Eksposisi Injil Lukas
oleh:
Pdt. Budi Asali MDiv.
LUKAS
5:33-39
I) Pengkritik dan kritikannya:
1) Siapa para pengkritik ini?
Cara mengharmoniskan bagian-bagian ini adalah dengan menafsirkan
bahwa ‘orang-orang’ dalam Mark 2:18 adalah gabungan dari ‘murid-murid
Yohanes’ dan ‘orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat’. Sekarang ada 2
kemungkinan:
a) Kedua grup itu datang kepada Yesus, tetapi Matius dan Lukas
hanya menceritakan salah satu.
b)
Orang-orang Farisi menghasut murid-murid Yohanes untuk melancarkan kritik kepada
Yesus tentang murid-muridNya. Matius hanya menyoroti grup orang yang betul-betul
datang kepada Yesus yaitu murid-murid Yohanes. Lukas menyoroti grup yang menjadi
sumber terjadinya persoalan itu, yaitu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.
Sedangkan Markus menyoroti keduanya.
2) Murid-murid Yohanes Pembaptis mengkritik Yesus.
Yohanes
Pembaptis adalah orang yang diutus Allah untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus
(Luk 1:16-17,76). Jadi sebetulnya pada waktu Yesus mulai pelayanan, maka
murid-murid Yohanes ini seharusnya lalu mengikuti Yesus, dan beberapa dari
mereka memang melakukan hal ini atas pengarahan Yohanes (Yoh 1:35-37). Tetapi
sebagian lain dari murid-murid Yohanes ini menganggap Yesus justru sebagai
saingan (Yoh 3:26). Mereka ini tidak mengikut Yesus dan terus membentuk kelompok
sendiri.
Penerapan:
Kesalahan
seperti ini perlu diwaspadai. Jangan sampai saudara hanya mengikut pendeta atau
gereja atau aliran tertentu. Saudara harus mengikut Yesus! Dan perlu
diperhatikan bahwa kesalahan seperti ini bisa terjadi pada murid dari Yohanes
Pembaptis, yang adalah seorang hamba Tuhan / nabi yang betul-betul ingin membawa
murid-muridnya kepada Tuhan. Ini tentu akan lebih mudah lagi terjadi pada
murid-murid dari ‘hamba Tuhan’ yang memang ingin mengarahkan orang kepada
dirinya sendiri dan bukan kepada Tuhan.
3)
Kritikan mereka (ay 33).
a) Mereka berkata: ‘Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan
sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-muridMu makan
dan minum’ (ay 33).
b) Bandingkan kritikan di sini dengan Mat 11:18-19. Berpuasa
disalahkan, tidak berpuasa juga disalahkan! Jelas bahwa mereka bukan mengkritik
demi tegaknya kebanaran, tetapi untuk menghancurkan orang yang diktirik.
c) Ini
kritikan yang mempersoalkan perbedaan yang remeh / tidak penting.
Yohanes
Pembaptis adalah orang yang mempersiapkan jalan bagi Yesus. Jadi, ajarannya
pasti sejalan dan banyak persamaannya dengan ajaran Yesus. Tetapi ada beda
antara Yohanes Pembaptis dan Yesus, yaitu yang bisa saudara lihat dalam Mat
11:18-19.
Dalam
hal yang penting / essential (yaitu dalam hal ajaran), Yohanes Pembaptis
sama dengan Yesus. Mereka berbeda dalam hal-hal yang remeh. Tetapi orang-orang
Farisi dan ahli-ahli Taurat / murid-murid Yohanes justru menyoroti perbedaannya
dan melupakan persamaannya.
Penerapan:
Dalam
hidup orang kristen / gereja ada:
1. Hal-hal yang remeh, seperti:
o
cara memuji Tuhan
dengan / tanpa band, dengan / tanpa tepuk tangan.
o
bolehkah makan dideh /
darah?
o
bolehkah orang mati
diperabukan?
2. Hal-hal yang cukup penting, seperti:
o
predestinasi atau Providence
of God.
o
bisakah keselamatan
hilang?
o
haruskah orang kristen
berbahasa roh / lidah?
3. Hal-hal yang sangat penting / essential, seperti:
o
Kitab Suci adalah
Firman Allah.
o
Yesus dan Roh Kudus
adalah Allah sendiri.
o
Yesus adalah
satu-satunya jalan ke surga.
o
adanya surga dan
neraka.
o
kita diselamatkan
karena iman kepada Yesus dan bukan karena perbuatan baik / ketaatan.
Membicarakan, mengetahui / mengerti tentang perbedaan yang remeh
dan perbedaan yang cukup penting adalah hal yang harus dilakukan. Tetapi jangan
terus menerus menyoroti hal-hal itu sehingga melupakan persamaan dalam hal-hal
yang essential / sangat penting.
Sebagai
contoh, kalau kita sebagai orang Reformed bertemu dengan orang Arminian dan lalu
berdebat tentang predestinasi dan melupakan bahwa kita dan mereka sama-sama
percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat, maka kita tidak bisa
bersatu / saling mengasihi dengan mereka. Kita lupa bahwa dia adalah saudara
seiman kita dan kita akan menganggapnya sebagai musuh kita! Boleh saja kita
membicarakan / memperdebatkan tentang predestinasi dengan mereka, tetapi kalau
tidak mendapat titik temu, maka ingatlah persamaan yang mendasar yang ada antara
kita dengan mereka.
d)
Tentang puasa, dalam Kitab Suci / Perjanjian Lama sebetulnya keharusan puasa
bagi seluruh bangsa Israel hanyalah 1 tahun 1 x, yaitu pada hari raya Pendamaian
(Im 16:29-34 Im 23:26-32 Bil 29:7-11). Tetapi orang-orang Farisi berpuasa 2 x
seminggu (Luk 18:12), yaitu pada hari Senin dan Jum’at (menurut tradisi ini
adalah hari dimana Musa naik ke Gunung Sinai). Sedang murid-murid Yohanes
berpuasa, mungkin karena:
Jadi, mereka berpuasa bukan karena diharuskan oleh Firman Tuhan
(kalau memang itu adalah puasa yang diharuskan oleh Firman Tuhan, pasti Yesus
juga menyuruh murid-muridNya berpuasa), tetapi karena keinginan mereka sendiri
atau sekedar sebagai tradisi. Tetapi mereka lalu memaksa orang lain (murid-murid
Yesus) untuk juga berpuasa mengikuti mereka. Ini jelas salah. Mereka tidak
berhak melakukan hal itu. Hanya Kitab Suci yang boleh dijadikan standard hidup.
Penerapan:
Dalam
gereja ada:
II) Jawaban
Yesus terhadap kritikan itu (ay 34-39):
Jawaban Yesus ini terdiri dari 3
bagian:
1) Ay 34-35:
a) Untuk bisa mengerti jawaban Yesus ini, kita perlu mengerti
tradisi orang Yahudi pada jaman itu dalam pernikahan. Mereka berbulan madu di
rumah. 1 minggu setelah pernikahan, rumah terus dibuka. Teman-teman dekat
mempelai bersama-sama dengan mempelai berdua dan mempelai berdua diperlakukan
sebagai raja dan ratu. Dalam keadaan seperti ini tentu tidak mungkin ada seorang
sahabat yang lalu berpuasa.
Tradisi
inilah yang menjadi latar belakang jawaban Yesus. Saat dimana Yesus (mempelai
pria) bersama-sama dengan murid-muridNya (sahabat-sahabat mempelai pria) adalah
saat bersukacita, bukan saat susah, sehingga tidak cocok untuk berpuasa.
Penerapan:
Saat
bersama / dekat dengan Yesus adalah saat sukacita. Apakah saudara bersukacita
kalau saudara dekat dengan Yesus? Atau ada hal-hal lain yang membuat saudara
lebih bersukacita, seperti dapat uang / gangthao, bersama teman-teman, piknik,
dsb.
b)
Yesus berkata bahwa pada saat mempelai pria ‘diambil dari mereka’, maka
mereka akan berpuasa. Sukar untuk menafsirkan dengan pasti apa maksud ayat ini.
Yesus
Yesus
Yesus
Yesus
Yesus
ada
tidak ada
ada
tidak ada
ada?
_______________________________________________________
M
B
N
P
Keterangan:
M =
saat Yesus mati.
B =
saat Yesus bangkit.
N =
saat Yesus naik ke surga.
P =
hari Pentakosta / turunnya Roh Kudus.
Saat
dimana Yesus ‘diambil dari mereka / murid-muridNya’ bisa menunjuk kepada:
1. Saat Yesus mati disalib.
Ini
adalah pandangan dari hampir semua penafsir. Ini berarti bahwa setelah kematian
Yesus barulah murid-murid berpuasa.
Tetapi
problem dengan pandangan ini adalah: Kitab Suci tidak pernah menceritakan bahwa
murid-murid Yesus berpuasa antara kematian dan kebangkitan Yesus!
2.
Saat Yesus naik ke surga.
Problem
dengan pandangan ini adalah: saat Yesus naik ke surga, bukan merupakan saat
dukacita bagi murid-murid Yesus. Padahal Mat 9:15 jelas menunjukkan bahwa itu
adalah saat dukacita.
Hal-hal lain yang menyebabkan bagian ini makin sukar ditafsirkan
dengan pasti adalah:
Semua ini menyebabkan saya tidak bisa mengambil kesimpulan yang
pasti tentang arti ayat ini.
c)
Puasa dilakukan pada saat sedih (Bdk ay 34 dengan Mark 2:19 dan Mat 9:15).
Ay 34:
‘Dapatkah sahabat mempelai laki-laki
disuruh berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka?’.
Mark
2:19 - ‘Dapatkah sahabat-sahabat mempelai
laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka?'.
Mat
9:15 - ‘Dapatkah sahabat-sahabat mempelai
laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka?’.
Kata ‘berdukacita’ ini dalam bahasa Yunaninya adalah PENTHEIN, yang artinya ’to
mourn’ (= berkabung).
Dari
sini jelas bahwa Yesus mengatakan bahwa saat yang tepat untuk berpuasa adalah
pada waktu kita sedih / berkabung. Jadi tidak sepatutnya kita berpuasa sekedar
sebagai tradisi, tanpa tujuan / sebab apa-apa, atau sekedar melaksanakan
kewajiban.
Banyak
gereja / orang kristen berpuasa pada Jum’at Agung dan sekitarnya. Apa
alasannya?
Kita bisa berpuasa pada saat kita merasa sedih karena ada dosa yang
menyebabkan kita lalu tidak merasakan kehadiran Kristus dalam hidup kita. Tentu
saja puasa pada saat seperti ini harus disertai dengan pertobatan dari dosa
tersebut.
d)
Satu hal perlu ditekankan adalah: ay 34-35 tidak berarti bahwa setelah
kematian Kristus, gereja harus berpuasa terus menerus.
J.
A. Alexander: "But
this would be equivalent to saying that the Saviour’s exaltation would consign
his people to perpetual sorrow. For he evidently speaks of grief and fasting as
inseparable, and in Matthew’s narrative of his reply, the former term is
substituted for the latter (Matt 9:15)"
[= Tetapi ini sama dengan berkata bahwa pemuliaan Juruselamat itu akan menandai
umatNya dengan kesedihan kekal / terus menerus. Karena Ia dengan jelas berbicara
tentang kesedihan dan puasa sebagai 2 hal yang tak terpisahkan, dan dalam cerita
Matius tentang jawabanNya, istilah yang pertama menggantikan istilah yang
terakhir (Mat 9:15)].
Hendriksen
menambahkan bahwa ay 35 jelas tidak berarti bahwa setelah kematian Yesus gereja
harus berpuasa / bersedih terus menerus. Ini terlihat dari kata-kata Yesus dalam
Yoh 16:16-22 (bacalah bagian ini!).
2) Ay 36-38:
Ini
adalah 2 perumpamaan:
a) Kain yang belum susut akan menyusut kalau kena air, sehingga
akan menyebabkan baju tua itu sobek lebih besar lagi.
b)
Anggur yang baru mengeluarkan gas. Kantong kulit yang baru masih mempunyai sifat
lentur / elastis sehingga bisa menahan tekanan gas itu. Tetapi kantong kulit
yang sudah tua, sudah kehilangan sifat lentur / elastisnya sehingga akan pecah
bila diisi dengan anggur baru.
Bagian ini adalah bagian yang sukar, sehingga muncul bermacam-macam
penafsiran tentang bagian ini:
1. Calvin:
Baju /
kantong tua mudah pecah / sobek. Ini menggambarkan kelemahan murid-murid Yesus.
Kain yang belum susut / anggur baru menggambarkan disiplin yang terlalu keras.
Jadi, artinya: belum waktunya menyuruh murid-murid yang lemah itu melakukan
disiplin yang begitu keras seperti puasa.
2.
William Barclay:
Arti
ay 36: kadang-kadang ‘menambal’ adalah suatu ketololan. Kita harus memulai
dengan sesuatu yang baru. Arti ay 37-38: pikiran kita harus lentur / elastis,
dalam arti kita harus mau menerima ide-ide baru.
Keberatan
saya: kelihatannya ay 36-38 merupakan 2 perumpamaan yang menunjuk pada satu arti
yang sama. Yesus sering memberikan beberapa perumpamaan berturut-turut untuk
menekankan suatu kebenaran tertentu. Contoh: Luk 15 memberikan 3 cerita
berturut-turut yang mempunyai penekanan / arti / fokus yang sama.
3.
William Hendriksen:
Kain
yang belum susut / anggur baru menunjuk pada keselamatan / kekayaan rohani dalam
Kristus. Baju baru / kantong baru menunjuk pada rasa syukur dan sukacita. Inilah
sikap yang tepat untuk menerima berkat-berkat rohani di dalam Kristus.
4.
Anggur baru / kain yang belum susut menunjuk pada keselamatan karena iman.
Baju /
kantong tua menunjuk pada keselamatan karena perbuatan baik.
2
ajaran ini tidak cocok untuk digabungkan.
5.
Kain yang belum susut / anggur baru menunjuk pada kekristenan.
Baju /
kantong tua menunjuk pada Yudaisme / agama Yahudi.
Dua
ajaran ini tidak bisa digabungkan. Yesus anti pada syncretisme
(= penggabungan 2 agama atau lebih).
6.
Kekristenan bukanlah Yudaisme yang ditambal-tambal. Harus buang sama sekali dan
mulai dengan suatu yang baru.
Saya
paling condong pada arti ke 5.
3) Ay 39: Ayat ini tidak ada dalam Matius maupun Markus.
a) Ini juga adalah ayat sukar yang mempunyai 2 macam penafsiran:
1. Anggur tua menunjuk pada ajaran Yesus, karena anggur tua tidak
mempunyai kemegahan seperti anggur baru. Tetapi toh anggur tua lebih enak /
lebih baik dari anggur baru (ajaran orang Farisi).
Jadi,
maksud Yesus dengan ay 39 ini ialah: murid-muridKu sudah mengecap ajaranKu yang
lebih enak sehingga mereka pasti tidak akan mau kembali pada ajaran orang Farisi
/ Yudaisme (anggur baru).
Keberatan:
·
ajaran orang Farisi
ada lebih dulu dari ajaran Yesus, sehingga aneh kalau digambarkan dengan anggur
baru.
Jawab: perumpamaan ini hanya menunjukkan bahwa ajaran Yesus lebih
baik dari ajaran orang Farisi, dan tidak mempersoalkan yang mana yang lebih baru
atau lebih lama.
·
dalam ay 37-38, anggur
baru menunjuk pada kekristenan / ajaran Yesus.
Jawab: ay 37-38 dan ay 39 adalah 2 perumpamaan yang berbeda /
terpisah.
2. Anggur tua menunjuk pada ajaran orang Farisi; anggur baru
menunjuk pada ajaran Yesus. Ayat ini menyerang kekolotan orang Farisi yang tidak
mau berubah / tidak mau menerima ajaran baru.
Keberatan
terhadap penafsiran ini: mengapa anggur tua yang lebih enak ditujukan pada
ajaran orang Farisi? Bukankah ajaran Yesus yang lebih enak?
Jawabnya:
ini adalah suatu perumpamaan. Tujuannya hanya menyerang kekolotan orang Farisi
tanpa mempersoalkan ajaran siapa yang lebih enak. Bandingkan dengan Luk 18:1-8
dimana Allah digambarkan sebagai hakim yang lalim.
Saya
condong pada penafsiran ini.
Penerapan:
Jangan
bersikap kolot. Jangan terus berpegang pada apa yang dari dulu sudah ada dalam
otak saudara. Saudara harus mau:
o
mengubah pikiran
saudara dengan yang baru.
o
menambah pikiran
saudara dengan yang baru.
Tetapi tentu saja ada syaratnya, yaitu ajaran yang baru itu harus
sesuai dengan Kitab Suci / berdasarkan Kitab Suci! Jadi kalau saudara menerima
ajaran seperti Toronto Blessing, yang tidak ada dasar Kitab Sucinya
(kecuali yang dipaksakan), maka itu bukan berpikiran terbuka, tetapi justru
tolol!
b) Hal lain yang bisa didapatkan dari ay 39 ini:
ay 39 akhir: ‘baik’.
NIV/KJV:
‘better’
(= lebih baik).
NASB: ‘good
enough’ (= cukup baik).
RSV: ‘good’
(= baik).
KJV/NIV
bisa menterjemahkan ‘better’
(= lebih baik) karena menterjemahkan dari manuscript lain yang menggunakan kata
Yunani CHRESTOTEROS. Tetapi ini bukanlah manuscript yang dianggap terbaik.
Manuscript yang terbaik menggunakan kata Yunani: CHRESTOS, yang berarti ‘good’
(= baik), dan sama sekali
tidak menunjukkan suatu perbandingan (A.T. Robertson).
Ini
menunjukkan bahwa orangnya sama sekali tidak membandingkan yang lama dan yang
baru. Ia puas dengan yang lama dan menolak yang baru.
Tyndale:
"He is not even comparing them. He
is so content with the old that he does not consider the new for a moment"
(= Ia bahkan tidak membandingkan mereka. Ia begitu puas dengan yang lama
sehingga ia tidak mempertimbangkan yang baru sedikitpun).
Penerapan:
Ini adalah kekolotan yang menolak reformasi. Sekali percaya ini, ya
percaya ini terus. Sekali agama ini, ya agama ini terus. Sekali gereja ini, ya
gereja ini terus. Sekali aliran ini, ya aliran ini terus. Sekali punya konsep
ini, ya konsep ini terus. Sikap ini menguntungkan, kalau dari semula saudara
mendapatkan agama / ajaran / gereja / aliran yang benar. Tetapi, kalau dari
semula saudara mendapatkan agama / ajaran / gereja / aliran yang sesat atau
salah, maka sikap kolot semacam ini akan menyebabkan sekali sesat / salah
saudara akan terus sesat / salah!
Karena
itu buanglah sifat kolot semacam ini, dan maulah direformasi oleh ajaran yang
Alkitabiah.
-AMIN-
e-mail us at [email protected]