kebaktian

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Minggu, tgl 16 Maret 2025, pk 09.30

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

KISAH RASUL 2:41-47

 

Kisah 2:41-47 - “(41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. (42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. (43) Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. (44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, (45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. (46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, (47) sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan..

 

I) Terbentuknya gereja mula-mula.

 

1) Orang-orang itu menerima Firman Tuhan (ay 41).

Ay 41: Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa..

 

Kata ‘menerima’ dalam ay 41 itu oleh RSV/NASB diterjemahkan ‘received’ (= menerima); oleh NIV diterjemahkan ‘accepted’ (= menerima); oleh KJV diterjemahkan ‘gladly received’ (= menerima dengan gembira).

 

Yang dimaksud oleh KJV jelas bukan ‘menerima firman dengan gembira yang bersifat hura-hura’.

 

Seorang penafsir yang bernama Ironside mengatakan: Saya selalu curiga terhadap orang-orang yang selalu menerima firman dengan gembira, karena firman seharusnya sering membuat kita harus sedih (misalnya kalau firman itu menunjukkan dosa-dosa kita). Dalam Mat 13:20-21 orang yang disebut tanah golongan II / tanah berbatu menerima firman dengan gembira. Tetapi mereka lalu murtad pada waktu penindasan / kesukaran datang. Sebaliknya, orang yang termasuk tanah golongan IV / tanah subur dikatakan ‘mendengar firman itu dan mengerti’ (tidak ada kata-kata ‘dengan gembira’).

 

Mat 13:20-21 - “(20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad..

 

Jelas bahwa kata-kata yang diberikan oleh KJV ini tidak boleh diartikan menerima firman Tuhan dengan gembira yang bersifat hura-hura (secara daging).

Interlinear Yunani - Inggris menterjemahkan ‘welcoming’.

Jadi artinya adalah bahwa orang-orang itu menyambut / menerima Firman Tuhan secara positif. Ini jelas menunjukkan bahwa mereka percaya pada Firman Tuhan itu dan mau tunduk pada Firman Tuhan itu. Apakah ini adalah sikap saudara terhadap Firman Tuhan?

 

2) Orang-orang itu memberi diri dibaptis (ay 41).

Baptisan ini merupakan:

a) Tanda / simbol dari penyucian dosa.

b) Tanda / simbol persatuan dengan Kristus.

c)  Suatu pengakuan kepada dunia bahwa mereka menjadi pengikut Kristus.

d) Tanda / simbol suatu kehidupan yang baru dan pemutusan dengan hidup yang lama.

 

3000 orang dalam Kis 2:41 ditambahkan kepada 120 orang pada Kis 1:15 dan semua ini membentuk gereja yang mula-mula.

 

II) Gereja yang mula-mula.

 

1) Tempat.

Ay 46 menunjukkan bahwa tempat yang mereka pakai adalah Bait Allah dan rumah mereka masing-masing.

 

Ay 46: Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,.

 

a) Jelas bahwa mereka tidak mempunyai gedung gereja.

 

1.  Bait Allah bukan gedung gereja karena Bait Allah adalah tempat ibadah Yahudi.

 

2.  Orang kristen abad I selalu berbakti di rumah biasa (bdk. Ro 16:5  1Kor 16:19  Kol 4:15  Filemon 2).

 

Ro 16:5 - Salam juga kepada jemaat di rumah mereka. Salam kepada Epenetus, saudara yang kukasihi, yang adalah buah pertama dari daerah Asia untuk Kristus..

 

1Kor 16:19 - Salam kepadamu dari Jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priskila dan Jemaat di rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam kepadamu..

 

Kol 4:15 - Sampaikan salam kami kepada saudara-saudara di Laodikia; juga kepada Nimfa dan jemaat yang ada di rumahnya..

 

Filemon 2 - dan kepada Apfia saudara perempuan kita dan kepada Arkhipus, teman seperjuangan kita dan kepada jemaat di rumahmu:.

 

Jelas bahwa gedung gereja bukanlah syarat mutlak suatu gereja. Kebaktian tidak harus diadakan dalam suatu gedung gereja untuk bisa dikatakan sebagai sah.

 

b)      Penggunaan Bait Allah adalah sesuatu yang aneh.

Mengapa mereka tetap pergi ke Bait Allah? Apakah itu berarti bahwa mereka tetap menganut agama Yahudi tetapi juga menganut kekristenan (syncretisme)? Jelas tidak mungkin. Lalu mengapa?

1.  Mereka tidak memutuskan hubungan dengan orang-orang Yahudi supaya bisa memberitakan Injil kepada mereka.

2.  Mereka tidak bisa menemukan tempat yang bisa menampung 3000 orang lebih untuk belajar Firman Tuhan. Bait Allah adalah satu-satunya tempat yang memungkinkan hal itu.

 

=========================================================

 

Pertanyaan: Bagaimana mungkin dalam Kisah 2:46 orang-orang kristen bisa berbakti di Bait Allah? Mengapa orang-orang Yahudi yang tidak percaya memperbolehkan mereka berbakti di sana? Dan apakah mereka berbakti bersama-sama dengan orang-orang Yahudi yang tidak percaya?

 

Jawaban ChatGPT:

 

Pertanyaan ini menarik karena menyangkut sejarah sosial dan keagamaan Yudaisme pada abad pertama serta hubungan antara orang-orang Kristen mula-mula dengan Bait Allah.

 

1.       Mengapa orang Kristen bisa berbakti di Bait Allah?

a.  Kekristenan Mula-Mula Masih Bagian dari Yudaisme.

Pada tahap awal, pengikut Yesus dianggap sebagai salah satu sekte dalam Yudaisme (Haireseis dalam bahasa Yunani, seperti yang disebutkan dalam Kisah 24:14). Mereka belum dianggap sebagai agama yang terpisah. Orang-orang Yahudi yang menjadi Kristen masih menjalankan kehidupan keagamaan mereka sebagai orang Yahudi, termasuk beribadah di Bait Allah.

b.  Tidak Ada Larangan bagi Orang Kristen di Bait Allah.

Bait Allah bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kehidupan sosial dan agama bagi semua orang Yahudi, termasuk mereka yang percaya kepada Yesus. Selama mereka masih mengakui adat istiadat Yahudi, mereka tidak dilarang datang ke sana.

c.  Teladan Yesus dan Rasul-Rasul.

Yesus sendiri sering mengajar di Bait Allah (Yohanes 7:14; Lukas 19:47), dan para rasul mengikuti pola ini. Bahkan setelah kebangkitan Kristus, mereka tetap setia menghadiri Bait Allah karena menganggap diri mereka sebagai umat Israel yang telah menerima Mesias.

 

2.       Mengapa orang Yahudi tidak mengusir mereka?

a.  Perlindungan dalam Jumlah yang Besar.

Setelah Pentakosta, jumlah orang Kristen bertambah hingga ribuan (Kisah 2:41, 4:4). Sulit bagi otoritas Yahudi untuk langsung mengusir mereka tanpa menyebabkan gejolak sosial yang besar.

b.  Dukungan dari Orang Yahudi yang Tidak Percaya.

Banyak orang Yahudi menghormati mereka karena mereka tetap menjalankan hukum Taurat dan kehidupan religius Yahudi. Bahkan, Kisah 2:47 mengatakan bahwa mereka ‘disukai oleh semua orang.’

c.  Tidak Langsung Dipersekusi.

Meskipun kemudian terjadi persekusi (seperti terhadap Stefanus di Kisah 7), pada awalnya otoritas Yahudi tidak segera menindak mereka. Mungkin karena mereka tidak melihat orang Kristen sebagai ancaman besar, atau karena mereka masih mempertimbangkan dampak sosial dari tindakan keras.

 

3.       Apakah mereka berbakti bersama orang Yahudi yang tidak percaya?

a.  Ya, Mereka Beribadah Bersama.

Orang Kristen mula-mula masih berpartisipasi dalam ibadah Yahudi di Bait Allah. Mereka menghadiri jam-jam doa (Kisah 3:1) dan kemungkinan besar ikut dalam berbagai ritus ibadah Yahudi.

b.  Namun, Ada Pembedaan.

Meski mereka hadir bersama, orang Kristen juga memiliki persekutuan tersendiri di rumah-rumah (Kisah 2:46). Mereka berbagi roti dan doktrin mereka sendiri dalam komunitas kecil, yang membedakan mereka dari orang Yahudi yang tidak percaya.

c.  Perlahan-lahan Terjadi Pemisahan.

Seiring waktu, ketegangan meningkat antara orang Yahudi yang percaya Yesus dan yang menolaknya. Hal ini akhirnya menyebabkan pengusiran orang-orang Kristen dari sinagoge dan Bait Allah, terutama setelah kehancuran Bait Allah tahun 70 M.

 

Kesimpulan

Pada awalnya, orang Kristen bisa beribadah di Bait Allah karena mereka masih dianggap bagian dari Yudaisme dan tidak langsung dianggap sebagai ancaman. Namun, seiring waktu, mereka mulai menghadapi perlawanan dari otoritas Yahudi, yang akhirnya menyebabkan mereka berpisah dari ibadah di Bait Allah dan sinagoge.

 

=========================================================

 

Pertanyaan: Pada waktu mereka berbakti di Bait Allah, kalau pengkhotbahnya adalah orang Yahudi yang tidak percaya, maka pasti khotbahnya sesat. Apakah itu masih bisa dianggap sebagai kebaktian?

 

Jawaban ChatGPT:

 

Ini adalah pertanyaan teologis yang sangat penting. Jika orang-orang Kristen mula-mula beribadah di Bait Allah bersama orang Yahudi yang tidak percaya, dan jika pengajaran yang diberikan di sana berasal dari para imam atau ahli Taurat yang menolak Yesus, apakah itu masih bisa disebut kebaktian? Mari kita analisis beberapa poin kunci:

 

1.       Definisi Kebaktian dalam Konteks Kristen

Dalam Perjanjian Baru, ibadah Kristen (latreia dalam bahasa Yunani) tidak lagi berpusat pada sistem korban Bait Allah, tetapi pada Kristus sendiri (Roma 12:1; Ibrani 13:15). Dalam pengertian ini, kebaktian Kristen tidak dapat sepenuhnya terjadi di bawah pengajaran yang menolak Kristus.

Namun, dalam tahap awal Kekristenan, orang percaya masih menghadiri ibadah di Bait Allah sebagai bagian dari kebiasaan Yahudi mereka. Mungkin mereka lebih menganggapnya sebagai kesempatan untuk berdoa dan mendengar Kitab Suci dibacakan, meskipun mereka tidak setuju dengan semua pengajaran yang diberikan.

 

2.       Bait Allah sebagai Tempat, Bukan Sistem Ibadah Kristen

Kisah Para Rasul 2:46 menyatakan bahwa mereka berkumpul di Bait Allah setiap hari, tetapi juga mengadakan persekutuan sendiri di rumah-rumah. Ini menunjukkan bahwa kehadiran mereka di Bait Allah mungkin bukan dalam rangka ‘kebaktian Kristen’ dalam pengertian yang kita pahami sekarang, melainkan sebagai bagian dari kehidupan keagamaan Yahudi mereka.

a.  Mereka mungkin hadir dalam jam-jam doa (Kisah 3:1) atau untuk mendengar pembacaan Kitab Suci.

b.  Mereka tidak melakukan sakramen Perjamuan Kudus di Bait Allah, melainkan di rumah-rumah mereka sendiri.

c.  Mereka memiliki komunitas yang berbeda dari orang Yahudi yang tidak percaya.

 

Dengan demikian, sekalipun mereka berada di Bait Allah, itu tidak otomatis berarti bahwa mereka menganggapnya sebagai kebaktian Kristen.

 

3.       Pengajaran Sesat di Bait Allah

Jika pengajaran yang diberikan di Bait Allah berasal dari imam-imam atau ahli Taurat yang menolak Kristus, maka memang ada kemungkinan pengajaran itu tidak benar atau bahkan menyesatkan. Tetapi ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:

a.  Tidak Semua Ajaran di Bait Allah Salah.

Kitab Suci Perjanjian Lama tetap dibacakan di sana, dan itu masih merupakan Firman Allah yang benar. Masalahnya bukan pada pembacaan Taurat dan Mazmur, tetapi pada interpretasi dan ajaran tambahan dari pemimpin Yahudi.

b.  Para Rasul Tetap Mengajar di Sana.

Kisah Para Rasul 5:42 mencatat bahwa para rasul setiap hari mengajar di Bait Allah dan dari rumah ke rumah. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya hadir pasif di Bait Allah, tetapi juga aktif menyampaikan Injil.

c.  Yesus Sendiri Mengajar di Bait Allah.

Sebelum kebangkitanNya, Yesus sering mengajar di Bait Allah meskipun ada banyak pemimpin agama yang menentangNya (Lukas 19:47). Ini menunjukkan bahwa tempat itu masih bisa digunakan untuk mengajar kebenaran, meskipun ada orang-orang yang menolak kebenaran tersebut.

 

4.       Apakah Itu Bisa Disebut Kebaktian?

Jika definisi kebaktian adalah ‘ibadah yang sejati kepada Allah melalui Kristus dengan firman yang benar,’ maka ibadah di Bait Allah bukanlah kebaktian Kristen dalam pengertian penuh. Namun, karena masih ada elemen ibadah sejati (seperti doa dan pembacaan Firman Tuhan), kehadiran mereka di sana tetap memiliki nilai rohani.

 

Tetapi karena pengajaran di sana belum mengakui Kristus, orang-orang Kristen mula-mula juga mengadakan persekutuan sendiri di rumah-rumah, yang lebih mirip kebaktian Kristen yang sesungguhnya.

 

Kesimpulan

1.  Orang Kristen awal hadir di Bait Allah bukan untuk kebaktian Kristen, tetapi karena mereka masih bagian dari kehidupan Yahudi dan ingin menyampaikan Injil di sana.

2.  Pengajaran di Bait Allah bisa saja sesat karena diberikan oleh orang-orang Yahudi yang tidak percaya kepada Yesus, tetapi orang Kristen tetap hadir karena di sana ada doa dan pembacaan Kitab Suci.

3.  Kebaktian Kristen yang sejati terjadi dalam komunitas mereka sendiri, di rumah-rumah, di mana mereka memecahkan roti dan bersekutu dalam ajaran para rasul.

 

Jadi, kita bisa mengatakan bahwa Bait Allah bukanlah tempat kebaktian Kristen dalam pengertian yang penuh, tetapi lebih sebagai tempat doa dan kesempatan untuk memberitakan Injil. Kebaktian Kristen sejati terjadi dalam komunitas orang percaya, bukan di bawah otoritas imam-imam Yahudi yang menolak Kristus.

 

=========================================================

 

2) Aktivitas mereka.

 

Ada yang tidak bisa kita tiru, yaitu yang ada dalam ay 43.

 

Ay 43: Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda..

 

a) Perhatikan bahwa hanya rasul-rasul yang melakukan mujizat / tanda.

Zaman sekarang banyak orang menganggap bahwa semua orang kristen harus bisa melakukan mujizat. Tetapi, kalau saudara membaca seluruh Kisah Rasul, saudara akan melihat bahwa itu tidak benar. Hanya rasul atau orang yang mempunyai jabatan tinggi yang bisa melakukan hal itu. Rasul-rasul memang mendapat perintah khusus dari Kristus (Mat 10:5-8). Ini hanya untuk saat itu dan hanya bagi mereka, bukan untuk kita pada zaman ini. Ini terlihat dari perintah memberitakan Injil yang hanya ditujukan kepada orang Yahudi. Juga pada ayat itu ada perintah untuk membangkitkan orang mati, sesuatu yang jelas tidak pernah bisa dilakukan pada zaman ini. Jadi, kalau ada orang yang menganggap bahwa Mat 10:5-8 ini berlaku untuk mereka pada zaman ini, biarlah mereka mencoba untuk membangkitkan orang mati!

 

b) Tuhan memberikan rasul-rasul itu kemampuan untuk melakukan mujizat, dan ini menyebabkan mereka semua ketakutan (ay 43).

 

Ay 43: Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda..

 

Siapa ‘mereka’ ini? Ada 2 pandangan:

1.  Orang kristen. Kalau ini yang benar, maka ‘takut’ di sini artinya adalah hormat, takjub, kagum.

2.  Orang non kristen. Kalau ini yang benar, maka itu menunjukkan bahwa Allah membuat mereka takut dengan tujuan supaya gereja yang baru lahir itu terlindung.

 

=======================================================

 

Pertanyaan: Siapa ‘mereka’ dalam Kis 2:43? Orang kristen atau non kristen?

 

Jawaban ChatGPT:

 

Dalam Kisah Para Rasul 2:43 (TB), tertulis:

“Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.”

Untuk menentukan siapa yang dimaksud dengan ‘mereka semua,’ kita harus melihat konteksnya, terutama ayat-ayat sebelumnya dan sesudahnya.

 

1.  Konteks Kisah Para Rasul 2:41-47

Ayat-ayat sebelumnya membahas tentang pertobatan besar yang terjadi setelah khotbah Petrus di hari Pentakosta:

a.  Kisah 2:41 → ‘Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.’

b.  Kisah 2:42 → ‘Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.’

c.  Kisah 2:44 → ‘Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu.’

d.  Kisah 2:47 → ‘Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.’

 

Dari ayat-ayat ini, terlihat bahwa ada dua kelompok orang yang disebutkan dalam pasal ini:

1.  Orang percaya – mereka yang bertobat, dibaptis, dan bertekun dalam pengajaran rasul-rasul.

2.  Orang luar (non-Kristen) – mereka yang belum percaya tetapi melihat kejadian luar biasa yang terjadi di antara orang percaya.

 

2.  Apakah ‘mereka semua’ dalam ayat 43 merujuk kepada orang percaya atau non-Kristen?

 

Ada dua kemungkinan:

a.       Jika ‘mereka semua’ merujuk kepada orang percaya.

(1) Bisa diartikan bahwa ketakutan (phobos dalam bahasa Yunani) di sini adalah rasa hormat dan kekaguman akan mujizat yang dilakukan oleh para rasul.

(2) Ini berarti bahwa orang Kristen mula-mula sangat terkesan dan dihormati oleh pekerjaan Allah di tengah-tengah mereka.

(3) Ini selaras dengan ayat 42 yang menunjukkan bahwa mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, yang menunjukkan sikap takut akan Tuhan.

b.      Jika ‘mereka semua’ merujuk kepada orang non-Kristen.

(1) Bisa berarti bahwa seluruh masyarakat di Yerusalem (termasuk orang Yahudi yang belum percaya) terkejut dan merasa kagum terhadap pekerjaan Allah melalui rasul-rasul.

(2) Ini cocok dengan ayat 47 yang mengatakan bahwa orang percaya ‘disukai oleh semua orang,’ yang menunjukkan bahwa komunitas di sekitar mereka mengamati dan menghormati mereka.

(3) Kata phobos bisa berarti ketakutan literal atau rasa hormat yang dalam. Dalam konteks ini, bisa jadi orang-orang non-Kristen menjadi takut karena menyaksikan tanda dan mujizat yang terjadi.

 

3.  Kesimpulan.

Berdasarkan konteksnya, ‘mereka semua’ dalam Kisah 2:43 kemungkinan besar mencakup baik orang percaya maupun orang non-Kristen.

a.  Orang percaya mengalami ketakutan dalam arti rasa hormat dan kagum akan pekerjaan Allah.

b.  Orang non-Kristen juga mengalami ketakutan dalam arti mereka terkejut dan menyadari bahwa ada sesuatu yang luar biasa terjadi di tengah-tengah mereka.

 

Jadi, ayat ini menunjukkan bahwa mujizat dan tanda yang dilakukan para rasul memiliki dampak besar, baik bagi orang-orang yang sudah percaya maupun bagi mereka yang masih berada di luar komunitas Kristen.

 

=======================================================

 

Ada yang bisa kita tiru:

 

1.      Penekanan Firman Tuhan (ay 42).

Ay 42: Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa..

 

Ada 4 hal yang disebutkan dalam ay 42, yaitu:

a.  Pengajaran rasul-rasul.

b.  Persekutuan.

c.  Berkumpul untuk memecahkan roti.

d.  Berdoa.

 

Jadi, Firman Tuhan (pengajaran rasul-rasul) ditempatkan pada rangking I! Dalam semua gereja, Firman Tuhan harus menduduki tempat terutama / paling penting!

 

Hamba Tuhan sendiri harus mengutamakan Firman Tuhan. Memang hamba Tuhan juga punya tugas-tugas lain, seperti bezoek, counseling, rapat, dsb, tetapi semua itu tidak boleh menggeser Firman Tuhan.

 

Jemaat juga harus menekankan Firman Tuhan. Sekalipun hamba Tuhan menekankan Firman Tuhan, tetapi kalau jemaatnya tidak, maka tidak ada gunanya.

 

Ada 2 hal yang oleh jemaat sering lebih dipentingkan dari pada Firman Tuhan, yaitu:

 

(1)          Puji-pujian.

Ini menyebabkan mereka mencari gereja yang puji-pujiannya bagus, tanpa peduli ajarannya bagaimana. Ini salah. Memang puji-pujian juga penting, dan karena itu jangan lalu tidak ikut menyanyi dalam kebaktian. Tetapi bagaimanapun juga puji-pujian tidak sepenting Firman Tuhan.

 

(2)          Persekutuan.

Ini menyebabkan mereka pergi ke gereja dimana mereka mempunyai banyak teman, tidak peduli ajaran gerejanya bagaimana. Atau mereka tidak mau meninggalkan gereja lama mereka yang jelas-jelas sesat, hanya karena di sana mereka punya banyak teman. Ini juga salah! Memang persekutuan penting, dan harus diusahakan. Tetapi persekutuan tidak sepenting Firman Tuhan.

 

Tetapi jemaat juga bisa jatuh pada extrim sebaliknya, yaitu hanya menekankan Firman, dan meremehkan hal-hal yang lain. Karena itu mereka datang terlambat dalam kebaktian, karena hanya mau mendengar khotbah. Ini jelas juga salah. Bahwa Firman Tuhan adalah yang terpenting, tidak berarti bahwa hal-hal yang lain seperti doa, puji-pujian, dan persekutuan boleh diabaikan.

Satu hal yang perlu disoroti dari ay 42 dalam persoalan belajar Firman Tuhan adalah kata ‘bertekun’. Belajar Firman Tuhan harus dilakukan dengan tekun! Ada 2 hal yang perlu ditekankan tentang ‘bertekun’:

 

(a)          Jangan belajar Firman Tuhan hanya beberapa bulan, atau bahkan beberapa tahun, lalu berhenti.

 

Amsal 19:27 - “Hai anakku, jangan lagi mendengarkan didikan, kalau engkau menyimpang juga dari perkataan-perkataan yang memberi pengetahuan.”. Tetapi ini kurang tepat terjemahannya.

 

NIV: “Stop listening to instruction, my son, and you will stray from the words of knowledge” [= berhentilah mendengar instruksi, anakku, dan engkau akan tersesat dari kata-kata pengetahuan].

NASB: “Cease listening, my son, to discipline, and you will stray from the words of knowledge” [= berhentilah mendengar, anakku, pada disiplin, dan engkau akan tersesat dari kata-kata pengetahuan].

 

Ayat ini menjamin, bagaimanapun hebatnya saudara belajar Firman Tuhan, masuk sekolah theologia sekalipun, kalau saudara berhenti belajar firman Tuhan, saudara akan tersesat!

 

(b)          Belajarlah Firman Tuhan secara rutin, jangan hanya kadang-kadang!

Ingat bahwa sekalipun pemberitaan Firman Tuhan yang bersifat insidentil (seperti Camp, Retreat, Seminar, KKR, dsb) itu penting, tetapi Firman Tuhan yang bersifat rutin (Kebaktian, Pemahaman Alkitab, saat teduh) jauh lebih penting dan berguna bagi pertumbuhan iman kita. Firman Tuhan yang bersifat insidentil hanya menjadi pelengkap, bukan dimaksudkan untuk berdiri sendiri.

 

Illustrasi:

Ada 2 orang anak, yang pertama diberi makan biasa secara rutin (3 x sehari), yang kedua diberi makanan istimewa (di restoran yang termahal) tetapi hanya 3 bulan sekali. Yang mana yang bertumbuh?

 

2.      Persekutuan (ay 42).

 

Ay 42: Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa..

 

Perhatikan beberapa hal sehubungan dengan hal ini:

 

a.  Mereka sering berkumpul.

(1)     Ay 42 - ‘selalu berkumpul’.

(2)     Ay 44 - ‘tetap bersatu’.

Ini tentu tidak berarti mereka tinggal serumah, tetapi artinya adalah bahwa mereka sering bertemu dan mereka sehati.

 

Penerapan:

Ikutlah dalam acara-acara yang membina persekutuan, seperti Camp, perjamuan kasih, persekutuan Rumah Tangga. Juga berilah waktu sebelum dan sesudah kebaktian, untuk bisa bersekutu!

 

b.  Mereka saling menolong (ay 44-45).

 

Ay 44-45: (44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, (45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing..

 

Kata-kata ini tidak berarti bahwa Alkitab merestui komunisme! Juga tidak berarti bahwa semua orang menumpuk harta menjadi satu dan semua orang boleh menggunakan semaunya. Ay 44-45 menunjukkan bahwa mereka yang berkelebihan, mau menolong mereka yang kekurangan. Apakah saudara mau melakukan hal yang serupa? Keadaan sekitar kita membentuk kita menjadi orang egois yang tidak peduli penderitaan orang lain, dan ini menyebabkan pada waktu kita membaca ay 44-45 ini kita bahkan merasa bahwa ini merupakan tindakan yang extrim, padahal itu adalah tindakan kasih!

 

c.  Mereka makan bersama-sama (ay 46).

Ay 46: Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,.

 

Dan mereka melakukan semua ini dengan gembira, tulus hati dan sambil memuji Allah (ay 46).

 

Persekutuan adalah sesuatu yang sangat penting. Tanpa hal ini gereja tidak bisa bertumbuh. Ada banyak orang yang membutuhkan kasih dan perhatian, sehingga kalau mereka masuk ke suatu gereja dan tidak mendapatkan hal itu, mereka akan keluar lagi.

 

Hal-hal yang merusak persekutuan:

(1)          Sikap acuh tak acuh.

(2)          Iri hati.

(3)          Kebencian / ketidaksenangan.

(4)          Gossip / fitnah.

(5)          Kemunafikan.

(6)          Kata-kata yang menyakitkan hati.

(7)          Hutang. Ini menyebabkan orang yang berhutang sungkan bertemu, dan demikian juga orang yang dipinjam uangnya itu bisa takut bertemu karena takut dimintai pinjaman lagi.

 

3.      Mengadakan Perjamuan Kudus.

 

Ay 42: Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa..

 

Ay 46: Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,.

 

Dalam ay 42 dan ay 46 dikatakan bahwa mereka memecah-mecahkan roti. Istilah ‘memecah-mecahkan roti’ ini bisa menunjuk pada makan roti biasa (Luk 24:30), tetapi bisa juga menunjuk pada Perjamuan Kudus (Luk 22:19  Kis 20:7). Karena itu di dalam bagian ini ada macam-macam pendapat:

a.  Ada yang menganggap ini adalah makan roti biasa.

b.  Ada yang menganggap ini adalah Perjamuan Kudus.

c.  Ada yang menganggap ini adalah Perjamuan Kudus dan makan biasa.

d.  Calvin menganggap bahwa ay 42 menunjuk pada Perjamuan Kudus, sedang ay 46 menunjuk pada makan roti biasa. Alasan Calvin adalah: ay 42 membicarakan acara resmi dari gereja, sedangkan ay 46 membicarakan hal-hal yang tidak resmi (biasa).

 

4.      Doa (ay 42).

Ay 42: Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa..

 

Ini jelas merupakan persekutuan doa. Adanya janji Tuhan dalam Mat 18:19 menunjukkan bahwa persekutuan doa mempunyai kuasa lebih besar dari doa pribadi.

 

Mat 18:19 - Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh BapaKu yang di sorga..

 

Catatan: jangan mutlakkan ayat ini. Harus dibandingkan dengan ayat-ayat seperti:

 

Mat 7:11 - Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.’.

 

1Yoh 5:14 - Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya..

 

Penerapan:

Mungkin saudara sudah berdoa secara pribadi untuk gereja saudara, tetapi apakah saudara ikut dalam persekutuan doa untuk mendukung gereja? Tanpa persekutuan doa, gereja tidak mungkin bisa maju!

 

Billy Graham punya team doa lebih dari 100 orang. Spurgeon mempunyai 700 orang yang melakukan persekutuan doa dalam gerejanya. Ini menyebabkan mereka diberkati dalam pelayanannya!

Banyak orang kristen tidak mau ikut persekutuan doa karena:

a.  Tidak punya beban / kesadaran.

Apakah saudara tidak terbeban supaya pelayanan kita ini maju?

b.  Tidak bisa berdoa.

Kalau tidak bisa sebetulnya harus belajar supaya bisa. Dan disamping itu dalam persekutuan doa, kita tidak boleh memaksa orang yang tak bisa doa untuk memimpin doa.

c.  Sibuk.

Saya punya buku berjudul ‘Too busy not to pray’ (= terlalu sibuk untuk tidak berdoa). Ini menunjukkan bahwa makin sibuk seseorang, makin ia tidak bisa tidak berdoa!

d.  Merasa tidak mendapat apa-apa.

Kalau ikut Pemahaman Alkitab senang, karena merasa dapat berkat, tetapi kalau ikut persekutuan doa merasa tidak dapat apa-apa. Ini egoisme. Kita harus mau datang untuk memberi bukan hanya untuk menerima!

 

Juga, persekutuan doa harus dilakukan dengan tekun. Ay 42 dalam terjemahan Indonesia terdiri dari 2 kalimat. Tetapi seharusnya hanya 1 kalimat. Perhatikan terjemahan NIV di bawah ini:

“They devoted themselves to the apostles’ teaching and to the fellowship, to the breaking of bread and to prayer” [= Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan, dalam pemecahan roti dan dalam doa].

 

Jadi, kata ‘bertekun’ dalam ay 42 itu juga ditujukan kepada persekutuan doa. Apakah saudara tekun dalam mengikuti persekutuan doa?

 

III) Akibat aktivitas mereka itu.

 

1) Mereka disukai semua orang (ay 47).

Ay 47: sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan..

 

Pada waktu menafsirkan ayat seperti ini, kita juga harus memperhatikan ayat-ayat seperti:

 

Mat 10:34-36 - “(34) ‘Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya..

 

Yoh 15:18-20 - “(18) ‘Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. (19) Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. (20) Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firmanKu, mereka juga akan menuruti perkataanmu..

 

2Tim 3:12 - Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,.

 

Jadi, kata-kata ‘semua orang’ dalam ay 47 tidak boleh dimutlakkan. Harus diartikan ‘banyak orang’, karena pasti ada juga yang membenci mereka.

 

2) Gereja bertumbuh (ay 47).

Ay 47: sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan..

 

Ini merupakan pekerjaan Tuhan (bdk. 1Kor 3:6-7).

 

1Kor 3:6-7 - “(6) Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. (7) Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan..

 

Penutup / Kesimpulan:

 

Apakah saudara mau gereja saudara bertumbuh? Kalau ya, tirulah gereja abad pertama, khususnya dalam penekanan Firman Tuhan, persekutuan dan doa!

 

-AMIN-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali

Alamat Gereja :
Jl. Raya Kali Rungkut 5 - Ruko Rungkut Megah Raya  BLOK  D - 16, SURABAYA

Rek Gereja : Account BCA 3631422185 a/n Tjoe Ming Tjhuin