Eksposisi Kisah Para Rasul
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH
PARA RASUL 2:14-36
I) Khotbah Petrus terdiri dari
3 bagian.
1) Petrus menolak tuduhan mabuk (ay 15).
Argumentasinya
adalah bahwa saat itu baru pukul 9 pagi. Biasanya orang mabuk pada waktu malam
(bdk. 1Tes 5:7). Jelas bahwa di sini Petrus membela diri terhadap tuduhan
fitnahan beberapa orang yang ada dalam ay 13. Dalam menghadapi tuduhan /
fitnahan, kadang-kadang kita harus berdiam diri seperti apa yang dilakukan oleh
Yesus. Tetapi kalau tuduhan / fitnahan itu bukan hanya merugikan diri kita
sendiri tetapi seluruh kekristenan, maka kita tidak boleh berdiam diri. Kalau
orang banyak percaya bahwa rasul-rasul itu mabuk, maka itu betul-betul merupakan
suatu bencana bagi kekristenan. Karena itulah maka Petrus membela diri.
2) Petrus menjelaskan bahwa peristiwa itu (dimana rasul-rasul itu
berbahasa roh / lidah) adalah penggenapan nubuat nabi Yoel (ay 16-21).
Ay
17-21 adalah kutipan dari Yoel 2:28-32. Kutipan ini terdiri dari 3 bagian:
a) Ay 17-18: tentang janji pencurahan Roh Kudus.
b) Ay 19-20: ini bukan tentang Roh Kudus ataupun bahasa roh /
lidah.
Penerapan:
Calvin
menganggap ‘matahari dan bulan’ sebagai manifestasi kasih Allah, dan karena
itu ‘matahari akan berubah menjadi gelap gulita’ dan ‘bulan akan menjadi
darah’ menunjukkan murka Allah.
Tetapi ada penafsir lain yang
beranggapan bahwa semua ini bersifat hurufiah dan akan betul-betul terjadi pada
akhir jaman (bdk. Wah 6:12).
Yang
manapun yang benar dari 2 penafsiran ini, ay 19-20 ini tetap merupakan ancaman.
c) Ay 21: jalan keluar supaya tidak terkena ancaman Tuhan.
Bagian ini ditambahkan dengan tujuan supaya mereka mengerti bahwa
sekalipun ada ancaman yang akan datang, tetapi kalau mereka mau berseru kepada
Tuhan, maka ancaman itu tidak akan menimpa mereka. Ini awal dari pemberitaan
Injil yang Petrus lakukan.
Lalu,
siapa ‘Tuhan’ dalam ay 21 itu? Untuk menjelaskan tentang hal ini, Petrus
meneruskan khotbahnya dengan ay 22-36.
3) Petrus memberitakan Injil (ay 22-36).
Ada 2
hal yang ia tekankan dalam pemberitaan Injilnya ini:
a) Tentang dosa mereka (ay 22-23).
Ada 3
hal tentang dosa yang perlu dibahas dalam khotbah Petrus ini:
Petrus
memang juga mengatakan bahwa kematian Yesus sudah ditentukan / direncanakan oleh
Allah (ay 23), tetapi ini tidak berarti bahwa mereka tidak berdosa ketika
membunuh / menyalibkan Yesus! Karena itu Petrus tetap berkata: ‘kamu salibkan
dan kamu bunuh’ (ay 23). Sekalipun Allah menetapkan / merencanakan hal itu,
tetapi pada waktu mereka melakukannya mereka tetap dianggap berdosa dan
bertanggung jawab atas dosanya. Mengapa?
Kata ‘durhaka’ terjemahan hurufiahnya adalah ‘lawless’
(= tidak punya hukum).
Ini jelas menunjuk bukan kepada orang Yahudi, tetapi kepada orang Romawi. Memang
yang menyalibkan Yesus bukanlah orang Yahudi tetapi orang Romawi. Tetapi bagian
ini diucapkan oleh Petrus bukan untuk memperingan dosa mereka, karena ia tetap
berkata ‘kamu salibkan / bunuh’ (ay 23). Mengapa? Karena mereka yang
berteriak: ‘Lepaskan Barabas, salibkan Dia!’ (Luk 23:18-21).
Ini
disebutkan oleh Petrus untuk menambah rasa berdosa dalam diri mereka. Mereka
bukan sekedar membunuh manusia biasa, tetapi seorang utusan Allah! Demikian juga
dalam ay 36 Petrus mengatakan bahwa mereka menyalibkan Tuhan dan Kristus. Ini
juga dimaksudkan untuk menambah rasa berdosa dalam diri mereka.
Kesimpulan:
Pada
waktu memberitakan Injil, Petrus menekankan tentang dosa. Ini memang suatu
elemen yang sangat penting dalam memberitakan Injil! Tanpa kesadaran akan dosa
orang tidak akan merasa membutuhkan Yesus sebagai Juruselamat / Penebus dosa.
Tanpa kesadaran bahwa mereka penuh dengan dosa seseorang akan berpikir bahwa ia
bisa masuk surga dengan berbuat baik dan ia akan menganut agama yang berdasarkan
‘salvation by works’
(= keselamatan karena ketataan / perbuatan baik).
Sebaliknya, orang yang sadar akan dosanya, dan sadar bahwa dirinya penuh de-ngan
dosa dan tidak bisa berbuat baik, akan datang kepada Yesus dan menerimaNya
sebagai Juruselamat / Penebus dosa! Karena itu, khususnya kalau saudara adalah
seorang pemberita Firman (pengkhotbah, guru sekolah minggu, dosen theologia,
dsb) banyaklah mengecam / menyerang dosa. Tetapi juga jangan lupa memberitakan
Yesus sebagai Juruselamat / Penebus dosa!
b) Tentang Yesus:
Beberapa
hal tentang Yesus yang ditekankan oleh Petrus:
1. Yesus adalah orang yang dianggap hina / direndahkan.
Ini
terlihat dari sebutan ‘Yesus dari Nazaret’ (ay 22). Nazaret adalah tempat
yang dianggap hina oleh orang Yahudi (Yoh 1:45-46). Secara manusia / jasmani,
Yesus kelihatan hina. Ini sesuai dengan nubuat Yesaya tentang Yesus (Yes 52:14
53:2-3).
Penerapan:
Kalau Yesus dihina /
direndahkan, maka demikian juga kekris-tenan, Injil, gereja, dan orang kristen.
Tetapi jaman sekarang banyak orang kristen yang ingin mengubah keadaan hina itu
menjadi mentereng dan gemerlapan. Misalnya dengan mengatakan bahwa kalau ikut
Yesus akan naik Mercy / Boxer. Atau dengan mengatakan bahwa orang kristen akan
mengalami mujijat setiap saat. Atau dengan mengatakan bahwa kalau ikut Yesus
maka semua problem akan beres dan kita akan sukses secara duniawi. Ini semua
adalah Injil / ajaran yang sudah diselewengkan!
2. Yesus adalah orang yang ditentukan oleh Allah, disertai
dengan tanda / mujijat (ay 22).
Kata
‘ditentukan oleh Allah’ ini diterjemahkan berbeda-beda.
KJV: approved
of God (= disetujui / diakui oleh Allah).
RSV/NASB:
attested by God (=
disokong / dibuktikan oleh Allah).
NIV: accredited
by God (= diakui / diberi kuasa resmi oleh
Allah).
Jadi,
Yesus yang dipandang hina itu, ternyata diakui oleh Allah dan diberi kuasa resmi
sebagai utusanNya. Ini tentu membahayakan bagi mereka yang menghina Yesus!
Lebih-lebih mengingat bahwa pada penghakiman akhir jaman nanti Yesus akan
menjadi Hakim! Itu pasti akan membuat orang-orang yang menghinaNya menjadi
gemetar ketakutan!
3. Kematian Yesus (ay 23).
Petrus
hanya berbicara singkat tentang kematian Kristus (hanya 1 ayat), tetapi nanti ia
berbicara banyak tentang kebangkitan Yesus (ay 24-32). Memang berbeda dengan
penginjilan jaman sekarang yang lebih menekankan salib / kematian Kristus dari
pada kebangkitanNya, maka penginjilan yang dilakukan dalam Kisah Rasul lebih
menekankan kebangkitan dari pada kematian. Apakah ini berarti bahwa penginjilan
jaman sekarang ini tidak alkitabiah? Menurut saya tidak.
Perlu
diingat bahwa dilihat dari 1Kor 1:18,23 jelas bahwa pada waktu Paulus menginjili
orang Korintus, ia juga menekankan salib / kematian Kristus. John Stott
mengatakan bahwa penginjilan dalam Kisah Rasul lebih menekankan kebangkitan
karena pada umumnya penginjilan itu dilakukan kepada orang Yahudi. Mereka
membutuhkan pengertian bahwa Yesus itu adalah Mesias yang mereka nanti-nantikan,
dan ini tidak akan tercapai kalau kematian Yesus yang ditekankan, karena Mesias
yang kalah tidak akan mereka akui sebagai Mesias. Karena itu yang ditekankan
adalah kebangkitan Yesus, yang menunjukkan kemenanganNya.
4. Kebangkitan Yesus (ay 24-32).
a) Ay 25-28 adalah kutipan dari Maz 16:8-11. Orang Yahudi mengira
bahwa dalam Maz 16 itu Daud berbicara tentang dirinya sendiri karena Daud
menggunakan kata ‘aku’. Petrus membuktikan bahwa hal ini tidak benar, karena
Daud mati (ay 29). Jadi, Maz 16:8-11 itu jelas tidak cocok untuk Daud. Itu
adalah ayat yang menunjuk kepada Yesus (ay 25,31-32). Jadi, Kitab Suci /
Perjanjian Lama jelas mengajarkan (menubuatkan) kebangkitan Yesus.
b) Dalam ay 32 Petrus
mengatakan bahwa mereka semua adalah saksi kebangkitan Yesus.
5. Yesus memberikan Roh Kudus
sehingga terjadi peristiwa pada hari Pentakosta ini.
Ay
33: Petrus menyatakan bahwa Yesus yang telah bangkit ini lalu ditinggikan oleh
tangan kanan Allah, dan menerima Roh Kudus dari Bapa, yang lalu Ia curahkan pada
hari Pentakosta itu. Dan itulah yang mereka lihat dan dengar. Jadi, di sini ia
menjelaskan lagi peristiwa bahasa roh / lidah itu.
6. Petrus membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Mesias.
Ay 34-35: Petrus mengutip Maz 110:1 untuk membuktikan bahwa Yesus
adalah Tuhan. Lagi-lagi Petrus berargumentasi bahwa dalam Maz 110:1 itu Daud
tidak berbicara tentang dirinya sendiri. Alasannya:
Orang Saksi Yehovah menafsirkan bahwa ayat ini berarti bahwa
Daud tidak masuk surga! Tetapi ayat ini tidak berarti bahwa Daud tidak masuk ke
surga! Artinya adalah: ‘tubuh Daud tidak masuk ke surga seperti Yesus’ atau
‘Daud tidak naik ke surga dengan cara seperti Yesus’ atau ‘Daud tidak naik
ke surga lalu duduk di sebelah kanan Allah seperti Yesus’.
Jadi terbukti bahwa Maz 110:1 bukan untuk Daud tetapi untuk Yesus.
Kalau Maz 110 itu memang untuk Yesus maka jelas bahwa Kitab Suci menyebut Yesus
sebagai ‘Tuhan’ [kata ‘tuan’ dalam ay 34b / Maz 110:1 diterjemahkan ‘Lord’
(= Tuhan) oleh Kitab Suci
bahasa Inggris].
7. Kesimpulan tentang Yesus.
Ay 36
memberikan kesimpulan tentang Yesus: ‘Allah telah membuat Yesus, yang
kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus’.
Kata ‘membuat’ di sini
tidak berarti bahwa tadinya Yesus bukan Tuhan dan Kristus, dan lalu oleh Bapa
dibuat menjadi Tuhan dan Kristus. Tetapi artinya adalah: Allah telah menunjukkan
kepada kamu bahwa Yesus adalah Tuhan dan Kristus.
Catatan:
istilah ‘Kristus’ artinya sama dengan ‘Mesias’.
Sekarang
kita menghubungkan ay 36 ini dengan ay 21 tadi. Yang berseru kepada Tuhan akan
selamat. Lalu siapakah ‘Tuhan’ itu? Tidak lain, ‘Tuhan’ itu adalah Yesus
sendiri. Jadi, siapa yang percaya / berseru kepada Yesus akan selamat! Sesuatu
yang sangat menarik dan penting di sini adalah bahwa Petrus tidak mau kalau
seseorang hanya ‘berseru kepada nama Tuhan’. Karena itu ia lalu menjelaskan
bahwa ‘Tuhan’ itu adalah ‘Tuhan Yesus’. Ia mau supaya orang
berseru kepada nama Tuhan Yesus. Mereka inilah yang diselamatkan dari
ancaman / murka Allah dalam ay 19-20.
Penerapan:
II) Hal-hal
lain yang bisa dipelajari dari khotbah Petrus.
1) Dalam khotbah ini Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus,
menggunakan pembelaan dirinya sebagai batu loncatan untuk memberitakan Injil
kepada orang banyak itu.
Orang yang penuh Roh Kudus pasti memberitakan Injil, dan bukan
sekedar menyombongkan karunia bahasa rohnya! Maukah saudara meniru Petrus?
2) Dalam khotbahnya Petrus menggunakan Kitab Suci maupun kesaksian.
a) Penggunaan Kitab Suci terlihat dari fakta bahwa ia mengutip
Kitab Suci / Perjanjian Lama sebanyak 3 x (ay 17-21 ay 25-28 ay
34-35).
Petrus
yakin bahwa Kitab Suci adalah Firman Allah. Keyakinan ini terlihat dari:
Memang dalam ay 16 seharusnya tidak ada kata ‘Allah’.
NASB:
‘But, this is what was spoken through
the prophet Joel’ (= Tetapi, inilah yang
dikatakan melalui nabi Yoel).
Tetapi
kata ‘through / melalui’ menunjukkan bahwa Petrus yakin bahwa ada
‘seseorang’ yang berbicara melalui Yoel.
Keyakinan Petrus bahwa Kitab Suci adalah Firman Allah, menyebabkan
ia meninggikan otoritas Kitab Suci dan menggunakannya sebagai dasar khotbahnya.
Jaman sekarang banyak pengkhotbah yang dalam berkhotbah tidak menggunakan Kitab
Suci sebagai dasar, tetapi menggunakan kesaksian, lelucon, cerita sebagai dasar.
Mengapa? Karena mereka memang tidak mengakui otoritas Kitab Suci sebagai Firman
Allah!
b) Kesaksian (ay 32 bdk. Kis 1:22).
Ia dan
banyak orang kristen lain, adalah saksi kebangkitan Yesus.
Perhatikan
penggunaan Kitab Suci dan kesaksian dalam khotbah Petrus:
Kesimpulan:
1) Gunakan setiap kesempatan
untuk memberitakan injil.
2) Dalam memberitakan Injil /
berkhotbah, gunakanlah Kitab Suci / Firman Allah.
-AMIN-
Bagi sdr yg telah
mendapat berkat dari artikel ini..mohon kiranya dapat membantu menyebarkan Pada
sdr2 kita yg lain, sehingga semakin banyak sdr kita yg juga bisa membaca artikel
ini dan mendapat berkat. Tuhan memberkati sdr.
Amin.
Joh 21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali