Eksposisi Injil Lukas
oleh:
Pdt. Budi Asali MDiv.
LUKAS
2:1-7
I) Sensus (ay
1-2):
1) Sensus ini diperintahkan oleh kaisar Agustus (ay 1), dan semua
penafsir berpendapat bahwa sensus ini dilakukan untuk kepentingan pajak.
Dengan adanya sensus ini Yusuf dan Maria terpaksa pergi ke Betlehem
(ay 3-5) sehingga akhirnya Yesus lahir di Betlehem (ay 6-7), menggenapi nubuat
nabi Mikha dalam Mikha 5:1 yang berbunyi:
"Tetapi
engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari
padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang
permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala".
Tanpa
ia sadari, kaisar kafir ini melakukan sesuatu yang menyebabkan tergenapinya
nubuat Firman Tuhan. Ini bukan sekedar merupakan suatu kebetulan, tetapi Tuhan
menguasai dan mengarahkan kaisar kafir tersebut untuk melaksanakan RencanaNya!
Bandingkan dengan Amsal 21:1 yang berbunyi: "Hati raja seperti batang air dalam tangan TUHAN,
dialirkannya ke mana Ia ingini"
2) William Barclay mengatakan bahwa ada actual
documents (= dokumen sebenarnya)
dari setiap sensus yang dilakukan mulai tahun 20 Masehi sampai tahun 270 Masehi,
dan dari data-data ini terlihat bahwa sensus ini dilakukan setiap 14 tahun.
Sensus
yang paling awal yang ada dokumennya, dilakukan pada tahun 20 Masehi. Tetapi ini
tidak mungkin menunjuk pada sensus dalam Luk 2:1-2 ini. Karena sensus itu
diadakan setiap 14 tahun, maka sensus sebelumnya seharusnya terjadi pada tahun 6
Masehi. Tetapi sensus yang inipun masih kurang pagi untuk bisa dihubungkan
dengan sensus dalam Luk 2:1-2 ini. Para penafsir menganggap bahwa sensus pada
tahun 6 Masehi inilah yang dimaksud dengan sensus dalam Kis 5:37.
Kalau
tahun 6 Masehi ini dikurangi lagi dengan 14 tahun, maka bisa didapatkan tahun 8
Sebelum Masehi sebagai tahun pelaksanaan sensus dalam Luk 2:1-2 ini.
Ini
menimbulkan problem karena tahun 8 SM tidak cocok dengan saat kelahiran Kristus.
Kalau
Yesus lahir pada tahun 8 SM, maka itu berarti Ia memulai pelayananNya pada tahun
22 Masehi, dan penyucian Bait Allah dalam Yoh 2 terjadi pada tahun 23 Masehi.
Dalam Yoh 2:20 dikatakan bahwa Bait Allah itu dibangun selama 46 tahun (dan saat
itu belum selesai pembangunannya), dan ini menunjukkan bahwa Bait Allah itu
mulai dibangun pada 23 SM.
Ini
tidak cocok, karena dari sejarah diketahui bahwa pembangunan Bait Allah itu
dimulai pada tahun 19 SM (dan baru selesai secara total pada tahun 64 Masehi).
Pemecahan
problem ini:
II) Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem (ay 3-5):
1) Sensus ini mengharuskan setiap orang untuk mendaftarkan diri di
kotanya sendiri (ay 3).
Yusuf
adalah keturunan Daud (1:27 2:4), dan demikian juga dengan Maria (1:32,69).
Yesus memang harus muncul / lahir dari keturunan Daud (bdk. Yes 11:1 Yer 23:5-6
Mat 1:1,6 Luk 3:31 Ro 1:1-3 2Tim 2:8).
Dalam
1Sam 20:6 dikatakan bahwa Betlehem adalah kota Daud.
Karena
itu Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem (ay 4-5).
Ada
beberapa hal yang bisa dipelajari tentang bagian ini:
a) Jarak Nazaret ke Betlehem sekitar 80-90 mil. Ini jelas merupakan
penderitaan, khususnya untuk Maria yang sudah hamil tua. Mereka berserah dan
tunduk pada kehendak Tuhan, tetapi yang mereka dapatkan justru bukanlah jalan
yang mulus tetapi jalan yang penuh penderitaan!
Penerapan:
kalau saudara beriman dan taat kepada Tuhan, jangan terlalu heran kalau jalan
saudara justru menjadi sukar. Juga jangan menjadi takut, kecewa dan lalu
meninggalkan jalan itu, karena jalan yang sempit itulah yang menuju pada
kehidupan (bdk. Mat 7:13-14).
b)
Mereka taat kepada pemerintah.
Dalam 2Sam 24 / 1Taw 21 Daud melakukan sensus dan dihukum oleh
Tuhan, karena ia melakukan sensus itu untuk memuaskan kesombongannya.
Kita memang harus tunduk pada pemerintah, selama pemerintah tidak
menyuruh kita melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan (Ro 13:1-7
bdk. Kis 5:29).
Penerapan:
apakah saudara mau tunduk pada peraturan peme-rintah yang menyukarkan hidup
saudara tetapi tidak bertentangan dengan Firman Tuhan?
c) Luk 2:1-7 ini pasti terjadi setelah Mat 1:18-25, sehingga saat
itu Maria sudah menjadi istri Yusuf. Tetapi mengapa dalam ay 5 Maria tetap
disebut sebagai ‘tunangan Yusuf’? Rupanya karena sekalipun mereka sudah
menjadi suami istri, mereka tidak melakukan hubungan sex (bdk. Mat 1:24-25).
2) Mengapa Maria ikut pergi ke Betlehem? Ada beberapa kemungkinan
jawaban:
a) Kebanyakan penafsir mengatakan bahwa sebetulnya hanya laki-laki
(yaitu Yusuf) saja yang harus pergi untuk mendaftar, tetapi ada juga penafsir
yang beranggapan bahwa laki-laki maupun perempuan harus mendaftar. Karena itulah
Maria harus ikut.
b)
Maria sebetulnya tidak harus ikut, tetapi saat itu ada banyak gosip yang beredar
tentang Maria yang terlalu cepat mengandung. Karena itu Yusuf tidak tega
membiarkan Maria di Nazaret, dan membawanya pergi ke Betlehem.
Ini mengajar kita bahwa di dalam menghadapi problem, suami istri
perlu ada kesatuan dan saling mendukung!
c)
Yusuf ingin ada bersama dengan Maria pada saat Yesus lahir. Ingat bahwa Yusuf
juga adalah orang Yahudi yang pasti menanti-nantikan kedatangan Mesias.
d)
Mereka tahu tentang nubuat dalam Mikha 5:1 yang mengatakan bahwa Mesias harus
lahir di Betlehem, dan karena itu mereka sengaja pergi ke Betlehem supaya nubuat
itu tergenapi.
Calvin
menolak kemungkinan ini dengan alasan: kepergian mereka ke Betlehem disebutkan
alasannya secara explicit dalam ay 5: ‘supaya didaftarkan bersama-sama dengan
Maria’.
Karena
itu Calvin berpendapat bahwa mereka pergi ke Betlehem bukan dengan tujuan supaya
Kristus lahir di sana, tetapi karena tangan / pengaturan Allah (Providence of
God) membimbing mereka seperti orang buta ke tempat dimana Kristus harus
dilahirkan.
Calvin lalu menambahkan:
"Thus we see
that the holy servants of God, even though they wander from their design,
unconscious where they are going, still keep the right path, because God directs
their steps" (= Demikianlah kita lihat
bahwa pelayan-pelayan yang kudus dari Allah, sekalipun mereka menyimpang dari
rencana mereka, tidak sadar kemana mereka pergi, tetap ada di jalan yang benar,
karena Allah mengarahkan / memimpin langkah-langkah mereka).
Penjelasan:
Yusuf dan Maria pasti sudah mempersiapkan dan merencanakan banyak hal tentang
Yesus yang akan dilahirkan itu. Mungkin mempersiapkan uangnya, kamarnya, tempat
tidurnya, dsb. Tetapi perintah untuk melakukan sensus itu kelihatannya
membuyarkan segala persiapan dan rencana mereka. Tetapi toh semua ini ada dalam
pimpinan Tuhan!
Penerapan:
kalau everything goes wrong
(= segala sesuatu berjalan salah) dengan rencana saudara (baik rencana jasmani maupun rohani), maka
itu tetap pimpinan Tuhan!
Ini
tentu tak berarti bahwa kita boleh sembarangan dalam memilih jalan ataupun
terlalu mudah ‘menyerah’ pada kehendak / Rencana Allah! Kita tetap punya
tanggung jawab untuk memilih jalan yang terbaik, dan berusaha secara maximal
untuk mencapainya. Kalau semua itu sudah kita lakukan dan ternyata semua hancur
berantakan, barulah kita harus berserah pada kehendak / Rencana Allah.
III) Kelahiran Yesus (ay 6-7):
1) ’anaknya yang sulung’ (ay 7a).
Istilah
‘anak sulung’, ditambah dengan banyak bagian Kitab Suci yang
berbicara tentang adanya saudara-saudara Yesus (Mat 12:46,47 / Mark 3:31-32 /
Luk 8:19-20 Mat 13:55-56 Yoh 2:12 Yoh 7:3,5,10 Kis 1:14), menunjukkan bahwa
Yusuf dan Maria pasti mempunyai anak-anak lain setelah kelahiran Yesus.
Seorang
penafsir (Pulpit Commentary) menganggap Yusuf dan Maria tidak mempunyai anak
lain selain Yesus, dengan alasan: istilah ‘anak sulung’ bisa diartikan
‘anak tunggal’ seperti dalam Ibr 1:6.
Tanggapan
saya:
Dalam
arti yang sebenarnya, memang Yesus adalah Anak Tunggal dari Allah (Yoh
3:16). Tetapi dalam Ibr 1:6 Yesus disebut sebagai Anak Allah yang sulung,
itu disebabkan karena kita yang percaya kepada Yesus juga adalah anak-anak Allah
(Yoh 1:12), sekalipun kita adalah ‘anak-anak adopsi’. Bandingkan ini dengan
Ro 8:29 yang berbunyi: ‘supaya Ia, AnakNya itu, menjadi yang sulung di antara
banyak saudara’.
Dengan
demikian, istilah ‘anak sulung’ dalam Ibr 1:6 tidak bisa diartikan sebagai
‘anak tunggal’!
2)
‘dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di
rumah penginapan’ (ay 7b).
a) Bagi Yusuf dan Maria ini adalah sesuatu yang kelihatannya
kontradiksi dengan Firman Tuhan.
Katanya
Maria akan melahirkan Anak Allah yang maha tinggi, lalu mengapa Anaknya lahir
dalam palungan?
b)
Anak Allah yang mahatinggi mau lahir dalam palungan.
Yesus
mau direndahkan / menjadi miskin, supaya kita bisa ditinggikan / menjadi kaya (secara
rohani!). Bdk. 2Kor 8:9. Istilah ‘miskin menjadi kaya’ jelas
harus sdiartikan secara rohani. Hal ini terlihat jelas kalau saudara membaca
seluruh kontex (2Kor 8:1-9).
Calvin:
"When he was
thrown into a stable, and placed in a manger, and a lodging refused him among
men, it was that heaven might be opened to us, not as a temporary lodging, but
as our eternal country and inheritance, and that angels might receive us into
their abode" (= Pada saat Ia
dilemparkan ke dalam kandang, dan diletakkan dalam palungan, dan penginapan
menolak menerimaNya di antara manusia, tujuannya adalah supaya surga terbuka
bagi kita, bukan sebagai penginapan sementara, tetapi sebagai negeri dan warisan
yang kekal, dan supaya malaikat-malaikat menerima kita dalam tempat tinggal
mereka).
c) Pemilik penginapan hanya memberikan tempat hewan karena:
Karena itu sebetulnya ia tidak bisa terlalu disalahkan.
Tetapi kalau sekarang saudara menolak Kristus untuk tinggal dalam
hati saudara sebagai Juruselamat dan Tuhan saudara, saudara menolak dengan suatu
pengetahuan / kesadaran bahwa Ia adalah Anak Allah, maka penolakan saudara harus
disalahkan!
Karena
itu, terimalah Ia sebagai Juruselamat dan Tuhan dalam hidup saudara!
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali