(Rungkut
Megah Raya, blok D no 16)
Minggu,
tgl 5 Oktober 2014, pk 17.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
3) Hebatnya
orang kristen KTP yang satu ini (Yudas Iskariot) tidak meninggalkan Yesus pada
saat banyak / semua orang kristen KTP yang lain meninggalkan Yesus!
a)
Pada saat Yesus memberi ajaran yang keras.
Yoh 6:60-71
- “(60) Sesudah mendengar semuanya itu
banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: ‘Perkataan ini keras, siapakah
yang sanggup mendengarkannya?’ (61) Yesus yang di dalam hatiNya tahu,
bahwa murid-muridNya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka:
‘Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? (62) Dan bagaimanakah, jikalau
kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? (63)
Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan
yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. (64) Tetapi di antaramu ada yang
tidak percaya.’ Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan
siapa yang akan menyerahkan Dia. (65) Lalu Ia berkata: ‘Sebab itu telah
Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak
mengaruniakannya kepadanya.’ (66) Mulai dari waktu itu banyak
murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. (67) Maka kata
Yesus kepada kedua belas muridNya: ‘Apakah kamu tidak mau pergi juga?’ (68)
Jawab Simon Petrus kepadaNya: ‘Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?
PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal; (69) dan kami telah percaya dan
tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.’ (70) Jawab Yesus kepada
mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini?
Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’ (71) Yang dimaksudkanNya ialah Yudas,
anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di
antara kedua belas murid itu.”.
1. Banyak ‘murid’ (orang kristen KTP yang lain)
bersungut-sungut tentang ajaran Yesus yang keras.
Ada
penafsir yang berpendapat bahwa ‘keras’ di sini berarti sukar dimengerti dan
sukar diterima. Tetapi mayoritas penafsir beranggapan bahwa yang dimaksud dengan
‘keras’ [Inggris: ‘hard’ / ‘sukar’] di sini, bukanlah sukar
dimengerti, tetapi sukar untuk diterima.
NIV:
‘This is hard teaching. Who can accept it?’ [= Ini adalah
ajaran yang keras. Siapa yang dapat menerimanya?].
Lenski
(tentang Yoh 6:60): “These
disciples find what Jesus says σκληρός,
‘stiff,’ dried out and hard, like a twig that has become brittle. The word
does not here mean dark and difficult to understand but objectionable,
offensive, impossible to accept and to believe.”
[= Murid-murid ini mendapati apa yang Yesus katakan σκληρός / SKLEROS, ‘kaku / keras’, kering dan keras,
seperti sebuah ranting yang telah menjadi mudah patah. Kata itu tidak berarti
gelap dan sukar dimengerti tetapi bersifat menyinggung, menjengkelkan / tidak
menyenangkan / bersifat menyerang, mustahil untuk diterima dan dipercaya.].
William
Barclay (tentang Yoh 6:59-65): “The Greek word is sklEros, which means not hard to understand but hard to accept. ... To this day
many refuse Christ, not because he puzzles intellect, but because he challenges
their lives.” [= Kata
Yunaninya adalah SKLEROS, yang bukan berarti sukar untuk dimengerti tetapi sukar
untuk diterima. ... Sampai hari ini banyak orang menolak Kristus, bukan karena
Ia membingungkan intelek, tetapi karena Ia menantang kehidupan mereka.].
Leon
Morris (NICNT) tentang Yoh 6:60:
“It
was the part they could understand rather than the part they could not that
bothered them.”
[= Adalah bagian yang dapat mereka mengerti dan bukannya bagian yang tidak dapat
mereka mengerti, yang mengganggu mereka.].
UBS
NT Handbook Series (tentang Yoh 6:60):
“Jesus’ teaching is unacceptable (This
teaching is too hard) precisely because it is not in accord with the people’s
expectations.” [=
Ajaran Yesus tidak bisa diterima (Ajaran ini terlalu keras) secara persis /
tepat karena itu tidak sesuai dengan harapan-harapan orang-orang.].
Adam
Clarke (tentang Yoh 6:60): “‘This
is a hard saying; who can hear it?’ Who can digest such doctrine as this? It
is intolerable: it is impracticable. ... Tell me whether thou wouldst that I
should speak unto thee, a SOFT LIE, or the HARSH TRUTH? The wicked word of a
lying world is in general better received than the holy word of the God of
truth!” [= ‘Ini adalah perkataan yang keras; siapa yang
bisa mendengarnya?’ Siapa yang bisa mencerna ajaran seperti ini? Itu tidak
bisa ditoleransi; itu tidak bisa dipraktekkan. ... Beritahu
saya apakah engkau mau bahwa saya mengatakan kepadamu, suatu DUSTA YANG LUNAK / Lembut,
atau kebenaran yang keras / kasar?
Kata-kata yang jahat
dari suatu dunia yang berdusta secara umum diterima dengan lebih baik dari pada
firman yang kudus yang Allah dari kebenaran!].
Calvin
(tentang Yoh 6:60): “‘This is a harsh saying.’ On
the contrary, it was in their hearts, and not in the saying, that
the harshness
lay.
But out of the word of God the reprobate are thus accustomed to form stones to
dash themselves upon, and when, by their hardened obstinacy, they rush against
Christ, they complain that ‘his saying is harsh,’
which ought rather to have softened them. For whoever shall submit with true
humility to the doctrine of Christ will find nothing in it ‘harsh’ or
disagreeable; but to unbelievers, who oppose themselves with obstinacy, it will
be ‘a
hammer which breaketh the rocks in pieces,’
as the Prophet calls it, (Jeremiah 23:29.)” [= ‘Ini adalah perkataan yang keras
/ kasar.’ Sebaliknya, adalah dalam
hati mereka, dan bukan dalam
perkataan itu, bahwa kekerasan itu terletak. Tetapi dari
firman Allah orang-orang reprobate / yang ditentukan binasa begitu terbiasa
membentuk batu-batu untuk membenturkan diri mereka sendiri padanya,
dan pada waktu oleh kekeras-kepalaan mereka, mereka maju cepat-cepat menentang
Kristus, mereka mengeluh bahwa ‘perkataanNya keras / kasar’, yang seharusnya
malah melunakkan mereka. Karena
siapapun tunduk dengan kerendahan hati yang sungguh-sungguh pada ajaran Kristus
tidak akan mendapatkan apapun di dalamnya yang ‘keras / kasar’ atau
menyinggung / menyebabkan ketidak-senangan; tetapi bagi orang-orang yang
tidak percaya, yang menentang diri mereka sendiri dengan kekeras-kepalaan, itu
akan menjadi ‘suatu palu yang menghancurkan batu karang berkeping-keping’,
seperti sang Nabi menyebutkannya, (Yeremia 23:29).].
Yer
23:29 - “Bukankah
firmanKu seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang
menghancurkan bukit batu?”.
Hendriksen
(tentang Yoh 6:61) memberikan komentar yang mirip dengan kata-kata Calvin di
atas:
“Yet,
it was not the hardness of the sermon but rather the hardness of their own heart
that had brought about this unfavorable reaction on their part”
[= Bukan kerasnya khotbah melainkan kerasnya hati mereka yang menyebabkan reaksi
yang tidak baik dari pihak mereka].
Calvin
(tentang Yoh 6:61): “they
have no reason to be offended, or, at least, that the ground of offense does not
lie in the doctrine itself.” [= mereka tidak mempunyai alasan untuk
tersinggung / tersandung, atau, setidaknya, bahwa dasar dari ketersinggungan /
ketersandungan itu tidak terletak dalam ajaran itu sendiri.].
Calvin
(tentang Yoh 6:66): “We
ought, indeed to regulate our doctrine in such a manner that none may be
offended through our fault ... But it will never be possible for us to exercise
such caution that the doctrine of Christ shall not be the occasion of offence to
many, because the reprobate, who are devoted to
destruction, suck venom from the most wholesome food, and gall from honey.” [= Kita memang harus mengatur
ajaran kita sedemikian rupa sehingga tidak ada yang tersinggung / sakit hati
karena kesalahan kita ... Tetapi tidak pernah mungkin bagi kita untuk
berhati-hati sedemikian rupa sehingga ajaran Kristus tidak menyinggung /
menyakiti banyak orang, karena orang-orang reprobate,
yang disediakan / dikhususkan untuk kebinasaan, menghisap racun dari makanan
yang paling sehat / bermanfaat, dan empedu dari madu.].
Banyak
orang tak mau mendengar ajaran saya dengan alasan ajaran saya terlalu keras.
Saya kira kalau mereka mendengar ajaran Yesus, mereka juga akan menolak Dia!
2. Jawab Yesus terhadap sungut-sungut itu.
Yoh 6:61-65
- “(61) Yesus yang di dalam hatiNya tahu,
bahwa murid-muridNya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka:
‘Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? (62) Dan bagaimanakah,
jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
(63) Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna.
Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. (64) Tetapi di
antaramu ada yang tidak percaya.’ Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang
tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. (65) Lalu Ia berkata:
‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang
kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’”.
Ay 61b
(KJV): ‘Doth
this offend you?’
[= Apakah ini menyinggung / menyandungi engkau?].
Leon
Morris (NICNT) tentang Yoh 6:61:
“This is the occasion of another demonstration of Jesus’ unusual powers of
knowledge (see on 2:24; 4:18). Jesus knew what was going on in his disciples.
Whereas earlier the grumblers were the opponents of Jesus, ‘the Jews’ (v.
41), now they are his own followers. They do not like the sound of what he is
saying at all. So he asks them, ‘Does this offend you?’ His choice of words
indicates that he knew exactly how it was with them.” [= Ini adalah peristiwa tentang
demonstrasi yang lain dari kuasa-kuasa Yesus yang luar biasa tentang pengetahuan
(lihat tentang 2:24; 4:18). Yesus tahu apa yang sedang terjadi dalam
murid-muridNya. Sekalipun pada saat yang lebih awal orang-orang yang
bersungut-sungut adalah para penentang Yesus, ‘Orang-orang Yahudi’ (ay 41),
sekarang mereka adalah pengikut-pengikutNya sendiri. Mereka tidak menyukai nada
dari apa yang Ia katakan sama sekali. Maka Ia bertanya kepada mereka, ‘Apakah
ini menyinggung / menyandungi engkau?’ Pemilihan kata-kataNya menunjukkan
bahwa Ia tahu dengan persis bagaimana keadaannya dengan mereka.].
Lenski
(tentang Yoh 6:61): “Jesus
does not need to be told what is passing through the minds of these disciples.
To some extent the way in which Jesus saw them acting and talking together
betrayed to him what was wrong. But by his higher powers Jesus perceives all
that is in the hearts of these disciples (3:24, 25). Like his omnipotence in the
miracles, so he uses his omniscience again and again in dealing with men to the
extent that this was necessary in his mission.”
[= Yesus tak perlu diberitahu apa yang sedang terlintas dalam pikiran dari
murid-murid ini. Sampai tingkat tertentu cara dalam mana Yesus melihat mereka
bertindak dan berbicara bersama-sama menunjukkan kepadaNya apa yang salah.
Tetapi oleh kuasaNya yang lebih tinggi Yesus mengerti semua yang ada dalam hati
dari murid-murid ini (3:24,25). Seperti kemahakuasaanNya dalam mujijat-mujijat,
demikianlah Ia menggunakan kemahatahuanNya berulang-ulang dalam menangani
orang-orang sampai tingkat yang diperlukan dalam missiNya.].
Leon
Morris (NICNT) tentang Yoh 6:62:
“that ‘ascending’ is not to be isolated from the cross. John’s previous
reference to Christ as ascending (3:13) led immediately to one to the ‘lifting
up’ on the cross. On this view the ascension is to be seen as the culmination
of the entire series of events that was inaugurated by the crucifixion. If
people stumbled at the discourse, much more would they stumble at the cross! ...
The form of question does seem to favor the view that a severe testing is in
store, and this will be the cross. But the cross does not stand alone. The
crucifixion and resurrection and ascension are linked in an unbreakable
sequence. ... ‘Where he was before’ implies Christ’s preexistence. It is
one and the same Person who was with the Father, who became incarnate, and who
would in due course return whence he came.” [= ‘kenaikan’ itu tidak boleh
dipisahkan dari salib. Referensi Yohanes yang lebih awal tentang kenaikan
Kristus (3:13) segera membimbing pada ‘kenaikan’ ke salib. Dalam pandangan
ini kenaikan harus dilihat sebagai puncak dari seluruh seri peristiwa yang
dimulai oleh penyaliban! ... Bentuk pertanyaannya kelihatannya mendukung
pandangan bahwa suatu ujian yang hebat masih tersedia, dan ini adalah salib.
Tetapi salib itu tidak berdiri sendiri. Penyaliban dan kebangkitan dan kenaikan
berhubungan dalam suatu rangkaian yang tak bisa diputuskan. ... ‘Dimana Ia
sebelumnya berada’ secara implicit menunjukkan keberadaan Kristus sebelum
lahir. Adalah Pribadi yang sama yang ada bersama dengan Bapa, yang telah
berinkarnasi, dan yang pada waktunya kembali ke tempat dari mana Ia datang.].
Calvin: “‘Doth this offend you?’ Christ
appears here to increase the offense instead of removing it; but if any person
examine very closely the ground of offense, there was in the following statement
what ought to have pacified their minds.” [= ‘Apakah ini menyinggung /
menyandungi kamu?’ Di sini Kristus terlihat meningkatkan batu sandungan dan
bukannya menyingkirkannya; tetapi siapapun memeriksa dengan sangat dekat /
teliti dasar dari ketersinggungan / ketersandungan, disana ada dalam pernyataan
selanjutnya apa yang seharusnya menenangkan pikiran mereka.].
3. Banyak ‘murid’ meninggalkan Yesus.
Yoh
6:66 - “Mulai dari waktu itu banyak
murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.”.
Leon
Morris (NICNT) tentang Yoh 6:66:
“‘From this time’ might also be rendered ‘for this reason,’ or John may
mean both. A large number of ‘his disciples’ went away, not only from the
synagogue where Jesus had been teaching, but from all that discipleship means.
The events of this chapter had made it all too clear that following him meant
something different from anything they had anticipated. Nothing is said to give
us a clear idea of their views, but the probability is that they were interested
in a messianic kingdom in line with the general expectation.” [= ‘Mulai dari waktu itu’ bisa
juga diterjemahkan ‘karena alasan ini’, atau Yohanes bisa memaksudkan
keduanya. Sejumlah besar dari ‘murid-muridNya’ pergi, bukan hanya dari
sinagog dimana Yesus telah mengajar sampai saat itu, tetapi dari semua yang
dimaksudkan dengan kemuridan. Peristiwa-peristiwa dari pasal ini telah
membuatnya terlalu jelas bahwa mengikuti Dia berarti sesuatu yang berbeda dengan
apapun yang telah mereka harapkan. Tak ada apapun yang dikatakan untuk memberi
kita suatu gagasan yang jelas tentang pandangan-pandangan mereka, tetapi
kemungkinannya adalah bahwa mereka tertarik pada kerajaan Mesias sejalan dengan
pengharapan umum.].
Lenski
(tentang Yoh 6:66): “Inward
separation ends in outward separation. But these are not losses, because, as
John indicates in his remark in v. 64, Jesus never counted the presence of such
disciples as gains.”
[= Perpisahan di dalam berakhir dengan perpisahan di luar. Tetapi ini bukan
kehilangan / kerugian, karena, seperti Yohanes tunjukkan dalam kata-katanya
dalam ay 64, Yesus tidak pernah memperhitungkan kehadiran dari murid-murid
seperti itu sebagai keuntungan.].
William
Hendriksen (tentang Yoh 6:66):
“They
proved by this action that they were not fit for the kingdom of God (Luke
6:62).” [= Mereka membuktikan oleh tindakan
ini bahwa mereka tidak cocok untuk kerajaan Allah (Luk 6:62).].
Catatan:
Luk 6:62 itu pasti salah cetak, karena ayatnya tidak ada. Pasti yang
dimaksudkan adalah Luk 9:62.
Luk
9:62 - “Tetapi
Yesus berkata: ‘Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke
belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.’”.
4. Sikap Yesus melihat banyak orang meningggalkan Dia.
Yoh
6:67 - “Maka kata Yesus kepada kedua belas
muridNya: ‘Apakah kamu tidak mau pergi juga?’”.
Calvin: “When he asks them if ‘they also wish to go
away,’ he
does so in order to confirm their faith; for, by exhibiting to them himself,
that they may remain with him, he likewise exhorts them not to become the
companions of apostates. And, indeed, if faith be founded on Christ, it will not
depend on men, and will never waver, though it should see heaven and earth
mingling.”
[= Pada waktu Ia bertanya apakah ‘mereka tidak pergi juga’, Ia melakukan itu
untuk meneguhkan iman mereka; karena, dengan Ia sendiri menunjukkannya kepada
mereka, bahwa mereka boleh tinggal dengan Dia, Ia juga mendesak mereka untuk
tidak menjadi teman-teman dari orang-orang yang murtad. Dan memang, jika iman
didasarkan pada Kristus, itu tidak akan tergantung pada manusia, dan tidak akan
pernah bimbang, sekalipun itu harus melihat surga dan bumi bercampur.].
5. Kata-kata Petrus mewakili 12 murid Yesus.
Yoh
6:68-69 - “(68) Jawab Simon Petrus kepadaNya:
‘Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup
yang kekal; (69) dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus
dari Allah.’”.
Calvin
(tentang Yoh 6:67): “By
such examples, every one of the believers is taught to follow God, even though
he should have no companion.”
[= Dengan contoh-contoh / teladan-teladan seperti itu, setiap orang percaya
diajar untuk mengikuti Allah, sekalipun ia tidak mempunyai teman.].
Calvin
(tentang Yoh 6:68): “Peter replies
here in the name of all, as he does on other occasions; because all of them were
of the same mind, except that in Judas there was no sincerity.” [= Di sini Petrus menjawab atas nama
dari semua, seperti yang ia lakukan pada peristiwa-peristiwa yang lain; karena
semua mereka mempunyai pikiran yang sama, kecuali bahwa dalam Yudas disana tidak
ada ketulusan.].
Leon
Morris (NICNT) tentang Yoh 6:68-69:
“Peter shows the impossibility of their forsaking Jesus by asking to whom
could they go. Then he shows that he has correctly understood what Jesus said in
verse 63 by saying that Jesus has ‘words of eternal life.’ No one who has
come to know Jesus’ life-giving word would ever forsake him. When one once
knows Jesus, none else can satisfy.” [= Petrus menunjukkan
ketidak-mungkinan mereka meninggalkan Yesus dengan bertanya kepada siapa mereka
bisa pergi. Jadi ia menunjukkan bahwa ia telah mengerti secara benar apa yang
Yesus katakan dalam ay 63 dengan mengatakan bahwa Yesus mempunyai ‘perkataan /
firman dari hidup yang kekal’. Tak seorangpun yang telah mengenal firman yang
memberi hidup dari Yesus akan pernah meninggalkan Dia. Pada waktu sekali
seseorang mengenal Yesus, tak ada orang lain bisa memuaskan.].
6. Yudas Iskariot tetap ‘mengikuti’ Yesus!
Yoh
6:70-71 - “(70) Jawab Yesus kepada mereka:
‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun
seorang di antaramu adalah Iblis.’ (71) Yang dimaksudkanNya ialah Yudas, anak
Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara
kedua belas murid itu.”.
Banyak
orang murtad karena ajaran keras / sukar itu, dan 11 murid tetap mengikuti
Yesus. Yudas Iskariot tidak mengikuti banyak orang yang murtad, tetapi ia
kelihatannya mengikuti 11 murid yang tidak murtad! Jadi, kalau di gereja ini ada
ajaran keras dan saudara ‘tidak murtad’, belum tentu saudara bukan orang
sejenis Yudas Iskariot!
Leon
Morris (NICNT) tentang Yoh 6:70-71:
“Jesus did not allow himself to be carried away by Peter’s enthusiasm. He
knew what was in man. He knew that, well meant as they were, Peter’s words
overstated the case. He himself had chosen the Twelve, and of this inner circle,
one would not merely go away as the fringe disciples had gone. He was ‘a
devil,’ and in the spirit of Satan he would actively oppose what Jesus stood
for. John adds an explanatory note. The words apply to Judas, whose name is
given in full with solemnity. For ‘betray’ see on verse 64. Here it is
preceded by an auxiliary that adds a little touch of certainty. The poignancy of
it all is underlined with the addition, ‘one of the Twelve’ (NIV’s ‘though’ is an addition to bring out the meaning).” [= Yesus tak mengijinkan diriNya
sendiri terbawa oleh semangat Petrus. Ia tahu apa yang ada di dalam manusia. Ia
tahu bahwa, sekalipun mereka bermaksud baik, tetapi kata-kata Petrus
melebih-lebihkan kasusnya. Ia sendiri telah memilih yang dua belas itu, dan dari
lingkaran dalam ini, satu bukan hanya akan pergi seperti murid-murid pinggiran
itu telah pergi. Ia adalah ‘Iblis’, dan dalam roh / semangat dari Iblis ia
akan menentang secara aktif apa yang Yesus pertahankan. Yohanes menambahkan
suatu catatan yang memberi penjelasan. Kata-kata itu diterapkan kepada Yudas,
yang namanya diberikan secara lengkap dengan kekhidmatan. Untuk
‘mengkhianat’ lihat tentang ay 64. Di sini itu didahului dengan suatu
tambahan, ‘salah seorang dari dua belas murid’ (kata ‘though’ /
‘sekalipun’ dalam NIV merupakan suatu penambahan untuk mengeluarkan
artinya).].
Yoh
6:71 (NIV): ‘He
meant Judas, the son of Simon Iscariot, who, though
one of the Twelve, was later to betray him.’
[= Ia memaksudkan Yudas, anak dari Simon Iskariot, yang sekalipun
satu dari dua belas murid, belakangan akan mengkhinati Dia].
Jamieson,
Fausset & Brown: “The
narrowness of the circle of those who rally around the truth, and the
unpopularity of their profession, are no security that all of them are
true-hearted; for one even of the Twelve was a devil.” [= Sempitnya lingkungan dari mereka yang berkumpul
di sekeliling kebenaran, dan ketidak-populeran dari pengakuan mereka, bukanlah
jaminan bahwa semua mereka bersungguh hati; karena bahkan satu dari yang 12 itu
adalah seorang setan.].
Bandingkan
dengan gereja kita yang kecil ini, yang ajarannya juga ‘tidak populer’. Ini
bukan jaminan bahwa tidak ada ‘setan’ dalam gereja ini!
William
Hendriksen (tentang Mat 10:4):
“While
other people, when they felt that they could no longer agree with or even
tolerate Christ’s teachings, would simply disassociate themselves from him
(John 6:66), Judas remained, as if he were in full accord with him.” [= Sementara orang-orang lain, pada
waktu mereka merasa bahwa mereka tidak bisa lebih lama lagi menyetujui atau
bahkan mentoleransi ajaran-ajaran Kristus, memutuskan hubungan mereka sendiri
dengan Dia (Yoh 6:66), Yudas tetap tinggal, seakan-akan ia setuju
sepenuhnya dengan Dia.].
William
Hendriksen (tentang Yoh 6:70-71):
“The
term διάβολος
means slanderer, false accuser. This one man is the servant, the instrument of
the devil. His devilish character appears especially from this fact that while
others, ever so many of them, had
deserted the Lord when they felt that they
could not agree with him and when they rebelled against the spiritual character
of his teaching, this one individual remained
with him, as if he were in full accord with
Jesus!” [= Istilah DIABOLOS berarti pemfitnah,
penuduh palsu. Orang satu ini adalah pelayan, alat dari Iblis. Karakter iblisnya
terlihat khususnya dari fakta ini bahwa sementara orang-orang lain, begitu
banyak dari mereka, telah meninggalkan Tuhan pada waktu mereka merasa bahwa
mereka tidak bisa setuju dengan Dia dan pada waktu mereka memberontak terhadap /
menentang karakter rohani dari pengajaranNya, satu individu ini tetap tinggal
dengan Dia, seakan-akan ia setuju sepenuhnya dengan Yesus!].
Lenski
(tentang Yoh 6:70): “Those
other disciples who did not believe in Jesus left him, and nowhere are such men
called devils; but Judas remains, remains even as one of the Twelve, remains and
consents to Peter’s confession, not with ordinary hypocrisy, but with lying
deceit such as Jesus predicates of the very devil himself in 8:44.” [= Murid-murid yang lain itu, yang
tidak percaya kepada Yesus, meninggalkan Dia, dan tak ada dimanapun orang-orang
seperti itu disebut ‘Iblis’; tetapi Yudas tetap tinggal, tinggal bahkan
sebagai salah satu dari 12 murid / rasul, tinggal dan menyetujui pengakuan
Petrus, bukan dengan kemunafikan yang biasa, tetapi dengan penipuan yang
bersifat dusta, seperti yang Yesus nyatakan tentang Iblis sendiri dalam
8:44.].
b)
Pada saat Yesus berulang kali mengajar tentang uang.
Misalnya:
Mat
6:19-24 - “(19)
‘Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat
merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. (20) Tetapi kumpulkanlah
bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan
pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (21) Karena di mana hartamu berada,
di situ juga hatimu berada. (22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik,
teranglah seluruh tubuhmu; (23) jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.
Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. (24) Tak
seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan
membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang
seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah
dan kepada Mamon.’”.
Mat
19:21-24 - “(21)
Kata Yesus kepadanya: ‘Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah
segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan
beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’ (22)
Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab
banyak hartanya. (23) Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam
Kerajaan Sorga. (24) Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta
masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan
Allah.’”.
Luk 16:9-13
- “(9)
Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang
tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di
dalam kemah abadi.’ (10) ‘Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia
setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam
perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. (11)
Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang
akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? (12) Dan jikalau kamu tidak
setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri
kepadamu? (13) Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika
demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan
setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat
mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.’”.
Luk
12:15-21 -
perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh.
Luk
12:15-21 - “(15)
KataNya lagi kepada mereka: ‘Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala
ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah
tergantung dari pada kekayaannya itu.’ (16) Kemudian Ia mengatakan kepada
mereka suatu perumpamaan, kataNya: ‘Ada seorang kaya, tanahnya
berlimpah-limpah hasilnya. (17) Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku
perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil
tanahku. (18) Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak
lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan
menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. (19) Sesudah itu aku
akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk
bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan
bersenang-senanglah! (20) Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh,
pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah
kausediakan, untuk siapakah itu nanti? (21) Demikianlah jadinya dengan orang
yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan
Allah.’”.
Luk
16:19-31 - cerita Lazarus dan orang kaya.
Luk
16:19-31 - “(19)
‘Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap
hari ia bersukaria dalam kemewahan. (20) Dan ada seorang pengemis bernama
Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya
itu, (21) dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang
kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. (22) Kemudian
matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan
Abraham. (23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita
sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham,
dan Lazarus duduk di pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham,
kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam
air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
(25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala
yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia
mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. (26) Selain dari pada itu di
antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka
yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ
kepada kami tidak dapat menyeberang. (27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku
minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, (28) sebab
masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan
sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
(29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah
mereka mendengarkan kesaksian itu. (30) Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham,
tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka
akan bertobat. (31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan
kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun
oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.’”.
Bagi
Yudas Iskariot yang adalah orang yang cinta uang, ini pasti merupakan ajaran
keras yang tidak menyenangkan untuk telinganya. Hebatnya orang ini terus
bertahan dalam ‘mengikut’ Yesus!!
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali