oleh:
Pdt. Budi Asali Mdiv
MALEAKHI 1:1-5
I) Latar
belakang / pendahuluan (ay 1):
1)
Saat penulisan Maleakhi.
Pada
tahun 722 SM Israel / Kerajaan Utara dikalahkan oleh Asyur dan orang-orang
Israel diangkut ke dalam pembuangan. Pada tahun 587 SM Yehuda / Kerajaan
Selatan dikalahkan oleh Babilonia dan orang-orang Yehuda diangkut ke dalam
pembuangan. Di antara tahun 538-444 SM, orang-orang Yehuda kembali dari
pembuangan. Sedangkan Maleakhi menulis kitabnya kira-kira pada tahun 440 SM.
Jadi, Maleakhi menulis kitabnya untuk orang-orang Yehuda sesudah kembali dari
pembuangan. Jadi, kata ‘Israel’ dalam ay 1 menunjuk kepada orang-orang
Yehuda yang kembali dari pembuangan.
2)
Kerohanian pada saat itu betul-betul brengsek, baik imam-imamnya mau-pun
rakyatnya.
Dosa-dosa
mereka antara lain:
·
mempersembahkan binatang cacat (1:6-14).
·
pengajaran yang brengsek dari para imam (2:1-9).
·
kawin campur dan perceraian (2:10-16).
·
tidak memberikan persembahan persepuluhan (3:6-12).
·
dosa-dosa lain (3:5,13-14).
Kepada
‘gereja’ brengsek seperti itulah Maleakhi menuliskan kitab ini.
Penerapan:
¨
berikan Firman Tuhan untuk menangani gereja / orang
kristen yang brengsek! Selama orang kristen / gereja brengsek itu masih mau
men-dengar Firman Tuhan, maka masih ada kemungkinan bagi mereka untuk
direformasi. Saudara bisa memberikan Firman Tuhan dengan cara memberitakannya
melalui mulut saudara (melalui khotbah, pe-ngajaran sekolah minggu, atau
penginjilan pribadi), atau saudara bisa memberikan Firman Tuhan yang tertulis,
seperti buku-buku rohani, dengan catatan bahwa saudara harus memilihkan buku
rohani yang baik / bermutu.
¨
memang gereja brengsek juga sangat membutuhkan doa
saudara, tetapi kalau gereja itu hanya didoakan dan tidak diberi Firman Tuhan,
maka gereja itu tidak mungkin bisa diperbaiki!
3)
Siapakah Maleakhi itu?
Kata
bahasa Ibraninya adalah MALAKHI, yang sebetulnya berarti my angel / my messenger (= malaikatku / utusanku).
Itu
menyebabkan ada penafsir yang menganggap bahwa ‘Maleakhi’ sebetulnya
bukanlah suatu nama. Penulis kitab ini hanya memperkenal-kan diri sebagai
‘utusan Allah’, tetapi menyembunyikan identitasnya.
Calvin
menganggap bahwa Maleakhi adalah julukan dari Ezra.
Siapa
sebenarnya Maleakhi itu tidak diketahui dengan jelas.
4)
‘Ucapan ilahi’ (ay 1).
NIV/NASB/RSV:
oracle (= ucapan ilahi / sabda dewa).
KJV/Lit:
burden (= beban).
Kata
bahasa Ibraninya adalah MASSA. Kata MASSA ini berasal dari kata kerja NASA, yang
berarti to lift up (= mengangkat).
Jadi MASSA berarti ‘sesuatu yang diangkat’, dan karena itu bisa diartikan
‘beban’.
Lalu
apa yang dimaksud dengan ‘beban’ itu? Ada bermacam-macam penafsiran:
a)
Kata ini menunjukkan bahwa Maleakhi merasa berat untuk menyam-paikan
Firman yang penuh kecaman itu.
Penerapan:
Kalau
saudara adalah orang yang senang melakukan kecaman, dalam arti saudara menikmati
(enjoy) saat pengecaman itu, maka ada
se-suatu yang tidak beres dengan kerohanian saudara! Jelas bahwa saudara
sedang kekurangan kasih! Bereskan dulu kerohanian sau-dara, baru mengecam
orang lain (bdk. Mat 7:1-5)!
b)
Kata ini menunjukkan bahwa Maleakhi menyampaikan Firman Tuhan dengan
beban, dalam arti yang sama seperti kalau kita berkata: orang itu mempunyai
beban untuk melayani.
Penerapan:
Apakah
saudara adalah orang yang melayani Tuhan / memberitakan Firman Tuhan dengan
beban? Atau saudara melayani Tuhan
hanya sebagai suatu rutinitas, dengan acuh tak acuh, terpaksa, berat hati,
asal-asalan, dsb?
c)
Kata ini menunjuk pada hukuman / penghakiman / teguran Allah. Tetapi lalu
ada orang yang menambahkan : kata-kata Allah keras dan penuh ancaman, tetapi
tetap ada penghiburan karena dalam ay 1 dikatakan bahwa kata-kata itu
ditujukan ‘kepada Israel’ [Bahasa Inggrisnya : ‘to
Israel’ (= kepada Israel), bukan ‘against
Israel’ (= terha-dap / menentang Israel)].
5)
‘Firman Tuhan ... dengan perantaraan Maleakhi’ (ay 1).
Maleakhi
dipakai oleh Tuhan untuk menyampaikan Firman Tuhan. Tuhan sebetulnya tidak
membutuhkan manusia, karena Dia bisa berbicara secara langsung atau memakai
seorang malaikat. Tetapi biasanya Ia tetap menggunakan manusia untuk menyampaikan
Firman Tuhan.
Tujuan
ay 1 ini adalah untuk menunjukkan bahwa yang disampaikan oleh Maleakhi
ini adalah Firman Tuhan yang tidak bisa disamakan seperti khotbah-khotbah jaman
sekarang ini.
Ada
2 pandangan extrim / salah tentang khotbah jaman sekarang:
a)
Khotbah itu cuma kata-kata manusia / pendeta.
Ini
menyebabkan orang kristen lalu tidak menghiraukan khotbah.
b)
Khotbah itu tidak ada salahnya (infallible).
Ini
menyebabkan orang kristen menerima apa saja yang dikatakan oleh pendeta,
sekalipun itu adalah hal yang tidak sesuai dengan Kitab Suci atau tidak
berdasarkan Kitab Suci.
Kedua
sikap di atas ini salah. Khotbah jaman sekarang tidak ada yang bebas dari
kesalahan. Karenanya pada waktu mendengarkan khotbah, kita harus selalu
membandingkannya dengan Firman Tuhan / Kitab Suci (bdk. Kis 17:11). Hanya kalau
khotbah itu betul-betul didasarkan pada Kitab Suci, barulah khotbah itu bisa
dianggap sebagai suatu kebenaran.
Tetapi
apa yang disampaikan oleh Maleakhi (juga oleh penulis-penulis Kitab Suci yang
lain) tidak sama dengan khotbah jaman sekarang, karena kata-katanya memang
betul-betul tak ada salahnya (infallible
& inerrant).
Adanya
faktor manusia dalam penyampaian / penulisan Kitab Suci / Firman Tuhan,
menyebabkan orang-orang dari golongan Liberal menga-takan bahwa Kitab Suci /
Firman Tuhan sudah bercampur dengan kesa-lahan, sehingga tidak lagi infallible & inerrant.
Terhadap
pandangan sesat dari golongan Liberal ini ada 2 hal yang bisa kita katakan
sebagai jawaban:
·
Tuhan sudah mempersiapkan para penulis Kitab Suci
itu sehingga mereka menjadi orang yang cocok secara sempurna untuk menuliskan
Firman Tuhan.
E.J. Young,
dalam bukunya yang berjudul “Thy Word Is
Truth” (p 64), mengutip kata-kata B.B. Warfield sebagai berikut:
“A
light that passes through the coloured glass of a cathedral window, we are
told, is light from heaven, but is stained by the tints of the glass through
which it passes; so any word of God which is passed through the mind and soul of
a man must come out discoloured by the personality through which it is given,
and just to that degree ceases to be the pure word of God. But what if this
personality has itself been formed by God into precisely the personality it is,
for the express purpose of communicating to the word given through it just the
colouring which it gives it? What if the colours of the stained-glass window
have been designed by the architect for express purpose of giving to the light
that floods the cathedral precisely the tone and quality it receives from
them? What if the word of God that comes to His people is framed by God into the
word of God it is, precisely by means of the qualities of the men formed by Him
for the purpose, through which it is given?”.
Penjelasan
kata-kata Warfield ini:
Sinar
yang masuk ke dalam katedral melalui kaca berwarna dari jendela katedral, telah
dinodai / dikotori oleh warna kaca yang ia lewati. Orang (Liberal) lalu
menganalogikan: demikian juga setiap firman Allah yang melewati / melalui
pikiran dan jiwa manusia pasti keluarnya sudah dikotori oleh kepribadian melalui
mana firman diberikan, dan pada saat itu tidak lagi merupakan firman Allah yang
murni. Tetapi Warfield lalu berargumentasi: Bagaimana kalau warna dari kaca
jendela itu telah direncanakan oleh arsitek untuk mem-berikan warna dalam
katedral persis seperti yang ia kehendaki? Bagaimana kalau kepribadian manusia,
yang dipakai oleh Allah untuk menyampaikan firmanNya itu, telah dibentuk oleh
Allah menjadi suatu kepribadian yang cocok persis untuk menyampaikan firman yang
diberikan kepadanya?
·
Yesus Kristus sendiri adalah Allah dan manusia
dalam 1 pribadi. Jadi bisa dikatakan bahwa Ia juga mengandung faktor manusia.
Tetapi Allah bisa menjagaNya sehingga Ia sama sekali tidak pernah berbuat dosa /
kesalahan, tetapi sebaliknya hidup
suci murni. Kalau Allah bisa menjaga Yesus yang mempunyai faktor manusia itu
sehingga tetap bebas dari kesalahan, mengapa Ia tidak bisa melakukannya dalam
penulisan Kitab Suci?
II) Kasih Allah
kepada Israel (ay 2-5):
1)
Pernyataan kasih Allah.
Ay 2:
‘Aku mengasihi engkau’.
Dalam
bahasa Ibraninya ini ada dalam bentuk past
tense (= waktu lampau).
NIV
menterjemahkan ‘I have loved you’
(= Aku telah mengasihi engkau).
Ini
tidak berarti bahwa Allah hanya mengasihi Israel pada jaman dahulu, tetapi tidak
lagi pada saat itu. Allah tetap mengasihi pada saat itu! Darimana kita bisa
mengetahui hal itu?
a)
Mal 3:6 mengatakan Allah tidak berubah.
Jadi,
kalau dahulu Ia mengasihi Israel, sekarangpun Ia pasti mengasihi Israel!
Penerapan:
Pada
saat saudara jatuh ke dalam dosa, apakah saudara sering mengira bahwa Allah
tidak mengasihi saudara lagi? Itu adalah bisikan setan yang ingin membuat
saudara putus asa dan bahkan makin menjauh dari Tuhan. Tuhan tidak pernah
berubah dalam kasihNya kepada saudara! Kalau dahulu, pada waktu saudara masih
adalah anak setan, saudara dikasihi, dipanggil, dan diselamatkan oleh Allah,
maka tidak mungkin sekarang setelah saudara menjadi anakNya, saudara justru
dibuang oleh Allah (bdk. Ro 5:8-10).
b)
Allah mau berbicara / menegur Israel melalui Maleakhi.
Itu
berarti bahwa Ia masih mengasihi Israel. Kalau Ia tidak mengasihi, maka Ia tidak
akan menegur (Ibr 12:5b-6 Amsal
3:11-12).
Penerapan:
Setiap
saudara mendengar teguran melalui khotbah, saat teduh, dsb, ingatlah bahwa itu
menunjukkan kalau Allah mengasihi saudara. Karena itu jangan keraskan hati
saudara!
2)
Keragu-raguan / ketidakpercayaan Israel
akan kasih Allah kepada mereka (ay 2b).
a)
Ay 2b berbunyi: “Tetapi kamu berkata: ‘Dengan cara bagaimanakah
Engkau mengasihi kami?’”.
Kalimat
ini tidak betul-betul diucapkan oleh orang Israel. Maleakhi hanya ‘membaca’
pikiran mereka. Maleakhi menyusun kitabnya dalam bentuk dialog / debat.
b)
Orang Israel tahu / mengerti Kitab Suci tetapi masih menyangsikan kasih Allah.
Karena apa?
·
Keadaan setelah kembali dari pembuangan, jauh lebih
buruk dari pada sebelum mereka pergi ke dalam pembuangan.
Misalnya
keadaan Bait Allah pada saat itu. Mula-mula Bait Allah tidak ada karena sudah
dihancurkan. Setelah mereka membangun-nya kembali, keadaan Bait Allah itu kalah
jauh dibandingkan Bait Allah yang dahulu, yang dibangun oleh Raja Salomo. Bdk.
Ezra 3:12.
·
Sekalipun mereka sudah kembali dari pembuangan,
tetapi mereka belum merdeka. Mereka masih ada di bawah kekuasaan Persia.
·
Mesias yang dijanjikan tidak kunjung datang.
Jadi,
Israel meragukan kasih Allah, karena situasi dan kondisi di sekitar mereka
kelihatannya tidak cocok dengan Firman Tuhan yang mengatakan bahwa Allah
mengasihi mereka.
Penerapan:
Kalau
situasi dan kondisi di sekitar saudara kelihatannya tidak cocok dengan Firman
atau janji Tuhan, maukah saudara tetap percaya pada Firman / janji Tuhan itu?
3)
Maleakhi membuktikan kasih Allah (ay 2b-4).
a)
Yakub dan Esau adalah saudara kembar. Esau adalah anak yang sulung,
sehingga seharusnya sedikitnya ia mempunyai hak yang sama dengan Yakub.
b)
‘Allah mengasihi Yakub tetapi membenci Esau’ (ay 2b-3a).
Apa
artinya?
·
Membenci berarti ‘kurang mengasihi’.
Hal
seperti ini sering digunakan dalam Kitab Suci.
Contoh:
*
dalam Kej 29:31, terjemahan hurufiahnya
seharusnya adalah ‘Lea dibenci’, dan kata bahasa Ibrani yang dipakai adalah
kata yang sama yang dipakai dalam Mal 1:3a ini. Artinya bisa dilihat dari
Kej 29:30 yaitu: Yakub lebih mencintai Rahel daripada Lea.
*
dalam Ul 21:15-17 kata-kata ‘tidak
dicintai’ terjemahan hurufiah-nya sebetulnya adalah ‘dibenci’.
*
Bandingkan Luk 14:26 dengan Mat 10:37.
Dari perbandingan ini bisa kita dapatkan bahwa membenci bapa, ibu, dsb, artinya
adalah: kita harus mengasihi Allah / Yesus lebih dari mereka.
·
Ini menunjuk pada Predestinasi / pemilihan.
Allah
memilih Yakub, tetapi menolak Esau (bdk. Ro 9:10-16).
c)
Maleakhi tidak terlalu menunjukkan bagaimana Allah menunjukkan kasihNya
kepada Yakub, tetapi Maleakhi lebih menekankan bagai-mana Allah menunjukkan
‘kebencianNya’ kepada Esau (ay 3b-4).
·
Baik Israel maupun Edom, sama-sama dikalahkan oleh
Nebukad-nezar (Babilonia). Tetapi, kalau Israel bisa kembali, Edom tidak!
·
Edom mempunyai kepercayaan kepada diri sendiri (ay 4a),
dan mereka yakin bahwa mereka bisa bangun dari kejatuhan mereka. Tetapi Tuhan
berkata bahwa itu tak mungkin terjadi karena Tuhan akan merobohkan apa yang
mereka bangun (ay 4b). Dan memang sejarah menunjukkan bahwa Edom dikalahkan
dan dihancurkan oleh: Persia, Nabatean, orang Yahudi di bawah Makabe,
Make-donia, dan orang Islam. Mereka tidak pernah bangkit!
Ay 3
yang menunjukkan kejatuhan Edom, telah terjadi dan telah dilihat oleh Israel.
Ay 4
yang menunjukkan bahwa Tuhan akan menghancurkan usaha Edom untuk bangkit
kembali, akan terjadi dan akan dilihat oleh Israel (bdk. ay 5 - ‘matamu
akan melihat’).
·
Edom disebut ‘daerah kefasikan’ (ay 4).
NIV:
The Wicked Land (= Tanah jahat).
Ini
kontras sekali dengan sebutan ‘holy
land’ (= tanah kudus) bagi Kanaan / Israel.
·
Tentang Edom dikatakan bahwa ‘Tuhan murka
selama-lamanya’ (ay 4).
Kepada
Israel Ia juga murka, tetapi hanya sementara (bdk. Maz 89:31-34
Maz 103:8-14). Sedangkan kepada Edom Ia murka se-lama-lamanya. Ini
kontras antara sikap Allah kepada ‘orang pilihan’ (elect)
dan kepada ‘orang yang tidak dipilih’ (reprobate).
·
Sekarang perlu dipertanyakan: apakah ay 5
menunjukkan kasih Allah kepada Edom / non Israel? Tidak! Perhatikan penjelasan
di bawah ini:
Ay 5:
‘TUHAN maha besar sampai di luar daerah Israel’.
NIV:
‘Great is the LORD - even beyond the
border of Israel’ (= Maha besar TUHAN - bahkan sampai melampaui perbatasan
Israel).
Tetapi,
kata bahasa Ibraninya (yaitu MEAL) bisa berarti above,
over, upon (= atas / di atas). Jadi arti kalimat ini adalah: ‘TUHAN maha
besar atas daerah Israel’.
Jadi
ay 5 ini menunjukkan kasih Allah kepada Israel, bukan kepada Edom / non
Israel.
Tafsiran
ini lebih cocok dengan kontex (karena kontex ini justru menunjukkan kasih Allah
kepada Israel, dan tidak kepada Edom / non Israel).
Juga
tafsiran ini didukung oleh Septuaginta / LXX (Perjanjian Lama yang diterjemahkan
ke bahasa Yunani) dan Latin Vulgate.
Kesimpulan:
Dalam
bagian ini Maleakhi ingin berkata : ‘bandingkan nasibmu dengan Edom. Nasibmu
masih jauh lebih baik dari nasih mereka. Jadi, itu merupakan bukti kalau Allah
mengasihi kamu’.
Hal
yang penting yang bisa kita pelajari di sini ialah: Dalam menghadapi
‘gereja’ yang rusak / bejad, hal yang pertama diberitakan adalah kasih
Allah. Memang nanti kita akan melihat bahwa Maleakhi juga menegur, tetapi
tegurannya akan sia-sia kalau mereka tidak diyakinkan lebih dulu akan kasih
Allah terhadap mereka.
Penerapan:
Kalau
menghadapi gereja / orang kristen yang rusak, jangan terus menerus menegur atau
‘mengancam’ mereka dengan hukuman Allah! Beritakanlah kasih Allah terlebih
dulu, khususnya yang Ia tunjukkan di kayu salib! Dengan kata lain, beritakanlah
Injil kepada mereka dan tekankanlah kasih Allah / Kristus kepada mereka
III) Menyadari
kasih Allah kepada kita:
Kalau
saudara masih sering membolos ke kebaktian / Bible Study, sering tidak saat
teduh, memelihara dosa-dosa tertentu, mengeluarkan uang / tenaga / pikiran /
waktu sesedikit mungkin untuk Tuhan, maka saudara bukanlah orang yang mengasihi
Tuhan. Itu bisa terjadi karena saudara tidak / kurang menyadari kasih Tuhan.
Supaya
saudara bisa sadar / percaya akan kasih Allah kepada saudara:
1)
Lihatlah ke belakang.
Maleakhi
mengajak bangsa Israel melihat ke belakang, kepada Yakub, Esau, Edom, dsb.
Kita
juga bisa melihat ke belakang, kepada salib / pengorbanan Kristus di atas kayu
salib untuk menebus dosa-dosa saudara. Itu bukti kasih Allah kepada saudara
(bdk. Ro 5:8)!
2)
Lihatlah pada predestinasi / pemilihan yang dilakukan oleh Allah atas
diri saudara.
Maleakhi
mengajak Israel melihat pada pemilihan Yakub dan Israel.
Kita
juga perlu melihat hal itu. Saudara bisa menjadi orang kristen karena Allah
telah memilih / menentukan saudara untuk menjadi anakNya, dan dalam pemilihan
itu Ia memilih saudara sedikitpun bukan karena adanya kebaikan apapun dalam diri
saudara (bdk. Ef 1:4,5,11 Ro 9:11,15-18).
Dan itu adalah bukti bahwa Ia mengasihi saudara.
3)
Bandingkan diri saudara dengan orang lain.
Maleakhi
mengajak Israel untuk membandingkan diri dengan Edom.
Kita
juga perlu melakukan hal itu, tetapi harus secara positif. Kita bisa
melakukannya secara negatif, misalnya membandingkan diri kita dengan orang yang
lebih kaya, lebih sehat, lebih cantik / ngganteng, dsb, dari diri kita. Ini
salah! Mengapa tidak membandingkan diri dengan orang yang lebih miskin, lebih
sakit, lebih menderita dari kita?
Tetapi,
yang terutama kita harus membandingkan diri kita dengan orang lain / kafir, dalam
hal rohani. Mungkin ada orang yang kaya, sehat, cantik, dsb, tetapi ia bukan
anak Allah. Maka nasib saudara tetap jauh lebih baik dari dia. Itu menunjukkan
bahwa Allah mengasihi saudara.
4)
Percayalah kepada Firman Tuhan, bukan kepada perasaan saudara!
Kalau
Firman Tuhan bertentangan dengan perasaan, maka pasti yang betul adalah Firman
Tuhan!
Contoh
dari text kita ini:
·
Ay 2: Firman Tuhan berkata ‘Aku mengasihi
engkau’, tetapi perasaan Israel:
‘Allah tidak mengasihi mereka’. Maleakhi lalu membuktikan bahwa Firman
Tuhanlah yang benar, bukan perasaan Israel.
·
Ay 4: Edom merasa yakin bahwa mereka bisa
bangun. Tetapi Firman Tuhan berkata ‘mereka tidak mungkin bangun’. Sejarah
membuktikan bahwa Firman Tuhanlah yang betul.
Karena
itu kalau saudara merasa bahwa Allah tidak / kurang mengasihi saudara, jangan
pedulikan perasaan itu. Bacalah dan renungkanlah Firman Tuhan yang jelas
menunjukkan bahwa Allah mengasihi saudara (Yoh 3:16
Ro 5:8). Percayalah kepada Firman Tuhan, bukan pada pera-saan
saudara.
Maukah
saudara melakukan keempat hal di
atas ini supaya saudara bisa menjadi orang yang sadar, percaya, yakin akan kasih
Allah kepada saudara?
-AMIN-
e-mail us at [email protected]