kebaktian PASKAH

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Minggu, tgl 21 April 2019, pk 08.00 & 17.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

Yesaya 52:13-53:12 (8)

 

YESAYA 53:9-10

 

Yes 53:9-10 - “(9) Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. (10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya..

 

53:9: “Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.”.

 

1)   ‘Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat,’.

 

a)   ‘Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik’.

KJV: ‘And he made his grave with the wicked’ [= Dan ia membuat kuburnya bersama orang jahat].

RSV: ‘And they made his grave with the wicked’ [= Dan mereka membuat kuburnya bersama orang jahat].

NIV: ‘He was assigned a grave with the wicked [= Ia diberikan / ditetapkan sebuah kubur bersama orang jahat].

NASB: ‘His grave was assigned with wicked men’ [= Kuburnya diberikan / ditetapkan bersama orang jahat].

 

Bagian ini menunjukkan bahwa orang-orang yang menyalibkan / membunuh Kristus bermaksud / merencanakan untuk menguburkanNya bersama dengan orang-orang yang jahat (kedua penjahat yang disalib bersama denganNya). Tujuannya adalah untuk memberikan penghinaan terhadapNya.

 

Ini memang tidak pernah diceritakan dalam ke 4 Injil, tetapi beberapa penafsir mengatakan bahwa tradisi pada saat itu memang demikian, yaitu Ia akan dikubur bersama-sama dengan orang-orang yang dihukum mati bersama dengan Dia.

 

Pulpit Commentary: “Those who condemned Christ to be crucified with two malefactors on the common execution-ground - ‘the place of a skull’ - meant his grave to be ‘with the wicked,’ with whom it would naturally have been but for the interference of Joseph of Arimathæa. Crucified persons were buried with their crosses near the scene of their crucifixion by the Romans.” [= Mereka yang menghukum Kristus untuk disalibkan dengan dua penjahat pada tempat eksekusi yang sama - ‘tempat tengkorak’ - memaksudkan untuk menguburkanNya ‘dengan / bersama orang jahat’, dengan siapa lazimnya Ia akan dikubur, kecuali karena campur tangan dari Yusuf dari Arimatea. Orang-orang yang disalibkan dikuburkan dengan salib-salib mereka di dekat tempat penyaliban mereka oleh orang-orang Romawi.] - hal 297.

 

Jadi andaikata Yusuf dari Arimatea tidak meminta mayat Kristus dan menguburkannya sendiri, maka Kristus akan diberi kuburan bersama dengan orang-orang jahat bersama siapa Ia dihukum mati. Tetapi karena Yusuf dari Arimatea meminta mayat Yesus (Mat 27:57-60), maka akhirnya tergenapilah nubuat di sini, yang mengatakan bahwa Ia akan bersama dengan seorang kaya dalam kematianNya’ (bukan ‘penjahat’ seperti dalam terjemahan Kitab Suci Indonesia, tetapi ‘seorang kaya’ seperti dalam terjemahan RSV/NASB). Ini akan dibahas di bawah.

 

Barnes’ Notes: The word rendered ‘he made’ (וַיִּתֵּן, from נָתַן nâthăn) is a word of very frequent occurrence in the Scriptures. … The notion of ‘giving’, or ‘giving over’, is the essential idea of that word, and not that of ‘making’, as our translation would seem to imply; and the sense is, that he was ‘given by design’ to the grave of the wicked, or it was intended that he should occupy such a grave. ... One part of an ignominious punishment has often been to deny him who has been eminent in guilt an honourable burial. Hence, it was said of Ahab (1Kings 21:19) that the dogs should lick his blood; and of Jezebel that the dogs should eat her (1Kings 21:23). Thus of the king of Babylon (Isa. 14:19), that he should ‘be cast out of his grave as an abominable branch’ ... The idea here is, that it was intended to cast the highest possible indignity on the Messiah; not only to put him to death, but even to deny him the privilege of an honourable burial, and to commit him to the same grave with the wicked. How remarkably was this fulfilled! As a matter of course, since he was put to death with wicked men, he would naturally have been buried with them, unless there had been some special interposition in his case. ... Who can but wonder at the striking accuracy of the prediction!” [= Kata yang diterjemahkan ‘ia membuat’ (וַיִּתֵּן, VAYITEN dari נָתַן NATHAN) adalah suatu kata yang sering digunakan dalam Kitab Suci. ... Pemikiran tentang ‘memberi’, atau ‘menyerahkan’ merupakan gagasan hakiki / pokok dari kata itu, dan bukan tentang ‘membuat’, seperti yang ditunjukkan oleh terjemahan kita; dan artinya adalah bahwa Ia direncanakan untuk diberi kubur dari orang jahat, atau dimaksudkan bahwa Ia menempati kubur seperti itu. Tidak memberi penguburan yang terhormat kepada seseorang yang menonjol dalam kesalahan, sering merupakan sebagian dari suatu hukuman yang memalukan / hina. Karena itu dikatakan tentang Ahab (1Raja 21:19) bahwa anjing-anjing akan menjilati darahnya; dan tentang Izebel bahwa anjing-anjing akan memakannya (1Raja 21:23). Demikian juga tentang raja Babilonia (Yes 14:19), bahwa ia akan ‘dibuang / terlempar dari kuburnya seperti ranting yang menjijikkan’ ... Gagasannya di sini adalah bahwa dimaksudkan / direncanakan untuk memberikan penghinaan yang setinggi mungkin kepada sang Mesias; bukan hanya untuk membunuh Dia, tetapi bahkan tidak memberiNya hak untuk mendapatkan penguburan yang terhormat, dan memasukkan Dia ke kubur yang sama dengan orang jahat. Alangkah hebatnya penggenapan dari hal ini! Seperti biasanya, karena Ia dibunuh bersama dengan orang-orang jahat, maka adalah wajar kalau Ia dikubur dengan mereka, kecuali ada suatu campur tangan yang khusus dalam kasusNya. ... Siapa yang tidak terheran-heran pada ketepatan yang menyolok dari ramalan ini!] - hal 276-277.

 

b)   ‘dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat.

KJV/NIV: ‘the rich’ [= orang kaya].

RSV/NASB: ‘a rich man’ [= seorang kaya].

 

Calvin menafsirkan bahwa ‘rich man’ [= orang kaya] berarti ‘wicked man’ [= orang jahat], sehingga menjadi seperti terjemahan Kitab Suci Indonesia.

 

Calvin: “And thus by the terms ‘wicked men’ and ‘rich men’ the same thing, in my opinion, is denoted. He means therefore, that Christ was exposed to the reproaches, and insolence, and lawless passions of wicked men.” [= Dan demikianlah dalam pandangan saya, istilah-istilah ‘orang-orang jahat’ dan ‘orang-orang kaya’ menunjukkan hal yang sama. Karena itu ia memaksudkan bahwa Kristus terbuka terhadap celaan dan penghinaan, dan nafsu yang tak peduli pada hukum dari orang-orang jahat.] - hal 122.

 

Calvin: “Who would not conclude that Christ was crushed and ‘buried’ amidst those impious and bloody hands? I consider the word ‘grave’ to be here used metaphorically because wicked and violent men might be said to have overwhelmed him.” [= Siapa yang tidak akan menyimpulkan bahwa Kristus diremukkan dan ‘dikubur’ di antara orang-orang jahat dan tangan-tangan yang berlumuran darah? Saya menganggap kata ‘kubur’ di sini digunakan secara kiasan karena orang-orang jahat dan bengis bisa dikatakan telah membanjiri / mengubur Dia.] - hal 122.

 

Orang-orang jahat ini contohnya: orang Farisi, imam-imam, Pontius Pilatus, tentara Romawi, dan sebagainya.

 

Tetapi rasanya penafsiran Calvin ini sukar diterima karena:

 

1.         Kata ‘orang kaya’ dalam bahasa Ibraninya ada dalam bentuk tunggal.

 

Pulpit Commentary: “In the preceding clause, the word translated ‘the wicked’ is plural, but in the present, the word translated ‘the rich’ is singular.” [= Dalam anak kalimat yang mendahuluinya, kata yang diterjemahkan ‘orang jahat’ ada dalam bentuk jamak, tetapi di sini kata yang diterjemahkan ‘orang kaya’ ada dalam bentuk tunggal.] - hal 297.

 

Jadi dalam hal ini terjemahan yang paling benar adalah terjemahan RSV/NASB, yang menterjemahkannya dalam bentuk tunggal: a rich man’ [= seorang kaya].

 

Bentuk tunggal ini tidak memungkinkan penafsiran Calvin, tetapi lebih memungkinkan untuk menafsirkan bahwa ‘seorang kaya’ ini menunjuk kepada Yusuf dari Arimatea, yang memang dikatakan sebagai orang yang kaya (bdk. Mat 27:57).

 

2.   Albert Barnes mengatakan bahwa kata yang diterjemahkan ‘orang kaya’ itu tidak bisa diartikan / diterjemahkan ‘orang jahat’.

 

Barnes mengatakan bahwa memang ada yang menafsirkan bahwa kata ini diartikan dalam arti buruk, yaitu sombong dan jahat, karena kekayaan sering menjadi sumber kesombongan. Tetapi Barnes sendiri tidak setuju dengan penafsiran tersebut, dan ia berkata bahwa kata itu berarti ‘kaya’ tanpa peduli apakah orangnya saleh atau tidak, benar atau jahat, bersahabat atau bermusuhan dengan Allah.

 

Bahkan Barnes berkata bahwa secara implicit ditunjukkan bahwa orang kaya dalam Yes 53:9 itu bukan orang jahat, karena ‘kematian Kristus dengan orang kaya dikontraskan dengan ‘penguburan Kristus bersama orang-orang jahat’.

 

Kontras ini akan terlihat lebih menyolok kalau kita memperhatikan komentar / penafsiran Barnes bahwa kata ‘dan’ pada permulaan anak kalimat ini, seharusnya diterjemahkan ‘tetapi’ / ‘namun’ / ‘sekalipun demikian’.

 

Barnes’ Notes: “‘And with the rich (עָשִׁיר). The words ‘he was,’ are here to be supplied. ‘But he was with a rich man in his death.’ The particle ו, rendered ‘and,’ is properly here adversative, and means ‘but,’ ‘yet.’ The meaning is, that although he had been executed with criminals, and it had been expected that he would be interred with them, yet he was associated with a rich man in his death; i.e., in his burial.” [= ‘Dan dengan orang kaya’ (עָשִׁיר - ASYIR). Kata-kata ‘Ia ada’ harus ditambahkan / disuplai di sini. ‘Tetapi Ia ada bersama seorang kaya dalam kematianNya’. Partikel ו (vaw), yang diterjemahkan ‘dan’ di sini harus dianggap menyatakan pertentangan, dan berarti ‘tetapi’, ‘namun’ / ‘sekalipun demikian’. Artinya adalah, bahwa sekalipun Ia dieksekusi bersama dengan kriminil-kriminil, dan diharapkan bahwa Ia akan dikuburkan bersama mereka, tetapi Ia bersama dengan seorang kaya dalam kematianNya; yaitu dalam penguburanNya.] - hal 277.

 

Ini sesuai dengan terjemahan NASB yang menterjemahkan: Yet He was with a rich man in His death’ [= Tetapi Ia bersama dengan seorang kaya dalam kematianNya].

 

2)         ‘sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya’.

 

a)   ‘sekalipun’.

KJV/NASB: ‘because’ [= karena].

RSV/NIV: ‘although’ / ‘though’ [= sekalipun].

Calvin berkata bahwa kata ’sekalipun’ diterjemahkan dari kata Ibrani עַ֚ל  (AL) yang sebetulnya berarti ‘karena’, tetapi kadang-kadang bisa diartikan ‘sekalipun’, seperti di tempat ini.

 

b)   ‘kekerasan’.

KJV/RSV/NIV/NASB: ‘violence’ [= kekerasan].

Calvin: ‘iniquity’ [= kesalahan / kejahatan].

 

c)   ‘tipu tidak ada dalam mulutnya’.

Kalau kata ‘kekerasan’ tadi menunjuk pada perbuatan, maka kata ‘tipu’ menunjuk pada kata-kata Kristus. Jadi Ia mempunyai ketidak-berdosaan yang sempurna, baik dalam tindakan maupun perkataan.

 

d)   Kesucian yang ditunjukkan oleh bagian ini, memastikan bahwa hamba yang dinubuatkan Yesaya ini adalah Yesus.

 

Pulpit Commentary: “As no other man was ever without sin, it follows that the Servant of the present chapter must be Jesus.” [= Karena tidak ada orang lain yang tanpa dosa, maka jelaslah bahwa sang Hamba / Pelayan dalam pasal ini haruslah Yesus.] - hal 297.

 

e)   Kesucian Kristus ditekankan di sini lagi-lagi untuk menunjukkan bahwa Ia mengalami semua itu bukan karena dosaNya sendiri, tetapi karena dosa-dosa kita.

 

Calvin: “Here the prophet applauds the innocence of Christ, not only in order to defend him from slander, but to speak highly of the benefit of his death, that we may not think that he suffered by chance. Though innocent, he suffered by the decree of God; and therefore it was for our sake, and not for his own, that he suffered. He bore the punishment which was due to us.” [= Di sini sang nabi memuji ketidak-bersalahan Kristus, bukan hanya untuk mempertahankan Dia dari fitnahan, tetapi untuk meninggikan manfaat kematianNya, supaya kita tidak berpikir bahwa Ia menderita karena kebetulan. Sekalipun tidak bersalah, Ia menderita oleh ketetapan Allah; dan karenanya Ia menderita demi kita, dan bukan demi Dia sendiri. Ia memikul / menanggung hukuman yang seharusnya bagi kita.] - hal 123.

 

f)    Barnes menghubungkan kalimat itu bukan dengan kalimat yang mendahuluinya (‘with a rich man in his death’ / ‘bersama seorang kaya dalam kematiannya’), tetapi dengan seluruh alur dari text, seperti tertikam / dilukai (ay 5a), ditolak, dibunuh, dan dikubur.

 

Tetapi mungkin Hengstenberg, yang meletakkan kata-kata ‘with a rich man in his death’ dalam kurung, dan dengan demikian menghubungkan kata-kata ‘sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya’ dengan kata-kata ‘orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik’, lebih benar.

 

Barnes’ Notes: “Hengstenberg renders it, ‘They appointed him his grave with the wicked (but he was with a rich man after his death); although he had done nothing unrighteous and there was no guile in his mouth.’ The sense, according to him, is, that not satisfied with his sufferings and death, they sought to insult him even in his death, since they wished to bury his corpse among criminals. It is then incidentally remarked, that this object was not accomplished.” [= Hengstenberg menterjemahkannya, ‘Mereka menetapkan kuburnya bersama orang jahat (tetapi ia ada bersama seorang kaya setelah kematiannya); sekalipun ia tidak melakukan apapun yang tidak benar dan tidak ada tipu dalam mulutnya’. Menurut dia, artinya adalah bahwa tidak puas dengan penderitaan dan kematianNya, mereka berusaha untuk menghinaNya bahkan dalam kematianNya, karena mereka ingin menguburkan mayatNya di antara kriminil-kriminil. Lalu dinyatakan dalam kurung bahwa tujuan ini tidak tercapai.] - hal 275-276.

 

53:10: Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.”.

 

1)         ‘Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan’.

Ini menunjukkan bahwa penderitaan Kristus untuk menebus kita adalah kehendak / rencana Allah.

 

Pulpit Commentary: “The sufferings of Christ, proceeding from the ‘determinate counsel and foreknowledge of God’ (Acts 2:23), and being permitted by him, were in some sort his doing. ... All was settled in the Divine counsels from all eternity, and when the ideal became the actual, God the Father wrought with God the Son to effectuate it.” [= Penderitaan Kristus, dilaksanakan dari ‘rencana dan pengetahuan lebih dulu yang sudah tertentu dari Allah’ (Kis 2:23), dan karena diijinkan olehNya, bisa dikatakan merupakan pekerjaanNya. ... Semua telah ditetapkan dalam rencana Ilahi dari kekekalan, dan pada waktu apa yang dicita-citakan / dipikirkan menjadi kenyataan, Allah Bapa bekerja bersama Allah Anak untuk melaksanakannya.] - hal 297.

 

2)         Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah’.

 

Di sini Kristus disebut sebagai ‘korban penebus salah’.

 

Bdk. Kel 29:15-16 - “(15) Kemudian haruslah kauambil domba jantan yang satu, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala domba jantan itu. (16) Haruslah kausembelih domba jantan itu dan kauambillah darahnya dan kausiramkan pada mezbah sekelilingnya.”.

 

Tangan yang ditumpangkan di atas domba seakan-akan mentransfer dosa seluruh bangsa Israel kepada domba itu.

 

Calvin: “Here we have a description of the benefit of Christ’s death, that by his sacrifice sins were expiated, and God was reconciled towards men; ... Hence it follows that nowhere but in Christ is found expiation and satisfaction for sin. In order to understand this better, we must first know that we are guilty before God, so that we may be accursed and detestable in his presence. Now, if we wish to return to a state of favour with him, sin must be taken away. This cannot be accomplished by sacrifice contrived according to the fancy of men. Consequently, we must come to the death of Christ; for in no other way can satisfaction be given to God. In short, Isaiah teaches that sins cannot be pardoned in any other way than by betaking ourselves to the death of Christ.” [= Di sini kita mempunyai suatu penggambaran tentang manfaat kematian Kristus, yaitu bahwa oleh pengorbananNya dosa-dosa ditebus, dan Allah diperdamaikan dengan manusia; ... Karena itu sebagai akibatnya penebusan dan pemuasan untuk dosa tidak bisa ditemukan dimanapun kecuali di dalam Kristus. Supaya bisa mengerti hal ini dengan lebih baik, pertama-tama kita harus mengetahui bahwa kita bersalah di hadapan Allah, sehingga kita terkutuk dan menjijikkan di hadapanNya. Sekarang, jika kita ingin untuk kembali kepada suatu keadaan yang disukaiNya, dosa harus disingkirkan. Ini tidak bisa dicapai oleh korban yang dibuat sesuai dengan khayalan / kesukaan manusia. Karena itu, kita harus datang pada kematian Kristus; karena tidak ada jalan lain melalui mana pemuasan bisa diberikan kepada Allah. Singkatnya, Yesaya mengajarkan bahwa dosa-dosa tidak bisa diampuni dengan cara lain selain membawa diri kita sendiri pada kematian Kristus.] - hal 125.

 

3)         ‘ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut’.

 

a)   ‘keturunannya’.

KJV: his seed’ [= benihnya / keturunannya].

RSV/NIV/NASB: his offspring’ [= keturunannya].

 

Yang dimaksud dengan ‘keturunan Kristus’ di sini adalah ‘orang kristen’.

 

Pulpit Commentary: “The ‘seed’ of a teacher of religion are his disciples.” [= ‘Benih’ / ‘keturunan’ dari seorang guru agama adalah murid-muridnya.] - hal 297.

 

Bdk. Filemon 10  Gal 4:19  1Yoh 2:1,18,28  3:7,18  4:4  5:21 dimana  kata ‘anak’ digunakan dalam arti ‘murid’ dan dengan 1Kor 4:15 dimana kata ‘bapa’ digunakan dalam arti ‘guru’ / ‘pengajar’. Juga dengan Mark 10:24  Yoh 21:4 dimana Yesus memanggil murid-muridNya dengan sebutan ‘children’ / ‘anak-anak’.

 

Pulpit Commentary (hal 297) membandingkan juga dengan Maz 22:31 - ‘Anak-anak cucu akan beribadah kepadaNya’.

 

Calvin: “Isaiah means that the death of Christ not only can be no hindrance to his having a seed, but will be the cause of his having offspring; that is, because, by quickening the dead, he will procure a people for himself, whom he will afterwards multiply more and more;” [= Yesaya memaksudkan bahwa kematian Kristus bukan hanya tidak menghalangiNya untuk mendapatkan benih / keturunan, tetapi bahkan akan menyebabkan Ia mempunyai keturunan; yaitu, karena, oleh tindakan menghidupkan orang mati, Ia akan mendapatkan suatu umat bagi diriNya sendiri, yang belakangan akan Ia lipat gandakan menjadi makin lama makin banyak;] - hal 125.

 

E. J. Young mengutip kata-kata Hengstenberg: “Without the vicarious atonement there can be no redeemed people, no Church. Hence, all attempts to increase and to propagate the Church apart from the cross of Christ are in vain and doomed to failure. On the other hand, where the doctrine of Christ’s satisfaction is proclaimed in its biblical fullness, there the true Church progresses.” [= Tanpa penebusan yang bersifat menggantikan tidak akan ada orang-orang yang ditebus, tidak ada Gereja. Karena itu, semua usaha untuk menambah dan memperbanyak Gereja terpisah dari salib Kristus adalah sia-sia dan pasti gagal. Sebaliknya, dimana doktrin / ajaran tentang pemuasan Kristus diberitakan dalam kepenuhan yang bersifat Alkitabiah, di sana Gereja yang benar maju.] - ‘The Book of Isaiah’, vol 3, hal  355.

 

Penerapan: Gereja yang hanya mengajarkan moral / etika, atau gereja yang memberitakan Injil hanya melalui bantuan sosial, atau gereja yang memberitakan Injil dengan menyatakan Yesus sebagai dokter / penyembuh / pelaku mujijat, sekalipun di hadapan manusia kelihatannya berhasil, tetapi di hadapan Allah mereka melakukan hal yang sia-sia dan pasti gagal.

 

b)   melihat keturunannya’.

 

Barnes’ Notes: “There may be emphasis on the word ‘see’ - he shall see his posterity; for it was regarded as a blessing not only to have posterity, but to be permitted to live and see them.” [= Mungkin ada penekanan pada kata ‘melihat’ - ia akan melihat keturunannya; karena dianggap sebagai suatu berkat bukan hanya untuk mendapatkan / mempunyai keturunan, tetapi untuk diijinkan untuk hidup dan melihat mereka.] - hal 280.

 

c)   ‘umurnya akan lanjut’.

KJV/RSV: ‘he shall prolong his days’ [= Ia akan memperpanjang hari-hariNya].

 

Calvin: “Christ shall not be hindered by his death from prolonging his days, that is, from living eternally.” [= Kristus tidak akan dihalangi oleh kematianNya untuk memperpanjang hari-hariNya / usiaNya, yaitu, untuk hidup secara kekal.] - hal 125.

 

d)   Kalimat ini merupakan:

 

1.         Pernyataan berkat yang terbesar bagi orang Yahudi.

 

Barnes’ Notes: “The language here is taken from that which was regarded as the highest blessing among the Hebrews. With them length of days and a numerous posterity were regarded as the highest favours, and usually as the clearest proofs of the Divine love.” [= Bahasa di sini diambil dari apa yang dianggap sebagai berkat tertinggi di antara orang-orang Ibrani. Bagi mereka panjang umur dan keturunan yang banyak dianggap sebagai kesenangan tertinggi, dan biasanya merupakan bukti paling jelas tentang kasih Ilahi.] - hal 280.

 

Bdk. Kel 20:12  Ul 25:15  1Raja 3:14  Maz 91:16  Amsal 3:1-2  Amsal 17:6  Maz 128:6.

 

2.         Nubuat tentang kebangkitan Kristus.

 

Pulpit Commentary: “A seeming contradiction to the statement (ver. 8) that he should be ‘cut off’ out of the land of the living; ... But the resurrection of Christ, and his entrance upon an immortal life (Rom. 6:9), after offering himself as a Sacrifice upon the cross, exactly meets the difficulty and solves the riddle (comp. Rev. 1:18).” [= Ini kelihatannya bertentangan dengan pernyataan ay 8 bahwa ia akan ‘terputus’ / ‘dilenyapkan’ dari negeri orang-orang hidup; ... Tetapi kebangkitan Kristus dan masuknya Ia ke dalam kehidupan yang tidak bisa mati (Ro 6:9), setelah mempersembahkan diriNya sendiri sebagai Korban di atas kayu salib, secara tepat menyelesaikan kesukaran dan teka-teki ini (bdk. Wah 1:18).] - hal 297-298.

 

Ro 6:9 - “Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.”.

 

Wah 1:18 - “dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.”.

 

4)         ‘dan kehendak Tuhan akan terlaksana olehnya’.

 

Calvin menafsirkan bahwa kalimat ini artinya adalah bahwa Tuhan akan menyebabkan pelayanan Kristus menghasilkan buah, sehingga penderitaanNya tidaklah sia-sia.

 

E. J. Young menafsirkan seperti bunyinya ayat ini, yaitu Kristus akan melaksanakan kehendak Allah untuk menebus orang berdosa.

 

Pulpit Commentary: “There was no cruel accident or misunderstanding in all this; it was the result of Divine deliberate will - the pleasure of Jehovah. The Servant was to lay down his life as a guilt offering.” [= Di sana tidak ada kebetulan yang kejam atau kesalah-pahaman dalam semua ini; itu merupakan hasil dari kehendak Ilahi yang disengaja - sesuatu yang menyenangkan Yehovah. Sang Hamba harus meletakkan hidupNya / nyawaNya sebagai suatu korban penebus salah.] - hal 302.

 

 

 

-bersambung-

 


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

[email protected]

http://golgothaministry.org

Email : [email protected]

Khotbah2 di Youtube :

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ