Kebaktian

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

Minggu, tgl 5 Oktober 2014, pk 17.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

Yudas Iskariot(5)

 

3)            Hebatnya orang kristen KTP yang satu ini (Yudas Iskariot) tidak meninggalkan Yesus pada saat banyak / semua orang kristen KTP yang lain meninggalkan Yesus!

 

a)            Pada saat Yesus memberi ajaran yang keras.

Yoh 6:60-71 - “(60) Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: ‘Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?’ (61) Yesus yang di dalam hatiNya tahu, bahwa murid-muridNya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: ‘Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? (62) Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? (63) Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. (64) Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.’ Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. (65) Lalu Ia berkata: ‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’ (66) Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. (67) Maka kata Yesus kepada kedua belas muridNya: ‘Apakah kamu tidak mau pergi juga?’ (68) Jawab Simon Petrus kepadaNya: ‘Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal; (69) dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.’ (70) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’ (71) Yang dimaksudkanNya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.”.

 

1.   Banyak ‘murid’ (orang kristen KTP yang lain) bersungut-sungut tentang ajaran Yesus yang keras.

 

Ada penafsir yang berpendapat bahwa ‘keras’ di sini berarti sukar dimengerti dan sukar diterima. Tetapi mayoritas penafsir beranggapan bahwa yang dimaksud dengan ‘keras’ [Inggris: ‘hard’ / ‘sukar’] di sini, bukanlah sukar dimengerti, tetapi sukar untuk diterima.

NIV: ‘This is hard teaching. Who can accept it?’ [= Ini adalah ajaran yang keras. Siapa yang dapat menerimanya?].

 

Lenski (tentang Yoh 6:60): “These disciples find what Jesus says σκληρός, ‘stiff,’ dried out and hard, like a twig that has become brittle. The word does not here mean dark and difficult to understand but objectionable, offensive, impossible to accept and to believe.” [= Murid-murid ini mendapati apa yang Yesus katakan σκληρός / SKLEROS, ‘kaku / keras’, kering dan keras, seperti sebuah ranting yang telah menjadi mudah patah. Kata itu tidak berarti gelap dan sukar dimengerti tetapi bersifat menyinggung, menjengkelkan / tidak menyenangkan / bersifat menyerang, mustahil untuk diterima dan dipercaya.].

 

William Barclay (tentang Yoh 6:59-65): The Greek word is sklEros, which means not hard to understand but hard to accept. ... To this day many refuse Christ, not because he puzzles intellect, but because he challenges their lives. [= Kata Yunaninya adalah SKLEROS, yang bukan berarti sukar untuk dimengerti tetapi sukar untuk diterima. ... Sampai hari ini banyak orang menolak Kristus, bukan karena Ia membingungkan intelek, tetapi karena Ia menantang kehidupan mereka.].

 

Leon Morris (NICNT) tentang Yoh 6:60: “It was the part they could understand rather than the part they could not that bothered them.” [= Adalah bagian yang dapat mereka mengerti dan bukannya bagian yang tidak dapat mereka mengerti, yang mengganggu mereka.].

 

UBS NT Handbook Series (tentang Yoh 6:60): Jesus’ teaching is unacceptable (This teaching is too hard) precisely because it is not in accord with the people’s expectations.[= Ajaran Yesus tidak bisa diterima (Ajaran ini terlalu keras) secara persis / tepat karena itu tidak sesuai dengan harapan-harapan orang-orang.].

 

Adam Clarke (tentang Yoh 6:60): ‘This is a hard saying; who can hear it?’ Who can digest such doctrine as this? It is intolerable: it is impracticable. ... Tell me whether thou wouldst that I should speak unto thee, a SOFT LIE, or the HARSH TRUTH? The wicked word of a lying world is in general better received than the holy word of the God of truth![= ‘Ini adalah perkataan yang keras; siapa yang bisa mendengarnya?’ Siapa yang bisa mencerna ajaran seperti ini? Itu tidak bisa ditoleransi; itu tidak bisa dipraktekkan. ... Beritahu saya apakah engkau mau bahwa saya mengatakan kepadamu, suatu DUSTA YANG LUNAK / Lembut, atau kebenaran yang keras / kasar? Kata-kata yang jahat dari suatu dunia yang berdusta secara umum diterima dengan lebih baik dari pada firman yang kudus yang Allah dari kebenaran!].

 

Calvin (tentang Yoh 6:60): “‘This is a harsh saying.’ On the contrary, it was in their hearts, and not in the saying, that the harshness lay. But out of the word of God the reprobate are thus accustomed to form stones to dash themselves upon, and when, by their hardened obstinacy, they rush against Christ, they complain that ‘his saying is harsh,’ which ought rather to have softened them. For whoever shall submit with true humility to the doctrine of Christ will find nothing in it ‘harsh’ or disagreeable; but to unbelievers, who oppose themselves with obstinacy, it will be ‘a hammer which breaketh the rocks in pieces,’ as the Prophet calls it, (Jeremiah 23:29.) [= ‘Ini adalah perkataan yang keras / kasar.’ Sebaliknya, adalah dalam hati mereka, dan bukan dalam perkataan itu, bahwa kekerasan itu terletak. Tetapi dari firman Allah orang-orang reprobate / yang ditentukan binasa begitu terbiasa membentuk batu-batu untuk membenturkan diri mereka sendiri padanya, dan pada waktu oleh kekeras-kepalaan mereka, mereka maju cepat-cepat menentang Kristus, mereka mengeluh bahwa ‘perkataanNya keras / kasar’, yang seharusnya malah melunakkan mereka. Karena siapapun tunduk dengan kerendahan hati yang sungguh-sungguh pada ajaran Kristus tidak akan mendapatkan apapun di dalamnya yang ‘keras / kasar’ atau menyinggung / menyebabkan ketidak-senangan; tetapi bagi orang-orang yang tidak percaya, yang menentang diri mereka sendiri dengan kekeras-kepalaan, itu akan menjadi ‘suatu palu yang menghancurkan batu karang berkeping-keping’, seperti sang Nabi menyebutkannya, (Yeremia 23:29).].

Yer 23:29 - “Bukankah firmanKu seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?”.

 

Hendriksen (tentang Yoh 6:61) memberikan komentar yang mirip dengan kata-kata Calvin di atas:

“Yet, it was not the hardness of the sermon but rather the hardness of their own heart that had brought about this unfavorable reaction on their part” [= Bukan kerasnya khotbah melainkan kerasnya hati mereka yang menyebabkan reaksi yang tidak baik dari pihak mereka].

 

Calvin (tentang Yoh 6:61): they have no reason to be offended, or, at least, that the ground of offense does not lie in the doctrine itself. [= mereka tidak mempunyai alasan untuk tersinggung / tersandung, atau, setidaknya, bahwa dasar dari ketersinggungan / ketersandungan itu tidak terletak dalam ajaran itu sendiri.].

 

Calvin (tentang Yoh 6:66): “We ought, indeed to regulate our doctrine in such a manner that none may be offended through our fault ... But it will never be possible for us to exercise such caution that the doctrine of Christ shall not be the occasion of offence to many, because the reprobate, who are devoted to destruction, suck venom from the most wholesome food, and gall from honey. [= Kita memang harus mengatur ajaran kita sedemikian rupa sehingga tidak ada yang tersinggung / sakit hati karena kesalahan kita ... Tetapi tidak pernah mungkin bagi kita untuk berhati-hati sedemikian rupa sehingga ajaran Kristus tidak menyinggung / menyakiti banyak orang, karena orang-orang reprobate, yang disediakan / dikhususkan untuk kebinasaan, menghisap racun dari makanan yang paling sehat / bermanfaat, dan empedu dari madu.].

 

Banyak orang tak mau mendengar ajaran saya dengan alasan ajaran saya terlalu keras. Saya kira kalau mereka mendengar ajaran Yesus, mereka juga akan menolak Dia!

 

2.   Jawab Yesus terhadap sungut-sungut itu.

Yoh 6:61-65 - (61) Yesus yang di dalam hatiNya tahu, bahwa murid-muridNya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: ‘Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? (62) Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? (63) Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. (64) Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.’ Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. (65) Lalu Ia berkata: ‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’.

Ay 61b (KJV): Doth this offend you? [= Apakah ini menyinggung / menyandungi engkau?].

 

Leon Morris (NICNT) tentang Yoh 6:61: This is the occasion of another demonstration of Jesus’ unusual powers of knowledge (see on 2:24; 4:18). Jesus knew what was going on in his disciples. Whereas earlier the grumblers were the opponents of Jesus, ‘the Jews’ (v. 41), now they are his own followers. They do not like the sound of what he is saying at all. So he asks them, ‘Does this offend you?’ His choice of words indicates that he knew exactly how it was with them. [= Ini adalah peristiwa tentang demonstrasi yang lain dari kuasa-kuasa Yesus yang luar biasa tentang pengetahuan (lihat tentang 2:24; 4:18). Yesus tahu apa yang sedang terjadi dalam murid-muridNya. Sekalipun pada saat yang lebih awal orang-orang yang bersungut-sungut adalah para penentang Yesus, ‘Orang-orang Yahudi’ (ay 41), sekarang mereka adalah pengikut-pengikutNya sendiri. Mereka tidak menyukai nada dari apa yang Ia katakan sama sekali. Maka Ia bertanya kepada mereka, ‘Apakah ini menyinggung / menyandungi engkau?’ Pemilihan kata-kataNya menunjukkan bahwa Ia tahu dengan persis bagaimana keadaannya dengan mereka.].

 

Lenski (tentang Yoh 6:61): “Jesus does not need to be told what is passing through the minds of these disciples. To some extent the way in which Jesus saw them acting and talking together betrayed to him what was wrong. But by his higher powers Jesus perceives all that is in the hearts of these disciples (3:24, 25). Like his omnipotence in the miracles, so he uses his omniscience again and again in dealing with men to the extent that this was necessary in his mission.” [= Yesus tak perlu diberitahu apa yang sedang terlintas dalam pikiran dari murid-murid ini. Sampai tingkat tertentu cara dalam mana Yesus melihat mereka bertindak dan berbicara bersama-sama menunjukkan kepadaNya apa yang salah. Tetapi oleh kuasaNya yang lebih tinggi Yesus mengerti semua yang ada dalam hati dari murid-murid ini (3:24,25). Seperti kemahakuasaanNya dalam mujijat-mujijat, demikianlah Ia menggunakan kemahatahuanNya berulang-ulang dalam menangani orang-orang sampai tingkat yang diperlukan dalam missiNya.].

 

Leon Morris (NICNT) tentang Yoh 6:62: that ‘ascending’ is not to be isolated from the cross. John’s previous reference to Christ as ascending (3:13) led immediately to one to the ‘lifting up’ on the cross. On this view the ascension is to be seen as the culmination of the entire series of events that was inaugurated by the crucifixion. If people stumbled at the discourse, much more would they stumble at the cross! ... The form of question does seem to favor the view that a severe testing is in store, and this will be the cross. But the cross does not stand alone. The crucifixion and resurrection and ascension are linked in an unbreakable sequence. ... ‘Where he was before’ implies Christ’s preexistence. It is one and the same Person who was with the Father, who became incarnate, and who would in due course return whence he came. [= ‘kenaikan’ itu tidak boleh dipisahkan dari salib. Referensi Yohanes yang lebih awal tentang kenaikan Kristus (3:13) segera membimbing pada ‘kenaikan’ ke salib. Dalam pandangan ini kenaikan harus dilihat sebagai puncak dari seluruh seri peristiwa yang dimulai oleh penyaliban! ... Bentuk pertanyaannya kelihatannya mendukung pandangan bahwa suatu ujian yang hebat masih tersedia, dan ini adalah salib. Tetapi salib itu tidak berdiri sendiri. Penyaliban dan kebangkitan dan kenaikan berhubungan dalam suatu rangkaian yang tak bisa diputuskan. ... ‘Dimana Ia sebelumnya berada’ secara implicit menunjukkan keberadaan Kristus sebelum lahir. Adalah Pribadi yang sama yang ada bersama dengan Bapa, yang telah berinkarnasi, dan yang pada waktunya kembali ke tempat dari mana Ia datang.].

 

Calvin: “‘Doth this offend you?’ Christ appears here to increase the offense instead of removing it; but if any person examine very closely the ground of offense, there was in the following statement what ought to have pacified their minds. [= ‘Apakah ini menyinggung / menyandungi kamu?’ Di sini Kristus terlihat meningkatkan batu sandungan dan bukannya menyingkirkannya; tetapi siapapun memeriksa dengan sangat dekat / teliti dasar dari ketersinggungan / ketersandungan, disana ada dalam pernyataan selanjutnya apa yang seharusnya menenangkan pikiran mereka.].

 

3.   Banyak ‘murid’ meninggalkan Yesus.

Yoh 6:66 - Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia..

 

Leon Morris (NICNT) tentang Yoh 6:66: “‘From this time’ might also be rendered ‘for this reason,’ or John may mean both. A large number of ‘his disciples’ went away, not only from the synagogue where Jesus had been teaching, but from all that discipleship means. The events of this chapter had made it all too clear that following him meant something different from anything they had anticipated. Nothing is said to give us a clear idea of their views, but the probability is that they were interested in a messianic kingdom in line with the general expectation. [= ‘Mulai dari waktu itu’ bisa juga diterjemahkan ‘karena alasan ini’, atau Yohanes bisa memaksudkan keduanya. Sejumlah besar dari ‘murid-muridNya’ pergi, bukan hanya dari sinagog dimana Yesus telah mengajar sampai saat itu, tetapi dari semua yang dimaksudkan dengan kemuridan. Peristiwa-peristiwa dari pasal ini telah membuatnya terlalu jelas bahwa mengikuti Dia berarti sesuatu yang berbeda dengan apapun yang telah mereka harapkan. Tak ada apapun yang dikatakan untuk memberi kita suatu gagasan yang jelas tentang pandangan-pandangan mereka, tetapi kemungkinannya adalah bahwa mereka tertarik pada kerajaan Mesias sejalan dengan pengharapan umum.].

 

Lenski (tentang Yoh 6:66): “Inward separation ends in outward separation. But these are not losses, because, as John indicates in his remark in v. 64, Jesus never counted the presence of such disciples as gains.” [= Perpisahan di dalam berakhir dengan perpisahan di luar. Tetapi ini bukan kehilangan / kerugian, karena, seperti Yohanes tunjukkan dalam kata-katanya dalam ay 64, Yesus tidak pernah memperhitungkan kehadiran dari murid-murid seperti itu sebagai keuntungan.].

 

William Hendriksen (tentang Yoh 6:66): “They proved by this action that they were not fit for the kingdom of God (Luke 6:62).” [= Mereka membuktikan oleh tindakan ini bahwa mereka tidak cocok untuk kerajaan Allah (Luk 6:62).].

Catatan: Luk 6:62 itu pasti salah cetak, karena ayatnya tidak ada. Pasti yang dimaksudkan adalah Luk 9:62.

Luk 9:62 - “Tetapi Yesus berkata: ‘Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.’”.

 

4.   Sikap Yesus melihat banyak orang meningggalkan Dia.

Yoh 6:67 - Maka kata Yesus kepada kedua belas muridNya: ‘Apakah kamu tidak mau pergi juga?’.

 

Calvin: “When he asks them if ‘they also wish to go away,’ he does so in order to confirm their faith; for, by exhibiting to them himself, that they may remain with him, he likewise exhorts them not to become the companions of apostates. And, indeed, if faith be founded on Christ, it will not depend on men, and will never waver, though it should see heaven and earth mingling. [= Pada waktu Ia bertanya apakah ‘mereka tidak pergi juga’, Ia melakukan itu untuk meneguhkan iman mereka; karena, dengan Ia sendiri menunjukkannya kepada mereka, bahwa mereka boleh tinggal dengan Dia, Ia juga mendesak mereka untuk tidak menjadi teman-teman dari orang-orang yang murtad. Dan memang, jika iman didasarkan pada Kristus, itu tidak akan tergantung pada manusia, dan tidak akan pernah bimbang, sekalipun itu harus melihat surga dan bumi bercampur.].

 

5.   Kata-kata Petrus mewakili 12 murid Yesus.

Yoh 6:68-69 - (68) Jawab Simon Petrus kepadaNya: ‘Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal; (69) dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.’.

 

Calvin (tentang Yoh 6:67): “By such examples, every one of the believers is taught to follow God, even though he should have no companion.” [= Dengan contoh-contoh / teladan-teladan seperti itu, setiap orang percaya diajar untuk mengikuti Allah, sekalipun ia tidak mempunyai teman.].

 

Calvin (tentang Yoh 6:68): Peter replies here in the name of all, as he does on other occasions; because all of them were of the same mind, except that in Judas there was no sincerity. [= Di sini Petrus menjawab atas nama dari semua, seperti yang ia lakukan pada peristiwa-peristiwa yang lain; karena semua mereka mempunyai pikiran yang sama, kecuali bahwa dalam Yudas disana tidak ada ketulusan.].

 

Leon Morris (NICNT) tentang Yoh 6:68-69: Peter shows the impossibility of their forsaking Jesus by asking to whom could they go. Then he shows that he has correctly understood what Jesus said in verse 63 by saying that Jesus has ‘words of eternal life.’ No one who has come to know Jesus’ life-giving word would ever forsake him. When one once knows Jesus, none else can satisfy. [= Petrus menunjukkan ketidak-mungkinan mereka meninggalkan Yesus dengan bertanya kepada siapa mereka bisa pergi. Jadi ia menunjukkan bahwa ia telah mengerti secara benar apa yang Yesus katakan dalam ay 63 dengan mengatakan bahwa Yesus mempunyai ‘perkataan / firman dari hidup yang kekal’. Tak seorangpun yang telah mengenal firman yang memberi hidup dari Yesus akan pernah meninggalkan Dia. Pada waktu sekali seseorang mengenal Yesus, tak ada orang lain bisa memuaskan.].

 

6.   Yudas Iskariot tetap ‘mengikuti’ Yesus!

Yoh 6:70-71 - (70) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’ (71) Yang dimaksudkanNya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu..

 

Banyak orang murtad karena ajaran keras / sukar itu, dan 11 murid tetap mengikuti Yesus. Yudas Iskariot tidak mengikuti banyak orang yang murtad, tetapi ia kelihatannya mengikuti 11 murid yang tidak murtad! Jadi, kalau di gereja ini ada ajaran keras dan saudara ‘tidak murtad’, belum tentu saudara bukan orang sejenis Yudas Iskariot!

 

Leon Morris (NICNT) tentang Yoh 6:70-71: Jesus did not allow himself to be carried away by Peter’s enthusiasm. He knew what was in man. He knew that, well meant as they were, Peter’s words overstated the case. He himself had chosen the Twelve, and of this inner circle, one would not merely go away as the fringe disciples had gone. He was ‘a devil,’ and in the spirit of Satan he would actively oppose what Jesus stood for. John adds an explanatory note. The words apply to Judas, whose name is given in full with solemnity. For ‘betray’ see on verse 64. Here it is preceded by an auxiliary that adds a little touch of certainty. The poignancy of it all is underlined with the addition, ‘one of the Twelve’ (NIV’s ‘though’ is an addition to bring out the meaning). [= Yesus tak mengijinkan diriNya sendiri terbawa oleh semangat Petrus. Ia tahu apa yang ada di dalam manusia. Ia tahu bahwa, sekalipun mereka bermaksud baik, tetapi kata-kata Petrus melebih-lebihkan kasusnya. Ia sendiri telah memilih yang dua belas itu, dan dari lingkaran dalam ini, satu bukan hanya akan pergi seperti murid-murid pinggiran itu telah pergi. Ia adalah ‘Iblis’, dan dalam roh / semangat dari Iblis ia akan menentang secara aktif apa yang Yesus pertahankan. Yohanes menambahkan suatu catatan yang memberi penjelasan. Kata-kata itu diterapkan kepada Yudas, yang namanya diberikan secara lengkap dengan kekhidmatan. Untuk ‘mengkhianat’ lihat tentang ay 64. Di sini itu didahului dengan suatu tambahan, ‘salah seorang dari dua belas murid’ (kata ‘though’ / ‘sekalipun’ dalam NIV merupakan suatu penambahan untuk mengeluarkan artinya).].

Yoh 6:71 (NIV): He meant Judas, the son of Simon Iscariot, who, though one of the Twelve, was later to betray him. [= Ia memaksudkan Yudas, anak dari Simon Iskariot, yang sekalipun satu dari dua belas murid, belakangan akan mengkhinati Dia].

 

Jamieson, Fausset & Brown: The narrowness of the circle of those who rally around the truth, and the unpopularity of their profession, are no security that all of them are true-hearted; for one even of the Twelve was a devil.[= Sempitnya lingkungan dari mereka yang berkumpul di sekeliling kebenaran, dan ketidak-populeran dari pengakuan mereka, bukanlah jaminan bahwa semua mereka bersungguh hati; karena bahkan satu dari yang 12 itu adalah seorang setan.].

 

Bandingkan dengan gereja kita yang kecil ini, yang ajarannya juga ‘tidak populer’. Ini bukan jaminan bahwa tidak ada ‘setan’ dalam gereja ini!

 

William Hendriksen (tentang Mat 10:4): “While other people, when they felt that they could no longer agree with or even tolerate Christ’s teachings, would simply disassociate themselves from him (John 6:66), Judas remained, as if he were in full accord with him.” [= Sementara orang-orang lain, pada waktu mereka merasa bahwa mereka tidak bisa lebih lama lagi menyetujui atau bahkan mentoleransi ajaran-ajaran Kristus, memutuskan hubungan mereka sendiri dengan Dia (Yoh 6:66), Yudas tetap tinggal, seakan-akan ia setuju sepenuhnya dengan Dia.].

 

William Hendriksen (tentang Yoh 6:70-71): “The term διάβολος means slanderer, false accuser. This one man is the servant, the instrument of the devil. His devilish character appears especially from this fact that while others, ever so many of them, had deserted the Lord when they felt that they could not agree with him and when they rebelled against the spiritual character of his teaching, this one individual remained with him, as if he were in full accord with Jesus! [= Istilah DIABOLOS berarti pemfitnah, penuduh palsu. Orang satu ini adalah pelayan, alat dari Iblis. Karakter iblisnya terlihat khususnya dari fakta ini bahwa sementara orang-orang lain, begitu banyak dari mereka, telah meninggalkan Tuhan pada waktu mereka merasa bahwa mereka tidak bisa setuju dengan Dia dan pada waktu mereka memberontak terhadap / menentang karakter rohani dari pengajaranNya, satu individu ini tetap tinggal dengan Dia, seakan-akan ia setuju sepenuhnya dengan Yesus!].

 

Lenski (tentang Yoh 6:70): “Those other disciples who did not believe in Jesus left him, and nowhere are such men called devils; but Judas remains, remains even as one of the Twelve, remains and consents to Peter’s confession, not with ordinary hypocrisy, but with lying deceit such as Jesus predicates of the very devil himself in 8:44.” [= Murid-murid yang lain itu, yang tidak percaya kepada Yesus, meninggalkan Dia, dan tak ada dimanapun orang-orang seperti itu disebut ‘Iblis’; tetapi Yudas tetap tinggal, tinggal bahkan sebagai salah satu dari 12 murid / rasul, tinggal dan menyetujui pengakuan Petrus, bukan dengan kemunafikan yang biasa, tetapi dengan penipuan yang bersifat dusta, seperti yang Yesus nyatakan tentang Iblis sendiri dalam 8:44.].

 

b)            Pada saat Yesus berulang kali mengajar tentang uang.

Misalnya:

 

Mat 6:19-24 - “(19) ‘Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. (20) Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (21) Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. (22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; (23) jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. (24) Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.’”.

 

Mat 19:21-24 - “(21) Kata Yesus kepadanya: ‘Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’ (22) Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya. (23) Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (24) Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.’”.

 

Luk 16:9-13 - “(9) Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.’ (10) ‘Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. (11) Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? (12) Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? (13) Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.’”.

 

Luk 12:15-21 - perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh.

Luk 12:15-21 - “(15) KataNya lagi kepada mereka: ‘Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.’ (16) Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kataNya: ‘Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. (17) Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. (18) Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. (19) Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! (20) Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? (21) Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.’”.

 

Luk 16:19-31 - cerita Lazarus dan orang kaya.

Luk 16:19-31 - “(19) ‘Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. (20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, (21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. (22) Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. (23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. (25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. (26) Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. (27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, (28) sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. (29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. (30) Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. (31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.’”.

 

Bagi Yudas Iskariot yang adalah orang yang cinta uang, ini pasti merupakan ajaran keras yang tidak menyenangkan untuk telinganya. Hebatnya orang ini terus bertahan dalam ‘mengikut’ Yesus!!

 

-bersambung-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

[email protected]

http://golgothaministry.org

Email : [email protected]

CHANNEL LIVE STEAMING YOUTUBE :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

 

 



NIV New International Version