Pemahaman
Alkitab
(Jl. Dinoyo
19b, lantai 3)
Jumat, tanggal
12 Maret 2010, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(7064-1331 /
6050-1331)
Kemurtadan
dan keselamatan Salomo (1)
1Raja 11:1-43 - “(1) Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan
asing. Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon,
Edom, Sidon dan Het, (2) padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah
berfirman kepada orang Israel: ‘Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan
merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan
mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka.’ Hati Salomo telah terpaut
kepada mereka dengan cinta. (3) Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum
bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari
pada TUHAN. (4) Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu
mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan
sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. (5)
Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom,
dewa kejijikan sembahan orang Amon, (6) dan Salomo melakukan apa yang jahat di
mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud,
ayahnya. (7) Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos,
dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan
bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. (8) Demikian juga dilakukannya
bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban
ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka. (9) Sebab itu TUHAN
menunjukkan murkaNya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada
TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, (10) dan
yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti
allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan
TUHAN. (11) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: ‘Oleh karena begitu
kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala
ketetapanKu yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan
mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.
(12) Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena
Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya. (13) Namun
demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan dari padanya, satu
suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hambaKu Daud dan oleh karena
Yerusalem yang telah Kupilih.’ (14) Kemudian TUHAN membangkitkan seorang
lawan Salomo, yakni Hadad, orang Edom; ia dari keturunan raja Edom. (15)
Sesudah Daud memukul kalah orang Edom, maka panglima Yoab pergi menguburkan
orang-orang yang mati terbunuh, lalu menewaskan semua laki-laki di Edom; (16)
enam bulan lamanya Yoab diam di sana dengan seluruh Israel, sampai
dilenyapkannya semua laki-laki di Edom. (17) Tetapi Hadad melarikan diri
bersama-sama dengan beberapa orang Edom dari pegawai-pegawai ayahnya, dan
mengungsi ke Mesir; adapun Hadad itu masih sangat muda. (18) Mereka berangkat
dari Midian, lalu sampai ke Paran; mereka membawa beberapa orang dari Paran,
lalu mereka sampai ke Mesir kepada Firaun, raja Mesir. Ia ini memberikan rumah
kepada Hadad, menentukan belanjanya dan menyerahkan sebidang tanah kepadanya.
(19) Hadad demikian disayangi Firaun, sehingga diberikannya kepadanya seorang
isteri, yakni adik isterinya sendiri, adik permaisuri Tahpenes. (20) Lalu adik
Tahpenes itu melahirkan baginya seorang anak laki-laki, Genubat namanya, dan
Tahpenes menyapih dia di istana Firaun, sehingga Genubat ada di istana Firaun
di tengah-tengah anak-anak Firaun sendiri. (21) Ketika didengar Hadad di
Mesir, bahwa Daud telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek
moyangnya dan bahwa panglima Yoab sudah mati juga, maka berkatalah Hadad
kepada Firaun: ‘Biarkanlah aku pergi ke negeriku.’ (22) Lalu bertanyalah
Firaun kepadanya: ‘Tetapi kekurangan apakah engkau padaku ini, maka engkau
tiba-tiba berniat pergi ke negerimu?’ Jawabnya: ‘Aku tidak kekurangan
apapun, namun demikian, biarkanlah juga aku pergi.’ (23) Allah membangkitkan
pula seorang lawan Salomo, yakni Rezon bin Elyada, yang telah melarikan diri
dari tuannya, yakni Hadadezer, raja Zoba. (24) Ia mengumpulkan orang-orang,
lalu menjadi kepala gerombolan. Ketika Daud hendak membunuh mereka, maka
pergilah mereka ke Damsyik; mereka diam di sana dan di situlah mereka
mengangkat Rezon menjadi raja. (25) Dialah yang menjadi lawan Israel sepanjang
umur Salomo; ia mendatangkan malapetaka sama seperti Hadad. Ia muak akan orang
Israel dan menjadi raja atas Aram. (26) Juga Yerobeam bin Nebat, seorang
Efraim dari Zereda, seorang pegawai Salomo, nama ibunya Zerua, seorang janda,
memberontak terhadap raja. (27) Inilah alasannya, mengapa ia memberontak
terhadap raja: Salomo mendirikan Milo, dan ia menutup tembusan tembok kota
Daud, ayahnya. (28) Yerobeam adalah seorang tangkas; ketika Salomo melihat,
bahwa orang muda itu seorang yang rajin bekerja, maka ditempatkannyalah dia
mengawasi semua pekerja wajib dari keturunan Yusuf. (29) Pada waktu itu,
ketika Yerobeam keluar dari Yerusalem, nabi Ahia, orang Silo itu, mendatangi
dia di jalan dengan berselubungkan kain baru. Dan hanya mereka berdua ada di
padang. (30) Ahia memegang kain baru yang di badannya, lalu dikoyakkannya
menjadi dua belas koyakan; (31) dan ia berkata kepada Yerobeam: ‘Ambillah
bagimu sepuluh koyakan, sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel:
Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan
memberikan kepadamu sepuluh suku. (32) Tetapi satu suku akan tetap padanya
oleh karena hambaKu Daud dan oleh karena Yerusalem, kota yang Kupilih itu dari
segala suku Israel. (33) Sebabnya ialah karena ia telah meninggalkan Aku dan
sujud menyembah kepada Asytoret, dewi orang Sidon, kepada Kamos, allah orang
Moab dan kepada Milkom, allah bani Amon, dan ia tidak hidup menurut jalan yang
Kutunjukkan dengan melakukan apa yang benar di mataKu dan dengan tetap
mengikuti segala ketetapan dan peraturanKu, seperti Daud, ayahnya. (34) Bukan
dari tangannya akan Kuambil seluruh kerajaan itu; Aku akan membiarkan dia
tetap menjadi raja seumur hidupnya, oleh karena hambaKu Daud yang telah
Kupilih dan yang tetap mengikuti segala perintah dan ketetapanKu. (35) Tetapi
dari tangan anaknyalah Aku akan mengambil kerajaan itu dan akan memberikannya
kepadamu, yakni sepuluh suku. (36) Dan kepada anaknya akan Kuberikan satu
suku, supaya hambaKu Daud selalu mempunyai keturunan di hadapanKu di
Yerusalem, kota yang Kupilih bagiKu supaya namaKu tinggal di sana. (37) Maka
engkau ini akan Kuambil, supaya engkau memerintah atas segala yang dikehendaki
hatimu dan menjadi raja atas Israel. (38) Dan jika engkau mendengarkan segala
yang Kuperintahkan kepadamu dan hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan
melakukan apa yang benar di mataKu dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan
perintahKu seperti yang telah dilakukan oleh hambaKu Daud, maka Aku akan
menyertai engkau dan Aku akan membangunkan bagimu suatu keluarga yang teguh
seperti yang Kubangunkan bagi Daud, dan Aku akan memberikan orang Israel
kepadamu. (39) Dan untuk itu Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan
untuk selamanya.’ (40) Lalu Salomo berikhtiar membunuh Yerobeam, tetapi
Yerobeam bangkit dan melarikan diri ke Mesir, kepada Sisak, raja Mesir, dan di
Mesirlah ia tinggal sampai Salomo mati. (41) Selebihnya dari riwayat Salomo
dan segala yang dilakukannya dan hikmatnya, bukankah semuanya itu tertulis
dalam kitab riwayat Salomo? (42) Lamanya Salomo memerintah di Yerusalem atas
seluruh Israel ialah empat puluh tahun. (43) Kemudian Salomo mendapat
perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota
Daud, ayahnya. Maka Rehabeam, anaknya, menjadi raja menggantikan dia”.
1)
Pembicaraan tentang dosa Salomo sudah dimulai pada 1Raja 10, dimana:
a)
Ia mengumpulkan emas dan perak.
1Raja
10:14-25,27 - “(14) Adapun emas, yang dibawa kepada Salomo dalam satu tahun
ialah seberat enam ratus enam puluh enam talenta, (15) belum terhitung yang
didapat dari saudagar-saudagar dan dari pedagang-pedagang dan dari semua raja
Arab dan bupati-bupati di negeri itu. (16) Raja Salomo membuat dua ratus perisai
besar dari emas tempaan, enam ratus syikal emas dipakainya untuk setiap perisai
besar; (17) ia membuat juga tiga ratus perisai kecil dari emas tempaan, tiga
mina emas dipakainya untuk setiap perisai kecil; lalu raja menaruh semuanya itu
di dalam gedung ‘Hutan Libanon’. (18) Juga raja membuat takhta besar dari
gading, yang disalutnya dengan emas tua. (19) Takhta itu enam tingkatnya; pada
takhta itu ada di sebelah belakang sebuah kepala bundar, dan pada kedua sisi
tempat duduk ada kelek-kelek. Di samping kelek-kelek itu berdiri dua singa, (20)
sedang dua belas singa berdiri di atas keenam tingkat itu sebelah-menyebelah;
belum pernah diperbuat yang demikian bagi sesuatu kerajaan. (21) Segala perkakas
minuman raja Salomo dari emas dan segala barang di gedung ‘Hutan Libanon’
itu dari emas murni; tidak ada barang perak, sebab orang menganggap perak tidak
berharga pada zaman Salomo. (22) Sebab di laut raja mempunyai kapal-kapal Tarsis
bergabung dengan kapal-kapal Hiram; dan sekali tiga tahun kapal-kapal Tarsis itu
datang membawa emas dan perak serta gading; juga kera dan burung merak. (23)
Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat. (24)
Seluruh bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah
ditaruh Allah di dalam hatinya. (25) Mereka datang masing-masing membawa
persembahannya, yakni barang-barang perak dan barang-barang emas, pakaian,
senjata, rempah-rempah, kuda dan bagal, dan begitulah tahun demi tahun. ... (27)
Raja membuat banyaknya perak di Yerusalem sama seperti batu, dan banyaknya pohon
kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di Daerah Bukit”.
b)
Ia mengumpulkan banyak kuda dan kereta.
1Raja 10:26,28-29
- “(26) Salomo mengumpulkan juga kereta dan orang berkuda, sehingga ia
mempunyai seribu empat ratus kereta dan dua belas ribu orang berkuda, yang
semuanya ditempatkan dalam kota-kota kereta dan dekat raja di Yerusalem. ...
(28) Kuda untuk Salomo didatangkan dari Misraim dan dari Kewe; saudagar-saudagar
raja membelinya dari Kewe dengan harga pasar. (29) Sebuah kereta yang
didatangkan dari Misraim berharga sampai enam ratus syikal perak, dan seekor
kuda sampai seratus lima puluh syikal; dan begitu juga melalui mereka
dikeluarkan semuanya itu kepada semua raja orang Het dan kepada raja-raja
Aram”.
Dan
sekarang dalam 1Raja 11, ia mempunyai banyak istri.
1Raja 11:3
- Salomo mempunyai 700 istri dan 300 gundik (semua ini mungkin merupakan
bilangan hasil pembulatan).
Bagaimanapun
juga, dan apapun alasannya, semua ini bertentangan dengan Ul 17:14-17 - “(14)
‘Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN,
Allahmu, dan telah mendudukinya dan diam di sana, kemudian engkau berkata: Aku
mau mengangkat raja atasku, seperti segala bangsa yang di sekelilingku, (15)
maka hanyalah raja yang dipilih TUHAN, Allahmu, yang harus kauangkat atasmu.
Dari tengah-tengah saudara-saudaramu haruslah engkau mengangkat seorang raja
atasmu; seorang asing yang bukan saudaramu tidaklah boleh kauangkat atasmu. (16)
Hanya, janganlah ia memelihara banyak kuda dan janganlah ia mengembalikan bangsa
ini ke Mesir untuk mendapat banyak kuda, sebab TUHAN telah berfirman kepadamu:
Janganlah sekali-kali kamu kembali melalui jalan ini lagi. (17) Juga janganlah
ia mempunyai banyak isteri, supaya hatinya jangan menyimpang; emas dan perakpun
janganlah ia kumpulkan terlalu banyak”.
2)
Yang ditekankan di sini adalah ‘istri-istri asing’.
Biarpun
polygamy jelas juga adalah dosa (bdk. Ul 17:17a), tetapi yang menjadi
tekanan dari dosa Salomo dalam 1Raja 11 ini bukanlah banyak istri,
tetapi ‘banyak istri asing’. Ini bertentangan dengan larangan Tuhan
dalam ay 2a: “padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman
kepada orang Israel: ‘Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun
janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan
hatimu kepada allah-allah mereka.’”.
Bandingkan
dengan:
·
Kel 34:12-16 - “(12)
Berawas-awaslah, janganlah kauadakan perjanjian dengan penduduk negeri yang
kaudatangi itu, supaya jangan mereka menjadi jerat bagimu di tengah-tengahmu.
(13) Sebaliknya, mezbah-mezbah mereka haruslah kamu rubuhkan, tugu-tugu berhala
mereka kamu remukkan, dan tiang-tiang berhala mereka kamu tebang. (14) Sebab
janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yang namaNya
Cemburuan, adalah Allah yang cemburu. (15) Janganlah engkau sampai mengadakan
perjanjian dengan penduduk negeri itu; apabila mereka berzinah dengan mengikuti
allah mereka dan mempersembahkan korban kepada allah mereka, maka mereka akan
mengundang engkau dan engkau akan ikut makan korban sembelihan mereka. (16)
Apabila engkau mengambil anak-anak perempuan mereka menjadi isteri anak-anakmu
dan anak-anak perempuan itu akan berzinah dengan mengikuti allah mereka, maka
mereka akan membujuk juga anak-anakmu laki-laki untuk berzinah dengan mengikuti
allah mereka”.
·
Ul 7:1-5 - “(1) ‘Apabila
TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau ke dalam negeri, ke mana engkau masuk untuk
mendudukinya, dan Ia telah menghalau banyak bangsa dari depanmu, yakni orang
Het, orang Girgasi, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang
Yebus, tujuh bangsa, yang lebih banyak dan lebih kuat dari padamu, (2) dan
TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul
mereka kalah, maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali. Janganlah engkau
mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani mereka. (3)
Janganlah juga engkau kawin-mengawin dengan mereka: anakmu perempuan janganlah
kauberikan kepada anak laki-laki mereka, ataupun anak perempuan mereka jangan
kauambil bagi anakmu laki-laki; (4) sebab mereka akan membuat anakmu laki-laki
menyimpang dari padaKu, sehingga mereka beribadah kepada allah lain. Maka murka
TUHAN akan bangkit terhadap kamu dan Ia akan memunahkan engkau dengan segera.
(5) Tetapi beginilah kamu lakukan terhadap mereka: mezbah-mezbah mereka haruslah
kamu robohkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan, tiang-tiang berhala
mereka kamu hancurkan dan patung-patung mereka kamu bakar habis”.
Ini
bukan merupakan larangan kawin antar bangsa, tetapi larangan kawin antar agama /
kepercayaan. Bandingkan dengan ayat-ayat Perjanjian Baru ini:
¨
1Kor 7:39 - “Isteri terikat
selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah meninggal, ia bebas untuk kawin
dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang
percaya”.
¨
2Kor 6:14-17 - “(14) Janganlah
kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.
Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau
bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? (15) Persamaan apakah yang
terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya
dengan orang-orang tak percaya? (16) Apakah hubungan bait Allah dengan berhala?
Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: ‘Aku
akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku
akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umatKu. (17) Sebab itu:
Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman
Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu”.
3)
Mentoleransi penyembahan berhala oleh para istri asing tersebut di
negaranya.
4)
Pada masa tuanya Salomo tertarik kepada penyembahan berhala dari para
istri asing tersebut, dan bahkan ia mendirikan kuil bagi berhala-berhala
tersebut (1Raja 11:3-8).
Ada
beberapa hal yang ingin saya bahas dalam persoalan kejatuhan Salomo ke dalam
penyembahan berhala ini:
a)
Sampai sejauh mana kemurtadan / penyembahan berhala yang dilakukan oleh
Salomo?
Adam
Clarke mengatakan bahwa Salomo betul-betul murtad sejauh mungkin.
Adam
Clarke: “He seems to have gone
as far in iniquity as it was possible” (= Kelihatannya
ia telah pergi / berjalan di dalam dosa sejauh hal itu memungkinkan)
- hal 427.
Tetapi
kebanyakan penafsir tidak sependapat dengan Adam Clarke.
Albert
Barnes (hal 178) mengatakan bahwa Salomo tidak pernah betul-betul murtad.
Matthew
Poole (hal 679) mengatakan bahwa kemurtadan Salomo bukan berarti bahwa ia
berubah pikiran tentang Allah, tetapi bahwa ia menjadi dingin / suam. Juga ia
mengijinkan dan bahkan membangun kuil-kuil berhala, dan mungkin kadang-kadang
ikut secara lahiriah dalam upacara-upacara berhala.
Pulpit
Commentary: “The text does not limit Solomon’s polygamy to the time of
old age, but his idolatrous leanings. I say ‘leanings’ for it is
doubtful to what extent Solomon himself took part in actual idolatry” (= Text
ini tidak membatasi polygamynya Salomo pada masa tuanya, tetapi membatasi kecondongan
penyembahan berhalanya. Saya mengatakan ‘kecondongan’ karena diragukan
sampai sejauh mana Salomo sendiri ikut serta dalam penyembahan berhala yang
sungguh-sungguh) - hal 221.
Alasannya:
1.
Tidak pernah dikatakan bahwa Salomo ‘served’ [= beribadah;
Ibrani: dbafA
(ABAD)] allah lain, suatu ungkapan / istilah yang selalu digunakan untuk
penyembahan berhala. Misalnya:
·
1Raja 16:31 - “Seakan-akan
belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, maka ia mengambil pula
Izebel, anak Etbaal, raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah
kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya”.
·
1Raja 22:54 - “Ia beribadah
kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya dan dengan demikian ia menimbulkan
sakit hati TUHAN, Allah Israel, tepat seperti yang dilakukan ayahnya”.
·
dan sebagainya.
2.
Kalau ia memang menyembah berhala, maka dosanya lebih besar dari pada
dosa Yerobeam (1Raja 12:29).
1Raja 12:29
- “Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di
Dan”.
Lalu
mengapa selanjutnya bukan dosa Salomo, tetapi dosa Yerobeam, yang selalu
dijadikan patokan dari kejahatan, seperti dalam ayat-ayat di bawah ini?
·
1Raja 15:34 - “Ia melakukan
apa yang jahat di mata TUHAN serta hidup menurut tingkah laku Yerobeam dan
menurut dosanya yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula”.
·
1Raja 16:2,19,26,31 - “(2)
‘Oleh karena engkau telah Kutinggikan dari debu dan Kuangkat menjadi raja atas
umatKu Israel, tetapi engkau telah hidup seperti Yerobeam dan telah
menyuruh umatKu Israel berdosa, sehingga mereka menimbulkan sakit hatiKu dengan
dosa mereka, ... (19) oleh karena dosa-dosa yang telah dilakukannya dengan
melakukan apa yang jahat di mata TUHAN serta hidup menurut tingkah laku
Yerobeam dan menurut dosa Yerobeam yang mengakibatkan orang Israel berdosa
pula. ... (26) Ia hidup menurut segala tingkah laku Yerobeam bin Nebat dan
menurut dosa Yerobeam yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula, sehingga
mereka menimbulkan sakit hati TUHAN, Allah Israel, dengan dewa-dewa kesia-siaan
mereka. ... (31) Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam
bin Nebat, maka ia mengambil pula Izebel, anak Etbaal, raja orang Sidon,
menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah
kepadanya”.
·
1Raja 22:53 - “Ia
melakukan apa yang jahat di mata TUHAN dan hidup menurut kelakuan ayahnya
dan ibunya dan Yerobeam bin Nebat, yang telah mengakibatkan orang Israel
berdosa”.
3.
Kata-kata ‘tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN /
mengikuti TUHAN’ (1Raja 11:4,6) menunjukkan bahwa Salomo tidak
sepenuhnya meninggalkan Tuhan.
1Raja 11:4,6
- “(4) Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu
mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan
sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. ... (6)
dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan
sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya”.
4.
Kalau ia betul-betul murtad, bagaimana mungkin dikemudian hari
kehidupannya, bersama-sama dengan kehidupan Daud, masih tetap dijadikan teladan?
2Taw 11:17
- “Demikianlah mereka memperkokoh kerajaan Yehuda dan memperkuat
pemerintahan Rehabeam bin Salomo selama tiga tahun, karena selama tiga tahun mereka
hidup mengikuti jejak Daud dan Salomo”.
Salomo
memang ikut membangun kuil, dan itu jelas salah, tetapi ia tidak pernah
betul-betul ikut menyembah berhala. Perhatikan 1Raja 11:7-8, yang
menunjukkan bahwa Salomo hanya membangun kuilnya, tetapi para istri asing itulah
yang mempersembahkan korban kepada berhala / dewa mereka.
1Raja
11:7-8 - “(7) Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi
Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem
dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. (8) Demikian juga
dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan
korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka”.
Pulpit
Commentary: “It was not actual idolatry. True, Solomon built altars, but
he built them for his wives (vers. 7,8).” [= Itu
bukan betul-betul penyembahan berhala. Memang benar bahwa Salomo membangun
altar-altar / mezbah-mezbah, tetapi ia membangun altar-altar / mezbah-mezbah itu
untuk istri-istrinya (ay 7,8)] - hal 223.
Pulpit
Commentary: “the distinction, so far as the sin is concerned, between this
and actual idolatry is a fine one. It is not implied, however, that Solomon ever
discarded the worship of Jehovah” (= Mengenai
dosa yang dipersoalkan, perbedaan antara dosanya ini dan penyembahan berhala
yang sungguh-sungguh, merupakan perbedaan yang tipis. Tetapi bagaimanapun text
itu tidak menunjukkan bahwa Salomo pernah membuang penyembahan kepada Yehovah)
- hal 222.
b) Problem 1Raja 11:33: apakah ayat ini menunjukkan bahwa Salomo betul-betul jatuh ke dalam penyembahan berhala?
Ayat
ini adalah ayat satu-satunya yang seolah-olah menunjukkan bahwa Salomo
betul-betul jatuh ke dalam penyembahan berhala secara pribadi.
1Raja 11:33
- “Sebabnya ialah karena ia telah meninggalkan Aku dan sujud
menyembah kepada Asytoret, dewi orang Sidon, kepada Kamos, allah orang Moab dan
kepada Milkom, allah bani Amon, dan ia tidak hidup menurut jalan yang
Kutunjukkan dengan melakukan apa yang benar di mataKu dan dengan tetap mengikuti
segala ketetapan dan peraturanKu, seperti Daud, ayahnya”.
Tetapi
sebetulnya belum tentu, karena ayat ini salah terjemahan. Terjemahan Kitab Suci
Indonesia diambil dari LXX / Septuaginta (= Perjanjian Lama yang sudah
diterjemahkan ke bahasa Yunani) yang dalam seluruh ayat ini menggunakan bentuk
tunggal. Bandingkan dengan terjemahan KJV di bawah ini.
KJV:
‘Because that they have
forsaken me, and have worshipped Ashtoreth the goddess of the Zidonians,
Chemosh the god of the Moabites, and Milcom the god of the children of Ammon,
and have not walked in my ways, to do [that which is] right in mine eyes,
and [to keep] my statutes and my judgments, as [did] David his father’
(= Karena
mereka telah meninggalkan Aku, dan telah menyembah Asytoret dewi orang
Sidon, Kamos dewa orang Moab, Milkom dewa bangsa Amon, dan telah tidak berjalan
dalam jalanKu, melakukan apa yang benar di mataKu, dan memelihara hukum-hukumKu
dan penghakimanKu, seperti yang dilakukan oleh Daud, bapanya).
Jadi
KJV menterjemahkan hampir seluruh ayat itu dalam bentuk jamak, kecuali bagian
terakhir dari ayat itu.
Pulpit
Commentary: “But the plural is to be retained, the import being that
Solomon was not alone in his idolatrous leanings; or it may turn our thoughts to
the actual idolaters - his wives - whose guilt he shared. The singular looks as
if an alteration had been made to bring the words into harmony with the context,
and especially with the concluding
words of this verse, ‘David his father.’” (= Tetapi
bentuk jamak itu harus dipertahankan, maksudnya adalah bahwa Salomo tidak
sendirian dalam kecondongannya pada penyembahan berhala; atau itu bisa
mengarahkan pikiran kita kepada penyembah-penyembah berhala yang sesungguhnya -
istri-istrinya - dengan siapa ia ikut bersalah. Bentuk tunggal ini kelihatannya
menunjukkan seakan-akan suatu perubahan telah dibuat untuk mengharmoniskan
kata-kata ini dengan kontext, dan khususnya dengan kata-kata penutup dari ayat
ini, ‘Daud, bapanya’) - hal 236-237.
Saya
sendiri beranggapan bahwa kata-kata ‘mereka meninggalkan Aku’ (KJV)
tidak bisa diterapkan kepada istri-istri asing tersebut, karena mereka belum
pernah mengenal / mengikut Tuhan. Jadi itu harus diterapkan kepada Salomo dan
istri-istrinya yang bukan orang asing / penyembah berhala.
Demikian
juga dengan kata-kata pada bagian akhir ay 33 itu - ‘telah
tidak berjalan dalam jalanKu, melakukan apa yang benar di mataKu, dan memelihara
hukum-hukumKu dan penghakimanKu’. Ini semua hanya berlaku untuk Salomo dan
istri-istrinya yang bukan orang asing / penyembah berhala, dan tidak berlaku
untuk istri-istri asing Salomo.
Kalau
demikian, maka bisa juga diambil kebalikannya, yaitu dengan menerapkan kata-kata
‘telah menyembah’ (KJV) hanya kepada para istri asing tersebut, dan tidak kepada Salomo.
Salomo
memang mungkin sekali ikut dalam upacara / kebaktian penyembahan berhala itu,
tetapi jelas bahwa hatinya tidak sungguh-sungguh mempercayai berhala-berhala
tersebut. Dengan kata lain, ia hanya ikut secara lahiriah. Ini mungkin bisa
disamakan dengan Naaman yang dalam 2Raja 5:17-18 meminta ijin kepada Elisa
untuk ikut sujud menyembah kepada dewa Rimon (secara lahiriah).
2Raja
5:17-18 - “(17) Akhirnya berkatalah Naaman: ‘Jikalau demikian, biarlah
diberikan kepada hambamu ini tanah sebanyak muatan sepasang bagal, sebab hambamu
ini tidak lagi akan mempersembahkan korban bakaran atau korban sembelihan kepada
allah lain kecuali kepada TUHAN. (18) Dan kiranya TUHAN mengampuni hambamu ini
dalam perkara yang berikut: Apabila tuanku masuk ke kuil Rimon untuk sujud
menyembah di sana, dan aku menjadi pengapitnya, sehingga aku harus ikut sujud
menyembah dalam kuil Rimon itu, kiranya TUHAN mengampuni hambamu ini dalam hal
itu.’”.
Saya
berpendapat tindakan itu salah, dan Elisa juga salah dalam memberikan ijin, tetapi
itu tetap bukan merupakan suatu kemurtadan. Jadi, demikian juga dengan
tindakan Salomo. Kalau ia secara lahiriah ikut menyembah dewa-dewa
istri-istrinya, itu jelas merupakan suatu kompromi yang bersifat dosa, tetapi
itu bukan merupakan kemurtadan yang sungguh-sungguh.
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali