oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
YOHANES 4:27-42
Ay 27:
1)
Murid-murid datang dan heran melihat Yesus berbicara dengan seorang perempuan
Samaria. Mengapa? Karena pada saat itu ada suatu peraturan Rabi yang berbunyi
sebagai berikut:
“A man
shall not be alone with a woman in an inn, not even with his sister or his
daughter, on account of what men may think. A man shall not talk with a woman in
the street, not even with his own wife, and especially not with another woman,
on account of what men may say” (=
Janganlah seorang laki-laki sendirian dengan seorang perempuan di sebuah
penginapan, bahkan tidak dengan saudara perempuannya atau anak perempuannya,
karena apa yang orang mungkin pikirkan. Janganlah seorang laki-laki berbicara
dengan seorang perempuan di jalan, bahkan tidak dengan istrinya sendiri, dan
terlebih lagi tidak dengan perempuan lain, karena apa yang orang mungkin
katakan).
Bahwa Yesus tetap berbicara berduaan dengan perempuan Samaria itu
menunjukkan bahwa Yesus tidak mempedulikan peraturan yang tidak punya dasar
Kitab Suci ini!
Penerapan:
Jangan mempedulikan ajaran yang tidak punya dasar Kitab Suci, tidak
peduli itu sudah menjadi tradisi dari banyak orang selama ratusan tahun.
2)
Sekalipun heran, mereka tidak berani bertanya apa-apa (ay 27b), apalagi
menyalahkan Yesus. Mengapa?
a)
Karena mereka tahu bahwa Yesus sering bertentangan dengan ajaran / tradisi
Yahudi.
b)
Karena mereka tahu bahwa kalau Yesus melakukan hal itu, Ia pasti punya alasan
yang kuat.
Barnes’ Notes:
“We should be confident that Jesus is
right, even if we cannot fully understand all that He does”
(= kita harus yakin bahwa Yesus itu benar, sekalipun kita tidak bisa mengerti
sepenuhnya semua yang Ia lakukan).
Penerapan:
Saat ini atau dikemudian hari, kalau saudara mengalami banyak
penderitaan dan kesukaran / problem, dan saudara tidak mengerti apa maksud Tuhan
dengan semua itu, jangan sekali-kali menyalahkan Tuhan, tetapi sebaliknya
yakinlah bahwa Ia tahu apa yang Ia lakukan, dan bahwa Ia pasti benar!
Ay 28-30:
1)
Ay 28:
Perempuan itu meninggalkan tempayannya, karena:
a) Ia lupa pada tempayan dan airnya saking girangnya. Sukacita karena
menemukan Kristus / keselamatan menyebabkan ia ingin memberitakan Injil,
sehingga melupakan / mengabaikan airnya. Perhatikan bahwa suka-cita tidak harus
diwujudkan dengan tertawa terbahak-bahak (bandingkan dengan Toronto Blessing).
b) Ia bukan lupa tetapi sengaja meninggalkan tempayannya karena:
· dengan
tidak membawa tempayan berisi air itu, ia bisa lebih cepat mendapatkan
orang-orang sekampungnya.
· ia
bermaksud untuk kembali kepada Yesus.
Yang manapun yang benar dari 2 kemungkinan di atas ini, tetap menunjukkan
bahwa perempuan Samaria itu berkobar-kobar dalam menceritakan apa yang ia alami
kepada orang lain.
Apakah saudara juga punya semangat yang sama?
2)
Ay 29:
a)
Perempuan Samaria ini melakukan sharing kepada orang-orang sekampungnya:
· padahal
ia adalah orang bejad.
Penerapan:
Seringkah saudara tidak sharing / tidak memberitakan Injil
karena merasa diri terlalu kotor? Memang kita harus berusaha maximal untuk
menguduskan diri, tetapi sementara kita belum bisa, maka kita tetap harus
memberitakan Injil / sharing! Tuhan tetap mau dan bisa memakai orang yang
berdosa!
· padahal
ia baru bertobat dan hanya tahu sangat sedikit.
Bagaimana dengan saudara? Mungkin saudara sudah lama bertobat, dan
sudah tahu banyak firman Tuhan, tetapi sudahkah saudara memberitakan Injil / sharing?
b)
Dalam melakukan sharing itu, ia bukan mengajar Kitab Suci, tetapi ia
hanya menceritakan apa yang ia alami!
Kalau saudara takut dalam mengajarkan Kitab Suci, karena saudara
merasa belum mengerti terlalu banyak, itu wajar. Tetapi bagaimana kalau sekedar
menceritakan pengalaman saudara? Kalau saudara pergi ke luar kota / ke luar
negeri, maka saudara bisa dengan mudah menceritakan pengalaman saudara kepada
orang lain. Kalau saudara nonton film, maka saudara juga dengan mudah bisa
menceritakan apa yang saudara tonton itu kepada orang lain. Lalu mengapa
saudara tidak bisa menceritakan pengalaman pertobatan saudara? Mungkinkah karena
saudara memang belum pernah bertobat?
c)
‘Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah
kuperbuat’ (ay 29b).
Kata-kata ‘segala sesuatu’ ini bisa ditafsirkan 2 macam:
· Yesus
memang menceritakan hal-hal yang lain selain dalam ay 16-18, tetapi tidak
diceritakan dalam Kitab Suci.
· perempuan
ini hanya melebih-lebihkan.
Saya lebih condong pada pandangan yang kedua.
Penerapan:
Kalau saudara sharing, jangan membual atau melebih-lebihkan
(bahasa Jawa: ngobros), sekalipun tujuannya baik! Sekalipun dalam kasus ini sharing
yang melebih-lebihkan itu ternyata berhasil (bdk. ay 39), tetapi itu tetap tidak
berarti bahwa hal itu boleh dilakukan. Jangan jadi pragmatist, yang hanya
mempersoalkan hasil / tujuannya, tetapi tidak mempedulikan benar tidaknya cara
yang digunakan!
d) ‘Mungkinkah Dia Kristus itu?’ (ay 29c).
Ini tidak berarti bahwa ia masih ragu-ragu bahwa Yesus adalah
Mesias / Kristus. Ia menggunakan pertanyaan, hanya untuk membangkitkan keinginan
tahu dalam diri orang-orang itu, supaya mereka pergi sendiri kepada Yesus. Ini
justru menunjukkan bahwa perempuan Samaria ini tidak berusaha menarik orang
kepada dirinya sendiri, tetapi kepada Kristus.
Penerapan:
Dalam pelayanan saudara (khususnya kalau saudara adalah hamba
Tuhan!), saudara menarik orang kepada diri saudara sendiri, atau kepada Kristus?
3)
Ay 30: orang-orang Samaria itu mau datang kepada Yesus.
Bangsa blasteran yang agamanya brengsek ini ternyata sangat
antusias pada saat mendengar tentang Kristus. Bandingkan dengan sikap acuh tak
acuh dari para imam dan ahli Taurat pada waktu mendengar dari orang Majus
tentang kelahiran Mesias. Mereka hanya memberi informasi tentang tempat lahir
Mesias, tetapi mereka sendiri tidak datang kepada Mesias itu (Mat 2:4-6).
Penerapan:
Seringkali orang yang dalam pandangan / perkiraan kita akan mudah
untuk bertobat kalau diinjili, ternyata terus mengeraskan hati dan tidak mau
bertobat / percaya kepada Yesus. Sebaliknya ada orang-orang yang rasanya tidak
mungkin bertobat, tetapi ternyata pada waktu diinjili bisa bertobat dengan
mudah. Ini mengajar kita untuk berani memberitakan Injil kepada orang yang
kelihatannya tidak akan mau bertobat!
Ay 31-38:
1)
Ay 31-34:
a)
Dari tadi (bdk ay 8) Yesus sudah lapar, tetapi sekarang malah tidak mau
makan, karena:
· sukacita
karena telah menyelamatkan perempuan Samaria itu.
Kalau saudara mau
mengalami sukacita seperti ini, banyaklah memberitakan Injil!
· mau
melayani orang-orang Samaria yang lain, yang Ia tahu akan datang kepadaNya
karena ajakan perempuan Samaria itu.
Calvin: “The
Kingdom of God ought to be preferred to all the comforts of the body”
(= Kerajaan Allah harus diutamakan dari semua hal yang menyenangkan tubuh).
Bandingkan dengan sikap Ayub dalam Ayub 23:12b, yang lebih
mengutamakan firman Tuhan dari makanannya (Catatan: ada beberapa terjemahan /
penafsiran yang berbeda tentang bagian ini).
RSV mirip dengan Kitab Suci Indonesia.
NIV: I have treasured the words of his mouth more than my daily
bread (= aku telah menghargai kata-kata mulutNya lebih dari roti harianku).
NASB: I have treasured the words of His mouth more than my necessary food
(= aku telah menghargai kata-kata mulutNya lebih dari makanan kebutuhanku).
KJV: I have esteemed the words of his mouth more than my necessary
food (= aku telah menilai kata-kata mulutNya lebih dari makanan
kebutuhanku).
Penerapan:
Apakah saudara mau mengorbankan kenikmatan tubuh (piknik, pesta,
makan, kesenangan lain) demi Tuhan (pelayanan, kebaktian, firman Tuhan, dsb)?
b)
Melakukan kehendak Bapa / menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh Bapa
disebut Yesus sebagai makanan (ay 34).
Bahwa Yesus menyebut pelayanan sebagai makanan menunjukkan bahwa:
· pelayanan
adalah sesuatu yang sangat penting dan merupakan kebutuhan kita!
Kebanyakan orang kristen yang diminta untuk melakukan peleyanan
tertentu menganggap bahwa gereja / Tuhan membutuhkan mereka. Sadarlah
bahwa sebetulnya saudaralah yang membutuhkan pelayanan! Tanpa pelayanan
yang berarti, jangan harap saudara bisa mempunyai iman dan kerohanian yang baik.
· pelayanan
adalah sesuatu yang menyenangkan bagi Yesus!
Banyak orang yang melakukan pelayanan, tetapi tidak terlalu banyak
yang senang (enjoy) melakukan pelayanan! Seperti dikatakan oleh
seseorang:
“Many
people endure their religion more than they enjoy it” (=
banyak orang menahan agama mereka lebih dari menikmati agama mereka).
Kalau saudara mengasihi Allah dan saudara menyadari bahwa pelayanan
itu saudara lakukan demi Dia, maka saudara pasti akan senang melakukan pelayanan
saudara dan bahkan menikmati pelayanan saudara
c)
Karena bagi Yesus menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Bapa adalah makanan,
maka Ia bisa menyelesaikan pekerjaan itu (Yoh 19:30 bdk. Yoh 17:4).
· kata
‘menyelesaikan’ disini adalah TELEIOSO.
· kata
‘sudah selesai’ dalam Yoh 19:30 adalah TETELESTAI.
· kata
‘menyelesaikan’ dalam Yoh 17:4 adalah TELEIOSAS.
Ketiga kata ini berasal dari kata dasar yang sama.
Kalau saudara menganggap pelayanan bukan sebagai makanan tetapi
sebagai beban, saudara tidak bakal bisa menyelesaikan pekerjaan yang Allah
berikan kepada saudara!
2)
Ay 35:
Sama seperti penuaian tidak boleh ditunda karena akan merusakkan
panen; demikian juga pelayanan tidak boleh ditunda.
Orang malas selalu punya alasan untuk menunda / tidak melakukan
pelayanan (Amsal 26:13 Pengkhotbah 11:4-6 bdk. Maz 126:5-6).
3)
Ay 36-38:
a) ‘buah’ dalam ay 36 bisa ditafsirkan 2
macam:
· buah
menunjuk pada reward / pahala.
· buah
menunjuk pada hasil pelayanan / orang-orang yang bertobat karena pelayanan. Ini
lebih cocok dengan kontexnya.
Kata-kata ‘untuk hidup yang kekal’ menunjukkan bahwa hasil
penginjilan bersifat kekal.
b) Ay 37-38:
· penabur
dan penuai.
Dalam kontex ini, yang dimaksud dengan ‘penabur’ (ay 37) /
‘orang-orang lain’ (ay 38) adalah:
* nabi-nabi
Perjanjian Lama.
* Yohanes
Pembaptis.
* Yesus.
* perempuan
Samaria.
Sedangkan yang dimaksud dengan ‘penuai’ jelas adalah
murid-murid (ini terlihat dari kata ‘kamu’ dalam ay 38).
· Bagian
ini mengajar bahwa bisa saja terjadi seorang yang menabur dan orang lain yang
menuai (ay 37-38).
Dalam Perjanjian Lama, dalam hal jasmani, kalau seseorang
menabur tetapi dituai orang lain, itu merupakan hukuman dosa (Im 26:16
Ul 28:30b Hakim-hakim 6:3-6 Ayub 31:8 Mikha 6:15).
Tetapi dalam Perjanjian Baru, dalam hal rohani, itu berbeda
(ay 37-38 bdk. 1Kor 3:6-8).
· Bagian
ini menunjukkan bahwa benih yang ditabur itu bisa membutuhkan waktu yang lama
untuk bertumbuh, sehingga penaburnya sudah pindah / mati, dan diganti dengan
orang baru yang menuainya.
Karena itu dalam memberitakan Injil, kalau saudara menabur tetapi
tidak melihat hasilnya, maka jangan kecewa, putus asa, ataupun berhenti
memberitakan Injil.
· kalau
ada seorang menabur tetapi orang lain yang menuai hasilnya (secara rohani), maka
ay 36b berkata bahwa dalam hal ini baik penabur maupun penuai harus
sama-sama bersukacita! Ini menunjukkan bahwa:
* setiap
bagian pelayanan adalah berguna, karena setiap bagian pelayanan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Penabur tak berguna kalau tak ada penuai, dan
penuai tidak bisa menuai apa-apa kalau tidak ada penabur.
Karena itu setiap
pelayanan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan sukacita.
* ada
pelayanan yang menyenangkan (yaitu ‘menuai’) dan ada pelayanan yang kurang
menyenangkan (yaitu ‘menabur’). Menuai selalu lebih menyenangkan dari
menabur. Ini berlaku dalam hal jasmani maupun rohani. Bdk. Maz 126:5-6.
Tetapi Yesus berkata bahwa dalam hal rohani, keduanya harus
dilakukan dengan sukacita (ay 36b)!
* penabur
tidak boleh marah kepada orang yang menuai hasilnya, dan menuduhnya sebagai
‘pencuri tuaian / domba’! Ingat bahwa Tuhanlah yang empunya ladang, panen,
domba dsb (1Kor 3:9 Mat 9:37-38 Yoh 10:14,27).
* penuai
boleh saja menuai hasil taburan orang lain (asal motivasinya adalah demi
Tuhan!). Kalau ini boleh dilakukan sekalipun penaburnya betul-betul adalah hamba
Tuhan, lebih-lebih lagi kalau penaburnya adalah nabi palsu.
Bagi hamba Tuhan yang selalu sungkan untuk ‘mencuri domba’
perlu diperhatikan bahwa dalam ay 37-38 ini, Kristuslah yang mengutus
penuai itu untuk menuai hasil taburan orang lain!
Ay 39-42:
1)
Ay 39 menunjukkan bahwa sharing dari perempuan Samaria itu membuat
banyak orang percaya kepada Kristus, dan lalu dalam ay 41 lebih banyak lagi
yang menjadi percaya karena kata-kata Yesus sendiri.
Calvin menafsirkan bahwa ‘percaya’ dalam ay 39 itu belum
merupakan iman tetapi baru persiapan untuk iman, sedangkan ‘percaya’ dalam
ay 41 itu baru betul-betul adalah iman.
Bagaimanapun juga, perempuan Samaria yang kelihatannya tidak
terlalu berpotensi itu ternyata menghasilkan banyak jiwa melalui sharing
pertobatan yang ia lakukan!
Beberapa hal yang perlu kita soroti:
a)
Andaikata Yesus mengabaikan orang yang kelihatannya tidak berpotensi ini, alangkah
besar kerugiannya!
Penerapan:
Karena itu dalam memberitakan Injil jangan hanya memberitakan
Injil kepada orang yang saudara anggap berpotensi (pinter, berpendidikan, kaya,
berpengaruh dsb). Kita harus mau memberitakan Injil kepada orang-orang yang
sederhana, miskin, bodoh, anak-anak, dsb.
b)
Sebetulnya tidak ada ‘orang yang tidak berpotensi’. Yang penting kita mau
dipakai oleh Tuhan atau tidak! Petrus dan rasul-rasul Yesus yang lain kebanyakan
adalah orang rendahan yang kelihatannya tidak berpotensi. Tetapi mereka mau
menyerahkan diri mereka untuk dipakai Tuhan, dan mereka menjadi alat Tuhan yang
hebat!
c)
Ini pentingnya sharing pertobatan / pekabaran Injil pribadi! Karena itu
maulah melakukannya!
2)
Orang-orang Samaria itu mengundang Yesus untuk tinggal pada mereka, dan Yesuspun
tinggal 2 hari di sana (ay 40).
Ingat bahwa mengundang Yesus tinggal disana berarti bahwa mereka
sedikitnya harus menyediakan tempat tidur, air mandi, dan makanan bagi 13 orang
laki-laki dewasa (Yesus + 12 muridNya)! Ini tentu mengharuskan orang-orang
Samaria itu mengeluarkan biaya dan tenaga yang tidak sedikit!
Penerapan:
Orang-orang Samaria ini rela berkorban demi Tuhan / firman Tuhan!
Apakah kerelaan berkorban (tenaga / uang) ini ada pada saudara? Kalau ada gereja
yang bagus pengajaran Firman Tuhannya, tetapi gereja itu letaknya jauh dari
rumah saudara, maukah saudara berkorban uang dan tenaga untuk pergi ke gereja
itu dan belajar Firman Tuhan? Kalau ada buku rohani yang mahal tetapi bagus,
maukah saudara mengorbankan uang saudara untuk bisa membacanya?
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali