KEBAKTIAN ONLINE

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Minggu, tgl 4 Oktober 2020, pk 09.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

LUKAS 10:1-24 (2)

 

Luk 10:1-12 - (1) Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungiNya. (2) KataNya kepada mereka: ‘Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. (3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. (4) Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. (5) Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. (6) Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. (7) Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. (8) Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, (9) dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. (10) Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: (11) Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. (12) Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.’.

 

II) Kewajiban / perintah yang Yesus berikan kepada mereka (ay 2-12).

 

1)   Ay 2: KataNya kepada mereka: ‘Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu..

 

William Hendriksen: “As Jesus had done when he called The Twelve (Matt. 9:37, 38), and at least on one other occasion (John 4:35), so also now he tells his disciples - in the present case the seventy or seventy-two - that the harvest is plentiful but the laborers are few. He exhorts them to beseech the Lord of the harvest to thrust laborers into his harvest.” [= Seperti yang Yesus telah lakukan pada waktu Ia memanggil 12 murid (Mat 9:37,38), dan sedikitnya pada satu kejadian yang lain (Yoh 4:35), demikian juga sekarang Ia memberitahu murid-muridNya - dalam kasus sekarang ini 70 atau 72 murid - bahwa panen / tuaian banyak tetapi pekerja-pekerja sedikit. Ia mendesak mereka untuk berdoa / memohon kepada Tuhan dari tuaian / panen untuk mendorong pekerja-pekerja ke dalam panen / tuaianNya.].

 

Mat 9:36-38 - “(36) Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. (37) Maka kataNya kepada murid-muridNya: ‘Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. (38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.’.

 

Yoh 4:35 - “Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.”.

 

a)         Ay 2a: KataNya kepada mereka: ‘Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit..

 

1.   ‘Tuaian memang banyak’.

 

Lenski: “He first states the two great facts: ‘the harvest great - the workers few.’ ... Jesus does not say, ‘The field is large,’ i. e., to till and to sow. His vision regards only the harvest. We should keep to the tertium comparationis and not wander off into sowing, cultivating, and producing the harvest. The harvest has already been produced - Jesus sees it. ... the harvest is the sheep whom the Lord knows, including also ‘the other sheep,’ John 10:14, etc. ‘The Lord knoweth them that are his,’ 2 Tim. 2:19. By the harvest Jesus means all those in whom the work of God’s grace succeeds. And this harvest is πολύς, ‘much’ or abundant. The number of those that will be saved is large. Like a great, ripe field of grain they stand before the eyes of Jesus and need only to be gathered in.” [= Pertama-tama Ia menyatakan dua fakta yang besar: ‘tuaian banyak - pekerja-pekerja sedikit’. ... Yesus tidak berkata, ‘Ladangnya besar’, yaitu untuk dibajak dan ditaburi benih. PandanganNya hanya memikirkan / mempertimbangkan tuaian. Kita harus mempertahankan bagian ketiga dari perbandingan dan tidak menyimpang ke dalam tindakan menabur, mengusahakan (tanah), dan menghasilkan tuaian. Tuaian itu telah dihasilkan - Yesus melihatnya. ... tuaian adalah domba-domba yang dikenal oleh Tuhan, termasuk ‘domba-domba lain’, Yoh 10:14. ‘Tuhan mengenal mereka yang adalah milikNya’, 2Tim 2:19. Dengan tuaian Yesus memaksudkan semua mereka dalam siapa pekerjaan dari kasih karunia Allah berhasil. Dan tuaian ini adalah POLUS, ‘banyak’ atau berlimpah-limpah. Jumlah dari mereka yang akan diselamatkan adalah besar. Seperti ladang gandum yang besar dan matang mereka berdiri di hadapan mata Yesus dan hanya perlu untuk dikumpulkan ke dalam.].

 

Saya tidak setuju dengan penafsiran Lenski di sini, yang begitu tidak masuk akal. Bandingkan dengan penafsiran Leon Morris di bawah ini.

 

Leon Morris (Tyndale): That the harvest is plentiful means that there is much work to do; [= Bahwa tuaian itu banyak berarti bahwa di sana ada banyak pekerjaan untuk dilakukan;].

 

Jadi tuaian / panen banyak diartikan hanya sebagai ‘pekerjaan yang banyak’, dan tidak dihubungkan / dikontraskan dengan membajak, menabur dsb, sebagaimana yang Lenski lakukan.

 

Calvin (tentang Mat 9:37): By this metaphor he intimates, that many of the people are ripe for receiving the gospel. Though the greater number afterwards rejected basely and with vile ingratitude the salvation offered to them, yet the limited number of the elect, who were mixed with unbelievers, is compared to an abundant harvest, because God values a small band of his own people more highly than the rest of the world.[= Dengan kiasan ini Ia menunjukkan secara implicit bahwa banyak orang siap untuk menerima injil. Sekalipun jumlah yang lebih besar belakangan menolak secara buruk dan dengan rasa tidak tahu terima kasih yang jahat keselamatan yang ditawarkan kepada mereka, tetapi jumlah orang-orang pilihan yang terbatas, yang bercampur dengan orang-orang yang tidak percaya, dibandingkan dengan suatu panen / tuaian yang berlimpah-limpah, karena Allah menilai suatu kelompok kecil dari umatNya sendiri dengan lebih tinggi dari pada sisa dunia ini.].

 

Penafsir di bawah ini memberikan kata-kata yang menarik.

 

The Biblical Illustrator: Harvest ripeness: ... there is a ripeness in grace, and there is a ripeness in sin. The sickle is coming, beloved, and therefore examine which state of ripeness you are in. [= Kematangan tuaian: ... Di sana ada suatu kematangan dalam kasih karunia, dan di sana ada suatu kematangan dalam dosa. Sabit sedang mendatang, kekasih, dan karena itu periksalah engkau ada dalam keadaan kematangan yang mana.].

 

2.   tetapi pekerja sedikit.’.

 

Leon Morris (Tyndale): that the labourers are few that they must not delay. It means also that they must look to the Lord of the harvest to send out labourers into his harvest, as well as for their own strength and guidance. [= bahwa pekerja-pekerja hanya sedikit berarti bahwa mereka tidak boleh menunda. Itu juga berarti bahwa mereka harus memandang kepada Tuhan dari tuaian untuk mengutus pekerja-pekerja ke dalam tuaianNya, dan juga untuk kekuatan dan bimbingan bagi mereka sendiri.].

 

Adam Clarke (tentang Mat 9:37): The souls who are ready to receive the truth are very numerous; but the labourers are few. There are multitudes of scribes, Pharisees, and priests, of reverend and right reverend men; but there are few that work. Jesus wishes for labourers, not gentlemen, who are either idle drones, or slaves to pleasure and sin, and nati consumere fruges ‘Born to consume the produce of the soil.’ ... In all worldly concerns, if there be the prospect of much gain, most men are willing enough to labour; but if it be to save their own souls, or the souls of others, what indolence, backwardness, and carelessness! While their adversary, the Devil, is going about as a roaring lion, seeking whom he may devour; and a careless soul, and especially a careless minister is his special prey.[= Jiwa-jiwa yang siap untuk menerima kebenaran sangat banyak; tetapi pekerja-pekerja sedikit. Ada sangat banyak ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi, dan imam-imam, dari pemimpin-pemimpin rohani dan pemimpin-pemimpin rohani yang benar; tetapi hanya sedikit yang bekerja. Yesus menginginkan pekerja-pekerja, bukan orang dengan posisi sosial yang tinggi, yang adalah atau pemalas-pemalas, atau hamba-hamba dari kesenangan dan dosa, dan nati consumere fruges ‘Dilahirkan untuk memakan / menghabiskan hasil dari tanah’. ... Dalam semua persoalan-persoalan duniawi, jika di sana ada prospek tentang keuntungan yang banyak, kebanyakan orang cukup mau untuk bekerja; tetapi jika itu adalah untuk menyelamatkan jiwa mereka sendiri, atau jiwa-jiwa orang-orang lain, alangkah malas, pasif / segan, dan cerobohnya! Sedangkan musuh mereka, setan / iblis, berkeliling seperti seekor singa yang mengaum-aum, mencari siapa yang bisa ditelannya; dan seorang jiwa yang ceroboh, dan khususnya seorang pelayan / pendeta yang ceroboh adalah mangsanya yang khusus.].

 

Matthew Henry: They must likewise be concerned that the ‘labourers were so few.’ The Jewish teachers were indeed many, but they were not labourers; they did not gather in souls to God’s kingdom, but to their own interest and party. Note, Those that are good ministers themselves wish that there were more good ministers, for there is work for more. [= Mereka juga harus prihatin bahwa ‘pekerja-pekerja sedikit’. Guru-guru / pengajar-pengajar Yahudi memang banyak, tetapi mereka bukan pekerja-pekerja; mereka tidak mengumpulkan jiwa-jiwa untuk kerajaan Allah, tetapi untuk kepentingan dan golongan mereka sendiri. Perhatikan, Mereka yang adalah pelayan-pelayan yang baik, ingin supaya di sana ada lebih banyak pelayan-pelayan yang baik, karena di sana ada pekerjaan untuk lebih banyak pelayan.].

 

Catatan: bandingkan kata-kata bagian akhir dalam kutipan di atas ini dengan pendeta-pendeta / gereja-gereja yang menganggap pendeta-pendeta / gereja-gereja lain sebagai saingan!

 

William Hendriksen: “Laborers … not loafers. Let every minister, evangelist, missionary, etc., take note!” [= Pekerja-pekerja ... bukan pemalas-pemalas. Hendaklah setiap pelayan / pendeta, penginjil, misionaris, dsb., memperhatikan!].

 

Kalau yang kelihatannya pekerja-pekerja, tetapi sebetulnya pekerja-pekerja setan / nabi palsu (2Kor 11:13-15), atau pemalas-pemalas, jelas ada sangat banyak! Tetapi pekerja-pekerja untuk Tuhan yang serius dan rajin, sangat sedikit! Dan ini yang kita butuhkan!

 

2Kor 11:13-15 - “(13) Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. (14) Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. (15) Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.”.

 

Calvin: I have explained this passage under the ninth chapter of Matthew; but it was proper to insert it again in this place, because it is related for a different purpose. In order to stimulate his disciples the more powerfully to apply with diligence to their work, he declares that the harvest is abundant: and hence it follows, that their labor will not be fruitless, but that they will find, in abundance, opportunities of employment, and means of usefulness.[= Saya telah menjelaskan text ini dalam Mat 9; tetapi adalah tepat untuk memasukkannya lagi di tempat ini, karena itu berhubungan dengan tujuan yang berbeda. Untuk merangsang murid-muridNya dengan lebih kuat untuk melakukan pekerjaan mereka dengan rajin, Ia menyatakan bahwa tuaian berlimpah-limpah: dan karena itu jerih payah mereka tidak akan tidak berbuah, tetapi bahwa mereka akan mendapati secara berlimpah-limpah kesempatan-kesempatan dari pekerjaan-pekerjaan / aktivitas-aktivitas, dan cara / jalan dari kebergunaan.].

 

Leon Morris (Tyndale): That the harvest is plentiful means that there is much work to do; that the labourers are few that they must not delay. It means also that they must look to the Lord of the harvest to send out labourers into his harvest, as well as for their own strength and guidance. [= bahwa pekerja-pekerja hanya sedikit berarti bahwa mereka tidak boleh menunda. Itu juga berarti bahwa mereka harus memandang kepada Tuhan dari tuaian untuk mengutus pekerja-pekerja ke dalam tuaianNya, dan juga untuk kekuatan dan bimbingan bagi mereka sendiri.].

 

b)   Ay 2b: Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu..

 

1.   Kita harus berdoa supaya Tuhan memberikan pekerja-pekerja.

 

The Biblical Illustrator: it is the Church’s duty to pray, and that earnestly and incessantly, to God the Lord of the harvest, to increase the number of faithful labourers, and to send forth more labourers into His harvest.[= merupakan kewajiban Gereja untuk berdoa, dan itu dengan sungguh-sungguh dan tanpa henti-hentinya, kepada Allah yang adalah Tuhan dari tuaian, untuk meningkatkan jumlah dari pekerja-pekerja yang setia, dan untuk mengutus lebih banyak pekerja-pekerja ke dalam tuaianNya.].

 

Leon Morris (Tyndale): Prayer for more workers for God is a duty resting on those who labour for him. [= Doa untuk lebih banyak pekerja-pekerja untuk Allah merupakan suatu kewajiban yang dibebankan kepada mereka yang bekerja bagi Dia.].

 

Adam Clarke (tentang Mat 9:38): Those who are fittest for the work are generally most backward to the employment. The man who is forward to become a preacher knows little of God, of human nature, or of his own heart. It is God’s province to thrust out such preachers as shall labour; and it is our duty to entreat him to do so. A minister of Christ is represented as a day-labourer: he comes into the harvest, not to become lord of it, not to live on the labour of others, but to work, and to labour his day. Though the work may be very severe, yet, to use a familiar expression, there is good wages in the harvest-home; and the day, though hot, is but a short one. How earnestly should the flock of Christ pray to the good Shepherd to send them pastors after his own heart, who will feed them with knowledge, and who shall be the means of spreading the knowledge of his truth and the savour of his grace over the face of the whole earth![= Mereka yang paling cocok untuk pekerjaan biasanya adalah yang paling enggan pada pekerjaan. Orang yang kepingin untuk menjadi seorang pengkhotbah tahu sedikit tentang Allah, tentang sifat dasar manusia, atau tentang hatinya sendiri. Merupakan wilayah Allah untuk mendorong pengkhotbah-pengkhotbah seperti itu untuk bekerja; dan merupakan kewajiban kita untuk memohon kepadaNya untuk melakukan itu. Seorang pelayan Kristus digambarkan sebagai seorang pekerja harian: ia datang pada tuaian, bukan untuk menjadi tuan atasnya, bukan untuk hidup dari pekerjaan / jerih payah orang-orang lain, tetapi untuk bekerja, dan untuk bekerja pada harinya. Sekalipun pekerjaan itu bisa sangat sukar / berbahaya, tetapi, menggunakan suatu ungkapan yang akrab, di sana ada upah / pahala yang baik pada saat panen selesai; dan hari itu, sekalipun panas, hanyalah suatu hari yang pendek. Betapa harus dengan sungguh-sungguhnya kawanan domba Kristus berdoa kepada Gembala yang baik untuk mengutus kepada mereka pendeta-pendeta yang mengikuti hati Tuhan, yang akan memberi mereka makan dengan pengetahuan, dan yang akan menjadi cara penyebaran pengetahuan tentang kebenaranNya dan rasa / bau dari kasih karuniaNya atas seluruh bumi!].

 

William Hendriksen: “Note the beautiful balance maintained here between divine sovereignty and human responsibility. It is God, he alone, who is able to endow men with the qualities necessary to carry out the mission mandate. It is God who sends out - sometimes almost forcefully, thrusts out, for not all are immediately willing (Exod. 4:10, 13; I Kings 18:7–16; Esther 4:9–17; Jer. 1:4–7 - equips, qualifies, ordains. On the other hand, this by no means renders superfluous human prayer and exertion. The seventy or seventy-two must pray that it may please God to send out laborers.” [= Perhatikan keseimbangan yang indah yang dipertahankan di sini antara kedaulatan ilahi dan tanggung jawab manusia. Adalah Allah, Ia sendiri / saja, yang mampu untuk memperlengkapi manusia dengan kwalitet-kwalitet yang diperlukan untuk melaksanakan perintah missi. Adalah Allah yang mengutus - kadang-kadang hampir secara memaksa, mendorong keluar, karena tidak semua orang segera mau (Kel 4:10,13; 1Raja 18:7-16; Ester 4:9-17; Yer 1:4-7 - memperlengkapi, memampukan, mentahbiskan. Di sisi lain, ini sama sekali tidak menyebabkan berlebihan doa dan usaha keras dari manusia. Ke 70 atau 72 murid itu harus berdoa supaya bisa memperkenan Allah untuk mengutus pekerja-pekerja.].

 

Kel 4:10-17 - “(10) Lalu kata Musa kepada TUHAN: ‘Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hambaMupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.’ (11) Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: ‘Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? (12) Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.’ (13) Tetapi Musa berkata: ‘Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus.’ (14) Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa dan Ia berfirman: ‘Bukankah di situ Harun, orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya. (15) Maka engkau harus berbicara kepadanya dan menaruh perkataan itu ke dalam mulutnya; Aku akan menyertai lidahmu dan lidahnya dan mengajarkan kepada kamu apa yang harus kamu lakukan. (16) Ia harus berbicara bagimu kepada bangsa itu, dengan demikian ia akan menjadi penyambung lidahmu dan engkau akan menjadi seperti Allah baginya. (17) Dan bawalah tongkat ini di tanganmu, yang harus kaupakai untuk membuat tanda-tanda mujizat.’”.

 

1Raja 18:7-16 - “(7) Sedang Obaja di tengah jalan, ia bertemu dengan Elia. Setelah mengenali dia, ia sujud serta bertanya: ‘Engkaukah ini, hai tuanku Elia?’ (8) Jawab Elia kepadanya: ‘Benar! Pergilah, katakan kepada tuanmu: Elia ada.’ (9) Tetapi jawab Obaja: ‘Apakah dosa yang telah kuperbuat, maka engkau hendak menyerahkan hambamu ini kepada Ahab, supaya aku dibunuhnya? (10) Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada bangsa atau kerajaan, yang tidak didatangi suruhan tuanku Ahab untuk mencari engkau. Dan apabila orang berkata: Ia tidak ada, maka ia menyuruh kerajaan atau bangsa itu bersumpah, bahwa engkau tidak ditemukan di sana. (11) Dan sekarang engkau berkata: Pergilah, katakan kepada tuanmu: Elia ada. (12) Mungkin terjadi, apabila aku sudah pergi dari padamu, Roh TUHAN mengangkat engkau ke tempat yang tidak kuketahui. Kalau aku sampai kepada Ahab untuk memberitahukannya dan engkau tidak didapatinya, tentulah ia akan membunuh aku, padahal hambamu ini dari sejak kecil takut akan TUHAN. (13) Tidakkah diberitahukan kepada tuanku apa yang telah kulakukan pada waktu Izebel membunuh nabi-nabi TUHAN, bagaimana aku menyembunyikan seratus orang nabi-nabi TUHAN dalam gua, lima puluh lima puluh sekelompok dan mengurus makanan dan minuman mereka? (14) Dan sekarang, mengapa engkau ini berkata: Pergilah, katakan kepada tuanmu: Elia ada! Ia pasti akan membunuh aku.’ (15) Jawab Elia: ‘Demi TUHAN semesta alam yang hidup, yang kulayani, sesungguhnya hari ini juga aku akan memperlihatkan diri kepadanya.’ (16) Lalu pergilah Obaja menemui Ahab dan memberitahukan hal itu kepadanya. Kemudian Ahab pergi menemui Elia.”.

 

Ester 4:8-17 - “(8) Juga salinan surat undang-undang, yang dikeluarkan di Susan untuk memunahkan mereka itu, diserahkannya kepada Hatah, supaya diperlihatkan dan diberitahukan kepada Ester. Lagipula Hatah disuruh menyampaikan pesan kepada Ester, supaya pergi menghadap raja untuk memohon karunianya dan untuk membela bangsanya di hadapan baginda. (9) Lalu masuklah Hatah dan menyampaikan perkataan Mordekhai kepada Ester. (10) Akan tetapi Ester menyuruh Hatah memberitahukan kepada Mordekhai: (11) ‘Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja.’ (12) Ketika disampaikan orang perkataan Ester itu kepada Mordekhai, (13) maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: ‘Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi. (14) Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.’ (15) Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai: (16) ‘Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.’ (17) Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya.”.

 

Yer 1:4-8 - “(4) Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: (5) ‘Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.’ (6) Maka aku menjawab: ‘Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.’ (7) Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: ‘Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. (8) Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.’”.

 

Perhatikan bahwa dalam keempat text di atas, untuk setiap keberatan terhadap panggilan pelayanan, selalu ada jawaban! Dalam semua mereka akhirnya tunduk pada panggilan pelayanan itu. Bagaimana dengan sikap saudara terhadap panggilan pelayanan saudara?

 

Calvin (tentang Mat 9:38): “‘Pray therefore to the Lord of the harvest.’ As no man will of himself become a sincere and faithful minister of the gospel, and as none discharge in a proper manner the office of teacher but those whom the Lord raises up and endows with the gifts of his Spirit, whenever we observe a scarcity of pastors, we must raise our eyes to him to afford the remedy. There never was greater necessity for offering this prayer than during the fearful desolation of the church which we now see every where around us.[= ‘Karena itu berdoalah kepada tuan / Tuhan dari tuaian’. Karena tidak seorangpun dari dirinya sendiri akan menjadi seorang pelayan injil yang tulus / sungguh-sungguh dan setia, dan karena tak seorangpun melaksanakan dengan cara yang benar jabatan dari guru / pengajar kecuali mereka yang Tuhan bangkitkan dan perlengkapi dengan karunia-karunia dari RohNya, kapanpun kita menyadari kurangnya pendeta-pendeta, kita harus mengangkat mata kita kepadaNya untuk menyediakan perbaikan. Di sana tidak pernah ada kebutuhan yang lebih besar untuk menaikkan doa ini dari pada selama masa yang buruk yang menakutkan dari gereja yang sekarang kita lihat di mana-mana di sekeliling kita.].

 

2.   Tuaian itu adalah milik Allah!

 

William Hendriksen: “These laborers must work in ‘his’ - i.e. God’s - harvest. Those people whom we try to win for the Lord do not belong to us, to do with as it may please us; they are his harvest. This must always be borne in mind.” [= Pekerja-pekerja ini harus bekerja dalam tuaianNya, yaitu tuaian Allah. Orang-orang yang kita usahakan untuk menangkan bagi Tuhan bukan milik kita, untuk bisa kita perlakukan sehingga menyenangkan kita; mereka adalah tuaianNya. Ini harus selalu dicamkan / diingat.].

 

Perhatikan bahwa tuaian itu adalah milik Tuhan, bukan milik pendeta / gereja. Bandingkan dengan pendeta-pendeta / gereja-gereja yang selalu memprotes ‘pencurian domba’.

 

3.   Konsekwensi dari doa untuk meminta pekerja-pekerja.

 

The Bible Exposition Commentary: Instead of praying for an easier job, they were to pray for more laborers to join them, and we today need to pray that same prayer. (Please note that it is laborers, not spectators, who pray for more laborers! Too many Christians are praying for somebody else to do a job they are unwilling to do themselves.)[= Alih-alih dari berdoa untuk suatu pekerjaan yang lebih mudah, mereka harus berdoa untuk lebih banyak pekerja-pekerja untuk bergabung dengan mereka, dan kita pada saat ini perlu mendoakan doa yang sama. (Harap perhatikan bahwa adalah pekerja-pekerja, bukan penonton-penonton, yang berdoa untuk lebih banyak pekerja-pekerja! Terlalu banyak orang Kristen berdoa untuk seseorang yang lain untuk melakukan suatu pekerjaan yang mereka sendiri tidak mau melakukannya.)].

 

The Biblical Illustrator: when a minister and a congregation offer up this prayer and solemnly enter into its spirit, they mean that, when God raises up such men, they will furnish the means to convey them to the heathen, and support them when they get there. ... when young men utter this prayer, they mean that, if it is the will of God, they are ready to become labourers. ... when Christian parents offer up this prayer, they express their willingness that their children should go.[= pada waktu seorang pendeta dan sebuah jemaat menaikkan doa ini dan dengan khidmat masuk ke dalam rohnya, mereka memaksudkan bahwa pada waktu Allah membangkitkan orang-orang seperti itu, mereka akan menyediakan cara / jalan untuk membawa mereka kepada orang-orang kafir, dan menyuport mereka pada waktu mereka sampai di sana. ... pada waktu orang-orang muda mengucapkan doa ini, mereka memaksudkan bahwa jika itu merupakan kehendak Allah, mereka siap untuk menjadi pekerja-pekerja. ... pada waktu orang tua Kristen menaikkan doa ini, mereka menyatakan kerelaan mereka bahwa anak-anak mereka harus pergi.].

 

Catatan: kelihatannya yang ia maksudkan di sini adalah doa supaya Tuhan kirim orang-orang yang mau jadi misionaris.

 

4.   Kalau pekerja sedikit, dan kita harus berdoa supaya Tuhan beri lebih banyak pekerja, mengapa banyak pekerja yang Tuhan biarkan mati syahid, dan dalam banyak kasus, dalam usia yang sangat muda?

 

Ingat bahwa kematian syahid mereka sering justru menyebabkan pertobatan dari banyak orang, dan mengilhami banyak orang untuk juga mau bekerja dan mati bagi Tuhan!

 

Contoh: latar belakang lagu ‘I have decided to follow Jesus’.

 

Fil 1:12-14 - “(12) Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, (13) sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus. (14) Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.”.

 

Kis 8:1-4 - “(1) Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. (2) Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. (3) Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. (4) Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.”.

 

Bdk. Yoh 12:24-26 - “(24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. (25) Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. (26) Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayanKu akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”.

 

a.         Yoh 12:24 ini sebetulnya menunjuk kepada Kristus sendiri.

Ia harus mati, supaya bisa menghasilkan banyak buah (orang yang diselamatkan). Ini menunjukkan bahwa kematian Yesus merupakan satu-satunya jalan melalui mana Yesus bisa menyelamatkan kita, karena tanpa itu Ia akan tetap sendirian saja (tidak berbuah).

 

Pulpit Commentary: “To one unacquainted with the mystery of growth, it must seem that the strangest use to which a seed could be put is to bury it in the ground. Death is the unlikeliest road to life. Yet experience teaches us that dissolution is necessary to reproduction.” [= Bagi orang yang tidak memahami misteri pertumbuhan, pasti terlihat bahwa penggunaan yang paling aneh untuk sebutir benih adalah dengan menguburkannya di dalam tanah. Kematian adalah jalan yang paling tidak mungkin menuju kehidupan. Tetapi pengalaman mengajar kita bahwa penghancuran / kematian mutlak perlu untuk reproduksi / perkembangbiakan.] - hal 157.

 

Pulpit Commentary: “Over and over again our Lord has declared himself to be ‘the Life’ and ‘the Source of life’ for men; but he here lays down the principle that this life-giving power of his is conditioned by his death.” [= Berulangkali Tuhan kita menyatakan diriNya sebagai ‘Hidup’ dan ‘Sumber kehidupan’ untuk manusia; tetapi di sini Ia memberikan suatu prinsip bahwa kuasa memberi hidupNya ini disyaratkan oleh kematianNya.] - hal 139.

 

b.   Tetapi dari Yoh 12:25-26 terlihat bahwa ay 24-nya ini juga bisa diberlakukan untuk orang Kristen, dan Calvin memberikan komentar sebagai berikut:

 

“When, therefore, the godly are distressed by various afflictions, when they are pressed hard by the difficulties of their situation, when they suffer hunger, or nakedness, or disease, when they are assailed by reproaches, when it appears as if they would every hour be almost overwhelmed by death, let them unceasingly consider that this is a sowing which, in due time, will yield fruit.” [= Karena itu, pada saat orang saleh menderita oleh bermacam-macam penderitaan, pada saat mereka ditekan dengan keras oleh kesukaran-kesukaran dari sikon mereka, pada saat mereka menderita kelaparan, atau ketelanjangan, atau penyakit, pada saat mereka diserang oleh celaan, pada saat kelihatannya setiap saat mereka diliputi oleh kematian, biarlah mereka terus menerus mengingat bahwa ini adalah suatu penaburan yang pada saatnya akan menghasilkan buah.].

 

Penerapan: Apakah saat ini saudara sedang merasa ‘jenuh’ dengan banyaknya dan beratnya dan lamanya penderitaan yang saudara alami? Renungkan kata-kata Calvin di atas ini, dan bersabarlah. Anggaplah saat-saat ini sebagai saat menabur, yang pada saatnya pasti akan menghasilkan buah.

 

Pulpit Commentary: “The only true enrichment is through giving, the only true gain is through loss, the only true victory is through suffering and humiliation, the only true life is through death.” [= Satu-satunya pengayaan yang sejati adalah melalui memberi, satu-satunya keuntungan yang sejati adalah melalui kerugian / kehilangan, satu-satunya kemenangan yang sejati adalah melalui penderitaan dan perendahan, satu-satunya kehidupan yang sejati adalah melalui kematian.] - hal 156.

 

William Barclay: He was saying that only by death comes life. ... It was by the death of the martyrs that the Church grew. In the famous phrase: ‘The blood of the martyrs was the seed of the Church.’ ... But it becomes more personal than that. It is sometimes only when a man buries his personal aims and ambitions that he begins to be of real use to God. ... By the death of personal desire and personal ambition a man becomes a servant of God.” [= Ia sedang berkata bahwa hanya oleh kematian datang kehidupan. ... Adalah oleh kematian dari para martirlah Gereja bertumbuh. Dalam ungkapan yang terkenal: ‘Darah dari para martir adalah benih dari Gereja’. ... Tetapi hal itu menjadi bersifat lebih pribadi dari itu. Kadang-kadang hanya pada saat seseorang mengubur tujuan dan ambisi pribadinya barulah ia mulai betul-betul berguna bagi Allah. ... Melalui kematian dari keinginan pribadi dan ambisi pribadi seseorang menjadi seorang pelayan Allah.].

 

Penerapan: Tujuan / keinginan / ambisi pribadi apa yang ada dalam diri saudara? Untuk menjadi kaya / terkenal / berkedudukan tinggi? Untuk dikagumi banyak orang? Untuk menjadi juara di kelas / sekolah? Untuk selalu menjadi yang nomor satu dalam segala hal? Selama semua itu tidak saudara kuburkan, saudara tidak bisa berbuah / berguna bagi Tuhan. Bisakah saudara dengan sungguh-sungguh mengaminkan kata-kata ini?

 

5.   Orang yang berdoa meminta pekerja, pada saat ia mau mati syahid.

 

The Biblical Illustrator: A prayer for more labourers: - Leonard Keyser, a friend and disciple of Luther, having been condemned by the bishop, had his head shaved, and being dressed in a smock-frock, was placed on horseback. As the executioners were cursing and swearing because they could not disentangle the ropes with which his limbs were to be tied, he said to them mildly, ‘Dear friends, your bonds are not necessary; my Lord Christ has already bound me.’ When he drew near the stake, Keyser looked at the crowd and exclaimed, ‘Behold the harvest! O Master, send forth Thy labourers!’ And then ascending the scaffold, he cried, ‘O Jesus, save me!’ These were his last words. ‘What am I, a wordy preacher,’ said Luther, when he received the news of his death, ‘in comparison with this great doer of the Word?’ [= Suatu doa untuk lebih banyak pekerja: - Leonard Keyser, seorang sahabat dan murid dari Luther, setelah dikecam / dijatuhi hukuman oleh uskup, kepalanya dicukur, dan dipakaiani dengan suatu jobah petani yang longgar, ditempatkan pada seekor kuda. Pada waktu para algojonya sedang mengutuk dan bersumpah karena mereka tidak bisa menguraikan dari kekusutan tali dengan mana kaki tangannya harus diikat, ia berkata kepada mereka dengan lembut, ‘Teman-teman terkasih, ikatan-ikatanmu tidak diperlukan; Tuhanku Kristus telah mengikat aku’. Pada waktu ia dibawa mendekat tiang hukuman, Keyser memandang kepada kumpulan orang banyak itu dan berseru, ‘Lihatlah tuaian itu! O Tuan / Guru, utuslah pekerja-pekerjaMu!’ Dan lalu sambil naik ke panggung hukuman, ia berteriak, ‘O Yesus, selamatkanlah aku!’ Ini adalah kata-katanya yang terakhir. ‘Apakah aku ini, seorang pengkhotbah dengan banyak kata-kata’, kata Luther, pada waktu ia menerima berita kematiannya, ‘dalam perbandingan dengan pelaku firman yang agung / besar ini?’].

 

Kalau orang ini, pada saat mau mati syahid, mentaati perintah Yesus untuk berdoa minta pekerja, bagaimana dengan saudara?

 

 

 

 

-bersambung-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ