(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)
Minggu, tgl 23 Maret 2025, pk 09.30
Pdt. Budi Asali, M. Div.
KISAH RASUL 3:1-26
Kisah 3:1-26 -
“(1)
Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah
Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. (2) Di situ ada seorang laki-laki, yang
lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu
diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk
meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. (3) Ketika
orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia
meminta sedekah. (4) Mereka menatap dia dan Petrus berkata: ‘Lihatlah kepada
kami.’ (5) Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat
sesuatu dari mereka. (6) Tetapi Petrus berkata: ‘Emas dan perak tidak ada
padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus
Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!’ (7) Lalu ia memegang tangan kanan
orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata
kaki orang itu. (8) Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan
mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta
memuji Allah. (9) Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji
Allah, (10) lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk
meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan
tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya. (11) Karena orang itu
tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang sangat
keheranan itu datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi
Salomo. (12) Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: ‘Hai orang
Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap
kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan
kami sendiri? (13) Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita
telah memuliakan HambaNya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan
Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. (14)
Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang
pembunuh sebagai hadiahmu. (15) Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah
kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan
tentang hal itu kami adalah saksi. (16) Dan karena kepercayaan dalam Nama
Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal
ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan
kamu semua. (17) Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat
demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu. (18)
Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah
difirmankanNya dahulu dengan perantaraan nabi-nabiNya, yaitu bahwa Mesias
yang diutusNya harus menderita. (19) Karena itu sadarlah dan bertobatlah,
supaya dosamu dihapuskan, (20) agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan
mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. (21)
Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu,
seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabiNya yang kudus di
zaman dahulu. (22) Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan
membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama
seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya
kepadamu. (23) Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan
nabi itu, akan dibasmi dari umat kita. (24) Dan semua nabi yang pernah
berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman
ini. (25) Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam
perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia
berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan
diberkati. (26) Dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan HambaNya
dan mengutusNya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu
masing-masing kembali dari segala kejahatanmu.’”.
I) Mujizat.
1) Orang itu betul-betul lumpuh.
Zaman sekarang banyak pengemis yang cuma pura-pura sakit. Ada cerita tentang orang memberi uang kepada pengemis buta. Pada waktu uang itu ia lemparkan kepada pengemis buta itu, pengemis itu dengan sigap menangkap uang itu. Orang itu lalu berkata: ‘Hei, kamu tidak buta; mana pengemis buta yang biasanya ada di sini?’. Pengemis itu menjawab: ‘Ia pergi nonton bioskop!’. Ini memang cuma cerita, tetapi jelas bahwa zaman sekarang ada banyak pengemis yang cuma pura-pura sakit. Yang semacam ini sama sekali tidak perlu dibantu!
Bdk. Amsal 3:27 - “Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.”.
Ini secara implicit menunjukkan adanya orang-orang yang tidak berhak menerima kebaikan, terhadap siapa kita justru harus menahan kebaikan!
Tetapi orang lumpuh dalam cerita ini benar-benar lumpuh. Ini terlihat dari ay 2: ‘sejak lahir’, ‘harus diusung’, ‘diletakkan’. Juga dari ay 9-10 dimana kita lihat ada banyak orang yang tahu bahwa ia memang lumpuh.
Ay 2,9-10 - “Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. ... (9) Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, (10) lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.”.
2) Orang itu mengemis di pintu gerbang Bait Allah dan meminta uang kepada Petrus dan Yohanes. Ia tidak mempunyai harapan sembuh, ia hanya meminta uang.
Penerapan:
Adakah problem dalam hidup saudara yang sudah begitu lama, sehingga saudara tidak lagi mengharapkan pertolongan Tuhan tentang problem itu? Berhentilah dari keputusasaan itu dan teruslah berharap kepada Tuhan!
3) Ada saling tatap mata (ay 4-5).
Ay 4-5 - “(4) Mereka menatap dia dan Petrus berkata: ‘Lihatlah kepada kami.’ (5) Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka.”.
Ini bukan suatu rumus yang harus dilakukan kalau kita mau mendoakan orang sakit. Petrus melakukan hal ini hanya supaya orang lumpuh itu mau memperhatikan mereka.
4) Jawaban Petrus (ay 6).
Ay 6: “Tetapi Petrus berkata: ‘Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!’”.
Ada beberapa hal yang bisa dibahas dari jawaban Petrus ini.
a) Rasul-rasul itu tidak mempunyai emas dan perak.
Mereka bukan hanya tidak kaya, tetapi bahkan miskin. Orang kristen memang tidak harus kaya seperti yang diajarkan oleh Theologia Kemakmuran.
b) Petrus berkata: ‘Apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu’.
Ini suatu konsep yang penting dalam banyak hal, seperti:
1. Pada waktu menolong orang.
Tolonglah dengan apa yang ada pada saudara.
2. Pada waktu mau memberi persembahan bagi Tuhan / gereja.
Jangan berkhayal menjadi trilyuner supaya bisa memberi banyak. Berilah apa yang ada pada saudara. Tuhan tidak pernah menuntut supaya saudara memberikan apa yang saudara tidak punyai.
3. Pada waktu mau melayani Tuhan.
Jangan berkata: ‘Andaikata saya bisa berkhotbah dan mengajar, saya pasti mau melayani Tuhan’. Layanilah dengan karunia yang ada pada saudara, dan janganlah berkhayal tentang karunia yang tidak saudara miliki.
c) ‘Demi nama Yesus Kristus’.
Ini bukan semacam mantera / kata-kata magic. Kalau saudara tidak sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, tidak ada gunanya saudara menggunakan kata-kata ini, baik dalam doa maupun mengusir setan (bdk. Kis 19:13-16), dsb.
Kis 19:13-16 - “(13) Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: ‘Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.’ (14) Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. (15) Tetapi roh jahat itu menjawab: ‘Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?’ (16) Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka.”.
Petrus menggunakan nama Yesus di sini untuk menunjukkan bahwa ia melakukan mujizat itu bukan dengan kuasanya sendiri tetapi dengan kuasa Yesus.
d) ‘Berjalanlah’.
KJV: ‘rise up and walk’ [= bangkit dan berjalanlah].
Perbedaan ini terjadi karena perbedaan manuscript. Manuscript yang lebih kuno (jadi, yang lebih dekat dengan aslinya, dan karena itu lebih dipercaya) hanya menggunakan satu kata perintah, yaitu ‘berjalanlah’.
Kata Yunaninya adalah περιπάτει (PERIPATEI), yang adalah kata perintah bentuk present, yang menunjukkan bahwa perintah itu bukan hanya perlu dilakukan satu kali saja, tetapi terus menerus.
Ini mujizat kesembuhan yang sejati. Kalau ia bisa berjalan hanya sebentar lalu lumpuh lagi, itu kesembuhan palsu.
5) Orang itu sembuh (ay 7-8).
Ay 7-8: “(7) Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. (8) Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.”.
Ia mendapat kesembuhan dan kekuatan dan bahkan juga kemampuan berjalan tanpa pernah belajar jalan (ingat bahwa ia lumpuh sejak lahir).
II) Apa yang terjadi setelah kesembuhan itu?
1) Orang itu senang sekali dan ia memuji Tuhan (ay 8-9).
Ay 8-9: “(8) Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. (9) Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah,”.
Pikirkan baik-baik: orang itu memuji Tuhan karena ia bisa berjalan. Pernahkah saudara memuji Tuhan atau bersyukur kepada Tuhan karena saudara bisa berjalan? Sebetulnya ada begitu banyak berkat yang Tuhan berikan kepada kita untuk mana kita tidak pernah memuji Dia dan bersyukur kepadaNya! Cobalah renungkan berkat-berkat itu dan pujilah Tuhan / bersyukurlah kepada Tuhan atas semua berkat-berkat itu.
2) Orang banyak melihat orang lumpuh yang sudah sembuh itu dan mereka datang kepada Petrus dan Yohanes (ay 9-11).
Ay 9-11 - “(9) Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, (10) lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya. (11) Karena orang itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang sangat keheranan itu datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo.”.
Ay 11 mengatakan bahwa orang lumpuh yang sudah sembuh itu ‘tetap mengikuti’ Petrus dan Yohanes. Kata-kata ‘tetap mengikuti’ seharusnya adalah ‘memegangi dan tidak mau melepaskan’ atau ‘nggandoli’ (NASB: ‘clinging’; NIV: ‘held on’). Ini menunjukkan rasa syukurnya kepada Petrus dan Yohanes. Tetapi bagaimanapun ia sadar bahwa yang menyembuhkan dirinya adalah Allah, dan karena itu ia memuji Allah (ay 8-9).
Tetapi sikap orang lumpuh ini berbeda dengan sikap orang banyak. Orang banyak itu hanya melihat kepada Petrus dan Yohanes dan tidak kepada Allah. Mereka menganggap kedua rasul ini sebagai sumber kesembuhan.
Penerapan:
Kalau saudara disembuhkan oleh seorang dokter, atau mendapat pertolongan dari seseorang, atau mendapat berkat Firman Tuhan dari pendeta, selalulah sadar bahwa semua itu sebetulnya datang dari Tuhan! Pendeta dan dokter hanyalah alat Tuhan.
III) Apa yang dilakukan oleh Petrus?
1) Petrus menolak pujian itu dan bahkan menegur orang banyak itu (ay 12), dan ia lalu mengarahkan segala pujian dan kemuliaan kepada Allah / Yesus (ay 13-16; Catatan: ‘kepercayaan dalam Nama Yesus’ dalam ay 16 menunjuk kepada iman Petrus, bukan kepada iman orang lumpuh itu).
Ay 12:16: “(12) Petrus melihat orang banyak itu lalu berkata: ‘Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? (13) Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan HambaNya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. (14) Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. (15) Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. (16) Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua.”.
Paulus pernah mengalami hal seperti ini, dan ia juga melakukan hal yang sama (Kis 14:10-18).
Kis 14:10-18 - “(10) Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: ‘Berdirilah tegak di atas kakimu!’ Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari. (11) Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: ‘Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia.’ (12) Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara. (13) Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. (14) Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru: (15) ‘Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. (16) Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, (17) namun Ia bukan tidak menyatakan diriNya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan.’ (18) Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka.”.
Ini sikap yang benar dari seorang hamba Tuhan. Kalau orang memujinya, padahal sebetulnya Tuhanlah yang berhak atas pujian itu, maka ia harus menolak pujian itu dan mengarahkannya kepada Tuhan.
Ini juga berlaku untuk jemaat biasa! Mungkin ada orang yang memuji / menyanjung saudara karena saudara adalah:
a) Guru sekolah minggu yang bagus.
b) Penyanyi solo / koor yang hebat.
c) Pemain musik yang bagus.
d) Orang kristen yang maju pesat dalam kesucian hidup atau pengertian Firman Tuhan.
Apa yang saudara lakukan? Menerima pujian itu atau mengarahkannya kepada Allah?
2) Petrus memberitakan Injil.
Ada beberapa hal yang ia lakukan dalam pemberitaan Injil itu:
a) Ia menegur dosa (ay 13b-15a).
Ay 13-15: “(13) Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan HambaNya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan. (14) Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. (15) Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi.”.
Dalam peneguran dosa ini Petrus menyatakan mereka sebagai pembunuh Yesus. Untuk memperbesar perasaan bersalah dalam diri mereka, Petrus mengatakan:
1. ‘walaupun Pilatus berpendapat bahwa Ia harus dilepaskan’ (ay 13b). Ini menunjukkan bahwa Yesus tidak bersalah. Jadi mereka menyerahkan orang yang tidak bersalah untuk dihukum mati.
2. ‘serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu’ (ay 14). Ini lebih-lebih menunjukkan kegilaan mereka. Mereka bukan hanya menginginkan Yesus yang tidak bersalah itu dihukum mati, tetapi juga menginginkan supaya seorang pembunuh dibebaskan.
Peneguran dosa adalah suatu elemen yang sangat penting dalam penginjilan. Calvin berkata:
“it was impossible to bring them truly to God, unless they were first brought to the knowledge of their sins;” [= adalah mustahil / tidak mungkin untuk sungguh-sungguh membawa mereka kepada Allah, kecuali mereka pertama-tama dibawa pada pengenalan terhadap dosa-dosa mereka;].
Penerapan:
a. Banyak orang melakukan penginjilan cepat-cepatan tanpa peneguran dosa, tetapi langsung menyuruh orang percaya kepada Yesus. Memang dalam kasus-kasus tertentu dimana waktunya memang tidak ada, hal ini terpaksa harus dilakukan. Tetapi kalau waktunya memungkinkan, maka ini adalah cara penginjilan yang salah. Sebelum orang itu sadar bahwa ia adalah orang yang berdosa, ia tidak akan membutuhkan Yesus sebagai Juruselamat / Penebus dosa.
b. Orang yang dalam ‘memberitakan Injil’ hanya memberitakan Yesus sebagai penyembuh, pemberi berkat / kekayaan, biasanya juga tidak melakukan penyadaran akan dosa. Ini lagi-lagi adalah penginjilan yang salah.
c. Kalau saya memberi katekisasi, saya selalu mengajarkan 10 hukum Tuhan, karena dengan demikian orang akan disadarkan akan banyaknya dosa mereka. Setelah itu baru saya ajarkan bahwa Yesus telah mati untuk menebus dosa-dosa mereka itu.
b) Petrus memberi pengharapan.
1. Ay 17:
“Hai
saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena
ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu.”.
a. Mereka tidak tahu bahwa Yesus adalah Allah / Mesias sendiri. Mereka memang sudah sering mendengar tentang hal ini, tetapi mereka tidak percaya (bdk. Luk 23:34 Kis 13:27 1Kor 2:8 1Tim 1:13).
Luk 23:34a - “Yesus berkata: ‘Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.’”.
Kis 13:27 - “Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpin-pemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabi-nabi yang dibacakan setiap hari Sabat.”.
1Kor 2:8 - “Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.”.
1Tim 1:13 - “aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihaniNya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.”.
b. Ini tidak berarti bahwa mereka tidak berdosa. Mereka tetap berdosa, tetapi dosa mereka lebih ringan dibandingkan kalau mereka melakukan hal itu dengan tahu / sadar / sengaja. Karena mereka melakukannya karena ketidaktahuan, maka setidaknya mereka tidak melakukan dosa menghujat Roh Kudus, yang tidak bisa diampuni (bdk. Mat 12:31-32).
Mat 12:31-32 - “(31) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. (32) Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.”.
c. Petrus menambahkan bagian ini supaya mereka melihat bahwa mereka masih ada harapan. Ingat bahwa dalam Perjanjian Lama orang yang melakukan pembunuhan dengan sengaja dihukum dengan hukuman mati (Ul 19:11-13), tetapi orang yang melakukan pembunuhan dengan tidak disadari / tidak disengaja tidak dihukum dengan hukuman mati (bdk. Ul 19:1-10).
Ul 19:1-13 - “(1) ‘Apabila TUHAN, Allahmu, sudah melenyapkan bangsa-bangsa yang negerinya diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan engkau sudah menduduki daerah mereka dan diam di kota-kota dan rumah-rumah mereka, (2) maka engkau harus mengkhususkan tiga kota di dalam negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diduduki. (3) Engkau harus menetapkan jauhnya jalan, dan membagi dalam tiga bagian wilayah negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, untuk dimiliki olehmu, supaya setiap pembunuh dapat melarikan diri ke sana. (4) Inilah ketentuan mengenai pembunuh yang melarikan diri ke sana dan boleh tinggal hidup: apabila ia membunuh sesamanya manusia dengan tidak sengaja dan dengan tidak membenci dia sebelumnya, (5) misalnya apabila seseorang pergi ke hutan dengan temannya untuk membelah kayu, ketika tangannya mengayunkan kapak untuk menebang pohon kayu, mata kapak terlucut dari gagangnya, lalu mengenai temannya sehingga mati, maka ia boleh melarikan diri ke salah satu kota itu dan tinggal hidup. (6) Maksudnya supaya jangan penuntut tebusan darah sementara hatinya panas dapat mengejar pembunuh itu, karena jauhnya perjalanan, menangkapnya dan membunuhnya, padahal pembunuh itu tidak patut mendapat hukuman mati, karena ia tidak membenci dia sebelumnya. (7) Itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, demikian: tiga kota haruslah kaukhususkan. (8) Dan jika TUHAN, Allahmu, sudah meluaskan daerahmu nanti, seperti yang dijanjikanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, dan sudah memberikan kepadamu seluruh negeri yang dikatakanNya akan diberikan kepada nenek moyangmu, (9) - apabila engkau melakukan dengan setia perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, dan dengan senantiasa hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya - maka haruslah engkau menambah tiga kota lagi kepada yang tiga itu, (10) supaya jangan tercurah darah orang yang tidak bersalah di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milikmu dan hutang darah melekat kepadamu. (11) Tetapi apabila seseorang membenci sesamanya manusia, dan dengan bersembunyi menantikan dia, lalu bangun menyerang dan memukul dia, sehingga mati, kemudian melarikan diri ke salah satu kota itu, (12) maka haruslah para tua-tua kotanya menyuruh mengambil dia dari sana dan menyerahkan dia kepada penuntut tebusan darah, supaya ia mati dibunuh. (13) Janganlah engkau merasa sayang kepadanya. Demikianlah harus kauhapuskan darah orang yang tidak bersalah dari antara orang Israel, supaya baik keadaanmu.’”.
Bdk. Kel 21:12-14 - “(12) ‘Siapa yang memukul seseorang, sehingga mati, pastilah ia dihukum mati. (13) Tetapi jika pembunuhan itu tidak disengaja, melainkan tangannya ditentukan Allah melakukan itu, maka Aku akan menunjukkan bagimu suatu tempat, ke mana ia dapat lari. (14) Tetapi apabila seseorang berlaku angkara terhadap sesamanya, hingga ia membunuhnya dengan tipu daya, maka engkau harus mengambil orang itu dari mezbahKu, supaya ia mati dibunuh.”.
2. Ay 18: “Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankanNya dahulu dengan perantaraan nabi-nabiNya, yaitu bahwa Mesias yang diutusNya harus menderita.”.
a. Petrus mengatakan bahwa melalui dosa itu (pembunuhan terhadap Yesus), Allah menggenapi rencanaNya. Ini menunjukkan bahwa Allah bisa mengubah sesuatu yang berdosa menjadi sesuatu yang baik yang berguna untuk kemuliaanNya. Tetapi ingat, bahwa dosa itu tetap adalah dosa.
b. Petrus mengatakan ay 18 ini untuk memberi harapan. Dengan kata lain ay 18 bisa dikatakan sebagai berikut: ‘Kamu memang berbuat dosa dengan membunuh Yesus. Tetapi itu justru adalah Rencana Allah. Sekarang Rencana Allah bahwa Yesus harus mati untuk menebus dosa, sudah terlaksana. Dan karena itu ada harapan bagi kamu yang berdosa’.
Jadi, baik dalam ay 17 maupun ay 18 Petrus memberi harapan. Kalau kita memberitakan Injil, memang penting untuk menegur dosa, tetapi jangan biarkan orang itu putus asa dalam dosanya. Beritakan bahwa Yesus sudah mati untuk menebus dosanya untuk memberikan harapan kepada dia.
c) Petrus menyuruh mereka bertobat (ay 19).
Ay 19: “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan,”.
Kata-kata ‘sadarlah dan bertobatlah’ ini salah terjemahan.
NASB: ‘Repent therefore and return’ [= karena itu bertobatlah dan berbaliklah].
Banyak penafsir yang beranggapan bahwa:
1. ‘bertobatlah’ berhubungan dengan ‘inward change’ / perubahan di dalam diri kita. Misalnya:
a. Dulu tidak peduli kepada Allah, sekarang peduli dan bahkan mengasihi Allah.
b. Dulu tidak percaya kepada Yesus, sekarang percaya.
c. Dulu tidak rindu Firman Tuhan, sekarang rindu.
d. Dulu meremehkan dosa, sekarang membenci dosa.
Juga kata Repent itu dalam bahasa Yunani adalah Μετανοήσατε (METANOESATE), suatu aorist imperative / kata perintah bentuk lampau, yang merupakan perintah yang hanya perlu dilakukan satu kali saja. Jadi saya menganggap ini menunjuk pada iman kepada Kristus.
2. ‘berbaliklah’ berhubungan dengan ‘outward change’ / perubahan di luar (perubahan hidup). Misalnya:
a. Dulu suka berdusta sekarang jujur.
b. Dulu suka marah sekarang sabar.
c. Dulu mencuri listrik, sekarang tidak.
d. Dulu tidak pernah ke gereja / suka membolos, sekarang rajin ke gereja.
Kedua hal ini harus ada dalam diri orang yang betul-betul sudah bertobat.
Dalam soal ketaatan, Petrus menambahkan:
(1) Ay 22-23 yang merupakan kutipan dari Ul 18:15-19
Ay 22-23: “(22) Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. (23) Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita.”.
Ul 18:15-19: “(15) Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. (16) Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati. (17) Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; (18) seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. (19) Orang yang tidak mendengarkan segala firmanKu yang akan diucapkan nabi itu demi namaKu, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.”.
Yesus adalah nabi itu, dan karena itu berdasarkan Ul 18:15-19, Ia harus ditaati.
(2) Ay 25: “Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati.”.
Perhatikan kata-kata ‘Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu’.
NIV: ‘And you are heirs of the prophets’ [= dan kamu adalah pewaris-pewaris dari nabi-nabi itu].
NASB/Lit: ‘It is you who are the sons of the prophets’ [= Kamulah anak-anak dari nabi-nabi itu].
Istilah ‘sons’ [= anak-anak] menunjukkan mereka sebagai pengikut / murid dari nabi-nabi. Nabi-nabi itu berbicara tentang hal ini (ay 24).
Ay 24: “Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini.”.
Mengapa tidak percaya dan tidak mau taat kepada Yesus?
d) Kalau mereka bertobat, maka mereka akan:
Ay 19-20: “(19) Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, (20) agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus.”.
1. Diampuni dosanya (ay 19).
2. Mendapat damai dan sukacita (ay 20).
‘Waktu kelegaan’ seharusnya adalah ‘times of refreshing’ [= waktu penyegaran]. Ada yang menafsirkan bahwa ini terjadi nanti pada waktu Yesus datang kembali, dan ada pula yang menafsirkan bahwa ini adalah sukacita dan damai yang diterima seseorang pada waktu ia bertobat / percaya kepada Yesus.
Penutup:
Dalam Kis 2 pada waktu menerima ejekan / hinaan, Petrus lalu memberitakan Injil kepada orang-orang yang menghina / mengejeknya. Sekarang dalam Kis 3, pada waktu menerima pujian / sanjungan, Petrus memberitakan Injil kepada orang-orang yang memuji / menyanjungnya.
Ada orang yang kalau dipuji / disanjung, mau memberitakan Injil; tetapi kalau dihina lalu menjadi marah dan tidak memberitakan Injil. Ada yang sebaliknya, kalau dihina tetap sabar dan mau memberitakan Injil; tetapi pada waktu dipuji / disanjung menjadi lupa daratan oleh pujian / sanjungan itu, sehingga lalu justru tidak memberitakan Injil.
Ada orang yang kalau hidupnya enak, mau memberitakan Injil; tetapi pada waktu hidupnya menjadi tidak enak / menderita, lalu ngambek dan tidak lagi memberitakan Injil. Sebaliknya ada orang yang pada waktu menderita, tetap tekun memberitakan Injil; tetapi pada waktu hidupnya menjadi enak, justru lalu tidak lagi memberitakan Injil.
Semua ini salah. Kita harus meniru Petrus yang baik dihina maupun dipuji tetap memberitakan Injil. Kita harus menggunakan setiap kesempatan untuk memberitakan Injil, sesuai dengan 2Tim 4:2-5. Maukah saudara?
2Tim 4:2-5 - “(2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. (3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. (5) Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!”.
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali
Alamat Gereja :
Jl. Raya Kali Rungkut 5 - Ruko Rungkut Megah Raya BLOK D - 16, SURABAYA
Rek Gereja : Account BCA 3631422185 a/n Tjoe Ming Tjhuin