Kebaktian P. I.

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)

Minggu, tgl 6 Juli 2008, pk 17.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.

(8: 7064-1331 / 6050-1331)

 

Penghakiman akhir jaman(1)

Wahyu 20:11-15

 

Wah 20:11-15 - “(11) Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapanNya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. (12) Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. (13) Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. (14) Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. (15) Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu”.

 

I) Yang menghakimi.

 

Ay 11-12: “(11) Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapanNya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. (12) Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.

 

1)   Ada suatu takhta putih besar.

 

a)         Takhta.

 

The Bible Illustrator (NT): “‘I saw a throne.’ There is a throne now, but men do not see it. There is a real government now, but it will be a visible one then. You know the sceptic has doubts, because he cannot see. He says, ‘Where is God, and whom is the throne? I have never seen it.’ Did you ever see the throne of England? I never did - but you know there is one; you know there is a government. I never saw the Queen, and I dare say many of you have not seen her, but you know there is a Queen. I never saw the great King, but He is here. He reigns; and by and by His throne will become visible, and faith and doubt will be lost in sight, and the believer will say, ‘It is He’; and the infidel will say, ‘It is He’; and there will be no more doubting and no more believing - it will be sight” (= ‘Aku melihat suatu takhta’. Di sana ada sebuah takhta sekarang, tetapi manusia tidak melihatnya. Di sana ada suatu pemerintahan yang nyata sekarang, tetapi itu akan merupakan suatu pemerintahan yang kelihatan pada saat itu. Engkau tahu orang-orang yang skeptik / suka ragu-ragu mempunyai keraguan, karena ia tidak bisa melihat. Ia berkata: ‘Dimanakah Allah, dan siapakah takhta itu? Aku tak pernah melihatnya’. Apakah engkau pernah melihat takhta Inggris? Aku tidak pernah melihatnya - tetapi engkau tahu takhta itu ada; engkau tahu di sana ada suatu pemerintahan. Aku tak pernah melihat sang Ratu, dan aku berani mengatakan banyak dari kalian yang tidak pernah melihatnya, tetapi engkau tahu di sana ada seorang Ratu. Aku tidak pernah melihat sang Raja yang besar / agung, tetapi Ia ada di sini. Ia bertakhta; dan segera takhtaNya akan menjadi kelihatan, dan iman dan keraguan akan hilang dalam penglihatan, dan orang percaya akan berkata: ‘Itu adalah Dia’; dan orang kafir akan berkata: ‘Itu adalah Dia’; dan di sana tidak akan ada lagi keraguan dan kepercayaan / iman - yang ada adalah penglihatan).

 

Tetapi kalau saudara baru ‘percaya’ pada saat itu, karena saudara sudah melihat, itu bukan iman, dan itu tidak akan menyelamatkan saudara! Jadi, percayalah sekarang, dan jangan menunda!

 

b)         Takhta itu besar dan berwarna putih.

 

Jamieson, Fausset & Brown: “‘Great.’ - in contrast to the ‘thrones’ (Rev. 20:4). ‘White’ - emblem of purity and justice” [= ‘Besar’ - dikontraskan dengan ‘takhta-takhta’ (Wah 20:4). ‘Putih’ - simbol dari kemurnian dan keadilan].

 

Wiersbe: “It is white because it represents the unchanging holiness of God; He is not a respecter of persons” (= Takhta itu putih karena itu mewakili kekudusan yang tidak berubah dari Allah; Ia bukanlah seorang yang suka pilih kasih).

 

2)   Siapa yang duduk di atas takhta itu?

Ada yang menganggap bahwa yang menghakimi ini adalah Allah (Bapa).

Ay 12: Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.

KJV: ‘stand before God’ (= berdiri di depan Allah).

RSV/NIV/NASB: ‘standing before the throne’ (= berdiri di depan takhta itu).

 

Tentang apakah yang duduk itu Allah (Bapa) atau Kristus, tidak menjadi masalah.

Barclay: “the unity of the Father and the Son is such that there is no difficulty in ascribing the action of the one to the other” (= kesatuan Bapa dan Anak adalah sedemikian rupa sehingga tidak ada kesukaran untuk menganggap tindakan dari yang satu sebagai tindakan dari yang lain) - hal 195.

Homer Hailey: “The idea that God judges, and yet Christ judges, should present no problem; for Jesus taught that He and the Father are one - one in Godhood, purpose, and work (John 10:30; 14:10). Later Paul taught that God’s judgment would be carried out through Jesus Christ (Acts 17:31; Rom. 2:16)” [= Gagasan bahwa Allah menghakimi, tetapi Kristus menghakimi, tidak perlu memberikan problem; karena Yesus mengajar bahwa Ia dan Bapa adalah satu - satu dalam keAllahan, tujuan / rencana, dan pekerjaan (Yoh 10:30; 14:10). Belakangan Paulus mengajarkan bahwa penghakiman Allah akan dilaksanakan melalui Yesus Kristus (Kis 17:31; Ro 2:16)] - ‘Revelation’, hal 400.

Kis 17:31 - “Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukanNya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati.’”.

Ro 2:16 - “Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.

 

Tetapi tetap, secara strict / ketat, saya berpendapat bahwa yang duduk untuk menghakimi di sini harus adalah Kristus.

 

Jamieson, Fausset & Brown: “‘Him that sat on it.’ - the Son, to whom ‘the Father hath committed all judgment.’ God in Christ, i. e., the Father represented by the Son, before whose judgment-seat we must all stand” (= ‘Dia, yang duduk di atasnya’. - sang Anak, kepada siapa ‘Bapa telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya’. Allah dalam Kristus, yaitu sang Bapa diwakili oleh sang Anak, di depan takhta penghakiman siapa kita semua harus berdiri).

 

Bdk. Yoh 5:22-23,27 - “(22) Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, (23) supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. ... (27) Dan Ia telah memberikan kuasa kepadaNya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia”.

2Tim 4:1 - “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataanNya dan demi KerajaanNya”.

Bdk. Mat 25:31-46.

 

Barnes’ Notes: “‘Stand before God.’ That is, they appear thus to be judged. The word ‘God’ here must naturally refer to the final Judge on the throne, and there can be no doubt (see Matt. 25:31) that this is the Lord Jesus. Compare 2 Cor. 5:10. None can judge the secrets of the heart; none can pronounce on the moral character of all mankind, of all countries and ages, and determine their everlasting allotment, but he who is divine” [= ‘Berdiri di depan Allah’. Artinya, mereka hadir / muncul seperti itu untuk dihakimi. Kata ‘Allah’ di sini tentu saja harus menunjuk kepada Hakim terakhir pada takhta, dan tidak ada keraguan (lihat Mat 25:31) bahwa ini adalah Tuhan Yesus. Bdk. 2Kor 5:10. Tidak ada yang bisa menghakimi rahasia-rahasia dari hati; tidak ada yang bisa menyatakan karakter moral dari umat manusia, dari semua negara dan jaman, dan menentukan bagian kekal mereka, kecuali Ia yang adalah Ilahi / Allah].

2Kor 5:10 - “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat”.

 

Charles Hodge: “As Christ is to be the judge, as all men are to appear before him, as the secrets of the hearts are to be the grounds of judgment, it is obvious that the sacred writers believed Christ to be a divine person, for nothing less than omniscience could qualify any one for the office here ascribed to our Lord” (= Karena Kristus akan menjadi Hakim, karena semua orang akan menghadap di hadapanNya, karena rahasia dari hati adalah dasar penghakiman, jelaslah bahwa penulis-penulis sakral / kudus percaya bahwa Kristus adalah Pribadi ilahi, karena hanya kemahatahuan yang bisa memenuhi syarat bagi siapapun untuk jabatan / tugas yang di sini dianggap sebagai milik Tuhan kita) - ‘I & II Corinthians’, hal 501.

 

II) Yang dihakimi.

 

1)   Semua orang akan dihakimi.

Ay 13: “Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya”.

 

a)   Tidak ada tempat untuk bersembunyi dan lolos dari penghakiman ini karena langit dan bumi akan lenyap.

 

1.   Lenyapnya langit dan bumi.

Ay 11b: “Dari hadapanNya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya”.

Ay 11b ini sesuai dengan 2Pet 3:10,12b - “(10) Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. ... (12b) Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya”.

 

Hilang-lenyapnya langit dan bumi juga dinyatakan dalam banyak ayat lain seperti Maz 102:26-28  Yes 51:6  Mat 24:35 / Mark 13:31 / Luk 21:33  Luke 16:17  Wah 21:1. Karena itu saya menganggap aneh bahwa ternyata ada banyak penafsir yang mengatakan bahwa langit dan bumi itu bukannya dimusnahkan tetapi diperbaharui.

 

Istilah ‘langit dan bumi yang baru’ dalam Wah 21:1 tidak berarti bahwa langit dan bumi yang lama diperbaharui. Yang lama dihancurkan, dan Allah menciptakan yang baru.

 

Bible Knowledge Commentary: “The new heaven and new earth described in chapter 21 has no similarity to the present earth and heaven” (= Langit dan bumi yang baru yang digambarkan dalam pasal 21 tidak mempunyai kemiripan dengan langit dan bumi yang sekarang ini).

 

2.   Lenyapnya langit dan bumi yang sekarang ini menyebabkan tidak mungkin ada siapapun yang bisa bersembunyi dan lolos dari penghakiman ini.

 

Wiersbe: “Heaven and earth flee away; there is no place for the lost sinner to hide! The Judge on the throne is Jesus Christ (John 5:22-23). Today He is the Savior of the world; on that day, He will be the righteous Judge” [= Langit dan bumi akan hilang; di sana tidak ada tempat bagi orang berdosa yang terhilang untuk bersembunyi! Sang Hakim pada takhta adalah Yesus Kristus (Yoh 5:22-23). Sekarang Ia adalah Juruselamat dunia; pada hari itu, Ia akan menjadi Hakim yang benar / adil].

 

Bdk. Wah 6:12-17 - “(12) Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah. (13) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang. (14) Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya. (15) Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung. (16) Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: ‘Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.’ (17) Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?”.

 

Perhatikan khususnya Wah 6:16 itu, yang menunjukkan bahwa mereka kelihatannya ingin menyembunyikan diri terhadap murka Anak Domba (Yesus) itu, tetapi ini semua tidak mungkin terjadi. Bukan hanya gunung-gunung atau batu-batu karang yang mereka harapkan bisa menyembunyikan diri mereka, tetapi bahkan dunia inipun akan musnah. Karena itu, tidak bisa ada yang bersembunyi, semua harus menghadap takhta penghakiman Kristus!

 

b)         Orang-orang besar atau kecil akan dihakimi.

Ay 12: Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.

 

Kata-kata ‘besar dan kecil’ mewakili semua orang, tanpa kecuali. Kalau di dunia, apalagi di Indonesia, maka orang kecil saja yang pasti diadili, sedangkan orang besar bisa lolos. Tetapi dalam penghakiman akhir jaman, tak ada yang lolos. Kaya atau miskin, tua atau muda, laki-laki atau perempuan, berkedudukan tinggi atau rendah, dari bangsa atau suku bangsa apapun, semua akan dihakimi!

 

Wycliffe Bible Commentary: “From the judgment for crime exercised by the State, thousands escape every year; in fact, many crimes are not even known to those in authority. But no one will be able to escape this judgment” (= Dari penghakiman untuk kejahatan yang dilakukan oleh Negara, ribuan orang lolos setiap tahun, dalam faktanya, banyak kejahatan bahkan tidak diketahui oleh mereka yang mempunyai otoritas. Tetapi tidak seorangpun akan bisa lolos dari penghakiman ini).

 

The Bible Illustrator (NT): “We often marvel at the contrast exhibited in the present life, between the circumstances or conditions in which mankind are placed. From the extreme of affluence to the extreme of destitution there are endless varieties of condition, yet, in certain respects, all are equal; the noble and the mean; the richest and the poorest. Surely it ought to make the wealthy set loose to their riches, and the poor think lightly of their poverty, when it is remembered how soon the small and the great will stand alike before God, to be judged according, not to their respective conditions on earth, but each according to his works (= Kita sering heran melihat kontras yang ditunjukkan dalam kehidupan sekarang ini, antara keadaan-keadaan atau kondisi-kondisi dalam mana umat manusia ditempatkan. Dari kekayaan / kemakmuran yang extrim sampai kemiskinan yang extrim ada variasi kondisi yang tak ada akhirnya, tetapi dalam hal tertentu semua sama; orang-orang yang mulia dan yang hina; orang-orang yang terkaya dan yang termiskin. Ini seharusnya membuat orang kaya melepaskan kekayaan mereka, dan orang miskin meremehkan kemiskinan mereka, pada waktu diingat betapa segera orang kecil dan orang besar akan berdiri secara sama di depan Allah, untuk dihakimi bukan menurut kondisi mereka masing-masing di bumi, tetapi masing-masing menurut perbuatannya).

 

c)         Orang-orang yang sudah mati maupun yang masih hidup akan dihakimi.

Matthew Henry: “not only those that are found alive at the coming of Christ, but all who have died before” (= bukan hanya mereka yang ditemukan hidup pada kedatangan Kristus, tetapi semua yang telah mati sebelumnya).

Bahwa yang akan dihakimi nanti bukan orang mati saja, tetapi juga orang yang masih hidup, terlihat dari ayat-ayat ini:

2Tim 4:1 - “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataanNya dan demi KerajaanNya”.

1Pet 4:5 - “Tetapi mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

 

d)   Semua orang mati dibangkitkan, tak peduli dimanapun dan bagaimana keadaan mayat mereka, dan lalu dihakimi.

Ay 12-13: “(12) Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. (13) Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.

 

Mayat-mayat dari orang-orang mati ini ada di tempat-tempat yang beraneka ragam, tetapi semua akan dibangkitkan.

 

1.   Kuburan akan menyerahkan orang-orang yang ada di dalamnya.

Yoh 5:28-29 - “(28) Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya, (29) dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum”.

Bdk. Kis 24:15 - “Aku menaruh pengharapan kepada Allah, sama seperti mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar”.

 

2.   Laut akan menyerahkan orang-orang yang ada di dalamnya (ay 13a).

Barnes’ Notes: “‘And the sea gave up the dead which were in it.’ All that had been buried in the depths of ocean. This number in the aggregate will be great. If we include all who were swept off by the flood, and all who have perished by shipwreck, and all who have been killed in naval battles and buried in the sea, and all who have been swept away by inundations of the ocean, and all who have peacefully died at sea, as sailors, or in the pursuits of commerce or benevolence, the number in the aggregate will be immense - a number so vast that it was proper to notice them particularly in the account of the general resurrection and the last judgment” (= ‘Dan laut menyerahkan orang mati yang ada di dalamnya’. Semua yang telah dikubur dalam kedalaman lautan. Jumlah orang-orang ini secara keseluruhannya akan besar. Jika kita mencakup semua yang disapu oleh air bah, dan semua yang binasa karena kecelakaan kapal / kapal tenggelam, dan semua yang telah dibunuh dalam perang di laut dan dikubur di laut, dan semua yang telah disapu oleh banjir lautan / meluapnya lautan, dan semua yang mati dengan damai di laut, seperti pelaut-pelaut, atau dalam pengejaran perdagangan atau perbuatan baik, jumlah keseluruhannya akan sangat besar - suatu jumlah yang begitu banyak sehingga adalah benar untuk memperhatikan mereka secara khusus dalam cerita tentang kebangkitan umum dan penghakiman terakhir).

 

3.   Maut akan menyerahkan orang-orang yang ada di dalamnya (ay 13b).

Adam Clarke: “‘And death.’ All who died by any kind of disease. Death is here personified, and represented as a keeper of defunct human beings; probably no more than earth or the grave is meant, as properly belonging to the empire of death” (= ‘Dan kematian / maut’. Semua yang mati oleh jenis penyakit apapun. Kematian di sini dipersonifikasikan, dan digambarkan sebagai seorang penjaga dari orang mati; mungkin yang dimaksudkan tidak lebih dari bumi atau kubur, karena secara benar merupakan milik dari kekaisaran kematian).

Saya berpendapat bahwa yang dimaksudkan bukan hanya orang yang mati karena penyakit apapun, tetapi juga orang yang mati karena sebab lain apapun, seperti dibunuh, bunuh diri, kecelakaan, serangan teroris, dan sebagainya.

 

4.   HADES (kerajaan maut) akan menyerahkan orang-orang yang di dalamnya.

Ay 13b: dan maut dan kerajaan maut (Yunani: HADES) menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya.

KJV: ‘and death and hell delivered up the dead which were in them’ (= dan maut dan neraka menyerahkan orang mati yang ada di dalamnya).

Kata Yunani yang dipakai adalah HADES, dan sekalipun kadang-kadang bisa diterjemahkan sebagai ‘neraka’, seperti dalam Luk 16:23, tetapi saya berpendapat bahwa di sini tidak mungkin diterjemahkan seperti itu.

 

a.         Ada yang menganggap bahwa Hades adalah tempat dari roh-roh orang mati.

Adam Clarke: “‘And hell.’ Hadees, Hades, the place of separate spirits. The sea and death have the bodies of all human beings; hades has their spirits. That they may be judged, and punished or rewarded according to their works, their bodies and souls must be reunited; hades, therefore, gives up the spirits; and the sea and the earth give up the bodies” (= ‘Dan neraka’. HADES, Hades, tempat dari roh-roh yang terpisah. Laut dan maut / kematian mempunyai tubuh-tubuh dari semua manusia; Hades mempunyai roh-roh mereka. Supaya mereka bisa dihakimi, dan dihukum atau diberi pahala sesuai dengan perbuatan mereka, tubuh-tubuh dan jiwa-jiwa mereka harus dipersatukan kembali; karena itu, Hades menyerahkan roh-roh; dan laut dan bumi menyerahkan tubuh-tubuh).

Catatan: perhatikan bahwa ay 13b TIDAK mengatakan bahwa Hades menyerahkan ‘roh-roh’, tetapi menyerahkan ‘orang-orang mati’! Disamping itu, dalam sepanjang Kitab Suci, kata Hades / Sheol tidak pernah menunjuk pada tempat roh-roh orang mati. Karena itu, saya tidak setuju dengan penafsiran Adam Clarke ini.

 

b.         Hades dianggap sebagai ‘keadaan kematian’.

William Hendriksen: “It is evident that the term ‘Hades’ as used here cannot mean hell or grave. It signifies the state of disembodied existence. It refers to the state of death which results when life ceases and when body and soul separate. Thus Hades always follows death (Rev. 6:8)” [= Adalah jelas bahwa istilah ‘Hades’ seperti yang digunakan di sini tidak bisa berarti ‘neraka’ atau ‘kuburan’. Itu menunjuk pada keadaan keberadaan tanpa tubuh. Itu menunjuk pada keadaan kematian yang terjadi pada waktu kehidupan berhenti dan pada waktu tubuh dan jiwa terpisah. Karena itu, Hades selalu mengikuti maut / kematian (Wah 6:8)] - ‘More Than Conquerors’, hal 57.

Wah 6:8 - “Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi”.

Catatan: saya tidak mengerti mengapa William Hendriksen menganggap bahwa Hades di sini tidak mungkin menunjuk pada ‘kuburan’. Menurut saya, kata Hades di sini bisa menunjuk pada ‘keadaan kematian’ atau pada ‘kuburan’.

 

e)         Orang-orang percaya maupun tidak percaya akan dihakimi.

Pkh 3:17 - “Berkatalah aku dalam hati: ‘Allah akan mengadili baik orang yang benar maupun yang tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya.’”.

2Kor 5:10 - “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat”.

Bdk. Mat 25:31-46.

 

Jadi, ini merupakan suatu penghakiman yang dilakukan, baik terhadap orang percaya maupun orang yang tidak percaya. Ini bertentangan dengan ajaran Premilleniarisme, yang mengatakan bahwa orang-orang benar akan bangkit dulu, dihakimi, dan setelah 1000 tahun baru ada kebangkitan dari orang-orang jahat, dan penghakiman atas diri mereka.

 

Tetapi kalau orang-orang percaya juga dihakimi, maka muncul suatu problem, karena kelihatannya ini bertentangan dengan Yoh 5:24.

Yoh 5:24 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup”.

KJV: ‘shall not come into condemnation’ (= tidak akan dihukum).

RSV/NASB: ‘does not come into judgment’ (= tidak akan dihakimi).

NIV: ‘will not be condemned’ (= tidak akan dihukum).

Sebetulnya, yang hurufiah adalah terjemahan dari RSV/NASB, karena kata Yunani yang digunakan di sini berasal dari kata dasar yang sama dengan kata ‘dihakimi’ yang digunakan dalam Wah 20:12,13.

Jadi, bagaimana pengharmonisan dari 2 bagian yang kelihatannya kontradiksi ini?

 

Pulpit Commentary: “We read in John 5:24 that he that believeth shall not come into judgment; and yet we read elsewhere, ‘We must all stand before the judgment seat of Christ:’ how is this? Reply: Believers, with others, will be made manifest before the judgment seat of Christ; but their manifestation will be that of pardoned and of sanctified men, whose guilt is cancelled and whose sin is removed. Surely, when this is taken into account, the difficulty ceases. There will be no such judgment as involves condemnation” [= Kita membaca dalam Yoh 5:24 bahwa ia yang percaya tidak akan dihakimi; tetapi kita membaca di tempat lain, ‘kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus’ (2Kor 5:10); bagaimana ini? Jawab: Orang-orang percaya, bersama dengan orang-orang lain, akan dihadirkan di depan takhta pengadilan Kristus; tetapi mereka dihadirkan sebagai orang-orang yang diampuni dan dikuduskan, yang kesalahannya sudah dihapuskan dan yang dosanya dibersihkan. Pasti, pada waktu hal ini diperhatikan, kesukarannya berhenti / hilang. Di sana tidak akan ada penghakiman yang melibatkan penghukuman] - hal 491.

-bersambung-

-AMIN-


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali