Eksposisi
Kisah Para Rasul
oleh:
Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH
RASUL 15:1-34
I)
Pertentangan.
Terjadi pertentangan antara 2 pihak, yaitu:
1) Orang-orang dari Yudea (ay 1).
a)
Mereka ini adalah orang-orang Yahudi yang tergolong kristen KTP.
Dari ay 24 terlihat bahwa orang-orang itu dikatakan ‘dari
antara kami’, sehingga jelas menunjukkan bahwa mereka berasal dari Yerusalem.
Sedangkan orang-orang Farisi dalam ay 5, jelas adalah orang-orang yang
segolongan dengan mereka.
Sekalipun dalam ay 5 dikatakan bahwa mereka telah menjadi
orang percaya, tetapi jelas bahwa mereka hanyalah orang yang mengaku sebagai
orang percaya, tetapi mereka sebetulnya hanyalah orang kristen KTP saja. Karena
itu dalam ay 1,5,24 mereka tidak disebut dengan sebutan ‘saudara’
tetapi disebut dengan sebutan ‘orang’.
b)
Setan jelas ada di balik orang-orang ini.
Pada waktu Paulus berkeliling untuk memberitakan Injil, setan
menyerang dia. Sekarang, Paulus ‘diam’ di Antiokhia, tetapi setan tetap
menyerangnya!
Dulu, setan menyerang Paulus dengan permusuhan / rajam, disembah
sebagai dewa, dsb. Sekarang setan menyerang dengan menggunakan ajaran sesat.
Dulu gereja diserang dengan permusuhan dari luar, sekarang gereja
diserang dengan perpecahan di dalam!
Semua ini menunjukkan bahwa setan selalu berganti-ganti siasat.
Karena itu berhati-hatilah terhadap dia!
c)
Ajaran mereka.
Dari ay 1 kelihatannya mereka hanya mengharuskan orang-orang
non Yahudi itu untuk disunat supaya selamat. Tetapi dari ay 5 - “Orang-orang
bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum-hukum Musa”, terlihat bahwa mereka juga mengharuskan orang-orang non Yahudi
itu untuk mentaati seluruh hukum Musa sebagai syarat keselamatan. Jelas bahwa
orang-orang ini mengajarkan doktrin sesat ‘Salvation by works’ (=
keselamatan karena ketaatan / perbuatan baik).
Dari sini terlihat bahwa sekalipun orang-orang Yahudi / Farisi ini
sudah menjadi kristen, tetapi ajaran sesat ‘Salvation by works’ yang
sudah mendarah daging dalam diri mereka, sukar sekali untuk disingkirkan.
Apa dampak negatif dari ajaran ini? Lihat ay 24: ‘menggelisahkan
hati dan menggoyangkan hati’.
Bandingkan dengan ay 31 yang terjadi setelah persoalan itu dibereskan:
mereka bersukacita dan terhibur!.
2) Paulus dan Barnabas.
Ay 2 menunjukkan bahwa Paulus dan Barnabas membantah / melawan
dengan keras, padahal:
a) Orang-orang itu berasal dari Yerusalem (ini gereja induk / pusat!).
Paulus memang tidak pernah peduli siapa pemberita firman itu. Kalau
pemberitaannya salah, siapapun akan ia tentang. Ini sesuai dengan kata-katanya
dalam Gal 1:6-9 - “Aku heran, bahwa
kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah
memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil.
Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan
Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang
memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami
beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu,
sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu
suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia”.
b) Paulus sendiri berkata bahwa orang kristen harus berusaha hidup
damai (Ro 12:8), dan bahwa hamba Tuhan tidak boleh bertengkar (2Tim 2:24-25).
Tetapi ternyata dalam situasi seperti ini, Paulus sendiri membantah
/ melawan dengan keras! Jadi, jelaslah bahwa dalam keadaan dimana kebenaran
dipertaruhkan, kita boleh bersikap keras dan bahkan bertengkar! Kita tidak boleh
mengorbankan kebenaran demi perdamaian!
Thomas Manton, dalam tafsirannya tentang Yak 3:17, yang
menomersatukan ‘murni’ dan menomerduakan ‘pendamai’, berkata:
“If the
chiefest care must be for purity, then peace may be broken in truth’s quarrel.
It is a zealous speech of Luther that rather heaven and earth should be blended
together in confusion than one jot of truth perish”
(= jika perhatian yang paling utama adalah untuk kemurnian, maka damai boleh
dihancurkan dalam pertengkaran kebenaran. Merupakan suatu ucapan yang
bersemangat dari Luther bahwa lebih baik langit dan bumi bercampur aduk menjadi
satu dari pada satu titik kebenaran binasa).
Dan Calvin, dalam komentarnya tentang Ef 5:11, berkata:
“But
rather than the truth of God shall not remain unshaken, let a hundred worlds
perish” (= dari pada kebenaran Allah
tergoncangkan, lebih baik seratus dunia binasa).
Ini akhirnya menimbulkan pertentangan, dan pertentangan itu
menyebar ke Yerusalem (ay 5) dan kota-kota lain, yaitu Siria dan Kilikia
(ay 23).
II) Cara
pemecahannya.
A) Gereja Antiokhia.
1)
Membawa persoalan itu ke gereja Yerusalem. Mengapa?
Karena:
· itu
adalah gereja induk.
· rasul-rasul
ada di sana.
2)
Mengutus Paulus dan Barnabas.
Perhatikan bahwa 2 hal di atas ini bukan diputuskan oleh Paulus /
Barnabas, tetapi oleh gereja / jemaat Antiokhia!
Ay 2: “Akhirnya
ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu
pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan
soal itu”.
Dari terjemahan Kitab Suci ini tidak terlihat siapa yang menetapkan
hal itu, karena itu mari kita perhatikan terjemahan NASB dari ay 2 ini.
Ay 2 (NASB): “the
brethren determined that Paul and Barnabas and certain others of them ...”
(= saudara-saudara itu memutuskan bahwa Paulus dan Barnabas dan
orang-orang tertentu yang lain dari mereka ...).
Sekalipun memang kata-kata ‘the brethren’ itu sebetulnya
tidak ada, tetapi saya berpendapat bahwa terjemahan ini bisa
dipertanggung-jawabkan, karena ay 2 itu memang tidak mungkin diartikan
bahwa yang melakukan penetapan itu adalah Paulus dan Barnabas sendiri.
Jadi, jelas bahwa sekalipun Paulus dan Barnabas adalah rasul,
tetapi mereka tidak memerintah gereja itu sebagai diktator!
B) Paulus dan Barnabas.
Ay 3-4: baik dalam perjalanan, maupun setelah tiba di
Yerusalem, mereka menceritakan tentang pekerjaan Allah melalui mereka dalam diri
orang-orang non Yahudi. Tujuan mereka tentu saja untuk menunjukkan bahwa sekalipun
mereka menekankan keselamatan hanya melalui iman, Allah jelas memberkati
pelayanan mereka!
Tetapi, kesaksian mereka ini menimbulkan reaksi yang menentang dari
golongan Farisi, yang telah menjadi ‘percaya’ (ay 5).
C) Gereja Yerusalem: mengadakan sidang!
1)
Yang bersidang.
Kalau dilihat dari ay 6, hanya rasul-rasul dan tua-tua yang
bersidang. Tetapi dari ay 12 (‘seluruh umat’) dan ay 22
(‘seluruh jemaat’) maka terlihat bahwa semua jemaat ikut sidang. Jadi,
mungkin semua ikut sidang, tetapi hanya rasul-rasul dan tua-tualah yang aktif /
memegang peranan dalam sidang.
2)
Terjadi ‘pertukaran pikiran’ (ay 7a).
NIV: discussion (= diskusi).
NASB/RSV: debate (= perdebatan).
KJV: disputing (= perbantahan / perdebatan).
Hal ini lagi-lagi menunjukkan tidak adanya kediktatoran di gereja
Yerusalem!
Perdebatan / gegeran seperti ini, pasti tidak menimbulkan
sukacita pada saat itu. Tetapi toh ini mendatangkan berkat, karena setelah itu,
orang yang tidak tahu menjadi tahu, dan orang yang salah mengerti bisa mendapat
pengertian yang benar.
3)
Petrus memberikan pendapat, bukan keputusan! (ay 7b-11).
Dan
ia jelas sekali pro pada Paulus dan Barnabas!
a)
Ay 7b-9: ia mengingatkan pada peristiwa Kornelius dalam Kis 10.
Kornelius dan keluarganya diterima oleh Allah sekalipun mereka tidak disunat.
Bukti bahwa Allah menerima mereka: adanya karunia Roh Kudus (bukan karunia
bahasa Roh, padahal saat itu mereka berbahasa Roh!). Pengaruniaan Roh Kudus
kepada Kornelius dan keluarganya, yang adalah orang-orang non Yahudi, menandakan
bahwa Allah tidak membedakan Yahudi dan non Yahudi (ay 9).
b) Ay 8: ‘Allah yang mengenal hati manusia’.
Orang-orang itu menekankan sunat yang jelas adalah sesuatu yang
bersifat lahiriah. Karena itu, Petrus berkata bahwa Allah mengenal / melihat hati!
c)
Ay 9: Yang menyucikan hati adalah iman (= bukan ‘perbuatan baik /
sunat’, atau ‘iman + perbuatan baik / sunat’).
d)
Ay 10: “Kalau demikian, mengapa kamu
mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk,
yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita
sendiri?”.
Dari ay 10 ini terlihat bahwa Petrus menganggap bahwa doktrin ‘Salvation
by works’ itu:
· mencobai
Allah / menentang Allah.
· memberi
kuk yang tidak bisa dipikul (berat sekali). Mengapa disebut demikian? Karena
orang yang berusaha selamat dengan berbuat baik, memang akan merasakan beban
yang sangat berat, karena mereka sendiri merasa bahwa mereka tidak akan
berhasil. Bandingkan ini dengan Mat 11:28-30, yang diucapkan / ditawarkan
oleh Yesus kepada orang-orang yang seperti ini: “Marilah
kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepadaKu, karena Aku lemah
lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang
Kupasang itu enak dan bebanKupun ringan”.
e)
Ay 11: “Sebaliknya, kita percaya,
bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita (akan) beroleh
keselamatan sama seperti mereka juga”.
Ini menekankan ‘Salvation by grace’ (= keselamatan
karena kasih karunia). Kalau keselamatan itu karena kasih karunia, jelas kita
tidak punya andil apa-apa dalam mendapat keselamatan itu! Bdk. Ro 3:24,27-28
Ro 4:1-5.
4)
Paulus dan Barnabas bercerita tentang segala tanda dan mujijat yang Allah
lakukan dengan perantaraan mereka (ay 12).
Adanya tanda / mujijat dari Tuhan membuktikan bahwa sekalipun
mereka tidak menyuruh sunat tetapi Allah tetap merestui dan menyertai pelayanan
mereka!
5)
Yakobus (ay 13-21).
a) ‘Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara’
(ay 13).
Mereka berbicara bergantian! Bandingkan dengan banyak rapat gereja
dimana semua pada ngomong sendiri! Atau dimana hanya satu yang bicara dan yang
lain menjadi ‘yes-man’.
b) Ay 19 (Lit): ‘I judge’ (= aku
menghakimi / menilai).
Ini menyebabkan ada orang-orang yang menganggap bahwa Yakobuslah
yang memutuskan. Tetapi itu jelas adalah penafsiran yang salah karena ay 22,25,28
jelas menunjukkan bahwa keputusan itu adalah keputusan bersama!
c) Pandangan Yakobus:
· Ia
mendukung Petrus dengan ayat-ayat Kitab Suci / Perjanjian Lama. Ay 15-18 ia
kutip dari Amos 9:11-12 (tidak dikutip persis / kata per kata), yang
menubuatkan bahwa orang-orang non Yahudi akan menjadi milik Tuhan.
· Ay 19:
ia beranggapan bahwa mereka tidak boleh memberikan kesulitan kepada orang-orang
non Yahudi yang menjadi orang kristen (dengan mengharuskan sunat, dsb).
· Ay 20-21:
* percabulan:
ini sesuatu yang umum bagi orang non Yahudi karena sering berhubungan dengan
agama kafir sehingga dianggap tidak dosa. Karena itu, hal ini membutuhkan
penyorotan khusus.
* makanan
berhala, darah, binatang yang mati lemas / dicekik. Mengapa ini dilarang?
Alasannya ada dalam ay 21: Taurat masih terus dibacakan di synagogue setiap
hari Sabat. Ini menyebabkan orang-orang Yahudi jijik dengan perbuatan itu (makan
darah, dsb). Supaya ada hubungan yang baik antara Yahudi dan non Yahudi, maka
orang non Yahudi sebaiknya tidak makan apa yang menjijikkan bagi orang Yahudi.
Jelas bahwa larangan ini hanya untuk sikon itu saja, dan tidak berlaku untuk
kita di sini pada jaman ini.
* Itu
bukan syarat keselamatan, tetapi hanya merupakan ‘perbuatan baik’ (ay 29b).
6)
Keputusan sidang.
a)
Dari ay 22,23,25,28, jelas bahwa itu adalah keputusan bersama! Karena itu
biasakan untuk tidak membuat keputusan semau gue dalam gereja, apalagi menjadi
diktator dalam gereja!
b)
Keputusan itu keluar dalam 1 hari! Mengapa bisa begitu cepat? Karena di dalam
mereka itu memutuskan, mereka tidak sungkan kepada manusia, dan mereka bahkan
tidak memikirkan apakah keputusan itu akan mendatangkan keuntungan atau
kerugian. Mereka betul-betul memutuskan untuk menegakkan kebenaran!
c) Keputusannya (ay 28-29):
· Ini
jelas menunjukkan bahwa orang non Yahudi tidak perlu sunat / mentaati hukum Musa
supaya selamat! Tetapi bagaimana kita mengharmoniskan hal ini dengan Kel 17:11,13
dimana sunat disebut sebagai ‘perjanjian kekal’? Calvin menganggap
bahwa yang kekal bukan pelaksanaan sunat itu, tetapi artinya. Juga sunat
merupakan TYPE dari baptisan, dan karenanya pada waktu baptisan tiba, sunat
harus disingkirkan.
· Tetapi
ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh orang-orang non Yahudi demi kesatuan
gereja! (ay 20,29).
· Jelas
keputusan ini pro Paulus dan Barnabas. Bahkan surat itu secara jelas menyatakan
ketidaksenangan mereka terhadap orang-orang Yahudi dari Yudea itu! (ay 24).
Penerapan:
Pada waktu ada pertentangan, jangan menjadi bunglon supaya
disenangi kedua pihak! Kita harus berani memihak kepada yang benar dan bahkan
menentang yang salah!
d) Penyampaian keputusan:
· secara
lisan.
Ini mereka lakukan dengan mengutus Yudas / Barsabas dan Silas untuk
menjelaskan. Supaya penjelasan tidak keliru, mereka mengirim orang yang adalah
nabi (bisa mengajar)! (ay 32).
· dengan
surat.
Ini
memastikan bahwa penyampaian keputusan itu pasti tidak keliru!
Akhirnya keputusan ini menimbulkan sukacita (ay 31).
Penutup:
1)
Kalau kita menghadapi pertentangan, maukah kita membereskan dengan cara seperti
itu?
2)
Apakah saudara masih berusaha berbuat baik supaya selamat? Kalau ya, bertobatlah
dari kepercayaan sesat itu! Kitab Suci berkata: “Percayalah
kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat”
(Kis 16:31).
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali