Pemahaman Alkitab

 

(online)

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya Blok D No 16)

 

Selasa, tanggal 14 Juni 2022, pk 18.30

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

NERAKA

 

I) Ayat-ayat tentang neraka.

 

Mat 3:12b - “... debu jerami itu akan dibakarnya dengan api yang tidak terpadamkan.’”.

 

Mat 8:12 - “... akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, disanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’”.

 

Mat 13:42 - “Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; disanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”.

 

Mat 13:50 - “lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi.”.

 

Mat 22:13b - “... dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”.

 

Mat 25:41 - “Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.”.

 

Mat 25:46 - “Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, ...”.

 

Mark 9:43-48 - “(43) Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; (44) [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] (45) Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; (46) [di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.] (47) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, (48) di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam..

 

Catatan: Perhatikan bahwa sekalipun Mark 9:44,46 ada dalam tanda kurung tegak, yang menunjukkan bahwa ayat-ayat itu diperdebatkan keaslian­nya, tetapi Mark 9:48 tidak ada dalam tanda kurung.

 

Luk 16:23-25 - “(23) Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. (25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita..

 

2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan­Nya,”.

 

Yudas 7 - sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.”.

 

Wah 14:11 - “Maka asap api yang menyiksa  mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya.’”.

 

Wah 19:20 - “Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.”.

 

Wah 20:10 - “dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.”.

 

Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.’”.

 

II) Hal-hal yang perlu diketahui tentang neraka.

 

Dari ayat-ayat tersebut di atas bisalah kita simpulkan bahwa:

 

1) Neraka itu merupakan suatu tempat yang nyata dan betul-betul ada.

 

Ada ajaran-ajaran / orang-orang yang tidak percaya adanya neraka.

 

a)  Ajaran Saksi Yehuwa, dan juga Advent, yang begitu menekankan kasih Allah, sehingga mengatakan bahwa Allah yang kasih itu tidak mung­kin menghukum manusia selama-lamanya di dalam neraka. Mereka percaya bahwa Allah akan memusnahkan manusia berdosa tetapi tidak menghukum mereka secara kekal di dalam neraka.

 

Untuk ini perlu diingat bahwa sekalipun Allah itu kasih, Ia juga adalah suci dan adil sehingga Ia membenci dosa dan harus menghukum orang berdosa. Ini sesuai dengan Nahum 1:3a yang berbunyi:

 

“TUHAN itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi Ia tidak sekali-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah.”.

 

b) Pandangan yang berkata bahwa neraka adalah penderitaan yang kita alami di dunia ini.

 

Dalam suatu buku Saat Teduh ada cerita sebagai berikut:

“An evangelist once encountered a skeptic who, when asked to receive Christ, said, ‘I’m not afraid of Hell - all the Hell we get is here on earth! The preacher’s reply was quick and devastating, ‘I’ll give you three reasons why this cannot be Hell! First, I am a Christian, and there are no Christians in Hell! Secondly, there is a place just around the corner where you can slake your thirst, but there is no water in Hell! Thirdly, I have been preaching Christ to you, and there is no Gospel in Hell!’” [= Suatu kali seorang penginjil bertemu dengan seorang skeptik yang, pada waktu diminta untuk menerima Kristus, berkata: ‘Aku tidak takut pada neraka - Neraka yang kita dapatkan adalah di sini di dunia ini!’. Jawaban pengkhotbah itu cepat dan bersifat menghancurkan: ‘Aku akan memberimu 3 alasan mengapa ini tidak mungkin adalah neraka! Pertama, aku adalah seorang Kristen, dan tidak ada orang Kristen dalam neraka! Kedua, ada tempat di dekat sudut itu dimana kamu bisa memuaskan kehausanmu, tetapi tidak ada air dalam neraka! Ketiga, aku telah memberitakan Kristus kepadamu, dan tidak ada Injil dalam neraka!’] - ‘Bread For Each Day’, September 14.

 

Perlu diketahui bahwa penderitaan dalam dunia, yang bagaimanapun hebatnya, hanyalah semacam cicipan dari hukuman / siksaan yang luar biasa hebatnya dalam neraka.

Karena itu kalau saudara mau bunuh diri untuk lari dari penderitaan dunia ini, maka ingatlah bahwa itu akan menyebabkan saudara justru akan masuk ke dalam neraka selama-lamanya, dimana saudara akan mengalami penderitaan yang jauh lebih hebat dari penderitaan saudara dalam dunia ini!

 

Perlu saudara ingat bahwa kalau neraka itu tidak ada, dan orang-orang berdosa hanya dimusnahkan, maka:

 

1.  Semua ayat tentang neraka di atas adalah salah dan harus dibuang dari Kitab Suci!

 

2.  Allah juga tidak ada.

Mengapa bisa demikian? Semua orang harus mengakui bahwa dalam dunia ini ada banyak ketidakadilan, misalnya: orang saleh justru miskin, orang jahat justru jaya, orang kaya dan berkedudukan menindas orang miskin yang rendah, dsb. Juga ada banyak dosa yang tidak dihukum, mungkin karena dosa itu tidak diketahui orang lain, atau karena pintarnya orangnya mempermainkan hukum.

Andaikata neraka tidak ada, maka semua ketidakadilan dan dosa ini tidak dibereskan! Dengan demikian Allah itu betul-betul tidak adil, dan kalau Allah itu tidak adil, Ia bukanlah Allah. Jadi kalau saudara tidak mempercayai adanya neraka, saudara harus menjadi atheis!

 

3.  Louis Berkhof: “(2) Annihilation can hardly be called a punishment, since this implies a consciousness of pain and ill-desert, while, when existence terminates, consciousness also ceases. ... (3) It often happens that people consider the extinction of being and of consciousness a very desirable thing, when they grow tired of life. For these such a punishment would be in reality a blessing.[= (2) Pemusnahan tidak bisa disebut suatu penghukuman, karena ini (penghukuman) secara implicit menunjukkan suatu kesadaran tentang rasa sakit dan hal buruk yang layak didapatkan, sedangkan, pada waktu keberadaan diakhiri, kesadaran juga berhenti. ... (3) Sering terjadi bahwa orang-orang menganggap pemusnahan keberadaan dan kesadaran sebagai suatu hal yang sangat diinginkan, pada waktu mereka bosan terhadap kehidupan. Bagi orang-orang seperti ini hukuman seperti itu dalam faktanya akan merupakan suatu berkat.] - ‘Systematic Theology’, hal 691-692.

 

Kata-kata Louis Berkhof bagian akhir ini sangat benar. Seandainya orang berdosa dimusnahkan, maka bagi orang-orang yang sangat menderita, bunuh diri merupakan suatu jalan keluar yang sangat baik, dan pemusnahan itu merupakan suatu berkat, karena mereka betul-betul berhenti menderita!

 

Kalau saudara tidak percaya adanya neraka, saya justru yakin bahwa saudara akan masuk ke neraka. Pada saat itu saudara akan percaya akan adanya neraka, tetapi sudah terlambat!

 

Kesaksian: saya pernah berdebat dari seorang Saksi Yehuwa tentang neraka. Dan saya mengatakan bahwa Charles Taze Russell (pendiri Saksi-Saksi Yehuwa) dulunya tidak percaya adanya neraka, tetapi pada tahun 1917 ia bertobat dari kepercayaan sesat itu, dan ia lalu percaya adanya neraka. Saksi Yehuwa itu bertanya: ‘Dari mana kamu tahu Charles Taze Russell bertobat dalam hal itu?’. Saya jawab: ‘Kamu itu memang goblok! Charles Taze Russell itu mati pada tahun 1916. Jadi tahun 1917 ia sudah ada di neraka, dan karena itu ia pasti percaya neraka itu ada, karena ia sedang merasakan sakitnya neraka. Dan kamu juga akan menyusul pendirimu, kalau kalau tidak bertobat dari kepercayaan sesat itu!’. Orang itu tidak menjawab.

 

2) Neraka adalah tempat dimana orang terpisah dari Allah selama-lamanya, tanpa bisa dipulihkan kembali.

 

2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya,.

 

Perhatikan bahwa istilah ‘kebinasaan’ dalam ayat tersebut di atas tidaklah berarti bahwa orangnya dimusnahkan. Bagian terakhir dari ayat itu menjelaskan apa arti dari kata ‘kebinasaan’ itu, yaitu ‘dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya’. Dan ini berlangsung selama-lamanya!

 

Mungkin dalam pandangan orang yang tidak mengerti Alkitab, terpisah dari Allah itu bukanlah suatu penderitaan. Tetapi perlu diingat bahwa terpisahnya manusia dengan Allah adalah sumber dari segala penderitaan.

 

Pada waktu Adam dan Hawa masih suci, mereka hidup dekat dengan Allah, dan mereka bahagia. Tetapi pada waktu mereka berdosa, hubungan mereka dengan Allah putus, sehingga mulai muncul segala macam penderitaan.

 

Juga dalam Maz 16:11 dikatakan: “... di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kananMu ada nikmat senantiasa.”.

NIV: “You will fill me with joy in your presence, with eternal pleasures at your right hand.” [= Engkau akan mengisi aku dengan sukacita di dalam kehadiranMu, dengan kesenangan-kesenangan yang kekal di tangan kananMu.].

 

Ayat ini menunjukkan bahwa kalau seseorang dekat dengan Tuhan, maka ada sukacita dan kebahagiaan. Secara implicit ayat ini menunjukkan bahwa kalau seseorang terpisah dari Allah, ia tidak akan mempunyai sukacita ataupun kebahagiaan. Ia memang bisa mendapatkan sukacita / kebahagiaan duniawi yang bersifat semu dan sementara. Tetapi sukacita dan kebahagiaan yang sejati, tidak akan pernah ia miliki.

 

Karena itu, pada waktu seseorang masuk neraka, dan ia dijauhkan dari hadirat Allah selama-lamanya, itu jelas menunjukkan akan adanya penderitaan yang juga bersifat kekal!

 

3) Neraka adalah tempat penyiksaan / penderitaan yang:

 

a)      Luar biasa hebatnya.

Ini ditunjukkan oleh:

 

1.  Kata ‘siksaan’ (Mat 25:46  Yudas 7  Wah 14:11  20:10).

 

2.  Orang kaya ‘menderita sengsara’, ‘sangat kesakitan’, dan ‘sangat menderita’ (Luk 16:23,24,25).

 

3.  Kata-kata ‘ratap dan kertak gigi’ (Mat 8:12  13:42,50  22:13b).

Ada yang beranggapan bahwa ‘kertak gigi’ itu dilakukan karena mereka marah kepada Allah yang menyiksa mereka dengan begitu hebat. Tetapi saya beranggapan bahwa kertak gigi itu dilaku­kan untuk menahan sakit yang begitu hebat yang mereka derita. Yang manapun arti yang benar, tetap menunjukkan bahwa orang-orang ini mengalami penderitaan yang luar biasa.

 

4.  Simbol-simbol tentang neraka, yaitu:

 

a.  Api (Mat 3:12b  13:42,50  25:41  Mark 9:43-48  Luk 16:24  Yudas 7  Wah 14:11  19:20  20:10  21:8).

Ini merupakan simbol yang paling umum, dan penggunaan simbol api jelas menunjukkan suatu siksaan yang sangat menyakitkan. Kalau saudara terkena api sekitar 1-2 detik, itu sudah sangat menyakitkan. Kalau 15-30 detik, itu sudah merupakan luka bakar yang sangat parah dan menyakitkan. Bisakah saudara bayangkan bagaimana rasanya kalau saudara dibakar secara kekal?

 

b.  Ulat-ulat bangkai (Mark 9:43-48).

Pernah terjadi ada orang yang mengalami kecelakaan mobil, sehingga lumpuh total karena syarafnya terjepit pada tulang belakangnya. Di rumah sakit ia terus terbaring pada punggungnya (tidak dibolak balik, karena takut syarafnya yang terjepit itu akan bertambah parah dan membunuh dia), dan akhirnya punggung itu membusuk dan ada zet / ulat bangkainya. Dalam keadaan hidup orang itu merasakan penderi­taan yang begitu hebat karena zet itu menggerogoti tubuhnya! Akhirnya dia mati dan terbebas dari siksaan ulat bangkai duniawi itu. Tetapi kalau seseorang masuk ke neraka, hal seperti ini akan berlangsung selama-lamanya!

 

c.  Kegelapan yang paling gelap (Mat 8:12  Mat 22:13b).

Ini menggambarkan keadaan dalam penjara Romawi yang ada di bawah tanah di mana sama sekali tidak ada cahaya. Ini menyebabkan seseorang merasa stress, tidak ada harapan, depresi dsb, sehingga bisa gila, bunuh diri, dsb. Dan ini merupakan tempat penderitaan yang luar biasa hebatnya. Kalau tidak demikian, tentu orang Romawi tidak akan menciptakan tempat hukuman semacam itu.

 

Suatu buku Saat Teduh menceritakan peristiwa sebagai berikut: “Recently I was in a cave in Kentucky. When we had gone deep into the bowels of the earth through many winding passageways, the guide suddenly turned off all the lights and said, ‘I alone know the way out. If I were to leave you in this dark chamber, you would probably never make your way to the surface. Those who have been lost in this cavern have become insane inside of a week from the oppressive loneliness and the maddening, incessant drip of the water from the roof. Be quiet for a moment and feel the darkness!’ I remember my youngster clutching my arm. Soon terror began to edge its way into all of our hearts. After about thirty seconds, someone in the party could endure the ordeal no longer and whimpered piteously, ‘Turn on the light! I’m going crazy now!’ The guide laughed, but none of us will ever forget that eerie experience. I thought of the ‘outer darkness’ of an eternal Hell and shuddered!” [= Baru-baru ini saya ada di sebuah gua di Kentucky. Pada waktu kami telah masuk dalam di dalam perut bumi melalui banyak jalan yang berliku-liku, sang pemandu / penunjuk jalan tiba-tiba mematikan semua lampu dan berkata, ‘Hanya aku yang tahu jalan keluar. Seandainya aku meninggalkan kalian dalam ruangan gelap ini, mungkin kalian tidak pernah menemukan jalan ke permukaan. Mereka yang telah terhilang di gua ini telah menjadi gila dalam 1 minggu karena kesendirian yang menekan, dan tetesan air yang tak henti-hentinya dari langit-langit gua. Tenanglah untuk sesaat dan rasakanlah kegelapan itu!’ Saya teringat anak saya menggenggam / mencengkeram lengan saya. Segera rasa takut mulai masuk ke dalam hati kami semua. Setelah kira-kira 30 detik, seseorang dalam kelompok itu tidak bisa menahan siksaan itu lebih lama lagi dan merengek dengan memilukan, ‘Nyalakan lampu! Aku sedang menjadi gila sekarang!’ Sang pemandu / penunjuk jalan tertawa, tetapi tak seorangpun dari kami akan pernah melupakan pengalaman yang mengerikan itu. Saya berpikir tentang ‘kegelapan yang jauh’ dari Neraka yang kekal dan gemetar!] - ‘Bread For Each Day’, September 14.

 

Sekarang, apakah api, ulat bangkai, dan kegelapan ini adalah sesuatu yang bersifat hurufiah atau simbol? Ada penafsir yang menganggap bahwa api adalah sesuatu yang hurufiah / bukan simbol. Argumentasinya:

 

“Fire is evidently the only word in human language which can suggest the anguish of perdition. It is the only word in the parable of the wheat and the tares which our Lord did not interpret (Matt. 13:36-43). He said: ‘The field is the world,’ ‘the enemy ... is the devil,’ ‘the harvest is the end of the world,’ ‘the reapers are the angels.’ But we look in vain for such a statement as, ‘the fire is ...’ The only reasonable explanation is that fire is not a symbol. It perfectly describes the reality of the eternal burnings.” [= Api jelas merupakan satu-satunya kata dalam bahasa manusia yang bisa menunjukkan penderitaan dari penghukuman akhir / neraka. Itu adalah satu-satunya kata dalam perumpamaan gandum dan lalang yang tidak ditafsirkan oleh Tuhan kita (Mat 13:36-43). Ia berkata: ‘ladang ialah dunia’, ‘musuh ... ialah Iblis’, ‘waktu menuai ialah akhir zaman’, ‘para penuai ialah malaikat’. Tetapi kita mencari dengan sia-sia pernyataan seperti ini, ‘api ialah ...’. Satu-satunya penjelasan yang masuk akal adalah bahwa api bukanlah simbol. Itu secara sempurna menggambarkan kenyataan dari pembakaran kekal.] - S. Maxwell Coder, ‘Jude: The Acts of The Apostates’, hal 82.

 

Saya berpendapat bahwa argumentasi ini tidak kuat dan bisa dijawab dengan mudah. Api tidak diberi arti karena apapun yang ada di neraka (juga di surga) tidak ada di dunia / alam semesta ini. Jadi, mau disamakan dengan apa?

 

Kebanyakan penafsir beranggapan bahwa semua ini (api, ulat bangkai, kegelapan) adalah simbol!

 

Calvin (tentang Mat 3:12): “But we may conclude from many passages of Scripture, that it is a metaphorical expression. ... We must explain the fire in the same manner as the worm, (Mark 9:44,46,48:) and if it is universally agreed that the worm is a metaphorical term, we must form the same opinion as to the fire. Let us lay aside the speculations, by which foolish men weary themselves to no purpose, and satisfy ourselves with believing, that these forms of speech denote, in a manner suited to our feeble capacity, a dreadful torment, which no man can now comprehend, and no language can express.” [= Tetapi kita bisa menyimpulkan dari banyak text dari Kitab Suci, bahwa itu (api) merupakan suatu ungkapan yang bersifat kiasan / simbol. ... Kita harus menjelaskan api dengan cara yang sama seperti ulat, (Mark 9:44,46,48): dan jika disetujui secara universal bahwa ulat merupakan suatu istilah simbolis, kita harus membentuk pandangan yang sama berkenaan dengan api. Hendaklah kita singkirkan spekulasi-spekulasi, dengan mana orang-orang bodoh melelahkan diri mereka sendiri tanpa ada gunanya, dan memuaskan diri kita dengan percaya, bahwa bentuk ucapan ini menunjukkan, dengan cara yang sesuai dengan kapasitas kita yang lemah, suatu siksaan yang menakutkan, yang tak bisa dimengerti manusia sekarang, dan tak bisa digambarkan oleh bahasa manapun.].

 

Barnes’ Notes (tentang Mark 9:44-46): “It is not to be supposed that there will be any ‘real’ worm in hell - perhaps no material fire; nor can it be told what was particularly intended by the undying worm. There is no authority for applying it, as is often done, to remorse of conscience, anymore than to any other of the pains and reflections of hell. It is a mere image of loathsome, dreadful, and ‘eternal’ suffering. In what that suffering will consist it is probably beyond the power of any living mortal to imagine.” [= Tidak boleh dianggap bahwa di sana akan ada ulat ‘yang sungguh-sungguh’ dalam neraka - mungkin juga tidak ada api yang bersifat materi; juga tidak bisa diceritakan apa yang dimaksudkan secara khusus dengan ulat yang kekal / tidak bisa mati. Tidak ada otoritas untuk menerapkannya, seperti yang sering dilakukan, pada penyesalan yang dalam dari hati nurani, ataupun pada rasa sakit yang lain dan perenungan dari neraka. Itu merupakan semata-mata suatu gambar menjijikkan, menakutkan, dan penderitaan ‘kekal’. Bagaimana bentuk penderitaan itu mungkin merupakan sesuatu yang melampaui kuasa dari orang hidup manapun untuk membayangkan.].

 

Saya sendiri beranggapan bahwa semua ini adalah simbol. Alasannya:

(1)     ‘Api’ dan ‘kegelapan’ tidak mungkin bisa bersatu.

(2)     Pada waktu Kitab Suci menggambarkan surga digunakan simbol (Wah 21:11-21), karena bahan-bahan di surga itu jelas tidak ada di dunia (bdk. 1Kor 2:9). Kalau sorga digambarkan dengan simbol, saya juga percaya bahwa neraka juga digambarkan dengan simbol.

 

Tetapi satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan ialah: jangan sekali-kali hal ini membuat saudara menganggap bahwa kalau demikian neraka tidaklah terlalu menakutkan. Pemikiran ‘Toh semua itu hanya simbol, jadi tidak perlu terlalu kita takuti’ adalah pemikiran yang sangat bodoh dan keliru.

Perlu saudara ingat bahwa pada waktu Kitab Suci menggambarkan surga dengan simbol, Kitab Suci menggambarkannya dengan simbol yang indah. Kalau simbolnya indah / mulia, maka aslinya tentu lebih indah / lebih mulia lagi.

Sebaliknya pada waktu Kitab Suci menggambarkan tentang neraka, maka Kitab Suci menggunakan simbol-simbol yang mengerikan. Kalau simbolnya mengerikan, maka aslinya tentu lebih mengerikan lagi!

 

C. H. Spurgeon: “Seek the true Saviour and be not content till thou hast him, for if lost thy ruin will be terrible. Oh, that lake! Have you ever read the words, ‘Shall be cast into the lake of fire, which is the second death’? The lake of fire! and souls cast into it! The imagery is dreadful. ‘Ah,’ says one, ‘that is a metaphor.’ Yes, I know it is, and a metaphor is but a shadow of the reality. Then, if the shadow be a lake of fire, what must the reality be? If we can hardly bear to think of a ‘worm that never dieth,’ and a ‘fire that never shall be quenched,’ and of a lake whose seething waves of fire that dash o’er undying and hopeless souls, what must hell be in very deed? The descriptions of Scriptures are, after all, but condescensions to our ignorance, partial revealings of fathomless mysteries; but if these are so dreadful, what must the full reality be? Provoke it not, my hearers, tempt not your God, neglect not the great salvation, for if you do, you shall not escape.” [= Carilah Juruselamat yang sejati dan janganlah puas sampai engkau memiliki Dia, karena jika engkau terhilang kehancuranmu akan mengerikan. O, lautan itu! Pernahkah engkau membaca kata-kata ‘Akan dilemparkan ke dalam lautan api, yang adalah kematian yang kedua? Lautan api! dan jiwa-jiwa dilemparkan ke dalamnya! Gambaran ini mengerikan! ‘Ah’, kata seseorang, ‘itu merupakan suatu gambaran / kiasan’. Ya, aku tahu itu, dan suatu kiasan hanyalah merupakan bayangan dari kenyataannya. Jadi, jika bayangannya adalah lautan api, bagaimana kenyataannya? Jika kita hampir tidak tahan untuk memikirkan ‘ulat yang tidak pernah mati’, dan ‘api yang tidak terpadamkan’, dan tentang lautan dengan gelombang apinya yang mendidih yang menghantam jiwa-jiwa yang tidak bisa mati dan tanpa harapan, bagaimana kira-kiranya kenyataan dari neraka? Penggambaran Kitab Suci merupakan suatu penurunan / perendahan pada kebodohan kita, pernyataan sebagian dari misteri yang tidak bisa diukur; tetapi jika ini begitu mengerikan, bagaimana kenyataannya? Para pendengarku, janganlah menggusarkan dan mencobai Allahmu, janganlah mengabaikan keselamatan yang besar, karena jika engkau melakukannya, engkau tidak akan lolos.] - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of our Lord’, vol 3, hal 622.

 

b) Bersifat kekal / selama-lamanya, tanpa ada akhir, pengurangan (ingat bahwa hukuman di neraka bukanlah hukuman yang bersifat memperbaiki, tetapi betul-betul hukuman, dan karenanya tidak ada pengurangan) ataupun istirahat dari hukuman tersebut.

 

1.  Bahwa hukuman di neraka bersifat kekal / tidak ada akhirnya digambarkan oleh:

a.  ‘api yang tidak terpadamkan (Mat 3:12b  Mark 9:43b,48).

b.  ‘api yang kekal (Mat 25:41  Yudas 7).

c.  ‘siksaan yang kekal (Mat 25:46).

d.  siang malam tidak henti-hentinya (Wah 14:11).

e.  siang malam sampai selama-lamanya (Wah 20:10).

f.   ‘ulat-ulatnya tidak akan mati (Mark 9:44,46,48).

g.  Tidak bisanya orang kaya menyeberang ke surga karena adanya jurang yang tidak terseberangi (Luk 16:26).

 

William G. T. Shedd: “Had Christ intended to teach that future punishment is remedial and temporary, he would have compared it to a dying worm, and not to an undying worm; to a fire that is quenched, and not to an unquenchable fire.” [= Andaikata Kristus bermak­sud untuk mengajar bahwa hukuman yang akan datang itu bersi­fat memperbaiki dan sementara, Ia akan membandingkannya dengan ulat yang bisa mati, dan bukannya dengan ulat yang tidak bisa mati; dengan api yang bisa padam, dan bukannya dengan api yang tidak dapat dipadamkan.] - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol II, hal 681.

 

2.  Bahwa di neraka tidak ada pengurangan ataupun istirahat dari hukuman / penderitaan terlihat dari:

a.  Tidak bisanya Lazarus memberi air kepada orang kaya (Luk 16:24-26). Andaikata Lazarus bisa memberikan air itu, itu menunjukkan adanya istirahat dari penderitaan atau pengurangan penderitaan. Tetapi ternyata hal itu tidak bisa dilakukan.

b.  Wah 14:11 - “siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa”.

Kata-kata ‘tidak henti-hentinya’ oleh KJV/RSV/NIV/NASB diterjemahkan ‘no rest’ [= tidak ada istirahat]. Bandingkan dengan RIP [= Rest in Peace].

 

Illustrasi: Seorang wanita yang mau melahirkan anak, juga mengalami kesakitan yang hebat, tetapi rasa sakit itu tidak datang terus menerus. Ada ‘istirahat’ dari rasa sakit itu, dan ini tentu menyebabkan penderitaan itu jauh berkurang dibandingkan kalau sama sekali tidak ada istirahat.

 

Jonathan Edwards, dalam khotbahnya yang berjudul ‘Sinners in the Hands of an Angry God’ [= Orang-orang berdosa dalam tangan Allah yang murka], berkata:

 

(1)          “It is everlasting wrath. It would be dreadful to suffer this fierceness and wrath of Almighty God one moment; but you must suffer it to all eternity” [= Ini adalah murka yang kekal. Adalah sesuatu yang menakutkan / mengerikan untuk menderita kehebatan dan murka Allah yang mahakuasa ini untuk satu saat saja; tetapi kamu harus menderitanya sampai kekal].

 

(2)          “... you will absolutely despair of ever having any deliver­ance, any end, any mitigation, any rest at all” [= kamu akan benar-benar putus asa untuk bisa mendapatkan pembebasan, akhir, pengurangan / peringanan hukuman, istirahat].

 

(3)          “You will know certainly that you must wear out long ages, millions of millions of ages, in wrestling and conflicting with this almighty merciless vengeance; and then when you have so done, when so many ages have actually been spent by you in this manner, you will know that all is but a point to what remains. So that your punishment will indeed be infi­nite” [= Kamu pasti akan tahu bahwa kamu akan menjalani zaman-zaman yang panjang, berjuta-juta zaman, dalam pergumulan dan pertentangan dengan pembalasan hebat tanpa belas kasihan ini; dan bila kamu telah menjalaninya, bila begitu banyak zaman telah kamu lalui dengan cara ini, maka kamu akan tahu bahwa semua itu hanyalah satu titik dibandingkan dengan waktu yang tersisa. Dengan demikian hukumanmu itu betul-betul tidak terbatas].

 

Catatan: khotbah lengkap dari Jonathan Edwards ini bisa saudara baca di: http://www.jonathan-edwards.org/Sinners.pdf

 

2 hal di atas ini, yaitu bahwa penderitaan di neraka itu luar biasa hebatnya dan bersifat kekal / selama-lamanya, membuat neraka itu begitu mengerikan. Andaikata penderitaannya hebat tetapi bersifat sementara, atau penderitaannya kekal tetapi tidak terlalu hebat, maka mungkin neraka tidaklah terlalu mengerikan. Tetapi kombinasi / gabungan dari 2 hal itu betul-betul menyebabkan neraka itu sangat mengerikan.

 

Satu hal lagi yang saudara perlu ingat adalah: kalau kita sedang senang / mengalami sesuatu yang enak, maka waktu terasa berlalu dengan cepat. Sebaliknya, kalau kita sedang menderita / sakit, maka waktu terasa begitu lama.

 

Jadi sebetulnya, kalaupun hukuman di neraka itu berlangsung ‘hanya’ 100 tahun saja, maka karena penderitaan yang luar biasa hebatnya itu, waktu yang 100 tahun itu akan terasa seperti selama-lamanya / kekal. Apalagi kalau hukuman di neraka itu memang bersifat kekal; jadi berapa lama rasanya?

 

Karena itu tidak heran kalau Yesus berkata tentang Yudas Iskariot (yang pasti akan masuk neraka) sebagai berikut: “... celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” (Mat 26:24).

 

III) Orang-orang yang bakal / harus masuk neraka.

 

Wah 21:8 memberikan daftar orang yang akan masuk neraka.

 

Wah 21:8 - “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.’”.

 

1) Orang-orang penakut.

Ini tentu tidak menunjuk pada orang yang takut dalam berkelahi, takut pada kegelapan, takut pada anjing dsb. Ini menunjuk pada orang yang karena takut lalu tidak ikut Kristus atau mundur dari Kristus (bdk. Ibr 10:38-39  Mat 13:21). Ini adalah orang yang termasuk rangking 1 yang akan masuk neraka!

Kalau saudara mendengar Injil, dan sebetulnya hati / otak saudara percaya kepada Yesus, tetapi rasa takut terhadap orang sekitar saudara / keluarga saudara yang anti kristen membuat saudara tidak mau mengikut Yesus, maka saudara adalah orang yang termasuk dalam rangking I untuk masuk ke neraka!

 

Perhatikan peringatan / nasehat Tuhan Yesus dalam Mat 10:28 yang berbunyi:

“Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.”.

 

2) Orang-orang yang tidak percaya.

Yang dimaksud dengan ‘tidak percaya’ di sini, tentu adalah ‘tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan’. Bagaimanapun saudara berusaha berbuat baik, dan apapun agama / kepercayaan yang saudara anut (termasuk agama kristen), tetapi kalau saudara tidak percaya kepada Yesus Kristus, yang adalah satu-satunya Penebus dan Juruselamat dunia, saudara tetap akan masuk ke neraka untuk membayar sendiri hutang dosa saudara!

 

Perlu saudara ketahui bahwa:

a)      ‘Sudah dibaptis’ tidak menjamin bahwa saudara sudah percaya.

b)      ‘Sudah rajin ke gereja’ tidak menjamin bahwa saudara sudah percaya.

c)  ‘Sudah melayani Tuhan’, bahkan ‘menjadi hamba Tuhan’, tidak menjamin bahwa saudara sudah percaya!

d) ‘Sudah berbahasa Roh’ tidak menjamin bahwa saudara sudah percaya. Memang kalau bahasa Rohnya asli, maka itu pasti menunjukkan orangnya betul-betul percaya. Tetapi begitu sukar untuk menguji / memeriksa asli tidaknya bahasa Roh. Ada yang buatan manusia, dan dalam hal ini tentu orangnya tahu akan hal itu. Ada yang dari setan, dan ini sukar diketahui karena betul-betul merupakan mujizat.

 

Bukti bahwa saudara adalah orang percaya adalah hidup yang berubah ke arah yang positif. Kalau saudara betul-betul percaya kepada Yesus, saudara pasti menerima / mempunyai Roh Kudus (Ef 1:13), dan Roh Kudus ini akan mengeluarkan buah Roh Kudus (Gal 5:22-23), sehingga hidup saudara akan disucikan tahap demi tahap.

Kalau saudara mengaku sebagai orang kristen tetapi hidup saudara sama sekali tidak bertambah baik, maka itu membuktikan saudara tidak betul-betul percaya kepada Yesus. Yakobus berkata bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:17,26).

Karena itu coba introspeksi diri saudara, apakah saudara betul-betul sudah percaya kepada Yesus atau tidak! Kalau saudara tidak percaya, saudara termasuk rangking ke 2 yang akan masuk neraka.

 

3) Orang-orang keji.

NASB / KJV: ‘abominable’ [= orang yang menjijikkan / sangat buruk].

NIV: ‘the vile’ [= orang busuk / keji].

RSV: ‘the polluted’ [= orang kotor / cemar].

Ini rangking ke 3 yang akan masuk neraka!

 

4) Orang-orang pembunuh.

Ingat bahwa kalau saudara marah (yang dilandasi kebencian) atau mencaci maki, atau benci kepada seseorang, saudara sudah merupakan seorang pembunuh (Mat 5:21-22  1Yoh 3:15).

 

5) Orang-orang sundal.

Jangan mengartikan ini hanya sebagai pelacur! NIV menterjemahkan ‘the sexually immoral’ [= orang yang tidak bermoral dalam hal sex].

Jadi, setiap orang yang melakukan pelanggaran sexual, seperti:

a)  Berzinah.

b) Memandang seorang perempuan dan menginginkannya (Mat 5:28).

c)  Mempercakapkan hal-hal yang cabul (Ef 5:3-5).

d) Kawin cerai seenaknya (Mat 19:9  Luk 16:18).

e) Menjadi polygamist / polyandrist [= mempunyai istri / suami lebih dari satu].

f)  Mempunyai PIL (Pria Idaman Lain) / WIL (Wanita Idaman Lain).

termasuk dalam golongan ini

 

Mungkin sekali berzinah itu enak, tetapi kenikmatan yang seben­tar itu, yang mungkin hanya 15-30 menit, harus saudara tebus dengan mengalami penderitaan yang luar biasa hebatnya untuk selama-lamanya di neraka! Ingatlah ini setiap kali saudara mau melakukan perzinahan!

 

6) Tukang-tukang sihir.

Ini tidak menunjuk hanya pada dukun santet dsb. NIV menterjemah­kan ‘those who practice magic arts’ [= mereka yang mempraktekkan keahlian magic]. Ini mencakup banyak hal seperti:

a)  Main tenaga dalam, baik ikut latihan maupun disembuhkan dengan tenaga dalam.

b) Yoga, Waitangkung, Tai Chi, dsb.

c)  Main ramalan (semua ramalan kecuali ramalan Kitab Suci / nubuat dan ramalan ilmu pengetahuan).

d) Permainan cucing / jailangkung, telepati, main dukun, santet, guna-guna, dsb.

e) Hipnotis.

Hati-hati dengan ‘counsellor kristen’ yang menggunakan hipnotis terhadap diri saudara. Ini termasuk occultisme, dan tidak seharusnya ada dalam suatu counselling kristen!

 

Memang dengan saudara menggunakan kuasa gelap, saudara bisa memperoleh keuntungan tertentu (kesehatan, uang, jabatan, cewek / cowok, sex, dsb) tetapi semua itu harus saudara tebus dengan masuk ke dalam neraka selama-lamanya!

 

7) Penyembah-penyembah berhala.

Masihkan saudara pergi ke Gunung Kawi untuk sembahyang di sana? Masihkah saudara menyimpan jimat-jimat tertentu, atau keris pusaka, atau patung-patung berhala tertentu, atau patung Maria / Yesus / salib untuk disembah? Masihkah saudara percaya pada Hu, PatKwa, dsb? Ini semua akan membawa saudara ke neraka!

 

8) Semua pendusta.

Tidak ada orang (kecuali Yesus) yang tidak pernah berdusta! Kalau saudara berkata bahwa dalam sepanjang hidup saudara, saudara tidak pernah berdusta, saya percaya bahwa kata-kata itu sudah merupakan dusta!

Apakah dusta itu merugikan orang atau tidak, dan apapun alasan saudara untuk berdusta, itu tetap adalah dusta dan itu akan membawa saudara ke neraka!

 

Sebetulnya tidak ada orang bisa lolos dari daftar ini! Saudarapun tidak terkecuali!

 

IV) Yesus sudah memikul hukuman neraka.

 

Ada banyak orang yang berkata bahwa antara kematian dan kebangkitanNya, Yesus betul-betul turun ke neraka untuk mengalami penderi­taan di sana.

Tetapi ini salah. Alasannya:

 

1) Di atas kayu salib Ia berkata “sudah selesai.” (Yoh 19:30).

Ini menunjukkan bahwa penderitaan aktifNya dalam memikul hukuman dosa manusia sudah selesai. Kalau ternyata setelah mati Ia harus pergi ke neraka untuk mengalami hukuman neraka, maka itu berarti bahwa kata-kata Yesus dalam Yoh 19:30 itu salah!

 

2) Ia berkata kepada penjahat yang disalib bersama dengan Dia bahwa penjahat itu akan bersama dengan Dia di Firdaus [= surga] pada hari itu (Luk 23:43). Juga pada waktu mati Ia menyerahkan rohNya ke dalam tangan Bapa (Luk 23:46). Jadi, antara kematian dan kebangkitanNya, tubuh Kristus ada dalam kuburan, dan roh / jiwaNya ada di surga. Karena itu, baik tubuh maupun jiwa / roh dari manusia Yesus Kristus tidak mungkin turun ke neraka untuk mengalami siksaan neraka tersebut.

 

Jadi, Yesus memikul hukuman neraka bukan dengan betul-betul pergi ke dalam neraka, tetapi dengan ditinggal oleh BapaNya, yaitu pada waktu Ia berteriak: “ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?” (Mat 27:46). Ingat bahwa dalam 2Tes 1:9, yang sudah kita bahas di atas, dikatakan bahwa neraka adalah perpisahan kekal dengan Allah! Jadi, pada waktu Yesus terpisah dari Allah, itu adalah neraka bagi Dia.

 

Kalau saudara menganggap enteng apa yang Kristus alami pada saat itu, maka perhatikan kata-kata Herman Hoeksema, seorang ahli theologia Reformed, yang berkata sebagai berikut:

 

“No one, therefore, even in hell, can even suffer what Christ suffered during His entire life and especially on the cross. For, in the first place, no one can possibly taste the wrath of God as the Sinless One. And, in the second place, no one could possibly bear the complete burden of the wrath of God against the sin of the world. Even in hell everyone will suffer according to his personal sin and in his personal position in desolation. But Christ bore the sin of all His own as the Sinless One.” [= Karena itu, tak seorang­pun, bahkan dalam neraka, bisa menderita apa yang diderita oleh Kristus dalam sepanjang hidupNya dan terutama di kayu salib. Kare­na, yang pertama, tak seorangpun bisa merasakan murka Allah sebagai orang yang tak berdosa. Dan, yang kedua, tak seorangpun bisa memi­kul seluruh beban murka Allah terhadap dosa dunia. Bahkan dalam neraka setiap orang akan menderita sesuai dengan dosa pribadinya dan dalam posisi pribadinya dalam kesendirian. Tetapi Kristus memikul dosa dari semua milikNya sebagai Orang yang Tidak Berdosa.] - ‘Reformed Dogmatics’, hal 401.

 

V) Tanggapan kita.

 

1) Kalau saudara belum percaya dengan sungguh-sungguh kepada Yesus Kristus, maka percayalah kepada Yesus Kristus sekarang juga.

Dia sudah memikul hukuman dosa, termasuk neraka bagi saudara, sehingga kalau saudara percaya kepada Dia, maka saudara akan diampuni dan tidak mungkin dihukum / masuk neraka (Yoh 3:16  Ro 8:1)!

 

Yoh 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.”.

 

Ro 8:1 - “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus.”.

 

Mengapakah saudara mau mati dan mende­rita selama-lamanya kalau Tuhan menawarkan kehidupan dan kebahagiaan secara cuma-cuma (bdk. Ro 3:24) kepada saudara?

 

2) Kalau saudara sudah percaya kepada Yesus, maka:

 

a)  Dalam keadaan apapun, termasuk dalam penderitaan, percayalah bahwa Tuhan mengasihi saudara.

Dalam keadaan menderita, kita sering ragu-ragu akan kasih Allah, dan bahkan menganggap Allah tidak mempedulikan kita. Dalam keadaan seperti itu, renungkan kembali bahwa Yesus sudah rela mengalami neraka bagi saudara. Kalau Ia tidak mencintai saudara, untuk apa Ia melakukan hal itu?

 

b) Isilah hidup sauda­ra dengan pujian dan syukur kepada Tuhan, dan kasihilah Tuhan lebih dari semua, dan berusahalah untuk hidup bagi Tuhan.

 

c)  Beritakanlah Injil kepada orang yang belum percaya, yang masih diancam oleh hukuman kekal di neraka tersebut.

Mengingat neraka itu begitu mengerikan, maka kita harus berusaha untuk menyelamatkan orang-orang di sekitar kita, khususnya keluarga dan teman-teman kita, dari hukuman neraka. Berdoalah untuk mereka, beritakanlah Injil kepada mereka, supaya mereka mau percaya kepada Yesus dan diselamatkan dari penderitaan kekal di neraka!

 

 

-AMIN-

 

[email protected]

http://golgothaministry.org

Email : [email protected]

CHANNEL LIVE STEAMING YOUTUBE :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ