aorist
participle, the other a present, are timeless.”
[= Baik HO EMBAPSAS dalam cerita Matius, dan HO EMBAPTOMENOS dalam cerita
Markus, yang satu suatu aorist participle, yang lain suatu present participle,
adalah ‘tanpa waktu’ / tak berhubungan dengan waktu.].
Lenski
(tentang Mark 14:20): “We
should not regard dipping into the bowl as a mark of identification, as if at
that moment Judas and Jesus were both dipping pieces of bread into the bowl, for
both Matthew’s aorist ὁ
ἐμβάψας
and Mark’s present tense ὁ
ἐμβαπτόμενος
are timeless tenses.” [= Kita tidak boleh menganggap pencelupan ke dalam
pinggan sebagai suatu tanda identifikasi, seakan-akan pada saat itu Yudas dan
Yesus keduanya sedang mencelupkan potongan roti ke dalam pinggan, karena baik
aorist tense-nya Matius HO EMBAPSAS dan present tense-nya Markus HO EMBAPTOMENOS
merupakan tense-tense yang ‘tanpa waktu’ / tak berhubungan dengan waktu.].
Dana
& Mantey: “Though
the tense of the participle never conveys an independent expression of time, yet
its relation to its context usually involves a temporal significance. That is,
the time relations of the participle do not belong to its tenses, but to the
sense of the context. ‘Time with the participle is purely relative’ (R-S.
197).” [= Sekalipun tense
dari participle tidak pernah menyampaikan suatu pernyataan yang bebas tentang
waktu, tetapi hubungannya
dengan kontextnya biasanya melibatkan suatu penunjukkan tentang waktu.
Artinya, hubungan waktu dari participle tidaklah
termasuk / merupakan milik dari tenses-nya, tetapi termasuk
/ merupakan milik dari arti dari kontextnya. ‘Waktu dengan
participle adalah semata-mata relatif’ (R-S. 197).]
- ‘A
Manual Grammar of the Greek New Testament’,
hal 229-230.
Inti
dari yang Dana & Mantey katakan di sini adalah: bagi suatu participle,
tense-nya tak menentukan waktunya, kontextnyalah yang menentukan waktunya.
Dalam
ayat paralel dari Mat 26:23 ini, yaitu dalam Mark 14:20, kata-kata yang
diterjemahkan ‘dia
yang mencelupkan’ dalam
bahasa Yunani menggunakan bentuk present participle sehingga
diterjemahkan seperti ini oleh Kitab Suci bahasa Inggris:
KJV:
‘that dippeth with me in the dish’.
RSV:
‘one who is dipping bred into the dish with me’.
NIV:
‘one who dips bread into the bowl with me’.
NASB:
‘one who dips with Me in the bowl’.
Tetapi
kalau waktu dari suatu participle dalam bahasa Yunani tidak ditentukan oleh
tense-nya, tetapi oleh kontextnya, maka mengingat kontext dari Mat 26:23 dan
Mark 14:20 adalah persis sama, maka seharusnya terjemahan dari kedua ayat itu
juga harus persis sama. Saya tak mengerti mengapa Alkitab bahasa Inggris
menterjemahkan kedua ayat ini secara berbeda.
(3) Yesus bukan memaksudkan orang yang sedang mencelupkan tangannya, tetapi orang yang telah
mencelupkan tangannya, ke dalam pinggan bersama-sama dengan Dia.
Kalau
pandangan ini benar, maka itu berarti bahwa berbeda dengan pandangan pertama
dan kedua di atas, di
sini Yesus tidak memberitahu kepada murid-muridNya siapa yang akan
mengkhianati Dia, karena mereka semua telah mencelupkan tangan mereka ke dalam
pinggan. Jadi arti kata-kata ini adalah ‘salah seorang dari kamu
akan mengkhianati Aku’, sama seperti kata-kataNya dalam Mat 26:21.
Calvin
(tentang Mat 26:23): “Christ,
by his reply, neither removes their doubt, nor points out the person of Judas,
but only confirms what he said a little before, that ‘one
of his friends sitting at the table’ is
the traitor.”
[= Kristus, dengan jawabanNya, tidak membuang keragu-raguan mereka, ataupun menunjukkan pribadi Yudas, tetapi
hanya meneguhkan apa yang Ia katakan sebelumnya, bahwa ‘seorang dari
sahabat-sahabatnya yang duduk di meja’ adalah si pengkhianat.].
William
Hendriksen (tentang Mat 26:23):
“It
is clear that Jesus did not immediately allay the fear of these men or cure
their self-distrust. Nor did he at once satisfy their suddenly aroused
curiosity. Were not all the twelve disciples dipping morsels of food into the
bowl filled with a broth consisting of mashed fruit (probably dates, figs, and
raisins), water, and vinegar? Judas surely was not the only man doing this. What
the Lord is doing, therefore, is this: he is emphasizing the base character of
the betrayer’s deed. He is saying, ‘Think of it, my betrayer is a man who is
sharing his meal with me.’” [= Adalah jelas bahwa Yesus tidak
segera meredakan rasa takut dari orang-orang ini atau menyembuhkan
ketidak-percayaan mereka terhadap diri mereka sendiri. Juga Ia tidak segera
memuaskan rasa ingin tahu mereka yang timbul dengan mendadak. Bukankah
semua 12 murid mencelupkan potongan makanan ke dalam pinggan yang
berisi kuah makanan yang terdiri dari buah-buahan yang dihancurkan / dilembutkan
(mungkin kurma, ara, dan kismis), air, dan cuka? Yudas
pasti bukanlah satu-satunya orang yang melakukan hal ini. Karena itu,
apa yang Tuhan sedang lakukan adalah ini: Ia sedang menekankan karakter yang
rendah dari tindakan si pengkhianat. Ia berkata, ‘Pikirkan itu, pengkhianatKu
adalah orang yang berbagi makanannya dengan Aku’.].
William
Hendriksen (tentang Mat 26:23):
“By
giving the answer that is recorded here in Matt. 26:23 Jesus did not identify
the betrayer,” [= Dengan memberi jawaban yang dicatat
disini dalam Mat 26:23 Yesus tidak memperkenalkan / menunjukkan identitas
dari si pengkhianat,].
William
Hendriksen (tentang Yoh 13:22):
“He
gave a very general answer: ‘He that dipped his hand with me in the dish, the
same man will betray me’ (Matt. 26:23). But Judas surely was not the only man
who was dipping his hand with Jesus in the dish. Hence, this answer did not
identify the betrayer.”
[= Ia memberikan jawaban yang sangat umum: ‘Dia yang bersama-sama dengan Aku
mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku’
(Mat 26:23). Tetapi Yudas pasti bukan satu-satunya
orang yang mencelupkan tangannya dengan Yesus ke dalam pinggan. Jadi, jawaban
ini tidak menunjukkan si pengkhianat.]
- hal 244.
A.
T. Robertson (tentang Mat 26:23): “‘He
that dipped.’ ho
embapsas. They all dipped their hands, having
no knives, forks, or spoons. The aorist participle with the article simply means
that the betrayer is the one who dips his hand in the dish (en
too trublioo) or platter with the broth of nuts
and raisins and figs into which the bread was dipped before eating. It is plain
that Judas was not recognized by the rest as indicated by what Jesus has said.
This language means that one of those who had eaten bread with him had violated
the rights of hospitality by betraying him.” [= ‘Ia yang telah mencelupkan’. HO EMBAPSAS.
Mereka semua telah mencelupkan tangan mereka, karena mereka tak mempunyai pisau,
garpu atau sendok. Aorist participle dengan kata sandang tertentu hanya berarti
bahwa si pengkhianat adalah orang yang mencelupkan tangannya ‘ke dalam
pinggan’ (EN TOO TRUBLIOO) atau piring besar dengan kuah makanan dari
kacang-kacangan dan kismis dan buah ara ke dalam mana roti dicelupkan sebelum
makan. Adalah jelas bahwa Yudas tidak dikenali oleh sisanya sebagai ditunjukkan
/ dinyatakan oleh apa yang telah Yesus katakan. Kata-kata ini berarti bahwa
salah satu dari mereka yang telah makan roti dengan Dia telah melanggar hak-hak
keramahan dengan mengkhianatiNya.].
Dari
ketiga pandangan di atas, saya memilih pandangan ketiga, karena setelah Yesus
mengatakan hal ini murid-murid tetap belum mengetahui siapa si pengkhianat itu.
d.
Sekarang, kalau dalam Mat 26:23 Yesus tidak memberitahu siapa yang
akan mengkhianatiNya, bagaimana dengan text lanjutannya?
Mat 26:25
- Yudas,
yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: ‘Bukan aku, ya Rabi?’
Kata Yesus kepadanya:
‘Engkau telah mengatakannya.’”.
Kata-kata
‘Engkau
telah mengatakannya’ merupakan suatu ungkapan, yang pada jaman itu artinya ‘Ya’.
Bandingkan
dengan:
·
Mat 26:63-64
- “(63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu
kepadaNya: ‘Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau
Mesias, Anak Allah, atau tidak.’ (64) Jawab Yesus: ‘Engkau
telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata
kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan
Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit.’”.
·
Mat 27:11
- “Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri
bertanya kepadaNya: ‘Engkaukah raja orang Yahudi?’ Jawab Yesus: ‘Engkau
sendiri mengatakannya.’”.
Jadi,
Yesus menjawab pertanyaan Yudas dengan kata ‘Ya’, tetapi mengapa murid-murid
yang lain tetap tak mengerti kalau Yudas adalah pengkhianat yang Yesus
maksudkan? Karena kata-kata ini hanya dibisikkan kepada Yudas sendiri saja (yang
duduk di sebelah kiri Yesus) sehingga murid-murid yang lain tak mendengarnya,
dan karena itu tetap tak mengerti siapa yang akan mengkhianati Yesus.
e.
Lalu bagaimana dengan Yoh 13:25-26?
Yoh 13:25-26
- “(25)
Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepadaNya: ‘Tuhan,
siapakah itu?’ (26) Jawab Yesus: ‘Dialah itu, yang kepadanya Aku akan
memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.’ Sesudah berkata demikian Ia
mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon
Iskariot.”.
Kalau
Yudas Iskariot ada di sebelah kiri Yesus, maka rasul Yohanes ada di sebelah
kanan Yesus. Karena itu pembicaraan ini juga berupa bisikan, yang hanya didengar
olerh rasul Yohanes saja.
Sekarang,
apakah dari text ini kita harus menyimpulkan bahwa rasul Yohanes tahu atau
tidak tahu bahwa Yudas akan mengkhianati Yesus?
Calvin
menganggap bahwa Yohanes sudah tahu pada saat ini.
Calvin
(tentang Yoh 13:26):
“‘To
whom I shall give the dipped sop.’ It may be asked, what purpose did it serve
to give a dipped sop, for discovering the traitor, when Christ might have openly
pointed him out by name, if he wished to make him known? I answer, the sign was
of such a nature, that it discovered Judas to one person only, and did not
immediately bring him forward to the view of all. But it was advantageous that
John should be witness of this fact, in order that he might afterwards reveal it
to others at the proper time;” [= ‘Kepada siapa Aku akan memberikan roti yang sudah
dicelupkan’. Bisa ditanyakan, apa tujuannya memberikan roti yang sudah
dicelupkan, untuk menyatakan sang pengkhianat, pada waktu Kristus bisa secara
terbuka / terus terang menunjukkan dia dengan namanya, jika Ia Ia ingin membuat
dia diketahui? Saya menjawab, tanda itu sifatnya sedemikian rupa sehingga itu hanya menyatakan Yudas kepada
satu orang saja,
dan tidak segera membawa dia untuk diketahui oleh semua orang. Tetapi merupakan
sesuatu yang berguna bahwa Yohanes menjadi saksi dari fakta ini, supaya ia
belakangan bisa menyatakannya kepada orang-orang lain pada waktu yang tepat;].
Tetapi
kalau ini benar, mengapa ada ayat ini?
Yoh
13:28-29 - “(28)
Tetapi tidak ada
seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu
mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.
(29) Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia
membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang
miskin.”.
Ada
2 penafsiran tentang kata-kata ini:
(1) Yohanes sendiripun juga belum / tidak
mengerti.
Adanya
kata-kata ‘tidak
ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti’
menyebabkan ada orang yang menganggap bahwa Yohanespun juga belum mengerti.
Bible
Knowledge Commentary (tentang Yoh 13:25-27):
“By leaning John
could touch Jesus, so he asked... Lord, who is it? Giving the morsel to Judas
was an uncaught sign of recognition to John,”
[= Dengan bersandar Yohanes bisa menyentuh Yesus, maka ia bertanya... Tuhan,
siapa itu? Memberikan roti kepada Yudas merupakan suatu tanda pemberitahuan
yang tidak dimengerti bagi Yohanes,].
Bible
Knowledge Commentary (tentang Yoh 13:28-30):
“Since no one grasped
the significance of Jesus’ words, even the beloved disciple must have missed
the intent of the sop until later.”
[= Karena tak seorangpun mengerti arti dari kata-kata Yesus, bahkan murid yang paling dikasihi pasti telah gagal menangkap
arti / maksud dari roti itu
sampai
belakangan.].
Catatan:
Kata-kata ‘sampai belakangan’ menunjukkan bahwa setelah
pengkhianatan Yudas terjadi, barulah Yohanes ingat tanda ini dan mengerti.
Pulpit
Commentary (tentang Yoh 13:28-29): “Verses 28, 29. -
‘Now not one (οὐδεὶς, not even John) of those
reclining at table knew with reference to what matter’ or behoof ‘he said
this to him.’ The τοῦτο
is
very emphatic, and, on the supposition of the authenticity of the narrative,
John expressly disclaims the knowledge. It is arbitrary for Keim to say that
John must have known.” [= Ayat 28,29. - ‘Tak seorangpun (OUDEIS, bahkan
Yohanespun tidak) dari mereka yang duduk /
bersandar di meja tahu berkenaan dengan persoalan apa’ atau untuk apa ‘Ia
mengatakan ini kepadanya’. Kata TOUTO
sangat menekankan, dan dengan anggapan tentang keotentikan dari cerita ini, Yohanes secara explicit menyangkal pengetahuan itu. Merupakan sesuatu yang sewenang-wenang bagi Keim untuk
mengatakan bahwa Yohanes pasti telah mengetahuinya.].
(2) Yohanes mengecualikan dirinya sendiri, jadi ia saja yang mengerti.
Yoh
13:28 - “Tetapi
tidak ada seorangpun dari antara mereka
yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas.”.
Banyak
penafsir yang beranggapan bahwa di sini Yohanes hanya berbicara tentang
orang-orang lain yang hadir saat itu (perhatikan ia menggunakan kata ‘mereka’,
bukan ‘kami’),
dan ia mengecualikan dirinya sendiri. Jadi ia tahu siapa pengkhianat yang Yesus
maksudkan.
Catatan:
sebetulnya penggunaan kata ‘mereka’
sangat mungkin mencakup Yohanes sendiri, karena dalam penulisan Alkitab, sang
penulis memang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga untuk dirinya
sendiri. Dari awal Yoh 13 kita bisa melihat bahwa kata ‘mereka’
digunakan berulang-ulang untuk mencakup 12 murid Yesus (termasuk diri Yohanes
sendiri).
Contoh:
Yoh 13:1 - “Sementara
itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saatNya sudah tiba
untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi
murid-muridNya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.”.
Sekalipun
demikian, memang tetap memungkinkan bahwa Yohanes mengecualikan dirinya sendiri.
Calvin
(tentang Yoh 13:28):
“‘Not
one of those who were at table.’ Either John had not yet related to others
what Christ had told him, or they were so much struck by it, that they lost
their presence of mind; and, indeed, it is probable, that John himself was
almost out of his senses.”
[= ‘Tak seorangpun dari mereka yang ada di meja’. Atau Yohanes tidak
menceritakan kepada orang-orang lain apa yang telah Kristus beritahukan
kepadanya, atau mereka begitu terpukul olehnya, sehingga mereka kehilangan akal
mereka; dan memang, adalah mungkin, bahwa Yohanes sendiri hampir-hampir
kehilangan akalnya.].
Matthew
Henry (tentang Yoh 13:26): “Christ gave a speedy
answer to this question, but whispered it in John’s ear; for it appears (v.
29) that the rest were still ignorant of the matter.”
[= Kristus memberikan suatu jawaban yang cepat pada pertanyaan ini, tetapi
berbisik di telinga Yohanes; karena terlihat (ay 29) bahwa sisanya
tetap tidak tahu tentang persoalan ini.].
Matthew
Henry (tentang Yoh 13:28-29): “Those that were at
table understood not what he meant, because they did not hear what he whispered
to John (v. 28,29): ‘No man at table,’ neither the disciples nor any other
of the guests, except John, ‘knew for what intent’ he spoke this to him.”
[= Mereka yang ada di meja tidak mengerti apa yang Ia maksudkan, karena mereka
tidak mendengar apa yang Ia bisikkan kepada Yohanes (ay 28,29): ‘Tak
seorangpun di meja’, baik murid-murid ataupun tamu-tamu yang lain manapun, kecuali Yohanes, mengerti apa maksudnya Ia mengatakan ini kepadanya.].
Barnes’
Notes (tentang Yoh 13:28-29): “‘No man at the table
knew.’ This shows that Jesus had signified to John only who it was that should
betray him.” [= ‘Tak seorangpun di meja tahu / mengerti’. Ini
menunjukkan bahwa Yesus menunjukkan kepada Yohanes saja siapa yang akan mengkhianatiNya.].
Leon
Morris (mengutip kata-kata Barret):
“To
say that he failed to grasp the meaning of the sign is to make him an
imbecile.” [= Mengatakan bahwa ia
tidak menangkap maksud dari tanda itu membuatnya menjadi orang yang cacat mental
/ sangat tolol.]
- hal 628.
Catatan:
Leon Morris sendiri tak setuju dengan kata-kata Barret.
Kalau
Yohanes tahu, mengapa ia membiarkan Yudas Iskariot?
The
Bible Exposition Commentary (tentang Yoh 13:18-35):
“John was no doubt
stunned by this revelation, but before he could say or do anything, Jesus had
sent Judas on his way.” [= Tak diragukan bahwa Yohanes tertegun oleh penyataan ini,
tetapi sebelum ia bisa berkata atau melakukan apapun, Yesus telah menyuruh
Yudas pergi.].
Yoh 13:26-30
- “(26)
Jawab Yesus: ‘Dialah itu, yang kepadanya Aku akan
memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.’ Sesudah berkata demikian Ia
mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon
Iskariot. (27) Dan sesudah Yudas menerima roti
itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: ‘Apa yang hendak
kauperbuat, perbuatlah dengan segera.’ (28) Tetapi tidak ada seorangpun
dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan
itu kepada Yudas. (29) Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa
Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi
apa-apa kepada orang miskin. (30) Yudas menerima roti itu lalu segera
pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.”.
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali