Eksposisi
Injil Matius
oleh: Pdt. Budi
Asali MDiv.
1)
Bagian ini menunjuk pada apa? Lagi‑lagi ada bermacam‑macam
pandangan:
A) Kedatangan Yesus yang kedua:
Alasannya:
a)
Bagian ini terletak di antara 2 bagian (ay 29‑31 dan ay 36-dst)
yang sama‑sama berbicara tentang kedatangan Yesus yang kedua.
b)
Ay 33 mempunyai paralel, yaitu Luk 21:31, dan kata‑kata
‘Kerajaan Allah sudah dekat’ dalam Luk 21:31 itu, rasanya lebih cocok
untuk menunjuk pada kedatangan Yesus yang kedua.
Ada orang yang keberatan kalau bagian ini menunjuk pada kedatangan
Yesus yang kedua, dengan alasan:
a.
Kalau ay 32‑35 menunjuk pada kedatangan Yesus yang kedua, maka dari
bagian ini terlihat bahwa kita bisa tahu kapan saat itu tiba, sedangkan
dari ay 36,42,44, 50 terlihat dengan jelas bahwa hari itu tak akan bisa
kita ketahui.
Tetapi keberatan ini bisa dijawab sebagai berikut: ay 32‑35
hanya menunjukkan bahwa kita bisa tahu kalau hari Tuhan itu sudah dekat, tetapi
sesuai dengan ay 36,42,44,50 kita tidak akan bisa tahu waktunya dengan
tepat. Ingat bahwa Tuhan tidak terbatas oleh waktu (2Pet 3:8).
b.
Ay 34 tidak mungkin menunjuk pada akhir jaman!
Untuk ini ada bermacam‑macam penjelasan:
· di
sini Yesus berbicara sebagai manusia yang terbatas pengetahuannya (bdk. ay 36),
sehingga di sini Ia salah!
Tetapi pandangan ini begitu tidak masuk akal sehingga bahkan
William Barclaypun tidak menerima pandangan ini!
· kata
‘angkatan’ dalam ay 34 itu diartikan ‘bangsa Yahudi, tak terbatas
pada orang Yahudi yang hidup pada jaman itu’ (bandingkan dengan NIV, yang
sekalipun menterjemahkan ‘generation’, tetapi pada catatan kaki
memberikan terjemahan ‘race’).
Jadi, kata‑kata Yesus itu artinya adalah: bangsa Yahudi tidak
akan lenyap sebelum akhir jaman.
· ada
yang menganggap bahwa kata ‘angkatan’ menunjuk pada bangsa Yahudi yang hidup
pada saat itu. Tetapi kata‑kata ‘sebelum semuanya ini terjadi’
diartikan ‘sebelum semuanya ini mulai terjadi’.
B) Kehancuran Yerusalem
Alasannya:
a)
Ay 33: ‘jika kamu melihat semuanya ini’.
Kata ‘kamu’ jelas menunjuk kepada rasul‑rasul yang mendengar
Yesus saat itu. Kalau mereka sendiri akan melihat semua itu, maka pasti itu
tidak menunjuk pada kedatangan Yesus yang kedua, tetapi menunjuk pada
kehancuran Yerusalem.
b)
Dalam Kitab Suci, kata ‘angkatan’ (Yunani: GENEA) selalu menunjuk pada
generasi yang hidup saat itu! Dan karena itu, ayat ini tidak
mungkin menunjuk pada akhir jaman, dan kalau ayat ini tidak menunjuk pada akhir
jaman, maka ayat ini pasti menunjuk pada kehancuran Yerusalem, karena hanya 2
hal itu saja yang dibahas dalam Mat 24!
Saya condong pada pandangan ini!
C)
Sebagian (ay 33) menunjuk pada kehancuran Yerusalem, dan sebagian yang lain
(ay 34) menunjuk pada kedatangan Yesus yang kedua.
2)
Ay 32‑33 (bdk. Luk 21:29).
Sekalipun di sini bagian ini diarahkan pada kehancuran Yerusalem
(kalau memang pandangan B yang benar), tetapi sebetulnya bagian ini bisa
diberlakukan secara umum.
Apa arti bagian ini? Dalam hal jasmani, manusia pandai
memperhatikan tanda akan terjadinya sesuatu (ay 32), misalnya:
· musim
(ay 32).
· cuaca
(16:2‑3).
· penyakit
/ kematian jasmani.
· keadaan
ekonomi (bakal terjadi devaluasi dsb).
· keadaan
politik (siapa yang menang dalam pemilu dsb).
Sebetulnya, dalam hal rohanipun kita harus pandai melihat tanda
akan terjadinya sesuatu (ay 33)! Misalnya:
¨ kalau kita merasa malas mendengar Firman Tuhan atau berdoa,
itu tanda bahwa kerohanian kita sedang merosot, atau ada dosa dalam hidup kita,
yang membutuhkan penanganan tertentu!
¨ kalau sekarang banyak nabi palsu, ajaran sesat, mujijat
palsu, kebejatan moral (bdk. 2Tim 3:1‑5), maka itu adalah tanda bahwa
kedatangan Yesus yang kedua sudah dekat, sehingga menuntut kesiapsediaan yang
makin hebat!
Pikirkanlah! Apakah dalam hal rohani saudara jeli melihat tanda
akan terjadinya sesuatu?
3)
Ay 35 menunjukkan bahwa Firman Tuhan itu kekal (bdk. Yes 40:8
1Pet 1:24‑25). Kekekalan dan ketidakberubahan Firman Tuhan ini menyebabkan
kita harus selalu menggunakan Firman Tuhan sebagai dasar kehidupan, kepercayaan
dan ajaran kita!
1)
Ayat ini jelas menunjuk pada / berbicara tentang kedatangan Yesus yang kedua
kalinya.
Alasannya: ay 36 ini sangat mirip dengan ay 42,44,50,
sehingga jelas menunjuk pada hal yang sama, sedangkan ketiga ayat itu terletak
dalam kontex, yang jelas menunjuk pada kedatangan Yesus yang kedua kalinya.
2)
Ketidak tahuan Yesus tentang hari Tuhan:
A) Penafsiran yang salah / sesat tentang bagian ini:
a)
Ajaran Arianisme, yang diajarkan oleh Arius, mengajarkan bahwa ayat ini
membuktikan bahwa Yesus bukan sungguh‑sungguh Allah.
Ajaran ini menimbulkan perdebatan seru di dalam gereja saat itu
(tahun 320 M), yang akhirnya menyebabkan terjadinya Council of Nicea,
yang mengecam ajaran tersebut dan melahirkan Pengakuan Iman Nicea, yang kalau
dibandingkan dengan 12 Pengakuan Iman Rasuli, terlihat sangat menonjolkan
keilahian Yesus.
Pengakuan Iman Nicea
Kami percaya
kepada Allah yang esa, Bapa yang mahakuasa, Pencipta langit dan bumi, serta
segala sesuatu yang kelihatan dan yang tidak kelihatan
dan kepada
satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal, yang lahir dari Sang Bapa,
sebelum ada segala zaman, Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah yang
sejati dari Allah yang sejati, diperanakkan, bukan dibuat, sehakekat dengan Sang
Bapa, yang dengan perantaraanNya segala sesuatu dibuat, yang telah turun dari
surga, untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita dan menjadi daging oleh Roh
Kudus dari anak dara Maria, dan menjadi manusia, yang disalibkan bagi kita di
bawah pemerintahan Pontius Pilatus, menderita dan dikuburkan, yang bangkit pada
hari yang ketiga sesuai dengan isi Alkitab dan naik ke surga, yang duduk di
sebelah kanan Allah Bapa dan akan datang kembali dengan kemuliaan untuk
menghakimi orang yang hidup dan yang mati, yang kerajaanNya tidak akan berakhir
dan kepada
Roh Kudus, yang jadi Tuhan dan yang menghidupkan, yang keluar dari Sang Bapa
dan Sang Putra, yang bersama‑sama dengan Sang Bapa dan Sang Putra disembah
dan dimuliakan, yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi
Kami percaya
akan satu Gereja yang kudus dan am dan rasuli
Kami mengaku
satu baptisan untuk pengampunan dosa dan kami menantikan kebangkitan orang mati
dan kehidupan di zaman yang akan datang. Amin.
b)
Saksi Yehovah, yang boleh dikatakan merupakan ‘keturunan’ dari Arianisme,
mengatakan bahwa ay 36 ini menunjukkan bahwa Bapa itu mahatahu, sedangkan
Yesus tidak, dan karena itu jelas membuktikan bahwa Yesus lebih rendah / kecil
dari Bapa.
c)
Yesus hanya berpura‑pura tidak tahu, tapi sebetulnya Ia tahu.
Ajaran ini salah, karena sekalipun ajaran ini mempertahankan
kemahatahuan dan keilahian Yesus, tetapi menjadikanNya seorang pendusta!
d)
Teori Kenosis (bdk. Fil 2:5‑8): pada saat inkarnasi Yesus
mengosongkan diri, dalam arti mengesampingkan seluruh atau sebagian
sifat‑sifat ilahiNya, supaya bisa menjadi manusia yang terbatas. Karena
itu, tidak aneh kalau ay 36 menunjukkan Ia tidak maha tahu. Sifat mahatahu
termasuk sifat ilahi yang Ia kesampingkan pada saat inkarnasi.
Menghadapi teori sesat ini, perlu saudara ingat bahwa Allah tidak
bisa berubah (Maz 102:26‑28 Mal 3:6 Yak 1:17).
Juga bahwa kalau Ia bisa mengesampingkan sebagian / seluruh
sifat‑sifatNya, itu berarti Ia berhenti menjadi Allah (‘he ceased to
be God’).
e)
Ayat ini diartikan: Yesus bukannya tidak tahu, tetapi tidak boleh / tidak mau
memberi tahu tentang hari Tuhan!
Tetapi, ay 36 itu menyatakan bahwa manusia, malaikat, maupun
Anak, tidak tahu. Sehingga ketidaktahuan Yesus mestinya mempunyai arti yang sama
dengan ketidaktahuan manusia dan malaikat, yaitu betul‑betul tidak tahu.
B) Penafsiran / arti yang benar:
Setelah inkarnasi, Yesus adalah 1 pribadi yang mempunyai 2 hakekat,
yaitu hakekat ilahi dan hakekat manusia. Ini menyebabkan Ia mempunyai
sifat‑sifat ilahi, maupun sifat‑sifat manusia. Jadi, bisa dikatakan
bahwa pribadi Yesus itu maha kuasa dan lemah, maha tahu dan tidak maha tahu,
maha ada dan terbatas tempat, dsb.
Karena itu kita tidak perlu heran kalau melihat:
· adanya
ayat‑ayat yang menunjukkan kemahakuasaanNya (misalnya: Mat 8:23‑27),
dan ayat‑ayat yang menunjukkan kelemahanNya (misalnya: Yoh 4:6).
· adanya
ayat‑ayat yang menunjukkan bahwa Ia maha tahu (misalnya: Yoh 1:46‑50
Mat 9:4 12:25 16:8 17:27), dan adanya ayat‑ayat
yang menunjukkan bahwa Ia tidak maha tahu (misalnya: Mat 24:36 Luk
2:40,52).
John Calvin:
“For we know that in Christ the two
natures were united into one person in such a manner that each retained its own
properties; and more especially the divine nature was in a state of repose,
and did not at all exert itself, whenever it was necessary that the human nature
should act separately, according to what was peculiar to itself, in discharging
the office of Mediator. There would be no impropriety, therefore, in saying that
Christ, who knew all things (John 21:17) was ignorant of something in respect of
his perception as a man; for otherwise he could not have been liable to grief
and anxiety, and could not have been like us (Heb 2:17)”
[= Karena kita tahu bahwa di dalam Kristus 2 hakekat dipersatukan di dalam satu
pribadi sedemikian rupa sehingga masing‑masing mempertahankan
sifat‑sifatnya; dan teristimewa hakekat ilahi ada dalam keadaan tidur /
istirahat, dan sama sekali tak menggunakan dirinya, pada saat hakekat manusia
harus bertindak secara terpisah, sesuai dengan apa yang khas pada dirinya
sendiri, dalam melaksanakan jabatan Pengantara. Karena itu, tidak ada
ketidaklayakan di dalam mengatakan bahwa Kristus yang tahu segala sesuatu (Yoh 21:17)
tidak mengetahui tentang sesuatu berkenaan dengan pengertiannya sebagai manusia;
karena kalau tidak ia tidak bisa mengalami kesedihan dan kekuatiran, dan
tidak bisa menjadi seperti kita (Ibr 2:17)].
Seorang ahli Theologia lain mengatakan bahwa Yesus mempunyai 2
pikiran / kesadaran (manusia dan ilahi), yang timbul tenggelam secara bergantian
(pergantiannya diatur oleh yang ilahi). Pada saat pikiran ilahi muncul, jelas Ia
maha tahu. tetapi pada saat pikiran manusia muncul, Ia tidak maha tahu!
Jadi Ia mengucapkan ay 36 pada saat pikiran manusia yang
muncul, dan karena itulah Ia tidak tahu hari Tuhan!
3)
Berdasarkan ay 36 ini (bdk. ay 42,44,50 1Tes 5:2 2Pet 3:10
Wah 3:3 Wah 16:15), maka jelaslah bahwa tidak mungkin ada orang yang
bisa mengetahui kapan Yesus akan datang untuk keduakalinya, baik dari
penyelidikan Kitab Suci, maupun dari mimpi, nubuat, bahasa lidah, wahyu Tuhan
dsb (Catatan: Tuhan tidak mungkin akan memberitahukan kepada manusia apa yang
dalam firmanNya dikatakan tidak mungkin diketahui oleh manusia).
Dari tanda‑tanda akhir jaman yang sudah banyak terjadi,
paling‑paling kita bisa berkata bahwa hari Tuhan sudah dekat. Tetapi
jangan lupa, bahwa ‘dekat’ bagi Tuhan, bisa ‘jauh’ bagi kita, karena
Tuhan tidak terbatas oleh waktu (2Pet 3:8). Dan karena itu, saat kedatangan
Yesus (hari, bulan, tahun, bahkan abadnya) tidak mungkin bisa diketahui!
William Hendriksen: “This proves the
futility and sinfulness of every attempt on man’s part to predict the date
when Jesus will return” (= ini
membuktikan kesia‑siaan dan keberdosaan dari setiap usaha manusia untuk
meramalkan hari dimana Yesus akan kembali).
Hendriksen menyebut usaha untuk mengetahui hari Tuhan, sebagai
‘kesia‑siaan’, karena usaha itu tidak mungkin akan berhasil. Tetapi ia
juga menyebutnya sebagai ‘keberdosaan’, karena usaha itu menunjukkan bahwa
orang itu tidak percaya pada apa yang Yesus katakan dalam ay 36 ini!
William Barclay: “It is, therefore, clear
that speculation regarding the time of the second coming is nothing less than
blasphemy, for the man who so speculates is seeking to wrest from God secrets
which belong to God alone. It is not any man’s duty to speculate; it is his
duty to prepare himself, and to watch” (=
Karena itu, jelaslah bahwa spekulasi mengenai saat kedatangan yang kedua itu
tidak kurang dari suatu penghujadan, karena orang yang berspekulasi seperti itu
merebut dari Allah rahasia yang hanya menjadi milik Allah. Bukan kewajiban dari
siapapun untuk berspekulasi; kewajib‑annya adalah untuk mempersiapkan
dirinya sendiri dan berjaga‑jaga).
Apa yang oleh Hendriksen disebut dengan kesia‑siaan dan
keberdosaan, oleh Barclay disebut dengan penghujatan!
John Calvin:
“And surely that man must be singularly
mad, who would hesitate to submit to the ignorance which even the Son of God
himself did not hesitate to endure on our account”
(= Dan jelaslah bahwa orang itu pasti luar biasa / istimewa gilanya,
yang segan untuk tunduk pada ketidaktahuan, yang bahkan Anak Allah sendiri tidak
segan untuk memikulnya demi kita).
Jadi, Calvin bahkan mengatakan bahwa orang yang segan untuk tunduk
pada ketidaktahuan tentang hari Tuhan, adalah orang yang luar biasa / istimewa
gilanya!
1)
Kedatangan Yesus yang keduakalinya digambarkan / dianalogikan dengan datangnya
banjir Nuh. Dalam Luk 17:28‑29, ditambahkan analogi yang lain, yaitu
hujan api dan belerang atas Sodom.
a)
Dari sini jelaslah bahwa Yesus mempercayai bahwa peristiwa banjir Nuh maupun
hujan api dan belerang atas kota Sodom, bukanlah sekedar merupakan dongeng /
illustrasi (seperti yang dipercaya oleh banyak orang liberal!), tetapi
betul‑betul merupakan fakta sejarah! (juga peristiwa Yunus ditelan ikan
‑ bdk. Mat 12:39‑41).
b) Persamaan antara peristiwa‑peristiwa itu:
· hukuman
itu datang dengan tiba‑tiba.
· pada
saat mereka sadar, sudah terlambat untuk bertobat.
Penerapan:
Sadarlah sekarang, sebelum terlambat!
· banyak
orang mengabaikan Firman Tuhan / peringatan Tuhan (bdk. 2Pet 2:5 ‑
Nuh adalah pemberita kebenaran), dan mereka semua binasa!
Penerapan:
Jangan mengabaikan peringatan tentang hari Tuhan, atau saudarapun
akan binasa!
2)
Ay 38 (bdk. Luk 17:27,28) mengatakan bahwa orang‑orang itu
makan, minum, kawin, mengawinkan / dikawinkan, membeli, menjual, menanam,
membangun.
Sebetulnya tidak ada yang salah dengan tindakan‑tindakan ini!
Kesalahan mereka adalah: mereka hanya melakukan / memikirkan hal‑hal
jasmani / duniawi, dan hanya memikirkan / melakukan hal‑hal yang berguna
dalam hidup sekarang ini. Mereka tidak memikirkan / melakukan hal‑hal yang
bersifat rohani, yang berguna untuk kehidupan di masa yang akan datang! Bdk. Luk
12:16‑21 Luk 21:34‑36
Dari sini terlihat bahwa hal‑hal jasmani yang sebetulnya
tidak dosa itu, bisa menguasai kita, sehingga kita lalu mengabaikan hal yang
bersifat rohani dan kekal, sehingga akhirnya semua itu membinasakan kita!
Karena itu, lakukanlah setiap hal (termasuk hal jasmani) untuk kemuliaan Allah (1Kor 10:31).
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali