oleh:
Pdt. Budi Asali MDiv.
NEHEMIA 5:1-19
Bacaan hari ini
menunjukkan problem lain yang dihadapi oleh Nehemia dalam pembangunan tembok
Yerusalem.
I) Problem yang dihadapi oleh Nehemia:
A) Ada banyak orang Yahudi yang miskin.
Mengapa orang-orang Yahudi itu miskin?
1)
Karena mempunyai banyak anak / mempunyai keluarga yang besar (ay 2).
Hal
ini menyebabkan:
· naiknya
kebutuhan hidup dalam keluarga.
· jumlah
penduduk menjadi berlebihan sehingga harga barang / makanan menjadi naik.
Semua ini menyebabkan mereka menjadi miskin / makin miskin.
Penerapan:
Orang kristen wajib menyesuaikan besarnya keluarga mereka /
banyaknya anak mereka (dengan ikut KB; itu bukan dosa!) dengan keuangan mereka,
supaya jangan menjadi miskin karena keluarga yang terlalu besar! Jangan terus
punya anak dengan pemikiran ‘Tuhan toh akan mencukupi / memberkati’!
Sekalipun Tuhan berjanji akan mencukupi kebutuhan hidup kita (Mat 6:25-34),
tetapi itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu memikirkan bagaimana mencukupi
keluarga kita! Kita harus membedakan antara ‘beriman’ dan ‘mencobai
Tuhan’!
2)
Adanya bahaya kelaparan / famine (ay 3).
Bahaya kelaparan itu menyebabkan mereka menggadaikan rumah dan
ladang mereka.
Sesuatu yang perlu dipertanyakan adalah: kapan terjadinya bahaya
kelaparan yang menyebabkan mereka menggadaikan rumah & ladang mereka itu?
NIV/NASB/RSV: we are mortgaging (= kami sedang
menggadaikan).
KJV: we have mortgaged (= kami telah menggadaikan).
Dalam bahasa Ibraninya digunakan kata yang berbentuk participle
(dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai ‘verb + ing’), sehingga
sukar terlihat apakah itu menunjuk pada waktu yang lampau / past atau
waktu sekarang / present.
Tetapi ada 2 hal yang menunjukkan bahwa bahaya kelaparan itu
terjadi di waktu lampau:
· kontex
menunjukkan bahwa bahaya kelaparan beserta semua tindakan penggadaian itu
terjadi di masa yang lampau (ay 5c & ay 11 menunjukkan bahwa rumah
/ ladang itu sudah ada di tangan para pemuka).
· Hagai 1:6,9-11
& Hagai 2:16-20 menunjukkan bahwa pada jaman Hagai terjadi bahaya
kelaparan yang disebabkan karena kelalaian orang-orang Yahudi terhadap
pembangunan Bait Allah. Mungkin bahaya kelaparan itulah yang dimaksudkan dalam
ay 3 ini. Kalau ini benar, maka jelas bahwa bahaya kelaparan itu terjadi
pada masa yang lampau, karena Hagai hidup sebelum Nehemia, bahkan sebelum Ezra,
yang membangun kembali Bait Allah.
Bahaya kelaparan ini, menyebabkan mereka menjadi miskin / makin
miskin.
3)
Adanya pajak yang harus mereka bayarkan kepada raja (ay 4).
Yang dimaksud dengan 'raja' disini adalah Raja Artahsasta / Raja
Persia (boss dari Nehemia - bdk. Neh 2:1).
Ini juga menyebabkan mereka menjadi miskin / makin miskin.
4)
Pembangunan tembok Yerusalem.
Dalam Neh 3-4 sudah kita pelajari bahwa bangsa itu bekerja
mati-matian untuk membangun tembok Yerusalem. Pekerjaan ini pasti menyita begitu
banyak waktu sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk bekerja mencari nafkah.
Apalagi setelah dalam Neh 4 ada musuh yang mau menyerang mereka. Ini
menyebabkan para pekerja itu bahkan tidak bisa pulang ke rumah mereka
masing-masing, dan mereka tidur di Yerusalem untuk berjaga-jaga terhadap
serangan para musuh itu (Neh 4:22).
Semua ini juga menyebabkan mereka menjadi miskin / makin miskin.
Penerapan:
Dari sini bisa kita pelajari bahwa, berbeda / bertentangan dengan
ajaran Theologia Kemakmuran, orang yang berjuang untuk Tuhan tidak mesti
menjadi kaya. Mereka bahkan bisa menjadi makin miskin! Kalau itu saudara alami,
maukah saudara tetap berjuang bagi Tuhan di tengah-tengah kemiskinan saudara?
Yesus rela menjadi miskin demi saudara, maukah saudara mengalami kemiskinan demi
Dia?
5)
Mereka menggadaikan ladang / kebun, bahkan rumah mereka (ay 3), dan mereka
meminjam uang (ay 4).
Menggadaikan ladang / rumah memang menyebabkan seseorang menerima
sejumlah uang, tetapi ia harus menebus dengan harga yang lebih tinggi. Kalau ia
tidak bisa menebus, maka ia akan kehilangan ladang / rumahnya itu.
Meminjam uang, tentu saja harus membayar bunga. Kalau bunganya saja
ia tak bisa membayar, maka hutangnya akan makin lama makin menumpuk!
Ini semua menyebabkan mereka menjadi miskin / makin miskin.
Penerapan:
Dari sini kita harus belajar untuk tidak sembarangan menggadaikan
sesuatu ataupun meminjam uang. Banyak orang yang dengan gampang menggadaikan
barangnya / meminjam uang hanya sekedar untuk bisa memenuhi suatu keinginan
tertentu / membeli barang dsb, padahal keinginan / barang tersbut bukanlah
sesuatu yang terlalu penting. Sikap seperti ini berbahaya dan bisa menjerat kita
ke dalam kemiskinan yang berkepanjangan!
B) Tindakan para pemuka / penguasa (ay 7).
1)
Meminjami uang dengan bunga (ay 7,11).
Ay 7: ‘Masing-masing kamu telah makan riba dari
saudara-saudaramu’.
Ini adalah terjemahan yang salah! Seharusnya ayat itu berbunyi:
‘Kamu telah meminjamkan uang kepada mereka’.
Jadi sebetulnya, dari kata-kata dalam ayat itu sendiri, tidak
kelihatan bahwa ada bunga yang diminta. Tetapi karena ayat itu merupakan suatu
gugatan / tuduhan, maka bisalah ditarik kesimpulan, bahwa di dalam peminjaman
itu ada bunga yang dituntut.
Ay 11 juga salah terjemahan!
NIV: “Give back to them immediately their fields, vineyards,
olive groves and houses, and (also the usury you are charging them) - the
hundredth part of the money, grain, new wine and oil” [= kembalikan dengan
segera ladang, kebun anggur, kebun zaitun, dan rumah mereka, dan (juga bunga
yang kamu bebankan kepada mereka) - seperseratus bagian dari uang, gandum,
anggur baru dan minyak].
Catatan: Kata-kata yang saya letakkan di dalam tanda kurung itu
sebetulnya tidak ada dalam bahasa Ibraninya.
Bagian terakhir dari ay 11 itu menunjukkan bahwa bunga yang
diminta adalah seperseratus bagian, atau 1%. Ini dianggap sebagai bunga dalam 1
bulan. Memang ini termasuk rendah untuk ukuran kita di Indonesia pada jaman ini,
tetapi para penafsir menganggap ini besar untuk jaman itu.
Disamping itu, pembungaan uang seperti itu melanggar Kel 22:25
Im 25:35-37 Ul 23:19-20 yang melarang peminjaman uang yang disertai
bunga kepada orang miskin dari antara sesama bangsa Israel.
2)
Mereka menerima ladang, kebun, atau rumah yang digadaikan (ay 3,5,11a).
Bahkan mungkin sekali semua ini sudah menjadi milik para pemuka /
penguasa itu, karena orang-orang miskin itu tidak bisa menebus apa yang mereka
gadaikan.
3)
Mereka mengambil anak-anak lelaki dan perempuan dari orang-orang miskin itu
untuk dijadikan budak (ay 5,8).
Perbudakan yang mereka lakukan ini jelas bertentangan dengan
kesederajadan umat manusia (bdk. ay 5). Disamping itu, perbudakan terhadap
sesama bangsa Israel, sekalipun mula-mula diijinkan (bdk. Kel 21:2-dst),
tetapi akhirnya dilarang (bdk. Im 25:39-45).
Catatan:
Perbedaan antara Kel 21:2-dst dan Im 25:39-45 ini bukan suatu
kontradiksi, tetapi penghapusan secara bertahap terhadap perbu-dakan, karena
membudayanya perbudakan pada jaman itu.
Hal-hal yang menambah gawatnya dosa mereka:
a)
Saat itu adalah keadaan darurat dimana mereka sedang sama-sama membangun tembok
Yerusalem. Bagaimana mungkin mereka masih bisa memikir untuk memeras /
memperbudak orang?
b)
Orang-orang miskin yang diperas / diperbudak itu, juga adalah pembangun tembok
Yerusalem. Bahkan, pembangunan tembok Yerusalem itu adalah salah satu alasan
yang menyebabkan mereka menjadi miskin. Seharusnya para penguasa itu menolong
orang-orang ini karena mereka sudah berkorban bagi Tuhan. Tetapi para penguasa
ini ternyata justru memeras / memperbudak mereka!
c)
Para penguasa menggunakan kesempatan (untuk bisa mendapatkan tanah, rumah,
budak) dalam kesempitan! Ini jelas bukan tindakan kasih!
d)
Para pemuka itu sendiri juga adalah pembangun tembok Yerusalem, atau dengan kata
lain, mereka juga adalah orang-orang yang mela-yani Tuhan! (bdk. Neh 3:9,12,14-19).
Jadi, mereka adalah pelayan-pelayan Tuhan yang hidupnya brengsek.
Penerapan:
Apakah saudara juga adalah orang yang aktif di gereja, aktif dalam
Pemberitaan Injil dsb? Kalau ya, coba renungkan bagaimana hidup saudara! Kalau
saudara ternyata hidup brengsek, maka bagaimana mungkin orang-orang yang saudara
injili itu bisa bertobat?
Seseorang mengucapkan kalimat ini:
“I
cannot hear what you say for listening to what you are”
(= saya tidak bisa mendengar apa yang kamu katakan, karena saya mendengarkan /
memperhatikan apa adanya kamu).
Apa sebabnya para pemuka itu bisa seperti itu? Karena mereka cinta
kepada uang! Dan cinta uang memang adalah akar segala kejahatan (1Tim 6:10)!
Apakah sampai saat ini saudara masih belum bisa melihat bahwa cinta uang adalah
sesuatu yang sangat berbahaya?
II) Sikap / tindakan Nehemia:
1) Nehemia mau mendengar suara orang miskin!
a)
Orang-orang miskin itu berteriak (ay 1,6).
· Kata
‘keluhan’ dalam ay 1,6, oleh NIV diterjemahkan ‘outcry’ (=
teriakan).
· Orang-orang
perempuan ikut berteriak (ay 1).
Pulpit Commentary: “The Oriental habit of
shrill lamentation must be borne in mind - it is always shrillest when the women
have a part in it, as on this occasion”
(= kebiasaan orang timur untuk meratap dengan nyaring perlu diingat - selalu
merupakan yang paling nyaring pada saat orang perempuan ikut ambil bagian,
seperti dalam peristiwa ini).
Ini adalah sesuatu yang tidak lazim, karena pada jaman itu orang
perempuan tidak terlalu berperan. Tetapi karena keadaan yang begitu gawat, maka
saat itu orang perempuanpun ikut berteriak!
b)
Nehemia mau mendengar teriakan orang-orang miskin ini (ay 6).
Biasanya, orang hanya mau mendengar suara dari orang kaya. Bahkan
dalam gerejapun, seringkali suara orang miskin diabaikan! Tetapi Nehemia tidak
demikian. Ia mau mendengar teriakan orang-orang miskin.
Ini perlu ditiru oleh semua kita, khususnya kita yang adalah
Pendeta, Penginjil, Majelis / pengurus, guru sekolah minggu, dsb! Kita harus mau
mendengar suara dari orang-orang yang ada 'di bawah'.
2) Nehemia marah (ay 6).
Mungkin sekali Nehemia adalah orang yang berangasan (bdk. Neh 13:25).
Ketika ia mendengar tentang penindasan terhadap orang-orang miskin itu, Nehemia
tidak menghibur orang-orang miskin itu dengan kata-kata:
· Sabarlah!
Biarlah Tuhan yang bertindak!
· Segala
sesuatu toh membawa kebaikan!
· Tuhan
tidak akan biarkan kamu dicobai lebih dari kemampuanmu!
Sebaliknya, Nehemia menjadi marah, tentu saja bukan kepada
orang-orang miskin yang ditindas, tetapi terhadap para penindasnya! Padahal,
dari ay 18b terlihat bahwa Nehemia adalah orang yang penuh kasih / belas
kasihan. Tetapi kemarahannya disini adalah kemarahan yang benar!
Penerapan:
¨ Kalau saudara mendengar / melihat orang yang ditindas, apakah
saudara cuma berusaha menghibur dengan kata-kata saja, atau, apakah saudara mau
bertindak untuk menolong?
¨ Gereja membutuhkan orang-orang yang berani marah dan bisa
marah secara benar! Kalau tidak ada orang-orang seperti ini, maka segala
kesalahan yang terjadi di dalam gereja akan terus berlangsung. Beranikah /
bisakah saudara marah secara benar?
3) Nehemia berpikir masak-masak (ay 7).
Sekalipun kemarahannya adalah kemarahan yang benar, tetapi
pelampiasan / perwujudan dari kemarahan itu bisa saja salah. Misalnya: kalau ia
jadi muntap / mata gelap, lalu melakukan hal-hal yang tidak semestinya terhadap
para pemuka.
Karena itu, ia berpikir / merenungkan dulu, apa yang akan ia
lakukan.
Penerapan:
Hal ini penting untuk orang-orang yang berangasan! Adalah sesuatu
yang baik kalau saudara bisa marah pada saat tepat. Tetapi supaya pelampiasan /
perwujudan dari kemarahan itu bisa benar, maka ambillah waktu untuk berpikir /
merenungkan sebelum bertindak!
4) Nehemia menggugat / menuduh para pemuka (ay 7).
a)
Nehemia bertindak!
Ada orang-orang yang marah, tetapi lalu diam saja (bdk. Daud dalam
2Sam 13:21). Tetapi Nehemia tidak demikian. Persoalan yang sedang terjadi
itu adalah suatu ‘internal evil’ (= kejahatan di dalam), yang jauh
lebih berbahaya dari pada ‘external evil’ (= kejahatan di luar).
Seseorang mengatakan:
“Better
an army of Canaanites in battle array than one Achan in the camp”
[= lebih baik suatu pasukan Kanaan dalam pertempuran, dari pada seorang Akhan
(bdk. Yos 7:1) di dalam perkemahan].
Nehemia menyadari hal ini! Ia tahu bahwa kalau ia membiarkan hal
ini, maka:
· karena
hal itu adalah dosa, maka Tuhan tidak akan menyertai / memberkati pembangunan
tembok yang mereka lakukan.
· orang-orang
miskin itu tidak akan bisa ikut membangun tembok dalam situasi kondisi seperti
itu.
Karena
itu, maka ia bertindak!
b)
Nehemia bertindak menentang / melawan para penguasa / pemuka (ay 7).
Tadi kita lihat bahwa ia mau mendengar suara orang miskin. Sekarang
kita lihat ia menentang / melawan para penggede, yang jelas adalah orang kaya.
Penerapan:
Orang kristen harus mempunyai sikap tidak memandang bulu seperti
ini, baik di dalam gereja (bdk. Yak 2:1-9), maupun di luar gereja!
Bagaimana sikap saudara terhadap orang kaya dan orang miskin? Berbedakah?
5) Nehemia mengadakan sidang jemaah yang besar (ay 7).
Rupa-rupanya gugatan / tuduhan tadi tidak dipedulikan oleh para
penguasa / pemuka itu. Dan karena itu, Nehemia lalu mengadakan sidang jemaah
yang besar, mungkin dengan harapan bahwa kalau ada banyak orang, maka para
pemuka / penguasa itu menjadi malu atas tindakan mereka dan lalu mau bertobat.
Lalu apa yang ia lakukan dalam sidang itu?
a)
Ia mengkontraskan apa yang ia lakukan dengan tindakan dari para pemuka itu (ay 8,10a).
Pengkontrasan 1: ini terlihat dalam ay 8.
Tetapi ay 8 ini salah terjemahan! Seharusnya bunyinya adalah:
'Kami selalu berusaha ... tetapi kamu ini justru menjual saudara-saudaramu
supaya mereka dijual lagi kepada kami'.
Kata 'kami' yang pertama menunjuk kepada Nehemia. Kata 'kamu'
menunjuk kepada para pemuka itu. Dan kata 'kami' yang kedua menunjuk kepada
bangsa Israel / Yahudi secara keseluruhan. Jadi, dalam ay 8b itu, ia
mengatakan bahwa kalau dirinya selalu berusaha membuang perbudakan, para pemuka
itu justru menyebabkan perbudakan (sekalipun terjadi di dalam kalangan bangsa
Yahudi sendiri).
Pengkontrasan 2: ini terlihat dalam ay 10a.
Tetapi ay 10a ini juga salah terjemahan! Kata 'membungakan'
seharusnya 'meminjamkan'. Jadi, Nehemia juga meminjamkan uang kepada orang-orang
miskin itu, tetapi tanpa bunga. Sedangkan para pemuka meminjamkan dengan
menuntut bunga.
b)
Ia mengajak para pemuka itu untuk sama-sama menghapuskan hutang orang-orang
miskin itu (ay 10b).
Ay 10b (lit): “Let us remit this loan” (= Baiklah
kita menghapuskan pinjaman ini).
Jadi, yang dimaksud bukan sekedar bunganya, tetapi pinjamannya.
Juga dari kata-kata ‘Let us’ (= baiklah kita), jelaslah bahwa
Nehemia sendiri termasuk disitu. Jadi, Nehemia bukan sekedar menyuruh supaya
para pemuka mengorbankan uang mereka yang dipinjam oleh orang-orang miskin itu,
tetapi ia sendiri juga mau mengorbankan uangnya yang dipinjam oleh orang-orang
miskin itu.
Mengapa ia melakukan hal ini?
· Karena
ia tahu bahwa orang-orang miskin itu begitu miskin, sehingga yang mereka
butuhkan bukanlah sekedar suatu pinjaman tanpa bunga, tetapi suatu penghapusan
hutang atau suatu pemberian!
· Disamping
itu, ajakan ini menunjukkan bahwa Nehemia bukan sekedar menyuruh orang lain
berkorban, tetapi ia sendiri juga rela berkorban!
c)
Ia menyuruh mengembalikan ladang / rumah, dan juga membatalkan / mengembalikan
bunga (ay 11 - awas, ayat ini salah terjemahan. Lihat terjemahan NIV di
atas - point I,B,1).
Ay 11a: ia menyuruh mereka mengembalikan tanah dan rumah.
Ay 11b: ada 2 penafsiran:
· Nehemia
menyuruh mengembalikan bunga yang sudah dibayar oleh orang-orang miskin itu.
· Nehemia
menyuruh menghapuskan bunga yang akan datang (jadi, kalau tadi dalam ay 10b
ia mengajak untuk menghapus pinjamannya, sekarang ia menyuruh mereka menghapus
bunganya juga).
d)
Ia menyuruh mereka bersumpah untuk menepati janji, dan ia bahkan memberikan
kutuk kepada orang-orang yang tidak menepati janjinya (ay 12b-13).
Kesimpulan:
Nehemia bukan
cuma berusaha membereskan persoalan itu, tetapi ia juga menunjukkan bahwa ia
berbeda dengan para pemuka itu, yaitu bahwa ia bukanlah seorang yang cinta pada
uang!
Tidak cintanya
Nehemia pada uang ditunjukkan dengan:
· ia
rela kehilangan uang yang ia pinjamkan (ay 10b).
· ia
rela tidak menerima uang (ay 14,18b).
Ada orang yang
rela kehilangan uang / rela mengeluarkan uang. Tetapi mereka tidak rela kalau
tidak menerima uang. Karena itu, di dalam mereka bekerja, mereka betul-betul
memburu uang. Ini tetap cinta uang!
Ada orang-orang
yang sebaliknya. Mereka rela tidak menerima uang. Karena itu, di dalam bekerja,
mereka tidak mati-matian memburu uang. Tetapi mereka tidak rela kehilangan uang
dan karena itu mereka menjadi orang yang sangat pelit! Ini tetap juga cinta
uang!
Nehemia
betul-betul tidak cinta pada uang, karena ia rela kehilangan uang dan ia juga
rela tidak menerima uang!
Bagaimana
sikap saudara terhadap uang? Seperti Nehemia? Atau seperti para pemuka /
penguasa?
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali