(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)
Minggu, tgl 25 Agustus 2024, pk 09.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
Matius 7:15-23(2)
ciri-ciri nabi palsu(1)
Mat 7:15-23 - “(15) ‘Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. (16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (17) Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. (18) Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. (19) Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. (21) Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.
II) Ciri-ciri dari nabi-nabi palsu (ay 16-20).
1) Kalau kita hanya melihat dari text ini maka ciri nabi-nabi palsu adalah buah yang buruk.
Ay 16-20: “(16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (17) Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. (18) Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. (19) Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”.
Dikatakan di sini bahwa dari buahnya kita bisa mengenal mereka. Apa artinya ‘buah’? Ada yang mengartikan ‘ajaran’, ada lagi yang mengatakan ‘kehidupan’. Yang mana benar? Para penafsir pro kontra tentang hal ini:
a) Ada yang mengatakan ‘buah’ itu adalah ajaran.
The Biblical Illustrator: “It is not always easy to detect which are the true prophets, and which the false; but though difficult, they may be detected. Their plausible guises are among their marks. Some under-estimate errors in matters of doctrine.” [= Tidak selalu mudah untuk mendeteksi yang mana yang adalah nabi-nabi yang benar, dan yang mana yang palsu; tetapi sekalipun sukar, mereka bisa dideteksi. Penampilan lahiriah / kepura-puraan mereka yang kelihatannya meyakinkan ada di antara ciri-ciri mereka. Beberapa / sebagian orang meremehkan kesalahan-kesalahan dalam persoalan-persoalan doktrin.].
Lenski: “Commentators are divided in their opinions as to what Jesus means by ‘the fruits’ of the false prophets. Some say, their doctrines; others, their works; still others, doctrines and works combined. The answer is found in Isa. 8:20; 1 John 4:1; Heb. 13:9; 2 John 9, 11; Matt. 15:9; Titus 1:9–12: the fruits of the prophet are undoubtedly the doctrines he teaches. The fact that his own personal works are not the criterion by which we can without fail judge him is established by 24:24 (‘great signs and wonders’); Deut. 13:1–3 (to the same effect); Matt. 23:1–3 (we are to observe what the scribes and Pharisees bid us do, not what they themselves do). True prophets often manifest sins and faults in their lives; false prophets often have the appearance of holiness as a part of their sheep’s clothing. God alone is able to judge men’s hearts and to distinguish hypocritical from genuine works.” [= Penafsir-penafsir terbagi dalam pandangan-pandangan mereka berkenaan dengan apa yang Yesus maksudkan dengan ‘buah-buah’ dari nabi-nabi palsu. Sebagian berkata, doktrin-doktrin / ajaran-ajaran mereka; yang lain, perbuatan-perbuatan mereka; yang lain lagi, doktrin-doktrin / ajaran-ajaran dan perbuatan-perbuatan digabungkan. Jawabannya ditemukan dalam Yes 8:20; 1Yoh 4:1; Ibr 13:9; 2Yoh 9,11; Mat 15:9; Tit 1:9–12: buah-buah dari nabi tak diragukan adalah doktrin-doktrin / ajaran-ajaran yang ia ajarkan. Faktanya bahwa perbuatan-perbuatan pribadinya sendiri bukanlah kriteria dengan mana kita bisa tanpa kemungkinan gagal menilai dia diteguhkan oleh 24:24 (‘tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang dahsyat’); Ul 13:1-3 (dengan arti yang sama); Mat 23:1-3 (kita harus memperhatikan apa yang ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi minta / perintahkan kita lakukan, bukan apa yang mereka sendiri lakukan). Nabi-nabi yang benar sering menunjukkan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan dalam kehidupan mereka; nabi-nabi palsu sering mempunyai penampilan dari kekudusan sebagai suatu bagian dari pakaian domba mereka. Hanya Allah yang bisa menilai hati manusia dan membedakan perbuatan-perbuatan yang munafik dan asli.].
Yes 8:20 - “‘Carilah pengajaran dan kesaksian!’ Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.”.
1Yoh 4:1 - “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.”.
Ibr 13:9 - “Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia dan bukan dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu.”.
2Yoh 9,11 - “(9) Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak. ... (11) Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.”.
Mat 15:9 - “Percuma mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.’”.
Tit 1:9-12 - “(9) dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya. (10) Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, terutama di antara mereka yang berpegang pada hukum sunat. Dengan omongan yang sia-sia mereka menyesatkan pikiran. (11) Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan. (12) Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: ‘Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas.’”.
Mat 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.”.
Ul 13:1-3 - “(1) Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, (2) dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, (3) maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.”.
Mat 23:1-3 - “(1) Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-muridNya, kataNya: (2) ‘Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. (3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.”.
Saya tidak menerima kata-kata Lenski di atas, karena ia menafsir hanya menggunakan ayat-ayat di luar Mat 7:15-23 itu, tanpa melihat kontext itu sendiri. Memang ada banyak ayat yang menunjukkan bahwa ciri-ciri dari nabi palsu adalah ajaran / doktrin yang sesat, dan saya tidak meragukan hal itu. Tetapi bukan itu yang dibicarakan dalam Mat 7:16-20 ini!
Lenski: “The argument that the thing to be judged (doctrine) cannot be the criterion by which it is judged (again doctrine) is untenable. Every prophet appeals to the Word, the Scriptures. That is what makes him a prophet. Those who reject the Word are outside of the church. ... Every prophet, therefore, is judged as to his doctrines by the Word to which he himself is constrained to appeal. To object that common Christians are too ignorant to apply this criterion is unwarranted; for the gift to discern the spirits is ample in the church and takes care of babes and all immature Christians.” [= Argumentasi bahwa hal yang harus dinilai (doktrin / ajaran) tidak bisa menjadi kriteria dengan mana itu dinilai (lagi-lagi doktrin / ajaran) tidak bisa dipertahankan. Setiap nabi ‘naik banding’ pada Firman, Kitab Suci. Itu adalah apa yang membuat dia seorang nabi. Mereka yang menolak Firman ada di luar gereja. ... Karena itu, setiap nabi, dinilai berkenaan dengan doktrin-doktrin / ajaran-ajaran oleh Firman pada mana ia sendiri dipaksa untuk naik banding. Keberatan bahwa orang-orang Kristen pada umumnya terlalu bodoh untuk menerapkan kriteria ini tak bisa dibenarkan; karena karunia untuk membedakan roh cukup / banyak dalam gereja dan menjaga supaya bayi-bayi dan semua orang-orang Kristen yang belum dewasa aman.].
Calvin: “It now remains to be seen, what are the ‘fruits’ which Christ points out. Those who confine them to the life are, in my opinion, mistaken. As pretended sanctity, and I know not what masks belonging to greater austerity of life, are frequently held out by some of the worst impostors, this would be a very uncertain test. Their hypocrisy, I do own, is at length discovered; for nothing is more difficult than to counterfeit virtue. But Christ did not intend to submit his doctrine to a decision so unjust in itself, and so liable to be misunderstood, as to have it estimated by the life of men.” [= Sekarang tersisa untuk dimengerti, apa ‘buah-buah’ yang ditunjuk / disebut oleh Kristus. Mereka yang membatasi ‘buah-buah’ pada kehidupan, dalam pandangan saya, salah. Karena kekudusan yang pura-pura, dan saya tidak tahu apa lagi topeng-topeng yang merupakan bagian dari kedisiplinan yang lebih besar dari kehidupan, sering ditunjukkan oleh sebagian dari penipu-penipu yang terburuk, ini merupakan ujian yang sangat tidak pasti. Kemunafikan mereka, saya akui, pada akhirnya akan dinyatakan; karena tidak ada yang lebih sukar dari pada memalsukan kebaikan / sifat baik. Tetapi Kristus tidak bermaksud untuk menyerahkan / menundukkan ajaranNya pada suatu keputusan yang begitu tidak benar dalam dirinya sendiri, dan begitu beresiko untuk disalah-mengerti, sehingga menyuruhnya menilai dengan menggunakan kehidupan manusia.].
Catatan: saya menilai Calvin sama saja dengan Lenski dalam hal ini.
Calvin: “Under the ‘fruits’ the ‘manner of teaching’ is itself included, and indeed holds the chief place: for Christ proves that he was sent by God from this consideration, that ‘he seeketh not his own glory, but the glory of the Father who sent him,’ (John 7:18.)” [= Dengan / dalam ‘buah-buah’ ‘cara pengajaran’ sendiri tercakup, dan bahkan memegang tempat terutama: karena Kristus membuktikan bahwa Ia diutus oleh Allah dari pertimbangan ini, bahwa ‘Ia tidak mencari kemuliaanNya sendiri, tetapi kemuliaan Bapa yang mengutus Dia’, (Yoh 7:18).].
Calvin: “Let us remember, however, that all doctrines must be brought to the Word of God as the standard, and that, in judging of false prophets, the rule of faith holds the chief place.” [= Tetapi hendaklah kita mengingat, bahwa semua doktrin / ajaran harus dibawa pada Firman Allah sebagai standard / tolok ukur, dan bahwa, dalam menilai nabi-nabi palsu, peraturan iman memegang tempat terutama.].
Calvin (tentang Luk 6:45): “Believers ought to examine carefully what kind of doctrine is taught by those who profess to be the servants of God. ‘Titles (he says) are of little value, till the speaker give actual evidence that he is sent by God.’” [= Orang-orang percaya harus memeriksa dengan hati-hati jenis doktrin / ajaran apa yang diajarkan oleh mereka yang mengaku sebagai pelayan-pelayan Allah. ‘Gelar-gelar (ia katakan) kecil nilainya, sampai si pembicara memberikan bukti yang sungguh-sungguh bahwa ia diutus oleh Allah’.].
b) Ada yang mengatakan ‘buah’ itu adalah kehidupan.
IVP Bible Background Commentary: “Jesus teaches that if they do not live right, they are false (Matt 7:21-23). Cf. Luke 6:43-45.” [= Yesus mengajar bahwa jika mereka tidak hidup benar, mereka palsu (Mat 7:21-23). Bdk. Luk 6:43-45.].
Luk 6:43-45 - “(43) ‘Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. (44) Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. (45) Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.’”.
Catatan: dilihat dari kontextnya terlihat dengan jelas bahwa text ini paralel dengan ay 16-20.
UBS NT Handbook Series: “As before, fruits means actions, behavior, or conduct.” [= Seperti sebelumnya, ‘buah-buah’ berarti tindakan-tindakan, kelakuan, atau tingkah laku.].
Pulpit Commentary: “The fruits of their doctrine may be tested in their lives. The works of a man are the tongue of his heart. He cannot be trusted to show the narrow way who is walking in the broad.” [= Buah-buah dari doktrin / ajaran mereka bisa diuji dalam kehidupan mereka. Perbuatan-perbuatan dari seorang manusia adalah lidah dari hatinya. Ia tidak bisa dipercayai untuk menunjukkan jalan yang sempit kalau ia berjalan di jalan yang lebar.].
Pulpit Commentary: “Their appearance and their claims are no proof of their true character. It may seem difficult to recognize this, yet there is a sure way of doing so, by their life. The emphasis of the sentence is on ‘by their fruits.’” [= Penampilan mereka dan claim mereka bukanlah bukti dari karakter mereka yang sebenarnya. Kelihatannya sukar untuk mengenali hal ini, tetapi disana ada suatu jalan yang pasti untuk melakukan hal itu, oleh / dengan kehidupan mereka. Penekanan dari kalimat itu ada pada ‘oleh buah-buah mereka’.].
Catatan: dalam bahasa Yunaninya kata-kata ‘oleh buah-buah mereka’ memang diletakkan pada awal kalimat dalam ay 16.
Barnes’ Notes: “‘Ye shall know them by their fruits.’ The Saviour gives the proper test of their character. People do not judge of a tree by its leaves, or bark, or flowers, but by the fruit which it bears. The flowers may be beautiful and fragrant, the foliage thick and green; but these are merely ornamental. It is the ‘fruit’ that is of chief service to man; and he forms his opinion of the nature and value of the tree by that fruit. So of pretensions to religion. The profession may be fair; but the ‘conduct’ - the fruit - is to determine the nature of the principles.” [= ‘Kamu akan mengenal mereka dari buah-buah mereka’. Sang Juruselamat memberikan ujian yang benar / tepat dari karakter mereka. Orang-orang tidak menilai suatu pohon dari daun-daunnya, atau kulit kayu, atau bunga-bunga, tetapi dari buah yang dihasilkannya. Bunga-bunga mungkin indah dan harum baunya, daun-daunnya tebal dan hijau; tetapi hal-hal ini hanyalah hiasan. Adalah ‘buah’ yang merupakan manfaat utama bagi manusia; dan ia membentuk pandangannya tentang sifat dasar dan nilai dari pohon itu dari buah itu. Begitu juga tentang claim / kepura-puraan dalam agama. Pengakuannya mungkin bagus / indah; tetapi ‘tingkah laku’ - buahnya - harus menentukan sifat dasar / hakekat dari kwalitas hakikinya.].
William Hendriksen: “Character reveals itself. To be sure, the false prophet may be able for a little while to deceive people, and to hide his real face behind a mask of seemingly pious words and deeds. This cannot last. ‘Nothing is more difficult than to counterfeit virtue’ (Calvin). The fruit will show the true character of the tree.” [= Karakter menyatakan dirinya sendiri. Memang pasti, nabi-nabi palsu mungkin bisa untuk sementara waktu menipu orang-orang, dan menyembunyikan wajah sebenarnya di belakang suatu topeng dari kata-kata dan tindakan-tindakan yang kelihatan saleh. Ini tidak bisa bertahan lama. ‘Tidak ada yang lebih sukar dari pada memalsukan kebaikan / sifat baik’ (Calvin). Buah akan menunjukkan karakter sebenarnya dari pohon.].
Misalnya: ada yang kelihatan kasih, sabar, lemah lembut, dsb, tetapi pada waktu diserang pendeta lain, ia bukannya berapologetik (sesuai 1Pet 3:15), tetapi melaporkan pendeta lain itu ke polisi (bertentangan dengan 1Kor 6:1-7)! Katanya ‘mengampuni’ tetapi urusan hukum jalan terus!
Dari dua penafsiran di atas tentang kata ‘buah’, saya memilih pandangan kedua yang menganggap bahwa ‘buah’ menunjuk pada kehidupan orang itu.
Alasan saya:
Mari kita membandingkan ay 16-20 ini dengan Mat 3:8-10 dan Mat 12:33-37. Dua text ini sama-sama berbicara tentang ‘buah’.
Mat 3:8-10 - “(8) Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. (9) Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! (10) Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.”.
Mat 12:33-37 - “(33) Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal. (34) Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati. (35) Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. (36) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. (37) Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.’”.
Perhatikan bahwa ketiga bagian ini mengandung ayat-ayat yang mirip / sama. Jadi, arti ‘buah’ dalam ketiga bagian ini pasti sama, dan jelas bahwa artinya adalah ‘kehidupan’. Saya masih bisa menambahkan Yoh 15:1-7 (pokok anggur dengan ranting-rantingnya) dimana juga ada istilah ‘buah’ dan jelas menunjuk pada pengudusan dalam kehidupan.
Dan yang terutama, arti ini juga cocok dengan kontext yang sedang kita pelajari (lihat ay 21,23 yang menunjukkan kehidupan yang jahat dari nabi palsu).
Ay 21,23 - “(21) Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. ... (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.
Perhatikan bahwa tidak dibicarakan tentang ajaran / cara mereka mengajar, tetapi tentang kehidupan mereka!
Jadi, ciri nabi palsu adalah hidup yang jahat. Tetapi jangan bayangkan bahwa mereka merampok, membunuh, memperkosa dan sebagainya (sekalipun ini juga ada, misalnya pendeta yang melakukan child sexual abuse). Ingat bahwa mereka menyamar sebagai domba!
Contoh kehidupan yang jahat dari nabi-nabi palsu:
1. Mengejar keuntungan.
Yes 56:10-12 - “(10) Sebab pengawal-pengawal umatKu adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; (11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali. (12) ‘Datanglah,’ kata mereka, ‘aku akan mengambil anggur, baiklah kita minum arak banyak-banyak; besok akan sama seperti hari ini, dan lebih hebat lagi!’”.
Yer 8:10 - “Sebab itu Aku akan memberikan isteri-isteri mereka kepada orang lain, ladang-ladang mereka kepada penjajah. Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar, semuanya mengejar untung; baik nabi maupun imam, semuanya melakukan tipu.”.
Mikha 3:11 - “Para kepalanya memutuskan hukum karena suap, dan para imamnya memberi pengajaran karena bayaran, para nabinya menenung karena uang, padahal mereka bersandar kepada TUHAN dengan berkata: ‘Bukankah TUHAN ada di tengah-tengah kita! Tidak akan datang malapetaka menimpa kita!’”.
Tit 1:11 - “Orang-orang semacam itu harus ditutup mulutnya, karena mereka mengacau banyak keluarga dengan mengajarkan yang tidak-tidak untuk mendapat untung yang memalukan.”.
2Pet 2:3 - “Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.”.
William Barclay: “The basic fault of false prophets is self-interest. True shepherds care for the flock more than they care for their own lives; wolves care for nothing but to satisfy their own gluttony and their own greed. False prophets are in the business of teaching not for what they can give to others, but for what they can get out of it for themselves.” [= Kesalahan dasar dari nabi-nabi palsu adalah keegoisan / keuntungan pribadi. Gembala-gembala yang benar mengurus / memikirkan kawanan domba lebih dari pada mereka mengurus / memikirkan kehidupan mereka sendiri; serigala-serigala tidak mempedulikan apapun kecuali untuk memuaskan kerakusan dan ketamakan mereka sendiri. Nabi-nabi palsu ada dalam kesibukan / pekerjaan pengajaran bukan untuk apa yang bisa mereka berikan kepada orang-orang lain, tetapi untuk apa yang bisa mereka dapatkan darinya untuk diri mereka sendiri.].
Yeh 34:1-6 - “(1) Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: (2) ‘Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? (3) Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. (4) Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. (5) Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-dombaKu berserak (6) dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-dombaKu berserak, tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya.”.
Contoh:
a. Pendeta-pendeta yang memang mendirikan gereja sebagai bisnis!
Pendeta-pendeta yang menganut theologia kemakmuran jelas termasuk di sini. Tetapi mereka biasanya menutupi hal ini dengan kedok / dalih, bahwa semua kekayaan mereka merupakan berkat Tuhan, dan mereka mengatakan bahwa ini justru menunjukkan bahwa mereka adalah nabi-nabi asli!
b. Dalam banyak gereja, biasanya dalam kalangan Pentakosta / Kharismatik, kalau pendeta / gembala mati, istrinya menggantikan menjadi pendeta / gembala! Yang saya bicarakan adalah istri ini. Apakah istri itu menjadi pendeta / gembala karena panggilan Tuhan? Atau hanya karena gereja itu menghasilkan banyak uang, sehingga istri itu mengangkat dirinya sendiri menjadi pendeta / gembala? Gereja bukan ‘kerajaan’!
c. Pendeta-pendeta yang menjadi Youtuber!
Masa pandemi ini membawa keuntungan karena orang-orang dari gereja-gereja yang sesat bisa mendengar khotbah dari pendeta-pendeta yang benar. Tetapi juga membawa kerugian / bencana.
Pendeta-pendeta yang memasukkan khotbah-khotbahnya ke Youtube mendapat uang dari Youtube (karena iklan-iklan yang dimasukkan Youtube ke khotbah-khotbah itu). Dan uang memang berbahaya, karena setelah dapat uang, hampir selalu pendeta itu ingin uang lebih banyak lagi! Dan akhirnya pendeta-pendeta yang tadinya benar, menjadi Youtuber! Ini sesuatu yang betul-betul menyedihkan!
Memang saya juga memasukkan khotbah-khotbah saya ke Youtube, tetapi saya bukan Youtuber! Bedanya apa? Saya menekankan isi khotbah saya di tempat terutama, dan saya tak peduli apakah nanti yang menonton sedikit atau banyak. Saya tidak mau ada iklan di tengah-tengah khotbah saya. Itu memang bisa diset, dan saya minta Chandra (jemaat yang meng-upload khotbah saya ke Youtube) untuk mengeset sehingga hanya ada iklan di awal dan akhir dari khotbah!
Bagaimana dengan video tentang Maxi dan Mini (2 anjing pug saya) yang saya masukkan Youtube? Kalau itu memang saya tidak ada maksud untuk mengajar, itu hanya untuk hiburan saja karena 2 anjing itu lucu sekali. Saya juga kepingin buat video tentang saya makan duren di Malaysia, tetapi repotnya kalau sudah makan duren tak ada yang mau shooting videonya! Tak ada masalah dengan video-video seperti ini; ini memang bukan pengajaran. Kalau ada pendeta jalan-jalan ke luar kota / luar negeri, dan lalu membuat video, dan memasukkannya ke Youtube, itu bukan masalah bagi saya. Atau membuat video tentang suatu pesta dan sebagainya, itu lagi-lagi bukan masalah. Yang saya tekankan adalah video-video yang sifatnya rohani / pengajaran!
Nah, pendeta yang jadi Youtuber tidak peduli dengan konten / isi khotbahnya, yang penting thema yang bombastis / disenangi orang, karena tujuan mereka bukan mendidik / mengajar firman, tetapi uang dari Youtube itu. Mereka membuat video sebanyak mereka bisa, tak peduli isinya bagaimana, dan mereka memang tidak mengadakan persiapan untuk khotbah itu. Mereka memasukkan iklan di tengah-tengah khotbah, dan dengan demikian secara menjengkelkan mengganggu penonton khotbahnya sendiri, hanya untuk mendapatkan uang lebih banyak!
Sebaiknya para pendeta ini merenung untuk introspeksi: Tuhan panggil aku jadi pendeta atau jadi Youtuber? Apakah aku makin lama makin mirip dengan Yudas Iskariot yang menjual gurunya hanya untuk mendapatkan 30 keping perak?
1Tim 6:6-11 - “(6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. (7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. (9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. (10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. (11) Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.”.
2. Baik kepada orang yang menguntungkan.
Ini jelas sangat berhubungan dengan point no 1. di atas.
Mikha 3:5 - “Beginilah firman TUHAN terhadap para nabi, yang menyesatkan bangsaku, yang apabila mereka mendapat sesuatu untuk dikunyah, maka mereka menyerukan damai, tetapi terhadap orang yang tidak memberi sesuatu ke dalam mulut mereka, maka mereka menyatakan perang.”.
3. Hidup untuk perut mereka.
Mikha 3:5 - “Beginilah firman TUHAN terhadap para nabi, yang menyesatkan bangsaku, yang apabila mereka mendapat sesuatu untuk dikunyah, maka mereka menyerukan damai, tetapi terhadap orang yang tidak memberi sesuatu ke dalam mulut mereka, maka mereka menyatakan perang.”.
Ro 16:18 - “Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya.”.
Yudas 1:12 - “Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.”.
4. Pendeta-pendeta yang pasang tarif untuk khotbahnya! Lalu minta dijemput mobil mewah, tidur di hotel bintang 5 dan sebagainya.
5. Hidup secara terpisah dari dunia.
Kalau point-point di atas itu extrim kiri, maka point ini extrim kanan!
William Barclay: “Teaching is false if it divorces religion and life. Any teaching which removes the Christian from the life and activity of the world is false. That was the mistake the monks and the hermits made. It was their belief that to live the Christian life they must retire to a desert or to a monastery, that they must cut themselves off from the engrossing and tempting life of the world, that they could only be truly Christian by ceasing to live in the world.” [= Pengajaran adalah palsu / salah jika itu menceraikan / memisahkan agama dan kehidupan. Ajaran apapun yang menyingkirkan orang Kristen dari kehidupan dan aktivitas dari dunia adalah palsu / salah. Itu adalah kesalahan yang dibuat oleh biarawan-biarawan dan pertapa-pertapa. Merupakan kepercayaan mereka bahwa untuk menjalani kehidupan Kristen, mereka harus menarik / mengucilkan diri ke suatu padang gurun atau ke suatu biara, bahwa mereka harus memutuskan diri mereka sendiri dari keasyikan dan pencobaan dari kehidupan dari dunia, bahwa mereka hanya bisa menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh dengan berhenti hidup dalam dunia.].
Pada zaman sekarang rasanya sudah jarang ada kesesatan seperti ini kecuali dalam agama-agama lain. Tetapi dalam sejarah, kesesatan seperti ini betul-betul ada, dalam kekristenan. Yang paling terkenal adalah Simeon Stylites, yang hidup di atas pilar selama 37 tahun (https://en.wikipedia.org/wiki/Stylite).
Apa kesalahan dari tindakan pengucilan diri seperti ini? Jelas bahwa mereka sangat banyak melakukan dosa-dosa pasif seperti tidak menolong orang, tidak melayani, dan sebagainya. Juga Yesus mengatakan bahwa kita harus menjadi terang dunia dan garam dunia.
Mat 5:13-16 - “(13) ‘Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. (14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. (15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. (16) Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.’”.
Bagaimana kita bisa melakukan perintah Yesus itu kalau kita menjauhi dunia secara total?
Test tentang kehidupan ini sukar dilakukan karena:
a. Kita sukar tahu tentang kehidupan nabi itu.
b. Nabi palsu bisa, dan bahkan biasanya, pura-pura saleh (munafik).
c. Semua nabi asli juga adalah manusia berdosa, dan bisa jatuh ke dalam dosa-dosa yang hebat (Misalnya, Daud berzinah, membunuh, dan sebagainya; Petrus menyangkal Yesus 3 x). Memang sebetulnya, sekalipun nabi palsu maupun asli itu adalah manusia berdosa, tetapi ada bedanya. Nabi asli punya kesungguhan untuk taat, sedih pada waktu jatuh ke dalam dosa, dan sebagainya. Tetapi lagi-lagi perbedaan ini adalah sesuatu yang sukar terlihat.
Test ini hanya bisa kita pakai kalau kita sangat dekat dengan nabi itu sehingga tahu betul-betul tentang hidupnya. Ada berapa orang yang bisa dekat dengan pendetanya, apalagi kalau gerejanya sangat besar?
Kita perlu mempertanyakan hal-hal seperti ini pada waktu kita memperhatikan kehidupannya:
(1) Apakah ia cinta / rindu firman Tuhan, dan meninggikan otoritasnya?
(2) Apakah ia peduli terhadap kebenaran dan kesesatan?
(3) Bagaimana sikapnya terhadap dosanya sendiri? Bangga, cuek, sedih?
(4) Apa tujuan utama dari pelayanannya? Kemuliaan Allah atau diri sendiri, atau uang?
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali