Eksposisi
Surat Yudas
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
YUDAS
8-10
Ayat 8:
Setelah membahas 3 contoh orang
berdosa / murtad dan hukumannya (ay 5-7), sekarang dalam ay 8 Yudas kembali
kepada orang-orang kristen KTP / guru-guru palsu yang tadi sudah ia bicarakan
dalam ay 4.
1. ‘Namun
demikian’.
NASB: Yet in the same manner
(= Tetapi dengan cara yang sama).
NIV: In
the very same way (= Dalam cara yang persis
sama).
Ini
menghubungkan ay 8 ini dengan ay 7. Jadi artinya adalah: orang-orang ini berbuat
dosa dengan cara yang sama dengan orang-orang Sodom dan Gomora. Mereka tidak mau
belajar dari sejarah!
2. ‘Orang
yang bermimpi-mimpian ini’.
Beberapa kemungkinan arti:
a.
Mungkin orang-orang ini menganggap diri / mengaku mendapat wahyu / pesan dari
Tuhan melalui mimpi yang menyokong ajaran sesat mereka.
Bdk.
Yer 23:25-27.
b.
Hubungan antara ajaran mereka dan kebenaran sama seperti hubungan antara mimpi
dan kenyataan.
c.
Ajaran mereka adalah hasil imaginasi mereka.
d.
Mereka berkhayal yang tidak-tidak (bdk. 2Pet 2:14 - ‘mata mereka penuh nafsu
zinah’).
e.
Mimpi, sekalipun enak, tidaklah nyata, dan bersifat sementara (bdk. Yes 29:8).
f)
Mimpi menunjukkan tidur. Orang berdosa memang sering digambarkan sebagai tidur
(bdk. 1Pet 5:8 1Tes 5:6). Tetapi perlu diingat bahwa bagi mereka ‘kebinasaan
tidak akan tertunda’ (2Pet 2:3). Dalam NIV diberikan terjemahan hurufiah yang
berbunyi: ‘their destruction has not
been sleeping’ (= kehancuran mereka
tidaklah tidur).
g) Thomas
Manton:
"Others dream
of attaining the end without using the means; they live in sin, and yet hope to
die comfortably, and go to heaven at length for all that, as if it were but an
easy and sudden leap from Delilah’s lap to Abraham’s bosom" (=
Orang-orang lain bermimpi untuk mencapai tujuan tanpa menggunakan sarana / cara;
mereka hidup dalam dosa, tetapi berharap untuk mati dengan senang, dan akhirnya
pergi ke surga untuk semua itu, seakan-akan merupakan suatu loncatan yang mudah
dan tiba-tiba dari pangkuan Delila ke dada Abraham).
Catatan:
‘pangkuan Delila’ diambil dari Hakim-hakim 16:19, sedangkan ‘dada
Abraham’ diambil dari Luk 16:22-23 (kata ‘duduk di pangkuan Abraham’
seharusnya adalah ‘bersandar di dada Abraham’).
3. ‘Mencemarkan
tubuh mereka’.
Thomas Manton:
"Impurity of
religion is usually joined with uncleanness of body"
(= Ketidak-murnian agama / kepercayaan biasanya berhubungan dengan kenajisan
tubuh).
Hal
seperti ini bisa terjadi:
a.
Sebagai hukuman Allah (bdk. Hos 4:12-13 Ro 1:24-dst).
b.
Karena kepercayaan yang salah / sesat itu membengkokkan hati dan hidup mereka
kepada dosa. Sebaliknya, kebenaran menguduskan hidup kita (Yoh 17:17).
4. ‘Menghina
kekuasaan Allah’.
KJV: ‘despise dominion
(= memandang rendah kekuasaan).
NIV/NASB/RSV:
‘reject authority’
(= menolak otoritas).
Macam-macam
arti:
a.
Mereka menolak semua otoritas, baik dalam gereja, keluarga, negara, pekerjaan
dsb.
b.
Mereka menyangkal ke-Tuhan-an Yesus.
c.
Thomas Manton: mereka menolak semua pemerintahan dunia.
Bandingkan
dengan Ro 13:1-dst Tit 3:1 1Pet 2:13-14,17 yang menunjukkan bahwa orang kristen
harus tunduk kepada pemerintah. Hanya kalau pemerintah bertentangan dengan
Firman Tuhan, barulah orang kristen boleh menentangnya (bdk. Kis 5:29).
5. ‘Menghujat
semua yang mulia di surga’.
KJV: ‘speak evil of
dignities’ (= berbicara jelek / jahat
tentang orang-orang berposisi tinggi / agung).
RSV: ‘revile
the glorious ones’ (= mencerca / mencaci
maki makhluk-makhluk yang mulia).
NIV: ‘slander
celestial beings’ (= memfitnah
makhluk-makhluk surgawi).
NASB: ‘revile
angelic majesties’ (= mencerca / mencaci
maki keagungan malaikat).
Macam-macam
arti:
a.
Mereka menghujat malaikat yang baik.
b.
Thomas Manton: mereka menolak semua pemerintahan gereja.
Alasannya:
kata DOXA (= glory / kemuliaan) yang digunakan disini dalam 2Kor 8:23
menunjuk pada pejabat gereja.
Orang
Kristen harus tunduk kepada pemimpin gereja (1Tes 5:12-13 1Tim 5:17,19 Ibr
13:17), tentu saja sepanjang para pemimpin gereja itu tidak menentang Firman
Tuhan (bdk. Kis 5:29).
Ayat 9:
1. ‘Penghulu
malaikat’.
NIV/NASB: the archangel.
Yunani:
HO ArchanggeloS.
Kata
ARCH berarti chief
(= kepala / ketua).
Contoh:
‘archbishop’
= ‘a chief bishop’ (= bishop kepala), ‘a bishop of the highest
rank’ (= bishop yang tingkatnya tertinggi).
Istilah
archangel ini menunjukkan adanya hierarchy / tingkatan dalam
kalangan malaikat.
Demikian
juga dalam kalangan setan juga ada hierarchy. Ini terlihat secara implicit
dari Mat 25:41 Mat 12:43-45 Mark 9:28-29.
Ada
yang beranggapan bahwa Mikhael ini menunjuk kepada Yesus / merupakan simbol
Yesus. Tetapi ini salah karena:
a.
Kata-kata ‘tidak berani menghakimi Iblis’ tidak cocok untuk Yesus.
b. Bahwa Yesus bisa bertengkar dengan Iblis, juga merupakan sesuatu
yang merendahkan Yesus. Bandingkan dengan sikap setan terhadap Yesus dalam Mark
5:6-13.
c.
Bagian paralel dari ayat ini, yaitu dalam 2Pet 2:11, berkata
‘malaikat-malaikat’.
2. ‘ketika
dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa’
(ay 9a).
a. Problem bagian ini.
Bagian ini (dan lebih-lebih ay 14-15) menimbulkan problem besar,
sampai-sampai ada orang yang tidak mau menerima surat Yudas ini dalam kanon
Kitab Suci gara-gara adanya bagian ini (Catatan: ada yang mengatakan
bahwa surat Yudas baru dipastikan masuk ke kanon Alkitab pada abad ke 4). Apa
problemnya?
1. Dalam Perjanjian Lama, tidak ada cerita ini.
Ul
34:5-6 memang hanya menceritakan bahwa setelah Musa mati, ia dikuburkan oleh
Tuhan di suatu lembah di tanah Moab, dan tidak ada orang yang tahu kuburannya.
Tetapi
sebetulnya bukan sesuatu yang aneh kalau penulis Perjanjian Baru melengkapi
Perjanjian Lama. Contoh lain:
2. Cerita ini berbau dongeng-dongeng Yahudi.
Tetapi dalam Zakh 3:1-2 juga ada cerita yang seperti ini, dan itu
jelas adalah Firman Tuhan. Cerita dalam Ayub 1-2 juga berbau dongeng, tetapi
semua orang yang Injili dan Alkitabiah menerimanya bukan sebagai dongeng, tetapi
sebagai fakta sejarah dan sebagai Firman Tuhan.
3.
William Barclay mengatakan bahwa dalam buku Apocrypha yang berjudul ‘The
Assumption of Moses’ (catatan: sekarang buku ini sudah tidak ada), ada
cerita bahwa Mikhael diberi tugas untuk menguburkan mayat Musa. Iblis mencoba
menghalangi dan menuntut tubuh Musa itu untuk dirinya sendiri.
Persoalannya
adalah: apakah Yudas memang menggunakan Apocrypha? Ada beberapa penafsiran /
pandangan tentang hal ini:
a. Yudas memang mengakui otoritas dari Apocrypha sehingga ia lalu
mengutipnya.
Keberatan
terhadap penafsiran ini:
Tidak terbayangkan bahwa ada penulis Kitab Suci yang percaya dan mengutip
Apocrypha.
b.
Yudas memang mengutip Apocrypha, karena guru-guru palsu dalam ay 4 itu
mempercayai otoritas Apocrypha itu. Jadi, sekalipun Yudas sendiri tidak
menyetujui Apocrypha, tetapi ia tetap mau menggunakannya demi mempertobatkan
mereka.
Illustrasi
/ analogi: ada orang
kristen yang kalau menginjili orang agama lain lalu menggunakan Kitab Suci
mereka.
Keberatan terhadap penafsiran ini:
o
Yudas menuliskan ay 9
ini sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi.
o
Saat ini Yudas tidak
sedang berbicara kepada guru-guru palsu itu, tetapi ia sedang berbicara
kepada orang-orang kristen tentang guru-guru palsu itu.
c. Yudas mengutip bagian ini bukan dari Apocrypha, tetapi dari tradisi
(= cerita turun temurun dari mulut ke mulut) Yahudi yang beredar saat itu.
Tradisi memang tidak selalu benar, tetapi ada yang benar, dan Yudas mengutip
yang benar. Banyak yang berpendapat bah-wa pada waktu Paulus menyebutkan nama
Yanes dan Yambres (sebagai nama-nama para ahli sihir Mesir) dalam 2Tim 3:8, ia
juga mendapatkan nama-nama itu dari tradisi yang beredar.
d. Yudas tidak mengutip dari Apocrypha ataupun tradisi tetapi
mendapatkan wahyu ilahi tentang hal ini.
b. Pembahasan bagian ini:
1. Mengapa ada pertengkaran antara Mikhael dengan Iblis karena
mayat Musa? Ada sedikitnya 2 pandangan:
a. Karena Musa muncul pada waktu Yesus dimuliakan di atas gunung
(Mat 17:3), maka ada orang yang berpendapat bahwa Musa mengalami kebangkitan.
Mikhael menjaga mayat Musa supaya tidak busuk, sehingga bisa dibangkitkan,
sedangkan Iblis ingin membusukkan mayat Musa itu.
Saya tidak menerima pandangan / tafsiran ini karena:
o
Kalau Musa
dibangkitkan, ia dibangkitkan dengan tubuh apa? Tidak mungkin ia dibangkitkan
dengan tubuh kebangkitan / tubuh kemuliaan, karena kalau demikian Kristus tidak
bisa dikatakan sebagai yang pertama / yang sulung yang bangkit dari antara orang
mati (1Kor 15:20,23 Kol 1:18 Wah 1:5).
o
kalau mayat itu
busukpun Tuhan tetap bisa membangkitkan.
b. Kebanyakan orang berpendapat bahwa Tuhan menguburkan mayat Musa
sehingga tidak ada orang yang tahu kuburannya, karena Tuhan tidak mau orang
Israel menyembah Musa / menjadikan mayat Musa sebagai relics. Dan mungkin
sekali karena itu Tuhan lalu menugaskan Mikhael untuk menguburkan dan menjaga
mayat Musa itu. Sebaliknya, setan menghendaki mayat Musa itu, supaya bisa ia
gunakan untuk menjatuhkan bangsa Israel dalam penyembahan terhadap mayat Musa
tersebut.
Kalau ini benar, maka ini menunjukkan bahwa setan sangat ingin
menjatuhkan anak-anak Tuhan ke dalam penyembahan berhala! Ingat bahwa
penyembahan berhala merupakan dosa yang paling dikutuk / dibenci Tuhan dalam
Perjanjian Lama, sehingga tidak aneh kalau setan justru ingin kita jatuh ke
dalam dosa itu. Karena itu hati-hatilah dengan:
o
pemberhalaan terhadap
Kitab Suci (menghormati bukunya), salib Kristus, foto Yesus, patung Yesus dsb.
o
pemberhalaan terhadap
pendeta / gereja.
o
pemberhalaan terhadap
roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus.
o
pemberhalaan terhadap
uang. Kitab Suci 2 x menyebutkan ketamakan / keserakahan sebagai pemberhalaan,
yaitu dalam Ef 5:5 dan Kol 3:5, karena hal ini membelokkan cinta, perhatian,
penghargaan, kepercayaan (trust) kita dari Allah kepada uang.
Charles Haddon Spurgeon:
"Anything
becomes an idol when it keeps us away from God"
(= segala sesuatu menjadi berhala kalau hal itu menjauhkan kita dari Allah).
Karena
itu selain uang, waspadai juga TV, hobby, pacar, teman, keluarga / anak,
pekerjaan, study, bahkan pelayanan, supaya hal-hal itu tidak menjadi
berhala bagi kita, yang menjauhkan kita dari Allah! Bdk. 1Yoh 5:21!
o
kepercayaan yang tidak
sesuai dengan Kitab Suci, seperti takhyul.
o
penyembahan kepada
Allah tanpa melalui Kristus, seperti yang dilakukan oleh orang beragama lain.
Thomas Manton:
"It is
idolatry not only to worship false gods in the place of the true God, but to
worship the true God in a false manner"
(= Adalah merupakan penyembahan berhala bukan hanya menyembah allah-allah palsu
menggantikan tempat Allah yang benar, tetapi juga menyembah Allah yang benar
dengan cara yang palsu / salah).
2. Mikhael berselisih / bertengkar dengan Iblis.
Ada beberapa hal yang perlu dibahas:
3. "tidak
berani menghakimi Iblis dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ‘Kiranya
Tuhan menghardik engkau!’"
(ay 9b).
a. ‘tidak berani menghakimi Iblis dengan kata-kata hujatan’.
NIV: ‘to bring a
slanderous accusation against him’ (=
memberikan tuduhan yang bersifat fitnah terhadapnya).
NASB: ‘pronounce
against him a railing judgment’ (=
menyatakan terhadapnya suatu penghakiman yang pahit / mencela).
KJV: ‘bring
against him a railing accusation’ (=
memberikan tuduhan yang pahit / mencela terhadapnya).
RSV: ‘to
pronounce a reviling judgment upon him’
(= menyatakan suatu penghakiman yang mencela / memaki-maki kepadanya).
Thomas
Manton menafsirkan bahwa ini menunjukkan bahwa Mikhael tidak mau menggunakan
kata-kata yang kasar pada waktu marah.
Penerapan:
Kita
tidak boleh meniru orang-orang brengsek ini, sebaliknya kita harus meniru
Mikhael. Dalam geger demi Tuhan, kita harus tetap memandang kepada Tuhan, dan
tahu batasnya, misalnya:
Thomas Manton:
"The God of
peace will not be served with a wrathful spirit, and Christ’s warfare needeth
no carnal weapons" (= Allah perdamaian
tidak akan dilayani dengan roh kemarahan, dan perang Kristus tidak membutuhkan
senjata yang bersifat daging / jasmani).
Kalau dalam gegeran yang dilakukan demi Tuhan saja kita tidak boleh
melakukan hal-hal ini, lebih-lebih dalam gegeran yang bukan demi Tuhan!
b. ‘tetapi berkata: Kiranya Tuhan menghardik engkau!’
Ayat 10:
Dalam ay 10 ini dikontraskan 2
hal:
1. Segala sesuatu yang tidak
mereka ketahui (ay 10a). Ini mereka hujat (ay 10a).
Tentang ‘segala sesuatu yang tidak mereka ketahui’ (ay 10a) ada
yang menafsirkan bahwa ini bukan menunjuk pada kebenaran tetapi kepada
malaikat-malaikat, dan dengan demikian ay 10a ini mengulangi ay 8.
Orang yang tidak mengerti seharusnya berdiam diri (bdk. Amsal
17:28) dan mencari pengetahuan (Amsal 1:22-23 8:5-10). Tetapi orang bodoh
biasanya justru berani bicara (Amsal 18:2,13).
Pulpit
Commentary:
"None are so
ready to speak as the ignorant" (=
Tidak ada yang lebih siap untuk berbicara dari pada orang yang bodoh / tidak
mempunyai pengertian).
Mungkin
ini menjelaskan mengapa dalam persekutuan / kebaktian Kharismatik lebih banyak
orang yang berani sharing, padahal sharingnya ngawur!
Yang
dibicarakan oleh Yudas 10 ini lebih extrim lagi. Orang bodoh itu bukan hanya
berbicara, tetapi bahkan menghujat apa yang tidak mereka mengerti.
Thomas
Manton mengatakan bahwa memang biasanya orang mengecam / menghujat kebenaran
karena mereka tidak mengerti hal itu. Ia juga menambahkan bahwa setan selalu
berusaha supaya kita jauh dari kebenaran. Ini akan menyebabkan kita mempunyai
prasangka buruk terhadap kebenaran itu, sehingga kita bukannya menyelidikinya
tetapi mencurigainya dan mengecamnya / menghujatnya.
Contoh
penghujat kebenaran seperti ini:
Tetapi surat Yudas ini bukannya membicarakan orang atheis yang anti
kristen, tetapi membicarakan nabi palsu dalam gereja (bdk. ay 4,12). Bukan
sesuatu yang aneh kalau seorang atheis / anti kristen menghujat kekristenan /
orang kristen, tetapi adalah sesuatu yang mengejutkan bahwa seorang ‘hamba
Tuhan’ melakukan hal semacam itu.
Contoh
penghujat kebenaran di dalam gereja:
Thomas Manton:
"Nazianzen
speaks of some ignorant people that condemn learning ... that their own
deficiency being the more common, might be less odious"
(= Nazianzen berbicara tentang beberapa orang yang bodoh / tidak mempunyai
penger-tian yang mengecam pengetahuan ... supaya kekurangan mereka itu menjadi
lebih umum sehingga tidak terlalu menjijikkan).
Sikap berani bicara sekalipun tidak mengerti, dan sikap menghujat
apa yang tidak dimengerti ini, kontras sekali dengan sikap Kristus yang berkata
dalam Yoh 3:11 - "... kami berkata-kata
tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami
lihat". Bdk. juga
dengan 1Yoh 1:1-3. Sikap Kristus / Yohanes ini yang seharusnya kita tiru.
Penerapan:
2. ‘Apa
yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah
yang mengakibatkan kebinasaan mereka’
(ay 10b).
a. Ada 2 pandangan tentang pengetahuan mereka ini:
"wicked
men, left to themselves, do but abuse and corrupt that natural goodness and
knowledge which they have in them. ... We are so far from improving ourselves,
that we ‘corrupt ourselves in what we know naturally’"
(= orang jahat kalau dibiarkan akan menyalahgunakan dan merusak kebaikan dan
pengetahuan alamiah yang mereka miliki dalam diri mereka. ... Kita begitu jauh
dari memperbaiki diri sendiri, sehingga kita ‘merusak diri kita sendiri dalam
apa yang kita ketahui secara alamiah’).
Ini penting diperhatikan dalam pendidikan anak! Tidak ada anak yang
bisa nggenah dengan sendirinya, kalau tidak dididik. Orang tua tidak boleh
membiarkan anak terus menuruti kemauannya sendiri.
Alasan mengapa pengetahuan mereka ini dianggap sebagai pengetahuan
yang salah:
KJV: ‘But these speak evil
of those things which they know not: but what they know naturally,
as brute beasts, in those things they corrupt themselves’
(= Tetapi mereka berbicara jahat tentang hal-hal yang mereka tidak tahu:
tetapi apa yang mereka ketahui secara alamiah, seperti binatang yang
kasar, dalam hal-hal itu mereka merusak diri mereka sendiri).
NIV: ‘Yet
these men speak abusively against whatever they do not understand; and
what things they do understand by instinct, like unreasoning animals -
these are the very things that destroy them’
(= Tetapi orang-orang ini berbicara secara menghina menentang apapun yang mereka
tidak mengerti; dan hal-hal yang mereka mengerti secara naluri,
seperti binatang yang tak berakal - ini adalah hal-hal yang menghancurkan
mereka).
RSV: ‘But
these men revile whatever they do not understand, and by those things
that they know by instinct as irrational animals do, they are
destroyed’ (= Tetapi orang-orang ini
mencerca apapun yang tidak mereka mengerti, dan oleh hal-hal yang mereka ketahui
secara naluri seperti binatang yang tak berakal, mereka dihan-curkan). Ini » NASB.
Berbeda
dengan Kitab Suci Indonesia yang menggunakan 2 x kata ‘ketahui’, dan KJV
yang menggunakan 2 x kata ‘know’
(= tahu), dan NIV yang menggunakan 2 x kata ‘understand’
(= mengerti), maka RSV
dan NASB menggunakan ‘know’
(= tahu) dan ‘understand’
(mengerti). Mungkin
pembedaan ini memang harus ditekankan karena bahasa Yunaninya juga menggunakan 2
kata yang berbeda (OIDASIN dan EPISTANTAI).
RSV/NIV/NASB: ‘by
instinct’ (= dengan / oleh naluri).
KJV: ‘naturally’
(= secara alamiah).
Pengetahuan
yang benar tentang keselamatan pasti tidak akan ada pada diri kita secara
alamiah (bdk. 1Kor 2:14), tetapi bagaimanapun ada pengetahuan tentang kebenaran
yang bisa ada dalam diri kita secara alamiah, misalnya pengetahuan akan adanya
Allah (Ro 1:19-20). Jadi dasar ini saja masih kurang kuat. Karena itu perhatikan
dasar yang lain di bawah ini.
Ini rasa-rasanya tidak memungkinkan bahwa pengetahuan itu adalah
pengetahuan yang benar.
b. Pengetahuan yang salah ini membinasakan / merusak mereka.
Kitab
Suci Indonesia: ‘kebinasaan’.
RSV/NIV/NASB:
‘destroy / destroyed’
(= menghancurkan).
KJV: ‘corrupt’
(= merusak / membuat jadi jahat).
Saya
lebih setuju dengan KJV.
Pengetahuan
yang salah selalu membawa akibat buruk. Karena itu rajinlah dalam belajar Kitab
Suci, dan dengan hati yang tulus dan rendah hati, selalulah berdoa meminta
pengertian yang benar dari Tuhan.
-AMIN-
e-mail us at [email protected]