(Rungkut Megah Raya,
Blok D 16)
Sabtu, tgl 18 Desember 2010, pk 18.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
(HP: 7064-1331 / 6050-1331)
Matius 2:1-12
Mat 2:1-12 - “(1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di
tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke
Yerusalem (2) dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang
baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang
untuk menyembah Dia.’ (3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah
ia beserta seluruh Yerusalem. (4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan
ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana
Mesias akan dilahirkan. (5) Mereka berkata kepadanya: ‘Di Betlehem di tanah
Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: (6) Dan engkau
Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara
mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang
pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.’ (7) Lalu dengan diam-diam
Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada
mereka, bilamana bintang itu nampak. (8) Kemudian ia menyuruh mereka ke
Betlehem, katanya: ‘Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai
Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya
akupun datang menyembah Dia.’ (9) Setelah mendengar kata-kata raja itu,
berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu
mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu
berada. (10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
(11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama
Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta
bendanya dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan
mur. (12) Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada
Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain”.
I) Orang Majus mencari Yesus yang baru
dilahirkan.
Ay 1-2:
“(1) Sesudah Yesus dilahirkan di
Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus
dari Timur ke Yerusalem (2) dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang
Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami
datang untuk menyembah Dia.’”.
1)
Saat dan tempat kelahiran Yesus.
a)
Saat kelahiran Yesus.
Jelas
bahwa Yesus tidak lahir di tahun 1 M., karena dikatakan bahwa Ia lahir ‘pada
jaman raja Herodes’ (ay 1). Herodes mati pada tahun 4 S. M. dan karena itu
tidak mungkin Yesus lahir pada tahun 1 M., yang terjadi setelah kematian
Herodes. Para penafsir berbeda-beda pendapat dalam hal ini, dan perkiraannya
adalah bahwa Yesus lahir antara tahun 8-4 S.M.
b)
Tempat kelahiran Yesus.
Kita
tidak tahu tempat yang tepat dari kelahiran Yesus. Di Israel di atas tempat yang
dinyatakan kelahiran Kristus dibangun sebuah gereja, tetapi Albert Barnes
menganggapnya sekedar sebagai suatu tradisi yang tidak bisa dipercaya.
Jadi,
tentang tempat kelahiran Yesus, yang kita ketahui hanyalah bahwa Ia lahir di
Betlehem, sesuai dengan nubuat nabi Mikha dalam Mikha 5:1. Kata ‘Betlehem’
berarti ‘the house of bread’ (=
rumah roti), dan banyak penafsir menghubungkannya dengan Yesus sebagai ‘roti
hidup’ (Yoh 6:35) dan ‘roti yang
telah turun dari sorga’ (Yoh 6:41).
Tidak
terlalu jadi soal kalau kita tidak tahu saat dan tempat yang tepat dari
kelahiran Yesus. Yang penting memang bukan kedua hal itu. Yang penting adalah
fakta bahwa Yesus sudah lahir untuk menjadi Juruselamat / Penebus kita!
2)
Orang-orang Majus.
KJV/RSV/ASV/NKJV:
‘wise men’ (= orang-orang
bijaksana).
NIV/NASB:
‘magi’ (= orang-orang majus).
Siapa
mereka ini (ahli perbintangan, ahli ilmu horoscope, tukang sihir, raja, ahli
filsafat dsb), dan dari mana tepatnya mereka berasal, dan bahkan jumlah
mereka (bilangan 3 hanyalah tradisi yang berasal dari Katolik), adalah tidak
pasti. Yang pasti adalah bahwa mereka berasal dari Timur, maksudnya sebelah
Timur dari Kanaan. Jadi jelas bahwa mereka adalah orang-orang non Yahudi. Dan
dari persembahan mereka, kelihatannya mereka orang-orang yang cukup kaya. Jadi,
ada kontras antara mereka dengan gembala-gembala (Luk 2:1-dst), yang adalah
orang-orang Yahudi dan miskin.
Pulpit
Commentary: “Certainly they were men of substance, as they brought with them
costly gifts. We think of Christ as the Friend of the poor, but we have no right
to narrow our conception of his sympathy to any one class of society. He is
equally the friend of the rich, when the rich accept his friendship - e.g.
Zacchaeus. Moreover, the rich need Christ as much as the poor. The rich, too,
have the privilege of giving to him from their wealth” (= Pasti
mereka adalah orang-orang kaya, karena mereka membawa hadiah / pemberian yang
mahal. Kita menganggap Kristus sebagai Sahabat dari orang-orang miskin, tetapi
kita tidak mempunyai hak untuk mempersempit konsep / pengertian kita tentang
simpatiNya pada satu golongan masyarakat yang manapun. Ia secara setara adalah
sahabat dari orang-orang kaya, pada waktu orang-orang kaya itu menerima
persahabatanNya - contohnya Zakheus. Selanjutnya, orang-orang kaya membutuhkan
Kristus sama seperti orang miskin. Orang-orang kaya, juga mempunyai hak untuk
memberi kepadaNya dari kekayaan mereka).
Matthew
Henry: “they
were Gentiles, and not belonging to the commonwealth of Israel. The Jews
regarded not Christ, but these Gentiles enquired him out. Note, Many times those
who are nearest to the means, are furthest from the end. See ch. 8:11,12”
(= mereka adalah orang-orang non Yahudi, dan tidak
termasuk dalam Israel. Orang-orang Yahudi tidak mempedulikan Kristus, tetapi
orang-orang non Yahudi ini menanyakanNya. Perhatikan, Banyak kali mereka yang
terdekat dengan cara / jalannya, adalah yang terjauh dari tujuannya. Lihat pasal
8:11,12).
Mat
8:11-12 - “(11) Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari
Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub
di dalam Kerajaan Sorga, (12) sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan
yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.’”.
C. H. Spurgeon: “THERE
ARE FAR-OFF ONES BROUGHT NIGH. God saveth whom he wills to save; his grace is
most sovereign. You cannot see, as I do, so many persons brought to Christ
without often wondering why they were brought. I have often seen the last
first, and the first last; people of whose conversion I should hardly have
dreamed become converted, while other persons, for whom I have hoped, and over
whom I have prayed, remain unconverted. It is very delightful, as well as
very wonderful, to notice the strange way in which the grace of God singles
out men, and the marvellous measures which the God of grace uses to bring
these men to the feet of Jesus” (= ) - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 24.
3)
Pimpinan Tuhan melalui bintang.
a)
Orang-orang Majus mulai mencari Yesus karena mendapat petunjuk berupa
sebuah bintang.
1.
Bintang.
Ada
pro kontra tentang apakah ‘bintang’ ini sebenarnya. Ada yang menganggap
bintang, ada yang menganggap komet dan sebagainya. Tetapi bintang / komet biasa
tidak berkelakuan seperti ‘bintang’ ini, karena ‘bintang’ ini tampak di
Timur (ay 2), lalu hilang, lalu tampak lagi, dan bahkan mendahului orang-orang
Majus itu, dan berhenti di atas rumah tempat Yesus berada (ay 9). Ini jelas
merupakan suatu ‘bintang’ yang bersifat mujijat.
Calvin:
“it
may be inferred from the words of Matthew, that it was not a natural, but an
extraordinary star. It was not agreeable to the order of nature, that it
should disappear for a certain period, and afterwards should suddenly become
bright; nor that it should pursue a straight course towards Bethlehem, and at
length remain stationary above the house where Christ was. Not one of these
things belongs to natural stars. It is more probable that it resembled
a comet, and was seen, not in the heaven, but in the air. Yet there is
no impropriety in Matthew, who uses popular language, calling it incorrectly a
‘star’” (= ).
Bible
Knowledge Commentary: “The
journey of the Magi from Jerusalem wrought a further miracle. The star they
had seen in the East now reappeared and led them to a specific house in
Bethlehem where they found the Child Jesus. Bethlehem is about five miles
south of Jerusalem. ‘Stars’ (i.e., planets) naturally travel from east to
west across the heavens, not from north to south” (= ).
Karena
itu, ini sama sekali tidak bisa dijadikan dasar untuk mendukung Astrologi
(horoscope).
Catatan:
Astronomi (= ilmu perbintangan) betul-betul adalah science
/ ilmu pengetahuan, dan ini sangat berbeda dengan Astrologi (= ilmu meramal
berdasarkan posisi bintang / horoscope).
2.
Hanya dengan petunjuk sebuah bintang, orang-orang Majus itu mencari dan
akhirnya menemukan Yesus.
The
Biblical Illustrator (New Testament): “These
wise men had a little stock of truth to start with, but they made the most of
that which had been given them” (= Orang-orang
bijaksana / majus ini mempunyai sedikit persediaan kebenaran untuk memulai,
tetapi mereka melakukan yang terbaik dengan apa yang telah diberikan kepada
mereka).
Calvin:
“if the sight of a star had so powerful
an effect on the Magi, woe to
our insensibility, who, now that Christ the King has been revealed to us, are so
cold in our inquiries after him!”
(= jika pemandangan tentang
sebuah bintang mempunyai suatu hasil / akibat yang begitu kuat terhadap
orang-orang Majus, celakalah ketidak-pekaan kita, yang, pada waktu sekarang
Kristus sang Raja telah dinyatakan kepada kita, begitu dingin dalam pencarian
kita terhadap Dia!).
Penerapan: kita punya Alkitab lengkap, dan di gereja ini saudara diajar
secara sangat mendalam dan mendetail.
Celakalah saudara, kalau ternyata saudara tidak mencari dan menemukan Yesus.
b) Selain menggunakan sebuah bintang,
Tuhan pasti juga memberi petunjuk melalui RohNya, karena tanpa itu tidak mungkin
orang-orang Majus bisa tahu tentang kelahiran Yesus.
Saya
setuju dengan Calvin dan Matthew Poole yang mengatakan bahwa tidak mungkin hanya
dengan petunjuk bintang orang-orang Majus itu bisa mengetahui tentang kelahiran
Yesus. Pasti ada petunjuk khusus dari Roh Kudus dalam diri mereka.
c)
Tuhan menggunakan bermacam-macam cara, bahkan ‘alat kafir’, untuk
membimbing orang kepada Yesus!
Matthew
Henry mengatakan bahwa Tuhan memberitakan kelahiran Yesus kepada gembala-gembala
dengan menggunakan malaikat-malaikat (Luk 2:8-15), tetapi Ia menggunakan
sebuah bintang untuk membimbing orang-orang Majus kepada Yesus.
Ia
melanjutkan dengan mengatakan bahwa banyak penyembah berhala yang menyembah
bintang (Amos 5:26). Tetapi bintang yang telah disalah-gunakan itu, sekarang
digunakan secara benar oleh Tuhan untuk membimbing orang-orang Majus kepada
Yesus! Dengan demikian Tuhan menggunakan ‘dewa-dewa orang kafir’ untuk
membimbing manusia kepada Yesus!
d)
Ada penafsir-penafsir yang menghubungkan bintang ini dengan nubuat Bileam
dalam Bil 24:17.
Bil
24:17 - “Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi
bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari
Israel, dan meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set”.
Dan
Matthew Henry menambahkan bahwa Bileam berasal dari tempat yang sama seperti
orang-orang Majus itu.
4)
Tujuan pencarian mereka.
Setelah
mendapat petunjuk bintang (dan bimbingan khusus dari Roh Kudus) sehingga mereka
tahu akan kelahiran Yesus, mereka mencariNya untuk menyembahNya!
Matthew
Henry: “Note,
Those in whose hearts the day-star is risen, to give them any thing of the
knowledge of Christ, must make it their business to worship him. Have we seen
Christ’s star? Let us study to give him honour” (= Perhatikan,
Mereka dalam hati siapa bintang pagi itu telah terbit, sehingga memberikan
kepada mereka apapun tentang pengetahuan tentang Kristus, harus membuatnya
sebagai urusan / kesibukan mereka untuk menyembahNya. Apakah kita telah melihat
bintang Kristus? Marilah kita belajar untuk menghormatiNya).
5)
Mereka pergi ke Yerusalem untuk menanyakan hal itu.
Mereka
betul-betul melakukan perjalanan yang sangat jauh untuk hal ini. Mereka rela
mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan uang, untuk mencari Yesus. Bagaimana
dengan saudara?
II) Reaksi / sikap orang-orang ketika
mendengar tentang kelahiran Yesus.
1)
Herodes terkejut.
Ay
3:
“Ketika raja Herodes mendengar hal itu
terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem”.
Terjemahan
‘terkejut’ ini kurang tepat.
KJV/RSV/NASB:
‘he was troubled’ (= ia terganggu).
NIV:
‘he was disturbed’ (= ia terganggu).
Kata
Yunaninya juga bisa diartikan ‘gelisah’, ‘tidak tenang’.
Herodes
adalah orang Idumea dan sebetulnya ia adalah seorang raja yang hebat, tetapi ia
sangat mudah curiga dan kejam luar biasa. Ia bahkan membunuh istrinya sendiri,
ibu mertuanya dan 3 anak laki-lakinya karena ia curiga bahwa mereka mau merebut
takhtanya. Sampai-sampai saat itu ada kata-kata dari kaisar yang berbunyi: “Lebih
baik menjadi babinya Herodes dari pada menjadi anak laki-lakinya”.
Mengapa? Karena Herodes, untuk menyenangkan orang Yahudi, memang tidak makan
babi. Jadi kalau menjadi babinya aman. Tetapi menjadi anak laki-lakinya
resikonya besar untuk dicurigai dan lalu dibunuh.
Catatan:
dalam bahasa Yunani, kata ‘anak laki-laki’ adalah HUIOS, sedangkan
kata ‘babi’ adalah HUOS, sehingga dalam bahasa Yunani kata-kata
kaisar itu membentuk semacam syair / permainan kata.
Sekarang
bagaimana sikap Herodes waktu ia mendengar kelahiran Yesus? Ia menganggap
kehadiran Tuhan Yesus ‘mengganggu’ kehidupannya / kedudukannya sehingga ia
menentang Tuhan Yesus dan ingin membunuhNya. Perlu diketahui bahwa orang yang
memusuhi Yesus belum tentu memusuhi gereja. Herodes membangun Bait Allah
(sekalipun motivasinya hanya untuk menyenangkan orang-orang Yahudi), tetapi ia
memusuhi Yesus. Jadi, bisa saja saudara kelihatannya pro pada gereja /
kekristenan (simpatisan kristen), tetapi saudara memusuhi Yesus!
Yesus
datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan umat manusia, tetapi Herodes salah
sangka terhadap maksud baik Yesus itu, dan ia justru memusuhi Yesus!
Penerapan:
Apakah saudara adalah orang yang menolak Tuhan Yesus karena saudara merasa bahwa
Tuhan Yesus ‘mengganggu’ hidup saudara? Ada bermacam-macam cara melalui mana
saudara bisa merasakan Yesus sebagai gangguan, seperti:
·
Mungkin agama saudara bertentangan
dengan Yesus, dan karena itu saudara menganggap Yesus sebagai gangguan.
·
Mungkin saudara merasa Yesus
mengganggu kenikmatan hidup saudara karena Yesus melarang saudara berzinah.
·
Mungkin saudara merasa Yesus
mengganggu acara piknik saudara pada hari Minggu karena Ia menyuruh saudara
untuk berbakti di gereja.
·
Mungkin saudara merasa Yesus
mengganggu pekerjaan saudara karena Ia melarang saudara berdusta dan menyuruh
saudara untuk hidup jujur.
·
Mungkin saudara merasa Yesus
mengganggu pelajaran sekolah saudara karena ia melarang saudara tidak jujur pada
waktu ulangan / ujian.
·
Mungkin saudara merasa Yesus
mengganggu saudara dalam persoalan pacaran karena Ia melarang saudara
berpacaran dengan orang yang tidak seiman.
·
Mungkin saudara merasa Yesus
mengganggu kehidupan keluarga saudara karena keluarga saudara selalu aktif di
gereja sehingga menyebabkan saudara kesepian.
Kalau
hal-hal seperti ini menyebabkan saudara lalu menolak Yesus, saudara tidak
berbeda dengan Herodes!
Kalau
saudara adalah orang seperti Herodes, ingatlah bahwa Yesus datang ke dalam dunia
dengan maksud baik, yaitu untuk menyelamatkan dunia dari dosa. Kalau saudara
terus membiarkan diri saudara salah paham tentang hal ini, dan terus memusuhi
Yesus, maka akhirnya saudara tidak akan diselamatkan, dan saudara akan mengalami
hukuman kekal karena dosa-dosa saudara! Karena itu bertobatlah dan datanglah
kepada Yesus, dan terimalah Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara!
Illustrasi:
Ada seorang petani yang mempunyai seekor anjing yang setia. Suatu hari petani
itu mempunyai anak, dan pada waktu ia pergi ke sawah untuk bertani, ia
meninggalkan bayinya dalam kamar beserta anjingnya. Pada waktu ia pulang dari
sawah, anjingnya menyambutnya dengan mulut berlumuran darah. Ia kaget sekali dan
menduga bahwa anjing itu telah membunuh bayinya. Ia marah sekali dan lalu
memukuli anjing itu sampai mati. Tetapi pada waktu ia masuk ke kamar, ternyata
bayi itu ada dalam keadaan sehat, dan di dekatnya ada bangkai seekor ular. Jadi
anjing itu membela bayi itu dengan bertarung dengan ular itu dan membunuhnya.
Anjing itu melakukan sesuatu yang sangat baik dan mulia, tetapi karena salah
sangka, petani itu justru membunuhnya.
Ada
banyak orang memusuhi Yesus karena salah sangka seperti ini! Yesus datang ke
dalam dunia dengan maksud yang baik / mulia, yaitu untuk mati disalib bagi dosa
dunia. Tetapi banyak orang salah sangka dan menganggap Yesus sebagai gangguan.
C. H.
Spurgeon: “we
read that many were troubled about Christ. He was but newly born, and yet he
troubled them. Herod was troubled, and all Jerusalem was troubled with him. It
is an unusual thing to hear of a king troubled by a babe. Proud Herod, the
fire-eater, troubled by a babe in swaddling bands, lying in a manger? Ah me!
how little is the real greatness of wickedness, and how small a power of
goodness may bring it grief! Herod was troubled, and all Jerusalem with him.
So, when some people hear the gospel, and find that it has power in it, they
are troubled” (= kita
membaca bahwa banyak orang terganggu karena Kristus. Ia baru dilahirkan, tetapi
Ia mengganggu mereka. Herodes terganggu, dan seluruh Yerusalem terganggu
bersama-sama dia. Merupakan sesuatu yang tidak biasa / luar biasa untuk
mendengar tentang seorang raja terganggu oleh seorang bayi. Herodes yang
sombong, orang yang pemarah / suka bertengkar, terganggu oleh seorang bayi yang
dibalut kain lampin dan terbaring di palungan? Ah! betapa kecil kebesaran
yang sesungguhnya dari kejahatan, dan betapa kekuatan yang kecil dari kebaikan
bisa membawa kesedihan kepadanya! Herodes terganggu, dan seluruh Yerusalem
bersama dia. Demikianlah, pada waktu sebagian orang mendengar injil, dan
mendapati bahwa injil itu mempunyai kuasa, mereka terganggu) - ‘Spurgeon’s Expository
Encyclopedia’, vol 3, hal 28.
C. H.
Spurgeon: “The
wise men brought the best news that ever was told, and yet it troubled people. Does
the gospel trouble you, my friend? Then I am afraid you must be of Herod’s
kith and kin. It is an ill sign of a man’s heart when that which is for
the good of all men becomes a trouble to him” (= Orang-orang Majus / bijaksana
itu membawa kabar terbaik yang pernah diceritakan, tetapi itu mengganggu
orang-orang. Apakah injil mengganggu engkau, temanku? Maka aku kuatir engkau
pasti dari sanak keluarga Herodes. Merupakan suatu pertanda yang buruk
tentang hati seseorang pada waktu apa yang adalah untuk kebaikan semua orang
menjadi suatu gangguan bagi dia) - ‘Spurgeon’s Expository
Encyclopedia’, vol 3, hal 34.
Pulpit
Commentary mengatakan bahwa pada saat ini Herodes sudah tua, sakit, dan dekat
dengan kematiannya. Tetapi anehnya, ia masih begitu menjaga makhkotanya,
sehingga merasa terganggu dengan kelahiran Raja yang baru ini, dan ingin
membunuhNya.
Pulpit
Commentary: “Strange that even in the immediate prospect of death, men should so
cling to earthly things which must pass away so very soon, and neglect the one
thing needful. But it is commonly so; as a man lives, so, as a rule, he will
die. The selfish and avaricious in life are selfish and avaricious still, even
in the presence of death” (= Aneh bahwa
bahkan dalam prospek segera / dekat dari kematian, orang-orang begitu berpegang
pada hal-hal duniawi yang harus segera berlalu, dan mengabaikan satu hal yang
dibutuhkan. Tetapi biasanya memang demikian; sebagaimana seseorang hidup,
biasanya demikianlah ia akan mati. Orang-orang egois dan tamak dalam kehidupan,
tetap egois dan tamak, bahkan di hadapan kematian).
2)
Ketika Herodes terganggu, seluruh Yerusalem juga terganggu bersama dengan
dia.
Spurgeon
mengatakan: mengapa seluruh Yerusalem terganggu bersama Herodes? Karena mereka
pikir akan terjadi pertikaian / perang antara Raja yang baru itu dengan Herodes,
dan akan ada gangguan / problem terhadap Yerusalem. Dengan cara yang sama ada
orang-orang Kristen yang beranggapan supaya kita jangan menyebarkan Injil /
agama Kristen. Nanti yang satu percaya ini, yang lain percaya itu, dan terjadi
pertikaian. Akan terjadi perpecahan dalam keluarga kalau kita membawa agama ke
dalamnya.
Bahwa
kalau Injil / kekristenan masuk ke suatu tempat / keluarga, memang bisa
menimbulkan pertikaian / perpecahan (Luk 12:49 bdk Mat 10:34-36).
Tetapi kalau Injil / kekristenan tidak masuk ke tempat itu, semua mereka akan
masuk neraka!
C. H. Spurgeon: “But all Jerusalem was troubled with Herod. Why was that? It was most
probably because they thought there would be contention. If there was a new
King born, there would be a fight between him and Herod, and there would be
trouble for Jerusalem. So there are some men who say, ‘Do not bring that
religion here; it makes such contention. One believes this, and one believes
that, and another believes nothing at all. We shall have trouble in the family
if we get religion into it.’ Yes, you will; that is acknowledged in the
Scriptures, for our Lord came to bring fire on the earth. He has come, with a
sword in his hand, on purpose to light against everything that is evil; and
there will be contention. Hence I do not wonder that the great lovers of
ease are troubled” (= ) - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 28.
Luk 12:49
- “‘Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku
harapkan, api itu telah menyala!”.
Mat 10:34-36
- “(34) ‘Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di
atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (35)
Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari
ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah
orang-orang seisi rumahnya”.
Tetapi
Spurgeon menambahkan bahwa biasanya orang-orang terganggu pada saat Injil masuk
karena Injil itu mencampuri kehidupan mereka yang berdosa. Mereka kuatir kalau
mereka menjadi orang Kristen, maka mereka tidak bisa lagi melakukan
kesenangan-kesenangan mereka yang berdosa. Tetapi sebetulnya agama yang benar /
Injil justru memberikan kesenangan yang sejati, yang tidak bisa diberikan oleh
dunia / dosa!
C. H. Spurgeon: “But the fact is that many are troubled because the gospel interferes
with their sin. ‘If I become a Christian, I cannot live as I have been
accustomed to live,’ says one, ‘so I will not believe the gospel.’ The
great argument against the Bible is an ungodly life. If you probe to the
bottom of the matter, some sinful pleasure is the reason of many a man’s
infidelity. There is a practical reason against his repenting, he cannot give
up his darling sin, he will not give that up; so he is troubled when Christ
comes near to him. It is a terrible thing to cling to sin. ... Quit your sin,
or quit all hope. Wilt thou have thy sin and, go to hell, or wilt thou leave
thy sin and go to heaven? Thou canst not have Christ and sin; the two are
diametrically opposed. I will not mention what your sin may be; let your own
conscience tell you that. You cannot continue in the practice of any known
sin, wilfully and deliberately, and yet find any comfort from the Word of God,
or from the gospel” (= ) - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 29.
C. H. Spurgeon: “Oftentimes, when a man is troubled about religion, he says, ‘If I
become a Christian, I shall have to give up my pleasure;’ not that true
religion requires us to give up anything which is real pleasure; or, if it
makes us give up what affords us pleasure now, it changes our tastes so
that it would be no longer a pleasure could we indulge in what we once loved.
True religion gives us new pleasures; it takes away our halfpence, and it
gives us golden coin instead thereof. It does better than that, but I
cannot employ a figure good enough to describe the change, True religion
never was designed to make our pleasures less; and it does not make them less.
But still some think that it will do so, and hence their trouble” (= )
- ‘Spurgeon’s Expository
Encyclopedia’, vol 3, hal 29-30.
Spurgeon
mengakhiri bagian ini dengan mengatakan bahwa betul-betul menyedihkan kalau
Injil yang merupakan kabar baik bagi manusia justru mengganggu manusia.
Betul-betul menyedihkan kalau kasih karunia yang cuma-cuma ternyata mengganggu
mereka. Betul-betul menyedihkan kalau pintu surga yang terbuka lebar ternyata
mengganggu mereka. Betul-betul menyedihkan kalau permintaan supaya mereka
dibersihkan / dibasuh oleh darah Kristus ternyata mengganggu mereka. Terganggu
karena belas kasihan yang tak terbatas! Terganggu oleh kasih yang maha kuasa!
Begitulah kebejatan umat manusia sehingga bagi banyak orang yang mendengar Injil
setiap hari, itu tetap merupakan gangguan bagi mereka!
C. H. Spurgeon: “Well now, this is very sad, that the gospel, which is meant to be
good news to men, should trouble them, that the heavenly offer of free grace
should trouble them, that to have heaven gate widely open before them should
trouble them, that to be asked to wash themselves or to be washed in the blood
of Christ should trouble them. Troubled by infinite mercy! Troubled by
almighty love! Yet such is the depravity of human nature that to many who hear
the gospel every day, it is still nothing but a trouble to them” (= )
- ‘Spurgeon’s Expository
Encyclopedia’, vol 3, hal 30.
3)
Herodes mengumpulkan para tokoh agama Yahudi dan menanyakan hal itu
kepada mereka.
Ay 4:
“Maka dikumpulkannya semua imam kepala
dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias
akan dilahirkan”.
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan sikap Herodes yang ditunjukkan dalam ayat
ini:
a)
Herodes mau belajar Firman Tuhan dari tokoh-tokoh Yahudi, tetapi:
1.
Hanya tentang topik yang dia ingin ketahui.
Ada
2 hal yang perlu saudara ketahui:
a. Kalau
saudara adalah orang yang selalu pilih-pilih topik (hanya ke gereja kalau
topiknya menyenangkan / menarik), maka saudara tidak terlalu berbeda dengan
Herodes!
b. Orang
yang selalu memilih topik adalah seperti anak yang memilih makanannya sendiri.
Pikirkan: apakah itu lebih buruk atau lebih baik dari pada anak yang dipilihkan
makanannya oleh orang tuanya?
2.
Dengan motivasi / tujuan belajar yang sama sekali salah!
Ia
mencari tahu dimana Yesus dilahirkan (ay 4-6), dan belakangan ia juga
bertanya kapan Yesus dilahirkan (ay 7), hanya dengan tujuan membunuh Yesus.
C. H. Spurgeon: “Think of this vile wretch taking to studying his Bible. Yet there are
some who do the like still. Reckoning that gain is godliness and therefore
turning godliness into gain for sinister motives, they would be religious, and
wish to be instructed in the truths of the Bible” (= ) - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 34.
C. H. Spurgeon: “Herod
is very particular in getting all the information that he can about that star;
and now he sends for the doctors of divinity, and the scribes, and the
priests, and he says, ‘When ought this Messiah that you talk about to be
born, and where ought he to be born? Tell me.’ Herod,
you see, is a wonderful disciple, is he not? He is sitting at the feet of
the doctors; he is willing to be instructed by the magi; and then he finishes
up by saying to the wise men, ‘Go now; you go and worship the new-born King;
you are quite right to have come all this distance to worship this Child. Be
particular, too, to take notes as to where you find him, and then come and
tell me about him, that I also may go and worship him.’ So we always find
that where Christ is, there is a Judas somewhere about”
(= ) - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 30.
3.
Di satu sisi Herodes percaya nubuat Firman Tuhan itu, tetapi di sisi lain
ia tidak percaya kepada Mesias yang diberitakan oleh Firman Tuhan itu!
Pulpit
Commentary: “He
consults the priests and scribes. We see another strange inconsistency -
strange, but very common - belief in the letter of Holy Scripture joined with
practical unbelief. ... Mere bibliolatry is little better than unbelief: ‘the
letter killeth.’ The Bible is precious exceedingly to the faithful: ‘the
Spirit giveth life;’ but to men like Herod, who make use of religion merely
for political or selfish purposes, it is a savour of death unto death” (= Ia menanyakan kepada imam-imam
dan ahli-ahli Taurat. Kita melihat ketidak-konsistenan aneh yang lain - aneh,
tetapi sangat umum - kepercayaan pada huruf dari Kitab Suci digabungkan dengan
ketidak-percayaan praktis. ... Semata-mata bibliolatry / pemberhalaan /
pendewaan terhadap Alkitab hanya sedikit lebih baik dari pada ketidak-percayaan:
‘huruf membunuh’. Alkitab itu sangat berharga bagi orang-orang beriman /
setia: ‘Roh memberi kehidupan’; tetapi bagi orang-orang seperti Herodes,
yang menggunakan agama semata-mata untuk tujuan-tujuan politik dan yang bersifat
egois, itu merupakan bau kematian kepada kematian).
2Kor 3:6
- “Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu
perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab
hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan”.
KJV:
‘for the letter killeth, but the
spirit giveth life.’ (= karena huruf membunuh, tetapi roh memberi kehidupan).
2Kor 2:14-16
- “(14) Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami
di jalan kemenanganNya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman
pengenalan akan Dia di mana-mana. (15) Sebab bagi Allah kami adalah bau yang
harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara
mereka yang binasa. (16) Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang
mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi
siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?”.
Pulpit
Commentary: “Observe,
in Herod’s inquiry and subsequent action, the combination of superstition
and irreligion. He was willing to accept the witness of stars and of
prophecies, but not willing to allow himself to be morally influenced by it”
(= ).
b)
Orang-orang Majus bertanya tentang Raja orang Yahudi (ay 2), dan
sama sekali tidak berbicara tentang Mesias / Kristus, tetapi Herodes bertanya
dimana Mesias / Kristus itu akan dilahirkan (ay 4).
Ay 1-4:
“(1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja
Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2) dan
bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan
itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah
Dia.’ (3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh
Yerusalem. (4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa
Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan
dilahirkan”.
Mungkin
sekali bahwa nubuat tentang Mesias dan bahwa Mesias itu akan menjadi Raja
(seperti Maz 2:1-12 Dan 9:25-27), sudah begitu populer di kalangan orang
Yahudi sampai Herodespun tahu akan hal itu.
Matthew Poole: “The stating of the question to them, not where the King of the Jews, but
where Christ should be born, makes it manifest, that although (that we read
of) the wise men said nothing of Christ, yet Herod presently conceived that
this King of the Jews, that was born, must be the Messiah prophesied of Ps
2:1-12 and in Da 9:1-27; he therefore desired to know of them the place in
which, according to their received tradition, and sense of the prophecies of
holy writ, the Messiah whom they expected (that is, Christ) should be born.”
(= ).
Bible
Knowledge Commentary: “He
therefore called the Jewish scholars together and inquired where the Christ
was to be born (Matt 2:4). Interestingly Herod connected the One ‘born king
of the Jews’ (v. 2) with ‘the Christ,’ the Messiah. Obviously Israel had
a messianic hope and believed that the Messiah would be born” [= ].
4)
Jawaban para tokoh agama Yahudi kepada Herodes.
Ay 5-6:
“(5) Mereka berkata kepadanya: ‘Di
Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: (6)
Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di
antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang
pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.’”.
a)
Saat ini mereka masih bagus, belakangan mereka berubah.
Calvin
mengatakan bahwa pada saat ini ahli-ahli Taurat dan imam-imam menjawab dengan
jujur dari Kitab Suci / Perjanjian Lama. Mengapa? Karena Kristus dan InjilNya
belum memberikan ketidak-tenangan / ketidak-nyamanan. Tetapi belakangan, pada
waktu Kristus dan InjilNya menekan mereka, mereka menyemburkan bisa (venom)
pemberontakan mereka. Ini merupakan sesuatu yang biasa terjadi di mana-mana!
Banyak orang jahat mau ‘tunduk’ kepada Allah dan FirmanNya selama itu tidak
merugikan mereka. Tetapi begitu Kristus datang dan bertentangan dengan ambisi,
ketamakan, kesombongan, kemunafikan, penipuan mereka, mereka segera menjadi
marah!
Calvin:
“At
a later period, the scribes and high priests labored with fury to corrupt the
whole of the Scripture, that they might not give any countenance to Christ.
But on the present occasion they reply honestly out of the Scripture, and for
this reason, that Christ and his Gospel have not yet given them uneasiness.
And so all ungodly persons find no difficulty in giving their assent to God on
general principles; but when the truth of God begins to press them more
closely, they throw out the venom of their rebellion. … In a word, so long
as wicked men think that it is taking nothing from themselves, they will yield
to God and to Scripture some degree of reverence. But when Christ comes into
close conflict with ambition, covetousness, pride, misplaced confidence,
hypocrisy, and deceit, they immediately forget all modesty, and break out into
rage. Let us therefore learn, that the chief cause of blindness in the enemies
of truth is to be found in their wicked affections, which change light into
darkness.” (= ).
b)
Orang-orang yang mengerti Alkitab, tetapi acuh tak acuh / asing terhadap
Yesusnya sendiri.
Orang-orang
ini adalah orang-orang yang belajar Kitab Suci mati-matian. Tetapi waktu mereka
mendengar bahwa Mesias telah dilahirkan, dan mereka tahu dimana Mesias itu
seharusnya dilahirkan, mereka tidak ikut bersama dengan orang-orang Majus itu
untuk mencari Mesias itu! Mereka adalah rohaniwan-rohaniwan yang tidak peduli
kepada Yesus! Dan jaman sekarang ada banyak rohaniwan yang seperti itu. Mereka
bisa adalah pendeta, penginjil, misionaris, dosen theologia, anggota / ketua
sinode, majelis, maupun pelayan-pelayan gereja yang lain! Orang-orang seperti
ini, sekalipun sepintas lalu kelihatannya adalah orang-orang yang pro Kristus,
tetapi sebetulnya adalah musuh-musuh Kristus!
The
Biblical Illustrator (New Testament):
“Near
in privilege, far from piety: - Some that are best acquainted with the gospel
are practical strangers to it. They are like one who should pore over a map,
mastering its geography; marking each sea, lake, river; understanding the
position of every range of mountains; learning the names of all the localities
indicated, but never visiting them. A living author, describing his journey to
the falls of Niagara, says: ‘I met with a gentleman who told me that he had
walked from Boston, a distance of seven hundred miles, to see Niagara. When
within seven miles, he heard what he thought might be the roar of the torrent,
and asked a man who was at work on the road if this was so. The man replied that
he didn’t know; it might be, but he had never been there himself.
Yet he had lived within sound of it all his life!’ Wonderful stupidity, this!
Who does not reprobate such folly? Nevertheless, it
is nothing - absolutely nothing - compared with the direr folly which may be
witnessed any day that we choose to look around us. Numbers are within sound of
‘the river of the water of life’ without an actual, personal experience of
its benefit”
(= Dekat dalam hak yang istimewa, jauh dari kesalehan: - Beberapa / sebagian
orang yang paling mengenal injil secara praktis adalah orang-orang asing
terhadapnya. Mereka adalah seperti seseorang yang membaca suatu peta dengan
rajin, menguasai geografinya; menandai setiap laut, danau, sungai; mengerti
posisi dari setiap barisan gunung-gunung; mempelajari nama-nama dari semua
lokasi yang ditunjukkan, tetapi tidak pernah mengunjunginya. Seorang pengarang
yang masih hidup, menggambarkan perjalanannya ke air terjun Niagara, dan
berkata: ‘Saya bertemu dengan seorang laki-laki yang memberitahu saya bahwa ia
telah berjalan dari Boston, suatu jarak dari 700 mil, untuk melihat Niagara.
Pada waktu ada dalam jarak 7 mil, ia mendengar apa yang ia pikirkan merupakan
gemuruh dari aliran air yang deras itu, dan bertanya kepada seseorang yang
sedang bekerja di jalan itu apakah itu memang demikian. Orang itu menjawab bahwa
ia tidak tahu; itu bisa saja, tetapi ia sendiri tidak pernah berada di sana jika
itu memang demikian. Tetapi ia telah hidup dalam bunyi / suaranya seumur
hidupnya!’ Ini merupakan ketololan yang mengherankan / luar biasa! Siapa yang
tidak mengecam ketololan seperti ini? Tetapi, itu tidak ada apa-apanya - sama
sekali tidak ada apa-apanya - dibandingkan dengan ketololan yang menghancurkan /
menakutkan yang bisa disaksikan kapanpun pada waktu kita memilih untuk melihat
ke sekitar kita. Banyak orang berada di dalam bunyi / suara dari ‘sungai dari
air kehidupan’ tanpa suatu pengalaman yang sungguh-sungguh dan bersifat
pribadi tentang manfaatnya).
C. H. Spurgeon: “But
there were other characters beside the hypocrite who were troubled; and they
were the men who displayed their learning. These were the scribes and the
chief priests who looked in their Bibles, and turned up that passage of the
prophet which said where Jesus was to be born. Now, I like these people for
looking up their Bibles, and studying the Scriptures; but what I do not like
in them is that, while they told Herod that Christ was to be born at
Bethlehem, none of them said that they would go to Bethlehem and worship him.
Not a living soul of them, not a scribe or a chief priest said, ‘If this is
the Messiah, who was to be born at Bethlehem, - and this remarkable star makes
us believe that it is even so, - we will go with the wise men, and worship
him.’ No, not they; they were quite content to have the sacred roll, and
read it, and know all about the truth, and yet to leave it there” (=
) - ‘Spurgeon’s Expository
Encyclopedia’, vol 3, hal 31.
C. H. Spurgeon: “But
nowadays I meet people ‘mighty in the Scriptures,’ yes, and very keen too
upon doctrine, who - ‘Could a hair divide Betwixt the west and
northwest side,’ as regards points of divinity; but as to charity to
the poor, as to visiting the needy, as to caring for the souls of men, as to
holy living, and as to prevalence in prayer with God, they are nowhere at all.
I do pray you to dread a religion which is all in the book. You must have
it in the heart; you must have it in the life; or else this Child that was
born at Bethlehem will only affect you so far that you turn over the Books of
Scripture, and there is an end of the matter so far as you are concerned.
Yes, yes, yes, know your Bible, that is good: but practice what your Bible
tells you, for that is better. Yes, yes, yes, understand the doctrines of
grace, be clear upon them; but love them, live them, for that is better far.
Yes, yes; yes, be a sound divine; but let us see a holy humanity about you as
well. God grant that it may be so! Otherwise, I tell you, your
book-learning will only leave you still an enemy of Christ.”
(= ) - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 31.
C. H. Spurgeon: “The
saddest point is that none of these people, sought Christ; not Herod with his
hypocrisy, nor Jerusalem with its troubles, nor the scribes and priests with
their ancient knowledge; none of them sought Christ” (= ) - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 31.
Pulpit
Commentary: “The
chief priests and scribes. They knew the Scriptures; they could answer
Herod’s question at once; they told him where the Christ should be born. But
they were blind guides; they knew and did not. Their religion was a
lifeless theology, a dead orthodoxy. They showed Others the way to Christ;
they sought him not themselves. They taught the Gentile Magians; the disciples
profited, the teachers were callous and unmoved. It is a sad thing when the
preacher does not feel the saving power of the words which, by the grace of
God, bring life to the listener. The deepest, the most accurate knowledge
of the letter or Scripture is a very poor thing compared with that inner
knowledge of the heart, which may be granted to the ignorant as well as to the
learned; which leads learned and ignorant alike to him who is the only Saviour
of the world, the Lord Jesus Christ” (= ).
5)
Herodes menyelidiki dengan teliti untuk membunuh Yesus.
Ay 7-8:
“(7) Lalu dengan diam-diam Herodes
memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka,
bilamana bintang itu nampak. (8) Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem,
katanya: ‘Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan
segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang
menyembah Dia.’”.
a)
Kejahatan yang bertopengkan agama / kesalehan.
Matthew
Henry: “He privily called the
wise men, to talk with them about this matter. ... All this might look
suspicious, if he had not covered it with a show of religion: ‘that I may come
and worship him also.’ Note, The greatest wickedness often conceals itself
under a mask of piety” (= Ia secara pribadi /
diam-diam memanggil orang-orang Majus itu, berbicara dengan mereka tentang
persoalan ini. ... Semua ini bisa kelihatan mencurigakan, jika ia tidak
menutupinya dengan suatu pertunjukan agama: ‘supaya akupun datang menyembah
Dia’. Perhatikan, Kejahatan yang terbesar sering menyembunyikan dirinya di
bawah topeng kesalehan).
C. H. Spurgeon: “Covering his bloody design with the pretense of reverence. There is
never a worse sin in the world than that which a man covers over with the
cloak of religion; let us ever beware of falling into this evil” (= )
- ‘Spurgeon’s Expository
Encyclopedia’, vol 3, hal 34.
b)
Kebutaan yang datang dari Allah.
Saudara mungkin bertanya: mengapa Herodes tidak ikut sendiri, atau menyuruh tentaranya ikut, bersama orang-orang Majus itu ke Betlehem (yang jaraknya hanya 5-7 mil dari Yerusalem), dan langsung membunuh Yesus? Jelas bahwa Allah yang menguasai dan mengatur segala sesuatu, membuat Herodes menjadi bodoh / buta, sehingga tidak memikirkan / melakukan hal, yang seandainya dilakukan, akan membunuh Yesus.
Matthew
Henry: “God
can hide from the eyes of the church’s enemies those methods by which they
might easily destroy the church” (= Allah
bisa menyembunyikan dari mata dari para musuh gereja metode-metode itu dengan
mana mereka dengan mudah menghancurkan gereja).
Bdk.
Amsal 21:1 - “Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN,
dialirkanNya ke mana Ia ingini”.
Matthew
Henry: “See
how strangely he was befooled and infatuated in this, that he trusted it with
the wise men, and did not choose some other managers, that would have been
true to his interests. It was but seven miles from Jerusalem; how easily might
he have sent spies to watch the wise men, who might have been as soon there to
destroy the child as they to worship him! Note, God can hide from the eyes
of the church’s enemies those methods by which they might easily destroy the
church; when he intends to ‘lead princes away spoiled,’ his way is to
‘make the judges fools.’” (= ).
Ayub 12:17,19
- “(17 yang menggiring menteri dengan telanjang, dan para hakim
dibodohkanNya. ... (19) Dia yang menggiring dan menggeledah para imam, dan
menggulingkan yang kokoh”.
KJV:
‘(17) leadeth counsellors away
spoiled, and maketh the judges fools. ... (19) He leadeth princes
away spoiled, and overthroweth the mighty’ (= ).
Jamieson,
Fausset & Brown: “Enquired,
of them diligently, (eekriboose
- rather, ‘precisely’) what time the star appeared - presuming
that this would be the best clue to the age of the child. The unsuspecting
strangers tell him all. And now he thinks he is succeeding to a wish, and
shall speedily clutch his victim; for at so early an age as they indicate, He
would not likely have been removed from the place of his birth” (= ).
III) Orang-orang Majus menemukan Yesus.
1)
Orang-orang Majus melanjutkan pencarian mereka, dan mereka mendapatkan
petunjuk bintang lagi.
Ay
9-10:
“(9) Setelah mendengar kata-kata raja
itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu
mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu
berada. (10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.”.
a)
Orang-orang Majus berangkat lagi untuk melanjutkan pencarian mereka.
1.
Yang jauh jadi dekat; yang dekat jadi jauh.
C. H.
Spurgeon: “There
is something to look at, something good that is worth gazing upon. Behold it. Here
are far-off persons who come very nigh. Wise men from the east come and worship
the infant Christ; but there is something to which there is no ‘behold’ put,
yet it is sorrowfully worth considering. Here are near ones who are far off,
Herod, the inhabitants of Jerusalem, the chief priests, and the scribes. They
are as far from Christ as if he had been born in the distant east, while they
who lived in the far country came as near to him as if they themselves had dwelt
at Bethlehem. So I have these two things to talk about to-night, first, the
extraordinary fact that many far-off ones are brought nigh, and the sad but
almost equally extraordinary fact that many who are apparently very near never
really come nigh to Jesus” (= Ada sesuatu untuk
diperhatikan, sesuatu yang baik yang layak dipandang. Lihatlah itu. Di sini
ada orang-orang yang jauh yang datang sangat dekat. Orang-orang bijaksana dari
Timur datang dan menyembah bayi Kristus; tetapi ada sesuatu pada mana tidak
diletakkan ‘lihatlah’, tetapi itu sesuatu yang secara menyedihkan layak
untuk direnungkan / dipertimbangkan. Di sini ada orang-orang dekat yang jauh,
Herodes, penduduk Yerusalem, imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat. Mereka sama
jauhnya dari Kristus seakan-akan Ia telah dilahirkan di Timur yang jauh,
sementara mereka yang tinggal di negeri dari jauh datang sedekat dengan Dia
seakan-akan mereka sendiri tinggal di Betlehem. Jadi saya mempunyai dua hal
ini untuk dibicarakan malam ini, pertama, fakta yang luar biasa bahwa banyak
orang yang jauh dibawa mendekat, dan fakta menyedihkan yang hampir sama luar
biasanya bahwa banyak orang yang kelihatannya sangat dekat, tidak pernah
betul-betul datang dekat kepada Yesus)
- ‘Spurgeon’s Expository
Encyclopedia’, vol 3, hal 24.
Jamieson,
Fausset & Brown: “‘When
they had heard the king, they departed.’ But where were ye, O Jewish
ecclesiastics, ye chief priests and scribes of the people? Ye could tell Herod
where Christ should be born, and could hear of these strangers from the far
East that the Desire of all nations had actually come: but I do not see you
trooping to Bethlehem - I find these devout strangers journeying there all
alone. Yet God ordered this too, lest the news should be blabbed, and reach
the tyrant’s ears, before the Babe could be placed beyond his reach.
Thus, are the very errors and crimes and cold indifference of men all
overruled” (= ).
Matthew
Henry: “We
have here the wise men’s humble attendance upon this new-born King of the
Jews, and the honours they paid him. From Jerusalem they went to Bethlehem,
resolving to seek till they should find; but it is very strange that they went
alone; that not one person of the court, church, or city, should accompany
them, if not in conscience, yet in civility to them, or touched with a
curiosity to see this young prince. As the queen of the south, so the wise men
of the east, will rise up in judgment against the men of that generation, and
of this too, and will condemn them; for they came from a far country, to
worship Christ; while the Jews, his kinsmen, would not stir a step, would not
go to the next town to bid him welcome” (= ).
2.
Kita harus tetap mencari / mengikut Kristus, sekalipun itu merupakan
sesuatu yang membahayakan, atau sekalipun kita sendirian.
a. Membahayakan.
Calvin
menduga bahwa tokoh-tokoh Yahudi itu tidak ikut ke Betlehem, mungkin karena
takut kepada Herodes.
Calvin:
“They were afraid, perhaps, of Herod’s
cruelty: but it displayed wicked ingratitude that, for the sake of the salvation
which had been offered to them, they were unwilling to undergo any risk, and cared
less about the grace of God than about the frown of a tyrant” (=
Mungkin mereka takut pada kekejaman Herodes: tetapi itu menunjukkan rasa tidak
tahu terima kasih yang jahat bahwa untuk keselamatan yang telah ditawarkan
kepada mereka, mereka tidak mau mengalami resiko apapun, dan kurang
mempedulikan kasih karunia Allah dari pada mengkerutnya dahi seorang tiran).
b.
Mencari terus, atau ikut Yesus terus, sekalipun sendirian.
Matthew
Henry: “It
might have been a discouragement to these wise men to find him whom they sought
thus neglected at home. Are we come so far to honour the King of the Jews, and
do the Jews themselves put such a slight upon him and us? Yet they persist in
their resolution. Note, We must continue our attendance upon Christ, though
we be alone in it; whatever others do, we must serve the Lord; if
they will not go to heaven with us, yet we must not go to hell with them”
(= Mungkin
merupakan sesuatu yang mengecilkan hati bagi orang-orang bijaksana ini untuk
mendapati Dia yang mereka cari diabaikan seperti itu di kampung halamanNya
sendiri. Apakah kami datang dari jauh untuk menghormati Raja orang Yahudi, dan
apakah orang-orang Yahudi sendiri begitu meremehkan Dia dan kami? Tetapi mereka
berkeras dalam ketetapan hati mereka. Perhatikan, Kita harus meneruskan
perjalanan kita bersama Kristus, sekalipun kita sendirian dalam hal itu; apapun
yang orang-orang lain lakukan, kita harus melayani Tuhan; jika mereka tidak mau pergi ke surga bersama kita, kita tidak boleh
pergi ke neraka bersama mereka).
b)
Bintang yang mereka lihat di Timur sekarang muncul lagi.
Bintang
itu ‘hilang’. Mengapa?
1.
Calvin mengatakan supaya orang-orang Majus bertanya dan sekaligus memberi
informasi tentang kelahiran Mesias kepada orang-orang Yahudi, dan itu
menyebabkan mereka tidak punya alasan (excuse)
untuk tidak datang kepada Kristus.
Calvin: “It
would seem that the star, which hitherto guided them in the way, had lately
disappeared. The reason may easily be conjectured.
It was, that they might make inquiry in Jerusalem about the new King,
and might thus take away all excuse from the Jews, who, after having been
instructed about the Redeemer who was sent to them, knowingly and willingly
despise him.”
(= ).
2.
Matthew Henry memberi alasan yang lain tentang hilangnya bintang itu,
dengan mengatakan bahwa pada waktu mereka ada di Timur, Tuhan harus menggunakan
mujijat (bintang) untuk mengarahkan mereka kepada Kristus. Tetapi setelah mereka
sampai ke Yerusalem, ada cara ‘biasa’ yaitu melalui Firman Tuhan, dan karena
itu mujijat itu dihilangkan. Tetapi sekarang, dari Yerusalem ke Betlehem, mereka
membutuhkan mujijat itu lagi, dan Tuhan memberikan bintang itu lagi.
Matthew
Henry: “God
would rather create a new thing than leave those at a loss who diligently and
faithfully sought him” (= Allah lebih memilih
untuk menciptakan sesuatu yang baru dari pada membiarkan mereka yang dengan
rajin dan setia mencariNya menjadi bingung / tak tahu apa yang harus dilakukan).
Matthew
Henry: “Observe,
1. How graciously God directed them. By the first appearance of the star they
were given to understand where they might enquire for this King, and then it
disappeared, and they were left to take the usual methods for such an enquiry.
Note, Extraordinary helps are not to be expected where ordinary means are
to be had. Well, they had traced the matter as far as they could; they
were upon their journey to Bethlehem, but that is a populous town, where shall
they find him when they come thither? Here they were at a loss, at their
wit’s end, but not at their faith’s end; they believed that God, who had
brought them thither by his word, would not leave them there; nor did he; for,
behold, the star which they saw in the east went before them. Note, If we
go on as far as we can in the way of duty, God will direct and enable us to do
that which of ourselves we cannot do; Up, and be doing, and the Lord will be
with thee. ... The law affords its aid, not to the idle, but to the
active. The star had left them a great while, yet now returns. They who
follow God in the dark shall find that light is sown, is reserved, for them.
Israel was led by a pillar of fire to the promised land, the wise men by a
star to the promised Seed, who is himself the bright and morning Star, Rev
22:16. God would rather create a new thing than leave those at a loss who
diligently and faithfully sought him” (= ).
2)
Orang-orang Majus menemukan Yesus, menyembahNya, dan memberikan
persembahan mereka.
Ay 11:
“Maka masuklah mereka ke dalam rumah
itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia.
Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan
kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur”.
a)
Orang-orang Majus tidak datang kepada Yesus bersamaan dengan para gembala
dalam Luk 2. Para gembala datang dulu, dan baru belakangan orang-orang Majus
datang kepada Yesus. Jadi, kedua kelompok ini tidak pernah bertemu.
Bible
Knowledge Commentary (tentang Mat 2:1-2):
“Though
not all scholars agree on the timing of the arrival of the Magi from the East,
they apparently came some time after the birth of Jesus. Jesus and Mary and
Joseph, though still in Bethlehem, were now in a house (v. 11), and Jesus was
called a Child (paidion, vv. 9, 11) rather than a newborn Infant
(brephos, Luke
2:12)” [= Sekalipun tidak semua sarjana setuju
tentang saat dari kedatangan orang-orang Majus dari Timur, mereka jelas datang
beberapa waktu setelah kelahiran Yesus. Yesus dan Maria dan Yusuf, sekalipun
masih di Betlehem, sekarang ada di dalam sebuah rumah (ay 11), dan Yesus disebut
seorang Anak (PAIDION, ay 9,11) dan bukannya seorang Bayi yang baru lahir
(BREPHOS, Luk 2:12)].
Mat 2:9,11
- “(9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan
lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba
dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. ... (11) Maka
masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama
Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya
dan mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur”.
Luk 2:12
- “Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi
dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.’”.
b)
Mereka menemukan Yesus dan menyembahNya.
1.
Penyembahan yang bagaimana?
Kalau
hanya dilihat dari kata ‘menyembah’ yang digunakan, maka kata itu bisa
digunakan baik untuk penyembahan terhadap Allah maupun terhadap manusia
(Clarke).
Tetapi
adalah aneh bahwa dalam kontext seperti ini ada orang-orang yang memperdebatkan
penyembahan yang bagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Majus itu (Matthew
Poole), dan bahkan lebih aneh lagi bahwa Calvin menganggap bahwa penyembahan
yang mereka lakukan adalah penyembahan terhadap seorang raja yang besar / agung.
Adam
Clarke: “‘To
worship him.’ Or, To do him homage; proskuneesai
autoo. The word proskuneoo,
which is compounded of pros,
to, and kuoon, a
dog, signifies to crouch and fawn like a dog at his master’s feet. It means,
to prostrate oneself to another, according to the eastern custom, which is
still in use. In this act, the person kneels, and puts his head between his
knees, his forehead at the same time touching the ground. It was used to
express both civil and religious reverence” (= ).
Matthew Poole: “‘And are come to
worship him’: whether worshipping here signifieth only a civil honour, which
those Eastern nations ordinarily gave unto great princes, or that religious
homage and adoration which was due unto the Messias, is variously opened by
interpreters.”
(= ).
Calvin: “So
far as respects themselves, they had not come to render to Christ such pious
worship, as is due to the Son of God, but intended to salute him, according to
the Persian custom, as a very eminent King. For their views, with regard to
him, probably went no farther, than that his power and exalted rank would be
so extraordinary as to impress all nations with just admiration and reverence.
It is even possible, that they wished to gain his favor beforehand, that he
might treat them favorably and kindly, if he should afterwards happen to
possess dominion in the east.”
(= ).
Saya secara
mutlak lebih menyetujui pandangan para penafsir, seperti Matthew Henry,
Jamieson, Fausset & Brown, dan Spurgeon, yang menganggap bahwa ini merupakan
penyembahan agama / rohani terhadap Allah.
Jamieson,
Fausset & Brown: “‘And
are come to worship him.’ - ‘to do Him homage,’ as the word proskuneesai
signifies; the nature of that homage depending on the circumstances of the
case. That not civil but religious homage is meant here is plain from the
whole strain of the narrative, and particularly Matt 2:11” (= ).
Sebagai
argumentasi, Jamieson, Fausset & Brown mengatakan bahwa kata yang
diterjemahkan ‘mempersembahkan
persembahan’ (ay 11) sering digunakan dalam Perjanjian Lama berkenaan
dengan persembahan kepada Allah, dan dalam Perjanjian Baru digunakan 7 x dan
selalu menunjuk pada persembahan dalam arti agamawi kepada Allah.
Jamieson,
Fausset & Brown: “‘And
fell down and worshipped him.’ Clearly this was no civil homage to a petty
Jewish king, whom these star-guided strangers came so far, and inquired so
eagerly, and rejoiced with such exceeding joy to pay, but a lofty spiritual
homage. The next clause confirms this. ‘And when they had opened their
treasures, they presented (rather, ‘offered’) unto him gifts,’ [proseenengkan
autoo doora]. This expression, used
frequently in the Old Testament of the oblations presented to God, is in the
New Testament employed seven times, and always in a religious sense of
offerings to God. Beyond doubt, therefore, we are to understand the
presentation of these gifts by the Magi as a religious offering” (= ).
Sebagai
argumentasi lain, Matthew Henry maupun Spurgeon mengatakan: kalau memang mereka
menyembah Yesus sebagai seorang raja biasa, mengapa mereka tidak menyembah
Herodes? Jadi, baik Matthew Henry maupun Spurgeon menganggap mereka menyembah
Yesus sebagai Allah!
Matthew
Henry: “They
presented themselves to him: they fell down, and worshipped him. We do not
read that they gave such honour to Herod, though he was in the height of his
royal grandeur; but to this babe they gave this honour, not only as to a king
(then they would have done the same to Herod), but as to a God. Note, All
that have found Christ fall down before him; they adore him, and submit
themselves to him. ‘He is thy Lord, and worship thou him.’ It will be the
wisdom of the wisest of men, and by this it will appear they know Christ, and
understand themselves and their true interests, if they be humble, faithful
worshippers of the Lord Jesus” (= ).
C.
H. Spurgeon: “These
wise men were not Unitarian, who disbelieved the deity of Christ. It has been
said by some that they only meant that they were come to pay him the homage of a
king. Then, why did they not worship Herod, and why did Herod say that he wished
to worship him? It will not do, the thought is not to be endured for a single
moment. The magi believed that he who was born King of the Jews was more than a
human being, and they had come to worship him” (=
Orang-orang bijaksana ini bukanlah Unitarian, yang tidak mempercayai keAllahan
Kristus. Telah dikatakan oleh beberapa orang bahwa mereka hanya memaksudkan
untuk datang dan memberikan penghormatan dari seorang raja. Lalu, mengapa mereka
tidak menyembah Herodes, dan mengapa Herodes berkata bahwa ia ingin
menyembahNya? Itu tidak cocok, pemikiran itu tidak boleh ditoleransi / dibiarkan
sebentarpun. Orang-orang Majus itu percaya bahwa Ia yang dilahirkan sebagai Raja
orang Yahudi adalah lebih dari seorang manusia, dan mereka telah datang untuk
menyembahNya) - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 33.
2.
Mereka tetap menyembahNya sekalipun keadaan lahiriah dari Yesus tidak
seperti keadaan dari seorang raja, apalagi Allah.
Mereka
menyembah Yesus sekalipun mereka melihat:
a)
Seorang bayi yang lemah dan tidak berdaya.
Betul-betul
membutuhkan iman yang luar biasa untuk mau menyembah seorang bayi seperti itu!
b) Orang
tua Yesus miskin, bukan bangsawan / raja, dan bayi itu ada di dalam sebuah rumah
(ay 11), bukan istana.
Keadaan
Yusuf dan Maria yang miskin dan tidak punya kedudukan apa-apa, dan tempat
sederhana yang menjadi tempat tinggal bayi itu, ternyata tidak menjadi halangan
bagi orang-orang Majus itu untuk percaya bahwa bayi miskin itu adalah Raja! Ini
lagi-lagi menunjukkan iman yang luar biasa!
Penampilan
lahiriah Yesus ini sesuai dengan nubuat dalam Yes 53:2b - “Ia
tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan
rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya”.
Tetapi
mereka toh mau menyembahNya. Bandingkan dengan Mat 13:53-56 yang
menunjukkan bahwa banyak orang tidak percaya kepada Yesus karena
melihat penampilan lahiriahNya.
Mat 13:53-56
- “(53) Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan
itu, Iapun pergi dari situ. (54) Setibanya di tempat asalNya, Yesus mengajar
orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata:
‘Dari mana diperolehNya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat
itu? (55) Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibuNya bernama Maria dan
saudara-saudaraNya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? (56) Dan bukankah
saudara-saudaraNya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana
diperolehNya semuanya itu?’”.
Penerapan:
Jangan menilai agama, buku (warnanya, bentuknya, cetakannya), gereja (besarnya
dan indahnya gedungnya), pendeta (gelarnya, gagahnya), orang kristen,
berdasarkan penampilan lahiriahnya! Ingat bahwa penampilan lahiriah seringkali
menipu!
Matthew
Henry: “We
may well imagine their expectations were raised to find this royal babe,
though slighted by the nation, yet honourably attended at home; and what a
disappointment it was to them when they found a cottage was his palace, and
his own poor mother all the retinue he had! Is this the Saviour of the world?
Is this the King of the Jews, nay, and the Prince of the kings of the earth?
Yes, this is he, who, though he was rich, yet, for our sakes, became thus
poor. However, these wise men were so wise as to see through this veil, and in
this despised babe to discern the glory as of the Only-begotten of the Father;
they did not think themselves balked or baffled in their enquiry; but, as
having found the King they sought, they presented themselves first, and then
their gifts, to him” (= ).
Pulpit
Commentary: “They saw the young Child with Mary his mother. It was not as they
had, perhaps, expected; there were no outward signs of royalty, no pomp, no
guards, no courtiers; only a manger, or now, perhaps, some poor cottage; very
different from the stately palace where they had left the proud, wicked Herod.
But their faith was not shaken by these mean surroundings; they recognized the
little Child as the King Messiah; they paid him the worship which they had
come to render; ... Worship was the end, the object, of their long journey”
(= ).
3.
Mereka menyembah Yesus saja, bukan Maria, atau Yesus dan Maria!
Ay 11:
“Maka masuklah mereka ke dalam rumah
itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu
sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan
mempersembahkan persembahan kepadaNya, yaitu emas, kemenyan dan mur”.
Pulpit
Commentary: “‘The young Child with Mary his mother, and fell down, and
worshipped him’ (ver. 2, note). In this latter clause Mary is not mentioned”
[= Anak yang muda / kecil itu dengan Maria, ibuNya, dan
tersungkur, dan menyembahNya (ay 2, catatan). Dalam anak kalimat yang terakhir
ini Maria tidak disebutkan].
Pulpit
Commentary: “they fell down and worshipped him - him, we mark, not the
virgin-mother” (= mereka jatuh tersungkur dan
menyembah Dia - Dia, kami memperhatikan, bukan sang ibu yang perawan).
C.
H. Spurgeon: “The
old Reformers used to say, “Here is a bone that sticks in the throat of the
Romanists, and they can neither get it up nor down, for it does not say, ‘They
saw Mary and the young child’, the young child is put first, they came to see
him; and it does not say that ‘they fell down and worshipped them’” If
ever there was an opportunity for Mariolatry, surely this was the one, when the
child was as yet newly-born, and depended so
much upon his mother. Why did not the magi say ‘Ave Maria!’ and
commence at once their Mariolatry? Ay, but these were wise men; they were
not priests from Rome, else might they have done it” [= Tokoh-tokoh Reformasi kuno sering berkata: “Ini adalah tulang yang
menyangkut di tenggorokan orang Roma (Katolik), dan mereka tidak dapat
mengeluarkannya ataupun menelannya, karena ayat itu tidak berkata: ‘Mereka
melihat Maria dan bayi itu’, bayi itu disebut lebih dulu, mereka datang untuk
melihat Dia; dan ayat itu tidak berkata bahwa ‘mereka tersungkur dan menyembah
mereka’”. Kalau ada kesempatan untuk melakukan penyembahan terhadap Maria,
maka sebetulnya inilah kesempatannya, dimana bayi itu baru dilahirkan, dan
sangat bergantung kepada ibuNya. Mengapa orang-orang Majus itu tidak berkata
‘Salam Maria!’ dan langsung memulai penyembahan terhadap Maria? Ah, tetapi
mereka ini adalah orang-orang yang bijaksana; mereka bukan pastor-pastor
dari Roma, karena kalau demikian mereka mungkin sudah melakukannya] -
‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’,
vol 3, hal 34.
Catatan:
dalam terjemahan KJV kata-kata ‘orang-orang
majus’ dalam Mat 2:1 diterjemahkan ‘wise
men’ (= orang-orang yang bijaksana).
c)
Mereka memberikan persembahan, yaitu emas, kemenyan dan mur (ay 11b).
Ada
2 macam penafsiran tentang persembahan mereka ini:
1.
Ada orang-orang yang menganggap bahwa persembahan ini mempunyai arti /
makna, dan arti / maknanyapun bisa berbeda-beda.
a. Ada
yang menganggap emas merupakan persembahan untuk seorang raja (Yesus adalah
Raja), kemenyan untuk seorang imam (Yesus adalah imam / pengantara), dan mur
untuk orang mati (Yesus datang untuk mati).
b. Ada
yang menganggap emas merupakan persembahan untuk seorang raja, kemenyan
merupakan persembahan untuk Allah (karena dalam Perjanjian Lama kemenyan dibakar
dan asapnya naik kepada Allah), dan mur merupakan persembahan untuk manusia yang
harus mati (karena mur dipakai untuk membalsem orang mati).
Matthew
Henry: “Some
think there was a significancy in their gifts; they offered him gold, as a
king, paying him tribute, to Caesar, the things that are Caesar’s;
frankincense, as God, for they honoured God with the smoke of incense; and
myrrh, as a Man that should die, for myrrh was used in embalming dead
bodies” (= ).
2.
Kebanyakan penafsir hanya menganggap bahwa orang-orang Majus ini
memberikan hal-hal terbaik dari tempat asal mereka. Ini merupakan suatu teladan
bagi kita untuk juga selalu memberikan yang terbaik bagi Kristus!
C. H. Spurgeon: “The
best they had, presents fit for a King; offered as the tribute of the country
from which they came, gold, and frankincense, and myrrh being found in the
east. It is well to bring to Christ the best we have, and the best of the
best: ‘gold, and frankincense, and myrrh.’” (= ) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 35.
Calvin:
“Their
presents show whence they came: for there can be no doubt that they brought
them as the choicest productions of their country. We are not to understand,
that each of them presented his own offering, but that the three offerings,
which are mentioned by Matthew, were presented by all of them in common.
Almost all the commentators indulge in speculations about those gifts, as
denoting the kingdom, priesthood, and burial of Christ. They make ‘gold’ the symbol of his kingdom,
- ‘frankincense,’ of his priesthoods, - and ‘myrrh,’ of his burial. I see no solid ground for such an
opinion. It was customary, we know, among the Persians, when they offered
homage to their kings, to bring a present in their hands. The Magi select
those three for the produce of which Eastern countries are celebrated; just as
Jacob sent into Egypt the choicest and most esteemed productions of the soil” (= ).
Bdk.
Kej 43:11 - “Lalu Israel, ayah mereka, berkata kepadanya: ‘Jika demikian,
perbuatlah begini: Ambillah hasil yang terbaik dari negeri ini dalam
tempat gandummu dan bawalah kepada orang itu sebagai persembahan: sedikit
balsam dan sedikit madu, damar dan damar ladan, buah kemiri dan buah badam.”.
3)
Orang-orang Majus tidak kembali kepada Herodes tetapi pulang melalui
jalan yang lain.
Ay
12:
“Dan karena diperingatkan dalam mimpi,
supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui
jalan lain”.
a)
Mereka diperingati dalam mimpi (oleh Allah) untuk tidak kembali kepada
Herodes, maupun kepada orang-orang Yerusalem, orang-orang yang tidak layak
mendapatkan laporan mereka tentang Kristus, yang sebetulnya bisa mereka lihat
dengan mata mereka sendiri, tetapi yang mereka tidak mau melihatNya. Mereka
pulang melalui jalan lain ke negerinya, untuk memberitakan kabar baik ini kepada
orang-orang senegara mereka.
Matthew
Henry: “They
were warned not to return to Herod, nor to Jerusalem; those were unworthy to
have reports brought them concerning Christ, that might have seen with their
own eyes, and would not. They departed into their own country another way, to
bring the tidings to their countrymen” (= ).
b)
Kita tidak pernah mendengar apa-apa lagi dalam Alkitab tentang
orang-orang Majus ini, tetapi Pulpit Commentary mengatakan bahwa mereka pulang
sebagai orang beriman, dan akhirnya mati sebagai orang yang beriman, karena
kalau Allah memulai suatu pekerjaan baik, Ia pasti menyelesaikannya.
Fil
1:6 - “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai
pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya
pada hari Kristus Yesus”.
Pulpit Commentary: “We know no more of them certainly; we cannot doubt that they were saints of God. Their pilgrimage was not in vain; they carried back the lessons they had learned, and died at the last in the faith of him whom they had worshipped. We may be sure of this - sure that he who had begun the good work within their hearts would complete it” (= )
Siapapun yang sudah datang / percaya dengan sungguh-sungguh kepada Kristus, bukan hanya sudah selamat, tetapi juga tidak akan kehilangan keselamatannya. Tetapi persoalannya, sudahkah saudara datang / percaya kepada Kristus? Saudara sudah seringkali merayakan Natal, tetapi sudah pernahkah saudara betul-betul datang / percaya kepada Kristus? Kalau belum, datanglah sekarang juga, dan saudara pasti akan selamat! Kiranya Tuhan memberkati saudara!
-AMIN-
e-mail
us at [email protected]
Url/alamat website : http://golgothaministry.org atau
http://www.golgothaministry.org