Eksposisi Kisah Para Rasul
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH
PARA RASUL 2:1-13
I) Penjelasan tentang
Pentakosta.
Pentakosta Perjanjian Baru adalah
hari turunnya Roh Kudus yang terjadi pada hari ke 50 setelah Paskah / Easter
(hari kebangkitan Yesus).
Tetapi ‘Pentakosta’ dalam
ay 1 adalah Pentakosta Perjanjian Lama. Beberapa hal yang perlu diketahui
tentang Pentakosta Perjanjian Lama ini:
1) Ini adalah hari ke 50 setelah Paskah (ini Paskah Perjanjian
Lama) / Passover (hari bebasnya bangsa Israel dari Mesir (bdk. dengan Ul 16:1
tentang Paskah Perjanjian Lama ini).
2)
Hari ini adalah hari untuk memperingati 2 hal, yaitu:
a) Pemberian 10 Hukum Tuhan.
b)
Perayaan syukur karena panen gandum (Ul 16:10 Kel 34:22).
3) Pada hari itu orang Israel tidak boleh bekerja (Im 23:21
Bil 28:26).
Pentakosta
Perjanjian Lama menjadi Pentakosta Perjanjian Baru karena apa yang terjadi dalam
Kis 2:1-13.
II) Apa yang terjadi pada hari
Pentakosta itu?
Pada saat itu murid-murid sedang
berkumpul di suatu tempat sebagai ketaatan terhadap perintah Yesus dalam Kis
1:4-5. Yang dimaksud dengan ‘suatu tempat’ tidak diketahui dengan pasti.
Mungkin ruang atas yang ada dalam Kis 1:3 dan mungkin juga suatu tempat dalam
Bait Allah (bdk. Luk 24:53).
Pada saat itu terjadilah hal-hal
sebagai berikut:
1) Turun dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras (ay 2).
Kitab
Suci memang sering menggambarkan Roh Kudus sebagai angin (Yoh 3:8 Yeh
37:9,10,14 Yoh 20:22). Kata bahasa Yunani PNEUMA memang bisa diartikan
sebagai ‘roh’, ‘angin’ atau ‘nafas’ (sama seperti kata Ibrani
RUACH). Karena itulah maka sebelum Roh Kudus turun maka Ia didahului oleh suatu
bunyi seperti tiupan angin keras.
2) Tampaklah lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan
hinggap pada mereka masing-masing (ay 3).
Roh
Kudus juga sering digambarkan sebagai api karena Ia berfungsi untuk menyucikan /
menguduskan kita. Karena itu, tanda dari orang yang mempunyai Roh Kudus /
dipenuhi Roh Kudus adalah adanya perubahan hidup ke arah yang positif (bukan
kemampuan untuk berbahasa Roh!)
3) Roh
Kudus turun dan memenuhi mereka (ay 4a).
Ay 4a
terjemahan Indonesia kurang lengkap terjemahannya. Seharusnya ada kata
‘semua’.
NIV: ‘All
of them were filled with the Holy Spirit’ (= Mereka semua dipenuhi dengan Roh
Kudus).
Jadi,
bukan hanya rasul-rasul saja yang menerima / dipenuhi dengan Roh Kudus, tetapi
semua orang kristen pada saat itu. Roh Kudus diberikan bukan hanya kepada orang
percaya tertentu saja, tetapi kepada semua orang yang percaya kepada Kristus.
Pemberian Roh Kudus ini adalah penggenapan janji Tuhan dalam Yoh
14:16,17,26 Yoh 15:26,27 Yoh 16:7-11,13,14 Mat 3:11 Kis
1:4,5,8. Tuhan pasti menggenapi janjiNya.
Problem:
Bagaimana
mengharmoniskan Kis 2:4 ini dengan Yoh 20:22? Kapan sebetulnya rasul-rasul itu
menerima Roh Kudus? Pada Yoh 20:22 atau pada Kis 2:4?
Ada
macam-macam penafsiran tentang Yoh 20:22:
a) Yoh 20:22 dihubungkan dengan Kej 2:7 dan Yeh 37:9 dan lalu
diartikan sebagai kelahiran baru.
Keberatan
terhadap penafsiran ini adalah: Murid-murid sudah percaya kepada Kristus sebelum
Yoh 20:22 (bdk. Mat 16:16). Itu tidak mungkin terjadi kalau belum ada kelahiran
baru (perlu diingat bahwa doktrin yang benar tentang kelahiran baru adalah:
kelahiran baru harus mendahului iman).
b) Penerimaan Roh Kudus disamakan seperti kedatangan Kerajaan Allah
yang kadang-kadang dikatakan sudah datang, tetapi kadang-kadang dikatakan sudah
dekat (belum datang).
c) Komentar Calvin tentang Yoh 20:22:
“The Spirit was given to the Apostles on this occasion in such a manner,
that they were only sprinkled by his grace, but were not filled with full power;
for when the Spirit appeared on them in tongues of fire (Acts 2:3) they were
entirely renewed” [= Roh diberikan kepada rasul-rasul pada peristiwa ini
sedemikian rupa, sehingga mereka hanya diperciki oleh kasih karuniaNya, tetapi
tidak dipenuhi dengan kuasa penuh; karena pada waktu Roh menampakkan diri pada
mereka dalam lidah-lidah api (Kis 2:3) mereka diperbaharui sepenuhnya].
d) Dalam Yoh 20:22 mereka menerima suatu kuasa rohani sehingga
mereka tidak sedih lagi, tetapi mereka baru menerima Roh Kudus dalam Kis 2:4 dan
pada saat itu mereka menerima kuasa yang lebih besar lagi.
Dasar
yang dipakai:
4) Bahasa lidah / roh (ay 4b-11).
a) Bahasa lidah / roh adalah suatu karunia Roh Kudus yang
menyebabkan rasul-rasul itu lalu bisa berbicara dalam bahasa-bahasa yang
sebelumnya tidak mereka kenal / tidak pernah mereka pelajari.
b) Tidak semua orang yang memiliki Roh Kudus / dipenuhi Roh Kudus
harus berbahasa roh!
Seringkali
ada orang yang mengatakan bahwa bahasa roh harus dimiliki oleh orang yang penuh
dengan Roh Kudus, dan ia menggunakan Kis 2 ini sebagai dasar. Ini adalah
penafsiran yang salah. Mengapa? Karena Kis 2:4 (dan juga Kis 10:46) adalah
bagian Kitab Suci yang bersifat descriptive (menggambarkan apa yang
terjadi pada saat itu). Bagian semacam ini tidak bisa dijadikan rumus! Contoh
lain:
Mengapa? Karena semua ini adalah bagian Kitab Suci yang bersifat descriptive.
Ini tidak boleh dijadikan rumus / norma dalam hidup kita!
Dalam Luk 1:67 dikatakan bahwa Zakharia penuh Roh Kudus dan ia lalu
bernubuat. Juga dalam Kis 19:6 dikatakan ada orang-orang yang menerima Roh Kudus
dan mereka lalu berbahasa roh dan bernubuat. Apakah semua ini juga mau dijadikan
rumus, dan kita lalu percaya bahwa orang yang mempunyai Roh Kudus harus
bernubuat? Tentu saja tidak, karena bagian-bagian ini juga merupakan bagian
Kitab Suci yang bersifat descriptive!
Perlu
juga diingat bahwa pada hari Pentakosta itu mereka bukan hanya menerima Roh
Kudus dan berbahasa roh, tetapi juga ada bunyi seperti tiupan angin, dan
lidah-lidah api yang hinggap pada mereka masing-masing. Kalau bahasa rohnya
diharuskan, maka konsekwensinya angin dan lidah api itu juga harus diharuskan.
Dalam Kitab Suci juga ada peristiwa-peristiwa lain di mana orang
percaya kepada Kristus (dan karena itu jelas mereka menerima baptisan Roh Kudus
- bdk. Kis 2:38), tetapi mereka tidak mengalami bahasa roh (Kis 2:41 Kis
8:36-38 Kis 16:14-15,31-33). Stefanus yang penuh Roh Kudus (Kis 7:55) juga
tidak pernah dikatakan berbahasa roh.
Juga
1Kor 12:8-10,28-30 jelas sekali menunjukkan bahwa karunia bahasa roh tidak
diberikan kepada semua orang percaya, tetapi hanya kepada orang-orang tertentu
saja.
c) Bahasa roh bukanlah karunia yang terutama, bahkan bisa dikatakan
itu adalah karunia yang terendah. Ini terlihat dari:
d) Karunia bahasa roh adalah suatu karunia yang bersifat mujijat,
sehingga tidak bisa dipelajari / dilatih.
Dimanapun dalam Kitab Suci kita tidak pernah melihat orang
mempelajari / melatih / mengusahakan bahasa roh. Karena itu semua bahasa roh
yang dipelajari / dilatih / diusahakan adalah palsu dan berasal dari orangnya
sendiri. Kalau saudara adalah orang yang mempunyai bahasa roh hasil latihan,
ingatlah bahwa saudara sedang memalsukan karunia Allah!
III)
Penekanan dari Pentakosta.
Banyak orang yang kalau membahas
Pentakosta selalu menekankan bahasa roh. Padahal sebetulnya yang paling
ditekankan dalam Pentakosta bukan bahasa roh tetapi Pekabaran Injil. Ini bisa
terlihat dari:
1) Roh Kudus memang diberikan supaya mereka bisa memberitakan
Injil.
Bandingkan
ini dengan Kis 1:8 yang berbunyi:
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan
kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi”.
Bandingkan
juga dengan Yoh 15:26 yang berbunyi:
“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran
yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku”.
2)
Semua ini terjadi di Yerusalem pada hari Pentakosta.
Mengapa
Allah memilih kota Yerusalem dan mengapa Allah memilih hari Pentakosta? Calvin
beranggapan karena pada hari Pentakosta kota Yerusalem penuh sesak, karena
orang-orang Yahudi dari semua penjuru datang ke Yerusalem. Mereka semua kembali
ke Yerusalem karena hal ini memang diperintahkan oleh Tuhan (Kel 23:14-17
Kel 34:22-23).
Ay 5
mengatakan: ‘Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari
segala bangsa di bawah kolong langit’.
Jadi ay 5 menunjukkan bahwa pada saat itu Yerusalem dipenuhi oleh
orang-orang Yahudi dari negara-negara lain.
Lalu ay 6 mengatakan: ‘Ketika turun bunyi itu,
berkerumunlah orang banyak’. Kata ‘turun’ itu salah terjemahan, seharusnya
adalah ‘terjadi’. Bandingkan dengan terjemahan NASB: ‘And
when this sound occurred’ (= Dan
ketika bunyi itu terjadi).
Bunyi
apa yang dimaksud dalam ay 6 itu? Ada 3 kemungkinan:
Saya setuju dengan penafsiran yang ke 3.
Jadi orang-orang Yahudi dari negara-negara lain itu pasti ikut
berkerumun dan mendengar bahasa roh itu. Dan apa yang mereka dengar? Yang mereka
dengar adalah perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah (ay 11). Ini jelas
menunjuk pada Injil.
Allah
memilih saat ini supaya mereka semua bisa mendengar Injil (ay 11 - ‘perbuatan
besar yang dilakukan Allah’) dan supaya setelah itu mereka bisa kembali ke
negaranya untuk menyebarkan Injil di negaranya masing-masing. Jadi semua ini
jelas menunjukkan bahwa Pentakosta menekankan Pekabaran Injil.
3) Pada saat itu terjadi bahasa roh.
Mengapa
saat itu harus terjadi bahasa roh? Karena orang-orang Yahudi dari negara-negara
lain itu mempunyai bahasanya masing-masing. Adanya banyak bahasa menghalangi
Pekabaran Injil dan kalau Injil hanya diberitakan dalam 1 bahasa saja, maka
orang akan beranggapan bahwa Injil itu memang ditujukan hanya untuk satu bangsa
/ bahasa saja (Yahudi). Allah tidak mau hal itu terjadi dan Ia lalu memberi
bahasa roh. Dengan cara ini maka:
a) Batasan bahasa dihancurkan dan Injil bisa tersebar.
b)
Orang tahu bahwa Injil bukan hanya untuk satu bangsa / bahasa saja.
Dengan
demikian, bahasa roh di sini membuktikan panggilan Allah untuk bangsa non
Yahudi.
Juga di sini ada satu hal lain yang menarik. Dalam Kej 11 terjadi
peristiwa menara Babel dimana Allah memberikan banyak bahasa untuk menyebarkan
manusia. Dalam Kis 2 terjadi peristiwa Pentakosta dimana Allah memberikan banyak
bahasa supaya manusia datang / bersatu dalam Kristus.
Semua hal-hal di atas ini jelas menunjukkan bahwa penekanan dari
Pentakosta adalah Pekabaran Injil!
IV) Hal-hal
penting tentang Pemberitaan Injil.
1) Kalau kita memberitakan Injil selalu ada reaksi negatif (ay 13).
Orang-orang itu bukan sekedar menolak Injil tetapi bahkan mengejek
orang yang memberitakan Injil.
2) Mujijat tidak menjamin pertobatan.
Kalau
kita memberitakan Injil mungkin kita sering mempunyai keinginan untuk bisa
melakukan mujijat supaya orang yang kita injili bisa bertobat. Tetapi dalam Kis
2 ini, sekalipun ada banyak yang bertobat (itupun terjadi karena khotbah Petrus,
bukan karena bahasa roh / mujijat), tetapi ada banyak yang tidak bertobat
sekalipun mereka melihat mujijat bahasa roh yang luar biasa (bdk. Luk 17:11-19
Mat 11:20-24 Luk 16:27-31).
Penutup /
Kesimpulan:
Kalau saudara memang sudah
mempunyai Roh Kudus, buktikan itu dengan rajin / tekun memberitakan Injil! Dan
dalam memberitakan Injil itu, jangan mengharapkan mujijat untuk memenangkan
jiwa, dan jangan takut pada reaksi negatif. Tetapi teruslah memberitakan Injil!
-AMIN-
Bagi sdr yg telah
mendapat berkat dari artikel ini..mohon kiranya dapat membantu menyebarkan Pada
sdr2 kita yg lain, sehingga semakin banyak sdr kita yg juga bisa membaca artikel
ini dan mendapat berkat. Tuhan memberkati sdr.
Amin.
Joh 21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
Author : Pdt Budi Asali,M.Div
e-mail : [email protected]
e-mail us at
[email protected]
Base
URL http://www.golgothaministry.org