(Rungkut
Megah Raya, blok D no 16)
Minggu,
tgl 28 September 2014, pk 17.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
d) Yesus mengatakan Yudas Iskariot
‘tidak bersih’.
Yoh 13:10-11,18-19
- “(10) Kata Yesus kepadanya:
‘Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh
kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya
tidak semua.’ (11) Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia.
Karena itu Ia berkata: ‘Tidak semua kamu bersih.’ ... (18) Bukan tentang kamu semua Aku berkata.
Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang
makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. (19) Aku mengatakannya
kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi,
kamu percaya, bahwa Akulah Dia.”.
Bible
Knowledge Commentary (tentang Yoh 13:10):
“When
Jesus added that ‘not every one of you is clean,’ He was referring to Judas
(cf. John 13:11,18). This suggests that Judas was not converted.”
[= Pada waktu Yesus menambahkan bahwa ‘tidak setiap orang dari kamu bersih’,
Ia sedang menunjuk kepada Yudas (bdk. Yoh 13:11,18). Ini menunjukkan bahwa
Yudas tidak bertobat.].
William
Hendriksen (tentang Yoh 13:10-11):
“In
order to indicate for all time to come that he is not taken unawares by Judas
but is in complete control of the situation, and in order to make the traitor
solely responsible for his actions, Jesus appends this significant exceptive
clause: ‘but not all of you are.’ Judas was not spiritually clean. And Jesus
knew
(ἤδει
pluperfect of οἶδα, with sense of imperfect, knew all the while)
the one who even now was in the process of betraying him.” [= Untuk menunjukkan untuk seluruh
waktu yang akan datang bahwa Ia tidak diambil tanpa menyadari oleh Yudas tetapi
mengendalikan sepenuhnya situasi itu, dan untuk membuat sang pengkhianat saja
yang bertanggung-jawab untuk tindakan-tindakannya, Yesus menambahkan anak
kalimat perkecualian yang penting ini: ‘tetapi tidak semua dari kamu
bersih’. Yudas tidak bersih secara rohani. Dan Yesus tahu (EDEI pluperfect
dari OIDA, dengan arti dari imperfect, tahu selama ini) orang yang sekarang
bahkan ada dalam proses mengkhianati Dia.].
Catatan:
‘Pluperfect’ = past perfect tense; ‘imperfect’ menunjuk pada tense dari
suatu kata kerja dalam masa lampau tetapi terus berlangsung.
Dana
& Mantey: “Continuous
action in past time is denoted by the imperfect tense.” [= Tindakan terus menerus pada waktu
lampau ditunjukkan oleh Imperfect Tense.] - ‘A
Manual Grammar of the Greek New Testament’,
hal 178.
Calvin (tentang Yoh 13:10):
“‘But not all.’ This
exception is added, that every one may examine himself, if Judas may perhaps be
moved by a feeling of repentance; though he intended by it to take an early
opportunity of fortifying the rest of the disciples, that they might not be
perplexed by the atrocity of the crime, which was soon afterwards to be made
known. Yet he purposely abstains from naming him, that he may not shut against
him the gate of repentance. As that hardened hypocrite was utterly desperate,
the warning served only to aggravate his guilt; but it was of great advantage to
the other disciples, for by means of it the Divinity of Christ was more fully
made known to them.”
[= ‘Tetapi tidak semua’. Perkecualian ini ditambahkan, supaya setiap
orang bisa memeriksa / menguji dirinya sendiri, jika Yudas mungkin bisa
digerakkan oleh suatu perasaan pertobatan; sekalipun Ia memaksudkan
dengannya untuk mengambil suatu kesempatan awal untuk membentengi sisa dari
murid-murid, supaya mereka tidak dibingungkan oleh kekejian dari kejahatan itu,
yang dengan segera akan dinyatakan setelah itu. Tetapi Ia secara sengaja
tidak menyebutkan namanya, supaya Ia tidak menutup terhadap dia pintu gerbang
pertobatan. Karena orang munafik yang keras / dikeraskan itu nekat
sepenuhnya, peringatan itu hanya berfungsi untuk memperburuk kesalahannya;
tetapi itu merupakan suatu manfaat yang besar bagi murid-murid yang lain, karena
dengan cara itu Keilahian dari Kristus dinyatakan dengan lebih penuh kepada
mereka.].
The
Bible Exposition Commentary (tentang Yoh 13:10):
“John
was careful to point out that Peter and Judas were in a different relationship
with Jesus. Yes, Jesus washed Judas’ feet! But it did Judas no good because he
had not been bathed all over. Some people teach that Judas was a saved man who
sinned away his salvation, but that is not what Jesus said. Our Lord made it
very clear that Judas had never been cleansed from his sins and was an
unbeliever (John 6:64-71).” [= Yohanes berhati-hati
untuk menunjukkan bahwa Petrus dan Yudas ada dalam hubungan yang berbeda dengan
Yesus. Ya, Yesus mencuci kaki Yudas! Tetapi itu tidak membawa kebaikan bagi
Yudas karena ia belum dimandikan seluruhnya. Beberapa orang mengajarkan
bahwa Yudas adalah seseorang yang sudah diselamatkan, yang berbuat dosa sehingga
menjauhkan keselamatannya, tetapi itu bukanlah apa yang Yesus katakan. Tuhan
kita membuatnya sangat jelas bahwa Yudas tidak pernah dibersihkan dari
dosa-dosanya dan adalah orang yang tidak percaya (Yoh 6:64-71).].
Yoh 6:64-71
- “(64)
Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.’ Sebab Yesus tahu dari semula,
siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. (65) Lalu Ia
berkata: ‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat
datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’ (66) Mulai dari
waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
(67) Maka kata Yesus kepada kedua belas muridNya: ‘Apakah kamu tidak mau pergi
juga?’ (68) Jawab Simon Petrus kepadaNya: ‘Tuhan, kepada siapakah kami akan
pergi? PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal; (69) dan kami telah
percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.’ (70) Jawab Yesus
kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas
ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’ (71) Yang dimaksudkanNya ialah
Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia
seorang di antara kedua belas murid itu.”.
The
Bible Exposition Commentary (tentang Yoh 13:18):
“It
is important to note that Judas was not a true believer; he was a hypocrite. He
had never believed in Jesus (John 6:64-71), he had not been bathed all over
(John 13:10-11), and he had not been among the chosen ones whom the Father gave
to the Son (John 13:18 and 17:12). How close a
person can come to salvation and yet be lost forever!
Judas was even the treasurer of the group (John 12:6) and was certainly
held in high regard by his fellow disciples.”
[= Merupakan sesuatu yang penting untuk memperhatikan bahwa Yudas
bukanlah seorang percaya yang sejati; ia adalah seorang munafik. Ia tidak pernah
percaya kepada Yesus (Yoh 6:64-71), ia tidak pernah dimandikan seluruhnya
(Yoh 13:10-11), dan ia tidak berada di antara orang-orang pilihan yang Bapa
berikan kepada Anak (Yoh 13:18 dan 17:12). Betapa
dekat seseorang bisa datang pada keselamatan tetapi terhilang selama-lamanya!
Yudas bahkan adalah bendahara dari kelompok itu (Yoh 12:6) dan pasti dipandang
tinggi oleh sesama murid-muridnya.].
Yoh
13:18 - “Bukan
tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi
haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya
terhadap Aku.”.
Yoh
17:12 - “Selama
Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah
Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari
mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa,
supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.”.
Calvin
(tentang Yoh 13:18): “‘I speak not of you all.’ He
again declares that there is one among the disciples who, in reality, is the
very reverse of a disciple; and he does so, partly for the sake of Judas, in
order to render him the more inexcusable, and partly for the sake of the others,
That they may not be overpowered by the ruin of Judas. Not only does he
encourage them still to persevere in their calling when Judas falls away; but as
the happiness which he speaks of is not common to all, he exhorts them to desire
it with so much the greater eagerness, and to adhere to it the more firmly.”
[= ‘Aku berbicara bukan tentang kamu semua’. Ia menyatakan lagi bahwa
disana ada satu di antara murid-murid yang, dalam kenyataannya, adalah kebalikan
dari seorang murid; dan ia melakukan demikian, sebagian demi Yudas, untuk
membuatnya makin tak dapat dimaafkan / dibenarkan, dan sebagian demi
orang-orang yang lain, Supaya mereka tidak dikalahkan oleh kehancuran Yudas.
Bukan hanya Ia mendorong mereka untuk tetap bertekun dalam panggilan mereka pada
waktu Yudas murtad; tetapi karena kebahagiaan yang Ia bicarakan tidak berlaku
secara umum bagi semua, Ia mendesak mereka untuk menginginkannya dengan
kesungguhan yang jauh lebih besar, dan untuk melekat padanya dengan makin kuat.].
e)
Yudas Iskariot bukan orang pilihan.
Kita
harus dengan hati-hati membedakan makna dari ‘orang pilihan’ ini.
1.
Kalau berkenaan dengan predestinasi, Yudas Iskariot jelas bukan
orang pilihan.
Yoh 13:18
- “Bukan
tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi
haruslah genap nas ini: Orang yang makan rotiKu, telah mengangkat tumitnya
terhadap Aku.”.
Adam
Clarke (tentang Yoh 13:18):
“‘I
know whom I have chosen.’ I am not deceived in my choice; I perfectly foresaw
everything that has happened, or can happen. I have chosen Judas, not as a
wicked man, nor that he should become such; but I plainly foresaw that he would
abuse my bounty, give way to iniquity, deliver me into the hands of my enemies,
and bring ruin upon himself.” [= ‘Aku tahu, siapa yang telah Kupilih.’. Aku bukan
tertipu dalam pilihanKu; Aku melihat lebih dulu secara sempurna segala sesuatu
yang telah terjadi, atau bisa terjadi. Aku telah memilih Yudas, bukan sebagai
seorang jahat, atau supaya ia menjadi orang jahat; tetapi Aku dengan jelas
melihat lebih dulu bahwa ia akan menyalah-gunakan kemurahan-hatiKu, menyerah
pada kejahatan, menyerahkan Aku ke dalam tangan musuh-musuhKu, dan membawa
kehancuran kepada dirinya sendiri.].
Catatan:
orang Arminian ini hanya mempersoalkan pra pengetahuan Kristus.
UBS
New Testament Handbook Series (tentang Yoh 13:18):
“‘I
know those I have chosen’ may be taken in one of two ways: (1) It may mean
‘I know those men whom I have really chosen, but I have not chosen Judas’;
(2) or it may mean ‘I know the kind of men I chose’ (NAB). The second
interpretation implies that Jesus did choose Judas, though he knew all along
what his character was, even as he knew the character of the other men he chose.
On the basis of passages such as John 6:64,70, the second alternative seems to
be the meaning here. That is, even the choice of the one who would betray Jesus
was within the divine purpose; Jesus did not choose him without knowing his
character.” [= ‘Aku tahu siapa yang telah
Kupilih’ bisa dimengerti dalam salah satu dari dua cara: (1) Itu bisa berarti
‘Aku tahu orang-orang itu yang sungguh-sungguh telah Kupilih, tetapi Aku tidak
memilih Yudas’; (2) atau itu bisa berarti ‘Aku tahu jenis orang-orang yang
telah Kupilih’ (NAB). Penafsiran yang kedua secara implicit menunjukkan
bahwa Yesus tidak memilih Yudas, sekalipun Ia selalu tahu bagaimana karakternya,
sama seperti Ia tahu karakter dari orang-orang lain yang Ia pilih.
Berdasarkan text-text seperti Yoh 6:64,70, alternatif yang kedua kelihatannya
merupakan artinya di sini. Yaitu, bahkan pemilihan dari satu orang yang akan
mengkhianati Yesus ada di dalam rencana Ilahi; Yesus tidak memilih dia tanpa
mengetahui karakternya.].
Yoh
6:64,70 - “(64)
Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.’ Sebab Yesus tahu dari semula,
siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. ... (70) Jawab
Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua
belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’”.
2. Yudas Iskariot adalah orang pilihan, tetapi hanya
dalam hal pelayanan / kerasulan. Jadi, ia dipilih untuk melayani / menjadi
salah satu dari 12 rasul. Pemilihan yang ini tak ada hubungannya dengan
keselamatan.
Yoh 6:70
- “Jawab
Yesus kepada mereka: ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua
belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.’”.
Kalau
Yudas Iskariot adalah orang kristen KTP, mengapa dikatakan bahwa Yesus telah
memilih dia? Apakah orang pilihan (elect) bisa menjadi orang kristen KTP
sampai mati? Sudah jelas tidak. Orang pilihan, berkenaan dengan predestinasi,
pasti akan percaya dan diselamatkan, karena rencana Allah tak mungkin gagal.
Kis 13:48
- “Mendengar
itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan
firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal,
menjadi percaya.”.
Ayub
42:1-2 - “(1)
Maka jawab Ayub kepada TUHAN: (2) ‘Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan
segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal.”.
Kata
‘memilih’
dalam Yoh 6:70 ini harus diartikan secara berbeda dan tidak menunjuk pada
predestinasi, tetapi hanya menunjuk pada pemilihan untuk menjadi rasul /
pemilihan untuk pelayanan. Sama seperti pada waktu bangsa Israel dijadikan
bangsa pilihan, ini juga bukan predestinasi, dan karena itu banyak dari mereka
yang tidak selamat!
Calvin (tentang Yoh 6:70):
“‘Have not I chosen you
twelve?’ When
Christ says that he has CHOSEN or ELECTED twelve, he does not refer to the
eternal purpose of God; for it is impossible that any one of those who have been
predestinated to life shall fall away; but, having been chosen to
the apostolic office, they ought to have surpassed others in piety and holiness.
He used the word ‘chosen,’
therefore, to denote those who were eminent and distinguished from
the ordinary rank.”
[= ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini?’ Pada waktu Kristus mengatakan
bahwa Ia telah memilih 12 orang, di sini Ia tidak menunjuk pada rencana kekal
Allah; karena adalah mustahil bahwa siapapun dari mereka yang telah
dipredestinasikan pada kehidupan akan murtad / sesat; tetapi setelah dipilih
pada jabatan rasuli, mereka seharusnya telah
melampaui orang-orang lain dalam kesalehan dan kekudusan. Karena itu, Ia
menggunakan kata ‘dipilih’, untuk menunjukkan mereka yang menonjol dan
terkemuka dari golongan biasa.].
Bdk. Mat
24:24 - “Sebab
Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan
tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.”.
Ayat ini
menunjukkan secara jelas bahwa orang-orang pilihan tidak mungkin sesat!
Barnes’
Notes (tentang Yoh 13:18):
“‘I
know whom I have chosen.’ He here means evidently to say that he had not
chosen them all, implying that Judas had not been chosen. As, however, this word
is applied to Judas in one place (John 6:70), ‘Have not I chosen you twelve,
and one of you is a devil?’ it must have a different meaning here from that
which it has there. There it evidently refers to the apostleship. Jesus had
chosen him to be an apostle, and had treated him as such. Here it refers to
purity of heart, and Jesus implies that, though Judas had been chosen to the
office of apostleship, yet he had not been chosen to purity of heart and life.
The remaining eleven had been, and would be saved. It was not, however, the
fault of Jesus that Judas was not saved, for he was admitted to the same
teaching, the same familiarity, and the same office; but his execrable love of
gold gained the ascendency, and rendered vain all the means used for his
conversion.”
[= ‘Aku tahu siapa yang telah Kupilih’. Di sini
Ia jelas bermaksud untuk mengatakan bahwa Ia tidak memilih mereka semua, secara
implicit menunjukkan bahwa Yudas tidak dipilih. Tetapi karena kata ini diterapkan kepada Yudas
di satu tempat (Yoh 6:70), ‘Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini, dan
seorang di antaramu adalah Iblis?’, maka itu harus mempunyai arti yang berbeda
di sini dari yang ada di sana. Di sana itu jelas menunjuk pada kerasulan. Yesus
telah memilih dia menjadi seorang rasul, dan telah memperlakukan dia sebagai
rasul. Di sini itu menunjuk
pada kemurnian hati, dan Yesus secara implicit menunjukkan bahwa sekalipun Yudas
telah dipilih pada jabatan dari kerasulan, tetapi ia tidak dipilih pada
kemurnian dari hati dan kehidupan. Sisa yang sebelas telah dipilih,
dan akan diselamatkan. Tetapi bukanlah kesalahan Yesus bahwa Yudas tidak
diselamatkan, karena ia diterima pada pengajaran yang sama, keakraban yang sama,
jabatan yang sama; tetapi cintanya menjijikkan /
sangat buruk terhadap emas mendapatkan pengaruh yang menguasai / mengontrol, dan
membuat sia-sia semua cara yang digunakan untuk pertobatannya.].
Bible
Knowledge Commentary (tentang Yoh 6:70-71):
“Jesus
then asked, Have I not chosen you, the Twelve? ... This choice was not election
to salvation, but was Jesus’ call to them to serve Him. Yet, He said, one of
you is a devil! In the light of John 13:2,27, Satan’s working in Judas was
tantamount to Judas being the devil. ... Judas was a tragic figure, influenced
by Satan; yet he was responsible for his own evil choices.”
[= Yesus lalu bertanya, Bukankah Aku Aku
sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? ... Pemilihan
ini bukanlah pemilihan kepada keselamatan, tetapi merupakan panggilan Yesus
kepada mereka untuk melayani Dia. Tetapi, Ia berkata, seorang di
antaramu adalah Iblis! Dalam terang dari Yoh 13:2,27, pekerjaan Iblis / Setan
dalam diri Yudas adalah sama dengan Yudas adalah Iblis. ... Yudas merupakan
tokoh yang tragis / menyedihkan, dipengaruhi oleh Setan / Iblis; tetapi ia
bertanggung jawab untuk pilihan-pilihan jahatnya sendiri.].
Yoh 13:2,27
- “(2)
Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati
Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. ... (27) Dan sesudah Yudas
menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: ‘Apa yang
hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.’”.
Calvin
(tentang Yoh 13:18): “‘I
know whom I have chosen.’ This very circumstance - that they will persevere -
he ascribes to their election; for the virtue of men, being frail, would tremble
at every breeze, and would be laid down by the feeblest stroke, if the Lord did
not uphold it by his hand. But as he governs those whom he has elected, all the
engines which Satan can employ will not prevent them from persevering to the end
with unshaken firmness. And not only does he ascribe to election their
perseverance, but likewise the commencement of their piety. Whence does it arise
that one man, rather than another, devotes himself to the word of God? It is,
because he was elected. Again, whence does it arise that this man makes
progress, and continues to lead a good and holy life, but because the purpose of
God is unchangeable, to complete the work which was begun by his hand? In short,
this is the source of the distinction between the children of God and
unbelievers, that the former are drown to salvation by the Spirit of adoption,
while the latter are hurried to destruction by their flesh, which is under no
restraint. Otherwise Christ might have said, ‘I know what kind of person each
of you will be;’ but that they may not claim anything for themselves, but, on
the contrary, may acknowledge that, by the grace of God alone, and not by their
own virtue, they differ from Judas, he places before them that election by free
grace on which they are founded. Let us, therefore, learn that every part of our
salvation depends on election.”
[= ‘Aku tahu siapa yang telah Kupilih’. Keadaan ini - bahwa mereka akan
bertekun - Ia anggap berasal dari pemilihan mereka; karena kebaikan manusia,
karena itu merupakan sesuatu yang lemah, akan gemetar pada setiap angin
sepoi-sepoi, dan akan menyerah oleh pukulan yang paling lemah, seandainya Tuhan
tidak menegakkan / menguatkannya oleh tanganNya. Tetapi karena Ia memerintah
mereka yang telah Ia pilih, semua mesin-mesin yang bisa Iblis gunakan tidak akan
menghalangi mereka dari ketekunan sampai akhir dengan keteguhan yang tak
tergoyahkan. Dan Ia menganggap bahwa bukan hanya
ketekunan mereka berasal dari pemilihan mereka, tetapi juga kemajuan dari
kesalehan mereka. Dari mana timbulnya bahwa satu orang, dan bukannya orang yang
lain, membaktikan dirinya sendiri pada firman Allah? Itu adalah karena ia
dipilih. Juga, dari mana timbulnya bahwa orang ini membuat kemajuan, dan terus
membimbing suatu kehidupan yang baik dan kudus, kecuali karena rencana Allah
tidak bisa berubah, untuk melengkapi / menyempurnakan pekerjaan yang dimulai
oleh tanganNya? Singkatnya,
ini adalah sumber dari pembedaan antara anak-anak Allah dan orang-orang yang
tidak percaya, bahwa yang terdahulu ditarik kepada keselamatan oleh Roh adopsi,
sedangkan yang belakangan didorong untuk pergi cepat-cepat pada kehancuran oleh
daging mereka, yang tidak ada di bawah pengekangan. Kalau tidak,
Kristus bisa telah berkata, ‘Aku tahu setiap kamu akan menjadi jenis orang
yang bagaimana’; tetapi supaya mereka tidak bisa mengclaim apapun untuk diri
mereka sendiri, tetapi sebaliknya bisa mengakui bahwa oleh
kasih karunia Allah saja, dan bukan oleh kebaikan mereka sendiri, mereka berbeda
dengan Yudas, Ia menempatkan di depan mereka bahwa pemilihan oleh
kasih karunia yang cuma-cuma itu pada mana mereka didirikan. Karena itu,
hendaklah kita belajar bahwa setiap bagian dari keselamatan kita tergantung pada
pemilihan.].
Calvin
(tentang Yoh 13:18): “In
another passage he includes Judas in the number of the elect. Have not I chosen
(or, elected) you twelve, and one of you is a devil? (John 6:70.) But in that
passage the mode of expression, though different, is not opposite; for there the
word denotes a temporal election, by which God appoints us to any particular
work; in the same manner as Saul, who was elected to be a king, and yet was a
reprobate. But here Christ speaks of the eternal election, by which we become
the children of God, and by which God predestinated us to life before the
creation of the world. And, indeed, the reprobate are sometime, endued by God
with the gifts of the Spirit, to execute the office with which he invests them.
Thus, in Saul, we perceive, for a time, the splendor of royal virtues, and thus
Judas also was distinguished by eminent gifts, and such as were adapted to an
apostle of Christ. But this is widely different from the sanctification of the
Holy Spirit, which the Lord bestows on none but his own children; for he renews
them in understanding and heart, that they may be holy and unblameable in his
sight. Besides, that sanctification has a deep root in them, which cannot be
removed; because the adoption of God is without repentance. Meanwhile, let us
regard it as a settled point, that it results from the election of God, when,
having embraced by faith the doctrine of Christ, we also follow it during our
life; and that this is the only cause of our happiness, by which we are
distinguished from the reprobate; for they, being destitute of the grace of the
Spirit, miserably perish, while we have Christ for our guardian, who guides us
by his hand, and upholds us by his power.”
[= Dalam text yang lain, Ia memasukkan Yudas dalam
jumlah orang-orang pilihan. Bukankah Aku telah memilih kamu yang dua
belas ini, dan satu dari kamu adalah Iblis? (Yoh 6:70). Tetapi
dalam text itu cara menyatakan, sekalipun berbeda, bukanlah kebalikannya; karena
disana kata itu menunjuk pada suatu pemilihan sementara, dengan mana Allah
menetapkan kita pada suatu pekerjaan khusus apapun; dengan cara yang sama
seperti Saul, yang dipilih untuk menjadi seorang raja, tetapi adalah orang yang
ditentukan untuk binasa. Tetapi
di sini Kristus berbicara tentang pemilihan kekal, dengan mana kita menjadi
anak-anak Allah, dan oleh mana Allah mempredestinasikan kita pada kehidupan
sebelum penciptaan dunia / alam semesta. Dan
memang, orang-orang yang ditentukan untuk binasa, kadang-kadang diberkati /
dianugerahi oleh Allah dengan karunia-karunia Roh, untuk melaksanakan jabatan
dengan mana Ia nobatkan mereka. Maka, dalam Saul, untuk suatu waktu, kami
mengenali kemegahan dari kebaikan-kebaikan seorang raja, dan demikian juga Yudas
dibedakan oleh karunia-karunia yang menonjol, sedemikian rupa sehingga
disesuaikan dengan seorang rasul Kristus. Tetapi ini sangat berbeda dari
pengudusan dari Roh Kudus, yang Tuhan tidak anugerahkan kepada siapapun kecuali
kepada anak-anakNya; karena Ia memperbaharui mereka dalam pengertian dan hati,
supaya mereka bisa kudus dan tak bercacat dalam pandanganNya. Disamping
itu, pengudusan itu mempunyai suatu akar yang dalam di dalam mereka, yang tidak
bisa disingkirkan; karena pengadopsian Allah adalah tanpa penyesalan. Sementara
itu, hendaklah kita menganggapnya sebagai suatu hal yang tetap, bahwa itu
merupakan hasil dari pemilihan Allah, pada waktu, setelah memeluk / mempercayai
dengan iman ajaran tentang / dari Kristus, kita juga mengikutinya sepanjang
hidup kita; dan bahwa ini adalah satu-satunya penyebab dari kebahagiaan kita,
dengan mana kita dibedakan dari orang-orang yang ditentukan untuk binasa; karena
mereka, tanpa mempunyai kasih karunia dari Roh, binasa secara menyedihkan,
sementara kita mempunyai Kristus sebagai Penjaga kita, yang membimbing kita oleh
tanganNya, dan menegakkan kita oleh kuasaNya.].
The
Biblical Illustrator (New Testament) - tentang Yoh 6:70-71: “WHY DID CHRIST CHOOSE A
MAN WHOM HE KNEW TO BE A DEVIL.? A hard question, but there is one harder
still. Why did Jesus choose you?” [= Mengapa Kristus memilih
seseorang yang Ia tahu adalah Iblis? Suatu pertanyaan yang sukar, tetapi ada
satu pertanyaan yang lebih sukar. Mengapa Yesus memilih kamu?].
Ini
merupakan sesuatu yang membutuhkan perenungan, supaya kita bisa menyadari
kasih Allah kepada kita yang sebetulnya sama sekali tidak layak kita terima.
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali