oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
Ay 7-8: “(7)
Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan
orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya
kata-kata doanya akan dikabulkan. (8) Jadi janganlah kamu seperti mereka,
karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepadaNya”.
Ay 7: ‘janganlah
kamu bertele-tele’.
Kata bahasa
Yunani yang diterjemahkan ‘bertele-tele’
adalah kata yang unik yang tidak dijumpai di tempat lain. Karena itu kata itu
tidak diketahui dengan tepat terjemahannya.
NASB: ‘do
not use meaningless repetition’ (= janganlah menggunakan pengulangan yang
tidak mempunyai arti).
NIV: ‘do
not keep up babbling’ (= janganlah terus menerus mengoceh).
RSV: ‘do
not heap up empty phrases’ (= janganlah menumpuk ungkapan-ungkapan yang
kosong).
KJV: ‘use
not vain repetitions’ (= janganlah menggunakan pengulangan yang sia-sia).
Banyak
penafsiran tentang hal ini:
· doa
yang dipanjang-panjangkan (bdk. ay 7: ‘banyaknya
kata-kata’. Calvin
menganggap kata ini berarti ‘pembicaraan
yang tidak berarti’).
· doa
yang isinya kalimat-kalimat yang sama diulang-ulang, padahal kalimatnya tidak
berarti.
· doa
yang hanya dengan bibir / lidah, tetapi tidak dengan hati.
· doa
dengan tujuan memberi informasi kepada Tuhan (bdk. ay 8).
Contoh:
¨
Kis 19:34 - “Tetapi
ketika mereka tahu, bahwa ia adalah orang Yahudi, berteriaklah mereka
bersama-sama kira-kira dua jam lamanya: ‘Besarlah Artemis dewi orang
Efesus!’”.
¨
1Raja 18:25-29 - “Kemudian
Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu: ‘Pilihlah seekor lembu dan olahlah itu
dahulu, karena kamu ini banyak. Sesudah itu panggillah nama allahmu, tetapi kamu
tidak boleh menaruh api.’ Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka,
mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya:
‘Ya Baal, jawablah kami!’ Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang
menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang
dibuat mereka itu. Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya:
‘Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada
urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga.’ Maka
mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan
tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka.
Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban
petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda
perhatian”.
¨
doa rosario dalam Katolik.
¨
doa Bapa Kami dalam
kebaktian, sekalipun tidak selalu, tetapi sering menjadi doa seperti itu.
Untuk mengatasi
kesalahan seperti ini, lalu dikatakan ay 8: “Jadi
janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu
perlukan, sebelum kamu minta kepadaNya”.
Kalau begitu apa
gunanya doa? Calvin mengatakan bahwa orang kristen berdoa bukan untuk memberi
informasi kepada Tuhan tentang hal-hal yang tidak diketahuiNya, atau untuk
mendorongNya untuk melakukan kewajibanNya, atau untuk mendesak Dia untuk
melakukan sesuatu yang segan dilakukanNya. Orang kristen berdoa supaya:
· mereka
menggerakkan diri mereka sendiri untuk mencari Dia.
· mereka
bisa mempraktekkan iman pada janji-janjiNya.
· mereka
bisa menenangkan kekuatiran mereka dengan mencurahkannya kepada Tuhan.
· mereka
bisa menyatakan bahwa hanya dari Dia saja mereka mengharapkan hal-hal yang baik,
baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain.
Calvin:
“We must, ... maintain both of these
truths, that He freely anticipates our wishes, and yet that we obtain by prayer
what we ask” (= Kita harus, mempertahankan kedua kebenaran ini, bahwa Ia dengan bebas
mengantisipasi / mendahului keinginan-keinginan kita, tetapi sekalipun demikian
kita mendapatkan melalui doa apa yang kita minta)
- hal 314.
Ay 9-15: “(9)
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah namaMu,
(10) datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga. (11)
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (12) dan ampunilah
kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah
kepada kami; (13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi
lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan
dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.] (14) Karena jikalau kamu
mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. (15)
Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni
kesalahanmu.’”.
Doa Bapa Kami
(Mat 6:9-13).
1)
Doa ini juga ada dalam Injil Lukas, yaitu dalam Luk 11:2-4 - “(2)
Jawab Yesus kepada mereka: ‘Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa,
dikuduskanlah namaMu; datanglah KerajaanMu. (3) Berikanlah kami setiap hari
makanan kami yang secukupnya (4) dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab
kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa
kami ke dalam pencobaan.’”.
Calvin mengatakan bahwa tidak ada kepastian apakah Yesus mengajar
Doa Bapa Kami ini hanya satu kali atau dua kali. Ada orang yang menganggap dua
kali, karena dalam Matius Yesus mengajarkan tanpa diminta sedangkan dalam Lukas
Yesus mengajarkan setelah diminta. Tetapi Calvin mengatakan bahwa mungkin saja
Matius tidak menceritakan tentang permintaan itu.
2)
Dalam Lukas, Tuhan Yesus mengajarkan doa ini atas permintaan murid-murid.
Luk 11:1 - “Pada suatu
kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa,
berkatalah seorang dari murid-muridNya kepadaNya: ‘Tuhan, ajarlah kami berdoa,
sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya.’”.
Kita memang perlu meminta agar Tuhan mengajar kita berdoa.
Bandingkan dengan Ro 8:26-27 - “Demikian
juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana
sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah
dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati
nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah,
berdoa untuk orang-orang kudus”.
Karena itu, merupakan sesuatu yang penting untuk memulai doa kita
dengan permintaan: ‘Tuhan, tolong pimpin
aku supaya bisa berdoa sesuai dengan kehendakMu’.
3)
Tujuan pemberian Doa Bapa Kami.
a)
Doa Bapa Kami diberikan bukan dengan tujuan untuk didoakan kata demi kata.
Calvin: “Christ
does not enjoin his people to pray in a prepared form of words”
(= Kristus tidak memerintahkan umatNya untuk berdoa dengan suatu bentuk /
susunan kata-kata yang sudah disiapkan)
- hal 316.
Pada catatan kakinya diberikan terjemahan yang lain, dimana
dikatakan:
“Christ
does not command his people to adhere to certain words”
(= Kristus tidak memerintahkan umatNya untuk berpegang pada kata-kata tertentu)
- hal 316 (footnote).
Calvin melanjutkan:
“It was
not the intention of the Son of God ... to prescribe the words which we must
use, so as not to leave us at liberty to depart from the form which he has
dictated” (= Bukanlah merupakan maksud
dari Anak Allah ... untuk menentukan kata-kata yang harus kita gunakan, sehingga
tidak memberikan kita kebebasan untuk menyimpang dari bentuk yang telah Ia
diktekan / perintahkan) - hal 316.
Jadi, menurut Calvin (dan saya setuju dengan dia), tujuan Yesus
dalam memberikan Doa Bapa Kami bukanlah untuk didoakan kata demi kata seperti
yang dilakukan oleh banyak gereja-gereja Protestan dan Katolik.
Bukti / alasan dari pandangan ini:
1.
Ay 9: ‘berdoalah demikian’.
RSV: ‘Pray then like this’ (= Maka berdoalah seperti
ini).
NASB: ‘pray, then, in this way’ (= Maka,
berdoalah dengan cara ini).
KJV: ‘After this manner therefore pray ye’ (=
Karena itu, berdoalah menurut cara ini).
Tidak dikatakan ‘pray in these words’ (= berdoalah
dengan kata-kata ini).
Jadi, kita tidak harus berdoa persis seperti itu kata demi kata.
2.
Doa Bapa Kami dalam Mat 6:9-13 berbeda dengan Luk 11:2-4. Mengapa? Ada 2
kemungkinan:
· Luk
11:2-4 adalah singkatan dari Mat 6:9-13.
· Tuhan
Yesus mengajar lebih dari satu kali dan bentuknya berbeda.
Yang manapun yang benar dari 2 kemungkinan ini, tidak terlalu jadi
soal. Tetapi ini jelas menunjukkan bahwa kita tidak harus berdoa persis seperti
itu, karena kalau kita memang harus berdoa seperti itu kata demi kata, maka
tidak mungkin bisa ada 2 versi!
b)
Doa Bapa Kami diberikan sebagai contoh / model doa, tentang apa yang seharusnya
kita minta dalam doa.
Calvin: “Christ
... only points out what ought to be the object of all our wishes and prayers”
(= Kristus ... hanya menunjukkan apa yang seharusnya merupakan obyek dari semua
keinginan dan doa kita) -
hal 316.
Calvin: “His
intention rather was, to guide and restrain our wishes, that they might not go
beyond those limits” (= MaksudNya adalah,
untuk memimpin dan mengekang keinginan-keinginan kita, supaya tidak melampaui
batas) - hal 316.
4)
Doa Bapa Kami bukan mantera.
Gereja Katolik menggunakan Doa Bapa Kami, doa Salam Maria dan
sebagainya sebagai semacam mantera (harus berdoa tiga kali dan sebagainya). Ini
tidak pernah diajarkan dalam Kitab Suci.
5)
Arti Doa Bapa Kami.
a) ‘Bapa kami
yang di surga’ (ay 9).
1.
Pada permulaan doa, bahkan sebelum doa, kita harus sadar kepada siapa kita
berbicara. Kita berbicara bukan sekedar kepada manusia biasa tetapi kepada Bapa
yang di surga!
2.
Kata ‘Bapa’
menunjukkan hubungan yang dekat, kasihNya dan sebagainya.
Kalau saudara tidak yakin bahwa Allah adalah Bapa saudara, atau
bahwa saudara adalah anakNya, maka sebetulnya saudara tidak layak untuk berdoa
kepadaNya. Jadi, percayalah dahulu kepada Yesus, supaya saudara menjadi anak
Allah (Yoh 1:12), dan barulah saudara boleh berdoa kepadaNya. Juga kalau saudara
memberikan counseling kepada orang kafir / orang kristen KTP yang sedang
menderita, terkena musibah dsb, jangan menyuruh dia berdoa kalau ia belum
percaya kepada Kristus. Itu tidak ada gunanya. Memang kadang-kadang Tuhan bisa
mendengar dan mengabulkan doa dari orang yang belum percaya kepadaNya (mungkin
dengan tujuan supaya orang itu mau percaya), tetapi pada umumnya Ia tidak mau
mendengarkan doa orang yang bukan anakNya!
Calvin: “as
it would be the folly and madness of presumption, to call God our Father, except
on the ground that, through our union to the body of Christ, we are acknowledged
as his children, we conclude, that there is no other way of praying aright, but
by approaching God with reliance on the Mediator”
(= sebagaimana merupakan kelancangan yang bodoh dan gila untuk menyebut Allah
Bapa kita, kecuali atas dasar bahwa melalui persatuan kita dengan tubuh Kristus,
kita diakui sebagai anak-anakNya, kami menyimpulkan bahwa tidak ada jalan lain
untuk berdoa dengan benar, kecuali dengan mendekati Allah dengan bersandar pada
sang Pengantara) - hal
317-318.
Bdk. 1Tim 2:5 - “Karena
Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia,
yaitu manusia Kristus Yesus”.
3.
Kata ‘di surga’ bukan menekankan ‘tempat
dari Allah’ tetapi
menekankan keilahian, otoritas, kuasa dari Allah. Ia berbeda dengan yang lain!
4.
Kata ‘di surga’ tidak berarti bahwa Allah hanya ada di surga (bdk. 2Taw 2:6 -
“... langit, bahkan langit yang mengatasi
segala langitpun tidak dapat memuat Dia”). Ini hanya merupakan suatu penghormatan.
5.
Kata-kata ‘Bapa’
dan ‘yang di surga’
harus ditekankan secara seimbang. Kalau hanya ditekankan ‘Bapa’
kita akan datang kepada Dia dengan kurang ajar / tidak hormat. Kalau hanya
ditekankan ‘di surga’, kita akan takut datang kepada Dia.
b)
‘Dikuduskanlah namaMu’ (ay 9).
‘Nama
Allah’ berarti ‘diri
Allah’ sendiri. Ini terlihat dari banyak ayat seperti:
· Maz 9:11
- “Orang yang mengenal namaMu percaya
kepadaMu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN”.
· Yoh
17:6,26 - “(6) Aku telah menyatakan
nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepadaKu dari dunia. Mereka itu
milikMu dan Engkau telah memberikan mereka kepadaKu dan mereka telah menuruti
firmanMu. ... (26) dan Aku telah memberitahukan namaMu kepada mereka dan Aku
akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepadaKu ada di dalam
mereka dan Aku di dalam mereka.’”.
Ini adalah suatu doa supaya Allah dihormati / dimuliakan dan diakui
oleh manusia.
Calvin berkata bahwa kebalikan dari ini adalah pada waktu manusia
berbicara tentang Allah tanpa rasa hormat kepadaNya.
Calvin: “the
highest dishonour that can be done to him is unbelief and contempt of his
word” (= sikap tidak hormat tertinggi
yang bisa dilakukan terhadap Dia adalah ketidak-percayaan dan sikap jijik /
menghina / memandang rendah terhadap firmanNya)
- hal 319.
c)
‘Datanglah kerajaanMu’ (ay 10).
Ini adalah suatu doa supaya Allah memerintah. Memang Allah sudah
memerintah, tetapi ada banyak orang yang tidak mengakuiNya sebagai Raja. Kita
berdoa supaya orang-orang itu mau mengakuiNya sebagai Raja.
Ini tidak berarti kita hanya perlu berdoa seperti ini dan tidak
perlu memberitakan Injil. Kita harus berdoa dan bekerja! Jadi, kita harus berdoa
supaya semua orang mau tunduk pada pemerintahan Allah, tetapi kita juga harus
memberitakan Injil / Firman Tuhan supaya semua orang bisa percaya dan tunduk
kepada Kristus.
Calvin mengatakan (hal 320) bahwa tanpa pekerjaan Roh Kudus, maka
pemberitaan Firman Tuhan tidak akan ada gunanya. Jadi keduanya harus digabungkan
supaya Kerajaan Allah bisa ditegakkan. Karena itu kita berdoa supaya Allah
bekerja, baik melalui firmanNya maupun RohNya, supaya seluruh dunia tunduk
kepadaNya.
d)
‘Jadilah kehendakMu’ (ay 10).
Istilah ‘kehendak Allah’
bisa menunjuk pada rencana kekalNya yang pasti akan terlaksana, tetapi bisa juga
menunjuk pada firmanNya.
Dalam arti yang pertama, ini merupakan suatu pernyataan bahwa kita
mau menerima kehendak Allah (bdk. Mat 26:42).
Dalam arti yang kedua, ini adalah suatu doa supaya firman /
hukum-hukum Allah ditaati. Kalimat selanjutnya dari Doa Bapa Kami ini
menunjukkan bahwa di surga malaikat-malaikat sudah mentaati Allah, dan kita
berdoa supaya di bumi hal itu juga terjadi.
e)
‘Di bumi seperti di surga’
(ay 10).
Kalimat ini berhubungan bukan hanya dengan kalimat ke 4 di atas,
tetapi berhubungan dengan kalimat ke 2, ke 3, ke 4.
Di surga hal-hal tersebut di atas (no 2-4) sudah terjadi. Kita
berdoa supaya hal-hal tersebut juga terjadi di bumi.
Orang-orang Saksi Yehovah menafsirkan bahwa ini menunjuk pada bumi
yang akan disempurnakan (Firdaus), yang akan menjadi tempat tinggal dari
orang-orang yang diselamatkan, selain dari 144.000 orang yang masuk surga. Ini
jelas merupakan penafsiran yang sesat.
f)
‘Berikanlah kepada kami pada hari ini
makanan kami yang secukupnya’
(ay 11).
1.
Kata ‘makanan’ secara hurufiah adalah ‘roti’.
NASB: ‘Give us this day our daily bread’ (=
Berilah kami hari ini roti harian kami).
· Ada
yang menganggap bahwa dengan ‘roti /
makanan’ di sini bukanlah betul-betul roti / makanan karena mereka
menganggap permintaan seperti itu terlalu duniawi. Mereka lalu menafsirkan ‘roti’
sebagai Firman Tuhan / Perjamuan Kudus. Tetapi ini salah! Allah memang juga
memperhatikan kebutuhan jasmani kita (bdk. Yoh 6:5 - “Ketika
Yesus memandang sekelilingNya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong
datang kepadaNya, berkatalah Ia kepada Filipus: ‘Di manakah kita akan membeli
roti, supaya mereka ini dapat makan?’”).
· Calvin
menganggap bahwa kata ‘roti’
mencakup segala macam makanan, dan bahkan segala kebutuhan jasmani kita.
2.
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘yang
secukupnya’ dalam Kitab
Suci Indonesia, oleh NASB diterjemahkan ‘daily’ (= harian) adalah
EPIOUSION.
Calvin menafsirkan bahwa arti dari kata ini adalah ‘terus
menerus’. Jadi, karena kita tiap hari mempunyai kebutuhan jasmani, maka
kita meminta supaya setiap hari Tuhan memberikan kebutuhan kita secara terus
menerus / tanpa terputus.
Editor dari Calvin’s Commentary mengatakan bahwa kata ini tidak
pernah muncul di bagian lain dari Kitab Suci kita, dan bahkan juga tidak dalam
tulisan-tulisan non kristen, sehingga sukar diketahui artinya. Ia sendiri
menganggap bahwa arti dari kata itu adalah ‘yang
secukupnya’ (seperti
terjemahan Kitab Suci Indonesia). Tetapi sebetulnya terjemahan ‘daily’
(= harian) dari NASB juga
memberikan arti yang tidak terlalu berbeda.
Jadi kata ini mengajarkan kita untuk tidak meminta secara serakah.
Mintalah apa yang benar-benar dibutuhkan. Bdk. Amsal 30:8-9 - “Jauhkanlah
dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau
kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau
aku kenyang, aku tidak menyangkalMu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau
aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku”.
3.
Bukan hanya orang miskin, tetapi orang kayapun juga harus menaikkan doa seperti
ini. Mengapa? Karena kita sepenuhnya tergantung kepada Tuhan dan segala kekayaan
bisa hilang dalam sekejap (bdk. Ayub).
Calvin: “unless
God feed us daily, the largest accumulation of the necessaries of life will be
of no avail. Though we may have abundance of corn, and wine, and every thing
else, unless they are watered by the secret blessing of God, they will suddenly
vanish, or we will be deprived of the use of them, or they will lose their
natural power to support us, so that we shall famish in the midst of plenty”
(= kecuali Allah memberi kita makan setiap hari, pengumpulan yang terbesar dari
kebutuhan-kebutuhan hidup akan sia-sia / tak berguna. Sekalipun kita mempunyai
jagung dan anggur dan segala sesuatu yang lain berlimpah-limpah, kecuali semua
itu diairi oleh berkat rahasia dari Allah, mereka akan lenyap dengan tiba-tiba,
atau kita tidak akan bisa menggunakannya, atau mereka akan kehilangan kekuatan
alamiahnya untuk menopang kita, sehingga kita akan kelaparan / mati kelaparan di
tengah-tengah kelimpahan)
- hal 324-325.
Calvin: “A
certain man has abundant wine and grain. Since he cannot enjoy a single morsel
of bread apart from God’s continuing favor, his wine and granaries will not
hinder him from praying for his daily bread”
(= Seorang tertentu mempunyai anggur dan padi / gandum berlimpah-limpah. Karena
ia tidak bisa menikmati sepotong kecil rotipun terpisah dari kemurahan /
kebaikan hati yang terus menerus dari Allah, anggur dan lumbung-lumbungnya tidak
menghalangi dia untuk berdoa untuk roti hariannya)
- ‘Institutes of the Christian Religion’, Book III, Chapter XX, No 7.
Bdk. Maz 104:27-28 - “(27)
Semuanya menantikan Engkau, supaya diberikan makanan pada waktunya. (28) Apabila
Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tanganMu,
mereka kenyang oleh kebaikan”.
4.
Adanya doa ini tidak berarti bahwa kita tidak perlu bekerja (bdk. 2Tes 3:10b - “jika
seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”).
Sebaliknya, kalau kita bekerja, dan bisa mendapatkan makanan, kita
tidak boleh sombong dan menganggap bahwa kita bisa mencukupi kebutuhan kita
sendiri. Pekerjaan kita, kalau bukan karena berkat Tuhan, tidak akan ada
hasilnya / gunanya.
Calvin: “The
fields must, no doubt, be cultivated, labour must be bestowed on gathering the
fruits of the earth, and every man must submit to the toil of his calling, in
order to procure food. But all this does not hinder us from being fed by the
undeserved kindness of God, without which men might waste their strength to no
purpose. We are thus taught, that what we seem to have acquired by our own
industry is his gift” (= Tidak diragukan
bahwa ladang-ladang harus diusahakan / ditanami, jerih payah harus diberikan
untuk mengumpulkan buah-buah dari bumi, dan setiap orang harus bekerja sesuai
panggilannya, untuk mendapatkan makanan. Tetapi semua ini tidak menghalangi diri
kita untuk diberi makan oleh kebaikan yang tidak layak kita dapatkan dari Allah,
tanpa mana orang-orang akan menghabiskan kekuatan mereka tanpa ada gunanya. Maka
kita diajar bahwa apa yang kelihatannya kita dapatkan oleh kerajinan kita adalah
pemberianNya) - hal 325.
g)
‘Dan ampunilah kami akan kesalahan kami
seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami’ (ay 12).
· Kata
‘kesalahan’
seharusnya adalah ‘hutang’ (Inggris: ‘debts’). Luk 11:4 menggunakan istilah ‘dosa’
(Yunani: HAMARTIA). Dosa
memang adalah suatu hutang (bdk. Luk 7:36-50)!
· Ini
merupakan doa pengakuan dosa, dan ini adalah sesuatu yang penting sekali. Dosa
merusak persekutuan dengan Allah, menghalangi doa kita sehingga tidak bisa
mencapai Allah (Yes 59:1-2), menghalangi berkat Tuhan, menarik kepada dosa
lain, menghancurkan damai dan sebagainya, dan karena itu dosa harus dibereskan
secepatnya. Calvin beranggapan (hal 326) bahwa kita harus memulai doa kita
dengan pengakuan dosa.
· Jangan
beranggapan bahwa semua orang mempunyai hak untuk meminta ampun atas
dosa-dosanya! Kata pertama dalam Doa Bapa Kami ini adalah ‘Bapa’.
Ini menunjukkan bahwa yang boleh meminta ampun atas dosa-dosanya adalah ‘anak-anak
Allah’ saja, yaitu
orang-orang yang percaya kepada Yesus (Yoh 1:12).
· ‘seperti
kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami’.
Bagian ini diperluas dalam ay 14-15 - “Karena
jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni
kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan
mengampuni kesalahanmu.’”
(bdk. Mat 18:22-35).
Ini tidak boleh diartikan bahwa pengampunan yang kita berikan
menyebabkan kita diampuni. Iman kita yang menyebabkan kita diampuni, tetapi iman
harus dibuktikan dengan maunya kita mengampuni orang lain.
Calvin: “This
condition is added, that no one may presume to approach God and ask forgiveness,
who is not pure and free from all resentment. And yet the forgiveness, which we
ask that God would give us, does not depend on the forgiveness which we grant to
others: ... Christ did not intend to point out the cause, but only to remind us
of the feelings which we ought to cherish towards brethren, when we desire to be
reconciled to God” (= Syarat ini
ditambahkan, supaya tak seorangpun berani mendekati Allah dan meminta
pengampunan, jika ia tidak murni dan bebas dari semua kemarahan / kebencian.
Tetapi pengampunan yang kita minta Allah berikan kepada kita, tidak tergantung
pada pengampunan yang kita berikan kepada orang-orang lain: ... Kristus tidak
bermaksud untuk menunjukkan penyebabnya, tetapi hanya mengingatkan kita tentang
perasaan yang harus kita pelihara terhadap saudara-saudara kita, pada waktu kita
ingin diperdamaikan dengan Allah)
- hal 327.
· Kita
minta ampun langsung kepada Bapa. Pengantara kita adalah Yesus Kristus (1Tim 2:5),
bukan pendeta, pastor dan sebagainya. Bandingkan dengan orang Katolik yang
mengaku dosa kepada pastor!
· Satu
pertanyaan yang dibahas oleh Calvin adalah: pemberesan dosa tentu lebih penting
dari makanan. Lalu mengapa doa tentang makanan didahulukan dari pada doa tentang
pengakuan / pengampunan dosa? Calvin menjawab:
“Though
the forgiveness of sins is to be preferred to food, as far as the soul is more
valuable than the body, yet our Lord commenced with bread and the supports of an
earthly life, that from such a beginning he might carry us higher”
(= Sekalipun pengampunan dosa harus lebih didahulukan dari makanan, sebagaimana
jiwa lebih berharga dari tubuh, tetapi Tuhan kita mulai dengan roti dan penopang
dari kehidupan duniawi, supaya dari permulaan seperti itu Ia bisa membawa kita
lebih tinggi) - hal 322.
h)
‘Dan janganlah membawa kami ke dalam
pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat’ (ay 13)
Ada 2 problem dengan kalimat ini:
1.
Allah tidak mencobai kita (Yak 1:13). Lalu untuk apa kita doa seperti itu?
2.
Pencobaan bermanfaat bagi kita (Yak 1:2-4 - “(2)
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke
dalam berbagai-bagai pencobaan, (3) sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu
itu menghasilkan ketekunan. (4) Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah
yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu
apapun”). Lalu mengapa
kita minta supaya terhindar dari pencobaan?
Jawab:
· Pencobaan
di sini adalah pencobaan di dalam hati / pikiran. Kita tidak minta dijauhkan
dari pencobaan dari luar karena ini membawa kebaikan. Kita minta dihindarkan
dari pencobaan di dalam karena ini adalah dosa.
· Ini
bukan permintaan supaya terhindar dari pencobaan / tidak terkena
pencobaan, tetapi permintaan supaya tidak jatuh ke dalam dosa pada waktu
menghadapi pencobaan. Jadi, ini adalah suatu permintaan supaya Tuhan tidak
mengijinkan kita untuk mendapatkan pencobaan yang akan menjatuhkan kita dalam
dosa.
i)
‘Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan
dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin’ (ay 13b).
Bagian ini diperdebatkan keasliannya dan karena itu bagian ini
diletakkan di dalam tanda kurung tegak. Memang kalau tidak ada kalimat ini, doa
Bapa Kami ini menjadi ‘aneh’, karena terhenti secara tiba-tiba. Tetapi
bagaimanapun juga, Luk 11:2-4 juga tidak memiliki bagian itu. Disamping
itu, untuk Mat 6:9-13, manuscript-manuscript yang kuno tidak memiliki
kalimat itu dan manuscript-manuscript yang memiliki kalimat itu, kalimatnya
bervariasi / berbeda satu dengan yang lain.
Kesimpulan: kalimat ini tidak ada dalam aslinya!
6)
Peninjauan terhadap Doa Bapa Kami secara keseluruhan.
a) Ay 9-10: 3 permintaan untuk kemuliaan Allah.
Ay 11-13: 3 permintaan untuk diri sendiri.
Jadi, dalam doa kemuliaan Allah harus lebih diutamakan dari
kepentingan diri sendiri, tetapi permintaan untuk diri sendiri tetap tidak boleh
diabaikan.
Calvin: “in
prayer Christ enjoins us to consider and seek the glory of God, and, at the same
time, permits us to consult our own interest”
(= dalam doa, Kristus memerintahkan kita untuk memikirkan dan mencari kemuliaan
Allah, dan pada saat yang sama, mengijinkan kita untuk mempertimbangkan /
mengingat kepentingan kita sendiri)
- hal 316.
Calvin: “we
must not be so exclusively occupied with what is advantageous to ourselves, as
to omit, in any instance, to give the first place to the glory of God”
(= kita tidak boleh sibuk / dipenuhi semata-mata dengan apa yang menguntungkan
diri kita sendiri, sehingga menghapuskan, dalam keadaan apapun, untuk memberikan
tempat pertama bagi kemuliaan Allah)
- hal 322.
Karena itu, tentu saja kalau kepentingan kita sendiri bertentangan
dengan kemuliaan Allah, maka kemuliaan Allahlah yang harus kita cari / doakan!
b)
Bagian yang untuk diri sendiri (ay 11-13) terdiri dari permintaan yang
bersifat jasmani dan rohani. Kedua-duanya perlu dalam hidup kita! Kalau saudara
berdoa apakah saudara meminta hanya hal-hal yang bersifat jasmani saja? Atau
sebaliknya saudara hanya meminta hal-hal yang bersifat rohani saja? Mintalah
kedua-duanya!
Dalam doa Bapa Kami ini permintaan untuk jasmani didahulukan. Ini
tidak berarti bahwa jasmani lebih penting dari rohani.
Mark 2:1-12 - Yesus mengampuni dosa dahulu, baru menyembuhkan
penyakit orang itu.
Mat 16:26 - “Apa gunanya
seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang
dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”.
1Tim 4:7-8 - “Tetapi
jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal,
karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan
datang”.
c)
Masa lampau, sekarang, dan yang akan datang, tercakup dalam doa ini.
Ay
11: ‘hari ini’.
Ini masa sekarang.
Ay 12: tentang kesalahan / dosa. Ini menunjuk pada masa lampau.
Ay 13: tentang pencobaan. Ini menunjuk pada masa yang akan datang.
Jadi, seluruh hidup diserahkan kepada Tuhan dalam doa.
d) Allah Tritunggal merupakan obyek dari doa kita.
Ay 11: minta makanan. Ini menunjuk kepada Bapa.
Ay 12: minta ampun. Ini menunjuk kepada Yesus.
Ay 13: minta tolong dalam menghadapi pencobaan. Ini menunjuk kepada
Roh Kudus.
Jadi,
dalam doa, kita minta supaya Allah Tritunggal campur tangan dalam hidup kita.
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali