oleh:
Pdt. Budi Asali Mdiv
MALEAKHI
3:13-18
I) Dosa Israel:
1)
Kata-kata.
Dosa
disini mereka lakukan dengan kata-kata. Ini terlihat dari kata ‘bicaramu’
dalam ay 13, yang menunjukkan bahwa Maleakhi menyerang kata-kata mereka.
Dosa dengan kata-kata sudah ada pada Mal 2:17, tapi yang di sini lebih
gawat lagi.
·
Kita juga sering berdosa melalui kata-kata kita.
Karena itu lebih baik tidak berbicara kalau memang tidak berguna. Ingat akan
Amsal 10:19 yang berbunyi: “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran,
tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi”.
·
Tuhan mendengar kata-kata kita (Bil 12:2
Yer 8:6 Maz 139:4).
Seringkali
orang beranggapan bahwa Tuhan hanya memperhatikan tingkah laku kita, tetapi
ayat-ayat di atas itu menunjukkan bahwa Tuhan juga memperhatikan /
mendengarkan segala pembicaraan kita.
·
Yesus berkata bahwa kita akan dihakimi juga
berdasarkan kata-kata kita (Mat 12:36-37). Karena itu jangan hanya
menguduskan diri dalam hal tindakan saudara, tetapi juga dalam kata-kata
saudara!
Penerapan:
Dosa
melalui kata-kata bisa terjadi kalau kita mencaci maki, menge-luarkan kata-kata
kotor, menyebut nama Allah dengan sia-sia, berdusta, memfitnah, membicarakan
kejelekan orang / ngrasani, bersungut-sungut, dsb.
2)
Kata-kata mereka menentang Tuhan (ay 13).
Ay 13:
‘tentang Aku’ seharusnya adalah ‘menentang Aku’ (KJV / RSV / NIV / NASB:
‘against Me’).
Penerapan:
Seringkah
saudara mengeluarkan kata-kata menentang Tuhan? Hal ini bisa terjadi pada waktu
saudara menyatakan kepada orang lain betapa tidak adilnya Tuhan itu, atau betapa
tidak pedulinya Tuhan kepada saudara, atau betapa tulinya Dia terhadap doa
saudara, dsb.
3)
Kata-kata kurang ajar yang menentang Tuhan (ay 13).
Apa
yang dimaksud dengan ‘kata-kata kurang ajar yang menentang Tuhan’ itu?
a)
Mereka menganggap bahwa mereka sudah mentaati Firman Tuhan (ay 13b-14).
Bahwa
mereka menganggap bahwa diri mereka sudah mentaati Firman Tuhan, terlihat dari
kata-kata ‘memelihara’ dan ‘berjalan’ dalam ay 14, yang ada dalam past
tense (= bentuk lampau). Mungkin ini adalah ketaatan lahiriah saja (bdk. Mat 15:8-9)
atau ketaatan sebagian seperti dalam Yes 58:3-4.
Tetapi
yang jelas adalah bahwa mereka menganggap diri mereka benar!
Penerapan:
Kalau
saudara menganggap diri saudara benar, maka dengan itu saudara mengucapkan
kata-kata kurang ajar yang menentang Tuhan, karena Tuhan menyatakan diri saudara
sebagai orang berdosa.
b)
Mereka berkata bahwa ikut / taat Tuhan itu sia-sia / tak ada untungnya
(ay 14).
·
‘beribadah’ seharusnya ‘melayani’ (NIV: serve).
Mereka
menganggap hal ini sia-sia (ay 14a).
Penerapan:
Apakah
saudara sering beranggapan bahwa pelayanan yang saudara lakukan untuk Tuhan
itu adalah sia-sia? Kalau ya, bacalah 1Kor 15:58, yang menyuruh kita untuk
giat melayani Tuhan karena jerih payah / pekerjaan yang kita lakukan dalam
Tuhan, tidak akan sia-sia!
·
‘apa untungnya ....’.
Ini
menunjukkan sikap egois dalam mentaati Tuhan!
Penerapan:
*
ada orang-orang yang malas datang dalam Pemahaman
Alkitab karena themanya adalah Toronto
Blessing. Mungkin mereka menganggap pokoknya mereka tahu itu salah, dan
mereka beranggapan bahwa dengan belajar tentang Toronto
Blessing, mereka tidak mendapatkan apa-apa untuk diri mereka sendiri. Ini
adalah sesuatu yang bersifat egois! Seharusnya saudara belajar Firman Tuhan
dengan tujuan supaya saudara bisa lebih berguna untuk Tuhan / Kerajaan Allah
maupun untuk sesama manusia! Karena itu maulah belajar topik seperti itu supaya
saudara bisa menolong orang yang disesatkan oleh Toronto Blessing itu!
*
apakah saudara sering merasa bahwa mentaati dan
melayani Tuhan itu tidak ada untungnya, dan karena itu saudara tidak
melakukannya? Ingat bahwa sebetulnya kita mentaati dan melayani Tuhan sebagai
balasan atas keselamatan yang sudah Ia anugerahkan kepada kita.
c)
Mereka berkata bahwa orang jahat itu lebih enak (ay 15).
·
kata ‘gegabah’ seharusnya adalah ‘sombong’
(NIV: arrogant).
Ini
menunjuk kepada orang yang tidak beriman. Orang yang tidak beriman disebut
sombong karena mereka tidak mau datang kepada Allah, dan itu menunjukkan
kesombongan mereka. Mereka merasa bisa hidup tanpa Allah! Orang seperti ini
justru dianggap ‘berbahagia’ (NIV: blessed)
oleh Israel.
Penerapan:
Mungkin
saudara tidak pernah berkata ‘berbahagialah orang yang tidak percaya’,
tetapi kalau saudara berkata:
*
bahwa jadi orang tidak kristen itu enak, karena
hari Minggu tak perlu ke gereja, sehingga bisa piknik.
*
bahwa jadi orang tidak kristen itu enak karena bisa
melakukan dosa-dosa yang menyenangkan.
maka
bukankah sebetulnya sama saja dengan saudara berkata ‘berbahagialah orang yang
tidak percaya’?
·
kata-kata ‘berbuat fasik’ oleh NIV
diterjemahkan evildoers (= pem-buat
kejahatan).
Orang
seperti ini dikatakan ‘mujur’ [NIV: prosper
(= berhasil baik / menjadi makmur)] oleh Israel.
Penerapan:
Apakah
saudara sering iri hati kepada orang-orang yang berhasil menjadi kaya / makmur
dengan menggunakan cara kerja yang jahat / tak alkitabiah?
·
‘mencobai Allah’.
Apakah
ini bertentangan dengan Yak 1:13? Tidak, karena kata itu bisa diterjemahkan
bermacam-macam. Kata Ibrani yang sama digunakan dalam Mal 3:10
dan diterjemahkan ‘menguji / ujilah’. Dalam Yak 1:13 kata
‘mencobai’ itu maksudnya mencobai supaya jatuh ke dalam dosa (baca Yak 1:12-15).
Jelas dalam arti seperti ini, Allah tidak bisa dicobai oleh siapapun. Tetapi
dalam Mal 3:15 ini kelihatannya
arti dari kata ‘mencobai’ itu adalah seperti yang diberikan oleh NIV yaitu
‘challenge’ (= menantang). Dalam
arti seperti ini Allah bisa dicobai.
Israel
menganggap bahwa orang-orang yang mencobai / menantang Allah itu ‘luput’
(NIV: escape). Maksudnya luput dari
hukuman Allah.
Kesimpulan:
Dosa
Israel adalah menuduh bahwa Allah itu tidak adil. Mereka merasa bahwa mereka
hidup taat, tetapi menderita, sedangkan orang lain yang hidupnya jahat justru
enak.
Maz 73
isinya mirip sekali dengan tuduhan Israel dalam Mal 3:13-15 ini (bacalah
Maz 73 ini!), tapi toh berbeda! Bedanya adalah:
·
sikap hati dalam Maz 73 adalah bertanya-tanya,
sedangkan dalam Mal 3:13-15 sikap hatinya adalah memberontak / marah kepada
Tuhan.
·
Dalam Maz 73 pemazmur mengutarakan hal itu
kepada Allah (ini terlihat dari Maz 73:18-27 dimana pemazmur itu
menggunakan kata-kata ‘Engkau’, ‘Kau’, dan ‘Mu’ untuk menyebut
Allah), sedangkan dalam Mal 3:13-15 mereka berbicara satu kepada yang lain
/ ngrasani Tuhan (ay 13b).
II) Benarkah
tuduhan mereka bahwa Allah itu tak adil?
Marilah
kita memperhatikan beberapa hal:
1)
Allah mendengar dan memperhatikan orang yang bertobat (ay 16).
·
Ay 16: Kitab Suci Indonesia kurang tepat
terjemahannya!
NIV:
‘Then those who feared the LORD
talked with each other, and the LORD listened and heard. A scroll of remembrance
was written in his presence concerning those who feared the LORD and honored his
name’ (= Maka mereka yang takut kepada TUHAN berbicara satu kepada
yang lain, dan TUHAN mendengarkan. Sebuah gulungan per-ingatan ditulis di
hadapanNya tentang mereka yang takut akan TUHAN dan menghormati namaNya).
Kata
‘then’ (= maka / kemudian / lalu)
pada awal ay 16 ini juga ada pada NASB/KJV/RSV. Kata ini menunjukkan bahwa ay 16
merupakan hasil teguran dari Maleakhi. Ada orang-orang yang bertobat.
·
‘Orang-orang yang takut akan Tuhan’ (ay 16).
Mereka
inilah yang mendengarkan teguran Maleakhi dan bertobat. Orang yang takut akan
Tuhan, pasti akan tunduk kepada Firman Tuhan! Apakah saudara takut akan Tuhan?
·
Orang-orang ini berbicara satu dengan yang lainnya
(ay 16).
Ini
berbeda dengan orang-orang yang tadi ngrasani Tuhan, karena pembicaraan disini
menunjukkan adanya persekutuan di antara orang-orang itu, dimana mereka saling sharing
sehingga mereka saling menguatkan dalam pertobatan mereka!
Lalu,
apa yang Allah lakukan? Apakah Allah bersikap acuh tak acuh? Tidak! Allah
memperhatikan dan mendengarkan (ay 16)! Jelaslah bahwa tuduhan mereka,
yaitu bahwa mentaati Tuhan itu sia-sia, adalah salah!
2)
Tuhan punya kitab peringatan (ay 16b).
Raja-raja
Persia pada jaman itu mempunyai kitab catatan / peringatan (bdk. Ezra 4:15,18,19
Ester 6:1-3). Allah juga dikatakan punya kitab seperti ini! Apakah
ini sesuatu yang bersifat hurufiah atau simbolis, tidak terlalu penting. Yang
jelas ini menjamin keadilan Allah. Allah memang bisa menunda hukuman / berkat
dari orang yang berbuat dosa / baik, tetapi Ia mencatatnya dan tidak mungkin
melupakannya! Ia akan memberi hukuman / berkat pada waktuNya (bdk. Wah 20:12-13).
Penerapan:
·
Kalau selama ini saudara terus berbuat dosa karena
saudara meng-anggap Allah toh tidak menghukum saudara, ingatlah bahwa Allah
mencatat / mengingat semua itu! Bertobatlah sebelum hukuman itu tiba!
·
Kalau selama ini saudara setia ikut Tuhan dan
saudara tidak merasakan berkat apa-apa, jangan putus asa dalam mengikut Tuhan.
Tuhan mencatat / mengingat kesetiaan saudara dan akan memberikan berkatNya pada
waktuNya!
3)
Tuhan punya waktu / saatNya sendiri (ay 17).
Sebelum
hari / saat itu tiba, kelihatannya tidak ada beda antara orang jahat dan orang
baik / beriman. Tapi pada saat itu akan kelihatan bedanya. Orang yang ikut Tuhan
akan menjadi milik kesayangan Tuhan. Tak berarti bahwa sebelum saat / waktu
Tuhan itu tiba mereka bukan milik kesayangan Tuhan. Mereka sudah merupakan milik
kesayangan Tuhan, tetapi belum kelihatan. Tapi bila waktu Tuhan itu tiba, maka
akan kelihatan bahwa mereka adalah milik kesayangan Tuhan (bdk. ay 18).
Ketiga
hal ini menunjukkan bahwa tuduhan orang Israel di atas itu tidak benar! Ikut
Tuhan tidak sia-sia. Orang jahat tidak akan enak terus! Karena apa? Karena Tuhan
itu adil! Karena itu, apapun yang terjadi dalam kehidupan saudara, percayalah
bahwa Allah itu adil!
Juga,
tinggalkan semua dosa saudara, dan rajin / tekunlah dalam berbuat baik /
mentaati Tuhan, sekalipun saat ini saudara menderita. Allah tidak akan
melupakan kesetiaan saudara dan akan memberkati saudara pada waktuNya!
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali