oleh:
Pdt. Budi Asali MDiv.
KISAH
RASUL 14:1-28
I) Pelayanan
Paulus dan Barnabas.
1)
Memberitakan Injil dan Firman Tuhan.
· Ay
1a: seperti biasa mereka memberitakan Injil di synagogue dulu.
· Ay 3a:
‘mengajar dengan berani, karena mereka percaya kepada Tuhan’.
· Ay 6-7a:
sekalipun mereka berani, tetapi mereka tetap menggunakan akal sehat. Pada waktu
mau dibunuh (ay 5b), mereka pindah ke tempat lain dan memberitakan Injil di
sana.
2) Melakukan mujijat.
· Ay 3b:
“Dan Tuhan menguatkan berita tentang kasih
karuniaNya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda
dan mujizat-mujizat”.
Ini jelas menunjukkan bahwa Firman Tuhan lebih penting dari pada
mujijat, karena tujuan mujijat adalah untuk meneguhkan Firman Tuhan.
· Ay
8-10: Paulus menyembuhkan orang lumpuh.
Ay 9: ‘Paulus menetap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan
dapat disembuhkan’.
NIV: ‘he had faith to be healed’ (= ia mempunyai
iman untuk disembuhkan).
Terjemahan hurufiahnya sebetulnya adalah: ‘he had faith to
be saved’ (= ia mempunyai iman untuk diselamatkan), karena kata
bahasa Yunani yang dipakai adalah SOTHENAI (ingat kata SOTER / SOTERIOLOGY).
Karena itu ada yang menafsirkan ini sebagai iman yang
menyelamatkan, tetapi ada juga yang menganggap ini hanya sebagai iman mujijat.
Ay 10 menunjukkan bahwa kesembuhan ilahi harus:
* terjadi
dalam seketika / langsung, bukan secara berangsur-angsur.
* terjadi
secara sempurna, bukannya sembuh sebagian / penyakitnya berkurang tetapi tidak
sembuh total.
II)
Akibat pelayanan Paulus dan Barnabas.
1) Akibat dari pemberitaan Injil / Firman Tuhan.
a)
Banyak yang bertobat, baik orang Yunani maupun Yahudi (ay 1).
b)
Tetapi banyak juga yang menolak (ay 2), dan orang-orang yang menolak ini
lalu menghasut ‘orang-orang yang tidak mengenal Allah’. Ini sebetulnya
terjemahan yang salah. NIV/NASB: ‘gentiles’ (= non Yahudi).
Ini merupakan hal yang harus kita waspadai. Pada waktu kita
memberitakan Injil, maka orang yang menolak seringkali tidak bersikap netral
terhadap kita. Mereka biasanya bersikap negatif terhadap kita! Dan mereka sering
lalu menghasut orang-orang lain yang kita injili, supaya orang-orang itu menolak
Injil dan kita, sama seperti mereka sendiri
c)
Hasutan ini akhirnya menimbulkan perpecahan (ay 4).
Pemberitaan tentang Yesus / Firman Tuhan memang sering menimbulkan
perpecahan antara orang yang percaya dan orang yang tidak percaya pada
pemberitaan itu (bdk. Yoh 7:43 Yoh 9:16). Ini sesuai dengan
kata-kata Tuhan Yesus dalam Mat 10:34-36 - “Jangan
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang
bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan
orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu
mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya”.
Sekarang pikirkan: sekelompok orang yang tadinya boleh dikatakan
rukun, pada waktu mendengar Injil dan sebagian percaya sebagian tidak, lalu bisa
mengalami perpecahan. Tetapi ada orang kristen yang mau menikah dengan orang
yang tidak beriman dan berharap bisa hidup rukun dengan orang yang tidak percaya
itu! Dimana logikanya?
d)
Timbul penganiayaan terhadap Paulus & Barnabas (ay 5).
Setiap kali seorang anak Tuhan melayani Tuhan, sekalipun Tuhan ikut
bekerja, tetapi setan pasti juga ikut bekerja. Karena itu pada satu saat Paulus
dan Barnabas mendapatkan banyak petobat / murid, dan pada saat yang lain mereka
menerima banyak batu!
Maukah saudara tetap memberitakan Injil sekalipun ada resiko
seperti itu?
2) Akibat dari mujijat.
a)
Paulus dan Barnabas dianggap sebagai dewa (ay 11-13).
Ini adalah serangan setan dalam bentuk yang berbeda dengan yang
terjadi pada ay 5 di atas, tetapi tidak kurang berbahayanya! Andaikata
mereka menerima penyembahan itu, sudah pasti Allah tidak akan memberkati
pelayanan mereka. Karena itu hati-hatilah kalau setan memberikan hal-hal yang
‘enak’ kepada saudara, seperti kenikmatan hidup, kekayaan, cewek, dsb,
kepada saudara. Itu bisa lebih berbahaya dari pada penyakit, kemiskinan,
penganiayaan, dsb.
Paulus dan Barnabas menolak penyembahan itu (ay 14-17), karena
mereka memang tidak mencari kemuliaan untuk diri mereka sendiri. Mereka hanya
mencari kemuliaan untuk Allah (bandingkan dengan sikap Herodes pada waktu
menerima penghormatan ilahi dalam Kis 12:20-23).
Tetapi Paulus dan Barnabas sukar sekali menahan orang banyak itu
(ay 18). Ini menunjukkan ketidak-konsekwenan dari orang banyak itu. Kalau
mereka memang menganggap Paulus dan Barnabas sebagai dewa, mengapa mereka tidak
mentaati dewa itu, yang mencegah mereka untuk melakukan penyembahan itu?
Calvin mengomentari bagian ini dengan berkata:
“But
all idolaters are sick of this disease that they are oftentimes ready to shake
off the yoke, unless religion be subject to their will and pleasure”
(= Tetapi semua penyembah berhala mempunyai penyakit ini yaitu bahwa mereka
sering siap membuang kuk, kecuali agama tunduk pada kemauan dan kesenangan
mereka).
b)
Timbul penganiayaan lagi (ay 19).
Musuh-musuh dari Antiokhia (Kis 13:45,50) dan musuh-musuh dari
Ikonium (Kis 14:2,5) datang untuk menghasut, sehingga orang-orang yang
tadinya mau menyembah Paulus dan Barnabas, sekarang merajam mereka.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
· Anak-anak
setan ini begitu bersemangat dan berapi-api dalam melayani bapa mereka.
Bandingan dengan diri saudara sendiri dalam melayani Bapa kita!
· Hati-hatilah
terhadap orang yang suka menghasut / menyebarkan gosip, apalagi kalau orang itu
sengaja berkeliling untuk menghasut / menyebarkan gosip! Dan percayalah bahwa
boleh dikatakan semua gereja mempunyai orang-orang seperti ini!
· Orang
banyak itu diajar Firman Tuhan oleh Paulus dan Barnabas, tetapi mereka tidak
bisa menerimanya. Tetapi waktu mereka diajar hal-hal yang jelek oleh orang-orang
yang menghasut itu, mereka begitu mudah menerimanya! Ini membuktikan bahwa
manusia memang bejat secara total (Total Depravity)!
· Tadi
orang banyak itu mau menyembah, tetapi sekarang mereka mau merajam (bdk. Pada
jaman Yesus orang-orang yang baru saja berteriak: ‘Hosana!’, lalu berteriak:
‘Salibkan Dia!’). Orang yang bisa plin-plan seperti ini pasti tidak beres!
Penerapan:
Ada banyak orang kristen seperti ini. Sebentar mereka menyanjung
dan memuja seorang hamba Tuhan mati-matian, tetapi sebentar lagi mereka
mengutukinya habis-habisan! Kalau saudara adalah hamba Tuhan yang diperlakukan
seperti itu, jangan terlalu kecewa / sedih! Yesus sendiri mengalami hal itu, dan
bukankah seorang hamba tidak lebih dari Tuannya (bdk. Yoh 15:20)?
· Bandingkan
peristiwa ini dengan 2Kor 11:25, dimana Paulus sendiri berkata: “satu
kali aku dilempari dengan batu”.
Jadi, rupanya dalam ay 5 tadi ia belum sampai dirajam, dan baru pada ay 19
ia dirajam.
· Paulus
dirajam! Mengapa Allah diam saja? Karena orang kristen harus mempunyai
‘salib’! Tetapi, bahwa dalam ay 20 Paulus ternyata tidak mati, jelas
membuktikan bahwa Allah tetap melindungi dia.
Penerapan:
Apakah saudara sering melihat Allah diam saja di tengah-tengah
penderitaan saudara? Sebetulnya Allah bukan diam saja, tetapi Ia sudah bekerja
sehingga saudara tidak mengalami yang lebih hebat dari apa yang sedang saudara
alami! Karena itu bersyukurlah bahwa saudara tidak mengalami yang lebih buruk.
III) Reaksi
Paulus dan Barnabas.
1) Langsung memberitakan Injil lagi (ay 20-21,24-25).
Mereka mengalami perajaman dengan batu, tetapi mereka bukannya
menjadi marah kepada Tuhan, bersungut-sungut, mundur, kecewa, takut, kapok, atau
‘cuti sementara’, dsb, tetapi mereka langsung memberitakan Injil lagi! Kapan
ada semangat seperti itu dalam diri saudara?
2) Mengajar Firman Tuhan / menguatkan murid-murid.
a)
Ay 21b-22:
Perhatikan khususnya ajaran mereka dalam ay 22b yang mengatakan: “untuk
masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara”. Ini jelas bertentangan dengan banyak ajaran populer jaman ini
yang mengatakan bahwa ikut Yesus itu enak terus!
b)
Ay 26-27: ini Antiokhia yang berbeda dengan Antiokhia dalam ay 21. Di
sini mereka mensharingkan pengalaman mereka!
Penerapan:
Belajarlah untuk melakukan sharing!
3) Mengangkat / menetapkan penatua-penatua (ay 23).
a)
Mereka berdoa dan berpuasa dalam peristiwa tersebut dan ini menunjukkan bahwa
itu adalah hal yang sangat penting! Pengangkatan penatua memang sangat penting,
karena kalau yang menjadi penatua adalah orang-orang yang tidak rohani, pasti
seluruh gereja akan dibawa ke jalan yang salah. Dan karena itu, orang yang sudah
diangkat menjadi penatua, juga harus berusaha mati-matian untuk menjaga dan
bahkan meningkatkan kerohaniannya!
b)
Mereka mengangkat penatua-penatua (lebih dari 1 orang!) dan mereka
melakukan hal ini di tiap gereja (ay 23).
KJV/RSV/NASB: in every church (= dalam setiap gereja).
NIV: in each church (= dalam tiap gereja).
Pengangkatan 1 orang untuk menjadi penguasa tunggal sebuah gereja,
jelas adalah hal yang tidak Alkitabiah! Semua gereja harus menentang
kediktatoran! Kalau saudara adalah hamba Tuhan yang berkuasa mutlak, jangan
bangga akan hal itu. Saudara sedang hidup di dalam dosa!
c)
Orang-orang ini jelas masih baru menjadi orang kristen, tetapi kok bisa diangkat
menjadi penatua?
Bandingkan dengan 1Tim 3:6 yang berbunyi: “Janganlah
ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman
Iblis”. Jawab: mungkin karena keadaan memaksa. Gereja itu memang
gereja baru, tidak ada orang kristen lama, jadi terpaksa orang kristen barupun
lalu dijadikan penatua.
Tetapi kalau bukan dalam keadaan seperti itu, gereja tidak boleh
mengangkat orang yang baru bertobat, apalagi yang belum bertobat, untuk menjadi
penatua! Bandingkan dengan banyak gereja jaman sekarang, yang kalau kedatangan
orang top / kaya (yang baru bertobat atau bahkan yang belum bertobat), langsung
mengangkatnya sebagai majelis, supaya orang itu tidak lari ke gereja lain! Ini
jelas merupakan praktek yang tidak alkitabiah!
d)
Paulus dan Barnabas menetapkan penatua-penatua (ay 23).
Ayat ini menjadi ajang perdebatan antara golongan Episcopal (gereja
dimana ada satu orang yang menjadi penguasa / pemimpin tunggal) dan golongan
Presbyterian (gereja dimana majelis / sekelompok orang yang menjadi pemimpin
gereja)!
· Kata
Yunani yang diterjemahkan ‘menetapkan’ dalam ay 23 itu adalah
CHEIROTONESANTES, yang berasal dari CHEIROTONEO, yang berarti: ‘to vote by
stretching out the hands’ / memberikan suara dengan mengangkat tangan
(CHEIR = hand / tangan; TEINO = to stretch / mengangkat).
Kata Yunani ini hanya ada 2 x dalam Kitab Suci, yaitu di sini dan
dalam 2Kor 8:19 (diterjemahkan ‘ditunjuk’ oleh Kitab Suci Indonesia).
· Arti
dari ay 23. Ada bermacam-macam tafsiran:
* Orang-orang
Episcopal mengakui bahwa arti orisinil dari kata Yunaninya adalah ‘memberikan
suara dengan mengangkat tangan’. Tetapi mereka berkata bahwa dalam
penggunaannya, kata itu mengalami perubahan arti sehingga artinya menjadi:
memilih / menetapkan, tanpa mempersoalkan pemungutan suara. Dalam ay 23
itu, pelaku / subyek dari tindakan itu adalah Paulus dan Barnabas, sehingga
tidak mungkin diambil arti orisinil. Harus diambil arti ke 2. Karena itu mereka
menganggap bahwa Paulus dan Barnabas, tanpa mempedulikan suara jemaat,
menetapkan tua-tua bagi setiap gereja
* Calvin: arti orisinil memang adalah: memberikan suara dengan
mengangkat tangan. Tetapi penggunaan kata ini selanjutnya menunjuk pada
pentahbisan dengan penumpangan tangan. Calvin menganggap bahwa Paulus dan
Barnabas hanya mengarahkan / memimpin jemaat dalam memilih tua-tua itu, lalu
mereka mentahbiskan tua-tua itu.
Keberatan
terhadap penafsiran ini: J. A. Alexander mengatakan bahwa arti seperti ini baru
timbul jauh setelah jaman rasul-rasul.
* Ada
lagi orang yang berkata bahwa bagian ini tidak mempersoalkan pentahbisan. Paulus
dan Barnabas mengarahkan / memimpin jemaat dalam memilih tua-tua.
* J.
A. Alexander: ayat ini
hanya menunjukkan bahwa Paulus dan Barnabas menetapkan tua-tua. Ayat ini tidak
menceritakan cara pemilihan tua-tua itu.
Tetapi, dari arti orisinil kata Yunaninya, dan juga dari Kis 6:3,5-6
dimana jemaatlah yang memilih diaken sedang rasul-rasul hanya mentahbiskan,
haruslah ditarik kesimpulan bahwa dalam Kis 14:23pun jemaat yang memilih,
rasul-rasul hanya mentahbiskan.
Ini tafsiran yang saya setujui.
Kesimpulan:
Paulus dan
Barnabas mengalami penderitaan dalam melayani Tuhan, tetapi mereka tetap setia
dalam pelayanan. Bagaimana dengan saudara?
-AMIN-
Author : Pdt Budi Asali,M.Div
e-mail : [email protected]
e-mail us at
[email protected]
Base
URL http://www.golgothaministry.org