KEBAKTIAN ONLINE
(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)
Minggu, tgl 22 Mei 2022, pk 09.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
PENGUTUSAN 70 MURID
LUKAS 10:1-24 (1)
Luk 10:1-24 - “(1) Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang
lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat
yang hendak dikunjungiNya. (2) KataNya kepada mereka: ‘Tuaian memang banyak,
tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian,
supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. (3) Pergilah, sesungguhnya
Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. (4) Janganlah
membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada
siapapun selama dalam perjalanan. (5) Kalau kamu memasuki suatu rumah,
katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. (6) Dan jikalau di situ ada
orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal
atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. (7) Tinggallah dalam
rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab
seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. (8)
Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah
apa yang dihidangkan kepadamu, (9) dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada
di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. (10)
Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ,
pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: (11) Juga debu kotamu yang
melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan
Allah sudah dekat. (12) Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih
ringan tanggungannya dari pada kota itu.’ (13) ‘Celakalah engkau Khorazim!
Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan
berkabung. (14) Akan tetapi pada waktu penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon
akan lebih ringan dari pada tanggunganmu. (15) Dan engkau Kapernaum, apakah
engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke
dunia orang mati! (16) Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku;
dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia
menolak Dia yang mengutus Aku.’ (17) Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali
dengan gembira dan berkata: ‘Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi
namaMu.’ (18) Lalu kata Yesus kepada mereka: ‘Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat
dari langit. (19) Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk
menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh,
sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. (20) Namun demikian
janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah
karena namamu ada terdaftar di sorga.’ (21) Pada waktu itu juga bergembiralah
Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan
langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan
orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang
berkenan kepadaMu. (22) Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak
ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain
Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.’ (23)
Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-muridNya tersendiri dan berkata:
‘Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. (24) Karena Aku berkata
kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak
melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak
mendengarnya.’”.
Pendahuluan.
William Hendriksen: “After hearing about the three would-be followers (9:57–62) it is
a delight to read about a large group of sincere and enthusiastic disciples of Jesus, men
who offered no excuses when called to serve. Without reservation they answered the call
and, to a considerable extent, were successful in their mission (see verse 17).” [= Setelah
mendengar tentang tiga calon pengikut (9:57-62) merupakan sesuatu yang
menyenangkan untuk membaca tentang suatu kelompok yang besar dari murid-murid Yesus yang tulus / sungguh-sungguh dan bersemangat, orang-orang yang
tidak mengajukan alasan-alasan pada waktu dipanggil untuk melayani. Tanpa syarat
mereka menanggapi panggilan itu, dan sampai pada suatu tingkat yang cukup besar,
mereka sukses dalam missi mereka (lihat ay 17).].
William Hendriksen: “Chapter 10 is clearly divisible into two parts. In Part I (verses 1–
24) we are told that Jesus sent out seventy or seventy-two men to announce and prepare
the people for his own coming, and with that in view to proclaim the gospel of the
kingdom of God (see verse 1b). As shown in the summary on p. 533, these twenty-four
verses can be divided into four paragraphs, as follows: (a) the appointment of these men
and the charge given to them (verses 1–12); (b) the punishment awaiting those who reject
their and/or their Master’s message (verses 13–16); (c) the report of the missionaries
upon their return, a report filled with joyful enthusiasm (verses 17–20); and (d) Jesus’
own rejoicing voiced in praise addressed to the Father, and his assurance, given to the
returned witnesses, that they had been privileged above ‘many prophets and kings’
(verses 21–24).” [= Pasal 10 secara jelas bisa dibagi menjadi dua bagian. Dalam
Bagian I (ay 1-24) kita diberitahu bahwa Yesus mengutus 70 atau 72 orang untuk
mengumumkan dan mempersiapkan orang-orang untuk kedatanganNya sendiri, dan
dengan memperhatikan hal itu mereka memproklamirkan injil kerajaan Allah (lihat
ay 1b). Seperti ditunjukkan dalam ringkasan pada hal 533, ke 24 ayat ini bisa dibagi
menjadi 4 paragraf, sebagai berikut: (a) penetapan orang-orang ini dan kewajiban /
perintah yang diberikan kepada mereka (ay 1-12); (b) hukuman yang menantikan
mereka yang menolak berita / pesan mereka dan / atau berita / pesan Tuan / Guru
mereka (ay 13-16); (c) laporan dari para misionaris pada waktu mereka kembali,
suatu laporan yang dipenuhi dengan semangat / kegairahan yang penuh sukacita (ay
17-20); dan (d) sukacita Yesus sendiri yang dinyatakan dalam pujian yang ditujukan
kepada Bapa, dan keyakinan / jaminanNya, yang diberikan kepada saksi-saksi yang
kembali, sehingga mereka diberi hak di atas ‘banyak nabi-nabi dan raja-raja’ (ay 21-24).].
Dalam Luk 9 / Mat 10 ada pengutusan 12 murid, dan dalam Luk 10 pengutusan
70 murid!
Pulpit Commentary: “Ch. 9:1–6 and ch. 10:1–11. - The mission of the twelve, and the
mission of the seventy. The differences between the two missions can be easily
distinguished. The scene of the mission related in the ninth chapter is Northern Galilee;
the scene of the mission related in the tenth chapter is Southern Galilee.” [= Psl 9:1-6
dan psl 10:1-11. - Missi dari 12 murid, dan missi dari 70 murid. Perbedaan antara
kedua missi bisa dibedakan dengan mudah. Tempat dari missi yang diceritakan
dalam pasal 9 adalah Galilea Utara; tempat dari missi yang diceritakan dalam pasal
10 adalah Galilea Selatan.].
Bdk. Luk 9:51-53 - “(51) Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga,
Ia mengarahkan pandanganNya untuk pergi ke Yerusalem, (52) dan Ia mengirim
beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang
Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagiNya. (53) Tetapi orang-orang
Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalananNya menuju Yerusalem.”.
Lihat Bible Maps (PC Study Bible 5).
I) Pengutusan 70 murid.
Ay 1: “Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain,
lalu mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat
yang hendak dikunjungiNya.”.
1) “Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk”.
William Hendriksen: “Note the following: a. ‘After this.’ This probably means:
after Jesus started on his journey to Jerusalem, as recorded in 9:51. b. ‘The Lord.’
Elsewhere - see N.T.C. on Mark, p. 435 - it has been shown that the title ‘Lord’
was given to Jesus long before his bodily resurrection, and that not only Luke and
John but also Matthew and Mark use this appellation with reference to him.” [=
Perhatikan hal-hal berikut ini: a. ‘Setelah itu’ / ‘kemudian dari pada itu’. Ini
mungkin berarti: setelah Yesus memulai perjalananNya ke Yerusalem, seperti
yang dicatat dalam 9:51. b. ‘Tuhan’. Di tempat lain - lihat N. T. C. tentang
Markus, hal 435 - telah ditunjukkan bahwa gelar ‘Tuhan’ diberikan kepada
Yesus jauh sebelum kebangkitan jasmaniNya, dan bahwa bukan hanya Lukas
dan Yohanes tetapi juga Matius dan Markus menggunakan gelar ini berkenaan
dengan Dia.].
Pada pemberitaan malaikat-malaikat tentang kelahiran Yesus, Ia sudah
disebut ‘Tuhan’!
Luk 2:11 - “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di
kota Daud.”.
2) “tujuh puluh murid yang lain,”.
a) ‘Tujuh puluh’.
KJV/RSV/NASB: ‘sevent y ’ [= tujuh puluh].
NIV: ‘sevent y - t wo ’ [= tujuh puluh dua].
Catatan: memang ada perbedaan dalam manuscript-manuscript di sini,
ada yang menuliskan 70 dan ada yang 72.
Adam Clarke: “Several MSS. and versions have ‘seventy-two.’ Sometimes the
Jews chose six out of each tribe: this was the number of the great Sanhedrin.
The names of these seventy disciples are found in the margin of some ancient
MSS., but this authority is questionable.” [= Beberapa manuscript dan versi
mempunyai ‘tujuh puluh dua’. Pada suatu waktu di masa yang lalu orang-orang Yahudi memilih enam dari setiap suku: ini adalah bilangan dari
Sanhedrin yang agung. Nama-nama dari tujuh puluh murid ini ditemukan
di catatan tepi dari beberapa manuscript-manuscript kuno, tetapi otoritas /
sumber ini diragukan.].
Bruce Metzger: “Was it seventy or seventy-two whom Jesus appointed and
sent on ahead of him? The external evidence is almost evenly divided.” [=
Apakah itu tujuh puluh atau tujuh puluh dua yang Yesus tetapkan / tunjuk
dan utus mendahului Dia? Bukti external terbagi hampir secara sama.].
Lalu ia menyebutkan manuscript-manuscript yang menyebutkan 70 dan
manuscript-manuscript yang menyebutkan 72.
William Hendriksen: “Textual evidence (both here and in verse 17) is
insufficient to establish, beyond reasonable doubt, whether ‘seventy’ or
‘seventy-two’ is correct. ... I, for one, do not have the answer, though I lean
toward seventy-two.” [= Bukti text (baik di sini dan dalam ay 17) adalah tidak
cukup untuk menetapkan, tanpa keraguan yang logis, apakah ‘tujuh puluh’
atau ‘tujuh puluh dua’ yang benar. ... Saya tidak mempunyai jawabannya,
sekalipun saya condong pada ‘tujuh puluh dua’.].
Adam Clarke: “Our blessed Lord formed everything in his church on the
model of the Jewish church; and why? Because it was the pattern shown by
God himself, the divine form, which pointed out the heavenly substance which
now began to be established in its place. As he before had chosen twelve
apostles, in reference to the twelve patriarchs, who were the chiefs of the twelve
tribes, and the heads of the Jewish church, he now publicly appointed (for so
the word ANEDEIXEN means) seventy others, as Moses did the seventy elders
whom he associated with himself to assist him in the government of the people.
Ex 18:19; 24:1-9.” [= Tuhan kita yang terpuji membentuk segala sesuatu
dalam gerejaNya sesuai dengan model dari gereja Yahudi; dan mengapa?
Karena itu adalah pola yang ditunjukkan oleh Allah sendiri, bentuk ilahi,
yang menunjukkan substansi surgawi yang sekarang mulai didirikan di
tempatnya. Sebagaimana sebelumnya Ia telah memilih 12 rasul, dalam
hubungannya dengan 12 kepala suku, yang adalah kepala-kepala dari 12
suku, dan kepala-kepala dari gereja Yahudi, sekarang Ia secara umum
menetapkan (karena demikianlah kata ANEDEIXEN berarti) 70 yang lain,
seperti Musa menetapkan 70 tua-tua yang ia gabungkan dengan dirinya
sendiri untuk membantunya dalam pemerintahan dari bangsa itu. Kel
18:19; 24:1-9.].
Kel 18:13-26 - “(13) Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara
bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang.
(14) Ketika mertua Musa melihat segala yang dilakukannya kepada bangsa
itu, berkatalah ia: ‘Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu?
Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa
itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?’ (15) Kata Musa kepada
mertuanya itu: ‘Sebab bangsa ini datang kepadaku untuk menanyakan
petunjuk Allah. (16) Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka
datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain;
lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan
keputusan-keputusan Allah.’ (17) Tetapi mertua Musa menjawabnya:
‘Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. (18) Engkau akan menjadi sangat
lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini
terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri
saja. (19) Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi
nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau. Adapun engkau,
wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kauhadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah. (20) Kemudian haruslah engkau
mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani,
dan pekerjaan yang harus dilakukan. (21) Di samping itu kaucarilah dari
seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap;
tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang,
pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin
sepuluh orang. (22) Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara
bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka
kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan
demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama
dengan engkau turut menanggungnya. (23) Jika engkau berbuat demikian
dan Allah memerintahkan hal itu kepadamu, maka engkau akan sanggup
menahannya, dan seluruh bangsa ini akan pulang dengan puas senang ke
tempatnya.’ (24) Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan
dilakukannyalah segala yang dikatakannya. (25) Dari seluruh orang Israel
Musa memilih orang-orang cakap dan mengangkat mereka menjadi kepala
atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang,
pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. (26) Mereka ini
mengadili di antara bangsa itu sewaktu-waktu; perkara-perkara yang sukar
dihadapkan mereka kepada Musa, tetapi perkara-perkara yang kecil diadili
mereka sendiri.”.
Catatan: memang dari text ini tak terlihat bahwa jumlah mereka 70, tetapi
ini terlihat dalam text di bawah ini.
Kel 24:1,9 - “(1) Berfirmanlah Ia kepada Musa: ‘Naiklah menghadap
TUHAN, engkau dan Harun, Nadab dan Abihu dan tujuh puluh orang dari
para tua-tua Israel dan sujudlah kamu menyembah dari jauh. ... (9) Dan
naiklah Musa dengan Harun, Nadab dan Abihu dan tujuh puluh orang dari
para tua-tua Israel.”.
Calvin: “As to the number ‘seventy,’ he appears to have followed that order to
which the people had already been long accustomed. ... There was a similar
reason for these ‘seventy.’ We know that Moses, finding himself insufficient
for the burden, took ‘seventy’ judges to be associated with him in governing the
people, (Exodus 18:22; 24:1.) But when the Jews returned from the Babylonish
captivity, they had a council or συνέδριον - which was corrupted into
‘Sanedrin’ - consisting of seventy-two judges. As usually happens with such
numbers, when they spoke of the council, they called them only the ‘seventy’
judges; and Philo assures us, that they were chosen out of the posterity of
David, that there might be some remaining authority in the royal line. After
various calamities, this was the finishing stroke, when Herod abolished that
council, and thus deprived the people of a legitimate share in the government.
Now as the return from Babylon prefigured a true and complete redemption,
the reason why our Lord chooses ‘seventy’ heralds of his coming appears to
be, to hold out the restoration of their fallen state; and as the people were to be
united under one head, he does not give them authority as judges, but only
commands them to go before him, that he may possess the sole power.” [=
Berkenaan dengan bilangan ‘tujuh puluh’, Ia kelihatannya telah mengikuti
sistim yang sudah ditetapkan pada mana bangsa itu telah lama terbiasa. ...
Di sana ada alasan yang serupa untuk ‘tujuh puluh’ itu. Kita tahu bahwa
Musa, pada waktu mendapati dirinya sendiri tidak cukup untuk beban itu,
mengambil ‘tujuh puluh’ hakim-hakim untuk digabungkan dengan dia
dalam memerintah bangsa itu, (Kel 18:22; 24:1). Tetapi pada waktu orang-orang Yahudi kembali dari pembuangan Babilonia, mereka mempunyai
suatu dewan atau συνέδριον (SUNEDRION) - yang dirusak menjadi
SANHEDRIN - terdiri dari tujuh puluh dua hakim-hakim. Seperti yang
biasa terjadi dengan bilangan-bilangan seperti itu, pada waktu mereka
berbicara tentang dewan itu, mereka menyebut mereka hanya ‘tujuh puluh’
hakim-hakim; dan Philo meyakinkan kita, bahwa mereka dipilih dari
keturunan Daud, supaya di sana bisa ada sedikit otoritas yang tersisa dalam
garis kerajaan. Setelah bermacam-macam bencana, ini adalah pukulan
yang menghancurkan, pada waktu Herodes menghapuskan dewan itu, dan
dengan demikian mencabut dari bangsa itu suatu pengambil bagian yang
sah dalam pemerintahan. Karena kembalinya dari Babilonia
membayangkan lebih dulu suatu penebusan yang benar dan lengkap, alasan
mengapa Tuhan kita memilih ‘tujuh puluh’ pemberita / pendahulu dari
kedatanganNya, kelihatannya adalah untuk menawarkan / melanjutkan
pemulihan dari keadaan jatuh mereka; dan karena bangsa itu harus
dipersatukan di bawah satu kepala, Ia tidak memberi mereka otoritas
sebagai hakim-hakim, tetapi hanya memerintah mereka untuk pergi /
berjalan di depanNya, sehingga hanya Ia yang bisa mempunyai satu-satunya kuasa.].
Bil 11:24-25 - “(24) Setelah Musa datang ke luar, disampaikannya firman
TUHAN itu kepada bangsa itu. Ia mengumpulkan tujuh puluh orang dari
para tua-tua bangsa itu dan menyuruh mereka berdiri di sekeliling kemah.
(25) Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa,
kemudian diambilNya (sebagian) dari Roh yang hinggap padanya, dan
ditaruhNya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada
mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi.”.
Bagian yang saya coret itu seharusnya tidak ada; dan bagian yang saya
garis-bawahi salah terjemahan.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘they prophesied’ [= mereka bernubuat].
William Hendriksen: “Besides, does not the mention of these seventy or
seventy-two stress the fact that kingdom work is not limited to the few; for
example, to Jesus and The Twelve, but that every believer should participate?
Note: first there was Jesus; then also The Twelve, now also the seventy-two;
and these, in turn, are told to pray that the Lord may send forth (still more)
laborers into his harvest. ‘There is a task for everyone. There is a task for me.’”
[= Disamping, bukankah penyebutan dari tujuh puluh atau tujuh puluh dua
murid ini menekankan fakta bahwa pekerjaan kerajaan tidak dibatasi pada
sedikit orang; misalnya pada Yesus dan 12 murid, tetapi bahwa setiap orang
percaya harus berpartisipasi? Perhatikan: pertama di sana ada Yesus; lalu
juga 12 murid, sekarang juga tujuh puluh dua murid; dan mereka,
selanjutnya diperintahkan untuk berdoa supaya Tuhan mengutus lebih
banyak pekerja-pekerja ke dalam panen / penuaianNya (ay 2). ‘Di sana ada
suatu tugas bagi setiap orang. Di sana ada suatu tugas bagi saya’.].
Luk 10:2 - “KataNya kepada mereka: ‘Tuaian memang banyak, tetapi
pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian,
supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”.
b) ‘murid yang lain’.
Seorang ‘murid’ adalah orang yang sudah ikut Yesus dan belajar dari
Yesus!! Setelah jadi murid, baru diutus untuk pelayanan!! Banyak orang
kristen jaman sekarang melakukan pelayanan tanpa mau belajar! Atau
masuk STT dan lulus, dan setelah itu tidak belajar lagi!!
Apalagi mereka yang bertobat dari agama lain, khususnya kalau dalam
agama lain itu mereka sudah adalah pengkhotbah, maka mereka
langsung menjadi pendeta tanpa belajar secara serius!
Tujuh puluh murid ini berbeda dengan rasul-rasul yang diutus dalam
Luk 9 / Mat 10.
Barnes’ Notes: “Seventy others besides the apostles.” [= Tujuh puluh yang
lain disamping / selain rasul-rasul.].
3) “lalu mengutus mereka”.
The Biblical Illustrator (tentang Mat 10:1): “Called to the ministry: - The
attorney that pleads at the bar may have as good gifts as the judge that sits upon
the bench; but he must have a lawful commission before he sit as a judge: if it be
thus in civil matters, much more in church matters, which are of higher concern.
Those, therefore, who usurp the work of the ministry without being solemnly set
apart for it, discover more pride than zeal, and they can expect no blessing.” [=
Dipanggil pada pelayanan: - Pengacara yang memohon di belakang pagar
pembatas bisa mempunyai karunia-karunia yang baik sama seperti hakim
yang duduk di tempat duduknya; tetapi ia harus mempunyai suatu dokumen
resmi yang sah sebelum ia duduk sebagai seorang hakim: jika itu adalah
demikian dalam urusan-urusan sipil, lebih-lebih dalam urusan-urusan gereja,
yang merupakan urusan yang lebih tinggi. Karena itu, mereka yang merebut
pekerjaan pelayanan tanpa dipisahkan secara kudus untuk itu, menunjukkan
kesombongan lebih dari pada semangat, dan mereka tidak bisa mengharapkan
berkat.].
Ini menunjukkan bahwa orang yang terjun ke dalam suatu pelayanan,
membutuhkan panggilan Tuhan, apalagi kalau itu suatu pelayanan sebagai
hamba Tuhan!
Kalau seseorang menjadi hamba Tuhan itu karena keinginan sendiri, atau
dorongan orang lain, apalagi kalau itu karena uang, maka ia sebetulnya
adalah seorang nabi palsu!
4) ‘berdua-dua’.
William Hendriksen: “When the question is asked, ‘Why two by two?’ practical
considerations such as: to help and encourage each other (cf. Eccles. 4:9); and to
be valid witnesses (Num. 35:30; Deut. 19:15; Matt. 18:16; John 8:17; II Cor. 13:1;
I Tim. 5:19; Heb. 10:28) occur to the mind immediately. The same practical
considerations undoubtedly also explain why the seventy-two were sent out ‘two
by two.’” [= Pada waktu pertanyaan ditanyakan, ‘Mengapa berdua-dua?’
pertimbangan-pertimbangan praktis seperti: untuk saling menolong dan
menguatkan hati satu sama lain (bdk. Pkh 4:9); dan supaya menjadi saksi-saksi
yang sah (Bil 35:30; Ul 19:15; Mat 18:16; Yoh 8:17; 2Kor 13:1; 1Tim 5:19; Ibr
10:28) segera muncul pada pikiran. Pertimbangan-pertimbangan praktis yang
sama secara tidak diragukan juga menjelaskan mengapa ke tujuh puluh dua
murid diutus ‘berdua-dua’.].
Pkh 4:9-12 - “(9) Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka
menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. (10) Karena kalau
mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang
jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! (11) Juga
kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang
saja dapat menjadi panas? (12) Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua
orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.”.
Ul 19:15 - “‘Satu orang saksi saja tidak dapat menggugat seseorang mengenai
perkara kesalahan apapun atau dosa apapun yang mungkin dilakukannya;
baru atas keterangan dua atau tiga orang saksi perkara itu tidak disangsikan.”.
Mat 18:16 - “Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua
orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak
disangsikan.”.
Yoh 8:17 - “Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua
orang adalah sah;”.
2Kor 13:1 - “Ini adalah untuk ketiga kalinya aku datang kepada kamu: Baru
dengan keterangan dua atau tiga orang saksi suatu perkara sah.”.
1Tim 5:19 - “Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua
kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi.”.
Ibr 10:28 - “Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa
belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi.”.
Calvin: “‘And sent them by two and two.’ He appears to have done so on account
of their weakness. There was reason to fear, that individually they would not have
the boldness necessary for the vigorous discharge of their office; and therefore,
that they may encourage one another, they are sent ‘by two and two.’” [= ‘Dan
mengutus mereka berdua-dua’. Ia kelihatannya telah melakukan demikian
karena kelemahan mereka. Di sana ada alasan untuk takut, bahwa secara
individuil mereka tidak akan mempunyai keberanian yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan yang efektif dari tugas / jabatan mereka; dan karena itu, supaya
mereka bisa saling menguatkan, mereka diutus ‘berdua-dua’.].
Adam Clarke: “These Christ sent by two and two: 1. To teach them the necessity
of concord among the ministers of righteousness. 2. That in the mouths of two
witnesses everything might be established. And, 3. That they might comfort and
support each other in their difficult labour.” [= Orang-orang ini Kristus utus
berdua-dua: 1. Untuk mengajar mereka perlunya persahabatan di antara
pelayan-pelayan kebenaran. 2. Supaya dalam mulut dari dua saksi-saksi segala
sesuatu bisa diteguhkan. Dan, 3. Supaya mereka bisa menghibur dan
mendukung / menopang satu sama lain dalam jerih payah / pekerjaan mereka
yang sukar.].
Barnes’ Notes: “‘Two and two.’ ... Our Lord in this showed the propriety of
having ‘a religious friend,’ who would be a confidant and help. Every Christian,
and especially every Christian minister, needs such a friend, and should seek some
one to whom he can unbosom himself, and with whom he can mingle his feelings
and prayers.” [= ‘Berdua-dua’. ... Tuhan kita dalam hal ini menunjukkan
kepatutan dari mempunyai ‘seorang sahabat yang relijius’, yang menjadi
seorang yang dipercayai dan penolong. Setiap orang Kristen, dan khususnya
setiap pelayan Kristen, membutuhkan seorang sahabat seperti itu, dan harus
mencari seseorang kepada siapa ia bisa menyatakan isi hatinya / rahasia-rahasianya sendiri, dan dengan siapa ia bisa menggabungkan perasaan-perasaan dan doa-doanya.].
5) “mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungiNya.”.
Mereka ini diutus untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum Yesus
sendiri datang ke tempat-tempat itu.
Calvin: “That the Apostles had returned to Christ before these seventy were
substituted in their room, may be inferred from many circumstances. The twelve,
therefore, were sent to awaken in the Jews the hope of an approaching salvation.
After their return, as it was necessary that higher expectation should be excited,
others were sent in greater numbers, as secondary heralds, to spread universally
in every place the report of Christ’s coming.” [= Bahwa rasul-rasul telah kembali
kepada Kristus sebelum 70 orang ini menggantikan di tempat mereka, bisa
disimpulkan dari banyak keadaan. Karena itu, 12 rasul diutus untuk
membangunkan dalam orang-orang Yahudi pengharapan tentang
keselamatan yang mendekat. Setelah kembalinya mereka, karena adalah perlu
bahwa pengharapan yang lebih tinggi harus diaktifkan / dibangkitkan, maka
orang-orang lain diutus dalam jumlah yang lebih besar, sebagai utusan-utusan
/ pemberita-pemberita sekunder, untuk menyebarkan secara universal di
setiap tempat laporan tentang kedatangan Kristus.].
Bagi setiap orang yang diutus oleh Kristus harus diperhatikan kata-kata di
bawah ini!
The Biblical Illustrator (tentang Mat 10:1): “Let our one theme be Christ, not
our own whims and fancies and crotchets, but Him. Rather ourselves out of sight,
unknown, unthought of, hidden in the excess of light which streams from Him.
You are familiar with the story of the artist who undertook the task of painting the
portrait of our Lord. When complete, you remember, he thought it needed some
embellishments, which were therefore supplied. When the picture was exhibited,
to his horror and disappointment the attention of the beholders was diverted from
the grand central figure to the flowers and trees which grew around. Without the
slightest hesitation or remorse, he grasped his brush and obliterated everything
that withdrew the mind from that which should fascinate every eye. The moral is
obvious.” [= Hendaklah thema kita adalah Kristus, bukan gagasan yang tiba-tiba dan khayalan dan pandangan kita sendiri, tetapi Dia. Lebih baik diri kita
sendiri tak kelihatan, tak dikenal, tak dipikirkan, tersembunyi dalam terang
berlebihan yang mengalir / bersinar dari Dia. Kamu akrab dengan cerita
tentang seorang artis yang memulai suatu pekerjaan melukis foto dari Tuhan
kita. Pada waktu selesai, ia menganggap itu membutuhkan beberapa dekorasi,
yang karena itu lalu ditambahkan. Pada waktu lukisan itu dipamerkan, ia
terkejut dan kecewa karena perhatian dari para penonton dialihkan dari orang
yang merupakan pusat yang agung pada bunga-bunga dan pohon-pohon yang
tumbuh di sekitarnya. Tanpa keraguan atau penyesalan / kesedihan sedikitpun,
ia mengambil sikat / kuasnya dan menghapuskan segala sesuatu yang menarik
pikiran dari itu yang seharusnya menarik perhatian dari setiap mata. Ajaran
moralnya adalah jelas.].
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ