(Rungkut
Megah Raya, blok D no 16)
Minggu,
tgl 3 Maret 2019, pk 08.00 & 17.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
Yes
52:13-15 - “(13)
Sesungguhnya,
hambaKu akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. (14)
Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia - begitu buruk rupanya, bukan
seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi - (15)
demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja akan
mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak diceritakan kepada
mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami.”.
Yes
53:1-12 - “(1)
Siapakah
yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan
kekuasaan TUHAN dinyatakan? (2) Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan
sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada
sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
(3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang
biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya
terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. (4) Tetapi
sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang
dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
(5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh
karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (6) Kita
sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. (7) Dia
dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu
di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. (8)
Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah
yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan
karena pemberontakan umatKu ia kena tulah. (9) Orang menempatkan kuburnya di
antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara
penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada
dalam mulutnya. (10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan.
Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat
keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
(11) Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan
hambaKu itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh
hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. (12) Sebab itu Aku akan membagikan
kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh
orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah
menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara
pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa
untuk pemberontak-pemberontak.”.
Yesaya
52:13-15
Apa
yang diuraikan dalam 3 ayat ini merupakan inti dari apa yang akan diuraikan
secara lebih panjang lebar dalam Yes 53:1-12, tetapi urut-urutannya
terbalik. Dalam 52:13-15 yang diceritakan lebih dulu adalah sukses /
peninggiannya (52:13), dan setelah itu baru diceritakan tentang penderitaan /
perendahannya (52:14-15); sedangkan dalam 53:1-12, yang diceritakan lebih dulu
adalah penderitaan / perendahannya (53:1-10), dan setelah itu baru diceritakan
tentang sukses / peninggiannya (53:11-12).
1)
‘Sesungguhnya’.
Ini terjemahannya kurang tepat.
NIV:
‘See’ [= lihatlah].
KJV/RSV/NASB:
‘Behold’ [= lihatlah / perhatikanlah].
Kata
ini digunakan supaya kita memperhatikan dengan lebih sungguh-sungguh, karena
text ini akan berbicara tentang Mesias / Yesus. Memang Yesus adalah pusat dari
kekristenan, dan karena itu gereja / Pendeta / orang kristen yang tidak
menekankan Yesus, adalah gereja / Pendeta / orang kristen yang menyimpang.
2)
‘hambaKu
akan berhasil’.
a)
‘hambaKu’.
Kalau
kita membaca seluruh kontex sampai dengan Yes 53:12, maka terlihat dengan jelas
bahwa yang dimaksud dengan ‘hambaKu’ [‘suffering servant’ {=
hamba / pelayan yang menderita}] adalah Kristus sendiri.
b)
‘akan
berhasil’.
KJV:
‘shall deal prudently’ [= akan berlaku dengan bijaksana].
NIV:
‘will act wisely’ [= akan bertindak dengan bijaksana].
NASB/Footnote
NIV: ‘will prosper’ [= akan berhasil].
RSV:
‘shall prosper’ [= akan berhasil].
Ada
bermacam-macam penafsiran tentang bagian ini:
1.
E. J. Young dan J. A. Alexander mengambil arti seperti yang diberikan
oleh NIV.
2.
Calvin, Barnes, dan Leupold mengambil arti seperti yang diberikan oleh
LAI/RSV/NASB.
Calvin
berkata bahwa kedua arti memang memungkinkan, tetapi ia lebih memilih ‘akan
berhasil’
karena ini lebih sesuai dengan kalimat selanjutnya yang berbunyi: ‘ia akan ditinggikan,
disanjung dan dimuliakan’
(ay 13b).
Barnes
memilih terjemahan seperti dalam LAI/RSV/NASB, karena ia berkata bahwa dalam
ayat ini ada 2 kalimat yang paralel dan sama artinya (kalimat pertama adalah ‘hambaKu
akan berhasil’,
dan kalimat kedua adalah ‘ia akan ditinggikan, disanjung dan
dimuliakan’),
dan karena itu arti kedua lebih cocok dibandingkan dengan arti pertama.
3.
Hengstenberg (Barnes’ Notes, hal 255) menggabungkan kedua arti tersebut
di atas dan menafsirkan ‘shall reign well’ [= akan memerintah dengan
baik].
Spurgeon
mempunyai pandangan yang mirip dengan ini, dan ia berkata: “Another
translation of the passage is ‘my servant shall have prosperous success.’
Let us append that meaning to the other. Prosperity will grow out of our
Lord’s prudent dealings.” [= Terjemahan yang lain dari
text ini adalah ‘hambaKu akan mendapatkan kesuksesan yang makmur /
menyenangkan’. Marilah kita menambahkan arti itu kepada yang lain. Kemakmuran
/ kesuksesan akan tumbuh dari penanganan yang bijaksana dari Tuhan kita.]
- ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol I, ‘Christ
in the Old Testament’, hal 579.
Saya
condong pada penafsiran kedua, yang menunjukkan bahwa Kristus akan berhasil.
Jadi Yes 52:13 ini menunjukkan kesuksesan / pemuliaan Mesias. Ini merupakan
suatu hiburan atau sesuatu yang menguatkan kita sebagai pengikut / pelayan
Kristus. Sekalipun dalam mengikuti / melayani Kristus pada saat ini kelihatannya
ada banyak tantangan, penderitaan, kegagalan, dan bahkan kekalahan, tetapi pada akhirnya Kristus akan sukses / berhasil, dan demikian juga
dengan kita, karena kita satu dengan Dia. Kata-kata ‘pada
akhirnya’ sengaja saya garis-bawahi, karena saya menentang
theologia sukses / kemakmuran, yang menekankan sukses pada
saat ini.
1)
52:14 ini menunjukkan perendahan / penderitaan Kristus, dan dengan
demikian sangat kontras dengan 52:13 yang menunjukkan kesuksesan / pemuliaan
Kristus.
2)
‘banyak
orang akan tertegun melihat dia’.
a)
‘melihat
dia’.
KJV:
‘As many were astonied at thee’ [= Karena / seperti banyak
orang heran terhadapmu].
NASB:
‘Just as many were astonished at you’
[= Seperti banyak orang heran terhadapmu].
Jadi,
ada 2 kesalahan dalam terjemahan LAI:
1.
Kata ‘melihat’
sebetulnya tidak ada.
2.
Dalam bahasa Ibraninya sebetulnya bukan ‘dia’,
tetapi ‘kamu’.
Berbeda
dengan KJV dan NASB di atas yang menterjemahkan ‘thee / you’ [=
kamu], RSV dan NIV menterjemahkan ‘him’ / ‘dia’, tetapi pada
catatan kakinya mereka mengatakan bahwa bahasa Ibraninya sebetulnya adalah ‘you’
/ ‘kamu’.
Ada
2 kemungkinan penafsiran:
a.
Ini adalah kesalahan pengcopyan.
b.
Kalau ini bukan kesalahan, maka bagian awal dari Yes 52:14 ini
ditujukan kepada hamba yang menderita tersebut (Yesus).
b)
‘tertegun’.
NIV:
‘appalled’ [= terkejut, jijik, ngeri].
KJV:
‘astonied’ [= heran].
RSV/NASB:
‘astonished’ [= heran].
Ini
tidak boleh diartikan dalam arti positif (misalnya heran melihat mujijat
yang dilakukan Kristus). Kontextnya jelas menunjukkan arti negatif, yaitu
heran melihat jeleknya atau rendahnya Kristus.
Calvin:
“The
cause of their astonishment was this, that he dwelt among men without any
outward shew; and the Jews did not think that the Redeemer would come in that
condition or attire. When he came to be crucified, their horror was greatly
increased.”
[= Penyebab dari keheranan mereka adalah ini: bahwa Ia tinggal di antara manusia
tanpa penampilan / pertunjukan lahiriah; dan orang-orang Yahudi tidak mengira
bahwa sang Penebus akan datang dalam kondisi atau pakaian seperti itu. Pada
waktu Ia datang untuk disalibkan, kejijikan mereka makin bertambah.]
- hal 108.
Catatan:
ingat bahwa dari dulu orang Yahudi mempunyai pemikiran bahwa Mesias akan datang
dengan kemegahan dan akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Akibatnya
waktu Yesus datang dalam kehinaan, apalagi lalu disalibkan, mereka heran (secara
negatif), atau jijik, terhadap Kristus. Karena itulah Paulus mengatakan bahwa
bagi orang Yahudi yang menghendaki tanda, maka salib adalah batu sandungan (1Kor
1:22-23).
Charles
Haddon Spurgeon:
“It
is his cross, which to Jew and Greek is ever a hindrance. ... To-day he has
risen from the grave and gone into his glory, but the offence of the cross has
not ceased, for upon his gospel there remains the image of his marred visage,
and therefore men despise it.” [= Adalah salibNya, yang bagi
orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani selalu merupakan suatu halangan. ...
Sekarang Ia sudah bangkit dari kubur dan naik ke dalam kemuliaanNya, tetapi batu
sandungan dari salib tidak berhenti, karena pada injilNya di sana tersisa /
tertinggal gambaran dari wajah / penampilanNya yang rusak, dan karena itu
orang-orang menghina / merendahkannya.]
- ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol I, ‘Christ
in the Old Testament’, hal 580.
Karena
itu, jangan heran kalau saudara memberitakan Injil, dan tahu-tahu ada banyak
orang yang membenci / mengejek saudara, dan sebagainya.
Tetapi
janganlah hal ini menyebabkan saudara membuang salib Kristus pada saat saudara
memberitakan Injil!
Charles
Haddon Spurgeon:
“if
you leave out the substitutionary work of Christ from it, there is no gospel
left. It is a body without a soul.” [= jika kamu membuang pekerjaan
penggantian Kristus darinya, di sana tidak ada injil yang tersisa. Itu adalah
suatu tubuh tanpa suatu jiwa.] - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’,
vol I, ‘Christ in the Old Testament’, hal 580.
Baik
‘social gospel’ [= injil sosial] maupun ‘prosperity gospel’
[= injil kemakmuran], sama-sama membuang salib Kristus!
Spurgeon
menambahkan lagi: “Jesus,
thou marred One, thy cross, instead of being a stumbling-block to us is the
glory of our faith.” [= Yesus, Engkau ‘Orang’
yang dirusak, salibMu, alih-alih menjadi suatu batu sandungan bagi kami,
merupakan kemuliaan dari iman kami.]
- ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol I, ‘Christ
in the Old Testament’, hal 582.
Bdk.
1Kor 1:18-24 - “(18)
Sebab pemberitaan tentang salib memang
adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang
diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. (19) Karena ada tertulis:
‘Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang
bijak akan Kulenyapkan.’ (20) Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli
Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat
dunia ini menjadi kebodohan? (21) Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak
mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan
menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil.
(22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan
orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi
kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk
orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu
kebodohan, (24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang
Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat
Allah.”.
Spurgeon
juga mengatakan bahwa selain salib Kristus itu sendiri, ada hal lain yang juga
sering menjadi batu sandungan, yaitu keadaan rendah, hina, dan bahkan bodoh /
tak berpendidikan dari orang-orang yang dipakai oleh Kristus untuk memberitakan
Injil.
Charles
Haddon Spurgeon:
“Then,
what seems even more humbling, ... he sends this gospel among us by men who are
neither great nor noble, nor even among the wise of this world. The proud say,
‘We would submit ourselves to men of master-minds, but we cannot endure these
foolish ones. Send us philosophers and orators combined, let men overcome us by
cogent arguments, let them master us by words whose splendour shall dazzle our
intellects.’ Instead of which the Lord sends a man who talks humbly, plainly,
and perhaps even coarsely. Very simple is what he says: ‘Believe and live;
Christ in your stead suffered for you, trust him:’ he says this and little
more. Is not this the fool’s gospel? Is it not worthy to be called the
foolishness of preaching? Men do not like this, it is an offence to their
dignity. They would hear Cæsar if he would officiate in his purple, but they
cannot endure Peter preaching in his fisherman’s coat. They will hear a pope
in his sumptuous array, or a cardinal in his red hat, and they would not object
to listen to a well-trained dialectician of the schools, or an orator from the
forum; but they are indignant at the man who disdains the excellency of speech,
and styles the wisdom of this world folly.”
[= Lalu, apa yang kelihatannya lebih hina / merendahkan lagi, ... Ia mengirimkan
injil ini di antara kita oleh orang-orang yang bukan orang besar / agung ataupun
mulia, bahkan juga tidak di antara orang-orang bijak dari dunia ini. Orang-orang
yang sombong berkata, Kami akan menundukkan diri kami sendiri kepada orang-orang
yang sangat pandai, tetapi kami tidak bisa tahan dengan orang-orang bodoh ini.
Utuslah kepada kami ahli-ahli filsafat dan para orator / ahli pidato yang
digabungkan, hendaklah orang-orang mengalahkan kami dengan
argumentasi-argumentasi yang sangat meyakinkan, hendaklah mereka mengalahkan
kami dengan kata-kata yang kemegahannya mengherankan / mengagumkan intelek
kami’. Alih-alih Tuhan mengutus seseorang yang berbicara dengan rendah hati,
sederhana, dan mungkin kasar. Sangat sederhana apa yang ia katakan:
‘Percayalah dan hiduplah; Kristus menderita di tempatmu bagimu, percayalah
kepadaNya’: ia mengatakan ini ditambah sedikit lagi. Bukanlah ini adalah injil
orang-orang tolol? Tidakkah ini layak disebut kebodohan dari pemberitaan?
Orang-orang tidak menyukai ini, ini adalah suatu batu sandungan bagi kewibawaan
mereka. Mereka akan mendengarkan Kaisar seandainya ia mau melayani dalam kain
ungunya, tetapi mereka tidak bisa mentoleransi Petrus berkotbah dengan jubah
nelayannya. Mereka mau mendengar seorang Paus dalam pakaian indahnya yang megah
dan mahal, atau seorang Kardinal dengan topi merahnya, dan mereka tidak akan
keberatan untuk mendengar pada ahli debat filsafat yang terlatih dengan baik
dari sekolah-sekolah, atau seorang ahli pidato dari tempat pertemuan umum;
tetapi mereka marah pada orang yang meremehkan kwalitas yang sangat bagus dari
pidato / cara berbicara, dan menyebut hikmat dari dunia ini sebagai kebodohan.]
- ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol I, ‘Christ
in the Old Testament’, hal 581.
Bdk.
Kis 4:13 - “Ketika
sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya
orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya
sebagai pengikut Yesus.”.
Bdk.
1Kor 1:26-29 - “(26) Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu,
ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak,
tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. (27)
Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang
berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang
kuat, (28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih
Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang
berarti, (29) supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di
hadapan Allah.”.
Kalau
saudara adalah orang yang mau mendengar seorang pengkhotbah karena
kepandaiannya, kefasihannya, pendidikannya yang tinggi dsb, maka renungkan
kata-kata di atas ini!
Mau
tidaknya kita mendengar seorang pengkhotbah, harus didasarkan pada benar
tidaknya apa yang ia sampaikan! Atau dengan kata lain, sesuai tidaknya apa yang
ia sampaikan dengan Alkitab!
Kis
17:11 - “Orang-orang
Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di
Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan
segala kerelaan hati dan setiap hari
mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar
demikian.”.
c)
‘banyak
orang’.
Alexander
menyoroti kata ‘banyak’.
Tidak dikatakan ‘semua orang’, tetapi
‘banyak
orang’. Jadi,
tidak semua orang tertegun dalam arti negatif pada waktu melihat Kristus.
Ada orang-orang yang percaya! Ini yang perlu ditiru! Jangan ikut-ikutan pada
orang banyak, karena yang banyak belum tentu yang benar. Sekalipun seluruh
bangsa / suku / keluarga saudara tidak percaya kepada Yesus, dan bahkan menghina
/ merendahkan Kristus, janganlah mengikuti mereka. Percayalah kepada Kristus dan
saudara akan selamat!
3)
‘begitu
buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak
manusia lagi’.
Pulpit
Commentary mengatakan bahwa hal ini terjadi karena penyiksaan / penderitaan yang
dialami oleh Kristus, seperti pencambukan, pemberian mahkota berduri, pemukulan,
peludahan, pemikulan salib, dan penyaliban itu sendiri.
Pada
waktu menceritakan tentang penyaliban, yang dilakukan setelah pencambukan,
William Barclay mengutip seorang bernama Klausner yang berkata sebagai berikut:
“The
criminal was fastened to his cross, already a bleeding mass from the scourging.
There he hung to die of hunger and thirst and exposure, unable even to defend
himself from the torture of the gnats and flies which settled on his naked body
and on his bleeding wounds.”
[= Kriminil itu dilekatkan / dipakukan pada salib; pada saat itu ia sudah penuh
dengan darah karena pencambukan. Di sana ia tergantung untuk mati karena lapar,
haus dan kepanasan, bahkan tidak bisa membela dirinya sendiri dari siksaan dari
nyamuk dan lalat yang hinggap pada tubuhnya yang telanjang dan pada luka-lukanya
yang berdarah.] - ‘The Gospel of Matthew’, Vol 2,
hal 364.
Dan
Barclay lalu menambahkan kata-kata Klausner yang mengatakan: “It
is not a pretty picture but that is what Jesus Christ suffered - willingly - for
us.”
[= Itu bukanlah suatu gambaran yang bagus, tetapi itu adalah apa yang diderita
oleh Yesus Kristus - dengan sukarela - bagi kita.].
Pulpit
Commentary: “The
prophet, as Delitzsch says, sits at the foot of the cross on Calvary, and sees
the Redeemer as he hung upon the accursed tree, after he had been buffeted, and
crowned with thorns, and smitten, and scourged, and crucified, when his face was
covered with bruises and with gore, and his frame and features distorted with
agony.” [= Sang nabi (Yesaya),
seperti dikatakan oleh Delitzsch, duduk di kaki dari salib di Kalvari, dan
melihat sang Penebus pada waktu Ia tergantung pada salib yang terkutuk, setelah
Ia dipukuli, dan dimahkotai dengan duri, dan dicambuki, dan disalibkan, pada
waktu wajahNya dipenuhi dengan luka-luka / memar dan dengan darah yang mengental
/ membeku, dan badan dan mukanya berubah bentuk dengan kesakitan / penderitaan
yang hebat.] - hal 280.
H.
C. Leupold: “the
striking correspondence between the thing prophesied and the fulfillment again
and again fills us with wonder. Little wonder that many of the fathers of the
church of days of old claim that the account reads as though Isaiah had sat at
the foot of the cross.” [= kesesuaian / kecocokan yang
menyolok antara ‘hal-hal yang dinubuatkan’ dan ‘penggenapannya’
berulang-ulang membuat kita heran. Tidak heran bahwa banyak bapa gereja kuno
mengclaim bahwa cerita ini berbunyi seakan-akan Yesaya duduk di kaki dari
salib.] - hal
224.
Ada
2 hal yang perlu direnungkan dari bagian ini:
a)
Penderitaan Kristus betul-betul luar biasa hebatnya, dan itu semua rela
Ia alami untuk menebus dosa saudara dan saya!
b)
Nabi Yesaya hidup pada sekitar 700 tahun sebelum kelahiran Kristus,
tetapi ia bisa menggambarkan secara begitu tepat penderitaan Kristus (juga
hal-hal lain yang akan kita pelajari dalam Yes 52:13-53:12 ini). Dari mana
ia bisa mengetahui dan menubuatkan semua ini? Tidak bisa tidak, ia pasti
mendapatkan wahyu dari Allah, sehingga bisa menubuatkan / meramalkan semua ini
dengan begitu tepat. Ini membuktikan bahwa Kitab Suci memang adalah Firman
Allah! Karena itu rajin dan tekunlah dalam belajar Kitab Suci, dan tunduklah
pada otoritasnya!
-bersambung-
Author
: Pdt. Budi Asali,M.Div.
Email : [email protected]