Eksposisi
Surat Yudas
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
YUDAS
20-21
Kalau dalam ay 19 Yudas sudah
menunjukkan ciri-ciri apa yang ada dalam diri orang-orang sesat pada jamannya
itu, maka sekarang dalam ay 20-21 ia menunjukkan ciri-ciri apa yang harus ada
dalam diri orang kristen.
1. ‘bangunlah
dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci’
(ay 20a).
a. Sesuatu yang mutlak penting untuk menghadapi penyesatan /
nabi-nabi palsu adalah dengan membangun iman kita sendiri (ay 20-21).
Ini tidak berarti bahwa Yudas mengajar kita untuk menjadi egois,
karena dalam ay 22-23 ia mengajar kita untuk melayani orang lain / memberitakan
Injil (ay 22-23). Memang ‘membangun diri sendiri’ didahulukan dari
‘melayani orang lain’, karena kalau diri kita sendiri tidak kuat, kita tidak
akan bisa melayani orang lain. Bahkan kalau diri sendiri sampai sesat seperti
orang-orang sesat itu, maka pada waktu kita melayani kita juga akan mengarahkan
orang yang kita layani itu pada kesesatan.
Banyak orang kristen yang tidak melakukan ay 20-21 (membangun diri
sendiri) tetapi melakukan ay 22-23 (melayani orang lain); tetapi ada juga orang
kristen yang sebaliknya, dimana mereka melakukan ay 20-21 (membangun diri
sendiri) tetapi tidak melakukan ay 22-23 (melayani orang lain). Orang kristen
yang alkitabiah harus melakukan kedua-duanya.
b.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun diri sendiri:
Thomas Manton:
"Faith ... is
the proper foundation of holiness and good works. Works without faith are but a
roof without a foundation, and faith without works is a foundation without a
building; good fruit supposeth a good tree, Mat. 7"
(= Iman ... adalah fondasi yang tepat untuk kekudusan dan perbuatan baik.
Perbuatan baik tanpa iman adalah atap tanpa fondasi, dan iman tanpa perbuatan
baik adalah fondasi tanpa bangunan; buah yang baik mensyaratkan pohon yang baik,
Mat 7).
Pulpit Commentary:
"This is
addressed, not to sinners, but to saints who have been already placed upon the
foundation" (= Ini ditujukan, bukan
kepada orang ber-dosa, tetapi kepada orang-orang kudus yang telah diletakkan di
atas fondasi).
Penerapan:
Kalau
saudara adalah seorang hamba Tuhan / guru sekolah minggu, saudara perlu meneliti
apakah jemaat / anak-anak saudara itu sudah kristen sungguh-sungguh atau tidak.
Ini memang tidak bisa diketahui dengan pasti, tetapi bisa diperkirakan. Misalnya
dengan menanyakan keyakinan keselamatan, alasan keyakinannya, dan juga melihat
sikapnya terhadap Firman Tuhan, terhadap dosa dsb. Kalau jemaat / anak-anak
saudara belum beriman, jangan berusaha membangun iman mereka. Sebaliknya
beritakanlah Injil kepada mereka, supaya mereka bertobat dulu, dan baru setelah
itu saudara bisa membangun iman mereka.
S. Maxwell Coder:
"The use of
the present participle, building, indicates that this is to be a lifelong
task" (= penggunaan present
participle, building, menunjukkan bahwa ini adalah tugas seumur
hidup).
Penerapan:
Apakah
saudara adalah orang kristen yang puas dengan iman yang statis, pengudusan yang
terhenti, dsb? Ingat bahwa Tuhan menghendaki pembangunan iman yang berlangsung
terus menerus!
Kis 20:32 - "... firman
kasih karuniaNya, yang berkuasa membangun kamu ...".
1Pet
2:2 - "Dan jadilah sama seperti bayi
yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani,
supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan".
Karena
itu rajinlah dan tekunlah dalam belajar Firman Tuhan!
2.
‘Berdoalah dalam Roh Kudus’
(ay 20b bdk. Ef 6:18).
a. Doa adalah sesuatu yang penting supaya bisa membangun iman kita
sendiri (ay 20b).
b. Apa
artinya ‘berdoa dalam Roh Kudus’?
Ini bukan doa bahasa roh, tetapi doa yang dipimpin oleh Roh Kudus.
S.
Maxwell Coder:
"Prayer in
the Spirit is prayer which issues from a heart indwelt, illuminated, and
controlled by the Holy Spirit. It is petition, praise, and thanksgiving which
are indited by the Spirit" (= Doa
dalam Roh adalah doa yang keluar dari hati yang didiami, diterangi, dan dikuasai
oleh Roh Kudus. Itu adalah permohonan, pujian, dan ucapan syukur yang didorong /
didiktekan oleh Roh).
c.
Tanpa pertolongan Roh Kudus, kita tidak bisa berdoa.
Thomas
Manton:
"Prayer is a
work too hard for us; we can babble of ourselves, but we cannot pray without the
Holy Ghost; we can put words into prayer, but it is the Spirit puts affections,
without which it is but a little cold prattle and spiritless talk"
(= Doa adalah suatu pekerjaan yang terlalu sukar untuk kita; kita bisa mengoceh
dari diri kita sendiri, tetapi kita tidak bisa berdoa tanpa Roh Kudus; kita bisa
menyusun kata-kata menjadi doa, tetapi adalah Roh yang memberikan perasaan, dan
tanpa itu doa itu hanyalah suatu ocehan dingin dan pembicaraan yang mati).
Calvin:
"as though he
had said, that such is our sloth, and that such is the coldness of our flesh,
that no one can pray aright except he be roused by the Spirit of God; and that
we are also so inclined to diffidence and trembling, that no one dares to call
God his Father, except through the teaching of the same Spirit; for from him is
solicitude, from him is ardour and vehemence, from him is alacrity, from him is
confidence in obtaining what we ask; in short, from him are those unutterable
groanings mentioned by Paul (Rom. 8:26)"
[= seakan-akan ia telah mengatakan, bahwa begitu besar kemalasan kita, dan bahwa
begitu besar kedinginan dari daging kita, sehingga tidak seorangpun bisa berdoa
dengan benar kecuali ia digerakkan oleh Roh Allah; dan bahwa kita juga begitu
condong pada rasa malu / keragu-raguan dan ketakutan, sehingga tidak seorangpun
berani menyebut Allah Bapanya, kecuali melalui pengajaran dari Roh yang sama;
karena dari Dialah perhatian, dari Dialah semangat, dari Dialah kemauan, dari
Dialah keyakinan untuk mendapatkan apa yang kita minta; singkatnya, dari Dialah
erangan / keluhan yang tidak terucapkan yang disebutkan oleh Paulus (Ro 8:26)].
d.
Hanya doa yang dinaikkan dengan pimpinan / pertolongan Roh Kudus yang didengar /
dikabulkan oleh Allah.
Adam
Clarke:
"The prayer
that is not sent up through the influence of the Holy Ghost is never likely to
reach heaven" (= Doa yang tidak
dinaikkan melalui pengaruh Roh Kudus tidak pernah mencapai surga).
e.
Kita harus mentaati dorongan untuk berdoa dari Roh Kudus.
Thomas Manton:
"By these
motions we are invited to come and confer with God; do not say, I am not at
leisure" (= Oleh gerakan-gerakan ini
kita diundang untuk datang dan berbicara dengan Allah; jangan berkata, aku tidak
ada waktu luang).
Thomas Manton:
"I would not
have this interpreted as if every motion to prayer were from the Spirit. It is
possible Satan may oppress an anxious soul with the tyranny of unreasonable
impulsions to duty" (= Saya tidak mau
ini ditafsirkan seakan-akan setiap gerakan kepada doa datang dari Roh. Adalah
mungkin Setan menekan / menindas jiwa yang kuatir dengan memberikan dorongan
berlebih-lebihan ke arah kewajiban yang tidak masuk akal).
3. ‘Peliharalah
dirimu demikian dalam kasih Allah’
(ay 21a).
a. Apa yang dimaksud dengan ‘kasih Allah’ (love of God)?
Sebetulnya
‘love of God’
(= kasih Allah), bisa menunjuk baik pada ‘kasih Allah kepada kita’ maupun
‘kasih kita kepada Allah’. Thomas Manton memilih yang kedua.
Thomas
Manton:
"It may be
taken for that love which God beareth to us, or else for the love wherewith we
love God. ... In this second sense I take the love of God here"
(= Itu bisa dianggap sebagai kasih Allah kepada kita, atau untuk kasih dengan
mana kita mengasihi Allah. ... Dalam arti kedua inilah saya menerima kasih Allah
di sini).
Sebaliknya
S. Maxwell Coder memilih yang pertama.
S.
Maxwell Coder:
"We are not
to understand this admonition as though it read, ‘Keep on loving God.’ Not
our love for Him, but His love for us is in view. The passage is similar to John
15:9: ‘As the Father hath loved me, so have I love you: continue ye in my
love.’ We bear the responsibility in both passages for keeping ourselves, or
continuing, in the sphere within which the love of God is able to bless us"
(= Kita tidak mengerti nasehat ini seakan-akan bunyinya adalah ‘Teruslah
mengasihi Allah’. Bukan kasih kita untuk Dia, tetapi kasihNya untuk kita yang
dipersoalkan. Text ini mirip dengan Yoh 15:9: ‘Seperti Bapa telah mengasihi
Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggal-lah di dalam kasihKu
itu’. Kita punya tanggung jawab dalam kedua text untuk memelihara diri kita
sendiri, atau terus ada, dalam lingkungan dalam mana kasih Allah itu bisa
memberkati kita).
Saya lebih condong pada pandangan Coder ini.
b. Bagaimana caranya memelihara diri kita dalam kasih Allah?
Dengan
mentaati Firman Tuhan (Yoh 15:10). Tetapi dengan demikian itu berarti bahwa kita
juga harus memelihara kasih kita kepada Allah, karena itu adalah dasar ketaatan
kita (Yoh 14:15,21a). Karena itu kata-kata Thomas Manton dalam point d) di bawah
tetap perlu diperhatikan.
c.
Jaminan Allah tidak membuang tanggung jawab kita.
Ay 1
mengatakan bahwa kita ‘dipelihara untuk Yesus Kristus’, dan ay 24 mengatakan
bahwa Tuhan berkuasa untuk menjaga supaya kita tak tersandung, dsb. Juga 1Pet
1:5 mengatakan bahwa kita ‘dipelihara dalam kekuatan Allah’. Semua ini
menunjukkan jaminan Allah bahwa orang yang sungguh-sungguh percaya tidak akan
terhilang. Tetapi semua itu tidak membuang tanggung jawab kita untuk berusaha
supaya kita tidak terhilang. Karena itu di sini Yudas menyuruh kita untuk
memelihara diri kita dalam kasih Allah.
Thomas Manton:
d. Kejatuhan dari kasih yang semula (kasih kita kepada Allah).
Dalam buku tafsirannya Thomas Manton membahas panjang lebar tentang
kejatuhan dari kasih yang semula.
1. ‘Kasih’ adalah kasih karunia yang paling mudah berkurang /
hilang.
Thomas Manton:
"That of all
graces, love needeth keeping. Why? Because of all graces it is most decaying.
Mat. 24:12 Rev. 2:4" (= Bahwa dari
semua kasih karunia, kasih membutuhkan pemeliharaan. Mengapa? Karena dari semua
kasih karunia itu adalah yang paling mudah berkurang / hilang. Mat 24:12 Wah
2:4).
2. Hal-hal yang menyebabkan berkurangnya / hilangnya kasih yang
semula.
Thomas Manton:
"Some times
it falleth out through freeness in sinning. Neglect is like not blowing up the
coals; sinning is like pouring on waters, a very quenching of the Spirit, 1Thes.
5:19" (= Kadang-kadang itu terjadi
karena kebebasan dalam berbuat dosa. Kelalaian adalah seperti tidak mengipasi
arang; berbuat dosa adalah seperti menyiramnya dengan air, tindakan yang
memadamkan Roh, 1Tes 5:19).
3. Akibat dari kejatuhan / kehilangan kasih yang semula.
Thomas
Manton:
"Those that
have made profession of love to God, and yet afterwards break with him, bring an
ill report upon the Lord, as if he were an ill master. I am persuaded that the
devil in policy lets many men alone for a while to make a strict profession, and
seem to be full of zeal and holiness, that they may afterwards do religion a
mischief. Whilst they act for God, though they do some things excellently, Satan
never troubleth them; he is at truce with them till they have gotten a name for
the profession of godliness and strictness of conversation, and when once they
have gotten a name, their fall will be more scandalous, more igominious to
themselves, and disgraceful to religion. Verily, this is a common experience, we
see many forward, hot, and carried out with great impulsions of zeal, and all
this while Satan lets them alone, he knoweth how mutable men are, and how soon
they begin to tire in the ways of God, therefore lets them alone till they have
run themselves out of breath, that afterwards, by a more notable defection, they
may shame themselves and harden others. If Judas will be a disciple, he lets him
alone; if Simon Magus will be baptized, and Nicolas bear the office in
the church, he lets them alone; he knoweth the best are mutable; that many take
up their religion out of interest, that men are soon weary of their own
scrupulousness and rigid observances, that they first make conscience of all
things, and then of nothing; and therefore he lets them go on without any
notable defect or failing, to fly some youthful lusts, to renounce some
interests, till they have gotten credit enough to discredit religion"
(= Mereka yang mengaku cinta kepada Allah, tetapi lalu memutuskan hubungan
dengan Dia, menyebabkan laporan / berita buruk tentang Tuhan, seakan-akan Ia
adalah Tuan yang jahat. Saya yakin bahwa setan dalam politiknya membiarkan
banyak orang untuk sementara waktu membuat pengakuan yang ketat, dan
kelihatannya penuh semangat dan kekudusan, supaya di kemudian hari mereka bisa
menyebabkan kerusakan pada agama. Pada waktu mereka berbuat untuk Allah,
sekalipun mereka melakukan beberapa hal dengan sangat baik, Setan tidak pernah
mengganggu mereka; ia ada dalam genjatan senjata dengan mereka sampai mereka
sudah mendapatkan nama untuk pengakuan kesalehan dan keketatan pembicaraan, dan
sekali mereka sudah mendapat nama, kejatuhan mereka akan merupakan suatu skandal
yang lebih besar, lebih memalukan bagi diri mereka sendiri, dan memalukan bagi
agama. Sungguh, ini adalah pengalaman yang umum, kami melihat banyak orang maju,
panas / berkobar-kobar, dan melaksanakan / mengamalkan dengan dorongan semangat
yang besar, dan selama itu Setan membiarkan mereka, ia tahu betapa mudah
berubahnya / tidak konsistennya manusia, dan betapa cepat mereka mulai lelah /
bosan dalam jalan Allah, karena itu ia membiarkan mereka sampai mereka telah
lari sampai kehabisan nafas, supaya sesudah itu, oleh suatu tindakan
meninggalkan yang menyolok, mereka memalukan diri mereka sendiri dan mengeraskan
hati orang lain. Jika Yudas mau menjadi murid, ia membiarkannya; jika Simon
Magus mau dibaptis, dan Nikolaus menjabat jabatan di gereja, ia membiarkan
mereka; ia tahu bahwa yang terbaik tetap mudah berubah / tidak konsisten; bahwa
banyak orang mengambil agama karena kesenangan / keuntungan, bahwa manusia
begitu cepat lelah / bosan dengan ketaatan / ibadah mereka sendiri yang teliti
dan ketat, bahwa mula-mula mereka menilai benar salahnya segala sesuatu, dan
lalu sama sekali tak mempedulikan benar atau salahnya apapun, dan karena itu ia
membiarkan mereka berjalan tanpa cacat atau kelemahan yang menyolok,
meninggalkan beberapa nafsu orang muda, meninggalkan beberapa kesenangan, sampai
mereka mendapatkan cukup kredit / penghargaan untuk mendiskreditkan /
mencemarkan agama).
Catatan:
Yang
dimaksud dengan ‘Nicolas’ / ‘Nikolaus’, yaitu salah satu dari 7 orang
yang diangkat menjadi diaken dalam Kis 6:5. Thomas Manton berpendapat bahwa
Nikolaus ini yang nantinya mendirikan sekte Nicolaitan (pengikut Nikolaus), yang
dibicarakan dalam Wah 2:6 dan Wah 2:15. Tetapi saya berpendapat bahwa tidak ada
dasar untuk menyamakan Nikolaus dalam Wah 2:6,15 dengan Nikolaus dalam Kis 6:5.
4.
Ciri / tanda kejatuhan.
Thomas
Manton:
"Where we
love there will be musing on the object beloved, there will be familiarity and
intimateness of converse. There is not a day can pass but love will find some
errand and occasion to confer with God, either to implore his help or ask his
counsel. But now, when men can pass over whole days and weeks, and never give
God a visit, such strangeness argueth little love. Again, when there is no care
of glorifying God, no plotting and contrivings how we may be most useful for
him, when we do not mourn over sin as we were wont to do, are not so sensible of
offences, have not these meltings of heart, are not so careful to avoid all
occasions of offending God, are not so watchful, so zealous, as we were wont to
be, do not rise up in arms against temptations and carnal thoughts, love is
decayed. Certainly when the sense of our obligation to Christ is warm upon the
heart, sin doth not escape so freely; love will not endure it to live and act in
the heart, Titus 2:11-12, Gen 39:9. But now, as this is worn off, the heart is
not watched, the tongue is not bridled, speeches are idle, yea, rotten and
profane; wrath and envy tyrannise over the soul, all runneth to riot in the poor
neglected heart; yea, further, God’s public worship is performed
perfunctorily, and in a careless, stupid manner; sin confessed without remorse
and sense of the wrong done to God; prayer made for spiritual blessings without
desire of obtaining; wrath deprecated without any fear of the danger;
intercession for others without any sympathy or brotherly love; thanks given
without any conference of holy things is either none at all, or very slight and
careless; hearing without attention; reading without a desire of profit; singing
without any delight or melody of heart. All this is but the just account of a
heart declining in the love of God" (=
Dimana kita mengasihi disana akan ada perenungan tentang obyek yang dikasihi,
disana akan ada keakraban dan keintiman dalam pembicaraan. Tidak ada satu
haripun akan berlalu dimana kasih tidak menemukan pesan / berita dan alasan /
kesempatan untuk berbicara dengan Allah, untuk meminta pertolonganNya atau
nasehatNya. Tetapi sekarang, ketika manusia bisa melewati beberapa hari dan
minggu tanpa pernah mengunjungi Allah, keanehan seperti itu menunjukkan kasih
yang sedikit / kecil. Juga, pada saat ada ketidakpedulian dalam memuliakan
Allah, tidak ada perencanaan dan usaha / penyusunan tentang bagai-mana kita bisa
menjadi paling berguna untuk Dia, pada saat kita tidak berkabung atas dosa
seperti yang biasa kita lakukan, tidak peka terhadap pelanggaran, tidak
mempunyai hati yang hancur, tidak begitu hati-hati untuk menghindari semua
kesempatan untuk menyakiti hati / menyalahi Allah, tidak begitu berjaga-jaga dan
bersemangat seperti kita biasanya, tidak bangkit untuk melawan pencobaan dan
pikiran daging, kasih itu berkurang / melemah. Jelas bahwa ketika rasa kewajiban
pada Kristus itu hangat dalam hati kita, dosa tidak lolos dengan begitu bebas;
kasih tidak akan mengijinkannya hidup dan bertindak dalam hati, Titus 2:11-12,
Kej 39:9. Tetapi sekarang, karena semua ini sudah luntur, hati tidak dijaga,
lidah tidak dikekang, kata-kata kosong bahkan busuk dan kotor / tak senonoh;
kemarahan dan iri hati merajalela dalam jiwa, semua lari ke dalam kerusuhan /
kekacauan dalam hati yang diabaikan; lebih jauh lagi, bahkan kebaktian dilakukan
dengan asal-asalan / tak sungguh-sungguh dan dalam cara yang ceroboh dan bodoh;
dosa diakui tanpa penyesalan dan perasaan bersalah kepada Allah; doa untuk
berkat rohani tanpa keinginan untuk mendapatkan; kemarahan mencela / mengutuk
tanpa takut bahaya; doa syafaat untuk orang lain tanpa simpati atau kasih
persaudaraan; syukur diberikan tanpa menghargai kebaikan / manfaat atau kasih
kepada Allah dalam mengingat mereka; perundingan tentang hal-hal kudus tidak
pernah dilakukan atau sangat sedikit dan ceroboh; pembacaan tanpa keinginan
mendapatkan keuntungan / manfaat; menyanyi tanpa kesenangan atau nyanyian di
hati. Semua ini hanyalah laporan / catatan suatu hati yang menurun dalam kasih
kepada Allah).
Thomas Manton:
"In our
serious sequestration and retirements we should have such thoughts as these are:
- I was wont to spend some time every day with God; I remember when it was a
delight to me to think of him; now I have no heart to pray or meditate, no
relish of communion with his blessed majesty; it was the joy of my soul to be at
an ordinance, the returns of the Sabbath were welcome to me; but now what a
weariness is it! Time was when I had sweet experiences, and the graces of
God’s Spirit were more lively in me, but now all is dead and inefficacious;
time was when a vain thought was burdensome unto me, but now I can away with
sinful actions; time was when the mispence of ordinary time was a grief unto my
soul, now I can spend the Sabbath unprofitably and never be troubled, &c.
Thus should you consider your estate"
(= Dalam penyendirian kita yang serius kita harus mempunyai pemikiran-pemikiran
seperti ini: Saya biasanya menghabis-kan beberapa waktu setiap hari dengan
Allah; saya ingat bahwa dulu adalah suatu kesenangan bagi saya untuk berpikir
tentang Dia; sekarang aku tidak mempunyai hati untuk berdoa dan bermeditasi,
tidak ada kesukaan dalam bersekutu dengan Dia; dulu adalah sukacita dari jiwaku
untuk ada dalam Perjamuan Kudus, datangnya hari Sabat kusambut dengan baik;
tetapi sekarang alangkah membosankannya hal itu! Ada saat dimana aku mempunyai
pengalaman yang manis, dan kasih karunia Roh Allah lebih hidup dalam diriku,
tetapi sekarang semua mati dan tidak manjur; ada saat dimana pemikiran sia-sia
adalah suatu beban bagiku, tetapi sekarang aku bisa mengabaikan
tindakan-tindakan berdosa; ada saat dimana penghamburan waktu biasa merupakan
kesedihan bagi jiwaku, sekarang aku bisa menghamburkan Sabat secara tak berguna
dan tidak merisaukannya, dsb. Begitulah engkau harus memikirkan / merenungkan
keadaanmu).
Catatan:
baca kedua kutipan di atas ini dengan teliti, renungkan baik-baik dan bandingkan
dengan kehidupan saudara!
5. Apa
yang harus dilakukan supaya tidak kehilangan kasih yang semula?
Thomas
Manton:
"Increase and
grow in love, 1Thes. 4:10. Nothing conduceth to a decay more than contentment
with what we have received; every day you should love sin less, self less, world
less, but Christ more and more" (=
Bertambahlah dan bertumbuhlah dalam kasih, 1Tes 4:10. Tidak ada yang menimbulkan
kebusukan / penurunan kasih lebih dari kepuasan dengan apa yang telah kita
terima; setiap hari engkau harus makin kurang mengasihi dosa, diri sendiri,
dunia, tetapi mengasihi Kristus makin lama makin banyak).
Thomas
Manton:
"Observe the
first declinings, for these are the cause of all the rest. Evil is best stopped
in the beginning; if, when we first began to grow careless, we had taken heed,
then it would never have come to this. ... it is easier to crush an egg than to
kill the serpent" (= Amatilah
penurunan pertama, karena ini adalah penyebab dari semua yang lain. Kejahatan
sebaiknya dihentikan pada permulaan; jika pada waktu pertama-tama kita mulai
bertumbuh menjadi ceroboh kita sudah memperhatikan, maka itu tidak akan pernah
menjadi seperti ini. ... adalah lebih mudah menghancurkan sebuah telur dari pada
membunuh ularnya).
4. ‘sambil
menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal’
(ay 21b).
a. Kata ‘rahmat’ oleh terjemahan Inggris diterjemahkan ‘mercy’
(= belas kasihan).
b.
Kata ‘menantikan’ jelas menunjukkan bahwa ini menunjuk pada akhir jaman.
Apapun
yang kita lakukan, kita membutuhkan belas kasihan Tuhan Yesus Kristus pada akhir
jaman.
Sekalipun
kita membangun diri kita, berdoa dalam Roh Kudus, dan memelihara diri kita dalam
kasih Allah, tetapi kita tetap membutuhkan rahmat / belas kasihan dari Tuhan
Yesus Kristus, karena apapun yang kita lakukan tidak bisa menyelamatkan /
mengampuni kita dan membawa kita ke surga!
S.
Maxwell Coder:
"When He
comes, there will be judgment on the adversaries, but mercy for us"
(= Pada waktu Ia datang, akan ada penghukuman terhadap para musuh, tetapi belas
kasihan untuk kita).
c.
Thomas Manton menghubungkan ‘kasih kepada Allah’ dalam ay 21a dengan
menantikan kedatangan Kristus pada akhir jaman dalam ay 21b.
Thomas
Manton:
"Love
quickeneth desire: 2Peter 3:12, ‘Looking for and hastening to the coming of
the Lord’. ... A harlot would have her husband defer his coming, but a chaste
spouse thinketh he can never come soon enough. They that go a-whoring after the
world, neither desire Christ’s coming, nor love his appearing; but ‘the
Spirit of the bride saith, Come.’ They that love God look for it, Phil. 3:20,
long for it, 2Tim. 4:8: they ‘love his appearing.’"
(= Kasih menimbulkan kerinduan: 2Petrus 3:12, ‘menantikan dan tergesa-gesa
pada kedatangan Tuhan’. ... Seorang pelacur menginginkan suaminya menunda
kedatangannya / kepulangannya, tetapi pasangan yang suci / murni berpikir bahwa
ia tidak pernah bisa pulang cukup pagi. Mereka yang melacur mengikuti dunia ini,
tidak menginginkan kedatangan Kristus, dan juga tidak mengasihi / menyenangi
pemunculanNya; tetapi ‘Roh dari pengantin perempuan berkata, Datanglah’ (Wah
22:17). Mereka yang mengasihi Allah menantikannya, Fil 3:20, merindukannya,
2Tim 4:8: mereka ‘mengasihi pemunculanNya’).
Bandingkan
kata-kata Thomas Manton ini dengan Amsal 7:19-20 - "Karena
suamiku tidak di rumah, ia sedang dalam perjalanan jauh, sekantong uang
dibawanya, ia baru pulang menjelang bulan purnama".
Ayat
ini menggambarkan seorang pelacur yang berusaha menggaet seorang pemuda untuk
mau tidur dengannya. Pelacur itu berkata bahwa suaminya sedang pergi, dan pasti
tidak akan cepat-cepat pulang, dan karenanya itu merupakan saat aman untuk
bermain cinta. Pelacur itu pasti tidak mengharapkan suaminya pulang cepat-cepat.
Sebaliknya seorang istri yang setia dan betul-betul mencintai suaminya, pasti
ingin suaminya cepat-cepat pualng.
Dalam
hubungan saudara dengan Kristus, saudara bersikap seperti seorang istri yang
setia (yang mengharapkan Kristus cepat kembali), atau seperti seorang pelacur
(yang mengharapkan Kristus jangan datang kembali)?
Thomas
Manton:
"This now
informeth us what a difference there is between a child of God and wicked men.
They wish this day would never come, and would be glad in their hearts to hear
such news. The thought of Christ’s coming is their burden and torment. They
have the spirit of the devil in them: ‘Art thou come to torment us before our
time’? Mat. 8:29" (= Ini
menginformasikan kita betapa besar perbedaan antara anak Allah dan orang-orang
jahat. Mereka berharap hari itu tidak pernah datang, dan akan gembira dalam hati
mereka mendengar kabar seperti itu. Pemikiran tentang kedatangan Kristus adalah
beban dan siksaan mereka. Mereka mempunyai roh / semangat / pemikiran dari setan
dalam diri mereka: ‘Apakah Engkau datang untuk menyiksa kami sebelum
waktunya?’ Mat 8:29).
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali