Kebaktian

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

Minggu, tgl 12 Oktober 2014, pk 17.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

Yudas Iskariot(6)

IV) Pengkhianatan Yudas Iskariot.

 

1)   Yudas Iskariot makin lama makin memburuk, dan akhirnya mengkhianati Yesus.

 

a)      Pengkhianatan Yudas Iskariot ini telah dinubuatkan.

Yoh 13:18 - “Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.”.

Ini dikutip dari Maz 41:10 - “Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.”.

Sekarang akan kita bahas kedua ayat ini, Maz 41:10 dulu, lalu Yoh 13:18.

 

1.   Maz 41:10 - “Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.”.

 

a. Kata-kata ‘sahabat karibku’ terjemahan hurufiahnya adalah ‘the man of my peace’ [= orang dari damaiku], artinya orang dengan siapa aku tak punya pertentangan / perbedaan, orang dengan siapa aku ada dalam perkumpulan.

Boleh dikatakan semua penafsir menerapkan ini kepada Ahitofel, ex penasihat Daud.

2Sam 15:12 - “Ketika Absalom hendak mempersembahkan korban, disuruhnya datang Ahitofel, orang Gilo itu, penasihat Daud, dari Gilo, kotanya. Demikianlah persepakatan gelap itu menjadi kuat, dan makin banyaklah rakyat yang memihak Absalom.”.

 

b. ‘Yang kupercayai’.

Sebagai penasihat, jelas bahwa Ahitofel merupakan orang yang dipercayai oleh Daud. Spurgeon melihat ini sebagai suatu persamaan dengan Yudas sebagai bendahara, suatu jabatan yang menunjukkan bahwa ia dipercayai. Tetapi Jamieson, Fausset & Brown dan The Bible Exposition Commentary mengatakan bahwa dalam Yoh 13:18 Yesus membuang bagian ini, karena Ia tahu Yudas bukan orang percaya, dan tidak bisa Ia percayai.

Bdk. Yoh 13:18 - “Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku.”.

 

Bdk. Yoh 2:23-25 - “(23) Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam namaNya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakanNya. (24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diriNya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, (25) dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.”.

 

c. ‘Yang makan rotiku’.

Kelihatannya Ahitofel, sebagai  penasihat Daud, tinggal di istana Daud, dan makan bersama-sama dengan Daud. Ini sama seperti Yudas yang makan bersama-sama dengan Yesus.

 

d. ‘Telah mengangkat tumitnya terhadap aku’.

Spurgeon menganggap ungkapan ini menggambarkan seekor kuda yang menendang ke belakang, tetapi Calvin menafsirkan sebagai orang yang secara menjijikkan menyerang kita, justru pada waktu kita sedang mengalami kesukaran. Saya lebih setuju dengan tafsiran Calvin.

Ahitofel bukan hanya tidak menolong Daud pada saat pemberontakan Absalom, tetapi bahkan meninggalkannya, dan berpihak kepada Absalom, dan memberi nasihat kepada Absalom untuk menghancurkan Daud.

 

2Sam 17:1-3 - “(1) Berkatalah Ahitofel kepada Absalom: ‘Izinkanlah aku memilih dua belas ribu orang, maka aku akan bersiap dan mengejar Daud pada malam ini juga. (2) Aku akan mendatangi dia, selagi ia lesu dan lemah semangatnya, dan mengejutkan dia; seluruh rakyat yang ada bersama-sama dengan dia akan melarikan diri, maka aku dapat menewaskan raja sendiri. (3) Demikianlah aku akan membawa pulang seluruh rakyat itu kepadamu seperti seorang mempelai perempuan kembali kepada suaminya. Jadi, engkau mencari nyawa satu orang saja, sedang seluruh rakyat tetap selamat.’”.

 

Pengkhianatan Ahitofel ini menjadi TYPE dari pengkhianatan Yudas, yang menjual gurunya dengan harga 30 keping perak.

 

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Maz 41:10): Ahithophel, ‘David’s counselor’ (2 Sam 15:12), who deserted to Absalom, typifies Judas, as David does Christ. Ahithophel’s and Judas’ end, as their course, was alike (2 Sam 17:23; Matt 27:5).[= Ahitofel, penasihat Daud (2Sam 15:12), yang membelot kepada Absalom, merupakan TYPE dari Yudas, seperti Daud merupakan TYPE dari Kristus. Akhir dari Ahitofel dan Yudas, berkenaan dengan perjalanan hidup mereka, adalah mirip / serupa (2Sam 17:23; Mat 27:5).].

2Sam 17:23 - “Ketika dilihat Ahitofel, bahwa nasihatnya tidak dipedulikan, dipasangnyalah pelana keledainya, lalu berangkatlah ia ke rumahnya, ke kotanya; ia mengatur urusan rumah tangganya, kemudian menggantung diri. Demikianlah ia mati, lalu ia dikuburkan dalam kuburan ayahnya.”.

Mat 27:5 - “Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri.”.

 

C. H. Spurgeon (tentang Maz 41:10): The sufferings of the church, like those of her Redeemer, generally begin at home: her open enemies can do her no harm, until her pretended friends have delivered her into their hands; and, unnatural as it may seem, they who have waxed fat upon her bounty, are sometimes the first to ‘lift the heel’ against her. George Horne. [= Penderitaan dari gereja, seperti penderitaan-penderitaan dari Sang Penebus, biasanya dimulai di rumah: musuh-musuhnya yang terang-terangan tak bisa merugikan / melukainya, sampai orang-orang yang berpura-pura menjadi sahabat-sahabatnya menyerahkannya ke dalam tangan mereka; dan sekalipun kelihatannya tidak wajar / alamiah, mereka yang telah menjadi gemuk karena kelimpahannya, kadang-kadang adalah yang pertama-tama ‘mengangkat tumit’ terhadapnya. George Horne.].

 

Calvin (tentang Maz 41:10): It was necessary that what was begun in David should be fully accomplished in Christ; and, therefore, it must of necessity come to pass, that the same thing should be fulfilled in each of his members, namely, that they should not only suffer from external violence and force, but also from internal foes, ever ready to betray them, even as Paul declares that the Church shall be assailed, not only by ‘fightings without,’ but also by ‘fears within,’ (2 Corinthians 7:5.) [= Merupakan sesuatu yang perlu bahwa apa yang dimulai dalam Daud harus digenapi sepenuhnya dalam Kristus; dan karena itu, harus terjadi, bahwa hal yang sama harus digenapi dalam setiap anggota-anggotanya, yaitu, bahwa mereka tidak hanya harus menderita dari kekerasan dan kekuatan lahiriah / luar, tetapi juga dari musuh-musuh di dalam, yang selalu siap untuk mengkhianati mereka, seperti yang Paulus nyatakan bahwa Gereja akan diserang, bukan hanya oleh ‘perkelahian-perkelahian di luar’, tetapi juga oleh ‘ketakutan-ketakutan di dalam’ (2Kor 7:5).].

2Kor 7:5 - “Bahkan ketika kami tiba di Makedonia, kami tidak beroleh ketenangan bagi tubuh kami. Di mana-mana kami mengalami kesusahan: dari luar pertengkaran dan dari dalam ketakutan.”.

 

Bandingkan dengan:

·         Mat 24:10 - “dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci.”.

·         Mark 13:12 - Seorang saudara akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah terhadap anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka.”.

·         Luk 21:16 - “Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh”.

 

2.   Yoh 13:18-19 - “(18) Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. (19) Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia.”.

 

Calvin (tentang Yoh 13:18): “‘That the Scripture may be fulfilled.’ It might have been thought improper that one should have been elected to so honorable a rank, who yet did not possess true piety; ... He explains that this must have happened, because it was foretold; or at least, that it was no new occurrence, for David had experienced the same thing. For some think that it is a prediction quoted, which properly applies to Christ; while others think that it is merely a comparison, that, as David was basely betrayed by a private enemy, so a similar condition awaits the children of God. ... But, as in David there was shadowed out what was afterwards to be seen more fully in Christ, I readily agree with the former expositors, who think that this was strictly the fulfillment of that which David, by the Spirit of prophecy, had foretold, (Psalm 41:9.) [= ‘Supaya Kitab Suci bisa digenapi’. Bisa dianggap sebagai tidak patut bahwa seseorang telah dipilih pada suatu kedudukan yang begitu terhormat, yang tidak memiliki kesalehan yang benar; ... Ia menjelaskan bahwa ini harus terjadi, karena itu telah diramalkan; atau setidaknya, bahwa itu bukanlah peristiwa yang baru, karena Daud telah mengalami hal yang sama. Karena beberapa orang berpikir bahwa ini adalah suatu ramalan yang dikutip, yang secara tepat diterapkan kepada Kristus; sedangkan orang-orang lain berpikir bahwa ini semata-mata adalah suatu perbandingan, bahwa, seperti Daud dikhianati secara buruk oleh seorang musuh pribadi, demikian juga suatu kondisi yang mirip menunggu anak-anak Allah. ... Tetapi, seperti dalam Daud disana dibayangkan apa yang belakangan harus dilihat dengan lebih penuh dalam Kristus, saya dengan cepat setuju dengan penafsir-penafsir yang lebih awal, yang berpikir bahwa ini secara ketat merupakan penggenapan dari hal itu yang Daud, oleh Roh nubuatan, telah ramalkan, (Maz 41:10).].

 

Calvin (tentang Yoh 13:18): ‘To lift up the heel’ is a metaphorical expression, and means, to attack a person in an unperceived manner, under the pretense of friendship, so as to gain an advantage over him, when he is not on his guard. Now what Christ suffered, who is our Head and our Pattern, we, who are his members, ought to endure patiently. And, indeed, it has usually happened in the Church in almost every age, that it has had no enemies more inveterate than the members of the Church; and, therefore, that believers may not have their minds disturbed by such atrocious wickedness, let them accustom themselves early to endure the attacks of traitors. [= ‘Mengangkat tumit’ merupakan suatu pernyataan yang bersifat kiasan, dan berarti, menyerang seseorang dengan cara yang tak terduga, dibawah kepura-puraan dari persahabatan, sehingga mendapatkan keuntungan atasnya, pada waktu ia tidak berjaga-jaga. Apa yang Kristus derita, yang adalah Kepala kita dan Pola kita, kita yang adalah anggota-anggotaNya, harus menahannya / menanggungnya dengan sabar. Dan memang itu telah biasa terjadi dalam Gereja dalam hampir setiap jaman; bahwa Gereja tidak mempunyai musuh-musuh yang lebih mendarah-daging dari pada anggota-anggota dari Gereja; dan karena itu, supaya orang-orang percaya bisa tidak diganggu pikirannya oleh kejahatan yang begitu kurang ajar, hendaklah mereka membiasakan diri mereka sendiri dari awal untuk menahan serangan-serangan dari pengkhianat-pengkhianat.].

 

Calvin (tentang Yoh 13:19): “‘I tell you this now, before it happen.’ By this statement he reminds his disciples that, when one of their number becomes a reprobate, this is so far from being a good reason for their being discouraged, that it ought to be a more full confirmation of their faith. For if we did not see before our eyes, in the Church, what has been foretold about her distresses and struggles, a doubt might justly arise in our minds, Where are the prophecies? But when the truth of Scripture agrees with our daily experience, then do we perceive more clearly, that God takes care of us, and that we are governed by his providence. [= ‘Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi’. Oleh pernyataan ini Ia mengingatkan murid-muridNya bahwa, pada waktu satu dari jumlah mereka menjadi seorang yang bejat, ini sama sekali bukan merupakan suatu alasan yang baik untuk menjadikan mereka kecil hati, tetapi itu seharusnya merupakan sesuatu yang memberikan peneguhan yang lebih penuh tentang iman mereka. Karena jika kita tidak melihat di hadapan mata kita, dalam Gereja, apa yang telah diramalkan lebih dulu tentang kesusahan-kesusahan dan pergumulan-pergumulannya, suatu keragu-raguan bisa secara benar muncul dalam pikiran kita, Dimana nubuat-nubuatnya? Tetapi ketika kebenaran dari Kitab Suci sesuai dengan pengalaman kita sehari-hari, maka kita mengerti dengan lebih jelas, bahwa Allah memperhatikan kita, dan bahwa kita diperintah / diatur oleh ProvidensiaNya.].

 

Bible Knowledge Commentary (tentang Yoh 13:18-19): “Jesus had just said that blessedness comes through obedience (v. 17). Now He added that there would be no blessedness for one of the disciples. His selection of Judas was not an accident or a failure in God’s plan. Jesus chose a betrayer among His 12 disciples (cf. 6:70-71) in order to fulfill the Scripture, namely, Ps 41:9. As David was betrayed by his trusted table companion Ahithophel, who then hanged himself (2 Sam 16:20-17:3,23), so Judas, Jesus’ close companion, betrayed Him and then hanged himself. Though Judas’ deed was foreknown by God, he was fully culpable.” [= Yesus baru berkata bahwa keadaan diberkati datang melalui ketaatan (ay 17). Sekarang Ia menambahkan bahwa disana tidak akan ada keadaan diberkati untuk satu dari murid-murid itu. PemilihanNya tentang Yudas bukanlah suatu kecelakaan atau suatu kegagalan dalam rencana Allah. Yesus memilih seorang pengkhianat di antara 12 murid-muridNya (bdk. 6:70-71) untuk menggenapi Kitab Suci, yaitu Maz 41:10. Seperti Daud dikhianati oleh teman semejanya yang dipercayai, Ahitofel, yang lalu menggantung dirinya sendiri (2Sam 16:20-17:3,23), begitu juga Yudas, teman dekat Yesus, mengkhianati Dia dan lalu menggantung dirinya sendiri. Sekalipun tindakan Yudas diketahui lebih dulu oleh Allah, ia sepenuhnya bersalah.].

Yoh 13:17 - “Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.”.

Maz 41:10 - “Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku.”.

2Sam 16:20-17:3,23 - “(16:20) Kemudian berkatalah Absalom kepada Ahitofel: ‘Berilah nasihat; apakah yang harus kita perbuat?’ (16:21) Lalu jawab Ahitofel kepada Absalom: ‘Hampirilah gundik-gundik ayahmu yang ditinggalkannya untuk menunggui istana. Apabila seluruh Israel mendengar, bahwa engkau telah membuat dirimu dibenci oleh ayahmu, maka segala orang yang menyertai engkau, akan dikuatkan hatinya.’ (16:22) Maka dibentangkanlah kemah bagi Absalom di atas sotoh, lalu Absalom menghampiri gundik-gundik ayahnya di depan mata seluruh Israel. (16:23) Pada waktu itu nasihat yang diberikan Ahitofel adalah sama dengan petunjuk yang dimintakan dari pada Allah; demikianlah dinilai setiap nasihat Ahitofel, baik oleh Daud maupun oleh Absalom. (17:1) Berkatalah Ahitofel kepada Absalom: ‘Izinkanlah aku memilih dua belas ribu orang, maka aku akan bersiap dan mengejar Daud pada malam ini juga. (17:2) Aku akan mendatangi dia, selagi ia lesu dan lemah semangatnya, dan mengejutkan dia; seluruh rakyat yang ada bersama-sama dengan dia akan melarikan diri, maka aku dapat menewaskan raja sendiri. (17:3) Demikianlah aku akan membawa pulang seluruh rakyat itu kepadamu seperti seorang mempelai perempuan kembali kepada suaminya. Jadi, engkau mencari nyawa satu orang saja, sedang seluruh rakyat tetap selamat.’ ... (17:23) Ketika dilihat Ahitofel, bahwa nasihatnya tidak dipedulikan, dipasangnyalah pelana keledainya, lalu berangkatlah ia ke rumahnya, ke kotanya; ia mengatur urusan rumah tangganya, kemudian menggantung diri. Demikianlah ia mati, lalu ia dikuburkan dalam kuburan ayahnya.”.

 

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Yoh 13:18): “Wonder not that one has been introduced into your number who is none of Mine: it is by no accident: there is no mistake; it is just that he might fulfill his predicted destiny.” [= Jangan heran bahwa satu orang telah dimasukkan ke dalam jumlahmu yang bukanlah milikKu: itu bukan kecelakaan: disana tidak ada kesalahan; itu hanyalah supaya ia bisa menggenapi nasibnya yang telah diramalkan.].

 

3.   Adanya nubuat tentang pengkhianatan Yudas tidak membuang tanggung jawab Yudas atas pengkhianatannya.

Mat 26:24 - “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’”.

Luk 22:22 - “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!’”.

 

b)            Apa motivasi / alasan pengkhianatan Yudas?

 

1.      Iblis ‘masuk’ ke dalam Yudas.

 

Luk 22:3-6 - “(3) Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu. (4) Lalu pergilah Yudas kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka. (5) Mereka sangat gembira dan bermupakat untuk memberikan sejumlah uang kepadanya. (6) Ia menyetujuinya, dan mulai dari waktu itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus kepada mereka tanpa setahu orang banyak.”.

 

Yoh 13:2 - “Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia.”.

 

Barnes’ Notes (tentang Mat 26:14): Luke says that Satan entered into Judas. That is, Satan TEMPTED (instigated) him to do it. Probably he tempted Judas by appealing to his avarice, his ruling passion, and by suggesting that now was a favorable opportunity to make money rapidly by selling his Lord.[= Lukas berkata bahwa Iblis masuk ke dalam Yudas. Artinya, Iblis mencobai (menghasut) nya untuk melakukannya. Mungkin Ia mencobai Yudas dengan membangkitkan ketamakannya, nafsu memerintahnya, dan dengan mengusulkan bahwa sekarang adalah kesempatan yang baik untuk mendapatkan uang dengan cepat dengan menjual Tuhannya.].

 

Calvin (tentang Mat 26:14): With good reason, therefore, does Luke expressly say that ‘Satan entered into him;’ not that the Spirit of God formerly directed him, for he would not have been addicted to theft and robbery, if he had not been the slave of Satan. But Luke means, that he was at that time wholly given up to Satan, so that, like a desperate man, he violently sought his destruction. For though Satan drives us every day to crimes, and reigns in us, when he hurries us into a course of extraordinary wickedness; yet he is said to ‘enter’ into the reprobate, when he takes possession of all their senses, overthrows the fear of God, extinguishes the light of reason, and destroys every feeling of shame. This extremity of vengeance God does not execute on any but those who are already devoted to destruction. Let us therefore learn to repent early, lest our long-continued harshness should confirm the reign of Satan within us; for as soon as we have been abandoned to this tyranny, his rage will have no bounds. It is particularly worthy of notice, that the cause and source of so great blindness in Judas was avarice, which makes it evident that it is justly denominated by Paul ‘the root of all evils,’ (1 Timothy 6:10.) [= Karena itu, dengan alasan yang baik Lukas secara explicit mengatakan bahwa ‘Iblis masuk ke dalam Yudas’; bukan bahwa Roh Allah tadinya mengarahkan dia, karena ia tidak akan telah menyerahkan diri pada pencurian dan perampokan, seandainya ia bukan hamba dari Iblis. Tetapi Lukas memaksudkan, bahwa pada saat itu ia sepenuhnya diserahkan kepada Iblis, sehingga seperti seseorang yang putus asa, ia dengan keras / tiba-tiba mencari kehancurannya. Karena sekalipun Iblis setiap hari mendorong kita pada kejahatan-kejahatan, dan memerintah di dalam kita, pada waktu ia menggerakkan kita cepat-cepat ke dalam suatu jalan dari kejahatan yang luar biasa; tetapi ia dikatakan ‘masuk’ ke dalam orang yang ditentukan untuk binasa, pada waktu ia memiliki seluruh pikiran / perasaan mereka, membuang rasa takut kepada Allah, memadamkan terang dari akal, dan menghancurkan setiap rasa malu. Keextriman dari pembalasan Allah ini tidak dijalankan pada siapapun kecuali pada mereka yang telah diserahkan pada kehancuran. Karena itu, marilah kita belajar untuk bertobat pada awal, supaya jangan kekerasan yang berlangsung lama harus meneguhkan pemerintahan Iblis di dalam kita; karena begitu kita ditinggalkan pada pemerintahan mutlak yang menekan ini, keganasannya tidak akan mempunyai batasan. Secara khusus layak diperhatikan bahwa penyebab dan sumber dari kebutaan yang begitu besar dalam Yudas adalah ketamakan, yang membuatnya jelas bahwa itu secara benar disebut / dinyatakan oleh Paulus sebagai ‘akar segala kejahatan’, (1Tim 6:10).].

1Tim 6:10 - “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”.

Contoh: ISIS lakukan kejahatan / kekejaman tanpa perasaan / rasa takut kepada Allah, merupakan contoh dari orang yang telah ‘dimasuki’ Iblis, sama seperti Yudas.

 

Calvin (tentang Yoh 13:2): There is no wickedness, indeed, that is perpetrated by men, to which Satan does not excite them, ... But though the lust of men is kindled into a fiercer flame by Satan’s fan, still it does not cease to be a furnace; it contains the flame kindled within itself, it receives with avidity the agitation of the fan, so that no excuse is left for wicked men. [= Memang tidak ada kejahatan, yang dilakukan oleh manusia, pada mana Iblis tidak menggerakkan mereka, ... Tetapi sekalipun nafsu manusia dinyalakan / dikobarkan menjadi nyala api yang lebih ganas oleh kipas angin Iblis, tetap itu tidak berhenti menjadi sebuah tungku api; itu mengandung nyala api yang dinyalakan / dikobarkan dalam dirinya sendiri, itu menerima dengan kegemaran yang besar hasutan / pengobaran dari kipas angin, sehingga tidak ada dalih yang tertinggal bagi orang-orang jahat.].

 

Jadi jelas bahwa sekalipun Yudas mengkhianat karena hasutan setan, tetapi ia sendiri memang juga adalah orang brengsek, dan karena itu jelas ia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya.

 

2.      Alasan di dalam diri Yudas sendiri.

 

William Barclay, dalam komentarnya tentang Mat 26:14-16, mengatakan ada 3 kemungkinan alasan mengapa Yudas Iskariot mengkhianati Yesus:

a. Karena uang / ketamakan.

b. Yudas Iskariot adalah seorang patriot, yang tadinya mengira Yesus yang mempunyai kuasa yang luar biasa itu akan mengalahkan Romawi. Tetapi ia lalu melihat bahwa Yesus mengambil jalan yang berbeda, yang menunjuk pada salib. Kekecewaannya menyebabkan ia benci kepada Yesus, dan lalu mengkhianatiNya. Semua ini terjadi karena ia melihat bahwa Yesus bukanlah seperti yang ia inginkan.

c. Mungkin Yudas tak pernah menginginkan kematian Yesus. Ia hanya menganggap Yesus terlalu lambat dalam bertindak, dan ia mau memaksa Yesus untuk bertindak lebih cepat. Ia berpikir kalau ia menyerahkan Yesus ke tangan orang-orang Yahudi / Romawi, Yesus akan terpaksa menggunakan kuasaNya untuk menghancurkan mereka. Ini menjelaskan mengapa setelah Yesus tetap menyerah / tak melawan sekalipun dijatuhi hukuman mati, Yudas lalu menyesali tindakannya.

 

Barclay (tentang Mat 26:14-16): However we look at it, the tragedy of Judas is that he refused to accept Jesus as he was and tried to make him what he wanted him to be. It is not Jesus who can be changed by us, but we who must be changed by Jesus. We can never use him for our purposes; we must submit to be used for his. The tragedy of Judas is that of a man who thought he knew better than God. [= Bagaimanapun kita memandangnya, tragedi Yudas adalah bahwa ia menolak untuk menerima Yesus sebagaimana adanya, dan berusaha untuk membuatNya menjadi seperti yang ia inginkan. Bukanlah Yesus yang bisa diubah oleh kita, tetapi kita yang harus diubah oleh Yesus. Kita tidak pernah menggunakan Dia untuk tujuan-tujuan kita; kita harus tunduk untuk digunakan untuk tujuan-tujuanNya. Tragedi dari Yudas adalah tragedi dari seseorang yang mengira bahwa ia tahu lebih baik dari Allah.].

 

Mayoritas penafsir menganggap Yudas mengkhianati Yesus hanya karena ketamakan / uang. Kalau kita melihat Injil Matius dan Markus, maka Yudas mulai melakukan tindakan pengkhianatannya (Mat 26:14-16  Mark 14:10-11) segera setelah peristiwa pengurapan Yesus oleh Maria dengan minyak wangi yang mahal (Mat 26:6-13  Mark 14:3-9). Jadi rupanya, kejengkelannya karena tidak bisa mendapatkan uang 300 dinar hasil penjualan minyak wangi Maria, menyebabkan ia lalu menjual Gurunya dengan harga hanya 30 keping perak (sekitar 120 dinar).

 

Mat 26:8-16 - (8) Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: ‘Untuk apa pemborosan ini? (9) Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.’ (10) Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: ‘Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik padaKu. (11) Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. (12) Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuhKu, ia membuat suatu persiapan untuk penguburanKu. (13) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.’ (14) Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. (15) Ia berkata: ‘Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?’ Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. (16) Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus..

 

Mark 14:4-11 - (4) Ada orang yang menjadi gusar dan berkata seorang kepada yang lain: ‘Untuk apa pemborosan minyak narwastu ini? (5) Sebab minyak ini dapat dijual tiga ratus dinar lebih dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.’ Lalu mereka memarahi perempuan itu. (6) Tetapi Yesus berkata: ‘Biarkanlah dia. Mengapa kamu menyusahkan dia? Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik padaKu. (7) Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bilamana kamu menghendakinya, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu. (8) Ia telah melakukan apa yang dapat dilakukannya. TubuhKu telah diminyakinya sebagai persiapan untuk penguburanKu. (9) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.’ (10) Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka. (11) Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus..

 

Matthew Henry (tentang Mat 26:14-16): “What he asked in consideration of this undertaking; ‘What will ye give me?’ This was the only thing that made Judas betray his Master; he hoped to get money by it: ... it was not the hatred of his Master, nor any quarrel with him, but purely the love of money; that, and nothing else, made Judas a traitor. [= Apa yang ia minta dalam pertimbangan dari usaha ini; ‘Apa yang hendak kamu berikan kepadaku’ (Mat 26:15). Ini adalah satu-satunya hal yang membuat Yudas mengkhianati Tuannya; ia berharap untuk mendapatkan uang olehnya: ... bukanlah kebencian terhadap Tuannya, ataupun pertengkaran apapun denganNya, tetapi semata-mata cinta uang; itu, dan tak ada yang lain, membuat Yudas seorang pengkhianat.].

 

Adam Clarke (tentang Mat 26:16): From John 12:6, we learn that Judas, who was treasurer to our Lord and his disciples (for he carried the bag), was a thief, and frequently purloined a portion of what was given for the support of this holy family. Being disappointed of the prey he hoped to have from the sale of the precious ointment, Matt 26:9, he sold his Master to make up the sum. A thorough Jew![= Dari Yoh 12:6, kita mengetahui bahwa Yudas, yang adalah bendahara bagi Tuhan kita dan murid-muridNya (karena ia membawa kas / kantong uang), adalah seorang pencuri, dan sering mencuri suatu bagian dari apa yang diberikan untuk sokongan dari keluarga kudus ini. Karena kecewa tentang mangsa / rampasan yang ia harapkan untuk miliki dari penjualan minyak wangi yang mahal, Mat 26:9, ia menjual Tuan / Gurunya untuk menggantikan jumlah uang itu. Seorang Yahudi sepenuhnya!].

 

Calvin (tentang Yoh 12:6): “We are taught by this instance what a frightful beast the desire of possessing is; the loss which Judas thinks that he has sustained, by the loss of an opportunity for stealing, excites him to such rage that he does not hesitate to betray Christ.” [= Kita diajar oleh contoh ini bahwa keinginan untuk memiliki adalah seekor binatang yang menakutkan; kehilangan yang menurut Yudas telah ia derita melalui kehilangan kesempatan mencuri, membangkitkan kemarahannya sedemikian rupa sehingga ia tidak ragu-ragu untuk mengkhianati Kristus.].

 

Calvin (tentang Mat 26:14): It was amazing and prodigious stupidity, that he considered himself to have found, in the expense of the ointment, a fair excuse for so heinous a crime; ... But we see in this mirror how great is the blindness of wicked desires, and how powerfully they fascinate the mind. Judas was inflamed with the desire to steal; long practice had hardened him in wickedness; and now when he meets with no other prey, he does not scruple to betray basely to death the Son of God, the Author of life, and, though restrained by a holy admonition, rushes violently forward. [= Merupakan suatu ketololan yang mengherankan dan luar biasa bahwa ia menganggap dirinya sendiri telah menemukan, dalam pemborosan dari minyak wangi itu, suatu alasan yang adil untuk suatu kejahatan yang begitu menjijikkan; ... Tetapi kita melihat dalam cermin ini betapa besar kebutaan dari keinginan-keinginan yang jahat, dan betapa dengan kuat keinginan-keinginan itu menggoda pikiran. Yudas dibakar dengan keinginan untuk mencuri; praktek yang lama telah mengeraskan dia dalam kejahatan; dan sekarang pada waktu ia tidak menemukan mangsa lain, ia tidak segan-segan untuk mengkhianati secara hina / rendah sampai mati Anak Allah, sang Pencipta kehidupan, dan, sekalipun dikekang oleh suatu nasehat yang kudus, cepat-cepat maju dengan ganas.].

 

Barnes’ Notes (tentang Mat 26:15): ‘Thirty pieces of silver.’ ... This was the price ‘of a slave’ (see Ex 21:32), and it is not unlikely that this sum was fixed on by them to show their ‘contempt’ of Jesus, and that they regarded him as of little value. There is no doubt, also, that they understood that such was the anxiety of Judas to obtain money, that he would betray his Lord for ANY sum.[= ‘Tiga puluh keping perak’. ... Ini adalah harga ‘dari seorang budak’ (lihat Kel 21:32), dan rasanya bukanlah bahwa jumlah itu ditentukan oleh mereka untuk menunjukkan ‘kejijikan / penghinaan’ tentang Yesus, dan bahwa mereka menganggap Dia sebagai bernilai rendah. Disana juga tak ada keraguan, bahwa mereka mengerti bahwa demikian besar keinginan Yudas untuk mendapatkan uang, sehingga ia akan mengkhianati Tuhannya untuk jumlah berapapun.].

Kel 21:32 - “Tetapi jika lembu itu menanduk seorang budak laki-laki atau perempuan, maka pemiliknya harus membayar tiga puluh syikal perak kepada tuan budak itu, dan lembu itu harus dilempari mati dengan batu.”.

 

Adam Clarke (tentang Mat 26:16): ‘Oh! Cursed lust of gold! what Wilt thou not compel the human heart to perpetrate?’ Judas is deservedly considered as one of the most infamous of men, his conduct base beyond description, and his motives vile. But how many, since his time, have walked in the same way! How many, for the sake of worldly wealth, have renounced the religion of their Lord and Master, and sold Jesus, and their interest in heaven, for a short-lived portion of secular good![= Oh! Terkutuklah kesenangan / keinginan terhadap emas! Yudas secara layak dianggap sebagai salah satu orang yang paling memalukan / buruk reputasinya, tindakannya hina / rendah melampaui penggambaran, dan motivasinya menjijikkan. Tetapi berapa banyak orang, sejak jamannya, telah berjalan di jalan yang sama! Betapa banyak orang, demi kekayaan duniawi, telah menolak / menyangkal agama dari Tuhan dan Tuan / Guru mereka, dan menjual Yesus, dan kepentingan mereka di surga, untuk bagian yang berumur pendek dari harta duniawi!].

-bersambung-

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali