Eksposisi
Kisah Para Rasul
oleh:
Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH
RASUL 17:1-14
Apa kriteria
yang saudara gunakan dalam menilai apakah seseorang itu lebih baik dari yang
lain?
· kerajinannya
dalam sekolah / belajar?
· hormat
dan ketaatannya kepada orang tuanya?
· semangat
dan kesuksesannya dalam pekerjaannya?
· kesetiaannya
kepada istrinya?
Saya tidak
mengatakan bahwa kriteria-kriteria di atas itu adalah salah, tetapi bagaimanapun
juga, bagian Kitab Suci yang kita pelajari hari ini memberikan kriteria yang
berbeda, yang lebih mendasar.
Untuk mengetahui
hal itu, marilah kita mempelajari bacaan hari ini, dan membandingkan 2 kota yang
dilayani oleh Paulus, yaitu Tesalonika dan Berea.
I) Tesalonika.
1) Paulus memberitakan Injil di Tesalonika (ay 1-4).
a)
Ia memberitakan Injil di synagogue / rumah ibadat (ay 2).
· ay 2:
‘seperti biasa’.
NIV: ‘as his custom was’ (= seperti kebiasaannya).
Jadi, ini menunjukkan bahwa kalau Paulus menginjili suatu kota, ia
mempunyai kebiasaan untuk selalu memberitakan Injil di synagogue lebih dulu,
karena ia ingin menginjili orang-orang Yahudi lebih dulu.
· Paulus
selalu mendahulukan orang Yahudi, sekalipun mereka selalu tegar tengkuk dan
bahkan menganiaya Paulus. Dari sini terlihat bahwa dalam pelayanannya, Paulus
tidak terpengaruh oleh ketidak-layakan orang yang ia layani.
Bagaimana dengan saudara? Maukah saudara tetap melayani orang yang
menjengkelkan? Ingatlah bahwa Tuhanpun selalu mau melayani dan memimpin saudara
sekalipun saudara tidak layak di hadapanNya. Karena itu, saudarapun harus selalu
mau melayani orang-orang yang tidak layak untuk dilayani.
b)
3 hari Sabat berturut-turut (ay 2).
Memang kalau saudara hanya mempunyai waktu sedikit untuk
memberitakan Injil kepada seseorang (misalnya waktu bertemu di bemo), maka
saudara bisa memberitakan Injil dengan cara yang singkat, misalnya dengan
berkata: ‘kalau kamu mau percaya kepada Yesus, semua dosamu akan diampuni!’.
Tetapi perlu diingat bahwa sebetulnya Pemberitaan Injil secara singkat seperti
itu sebetulnya tidak memadai, karena Injil itu cukup luas dan mencakup banyak
hal, seperti:
· tentang
dosa.
· tentang
keadilan Allah / hukuman Allah / neraka.
· tentang
keilahian dan kemanusiaan Kristus.
· tentang
penderitaan & kematian Kristus untuk kita.
· tentang
kebangkitan Kristus.
· tentang
keselamatan karena iman atau karena perbuatan baik.
· tentang
iman, dan hubungannya dengan perbuatan baik.
· tentang
keyakinan keselamatan.
· tentang
Kristus sebagai satu-satunya jalan ke surga.
· dll.
Karena itu, kalau memungkinkan, usahakanlah untuk mengadakan
pertemuan beberapa kali, sehingga saudara bisa menjelaskan Injil itu secara
keseluruhan.
c)
Paulus menggunakan otak + Kitab Suci dalam Pemberitaan Injil.
Ay 2b-3 (NIV): ‘he reasoned with them from the Scripture,
explaining and proving’ (= ia berargumentasi dengan mereka dari Kitab
Suci, menjelaskan dan membuktikan).
Dari kata-kata ‘berargumentasi’, ‘menjelaskan’, dan ‘membuktikan’,
terlihat dengan jelas bahwa Paulus menggunakan otaknya dalam memberitakan Injil.
Dan dari kata ‘Kitab Suci’, terlihat jelas bahwa ia menggunakan Kitab Suci
dalam pemberitaan Injil.
Penerapan:
· Ada
orang yang dalam memberitakan Injil hanya menggunakan kehebatan otaknya dan
kemampuannya untuk berdebat. Ia mem-berikan illustrasi-illustrasi dan ia
menceritakan berbagai-bagai pengalaman yang telah ia alami. Tetapi ia tidak
menggunakan Kitab Suci. Ini salah! Ingat bahwa Kitab Suci / Firman Tuhan adalah
pedang Roh (Ef 6:17).
· Sebaliknya,
ada orang yang memberitakan Injil dengan menembakkan secara sembarangan
ayat-ayat Kitab Suci, tanpa menggunakan otaknya. Ini juga salah! Dalam
menggunakan ayat-ayat Kitab Suci, kita perlu menggunakan otak / akal sehat kita!
d)
Yang menjadi inti pemberitaan Injil dari Paulus adalah Mesias, kematianNya dan
kebangkitanNya, dan bahwa Yesus adalah Mesias (ay 3).
Penerapan:
Jaman sekarang ada banyak orang kristen yang kalau ‘memberitakan
Injil’ hanya mengajak orang ke gereja, atau menegur dosa seseorang, atau
menceritakan mujijat / kesembuhan yang Tuhan lakukan dsb, tetapi tidak
menekankan tentang Yesus, kematianNya dan kebangkitanNya. Sebetulnya, itu bukan
Pemberitaan Injil! Pemberitaan Injil yang benar harus menekankan inti / hal yang
terpenting dari Injil, yaitu Yesus, kematianNya dan kebangkitanNya! Bahwa itu
adalah 2 hal terpenting dalam Pemberitaan Injil, terlihat dari kata-kata Paulus
sendiri di bawah ini.
1Kor 15:3-4 - “Sebab yang
sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima
sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai
dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan,
pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci”.
2) Tanggapan orang Tesalonika.
a)
Beberapa (sedikit) orang Yahudi + banyak orang Yunani + tidak sedikit perempuan
terkemuka menjadi percaya dan lalu bergabung dengan Paulus dan Silas (ay 4).
Mereka bergabung dengan Paulus dan Silas, supaya mereka bisa
mendengar dan belajar Firman Tuhan lebih banyak lagi. Ini menunjukkan bahwa
orang yang betul-betul bertobat, pasti akan rindu pada Firman Tuhan!
b)
Mayoritas orang Yahudi.
· Menjadi
iri hati (ay 5a).
Banyak orang menyepelekan dosa iri hati ini, tetapi sebetulnya ini
adalah suatu dosa yang jahat sekali, karena selalu membawa kita pada dosa-dosa
yang lain. Karena itu, kalau saudara sering iri hati, datanglah kepada Tuhan
untuk minta ampun dan untuk minta tolong agar dosa iri hati itu bisa dibereskan!
· Mereka
bergabung dengan para penjahat (ay 5b).
Bagaimana mereka, yang mengaku sebagai orang-orang yang religius,
bisa bergabung dengan para penjahat, adalah sesuatu yang tidak bisa dimengerti!
· Mengadakan
keributan dan mengacau kota (ay 5c).
Kemanapun Paulus pergi untuk memberitakan Injil, selalu ada
keributan dan kekacauan:
* di
Siprus (Kis 13:6-11).
* di
Antiokhia di Pisidia (Kis 13:44-47).
* di
Ikonium (Kis 14:2-5).
* di
Listra (Kis 14:11-19).
* di
Antiokhia dan Yerusalem (Kis 15).
* di
Filipi (Kis 16:16-24).
* di
Tesalonika (Kis 17:5).
* di
Berea (Kis 17:13).
* di
Atena (Kis 17:32).
* di
Korintus (Kis 18:6,12-17).
* di
Efesus (Kis 19:21-40).
Memang, dimanapun ada seseorang yang betul-betul memberitakan Injil
/ Firman Tuhan, pasti di sana ada keributan, karena Yesus sendiri berkata bahwa
Ia tidak datang membawa damai, tetapi membawa pedang (Mat 10:34-36). Karena
itu, dimanapun Yesus diberitakan, selalu terjadi pro dan kontra yang menimbulkan
keributan! Tetapi perhatikan bahwa keributan itu tidak ditimbulkan oleh Paulus
/ orang yang pro Yesus, tetapi justru ditimbulkan oleh orang-orang yang kontra /
anti Yesus!
· Menyerbu
rumah Yason, menyeret Yason dan beberapa saudara (ay 5,6). Ini disebabkan
karena Yason memberi tumpangan kepada Paulus dan Silas (ay 7a).
· Menuduh
dengan fitnahan (ay 6-7).
Kesimpulan:
mayoritas orang Yahudi di Tesalonika tidak menghormati / menghargai Kitab Suci
dan tidak meninggikan otoritas Kitab Suci.
Penerapan:
Saudara juga sama seperti mereka kalau saudara:
¨ Menyenangi khotbah yang pendek, gampang, dan menyenangkan
telinga. Atau saudara menyenangi khotbah yang tidak membahas Kitab Suci, tetapi
sebaliknya dipenuhi dengan dongeng, lelucon dan kesaksian.
¨ Marah pada waktu mendengar teguran Firman Tuhan.
¨ Malas membaca Kitab Suci di rumah (saat teduh).
¨ Tidak mau berkorban waktu, tenaga, uang, dsb, demi
mendapatkan Firman Tuhan / untuk datang dalam Pemahaman Alkitab.
¨ Hanya mengerti tetapi tidak mau mentaati Firman Tuhan.
¨ Tetap menolak suatu ajaran sekalipun ajaran itu memberikan
dasar Kitab Suci yang tidak bisa dibantah.
¨ Tetap memegang suatu ajaran / praktek, sekalipun mendapatkan
serangan berdasarkan Kitab Suci yang tidak bisa saudara bantah.
¨ Bosan membaca / belajar Firman Tuhan.
II) Berea.
Paulus melakukan hal yang sama seperti di Tesalonika, yaitu ia
memberitakan Injil (ay 10). Tetapi tanggapan yang ia dapatkan betul-betul
berbeda! (ay 11).
1)
Mereka terbuka terhadap Firman Tuhan dan mau mendengar Firman Tuhan (ay 11).
Mereka tidak seperti banyak orang kristen pada jaman ini yang
sekalipun pergi ke gereja, tetapi tidak senang mendengar Firman Tuhan.
2) Mereka menyelidiki Kitab Suci (ay 11).
Ini menunjukkan bahwa mereka mau membuang waktu, tenaga dan pikiran
untuk belajar Kitab Suci.
3) Mereka menyelidiki Kitab Suci tiap hari (ay 11).
Ini menunjukkan suatu ketekunan dalam belajar Kitab Suci! Apakah
hal ini ada pada saudara dalam hal belajar Kitab Suci / Firman Tuhan?
4) Mereka mengecheck khotbah Paulus dengan Kitab Suci
(ay 11).
· Ini
bertentangan dengan 2 sikap yang extrim:
* menolak
semua ajaran baru / asing.
* menerima
seadanya ajaran.
Jangan mempunyai sikap extrim seperti ini. Dalam mendengar setiap
ajaran dari siapapun, perhatikanlah apakah ajaran itu sesuai dengan Kitab Suci
atau tidak. Kalau sesuai, tidak peduli itu bertentangan dengan pendapat saudara
selama ini, saudara harus menerimanya. Sebaliknya, kalau tidak sesuai dengan
Kitab Suci, maka sekalipun yang memberitakan adalah ‘orang top’, saudara
harus menolaknya!
· Tindakan
mereka ini bukan menghakimi! Ay 11 ini justru jelas sekali memuji tindakan
tersebut!
· Kalau
jemaat wajib mengecheck khotbah dengan Kitab Suci, maka jelas bahwa
pengkhotbahnyapun wajib berkhotbah / mengajar dengan menunjukkan dasar Kitab
Sucinya!
5) Mereka percaya kepada Yesus / bertobat (ay 12).
Orang yang betul-betul menghargai otoritas Kitab Suci, sukar untuk
tidak menjadi orang kristen!
Kesimpulan:
Orang-orang Yahudi di Berea menghargai / menghormati dan meninggikan otoritas
Kitab Suci!
Ini sebabnya dalam ay 11, Kitab Suci / Tuhan mengatakan bahwa
mereka ‘lebih baik hatinya’
dari pada orang Yahudi di Tesalonika! Kata-kata ‘lebih baik hatinya’
diterjemahkan secara berbeda oleh Kitab Suci bahasa Inggris:
KJV/RSV: ‘more noble’ (= lebih mulia).
NIV: ‘more noble character’ (= karakter yang lebih
mulia).
NASB: ‘more noble-minded’ (= mempunyai pikiran yang
lebih mulia).
Jadi, semua Kitab Suci bahasa Inggris mengandung kata ‘noble’
yang bisa berarti ‘mulia’ atau ‘ningrat’.
Jadi, Kitab Suci / Tuhan menganggap bahwa orang-orang Yahudi di
Berea lebih mulia / lebih ningrat (secara rohani) / lebih baik dari pada
orang-orang Yahudi di Tesalonika. Karena apa? Karena orang-orang Yahudi di Berea
mempunyai sikap dan tanggapan terhadap Firman Tuhan yang jauh lebih baik dari
pada orang-orang Yahudi di Tesalonika.
Inilah kriteria yang digunakan oleh Kitab Suci / Tuhan dalam
menentukan apakah seseorang itu baik atau tidak! Tuhan menghargai orang yang
meng-hargai FirmanNya!
Penerapan:
· maukah
saudara menilai orang juga dengan kriteria seperti ini?
· apakah
saudara sendiri adalah orang yang baik kalau dinilai menurut kriteria ini? Kalau
tidak, maukah saudara memperbaiki sikap dan tang-gapan saudara terhadap Kitab
Suci / Firman Tuhan?
-AMIN-
Author : Pdt Budi Asali,M.Div
e-mail : [email protected]
e-mail us at
[email protected]
Base
URL http://www.golgothaministry.org