Dunia Roh
Menurut Perspektif Reformed
Bagian-6
: Jaminan
Kemenangan Atas Kuasa Kegelapan Melalui Pelayanan Yesus
Pendalaman
Alkitab GKRI Exodus, Surabaya 27 November 2007
Yakub
Tri Handoko, Th. M.
Dalam makalah yang lalu kita sudah
membahas bahwa setan berhasil menjatuhkan Adam dan Hawa sebagai
gambar Allah. Kejatuan ini menyebabkan semua aspek dalam gambar
Allah – relasi, dominasi dan reproduksi - mengalami kerusakan. Hubungan antara Allah dan manusia maupun antara
sesama manusia mengalami disharmoni. Manusia gagal memerintah
bersama dengan Allah secara sempurna dalam kerajaan-Nya di bumi.
Peperangan antara keturunan ular dan perempuan (Kej 3:15) terus
berlangsung.
Setelah
kejatuhan manusia ke dalam dosa, Allah terus melakukan
langkah-langkah restorasi. Ia memakai para patriakh – dari Nuh,
Abraham, Musa, Daud - untuk memulihkan tiga aspek gambar Allah
yang telah rusak. Puncak dari restorasi ini adalah karya Kristus.
Dia datang ke dalam dunia sebagai gambar Allah yang sempurna (2Kor
4:4; Kol 1:15; Ibr 1:3) sehingga Dia dapat memulihkan kita menjadi
serupa dengan gambar-Nya (Rom 8:29).
PEMULIHAN ASPEK RELASI
Kata
“perjanjian” di dalam PL muncul hampir 300 kali. Yang paling
penting adalah perjanjian yang dibuat oleh Allah dengan Nuh (Kej
6:18), Abraham (2Raj 13:23), Musa atas nama bangsa Israel (Kel
6:4) dan Daud (Yer 33:21). Perjanjian ini diteruskan kepada
keturunan mereka (Kej 9:8; 15:18; 2Sam 7:12-16).
Sejarah
bangsa Israel menunjukkan bahwa mereka seringkali berlaku tidak
setia terhadap perjanjian ini. Mereka tidak menaati Taurat sebagai
tanda perjanjian (Dan 9:11-13; Zef 3:4). Mereka bahkan menyembah
dewa-dewa kafir, sehingga tindakan ini layak disebut sebagai
perzinahan rohani, karena mereka telah melanggar perjanjian relasi
dengan Allah (Hak 2:17; 1Taw 5:25; Yer 3:1, 9; 5:7; Yeh 6:9).
Di
tengah ketidaksetiaan bangsa Israel, Allah memberikan suatu janji
bahwa Ia akan mengadakan perjanjian yang
baru dengan mereka. Kali ini Tuhan memberikan Taurat di dalam
hati mereka (Yer 31:33a). Tuhan berjanji akan menjadi Allah mereka
dan mereka menjadi umat-Nya (Yer 31:33b).
Janji
di atas digenapi melalui pelayanan Yesus. Pada saat perjamuan
terakhir Yesus menyatakan bahwa pencurahan darah-Nya adalah tanda
perjanjian (Mat 26:28; Mar 14:24; Luk 22:20). Kaitan antara
perjanjian dan darah jelas merujuk balik pada perjanjian dengan
umat-Nya di Keluaran 24:5-8. Dalam 1Korintus 11:25 Paulus
mengingat kembali perkataan Yesus ini dan menyebutnya sebagai
tanda perjanjian yang baru.
Keterangan “yang baru” menyiratkan restorasi terhadap
perjanjian yang lama. Ide ini sangat mungkin dilatarbelakangi oleh
Yeremia 31:32-34.
Pemulihan
relasi antara Allah dan manusia juga dapat dilihat dari konsep
tentang gereja sebagai Israel yang baru. Yesus memulai umat-Nya
yang baru dengan 12 orang, sama seperti bangsa Israel yang lama
terdiri dari 12 suku. Tidak heran, ketika Yudas Iskariot mati,
bilangan 12 itu harus digenapkan (Kis 1:20-22). Paulus mengajarkan
bahwa janji Allah kepada Abraham diteruskan kepada semua
keturunannya, tetapi bukan secara biologis (Rom 4). Hal ini sangat
dimungkinkan karena yang disebut Israel adalah secara pilihan,
bukan keturunan biologis (Rom 9:6). Dia bahkan secara eksplisit
menyebut orang percaya sebagai Israel milik Allah (Gal 6:16).
Orang-orang percaya adalah mereka yang sudah bersunat secara
rohani (Flp 3:3; Gal 3:7; Kol 2:11). Dia mengontraskan orang
percaya dengan Israel menurut daging (1Kor 10:18).
Tanggapan
Budi Asali:
Dalam
pelajaran yang lalu (no 5), Yakub Tri mengatakan bahwa aspek
relasi ada dua, yaitu antara manusia dengan Allah, dan antara
manusia dengan manusia. Tetapi yang dibahas pemulihannya di sini
hanya antara manusia dengan Allah.
PEMULIHAN ASPEK DOMINASI
Beberapa
teks Alkitab menyatakan bahwa dunia dan segala isinya merupakan
milik Allah (Kel 19:5; 1Taw 29:11). Allah memerintah atas seluruh
bumi (Mzm 47:3, 8; 89:12; 103:19; 145:11, 13; Yes 54:5). Dia
adalah Tuhan atas langit dan bumi (Kis 17:24). Dia juga seringkali
disebut sebagai raja atas umat-Nya (Kel 15:18; Bil 23:21; Ul 33:5;
Yes 43:15).
Bagaimanapun,
Alkitab juga memberikan data lain yang perlu kita perhatikan.
Dalam nubuat para nabi disebutkan bahwa Tuhan akan
menjadi raja atas seluruh bumi. (Yes 24:23; 33:22; 52:7; Zef 3:15;
Zak 14:9). Seorang keturunan Daud akan
memerintah sebagai raja untuk selama-lamanya (Yer 23:5; Mik 5:2).
Bentuk
keterangan waktu yang futuris dalam teks-teks di atas menunjukkan
bahwa walaupun Allah adalah Raja atas seluruh bumi tetapi dalam
arti tertentu Dia belum memerintah secara total di bumi. Salah
satu permohonan dalam Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus
“datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di
surga” (Mat 6:10) mengindikasikan bahwa pemerintahan Allah di
bumi belum seperti pemerintahan-Nya di surga. Hal ini bukan
berarti bahwa Allah tidak berdaulat penuh. Dia tetap menguasai
semua bangsa (2Taw 36:23; Ez 1:1; Yes 45:1; Hab 1:6). Setan pun
berada di bawah kendali Allah (Ay 1:6-12; 2:1-7; Zak 3:1-2).
Bagaimana
kita harus menjelaskan dua situasi di atas? Jawabannya terletak
pada fakta bahwa setan telah berhasil ikut memerintah dalam
kerajaan Allah di bumi yang seharusnya dikontrol oleh Allah dan
dilaksanakan oleh manusia secara penuh. Manusia sebagai gambar
Allah telah gagal menjalankan dominasi mereka dalam kerajaan
Allah. Keturunan mereka sampai sekarang harus berperang melawan
keturunan ular.
Dominasi
setan atas bumi ini diajarkan secara jelas di dalam Alkitab. Setan
menawarkan kekuasaan dunia kepada Yesus dan Yesus tampaknya tidak
membantah klaim setan atas dominasinya di bumi (Mat 4:8-9//Luk
4:5-7).
Tanggapan
Budi Asali:
Omong
kosong. Setan jelas berdusta kalau semua adalah miliknya dan bisa
ia berikan kepada Yesus.
Calvin:
“The
kind of temptation here described was, that Christ should seek, in
another manner than from God, the inheritance which he has
promised to his children. And here the daring insolence of the
devil is manifested, in robbing God of the government of the
world, and claiming it for himself. All these things, says he, are mine, and it is only through me that they are obtained.
We have to contend every day with the same imposture: for every
believer feels it in himself and it is still more clearly seen in
the whole life of the ungodly. Though we are convinced, that all
our support, and aid, and comfort, depend on the blessing of God,
yet our senses allure and draw us away, to seek assistance from
Satan, as if God alone were not enough. A considerable portion of
mankind disbelieve the power and authority of God over the world,
and imagine that every thing good is bestowed by Satan. For how
comes it, that almost all resort to wicked contrivances, to
robbery and to fraud, but because they ascribe to Satan what
belongs to God, the power of enriching whom he pleases by his
blessing? True, indeed, with the mouth they ask that God will give
them daily bread, (Matthew
6:11) but it is only with the mouth; for they make Satan
the distributor of all the riches in the world”.
Anehnya, dalam
tulisannya yang berjudul ‘Yesus dicobai’ Yakub Tri mengatakan
kata-kata ini: “Pertanyaan yang sering
diajukan orang sehubungan dengan pencobaan ini adalah “apakah
iblis sungguh-sungguh mampu memberikan apa yang dia tawarkan?”.
Kita pertama-tama harus mengakui bahwa iblis memiliki kuasa dalam
taraf tertentu. Alkitab berkali-kali menunjukkan hal ini dengan
cara menyebut iblis sebagai allah jaman ini, penguasa dunia ini,
pemerintah-pemerintah spiritual, dsb (Yoh 12:31; 14:30; 16:11; Ef
2:2; 1Yoh 5:19; Rom 8:18-30; 2Kor 4:4; 1Yoh 5:19; Why 13:2).
Bagaimanapun kita tidak boleh melupakan bahwa seluruh bumi tetap
adalah milik Allah (Mzm 50:12). Iblis tidak memiliki otoritas
mutlak atas seluruh bumi, apalagi atas Yesus. Otoritas Yesus dalam
menghardik iblis (Mat 4:10) dan mengusir roh-roh jahat (Luk
4:31-37; 8:26-39) membuktikan bahwa Yesus memiliki otoritas yang
lebih besar daripada iblis”.
Mengapa
bertentangan dengan kata-katanya di sini?
Setan
digambarkan sebagai orang kuat yang menguasai sebuah rumah (Mat
12:29//Mar 3:27). Paulus menyebut kuasa kegelapan sebagai pemerintah,
penguasa dan penghulu dunia (Ef 6:12). Pada bagian sebelumnya di
surat yang sama dia menyebut roh-roh jahat sebagai penguasa
kerajaan angkasa yang memerintah orang-orang durhaka (Ef 2:2).
Paulus secara eksplisit memakai istilah “allah jaman ini”
untuk setan (2Kor 4:4).
Sehubungan
dengan situasi di atas, pelayanan Yesus terfokus pada datangnya
kerajaan Allah di muka bumi. Yohanes Pembaptis menyerukan hal ini
(Mat 3:1-2//Mar 1:4). Yesus pun memberitakan hal yang sama (Mat
4:17//Mar 1:14-15). Ketika para penulis kitab injil merangkum
pelayanan Yesus, mereka tidak lupa menyebutkan aktivitas
pemberitaan kerajaan Allah (Mat 4:23; 9:35; Luk 8:1). Yesus secara
khusus memberitahu murid-murid-Nya bahwa tujuan Dia diutus ke
dunia adalah untuk memberitakan kerajaan Allah (Luk 4:43). Dia pun
memerintahkan murid-murid-Nya untuk memberitakan pesan yang sama
sampai akhir jaman (Mat 10:7; 24:14).
Alkitab
memberikan banyak indikasi bahwa selama pelayanan Yesus di dunia
telah terjadi peperangan yang hebat antara Dia dan setan. Ketika
Yesus lahir di dunia, setan memakai Herodes untuk membinasakan
Yesus (Mat 2:1-12). Wahyu 12:1-6 menggambarkan peristiwa ini
sebagai peperangan antara perempuan dengan naga. Setan berusaha
menggoda Yesus untuk menjauhi jalan salib (Mat 4//Luk 4). Ketika
dia tidak berhasil melakukan itu, dia memakai Petrus untuk
menghalangi jalan menuju salib (Mat 16:22-23). Ketika jalan salib
akan menjadi kepastian, setan memakai Yudas (Yoh 6:70; 13:2, 27)
dan Petrus (Luk 22:31) untuk melemahkan Dia. Dari semua peperangan
ini, Yesus tetap tampil sebagai pemenang.
Tanggapan
Budi Asali:
Kok
saling bertentangan? Setan mau membunuh Yesus atau setan berusaha
supaya Yesus menjauhi salib? Bukankah setan berusaha membunuh
Yesus melalui salib? Ia merasuk Yudas Iskariot sehingga Yudas
Iskariot mengkhianati Yesus dan Yesus mati disalib!
Sebaliknya,
beberapa teks lain menunjukkan kekalahan setan dalam peperangan
melawan Yesus. Ketika Yesus mengusir setan dengan kuasa Roh Allah,
Dia berkata “Kerajaan Allah sudah datang kepada-Mu” (Mat
12:28). Di tempat lain ia menggambarkan pengusiran setan yang Dia
lakukan sebagai tindakan mengikat orang kuat untuk merampok harta
miliknya (Mat 12:29//Mar 3:27). Dia memberi murid-murid-Nya
otoritas atas roh-roh jahat (Mat 10:8). Setelah murid-murid-Nya
melaporkan pengusiran roh-roh jahat yang mereka lakukan,Yesus
berkata “Aku melihat iblis jatuh seperti kilat dari langit”
(Luk 10:18). Banyaknya kisah pengusiran setan selama pelayanan
Yesus menunjukkan bahwa otoritas setan benar-benar telah
dikalahkan. Puncak kemenangan Yesus adalah kebangkitan-Nya. Dia
berkata “kepada-Ku telah diberikan segala kuasa (lit.
“otoritas”) di surga dan di bumi” (Mat 28:18).
Jika
karya Kristus di dunia sudah mengalahkan setan, mengapa setan
masih memiliki kuasa sampai sekarang ini? Mengapa setan masih bisa
mengganggu gereja yang sedang bertumbuh (Kis 5:3)? Mengapa dia
masih menguasai orang-orang di luar Kristus (Ef 2:2)? Mengapa dia
masih dapat menelan orang yang dapat ditelannya (1Pet 5:8)? Dalam
hal ini kita perlu memahami dua aspek dari realisasi kerajaan
Allah: aspek kekinian dan futuris. Kristus sekarang sudah menjadi
Raja, tetapi Dia harus menunggu sampai segala sesuatu diletakkan
di bawah kaki-Nya (1Kor 15:24-26). Setan sudah dikalahkan, tetapi
dia hanya diikat, bukan dihancurkan kekuatannya (Why 20:2-3).
Kerajaan
Allah memang sudah datang melalui pelayanan Yesus. Di awal
pelayanan-Nya Yesus mengatakan bahwa jaman baru yang dijanjikan
sudah digenapi dalam diri Dia pada saat itu (Luk 4:21//Yes
61:1-2). Ketika Dia ditanya orang Farisi tentang waktu kedatangan
kerajaan Allah, Dia menjawab “kerajaan Allah ada di
tengah-tengah kamu” (Luk 17:21; band. Mat 12:28). Kerajaan maut
tidak dapat menguasai orang percaya (Mat 16:18).
Bagaimanapun,
realisasi yang sempurna dari kerajaan Allah masih menunggu akhir
jaman. Kristus akan datang kembali untuk menghakimi setiap orang
(Mat 16:27). Setan dan para pengikutnya akan dihancurkan (Mat
25:41). Pada saat itulah Tuhan akan menyingkirkan semua generasi
yang fasik dalam kerajaan-Nya (Mat 13:36-43). Paulus berdoa agar
Tuhan segera menghancurkan iblis (Rom 16:20).
Di
antara dua titik inilah orang Kristen berada. Tuhan sudah menjamin
kemenangan kita atas kuasa kegelapan (Mat 10:8; Yak 4:7), namun
kita tetap harus berperang melawan kuasa kegelapan (Ef 6:12). Kita
harus meruntuhkan benteng-benteng musuh (2Kor 10:3-5). Kita harus
menerangi dunia yang gelap dan menggarami dunia yang tawar (Mat
5:13). Pada akhir jaman nanti kita akan turut memerintah bersama
Kristus (2Tim 2:12). Kita akan memerintah sebagai raja di bumi
yang baru (Why 5:10; 22:5). Kita bahkan akan mengadili para
malaikat (1Kor 6:3).
Tanggapan
Budi Asali:
Bukankah
pada waktu menjelaskan tentang aspek dominasi dalam pelajaran 5
Yakub Tri berbicara tentang dominasi terhadap binatang dan
tumbuh-tumbuhan? Mengapa sekarang pada waktu membahas pemulihan
aspek itu ia merohanikan artinya, dan membengkokkan pada pemulihan
dominasi secara rohani?
Pada
waktu Tuhan memberikan dominasi itu kepada manusia, itu hanyathdp
bumi dan binatang. Kej 1:26,28 -
“(26)
Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut
gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di
laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh
bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.’
... (28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada
mereka: ‘Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi
dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi.’”.
Jadi,
tak pernah ada dominasi atas setan. Lalu mengapa pemulihannya
menjadi dominasi atas / terhadap setan, orang berdosa, dan bahkan
malaikat?
PEMULIHAN ASPEK REPRODUKSI
Setan,
para pengikut dan keturunannya terus berperang melawan keturunan
perempuan (band. Kej 3:15). Orang-orang Yahudi disebut sebagai
anak-anak iblis (Yoh 8:44). Elimas, si tukang sihir, ditegur
Paulus sebagai anak iblis (Kis 13:10). Anak-anak terang
dikontraskan dengan anak-anak jaman ini (Luk 16:8). Teks yang
paling eksplisit dan menarik tentang dua jenis keturunan ini
adalah Matius 13:38 (“benih yang baik itu anak-anak Kerajaan,
lalang anak-anak si jahat”). Kita dapat membedakan dua jenis
keturunan ini dari respon mereka terhadap kebenaran (1Yoh 2:9-10)
atau pada saat akhir jaman (Mat 13:39-43).
Dari
penjelasan di atas kita dapat melihat bahwa sebutan “anak-anak
Allah” untuk orang percaya bukanlah penyebutan yang tanpa
maksud. Di dunia ini akan selalu ada dua macam keturunan. Habel
disebut orang benar (Mat 23:35), sedangkan Kain disebut berasal
dari si jahat (1Yoh 3:12); Ismael adalah anak secara daging,
sedangkan Ishak secara janji/rohani (Rom 9:7-9; Gal 4:28, 31);
Yakub adalah keturunan pilihan, sedangkan Esau bukan (Rom
9:10-13); orang percaya dilahirkan dari Allah (Yoh 1:12-13; 3:3,
5, 8), sedangkan mereka yang tidak percaya adalah anak-anak iblis
(Yoh 8:44). Salah satu petunjuk yang jelas tentang hal ini adalah
penyebutan orang percaya sebagai keturunan Abraham (Rom 4:23-24;
Gal 4:28, 31). Jika janji Allah kepada Abraham tentang
keturunannya merupakan upaya restorasi gambar Allah dan
penggenapan Kejadian 3:15, maka keberadaan orang percaya sebagai
keturunan rohani Abraham juga bagian dari upaya tersebut.
Pemulihan
aspek reproduksi
dalam jaman PB adalah melalui pemuridan.
Tanggapan
Budi Asali:
Ini
merupakan suatu pengalegorian / perohanian yang sama sekali tidak
pada tempatnya! Anehnya, dari tiga hal ini, aspek relasi diartikan
secara hurufiah (relasi dengan Allah), aspek dominasi sudah
dirohanikan, karena sama sekali tak berhubungan dengan dominasi
atas binatang dan tumbuh-tumbuhan, dan aspek reproduksi juga
dirohanikan, karena diartikan sebagai reproduksi melalui pemuridan
/ penginjilan!
Jadi
ini yang dimaksud oleh Yakub Tri pada waktu mengatakan dalam
pelajaran 5 bahwa kalau dulu faktor reproduksi itu hanya bersifat
jasmani, maka sekarang juga mempunyai sifat rohani. Menurut saya
ini hanya merupakan suatu pembengkokan arti untuk membenarkan
perohanian arti!
Setelah
Yesus mengatakan bahwa segala otoritas ada di tangan-Nya (Mat
28:18), Dia lalu memberikan perintah agar orang percaya menjadikan
semua bangsa murid-Nya (Mat 28:19-20). Perintah ini merupakan cara
yang ditetapkan Allah untuk menggenapi nubuat di Daniel 7:13-14
tentang semua orang dari segala bangsa yang akan menyembah Allah.
Sama seperti para patriakh harus bertambah banyak dan memenuhi
bumi, orang percaya juga harus pergi ke seluruh bumi untuk
melipatgandakan gambar Allah (Mat 24:14; Kis 1:8).
Tanggapan
Budi Asali:
Orang
percaya memberitakan Injil untuk melipat-gandakan gambar Allah??
Bukankah orang yang tidak percaya tetap juga adalah gambar Allah,
biarpun rusak? Jadi, dengan memberitakan Injil, kita hanya
berusaha supaya gambar-gambar Allah itu diperbaiki / dipulihkan
dari kerusakannya. Ini berbeda dengan melipat-gandakan gambar
Allah. Jadi, ini makin tidak cocok disebut sebagai pemulihan aspek
reproduksi.
Pelipatgandaan
ini sebelumnya sudah tersirat dalam perumpamaan Yesus. Ia
menggambarkan kerajaan Allah seperti biji sesawi yang kecil tetapi
akan terus bertambah besar (Mat 13:31-32). Kerajaan Allah juga
harus memiliki pengaruh yang besar bagi dunia (Mat 13:33).
Menariknya, dua perumpamaan ini diajarkan Yesus setelah
perumpamaan tentang benih gandum (anak-anak Kerajaan) dan benih
lalang (anak-anak si jahat). Hal ini menunjukkan bahwa sekalipun
iblis akan terus melipatgandakan keturunannya, tetapi kemenangan
akan berada pada pihak keturunan perempuan. Pada akhir jaman nanti
akan ada sejumlah besar orang dari seluruh bumi yang akan
menyembah Allah (Why 7:9).
Tanggapan
Budi Asali:
Dalam
pelajaran 5 Yakub Tri mengatakan bahwa ‘perempuan kesakitan
waktu melahirkan’ termasuk dalam rusaknya aspek reproduksi. Lalu
mana pemulihannya???
YESUS SANG PEMULIH GAMBAR ALLAH
Alkitab
memakai beberapa cara untuk menjelaskan bahwa Yesus adalah puncak
dari upaya Allah untuk memulihkan manusia sebagai gambar Allah.
Dengan kata lain, Yesus adalah penggenapan dari janji Allah di
Kejadian 3:15.
(1) Yesus
disebut sebagai gambar Allah
(2Kor 4:4; Kol 1:15; Ibr 1:3).
(2) Yesus
disejajarkan dengan Adam: Ia disebut sebagai “Adam terakhir”
(1Kor 15:45); Ia disejajarkan dengan Adam sebagai kepala
perjanjian (Rom 5:12-21); Ia dicobai iblis sama seperti Adam (Mat
4:11//Luk 4:1-13; melalui silsilah di pasal 3:23-38, Lukas secara
khusus menampilkan Yesus sebagai keturunan Adam).
Tanggapan Budi Asali:
Yesus bukan disejajarkan
dengan Adam. Merupakan suatu penghinaan terhadap Yesus, kalau Ia
disejajarkan dengan Adam. Yang benar adalah: Ia dikontraskan
dengan Adam. Perhatikan 1Kor 15:45 - “Seperti
ada tertulis: ‘Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang
hidup’, tetapi
Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan”.
Perhatikan kata
‘tetapi’ yang jelas mengkontraskan, bukan menyejajarkan!
Juga, pencobaan yang
dialami Yesus disamakan dengan pencobaan terhadap Adam. Ini salah.
Bukan penyamaan tetapi pengkontrasan, karena Adam jatuh dalam
pencobaan itu, sedangkan Yesus tidak!
Juga, apa urusannya
kesejajaran Yesus dengan Adam dengan silsilah Yesus, yang
menunjukkan Dia sebagai keturunan Adam?
(3) Keselamatan
yang Yesus berikan disamakan
dengan keselamatan pada jaman Nuh (1Pet 3:21). Situasi
kedatangan-Nya pun disejajarkan dengan situasi jaman Nuh (Mat
24:37//Luk 17:26).
Tanggapan Budi Asali:
‘Disamakan’???
Bagaimana mungkin keselamatan jasmani disamakan dengan keselamatan
rohani?
1Pet 3:21 -
“Juga kamu sekarang
diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan - maksudnya bukan
untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan
hati nurani yang baik kepada Allah - oleh kebangkitan Yesus
Kristus”.
Dari
mana ayat seperti ini bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa
keselamatan yang Yesus berikan disamakan dengan keselamatan pada
jaman Nuh????
Kebiasaan
Yakub Tri yang hanya menuliskan alamat dari ayat, tanpa menuliskan
bunyi ayatnya merupakan sesuatu yang membahayakan untuk
orang-orang yang malas untuk memeriksa bunyi ayatnya.
(4) Yesus
disebut sebagai keturunan Abraham yang akan menjadi berkat bagi
semua bangsa (Gal 3:16//Kej 22:18).
(5) Yesus
ditampilkan sebagai Musa yang baru yang menuntut umat-Nya untuk
memiliki cara hidup yang berbeda dengan dunia (Mat 5:17-48,
terutama ayat 20, 45-48).
Tanggapan Budi Asali:
Yesus ditampilkan sebagai
Musa yang baru??? Dan itu didapat dari Mat 5:17-48????? Dalam Mat
5:21-48 Yesus sama sekali tidak membetulkan hukum Taurat Musa, Ia
tidak mungkin menentang Firman Tuhan dalam Perjanjian Lama, tetapi
Ia membetulkan penafsiran yang salah dari ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi tentang hukum Taurat Musa / Perjanjian
Lama! Perlu diketahui bahwa semua kata-kata ‘kamu telah
mendengar firman’ atau yang mirip dengan itu (ay
21,27,31,33,38,43) semuanya salah terjemahan. Sebagai contoh,
bandingkan terjemahan Kitab Suci Indonesia dengan Kitab Suci
bahasa Inggris dalam Mat 5:21.
TB Matthew 5:21 Kamu telah mendengar yang
difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa
yang membunuh harus dihukum.
KJV Matthew 5:21 Ye have heard that it was said
by them of old time, Thou shalt not kill; and whosoever shall
kill shall be in danger of the judgment:
RSV Matthew 5:21 "You have heard that it
was said to the men of old, `You shall not kill; and whoever
kills shall be liable to judgment.'
NIV Matthew 5:21 "You have heard that it
was said to the people long ago, 'Do not murder, and anyone
who murders will be subject to judgment.'
NASB Matthew 5:21 "You have heard that the
ancients were told, 'YOU SHALL NOT COMMIT MURDER ' and
'Whoever commits murder shall be liable to the court.'
Jadi, bagaimana mungkin bagian ini dianggap menampilkan Yesus sebagai
‘Musa yang baru’????
(6) Yesus
ditampilkan sebagai keturunan Daud (Mat 1:1; 9:27; 12:13; 15:22;
20:30, 31; 21:9, 15; 22:42).
Sekarang
secara khusus kita akan membahas Roma 8:29. Dalam teks ini
disebutkan bahwa kita akan diubah menjadi serupa dengan gambaran
Kristus. Konteks bagian ini berbicara tentang penderitaan jaman
ini (Rom 8:18). Penderitaan ini merupakan penderitaan yang
berskala makro (kosmik), karena seluruh makhluk turut menderita (Rom 8:19-22). Orang percaya
juga berada dalam penderitaan sementara ini, namun jika kita tekun
menderita bersama Kristus, maka kita juga akan menerima kemuliaan
bersama Kristus (Rom 8:17). Kita akan diubah menjadi serupa dengan
gambar Kristus dalam arti bahwa kita akan turut dimuliakan
sebagaimana Kristus juga dimuliakan (Rom 8:30).
KONKLUSI
Peperangan
melawan kuasa kegelapan adalah peperangan yang berskala kosmik.
Semua serangan setan ditujukan untuk merusak manusia sebagai
gambar Allah. Setan terus berusaha agar aspek relasi, dominasi dan
reproduksi yang dimiliki manusia sebagai gambar Allah
terus-menerus berada dalam keadaan rusak. Dalam perspektif inilah
kita harus memandang semua bentuk tipu daya iblis.
Tanggapan
Budi Asali:
Sampai
titik ini saya masih tak mengerti bagaimana Yakub Tri bisa bicara
tentang ‘reproduksi’!!!! Sama sekali tak masuk akal, dan juga
tak Alkitabiah.
Di
lain pihak, Allah juga tidak pernah berhenti bekerja. Dia terus
merestorasi manusia sebagai gambar Allah. Ia memberikan janji
pemulihan kepada para patriakh. Puncaknya, Dia mengirim Yesus
Kristus - Anak-Nya yang tunggal – untuk mematahkan kausa setan
di bumi dan sekaligus menjamin kemenangan mutlak di akhir jaman. #
|