Khotbah Natal
oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.
Jaman sekarang,
kalau seseorang berkata ‘Allah melawat umatNya’ maka biasanya ia berkata
demikian karena melihat ada sesuatu yang spektakuler. Ini juga terjadi dalam
jaman Kitab Suci, misalnya dalam Luk 7:16, dimana keluar kata-kata ‘Allah
telah melawat umatNya’ setelah mereka melihat Yesus membangkitkan anak janda
di Nain.
Tetapi dalam
Natal 2000 tahun yang lalu itu, Allah melawat umatNya, dan tidak kelihatan ada
hal-hal yang spektakuler, setidaknya untuk kebanyakan orang pada saat itu.
Memang ada hal-hal yang spektakuler, seperti:
· kelahiran
dari perawan. Tetapi siapa yang tahu hal ini selain Yusuf dan Maria?
· bala
tentara sorga / malaikat yang memuji Allah (Luk 2:13-14), tetapi lagi-lagi hanya
beberapa gembala yang melihat hal ini.
· tanda
bintang (Mat 2:2,9). Tetapi inipun hanya kelihatan oleh para orang Majus.
Sedangkan yang
terlihat oleh orang banyak, sama sekali tidak spektakuler.
Bdk. Yes 53:2-3
- “Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah
kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia,
dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang,
seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat
dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap Dia dan bagi kitapun dia tidak
masuk hitungan”.
Tetapi Kitab
Suci mengatakan bahwa Yesus adalah Imanuel
/ God with us / Allah dengan kita / Allah beserta kita! Dengan kata lain,
dalam diri Yesus Allah telah melawat kita.
Penerapan:
Jangan selalu
mengharapkan hal-hal yang spektakuler! Sekalipun Tuhan memang bisa melakukan hal
seperti itu, tetapi tidak selalu Ia bekerja dengan cara demikian!
Ada banyak
tujuan kedatangan Yesus ke dalam dunia, seperti memberitakan Injil / Firman
Tuhan (Mark 1:38 Luk 4:43), memberikan teladan hidup (Fil 2:5-8
Yoh 13:15), dsb. Tetapi tujuan utama kedatangan Yesus ke dalam dunia
adalah menyelamatkan umatNya dari dosa (Mat 1:21).
Ada beberapa
hal yang bisa kita pelajari dari Mat 1:21 ini:
1)
Kata ‘menyelamatkan dari dosa’ artinya adalah:
a)
Menebus dari dosa, mengampuni dosa, membebaskan dari hukuman dosa.
Nama
‘Yesus’ artinya memang adalah ‘Saviour’ (= Juruselamat), dan
karena itu:
· dalam
beriman kepada Yesus, saudara harus percaya kepadaNya sebagai Juruselamat
dosa, bukan sekedar sebagai pelaku mujijat, teladan, pemberi berkat,
penyembuh penyakit dsb.
· dalam
penginjilan, hal inilah yang harus saudara tekankan! Kalau dalam penginjilan
saudara terus berbicara tentang kesembuhan ilahi / mujijat, maka saudara akan
menghasilkan ‘petobat’ yang hanya percaya kepada Yesus sebagai penyembuh
/ pelaku mujijat. Itu bukan hal yang salah, tetapi itu belum menyelamatkan
dia! Tetapi kalau dalam penginjilan saudara menceritakan kematian Kristus untuk
menebus dosa, maka saudara akan menghasilkan petobat sejati yang betul-betul
percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat dosa.
b)
Membebaskan dari perhambaan dosa (Yoh 8:34-36 1Pet 2:24).
1Pet 2:24
- “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhNya di kayu salib,
supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran”.
Yoh 8:34b - “Setiap
orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa”.
Yoh 8:36 -
“Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka”.
Dengan demikian
kita yang tadinya tidak bisa berbuat baik, sekarang bisa berbuat baik. Dengan
kata lain, kita mengalami pengudusan.
Orang Kristen
yang sejati harus mengalami kedua hal di atas ini. Tetapi jaman sekarang banyak
orang kristen yang yakin kalau dosanya sudah diampuni, tetapi hidupnya sama
sekali tidak berubah. Kalau saudara adalah orang seperti itu ingatlah bahwa
Yakobus berkata bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:17,26)! Juga
perhatikan kutipan-kutipan kata-kata J. C. Ryle dalam bukunya yang berjudul ‘Holiness’
(= kekudusan) di bawah ini:
· “A
‘saint’, in whom nothing can be seen but worldliness or sin, is a kind of
monster not recognized in the Bible” (=
‘orang kudus’, dalam diri siapa tidak terlihat apapun kecuali keduniawian
atau dosa, adalah sejenis monster yang tidak dikenal dalam Alkitab)
- hal 19.
· “I
do not understand how a man can be a true believer unto whom sin is not the
greatest burden, sorrow and trouble” (=
Aku tidak mengerti bagaimana seseorang bisa adalah orang percaya yang sejati
kalau bagi dia dosa bukanlah beban, kesedihan dan kesukaran yang terbesar)
- hal 38, kata-kata ini dikutip J. C. Ryle dari John Owen.
· “I
fear it is sometimes forgotten that God has married together justification and
sanctification. They are distinct and different things, beyond question, but one
is never found without the other. All justified people are sanctified, and all
sanctified are justified. What God has joined together let no man dare to put
asunder” (= Aku takut bahwa kadang-kadang
dilupakan kalau Allah telah mengawinkan pembenaran dan pengudusan. Tidak usah
diragukan bahwa mereka memang adalah 2 hal yang berbeda, tetapi yang satu tidak
pernah ada tanpa yang lain. Semua orang yang dibenarkan juga dikuduskan, dan
semua yang dikuduskan juga dibenarkan. Apa yang telah dipersatukan Allah jangan
ada yang berani menceraikannya) - hal 46.
· “He
and sin must quarrel, if he and God are to be friends”
(= Ia dan dosa harus bertengkar, kalau ia mau berteman dengan Allah)
- hal 68.
2)
‘UmatNya’.
Ini tidak bisa
diartikan ‘orang Yahudi saja’, tapi harus diartikan ‘orang pilihan Allah
dari semua bangsa’. Yesus memang tidak datang hanya untuk bangsa Yahudi saja.
Ini terlihat dengan jelas dari ayat-ayat seperti Kej 12:3 Mat 28:19
Kis 1:8 Kis 10:34-35 Roma 11:11-24.
3)
Cara Kristus menyelamatkan.
Ia
menyelamatkan kita dari dosa dengan jalan mati di atas kayu salib untuk menebus
dosa kita. Karena Ia mau mati untuk menebus dosa inilah maka Ia harus dilahirkan
(Mat 20:28 - “Anak manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi
banyak orang”).
Ada orang yang
mengatakan:
· “Yesus
mati supaya kita bisa hidup”.
· “Anak
Allah menjadi manusia, supaya manusia bisa menjadi anak Allah”.
4)
Secara tidak langsung Mat 1:21 ini menunjukkan bahwa kalau Yesus tidak
datang, maka umat manusia tidak akan bisa selamat.
Kalau memang
sudah ada atau akan ada jalan keselamatan yang lain, apa perlunya Yesus datang
ke dalam dunia, menderita dan mati disalib untuk menebus dosa? Hanya untuk
memberikan tambahan jalan satu lagi padahal sudah ada banyak jalan? Itu bodoh
dan konyol. Yang benar adalah: karena tidak ada jalan lain untuk selamat, maka
Yesus datang ke dalam dunia dan mati disalib untuk menebus dosa, supaya tersedia
jalan keselamatan satu-satunya bagi manusia!
Penerapan:
· jangan
mencari jalan keselamatan di luar Kristus. Kalau mau selamat, datanglah dan
percayalah kepada Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan.
· banyaklah
dan tekunlah dalam memberitakan Injil, bahkan dalam gereja (ingat akan lalang
di antara gandum!), karena tanpa ini manusia akan masuk ke neraka.
1)
Golongan Herodes.
a)
Diri Herodes (Herodes yang Agung).
Ia adalah orang
Idumea dan sebetulnya ia adalah seorang raja yang hebat, tetapi ia sangat mudah
curiga dan kejam luar biasa. Ia bahkan membunuh istrinya sendiri, ibu mertuanya
dan 3 anak laki-lakinya karena curiga bahwa mereka mau merebut tahtanya.
Sampai-sampai saat itu ada kata-kata dari kaisar yang berbunyi: ‘Lebih baik
menjadi babinya Herodes dari pada menjadi anak laki-lakinya’. Mengapa? Karena
Herodes, yang ingin menyenangkan orang Yahudi, memang tidak makan babi. Jadi
kalau menjadi babinya aman. Tetapi menjadi anak laki-lakinya resikonya besar
untuk dicurigai dan lalu dibunuh.
Catatan:
dalam bahasa Yunani, kata ‘anak laki-laki’ adalah HUIOS, sedangkan kata
‘babi’ adalah HUOS, sehingga dalam bahasa Yunani kata-kata kaisar itu
membentuk syair.
Bisakah saudara
bayangkan bagaimana reaksinya ketika mendengar dari orang-orang Majus bahwa ada
raja orang Yahudi yang baru dilahirkan?
Semua orang
tahu akan kekejamannya dan karena itu ketika ia mendengar dari orang-orang Majus
tentang raja yang baru lahir, dikatakan oleh Kitab Suci bahwa ‘terkejutlah
ia beserta seluruh Yerusalem’ (Mat 2:3).
Kata
‘terkejut’ di sini salah terjemahan; seharusnya adalah ‘terganggu’.
KJV/RSV/NASB: ‘was
troubled’ (= terganggu).
NIV: ‘was
disturbed’ (= terganggu).
Perhatikan
bahwa ay 3 itu mengatakan bahwa bukan hanya Herodes saja yang merasa terganggu,
tetapi juga seluruh Yerusalem. Mengapa? Karena seluruh Yerusalem, yang sudah
mengenal watak Herodes, takut akan reaksi Herodes karena adanya Raja yang baru
lahir itu.
b)
Sikapnya terhadap Tuhan Yesus.
Ia menganggap
kehadiran Tuhan Yesus ‘mengganggu’ kehidupannya / kedudukannya sehingga ia
menentang Tuhan Yesus dan ingin membunuhNya.
Perlu
diketahui bahwa orang yang memusuhi Yesus belum tentu memusuhi gereja. Herodes
membangun Bait Allah, tetapi ia memusuhi Yesus. Jadi bisa saja saudara pro pada
gereja / kekristenan (simpatisan kristen), tetapi memusuhi Yesus!
Yesus datang ke
dalam dunia untuk menyelamatkan umat manusia, tetapi Herodes salah sangka
terhadap maksud baik Yesus itu, dan ia justru memusuhi Yesus!
Penerapan:
Apakah saudara
adalah orang yang menolak Tuhan Yesus karena saudara merasa bahwa Tuhan Yesus
‘mengganggu’ hidup saudara? Ada macam-macam cara melalui mana saudara bisa
merasakan Yesus sebagai gangguan, seperti:
· Mungkin
agama saudara bertentangan dengan Yesus, dan karena itu saudara menganggap Yesus
sebagai gangguan.
· Mungkin
saudara merasa Yesus mengganggu kenikmatan hidup saudara karena Yesus melarang
saudara berzinah.
· Mungkin
saudara merasa Yesus mengganggu acara piknik saudara pada hari Minggu karena Ia
menyuruh saudara untuk berbakti di gereja.
· Mungkin
saudara merasa Yesus mengganggu pekerjaan saudara karena Ia melarang saudara
berdusta dan menyuruh saudara untuk hidup jujur.
· Mungkin
saudara merasa Yesus mengganggu pelajaran sekolah saudara karena ia melarang
saudara tidak jujur pada waktu ulangan / ujian.
· Mungkin
saudara merasa Yesus mengganggu saudara dalam persoalan pacaran karena Ia
melarang saudara berpacaran dengan orang yang tidak seiman.
· Mungkin
saudara merasa Yesus mengganggu kehidupan keluarga saudara karena keluarga
saudara selalu aktirf di gereja sehingga menyebabkan saudara kesepian.
Kalau hal-hal
seperti ini menyebabkan saudara lalu menolak Yesus, saudara tidak berbeda dengan
Herodes!
Kalau saudara
adalah orang seperti Herodes, ingatlah bahwa Yesus datang ke dalam dunia dengan
maksud baik, yaitu untuk menyelamatkan dunia dari dosa. Kalau saudara terus
membiarkan diri saudara salah paham tentang hal ini, dan terus memusuhi Yesus,
maka akhirnya saudara tidak akan diselamatkan, dan saudara akan mengalami
hukuman kekal karena dosa-dosa saudara! Karena itu bertobatlah dan datanglah
kepada Yesus, dan terimalah Dia sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara!
Illustrasi:
Ada seorang petani yang mempunyai seekor anjing yang setia. Suatu hari petani
itu mempunyai anak, dan pada waktu ia pergi ke sawah untuk bertani, ia
meninggalkan bayinya dalam kamar beserta anjingnya. Pada waktu ia pulang dari
sawah, anjingnya menyambutnya dengan mulut berlumuran darah. Ia kaget sekali dan
menduga bahwa anjing itu telah membunuh bayinya. Ia marah sekali dan lalu
memukuli anjing itu sampai mati. Tetapi pada waktu ia masuk ke kamar, ternyata
bayi itu ada dalam keadaan sehat, dan di dekatnya ada bangkai seekor ular. Jadi
anjing itu membela bayi itu dengan bertarung dengan ular itu dan membunuhnya.
Anjing itu melakukan sesuatu yang sangat baik dan mulia, tetapi karena salah
sangka, petani itu justru membunuhnya.
Ada banyak
orang memusuhi Yesus karena salah sangka seperti ini! Yesus datang ke dalam
dunia dengan maksud yang baik / mulia, yaitu untuk mati disalib bagi dosa dunia.
Tetapi banyak orang salah sangka dan menganggap Yesus sebagai gangguan.
2)
Golongan Imam dan ahli Taurat.
Mereka adalah
rohaniwan / tokoh agama, dan mereka adalah orang-orang yang melayani Tuhan,
mengerti dan bahkan hafal Firman Tuhan (ay 4-6). Mereka mau dan bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang Firman Tuhan, dan mereka mengutip Mikha 5:1
untuk menjawab pertanyaan Herodes / orang-orang Majus (ay 4-6). Ini
menunjukkan bahwa mereka banyak belajar dan hafal akan Kitab Suci.
Tetapi
imam-imam dan ahli-ahli Taurat yang tahu banyak tentang Firman Tuhan / Mesias
ini, tidak mau pergi ke Betlehem untuk mencari Mesias. Mereka acuh tak acuh
terhadap diri Tuhan Yesus sendiri.
Illustrasi:
Sikap imam-imam dan ahli-ahli Taurat ini sama gilanya dengan pemuda yang datang
ke rumah seorang gadis secara rajin, mempunyai dan menjalin hubungan yang baik
dengan keluarga gadis itu, mempelajari dan mengerti banyak tentang gadis itu,
mau melayani gadis itu, tetapi terhadap diri gadis itu sendiri ia acuh tak acuh
/ tak ada hubungan.
Penerapan:
Banyak orang
Kristen yang mempunyai jabatan tinggi dalam gereja / sudah melayani Tuhan,
mengerti banyak tentang Firman Tuhan, tetapi tidak mempunyai hubungan pribadi
dengan Tuhan, dan tidak pernah ‘datang’ kepada Yesus. Mereka punya interest
terhadap segala sesuatu dalam gereja (pendetanya, aliran gerejanya,
aktivitasnya, jemaatnya, dsb) tetapi mereka acuh tak acuh terhadap diri Yesus
sendiri. Orang seperti ini bisa menyusup dalam segala golongan dalam gereja,
mulai anak sekolah minggu sampai pendeta!
Kalau saudara
adalah orang kristen yang seperti ini, jangan pernah harap bahwa kekristenan
yang kosong seperti itu bisa menyelamatkan saudara! Karena yang paling utama
dalam kekristenan adalah hubungan pribadi / pengenalan terhadap Yesusnya! Bdk.
Mat 7:21-23!
3)
Golongan orang-orang Majus.
a)
Hal-hal yang tidak kita ketahui tentang orang-orang Majus ini:
1.
Tidak diketahui dengan jelas dari mana datangnya orang-orang Majus ini. Kitab
Suci hanya mengatakan bahwa mereka datang ‘dari Timur’.
2.
Juga tidak diketahui berapa jumlah orang-orang Majus ini.
Kitab Suci
tidak pernah mengatakan bahwa mereka berjumlah 3 orang! Persembahan mereka yang
3 macam, yaitu emas, kemenyan dan mur, tidak membuktikan bahwa mereka ada 3
orang!
b)
Orang-orang Majus ini kontras sekali dengan gembala-gembala yang datang pada
waktu kelahiran Yesus (Luk 2:8-dst).
Orang-orang
Majus:
Para gembala:
- bukan orang
Yahudi.
- orang Yahudi.
- kaya (mereka
memberi emas!). - miskin.
-
berpendidikan.
- tidak berpendidikan.
Ini menunjukkan
2 hal:
1.
Bahwa Injil diberitakan kepada gembala maupun orang Majus, menunjukkan bahwa
Injil harus diberitakan kepada semua golongan (bangsa apapun, tingkat ekonomi
dan pendidikan yang bagaimanapun).
Renungkan:
adakah golongan yang saudara anak tirikan dalam pemberitaan Injil? Bangsa / suku
bangsa tertentu? Golongan yang miskin? Golongan yang tidak berpendidikan?
2.
Orang dari golongan apapun boleh datang kepada Kristus.
Bandingkan
dengan Yoh 6:37b yang berbunyi: “barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak
akan Kubuang”.
c)
Mereka mendapat petunjuk ‘bintang’ (ay 2,9,10).
Apakah ini
berarti bahwa orang Kristen boleh percaya / main-main dengan Astrology? Dalam
mempersoalkan hal ini, perlu diingat bahwa Astrology / Horoscope berbeda dengan
Astronomy / Ilmu Perbintangan.
1.
Astronomy berasal dari 2 kata bahasa Yunani yaitu ASTRON (= bintang) + NOMOS (=
hukum). Ini menunjuk pada ilmu perbintangan, dan ini tentu tidak dilarang dalam
kekristenan.
2.
Astrology berasal dari 2 kata bahasa Yunani juga, yaitu ASTRON (= bintang) +
LOGOS (= kata, ucapan, ajaran). Ini menunjuk pada ramalan yang didasarkan atas
posisi bintang, atau yang lazim kita kenal dengan nama Horoscope. Ini secara
explicit dilarang dalam Kitab Suci / kekristenan, yaitu dalam Yes 47:13-15
yang berbunyi sebagai berikut: “Engkau telah payah karena banyaknya
nasihat! Biarlah tampil dan menyelamatkan engkau orang-orang yang
meneliti segala penjuru langit, yang menilik bintang-bintang dan yang pada
setiap bulan baru memberitahukan apa yang akan terjadi atasmu! Sesungguhnya,
mereka sebagai jerami yang dibakar api; mereka tidak dapat melepaskan nyawanya
dari kuasa nyala api; api itu bukan bara api untuk memanaskan diri, bukan api
untuk berdiang! Demikianlah faedahnya bagimu dari tukang-tukang jampi itu, yang
telah kaurepotkan dari sejak kecilmu; masing-masing mereka terhuyung-huyung ke
segala jurusan, tidak ada yang dapat menyelamatkan engkau”.
Sekarang, kalau
Astrology / Horoscope itu memang dilarang, lalu bagaimana mungkin Tuhan
memberi petunjuk kepada orang-orang Majus itu dengan menggunakan sebuah bintang?
Calvin menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa ‘bintang’ itu
bukanlah bintang biasa, karena ay 9 menunjukkan bahwa ‘bintang’ itu
mempunyai ‘kelakuan’ yang tidak seperti bintang-bintang yang lain.
Ay 9: “Setelah
mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang
mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas
tempat, di mana Anak itu berada”.
Dimana ada
bintang yang mempunyai ‘kelakuan’ seperti itu? Jadi ini pasti bukan bintang
biasa, tetapi ini adalah suatu mujijat yang merupakan alat Tuhan untuk
memberi petunjuk kepada orang-orang Majus. Karena itu jelaslah bahwa hal ini
tidak boleh dijadikan sebagai dasar untuk membenarkan Astrology / Horoscope!
d)
Mereka tidak mengerti Firman Tuhan (sehingga harus bertanya-tanya kepada
Herodes); mereka hanya mendapat petunjuk ‘bintang’, tetapi mereka lalu
mencari Yesus, rela berkorban dalam menempuh jarak jauh, sehingga akhirnya
menemukan Yesus.
Alangkah
kontrasnya golongan ini dengan golongan imam-imam dan ahli-ahli Taurat, yang
sekalipun mengerti banyak tentang Firman Tuhan, tetapi acuh tak acuh terhadap
Yesus sendiri.
Penerapan:
· sekalipun
saudara tidak terlalu mengerti Firman Tuhan, dan sekalipun saudara adalah orang
yang bodoh, kalau saudara mempunyai hati yang betul-betul mencari Tuhan dan
kebenaran, Tuhan pasti akan menunjukkan jalan yang benar kepada saudara!
· sekalipun
saudara tidak tahu terlalu banyak tentang kekristenan, asal saudara tahu bahwa
Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, yang lalu mati di salib untuk dosa
saudara, maka tanggapilah hal itu dengan datang kepada Yesus!
e)
Mereka menemukan bayi Yesus dalam sebuah rumah (ay 11).
Bahwa di sini
dikatakan kalau bayi itu ada di dalam sebuah rumah, menunjukkan bahwa
orang-orang Majus ini tidak pernah bertemu dengan para gembala, karena para
gembala mengunjungi Yesus pada waktu Yesus masih ada di tempat hewan (Luk
2:16 - ‘berbaring dalam palungan’).
Penerapan:
Karena itu
hati-hatilah pada waktu mengadakan drama Natal, supaya tidak mempertemukan
orang-orang Majus dengan para gembala di kandang Yesus!
f)
Mereka menyembah Yesus (ay 2,11).
1.
Perhatikan bahwa mereka bukan menyembah Maria, dan bukan juga Yesus dan Maria,
tetapi hanya Yesus saja!
Perhatikan
komentar dari C. H. Spurgeon tentang bagian ini:
The old
Reformers used to say, “Here is a bone that sticks in the throat of the
Romanists, and they can neither get it up nor down, for it does not say, ‘They
saw Mary and the young child’, the young child is put first, they came to see
him; and it does not say that ‘they fell down and worshipped them’” If
ever there was an opportunity for Mariolatry, surely this was the one,
when the child was as yet newly-born, and depended so much upon his
mother. Why did not the magi say “Ave Maria!” and commence at once their
Mariolatry? Ay, but these were wise men; they were not priests from Rome,
else might they have done it [= Tokoh-tokoh
Reformasi kuno sering berkata: “Ini adalah tulang yang menyangkut di
tenggorokan orang Roma (Katolik), dan mereka tidak dapat mengeluarkannya ataupun
menelannya, karena ayat itu tidak berkata: ‘Mereka melihat Maria dan bayi
itu’, bayi itu disebut lebih dulu, mereka datang untuk melihat dia; dan ayat
itu tidak berkata bahwa ‘mereka tersungkur dan menyembah mereka’”. Kalau
ada kesempatan untuk melakukan penyembahan terhadap Maria, maka sebetulnya
inilah kesempatannya, dimana bayi itu baru dilahirkan, dan sangat bergantung
kepada ibuNya. Mengapa orang-orang Majus itu tidak berkata “Salam Maria!”
dan langsung memulai penyembahan terhadap Maria? Ah, tetapi mereka ini adalah
orang-orang yang bijaksana; mereka bukan pastor-pastor dari Roma, karena
kalau demikian mereka mungkin sudah melakukannya] -
‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’ , vol 3, hal 34.
Catatan:
Perlu saudara ketahui bahwa dalam terjemahan KJV kata-kata ‘orang-orang
majus’ dalam Mat 2:1 diterjemahkan ‘wise men’ (= orang-orang
yang bijaksana).
2.
Mereka menyembah Yesus sekalipun mereka melihat:
· Seorang
bayi yang lemah dan tidak berdaya.
Betul-betul
membutuhkan iman yang luar biasa untuk mau menyembah seorang bayi seperti itu!
· Orang
tua Yesus miskin, bukan bangsawan / raja, dan bayi itu ada di dalam sebuah rumah
(ay 11), bukan istana.
Keadaan Yusuf
dan Maria yang miskin dan tidak punya kedudukan apa-apa, dan tempat sederhana
yang menjadi tempat tinggal Bayi itu, ternyata tidak menjadi halangan bagi
orang-orang Majus itu untuk percaya bahwa bayi miskin itu adalah Raja! Ini
lagi-lagi menunjukkan iman yang luar biasa!
Penampilan
lahiriah Yesus ini sesuai dengan nubuat dalam Yes 53:2b yang berbunyi ‘Ia
tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia’,
tetapi mereka toh mau menyembahNya (bdk. Mat 13:53-56 yang menunjukkan
bahwa banyak orang tidak percaya kepada Yesus karena melihat penampilan
lahiriahNya).
Penerapan:
Jangan menilai
agama, buku (warnanya, bentuknya, cetakannya), gereja (besarnya dan indahnya
gedungnya), pendeta (gelarnya, gagahnya), orang kristen, berdasarkan penampilan
lahiriahnya! Ingat bahwa penampilan lahiriah seringkali menipu!
g)
Mereka memberi persembahan yaitu: emas, kemenyan, mur (ay 11).
Origen (dan
banyak penafsir lain) menganggap emas sebagai persembahan untuk seorang raja,
kemenyan sebagai persembahan untuk Allah, dan mur sebagai persembahan untuk
manusia.
William Barclay
(dan banyak penafsir lain) menganggap emas sebagai persembahan untuk seorang
raja, kemenyan sebagai persembahan untuk seorang imam, dan mur sebagai
persembahan untuk orang mati (bdk. Yoh 19:39).
Tetapi Calvin
tidak menyetujui tafsiran-tafsiran seperti ini, dan menganggap bahwa
tafsiran-tafsiran ini tidak mempunyai dasar. Calvin hanya menganggap bahwa
orang-orang Majus ini tentu memberikan barang-barang terbaik dari negeri mereka,
sama seperti Yakub memberikan persembahan kepada penguasa Mesir barang-barang
terbaik di Kanaan (Kej 43:11).
Penerapan:
Kalau saudara memang percaya kepada Yesus, berikan yang terbaik kepadaNya!
Ada 3 golongan manusia dengan
sikapnya yang berbeda-beda terhadap lawatan Allah dalam Natal / kedatangan
Yesus. Yang mana menjadi sikap saudara?
-AMIN-
e-mail us at [email protected]