kebaktian online

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Minggu, tgl 8 Mei 2022, pk 09.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

Matius 7:15-23(7)

 

nasib akhir

 

nabi-nabi palsu(2)

 

Mat 7:15-23 - “(15) ‘Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. (16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? (17) Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. (18) Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. (19) Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. (20) Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. (21) Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’.

 

2) Protes / dalih yang tidak berguna.

Ay 22: Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga?.

 

a)      Ada 3 hal yang harus diperhatikan tentang ay 22 ini:

 

1.  Kata-kata ‘Pada hari terakhir’ jelas menunjuk pada hari penghakiman. Ini kelewat jelas kalau kita membaca ay 21-23.

 

William Barclay: At the back of this passage is the idea of judgment. All through it there runs the certainty that the day of reckoning comes. Some people may succeed over a period in maintaining the pretences and the disguises, but there comes a day when the pretences are shown for what they are, and the disguises are stripped away. We may deceive others with our words, but we cannot deceive God. ‘You discern my thoughts from far away,’ said the psalmist (Psalm 139:2). No one can ultimately deceive the God who sees the heart. [= Di belakang text ini ada gagasan tentang penghakiman. Dalam sepanjang / seluruh text ini mengalir kepastian bahwa hari perhitungan itu datang. Sebagian orang-orang bisa berhasil dalam suatu jangka waktu dalam mempertahankan kepura-puraan dan penyamaran, tetapi akan datang suatu hari pada saat kepura-puraan ditunjukkan sebagai apa adanya, dan penyamaran-penyamaran dibukakan / ditelanjangi. Kita bisa menipu orang-orang lain dengan kata-kata kita, tetapi kita tidak bisa menipu Allah. ‘Engkau mengerti pikiran-pikiranku dari jauh’, kata sang pemazmur (Maz 139:2). Tak seorangpun pada akhirnya bisa menipu Allah yang melihat hati.].

 

Maz 139:2 - Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh..

 

Calvin: “‘Many will say to me.’ Christ again summons hypocrites to his judgment-seat, ... So long as they hold a place in his Church, they both flatter themselves and deceive others. He therefore declares, that a day is coming, when he will cleanse his barn, and separate the chaff and straw from the pure wheat. [= ‘Banyak orang akan berkata kepadaKu’. Kristus memanggil bersama-sama orang-orang munafik ke kursi penghakimanNya, ... Selama mereka memegang suatu tempat dalam GerejaNya, mereka mengumpak / menjilat diri mereka sendiri dan menipu orang-orang lain. Karena itu Ia menyatakan, bahwa satu hari sedang mendatang, pada waktu Ia akan membersihkan lumbungNya, dan memisahkan sekam dan jerami dari gandum yang murni.].

 

2.  Sama seperti dalam ay 21, ada lagi penyebutan ‘Tuhan, Tuhan’ dalam ay 22 ini.

 

Pulpit Commentary: “Zeal in the cause of religion is no substitute for religion. The repetition of the word ‘Lord’ suggests earnestness.” [= Semangat dalam perkara agama bukanlah pengganti untuk agama. Pengulangan kata ‘Tuhan’ menyatakan kesungguhan / keseriusan.].

 

Bdk. 2Tim 2:19 - “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya’ dan ‘Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.’”.

 

3.  Sekalipun mereka bernubuat, mengusir setan, dan melakukan banyak mujizat, dan sekalipun mereka melakukan semua itu demi nama Yesus, mereka tetap adalah nabi-nabi palsu.

 

Jadi, janganlah menganggap kata-kata ‘demi nama Yesus’ sebagai jaminan keaslian dari kekristenan / kenabian seseorang. Kalau saya tidak salah, Gilbert yang menganggap mustahil orang berdoa dalam nama Yesus, tetapi setan yang mengabulkan. Mengapa mustahil kalau orangnya memang hanya orang kristen KTP / nabi palsu?

 

b) Apakah tindakan mereka dalam bernubuat, mengusir setan dan melakukan mujizat itu asli atau palsu?

 

Ada banyak penafsir yang mengatakan bahwa semua tindakan mereka ini tidak harus palsu, jadi memang bisa dari Tuhan.

 

Alasan-alasan yang diberikan adalah:

 

1.  Tentang bernubuat:

 

a.       Raja Saul, Bileam, dan Kayafas juga bernubuat.

 

(1)          Tentang raja Saul ada dalam 1Sam 19:20-24.

 

1Sam 19:20-24 - “(20) maka Saul mengirim orang-orang suruhan untuk mengambil Daud. Tetapi orang-orang ini melihat sekumpulan nabi kepenuhan, dengan dikepalai oleh Samuel. Dan Roh Allah hinggap pada orang-orang suruhan Saul, sehingga merekapun kepenuhan seperti nabi. (21) Lalu hal itu diberitahukan kepada Saul; ia mengirim orang-orang suruhan yang lain, tetapi orang-orang itupun juga kepenuhan seperti nabi. Saul mengirim sekali lagi orang-orang suruhan, rombongan yang ketiga, dan orang-orang inipun juga kepenuhan. (22) Lalu ia sendiri pergi ke Rama. Sesampainya ke dekat perigi besar yang di Sekhu, bertanyalah ia, katanya: ‘Di mana Samuel dan Daud?’ Jawab orang: ‘Ada di Nayot, dekat Rama.’ (23) Lalu pergilah ia ke sana, ke Nayot, dekat Rama dan pada diapun hinggaplah Roh Allah, dan selama ia melanjutkan perjalanannya ia kepenuhan seperti nabi, hingga ia sampai ke Nayot dekat Rama. (24) Iapun menanggalkan pakaiannya, dan iapun juga kepenuhan di depan Samuel. Ia rebah terhantar dengan telanjang sehari-harian dan semalam-malaman itu. Itulah sebabnya orang berkata: ‘Apakah juga Saul termasuk golongan nabi?’.

Catatan: semua kata-kata yang saya garis-bawahi salah terjemahan. Seharusnya ‘bernubuat’. Cek Bible Works 8.

 

IVP Bible Background Commentary: The miracles Jesus mentions are not necessarily false; it is possible to prophesy by the Spirit’s inspiration and yet be disobedient to God and unsaved (1 Sam 19:20-24).[= Mujizat-mujizat yang Yesus sebutkan tidak harus palsu; adalah mungkin untuk bernubuat oleh ilham Roh tetapi tidak taat kepada Allah dan tidak diselamatkan (1Sam 19:20-24).].

 

(2)          Tentang Kayafas ada dalam Yoh 11:49-51, dan tentang Bileam ada dalam Bil 22-24.

 

Yoh 11:49-52 - “(49) Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: ‘Kamu tidak tahu apa-apa, (50) dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.’ (51) Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, (52) dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai..

 

Pulpit Commentary: “(1) ‘Workers of iniquity’ may prophesy. True prophecy came from Balaam. So from Caiaphas. They may teach; write excellent books; preach excellent sermons; give good advice. A finger-post points out a road it never travels.” [= (1) ‘Pembuat-pembuat kejahatan’ bisa bernubuat. Nubuat yang benar datang dari Bileam. Demikian juga dari Kayafas. Mereka bisa mengajar; menulis buku-buku yang sangat bagus; mengkhotbahkan khotbah-khotbah yang sangat bagus; memberikan nasehat yang baik. Sesuatu yang berfungsi sebagai pembimbing pada pengetahuan mengarahkan dengan menunjuk pada suatu jalan yang ia sendiri tak pernah jalani.].

 

b.  Hubungan ‘bernubuat’ dengan ‘mengusir setan’ dan ‘melakukan mujizat’ tidak memungkinkan nubuat itu pasti palsu.

 

Pulpit Commentary: “The connexion of ‘prophesied’ with the two other words seems to forbid this being only false prophesying (ver.15; cf. especially Jer. 27:15 [34:12, LXX]; 14:14). Rather does the verse teach that spiritual results can be effected by unspiritual men.” [= Hubungan ‘bernubuat’ dengan dua kata yang lain kelihatannya membuat mustahil bahwa ini hanyalah nubuat yang palsu {ay 15; bdk. khususnya Yer 27:15 (34:12, LXX); 14:14}. Sebaliknya ayat itu mengajar bahwa hasil-hasil rohani bisa dihasilkan oleh orang-orang yang tidak rohani.].

 

Yer 27:15 - Sebab Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN, tetapi mereka bernubuat palsu demi namaKu, sehingga kamu Kuceraiberaikan dan menjadi binasa bersama-sama dengan nabi-nabi yang bernubuat kepadamu itu.’.

 

Yer 14:14 - Jawab TUHAN kepadaku: ‘Para nabi itu bernubuat palsu demi namaKu! Aku tidak mengutus mereka, tidak memerintahkan mereka dan tidak berfirman kepada mereka. Mereka menubuatkan kepadamu penglihatan bohong, ramalan kosong dan tipu rekaan hatinya sendiri..

 

Saya heran bagaimana ia bisa memberi dua ayat ini sebagai referensi, karena kedua ayat ini jelas-jelas menunjukkan nubuat-nubuat palsu.

 

Dan apa sebabnya hubungan antara ‘bernubuat’ dengan ‘mengusir setan’ dan ‘melakukan mujizat’ tidak memungkinkan bahwa nubuatnya pasti palsu semua? Kata-kata penafsir itu hanya benar kalau dua tindakan terakhir itu dijamin asli. Tetapi tidak mungkinkah ketiga tindakan yang dibicarakan ini palsu semua?

 

2.  Tentang mengusir setan dan mujizat-mujizat kesembuhan, perhatikan komentar William Barclay di bawah ini.

 

William Barclay: We must remember what the ancient world was like. Miracles were common events. The frequency of miracles came from the ancient idea of illness. In the ancient world, all illness was held to be the work of demons. People became ill because a demon had succeeded in exercising some malign influence over them or in winning a way into some part of their bodies. Cures were therefore brought about by exorcism. The result of all this was that a great deal of illness was what we would call psychological, as were a great many cures. If people succeeded in convincing - or deluding - themselves into a belief that demons were in them or had them in their power, they would undoubtedly be ill. And if someone could convince them that the hold of the demons was broken, then quite certainly they would be cured. [= Kita harus ingat bagaimana dunia kuno itu. Mujizat-mujizat merupakan peristiwa-peristiwa yang umum. Frekuensi dari mujizat-mujizat datang dari gagasan / pandangan kuno tentang penyakit. Dalam dunia kuno, semua penyakit dianggap sebagai pekerjaan dari setan-setan. Orang-orang menjadi sakit karena satu setan telah berhasil dalam melaksanakan suatu pengaruh jahat atas mereka atau dalam memenangkan suatu jalan ke dalam beberapa bagian dari tubuh mereka. Karena itu penyembuhan-penyembuhan dilakukan dengan pengusiran setan. Akibat dari semua ini adalah bahwa sejumlah besar penyakit adalah apa yang kita sebut bersifat psikologis, sama banyaknya dengan penyembuhan-penyembuhan. Jika orang-orang berhasil dalam meyakinkan - atau menipu - diri mereka sendiri ke dalam suatu kepercayaan bahwa setan-setan ada di dalam diri mereka atau mempunyai mereka dalam kuasa mereka, mereka tak diragukan akan menjadi sakit. Dan jika seseorang bisa meyakinkan mereka bahwa cengkeraman dari setan-setan sudah dihancurkan, maka pasti mereka akan disembuhkan.].

 

William Barclay: The leaders of the Church never denied pagan miracles. In answer to the miracles of Christ, the Roman philosopher Celsus quoted the miracles attributed to Aesculapius and Apollo. Writing in the third century, the biblical scholar Origen, who met his arguments, did not for a moment deny these miracles. He simply answered: ‘Such curative power is of itself neither good nor bad, but within the reach of godless as well as of honest people’ (Origen, Against Celsus, 3:22). Even in the New Testament, we read of Jewish exorcists who added the name of Jesus to their repertoire and who banished devils by its aid (Acts 19:13). There was many an impostor who rendered lip-service to Jesus Christ and who used his name to produce wonderful effects on demon-possessed people. What Jesus is saying is that if anyone uses his name under false pretences, the day of reckoning will come. The real motives will be exposed, and that person will be banished from the presence of God. [= Pemimpin-pemimpin Gereja tidak pernah menyangkal mujizat-mujizat kafir. Sebagai jawaban terhadap mujizat-mujizat Kristus, ahli filsafat Romawi yang bernama Celsus mengutip mujizat-mujizat yang dianggap berasal dari Aesculapius dan Apollo. Menulis pada abad ketiga, sarjana Alkitab Origen, yang melawan argumentasi-argumentasinya, tidak pernah menyangkal mujizat-mujizat ini. Ia hanya menjawab: ‘Kuasa yang menyembuhkan seperti itu dari dirinya sendiri tidaklah baik ataupun buruk, tetapi ada dalam jangkauan dari orang-orang jahat maupun orang-orang jujur’ (Origen, Against Celsus, 3:22). Bahkan dalam Perjanjian Baru, kita membaca pengusir-pengusir setan Yahudi yang menambahkan nama Yesus pada stok mereka dan yang mengusir setan-setan dengan pertolongannya (Kis 19:13). Di sana ada banyak penipu yang memberikan kesetiaan yang hanya dinyatakan dengan kata-kata kepada Yesus Kristus dan yang menggunakan namaNya untuk menghasilkan efek-efek yang luar biasa pada orang-orang yang kerasukan setan. Apa yang Yesus sedang katakan adalah bahwa jika siapapun yang menggunakan namaNya dengan tindakan-tindakan yang dimaksudkan untuk menipu, hari perhitungan itu akan datang. Motivasi yang sesungguhnya akan dinyatakan, dan orang itu akan dibuang dari hadirat Allah.].

 

Kis 19:11-17 - “(11) Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, (12) bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat. (13) Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: ‘Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.’ (14) Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. (15) Tetapi roh jahat itu menjawab: ‘Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?’ (16) Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka. (17) Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin masyhurlah nama Tuhan Yesus.”.

 

Jelas bahwa penggunaan Kis 19:13 itu sangat tidak cocok, karena orang yang menggunakan nama Yesus itu tidak berhasil mengusir setannya, malah mereka yang dipukuli oleh orang yang dirasuk setan itu.

 

Ada penafsir lain yang menggunakan ayat-ayat di bawah ini.

 

Mark 9:38-40 - “(38) Kata Yohanes kepada Yesus: ‘Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi namaMu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.’ (39) Tetapi kata Yesus: ‘Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi namaKu, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. (40) Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.”.

 

Luk 9:49-50 - “(49) Yohanes berkata: ‘Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi namaMu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.’ (50) Yesus berkata kepadanya: ‘Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.’”.

 

Menurut saya, kedua text yang paralel di atas ini juga tidak cocok, karena orang itu dikatakan ‘bukan pengikut kita’ dalam arti ia tak masuk dalam grup yang terus ikut Yesus seperti 12 rasul itu. Tetapi ia jelas adalah orang kristen yang sejati. Kalau tidak, Yesus tidak akan mengatakan orang itu ada di pihakNya.

 

Mungkin ayat di bawah ini lebih cocok.

 

Mat 12:27 - “Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu.”.

 

Rupa-rupanya pada jaman itu ada orang-orang Yahudi yang menjadi pengusir setan. Dan orang-orang Farisi mengakui bahwa orang-orang itu mengusir setan dengan kuasa Allah.

 

3.  Ada yang menggunakan Origen, yang menceritakan adanya orang-orang kristen yang jahat yang bisa mengusir setan.

 

Ini bagi saya tidak jelas karena saya tidak membacanya dari tulisan Origen sendiri.

 

Pulpit Commentary: “(2) ‘Workers of iniquity’ may cast out devils. Origen relates that devils were sometimes cast out by wicked men, using the name of Jesus (cf. ch. 12:27; Mark 9:39; Acts 19:13). The truth, though ministered by ungodly men, may be made the power of God to the salvation of the hearer. The minister of saving truth may himself become a castaway (cf. 1 Cor. 9:27). (3) ‘Workers of iniquity’ may perform ‘many wonderful works.’ There may be faith-miracles without love (cf. 1 Cor. 13:1, 2). ‘Grace may bring a man to heaven without miracles, but miracles will never bring a man to heaven without grace’ (Henry).” [= (2) ‘Pembuat-pembuat kejahatan’ bisa mengusir setan-setan. Origen menceritakan bahwa setan-setan kadang-kadang diusir oleh orang-orang yang jahat, menggunakan nama Yesus (bdk. psl 12:27; Mark 9:39; Kis 19:13). Kebenaran, sekalipun disebarkan oleh orang-orang yang jahat, bisa dijadikan kuasa Allah pada keselamatan dari pendengar. Pelayan dari kebenaran yang menyelamatkan sendiri bisa menjadi seorang yang terbuang (bdk. 1Kor 9:27). (3) ‘Pembuat-pembuat kejahatan’ bisa melaksanakan ‘banyak perbuatan-perbuatan ajaib’. Di sana bisa ada iman mujizat tanpa kasih (bdk. 1Kor 13:1,2). ‘Kasih karunia bisa membawa seseorang ke surga tanpa mujizat-mujizat, tetapi mujizat-mujizat tidak akan pernah membawa seseorang ke surga tanpa kasih karunia’ (Henry).].

 

Mat 12:27 - “Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu.”.

 

Mark 9:38-40 - “(38) Kata Yohanes kepada Yesus: ‘Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi namaMu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.’ (39) Tetapi kata Yesus: ‘Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi namaKu, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. (40) Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.”.

 

Kis 19:13 - Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: ‘Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.’.

 

1Kor 9:27 - “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”.

 

1Kor 13:1-2 - “(1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. (2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.”.

 

4.  Matthew Henry menambahkan Yudas Iskariot sebagai orang yang mengusir setan.

 

Matthew Henry: “They put in their plea with great importunity, Lord, Lord; and with great confidence, appealing to Christ concerning it; Lord, does thou not know, (1.) That we have prophesied in thy name? Yes, it may be so; Balaam and Caiaphas were overruled to prophesy, and Saul was against his will among the prophets, yet that did not save them. These prophesied in his name, but he did not send them; they only made use of his name to serve a turn. Note, A man may be a preacher, may have gifts for the ministry, and an external call to it, and perhaps some success in it, and yet be a wicked man; may help others to heaven, and yet come short himself. (2.) That in thy name we have cast out devils? That may be too; Judas cast out devils, and yet was a son of perdition. Origen says, that in his time so prevalent was the name of Christ to cast out devils, that sometimes it availed when named by wicked Christians. A man might cast devils out of others, and yet have a devil, nay, be a devil himself. (3.) That in thy name we have done many wonderful works. There may be a faith of miracles, where there is no justifying faith; none of that faith which works by love and obedience. Gifts of tongues and healing would recommend men to the world, but it is real holiness or sanctification that is accepted of God.” [= Mereka membuat permohonan mereka dengan sangat mendesak, Tuhan, Tuhan; dan dengan keyakinan yang besar, naik banding kepada Kristus berkenaan dengannya; Tuhan, tidakkah Engkau tahu, (1.) Bahwa kami telah bernubuat dalam / demi namaMu? Ya, itu bisa memang demikian; Bileam dan Kayafas dikuasai untuk bernubuat, dan Saul berada di antara nabi-nabi bertentangan dengan kehendaknya, tetapi itu tidak menyelamatkan mereka. Orang-orang ini bernubuat dalam / demi namaNya, tetapi Ia tidak mengutus mereka; mereka hanya menggunakan namaNya untuk memenuhi tujuan / kebutuhan mereka. Perhatikan, Seseorang bisa adalah seorang pengkhotbah, bisa mempunyai karunia-karunia untuk pelayanan, dan suatu panggilan lahiriah padanya, dan mungkin kesuksesan di dalamnya, tetapi ia adalah seorang yang jahat; bisa menolong orang-orang lain ke surga, tetapi ia sendiri gagal mencapainya. (2.) Bahwa dalam / demi namaMu kami telah mengusir setan-setan? Itu juga bisa; Yudas mengusir setan-setan, tetapi ia adalah anak kebinasaan. Origen berkata, bahwa pada jamannya begitu sering praktek menggunakan nama Kristus untuk mengusir setan-setan, sehingga kadang-kadang itu berguna pada waktu disebutkan oleh orang-orang Kristen yang jahat. Seseorang bisa mengusir setan-setan dari orang-orang lain, tetapi ia sendiri mempunyai setan, tidak, ia sendiri adalah seorang setan. (3.) Bahwa dalam / demi namaMu kami telah melakukan banyak pekerjaan-pekerjaan yang luar biasa. Di sana bisa ada suatu iman tentang mujizat-mujizat, dimana di sana tidak ada iman yang membenarkan; tidak ada apapun dari iman itu yang bekerja dengan kasih dan ketaatan. Karunia-karunia bahasa roh dan kesembuhan merekomendasikan orang-orang kepada dunia, tetapi adalah kekudusan dan pengudusan yang sejati yang diterima oleh Allah.].

 

Benarkah Yudas Iskariot juga mengusir setan? Alkitab tidak menyebutkan secara explicit.

 

Luk 9:1 - “Maka Yesus memanggil kedua belas muridNya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.”.

 

Mat 10:1 - “Yesus memanggil kedua belas muridNya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.”.

 

Mark 6:7 - “Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,”.

 

Luk 10:1 - “Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungiNya.”.

 

Luk 10:17 - “Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: ‘Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi namaMu.’”.

 

c)      Protes mereka tidak ada gunanya.

 

Dari kata-kata dalam ay 22 ini kelihatannya mereka mengira mereka selamat, atau, mereka memprotes / memberi dalih dalam usaha mereka supaya selamat / tidak jadi binasa (bdk. Mat 25:44), tetapi semua ini sia-sia!

 

Protes / dalih pada waktu berhadapan dengan sesama orang Kristen, atau bahkan pendeta, bisa berguna / berhasil, karena baik orang Kristen maupun pendeta tidak maha tahu. Tetapi protes / dalih pada saat berhadapan dengan Tuhan sama sekali tidak ada gunanya, karena Ia maha tahu, sehingga Ia tahu semua kemunafikan dan kejahatan mereka.

 

Matthew Henry: The hypocrite’s plea against the strictness of this law, offering other things in lieu of obedience, v. 22. ... Christ knows the strength of their cause, and it is but weakness; [= Permohonan orang-orang munafik terhadap keketatan dari hukum ini, menawarkan hal-hal lain alih-alih dari ketaatan, ay 22. ... Kristus mengetahui kekuatan dari perkara mereka, dan itu hanyalah kelemahan.].

 

Dalam Mat 25:41-46 juga ada semacam protes, dan juga tidak ada gunanya!

 

Mat 25:41-46 - “(41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (42) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; (43) ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. (44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? (45) Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. (46) Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.’.

 

William Barclay: What Jesus is saying is that if anyone uses his name under false pretences, the day of reckoning will come. The real motives will be exposed, and that person will be banished from the presence of God. [= Apa yang Yesus sedang katakan adalah bahwa jika siapapun menggunakan namaNya untuk mengatakan sesuatu yang tidak benar / dengan berpura-pura, hari perhitungan akan datang. Motivasi-motivasi yang sesungguhnya akan dinyatakan, dan bahwa orang itu akan dibuang dari hadirat Allah.].

 

William Barclay: There is only one way in which people’s sincerity can be proved, and that is by their practice. Fine words can never be a substitute for fine deeds. There is only one proof of love, and that proof is obedience. There is no point in saying that we love a person and then doing things which break that person’s heart. When we were young, maybe we used sometimes to say to our mothers: ‘Mother, I love you.’ And maybe our mothers sometimes smiled a little wistfully and said: ‘I wish you would show it a little more in the way you behave.’ So often we confess God with our lips and deny him with our lives. It is not difficult to recite a creed, but it is difficult to live the Christian life. Faith without practice is a contradiction in terms, and love without obedience is an impossibility. [= Hanya ada satu cara dengan mana ketulusan orang-orang bisa dibuktikan, dan itu adalah oleh praktek mereka. Kata-kata yang bagus tidak pernah bisa menjadi suatu pengganti untuk tindakan-tindakan yang bagus. Hanya ada satu bukti dari kasih, dan bukti itu adalah ketaatan. Tidak ada gunanya mengatakan bahwa kita mengasihi seseorang dan lalu melakukan hal-hal yang menyakiti hati orang itu. Pada waktu kita masih muda, mungkin kita terbiasa untuk kadang-kadang berkata kepada ibu kita: ‘Ibu, aku mengasihimu’. Dan mungkin ibu kita kadang-kadang tersenyum dengan penuh harapan dan berkata: ‘Aku ingin / berharap kamu menunjukkannya sedikit lebih banyak dalam caramu bertingkah laku’. Begitu sering kita mengakui Allah dengan bibir kita dan menyangkalNya dengan kehidupan kita. Tidak sukar untuk mengucapkan suatu pengakuan iman, tetapi sukar untuk menjalani kehidupan Kristen. Iman tanpa praktek merupakan suatu istilah yang kontradiksi, dan kasih tanpa ketaatan merupakan suatu kemustahilan.].

 

 

 

-bersambung-

 

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

[email protected]

http://golgothaministry.org

Email : [email protected]

CHANNEL LIVE STEAMING YOUTUBE :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ