Pemahaman Alkitab

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3 

Jumat, tanggal 15 Oktober 2010, pk 19.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.

(7064-1331 / 6050-1331)

[email protected]

Base URL: http://www.golgothaministry.org

Pria sejati / maximal (3)

9)   Pdt. Hengky Setiawan mengajar: Yang pertamakali makan buah terlarang memang Hawa, tetapi Ro 5:12 menunjuk kepada Adam, karena Kej 3:6 - Adam bersama-sama  dengan Hawa (kata Ibraninya ‘shoulder to shoulder’), tetapi ia diam saja. Juga karena perintah larangan makan diberikan kepada Adam, bukan kepada Hawa.

Tanggapan saya:

a)            Ro 5:12 jelas berbicara tentang dosa asal.

Ro 5:12 - “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.

 

Calvin: Paul distinctly affirms, that sin extends to all who suffer its punishment: and this he afterwards more fully declares, when subsequently he assigns a reason why all the posterity of Adam are subject to the dominion of death; and it is even this - because we have all, he says, sinned. But ‘to sin’ in this case, is to become corrupt and vicious; for the natural depravity which we bring from our mother’s womb, though it brings not forth immediately its own fruits, is yet sin before God, and deserves his vengeance: and this is that sin which they call original (= Paulus dengan jelas menegaskan, bahwa dosa meluas kepada semua yang mengalami hukumannya: dan sesudahnya ia dengan lebih penuh / lengkap menyatakan, pada waktu sesudah itu ia memberikan suatu alasan mengapa semua keturunan Adam tunduk pada kekuasaan dari kematian; dan itu adalah ini - katanya karena kita semua telah berdosa. Tetapi ‘berbuat dosa’ dalam kasus ini, artinya menjadi buruk dan jahat / keji; karena kebejatan alamiah yang kita bawa dari kandungan ibu kita, sekalipun itu tidak segera menghasilkan buahnya sendiri, tetap adalah dosa di hadapan Allah, dan layak mendapatkan pembalasanNya: dan ini adalah dosa yang kita sebut ‘orisinil / asal’).

 

b)            Kata-kata Pdt. Hengky Setiawan ini salah / ngawur entah dari mana.

Kej 3:6 - “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya”.

Pdt. Hengky Setiawan mengatakan  bahwa arti dari kata bahasa Ibraninya adalah ‘shoulder to shoulder’ (= bahu membahu / rapat-rapat). Saya tidak tahu dari mana ia mendapatkan khayalan ini, tetapi yang jelas kata bahasa Ibraninya sama sekali tidak berarti seperti itu. Kata bahasa Ibraninya adalah IMMAH, yang artinya ‘with her’ (= dengan dia). Jadi, pada waktu diterjemahkan ‘bersama-sama dengan dia’, itu merupakan terjemahan yang cukup baik / benar.

KJV/NIV/NASB/ASV/NKJV: ‘with her’ (= dengan / bersama-sama dia).

 

c)   Pdt. Hengky Setiawan mengatakan: Adam bersama-sama dengan Hawa, tetapi ia diam saja. Jadi, ia beranggapan bahwa pada waktu setan / ular menggodanya, Adam ada bersama dengan Hawa.

Hal yang serupa juga diajarkan dalam buku mereka, yang berjudul ‘Hikmat Bagi Pria’:

“Adam tidak bertindak ketika Hawa dibujuk oleh ular untuk memakan buah pohon terlarang. Adam seharusnya mencegah Hawa memakan buah itu, tetapi tidak dilakukannya” (hal 114).

 

Tanggapan saya:

Coba kita perhatikan Kej 3:1-6.

Kej 3:1-6 - “(1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: ‘Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?’ (2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: ‘Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.’ (4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: ‘Sekali-kali kamu tidak akan mati, (5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.’ (6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya”.

 

Kalau dilihat ay 1-6a, hanya ular dan Hawa / perempuan itu yang dibicarakan. Adam baru muncul dalam ay 6b. Jadi, Alkitab tidak mengatakan bahwa Adam ada bersama Hawa ketika Hawa digodai setan, sekalipun bisa saja diartikan demikian dari ay 6. Tetapi ay 6 bisa diartikan bahwa setelah mengambil dan memakan buah itu, baru Hawa memberikan kepada Adam ketika ia bersama / bertemu dia. Dan karena itu saya beranggapan bahwa ketika Hawa digoda, ia sendirian, Adam tidak bersama dia. Setelah ia makan, baru ia menemui Adam dan memberikan buah itu kepada Adam.

 

Matthew Henry (tentang Kej 3:1-5): “The person tempted was the woman, now alone, and at a distance from her husband, but near the forbidden tree. ... It was his policy to enter into discourse with her when she was alone. ... Satan tempted Eve, that by her he might tempt Adam” [= Orang yang dicobai adalah si perempuan, sekarang sendirian, dan pada suatu jarak dari suaminya, tetapi dekat dengan pohon terlarang. ... Merupakan politiknya untuk masuk ke dalam pembicaraan dengan dia (Hawa) pada waktu dia sedang sendirian. ... Iblis menggoda Hawa, supaya olehnya ia bisa menggoda Adam].

 

Matthew Henry (tentang Kej 3:6): “It is probable that he was not with her when she was tempted (surely, if he had, he would have interposed to prevent the sin), but came to her when she had eaten” [= Adalah mungkin bahwa ia (Adam) tidak bersama dengan dia (Hawa) pada waktu ia dicobai (pasti, seandainya ia bersamanya, ia sudah akan ikut campur untuk mencegah dosa itu), tetapi datang kepadanya pada waktu ia telah memakannya].

 

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Kej 3:6): “‘Adam was not deceived’ (1 Tim 2:14), but he ate without seeing the serpent; and after the scene of deception was past, he yielded to the arguments and solicitations of his wife” [= ‘Adam tidak ditipu’ (1Tim 2:14), tetapi ia makan tanpa melihat sang ular; dan setelah adegan penipuan itu sudah berlalu, ia menyerah pada argumentasi dan permintaan dari istrinya].

1Tim 2:14 - “Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa”.

Kata ‘tergoda’ dalam Kitab Suci Indonesia salah terjemahan.

KJV/RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV: ‘deceived’ (= ditipu).

 

Kelihatannya, Edwin Louis Cole dalam hal ini mempunyai pandangan yang benar. Dalam buku ‘Menjadi Pria Sejati’, ia berkata:

·         “Seekor ular - yang merupakan wujud samaran iblis - membujuk Hawa untuk melintasi satu-satunya batasan yang ditetapkan Allah baginya dan suaminya. Ia memakan buah pohon larangan itu. Kemudian, ia melakukan hal yang secara tragis diulangi terus-menerus oleh umat manusia - ia mendorong Adam mengikuti jejaknya dan melakukan kesalahan yang sama. Adam mendengarkan bujukan Hawa dan melakukannya” (hal 63).

·         “Dalam usahanya menyesatkan manusia, iblis tidak langsung mendatangi Adam. Ia mendekati Hawa dan menipunya sehingga Hawa terbujuk untuk makan buah itu” (hal 226).

Jadi, mengapa pandangan Edwin Louis Cole berbeda dengan Pdt. Hengky Setiawan dan buku ‘Hikmat Bagi Pria’?

 

d)      Sekarang apa sebabnya Ro 5:12 menunjuk kepada Adam, dan bukan kepada Hawa, padahal Hawa yang lebih dulu makan buah terlarang itu?

Jawabannya bukan seperti yang dikatakan oleh Pdt. Hengky Setiawan, bahwa karena Adam bersama dengan Hawa pada saat itu, ataupun karena larangan makan buah itu diberikan kepada Adam, tetapi karena:

 

1.   Adam adalah manusia yang pertama, dan Hawa maupun semua manusia yang lain berasal dari dia. Adam sebagai manusia pertama merupakan wakil dari umat manusia, dan karena itu pada waktu ia jatuh, semua manusia / keturunannya terseret bersama dengan dia.

Kis 17:26 - Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,”.

Ro 5:15-19 - “(15) Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karuniaNya, yang dilimpahkanNya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. (16) Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. (17) Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. (18) Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. (19) Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.

1Kor 15:21-22 - “(21) Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus”.

 

2.      Adanya ‘covenant’ / perjanjian antara Allah dan Adam.

 

a. Ada orang-orang yang menolak adanya covenant / perjanjian antara Allah dan Adam.

Alasannya:

·         Tak ada kata ‘covenant’ / perjanjian dalam Kej 1-3.

Jawab:

Memang kata ‘covenant’ / perjanjian tidak ada, tetapi idenya ada (bdk. kata ‘Tritunggal’ yang juga tidak ada dalam Kitab Suci, tetapi ide / ajarannya ada). Disamping, kata itu ada dalam ayat lain yang akan kita bahas pada point b.di bawah.

·         Tidak ada persetujuan dari pihak Adam terhadap ‘covenant’ / perjanjian ini.

Jawab:

Demikian juga waktu Allah mengadakan perjanjian dengan Nuh (Kej 9) dan dengan Abraham (Kej 17). Allah dan manusia tidak mengadakan perjanjian sebagai pihak-pihak yang sederajat! Allah berdaulat, dan karena itu Ia menentukan, dan manusia harus menerima!

Ini bedanya ‘covenant’ dengan ‘agreement’. ‘Agreement’ adalah perjanjian antara 2 pihak yang sederajat, tetapi ‘covenant’ adalah perjanjian antara 2 pihak yang tidak sederajat.

 

b. Ayat Kitab Suci yang menunjukkan adanya covenant antara Allah dengan Adam adalah Hos 6:7 - “Tetapi mereka itu telah melangkahi perjanjian di Adam. Tetapi Kitab Suci Indonesia salah terjemahannya. Terjemahan sebenarnya dari Hos 6:7 adalah: ‘But they, like Adam, have transgressed the covenant’ (= Tetapi mereka, seperti Adam, telah melanggar perjanjian).

Terjemahan ini menunjukkan bahwa Adam memang melanggar perjanjian (covenant).

 

Memang ada penafsiran yang berbeda tentang ayat ini:

·         Ada yang mengartikan ‘di Adam / at Adam’ (Kitab Suci Indonesia / RSV) dimana Adam adalah nama suatu tempat.

Keberatan terhadap penafsiran ini:

*        Dalam bahasa Ibrani digunakan kata depan ‘KI’, dan ini tidak bisa diartikan ‘di / at’. Artinya adalah ‘like / as / seperti’.

*        Dalam Kitab Suci tidak pernah diceritakan tentang seseorang yang berbuat dosa ditempat yang bernama Adam.

·        Ada yang menterjemahkan ‘like men’ / ‘seperti manusia-manusia’ (KJV/NKJV).

Keberatannya:

*        Dalam bahasa Ibrani digunakan bentuk tunggal sedangkan ‘men’ berbentuk jamak.

*        Kalimat Hos 6:7 itu menjadi tidak ada artinya.

 

Jadi kedua penafsiran di atas ini salah, dan arti yang benar adalah ’like Adam’ / ‘seperti Adam’ (NIV/NASB/ASV) dan ini membuktikan bahwa ada ‘covenant’ antara Allah dengan Adam.

 

10) Pdt. Hengky Setiawan mengajar: Mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama. Mengaku dosa kepada sesama tidak menyebabkan dosa diampuni, tetapi supaya kamu sembuh (bukan secara fisik, tetapi lepas dari keterikatan dosa, kebiasaan buruk)!! Juga dosa yang melukai tubuh Kristus. Ia memakai ayat Kis 9 tentang kata-kata Yesus kepada Paulus yang menganiaya gereja. Dosa yang melukai tubuh Kristus contohnya: fitnah, hutang tak dibayar. Ia juga menggunakan Amsal 28:13 - “Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi”. Ia juga mengatakan: Ada 2 dosa yang harus diakui: dosa yang mengikat kita, dan dosa yang melukai tubuh Kristus.

 

Tanggapan saya:

 

a)      Sama sekali tidak ada ayat Alkitab yang mengatakan bahwa kalau kita mengaku dosa kepada sesama (dosa apapun itu adanya), maka kita akan sembuh (dalam arti bukan secara fisik, tetapi lepas dari keterikatan dosa / kebiasaan buruk). Lagi-lagi ajaran tanpa dasar Alkitab! Siapapun yang menghormati otoritas Alkitab sebagai Firman Tuhan, harus mengabaikan ajaran yang tidak punya dasar Alkitab seperti ini!

 

Tetapi bagaimana dengan Yak 5:14-16 - “(14) Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. (15) Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. (16) Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya”.

Kesembuhan yang dibicarakan dalam Yak 5:16 itu jelas merupakan kesembuhan jasmani, karena kontextnya juga sakit secara jasmani (ay 14-15). Adanya pengakuan dosa dalam Yak 5:16a kelihatannya menunjukkan bahwa penyakit itu merupakan hajaran Tuhan karena orang itu berbuat dosa. Dalam hal ini tidak cukup mengaku dosa kepada Tuhan, tetapi harus juga kepada sesama, dan baru Tuhan akan mencabut hajaranNya dengan menyembuhkan orang itu dari penyakit jasmaninya.

 

Matthew Henry (tentang Yak 5:16): “Indeed, where any are conscious that their sickness is a vindictive punishment of some particular sin, and they cannot look for the removal of their sickness without particular applications to God for the pardon of such a sin, there it may be proper to acknowledge and tell his case, that those who pray over him may know how to plead rightly for him. But the confession here required is that of Christians to one another, and not, as the papists would have it, to a priest. Where persons have injured one another, acts of injustice must be confessed to those against whom they have been committed” (= Memang, dimana siapapun menyadari bahwa penyakit mereka merupakan suatu hukuman yang bersifat pembalasan terhadap dosa khusus / tertentu, dan mereka tidak bisa mencari pembersihan dari penyakit mereka tanpa permintaan khusus kepada Allah bagi pengampunan terhadap dosa seperti itu, di sana adalah benar / tepat untuk mengakui dan menceritakan kasusnya, supaya mereka yang berdoa atasnya bisa tahu bagaimana memohon dengan benar untuknya. Tetapi pengakuan yang diharuskan di sini adalah pengakuan dari orang-orang Kristen satu kepada yang lain, dan bukan, seperti para pengikut Paus melakukannya, kepada seorang imam / pastor. Dimana orang-orang telah melukai / merugikan satu sama lain, tindakan-tindakan ketidak-adilan harus diakui kepada mereka terhadap siapa hal itu telah dilakukan).

 

Barnes’ Notes (tentang Yak 5:16): This seems primarily to refer to those who were sick, since it is added, ‘that ye may be healed.’ The fair interpretation is, that it might be supposed that such confession would contribute to a restoration to health. The case supposed all along here (see James 5:15) is, that the sickness referred to had been brought upon the patient for his sins, apparently as a punishment for some particular transgressions. ... In such a case, it is said that if those who were sick would make confession of their sins, it would, in connection with prayer, be an important means of restoration to health. The duty inculcated, and which is equally binding on all now, is, that if we are sick, and are conscious that we have injured any persons, to make confession to them. ... The particular reason for doing it which is here specified is, that it would contribute to a restoration to health - ‘that ye may be healed.’” [= Ini kelihatannya terutama menunjuk kepada mereka yang sakit, karena ditambahkan kata-kata ‘supaya kamu disembuhkan’. Penafsiran yang adil adalah, bahwa bisa dianggap bahwa pengakuan seperti itu akan memberikan sumbangsih pada suatu pemulihan kesehatan. Kasus yang diduga / diandaikan di sini (lihat Yak 5:15) adalah, bahwa penyakit yang ditunjuk telah dibawa kepada pasien itu untuk / karena dosa-dosanya, kelihatannya sebagai suatu hukuman untuk beberapa pelanggaran-pelanggaran tertentu. ... Dalam kasus seperti itu, dikatakan bahwa jika mereka yang sakit mau membuat pengakuan tentang dosa-dosa mereka, itu akan, berhubungan dengan doa, merupakan suatu cara yang penting dari pemulihan pada kesehatan. Kewajiban yang ditanamkan, dan yang mengikat semua orang secara sama sekarang, adalah, bahwa jika kita sakit, dan kita menyadari bahwa kita telah melukai / merugikan siapapun juga, membuat pengakuan kepada mereka. ... Alasan khusus untuk melakukan ini yang dinyatakan di sini adalah, bahwa itu akan memberikan sumbangsih pada suatu pemulihan pada kesehatan - ‘supaya kamu disembuhkan’.].

 

b)      Amsal 28:13 memang berurusan dengan pengakuan dosa, tetapi kepada Tuhan, dan bukan kepada sesama! Hal ini terlihat dengan lebih jelas lagi kalau kita juga membaca Amsal 28:14nya.

Amsal 28:13-14 - “(13) Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi. (14) Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka”.

Penghubungan dengan kata-kata ‘takut akan TUHAN’ (Amsal 28:14a) jelas menunjukkan bahwa ‘menyembunyikan pelanggaran’ (Amsal 28:13a), ‘mengakui’ (Amsal 28:13b), ataupun ‘mengeraskan hati’ (Amsal 28:14b), semuanya berurusan / berhubungan dengan Tuhan, bukan dengan manusia!

 

c)      Saya tidak mengerti mengapa untuk dosa melukai tubuh Kristus ia memberi contoh memfitnah dan hutang yang tidak dibayar. Ini adalah dosa yang kita lakukan hanya kepada satu dua orang dalam gereja. Itu tidak bisa disebut sebagai tubuh Kristus, paling-paling bisa disebut sebagai anggota tubuh Kristus. Ini beda dengan Paulus dalam Kis 9 yang memang mau menangkap, menyiksa, dan membunuh seadanya orang Kristen.

 

d)      Tentang dosa apa saja yang harus diakui, saya berpendapat bahwa kita harus mengakui seadanya dosa kepada Allah. Sedangkan kalau kepada sesama, hanya dosa-dosa yang menyakiti / merugikan sesama yang harus diakui kepada sesama. ‘Dosa yang mengikat kita’, selama itu tidak merugikan / menyakiti sesama, tak harus diakui kepada sesama.

Mat 5:23-24 - “(23) Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, (24) tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu”.

 

II) Pembahasan tentang buku-buku.

 

Sebelum masuk dalam pembahasan buku-buku mereka, sekali lagi saya tekankan: dalam camp mereka ada buku-buku yang dibagikan, dan juga dalam camp mereka, mereka menjual buku-buku lain yang berhubungan dengan ‘pria sejati / maximal’. Kalaupun dalam camp tak ada kesesatan yang fatal, tetapi dalam buku-buku mereka ada banyak kesesatan yang fatal, maka itu tetap merupakan tanggung jawab dari para pengurus / panitia camp dari pria sejati / maximal! Bukankah ajaran mereka sendiri mengatakan bahwa pria harus berani bertanggung jawab?

Mat 18:6-7 - “(6) ‘Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepadaKu, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. (7) Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya”.

 

A)  Hal-hal yang salah dalam persoalan sejarah Alkitab, sejarah gereja, maupun fakta-fakta Alkitab.

 

Dari buku ‘Menjadi Pria Sejati’:

 

1)            “Dikandung oleh Roh Kudus, Yesus lahir ke dunia sebagai ....” (hal 64).

Seharusnya bukan ‘dikandung oleh Roh Kudus’ karena ini akan menunjukkan bahwa Roh Kudusnya yang mengandung! Yang benar adalah ‘dikandung dari pada / dari Roh Kudus’ (bandingkan dengan 12 Pengakuan Iman Rasuli).

Bdk. Mat 1:18 - “Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibuNya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri”.

 

2)      “Kalau kita hanya mempedulikan makanan dan seks, saling menerkam, sepanjang hidup mengembara tanpa tujuan dan hanya untuk mencari kesenangan pribadi serta hidup hanya menuruti naluri, maka itu berarti bahwa kita benar-benar telah hidup setaraf dengan binatang. Namun, binatang pun tidak merusak lingkungannya seperti kita. Binatang juga tidak merusak dan mencemari mental, fisik, dan keadaan sosial seperti yang telah kita lakukan. Tingkah laku manusia yang semacam itulah yang akhirnya dinilai sejajar dengan perilaku binatang. Penilaian itu selanjutnya telah melahirkan teori bahwa umat manusia berasal dari binatang.” (hal 122).

 

Apa iya teori itu yang melahirkan teori evolusi? Saya sama sekali tidak percaya! Merupakan sesuatu yang mustahil kalau para ahli ilmu pengetahuan itu, yang hampir semuanya kafir dan bahkan anti Alkitab / Kristen, akan begitu rohani dengan memperhatikan perilaku moral manusia yang menyerupai binatang, atau bahkan lebih buruk dari binatang. Mereka hanya memperhatikan bentuk yang mirip antara manusia dengan binatang (kera), dan juga tulang-tulang / fosil-fosil yang mirip.

 

3)            “Pada waktu Samuel mengurapi Daud menjadi raja, Saul menjadi amat murka” (hal 126).

Ini salah, karena Saul tidak tahu akan pengurapan itu! Pengurapan Daud oleh Samuel terjadi dalam 1Sam 16, dan dengan perintah Tuhan, hal itu disembunyikan dari Saul.

1Sam 16:1-5 - “(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: ‘Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagiKu.’ (2) Tetapi Samuel berkata: ‘Bagaimana mungkin aku pergi? Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku.’ Firman TUHAN: ‘Bawalah seekor lembu muda dan katakan: Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. (3) Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagiKu orang yang akan Kusebut kepadamu.’ (4) Samuel berbuat seperti yang difirmankan TUHAN dan tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata: ‘Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?’ (5) Jawabnya: ‘Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini.’ Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu”.

Setelah Daud mengalahkan Goliat dalam 1Sam 17, ia dipanggil menghadap Saul, dan dijadikan kepala prajurit (1Sam 18:5). Saul baru mulai tidak senang kepada Daud karena Daud dipuji lebih dari dirinya (1Sam 18:6-dst).

 

4)      “Martin Luther. ... Orang-orang yang mempercayai firman tersebut dan mengikuti Luther kemudian disebut sebagai ‘kaum Lutheran’, ...” (hal 139).

Orang ini tidak mengerti sejarah! Orang Lutheran bukan mengikuti Martin Luther, tetapi mengikuti Philip Melanchton, pengganti dari Martin Luther. Karena itu, teologia mereka bukan Calvinist (seperti Luther), tetapi Arminian (seperti Philip Melanchton)!

 

5)      “Usus buntu, yang menyerap bagi dirinya sendiri seluruh vitalitas yang sebenarnya dimaksudkan untuk kelangsungan hidup seluruh tubuh, adalah bagian tubuh manusia yang sering harus dihilangkan demi kesehatan tubuh. Membiarkan satu anggota tubuh menguasai fungsi anggota-anggota yang lainnya adalah tindakan yang dapat mematikan” (hal 109).

Ini ilmu kedokteran dari mana? Usus buntu menyerap bagi dirinya sendiri seluruh vitalitas yang sebenarnya dimaksudkan untuk kelangsungan hidup seluruh tubuh? Juga usus buntu (umbai cacing!) kalau dihilangkan, itu bukan demi kesehatan seluruh tubuh, tetapi karena usus buntu / umbai cacing itu bermasalah!

 

6)      “Kemudian dengan mengandalkan pengalaman tersebut, mereka menyerbu kota Ai, namun ternyata justru mengalami kekalahan hebat (Yosua 6-7). Penyebabnya adalah: mereka merasa sudah kuat sehingga lupa berdoa (hal 149).

Ini ngawur / salah. Mereka kalah bukan karena ‘mengandalkan pengalaman’, dan juga bukan karena ‘merasa sudah kuat sehingga lupa berdoa’! Mereka kalah karena pencurian yang dilakukan oleh Akhan! Ini dinyatakan secara explicit dalam Yos 7:10-12 - “(10) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yosua: ‘Bangunlah! Mengapa engkau sujud demikian? (11) Orang Israel telah berbuat dosa, mereka melanggar perjanjianKu yang Kuperintahkan kepada mereka, mereka mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu, mereka mencurinya, mereka menyembunyikannya dan mereka menaruhnya di antara barang-barangnya. (12) Sebab itu orang Israel tidak dapat bertahan menghadapi musuhnya. Mereka membelakangi musuhnya, sebab mereka itupun dikhususkan untuk ditumpas. Aku tidak akan menyertai kamu lagi jika barang-barang yang dikhususkan itu tidak kamu punahkan dari tengah-tengahmu.

 

7)      “Nehemia bersikap loyal terhadap visi untuk membangun kembali tembok dan Bait Suci di Yerusalem ketika bangsa Israel kembali dari pembuangan. Ia membangun Bait Suci itu dengan mempertaruhkan nyawanya; dengan satu tangannya memegang peralatan dan tangan yang lain memegang senjata. Meskipun bait itu kemudian dikenal sebagai Bait Zerubabel, namun penghargaan tetap diberikan kepada Nehemia dan orang-orang yang setia menyertainya” (hal 161).

 

Dia ngawur lagi. Nehemia tidak membangun Bait Suci, tetapi hanya tembok Yerusalem! Itu adalah dua hal yang sangat berbeda.

Neh 2:17 - “Berkatalah aku kepada mereka: ‘Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela.’”.

Neh 4:7 - “Ketika Sanbalat dan Tobia serta orang Arab dan orang Amon dan orang Asdod mendengar, bahwa pekerjaan perbaikan tembok Yerusalem maju dan bahwa lobang-lobang tembok mulai tertutup, maka sangat marahlah mereka”.

Neh 12:27 - “Pada pentahbisan tembok Yerusalem orang-orang Lewi dipanggil dari segala tempat mereka dan dibawa ke Yerusalem untuk mengadakan pentahbisan yang meriah dengan ucapan syukur dan kidung, dengan ceracap, gambus dan kecapi”.

 

Pembangunan kembali Bait Allah dilakukan oleh Zerubabel dan kawan-kawannya (baca kitab Ezra 1-6).

 

8)      “Nabi Natan menegur Raja Daud dengan mengatakan bahwa perzinaannya dengan Batsyeba merupakan penghujatan bagi nama Yehova” (hal 163).

Ini salah. Nabi Natan tak pernah mengatakan bahwa perzinahan Daud dengan Batsyeba merupakan penghujatan bagi nama Yehovah / TUHAN.

2Sam 12:9 - “Mengapa engkau menghina TUHAN dengan melakukan apa yang jahat di mataNya? Uria, orang Het itu, kaubiarkan ditewaskan dengan pedang; isterinya kauambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kaubiarkan dibunuh oleh pedang bani Amon”.

KJV: ‘despised the commandment of the LORD’ (= menganggap hina / memandang rendah perintah / hukum TUHAN).

RSV/NIV/NASB: ‘despised the word of the LORD’ (= menganggap hina / memandang rendah firman TUHAN).

Yang paling benar adalah terjemahan RSV/NIV/NASB. Jadi Natan mengatakan bahwa dengan tindakannya itu Daud memandang rendah firman Tuhan.

 

9)      “Allah secara langsung memerintahkan Adam untuk tidak menyentuh buah pohon pengetahuan yang ada di tengah Taman Eden. ... Selanjutnya ketika Adam dan Hawa mendengar suara Allah memanggil mereka di Taman Eden untuk bersekutu denganNya, mereka pun bersembunyi. Ketika Allah bertanya kepada Adam, ia mengakui bahwa ia bersembunyi karena merasa bersalah dan ketakutan. Pertanyaan Allah selanjutnya adalah apakah Adam telah melanggar perintahNya dan memakan buah itu” (hal 226).

Ia ngawur saja dalam menceritakan. ‘Tidak menyentuh’? Itu kata-kata Hawa yang menambahi firman!

Juga Adam tidak pernah mengaku bersalah! Dan kalau Adam sudah mengaku bersalah, mengapa kemudian ditanya lagi tentang apakah ia sudah makan buah itu??

Kej 3:2-3,9-12 - “(2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: ‘Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, (3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.’ ... (9) Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: ‘Di manakah engkau?’ (10) Ia menjawab: ‘Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.’ (11) FirmanNya: ‘Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?’ (12) Manusia itu menjawab: ‘Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.’”.

 

10)      “Allah menghendaki Adam benar-benar menjadi seorang pria. Oleh karena itulah Dia mengajukan pertanyaan berikut ini kepada Adam, ‘Jawab pertanyaan ini: Engkau memakannya atau tidak?’ (hal 227).

Kapan dan dimana Allah bertanya seperti itu?

 

11)      “Daud, raja Israel, memiliki seorang sahabat dan penasihat terpercaya bernama Ahitofel (2Samuel 15), yang memiliki hikmat yang luar biasa dan bertindak sebagai jurubicara Allah (hal 294)

Ahitofel adalah jurubicara Allah???

Bdk. 2Sam 16:23 - “Pada waktu itu nasihat yang diberikan Ahitofel adalah sama dengan petunjuk yang dimintakan dari pada Allah; demikianlah dinilai setiap nasihat Ahitofel, baik oleh Daud maupun oleh Absalom”.

Ini tidak berarti ia jurubicara Allah! Apalagi pada saat itu ia sedang memberikan nasehat terkutuk kepada Absalom, untuk meniduri istri-istri Daud, ayahnya.

 

12)      “Bunuh diri adalah penyebab kematian nomor dua di kalangan anak muda Amerika” (hal 338).

Apa iya? Kok tak masuk akal.

 

13)      “Menurut penulis tersebut, falsafah bangsa Yunani kuno adalah, ‘Jangan terlalu membusungkan dada, nanti dewa-dewa cemburu dan memukulmu roboh.’ ... Saya lebih senang kalau kita membuang dewa-dewa Yunani kuno itu dan mencoba Allah yang lain. Allah yang tidak pernah cemburu, ... ” (hal 357).

Ini bertentangan dengan dengan:

a)   Kel 20:5 - “Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku”.

b)   Kel 34:14 - “Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, karena TUHAN, yang namaNya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu.

c)   Ul 4:24 - “Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu.

d)   Ul 6:14-15 - “(14) Janganlah kamu mengikuti allah lain, dari antara allah bangsa-bangsa sekelilingmu, (15) sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengah-tengahmu, supaya jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi”.

 

Apa point / tujuan saya menunjukkan hal-hal ini? Tujuannya adalah: kalau orang ini begitu ceroboh dan ngawur dalam fakta-fakta Alkitab, fakta-fakta sejarah, dalam ilmu pengetahuan, dsb, bagaimana mungkin ia bisa teliti dan benar / nggenah dalam penafsiran dan pengajaran??

 

-bersambung-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali