(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)
Minggu, tgl 2 Maret 2025, pk 09.30
Pdt. Budi Asali, M. Div.
KISAH RASUL 2:14-36
Kisah 2:14-36 - “(14) Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: ‘Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. (15) Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka, karena hari baru pukul sembilan, (16) tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel: (17) Akan terjadi pada hari-hari terakhir - demikianlah firman Allah - bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. (18) Juga ke atas hamba-hambaKu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan RohKu pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat. (19) Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. (20) Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu. (21) Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan. (22) Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. (23) Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka. (24) Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. (25) Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. (26) Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, (27) sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang KudusMu melihat kebinasaan. (28) Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapanMu. (29) Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. (30) Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. (31) Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa dagingNya tidak mengalami kebinasaan. (32) Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. (33) Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkanNya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. (34) Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: (35) Duduklah di sebelah kananKu, sampai Kubuat musuh-musuhMu menjadi tumpuan kakiMu. (36) Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.’
I) Khotbah Petrus terdiri dari 3 bagian.
1) Petrus menolak tuduhan mabuk (ay 15).
Argumentasinya adalah bahwa saat itu baru pukul 9 pagi. Biasanya orang mabuk pada waktu malam (bdk. 1Tes 5:7).
1Tes 5:7 - “Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.”.
Jelas bahwa di sini Petrus membela diri terhadap tuduhan / fitnahan beberapa orang yang ada dalam ay 13. Dalam menghadapi tuduhan / fitnahan, kadang-kadang kita harus berdiam diri seperti apa yang dilakukan oleh Yesus. Tetapi kalau tuduhan / fitnahan itu bukan hanya merugikan diri kita sendiri tetapi seluruh kekristenan, maka kita tidak boleh berdiam diri. Kalau orang banyak percaya bahwa rasul-rasul itu mabuk, maka itu betul-betul merupakan suatu bencana bagi kekristenan. Karena itulah maka Petrus membela diri.
2) Petrus menjelaskan bahwa peristiwa itu (dimana rasul-rasul itu berbahasa roh / lidah) adalah penggenapan nubuat nabi Yoel (ay 16-21).
Ay 17-21 adalah kutipan dari Yoel 2:28-32. Kutipan ini terdiri dari 3 bagian:
a) Ay 17-18: tentang janji pencurahan Roh Kudus.
Ay 17-18: “(17) Akan terjadi pada hari-hari terakhir - demikianlah firman Allah - bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. (18) Juga ke atas hamba-hambaKu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan RohKu pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat.”.
1. Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus tidak diberikan kepada semua orang tetapi hanya kepada orang-orang tertentu seperti nabi, imam, dan raja.
2. Kata ‘mencurahkan’ (ay 17) menunjukkan pemberian yang berlimpah-limpah.
3. Kata ‘semua manusia’ (ay 17) tentu tidak boleh diartikan semua manusia dalam arti yang mutlak. Kata-kata ‘semua manusia’ digunakan supaya kelihatan kontrasnya dengan Perjanjian Lama dimana Roh Kudus hanya diberikan kepada orang-orang tertentu saja. Arti dari ‘semua manusia’ di sini adalah: semua orang yang percaya kepada Yesus, tak tergantung pada:
a. Jenis kelamin (‘laki-laki atau perempuan’ - ay 17b).
b. Usia (‘anak’, ‘teruna’, ‘orang tua’ - ay 17b).
c. Status (‘hamba’ - ay 18a).
b) Ay 19-20: ini bukan tentang Roh Kudus ataupun bahasa roh / lidah.
Ay 19-20: “(19) Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. (20) Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu.”.
1. Sebetulnya kalau hanya ingin menjelaskan tentang peristiwa bahasa roh / lidah itu, Petrus cukup mengutip sampai ay 18 saja. Tetapi Petrus meneruskan kutipan itu karena ia ingin menggunakan peristiwa itu sebagai batu loncatan untuk memberitakan Injil kepada orang banyak. Tindakan memberitakan Injil ini menunjukkan bahwa sekalipun difitnah sebagai mabuk, tetapi Petrus tetap mengasihi para pemfitnahnya! Dan kasih inilah yang menyebabkan ia memberitakan Injil kepada mereka, supaya mereka bisa diselamatkan.
Penerapan:
a. Dalam diskusi / perdebatan dengan orang yang belum percaya, selalulah berpikir bagaimana bisa menggunakan semua itu sebagai batu loncatan untuk bisa memberitakan Injil!
b. Pada waktu ‘diserang’ atau difitnah, tetaplah mengasihi musuh, dan memberitakan Injil kepada mereka, supaya mereka bisa diselamatkan.
2. Ay 19-20 ini menunjukkan ancaman.
Ay 19-20: “(19) Dan Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di atas, di langit dan tanda-tanda di bawah, di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. (20) Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu.”.
Calvin menganggap ‘matahari dan bulan’ sebagai manifestasi kasih Allah, dan karena itu ‘matahari akan berubah menjadi gelap gulita’ dan ‘bulan akan menjadi darah’ menunjukkan murka Allah.
Tetapi ada penafsir lain yang beranggapan bahwa semua ini bersifat hurufiah dan akan betul-betul terjadi pada akhir zaman (bdk. Wah 6:12).
Wah 6:12 - “Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.”.
Yang manapun yang benar dari 2 penafsiran ini, ay 19-20 ini tetap merupakan ancaman.
3. Kalau ay 17-18 yang berisikan janji pencurahan Roh Kudus itu sudah terjadi, maka ay 19-20 yang berisikan ancaman itu pasti juga akan terjadi.
c) Ay 21: jalan keluar supaya tidak terkena ancaman Tuhan.
Ay 21: “Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.”.
Bagian ini ditambahkan dengan tujuan supaya mereka mengerti bahwa sekalipun ada ancaman yang akan datang, tetapi kalau mereka mau berseru kepada Tuhan, maka ancaman itu tidak akan menimpa mereka. Ini awal dari pemberitaan Injil yang Petrus lakukan.
Lalu, siapa ‘Tuhan’ dalam ay 21 itu? Untuk menjelaskan tentang hal ini, Petrus meneruskan khotbahnya dengan ay 22-36.
3) Petrus memberitakan Injil (ay 22-36).
Ada 2 hal yang ia tekankan dalam pemberitaan Injilnya ini:
a) Tentang dosa mereka (ay 22-23).
Ay 22-23: “(22) Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. (23) Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka.”.
Ada 3 hal tentang dosa yang perlu dibahas dalam khotbah Petrus ini:
1. Mereka menyalibkan / membunuh Yesus (ay 23).
Petrus memang juga mengatakan bahwa kematian Yesus sudah ditentukan / direncanakan oleh Allah (ay 23), tetapi ini tidak berarti bahwa mereka tidak berdosa ketika membunuh / menyalibkan Yesus! Karena itu Petrus tetap berkata: ‘kamu salibkan dan kamu bunuh’ (ay 23).
Sekalipun Allah menetapkan / merencanakan hal itu, tetapi pada waktu mereka melakukannya mereka tetap dianggap berdosa dan bertanggung jawab atas dosanya. Mengapa?
a. Karena mereka melakukan hal itu dengan kemauan mereka sendiri.
b. Mereka mempunyai motivasi yang berbeda dengan motivasi Allah dalam menentukan kematian Yesus.
c. Kehendak Allah yang tidak dinyatakan, bukanlah dasar hidup kita.
Ul 29:29 - “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.’”.
2. Kata-kata ‘oleh tangan bangsa-bangsa durhaka’ (ay 23b).
Kata ‘durhaka’ terjemahan hurufiahnya adalah ‘lawless’ [= tidak punya hukum].
Ini jelas menunjuk bukan kepada orang Yahudi, tetapi kepada orang Romawi. Memang yang menyalibkan Yesus bukanlah orang Yahudi tetapi orang Romawi. Tetapi bagian ini diucapkan oleh Petrus bukan untuk memperingan dosa mereka, karena ia tetap berkata ‘kamu salibkan / bunuh’ (ay 23). Mengapa? Karena mereka yang berteriak: ‘Lepaskan Barabas, salibkan Dia!’ (Luk 23:18-21).
Luk 23:18-21 - “(18) Tetapi mereka berteriak bersama-sama: ‘Enyahkanlah Dia, lepaskanlah Barabas bagi kami!’ (19) Barabas ini dimasukkan ke dalam penjara berhubung dengan suatu pemberontakan yang telah terjadi di dalam kota dan karena pembunuhan. (30) Sekali lagi Pilatus berbicara dengan suara keras kepada mereka, karena ia ingin melepaskan Yesus. (31) Tetapi mereka berteriak membalasnya, katanya: ‘Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!’”.
3. Yesus ditentukan oleh Allah dan Ia dinyatakan kepada mereka dengan banyak tanda / mujizat (ay 22).
Ay 22: “Hai orang-orang Israel, dengarlah perkataan ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu.”.
Ini disebutkan oleh Petrus untuk menambah rasa berdosa dalam diri mereka. Mereka bukan sekedar membunuh manusia biasa, tetapi seorang utusan Allah! Demikian juga dalam ay 36 Petrus mengatakan bahwa mereka menyalibkan Tuhan dan Kristus. Ini juga dimaksudkan untuk menambah rasa berdosa dalam diri mereka.
Kesimpulan:
Pada waktu memberitakan Injil, Petrus menekankan tentang dosa. Ini memang suatu elemen yang sangat penting dalam memberitakan Injil! Tanpa kesadaran akan dosa orang tidak akan merasa membutuhkan Yesus sebagai Juruselamat / Penebus dosa. Tanpa kesadaran bahwa mereka penuh dengan dosa seseorang akan berpikir bahwa ia bisa masuk surga dengan berbuat baik dan ia akan menganut agama yang berdasarkan ‘salvation by works’ (= keselamatan karena ketaatan / perbuatan baik). Sebaliknya, orang yang sadar akan dosanya, dan sadar bahwa dirinya penuh dengan dosa dan tidak bisa berbuat baik, akan datang kepada Yesus dan menerimaNya sebagai Juruselamat / Penebus dosa! Karena itu, khususnya kalau saudara adalah seorang pemberita Firman (pengkhotbah, guru sekolah minggu, dosen theologia, dsb) banyaklah mengecam / menyerang dosa. Tetapi juga jangan lupa memberitakan Yesus sebagai Juruselamat / Penebus dosa!
b) Tentang Yesus:
Beberapa hal tentang Yesus yang ditekankan oleh Petrus:
1. Yesus adalah orang yang dianggap hina / direndahkan.
Ini terlihat dari sebutan ‘Yesus dari Nazaret’ (ay 22). Nazaret adalah tempat yang dianggap hina oleh orang Yahudi (Yoh 1:45-46).
Yoh 1:45-46 - “(45) Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: ‘Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.’ (46) Kata Natanael kepadanya: ‘Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?’”.
Pertanyaan: mengapa dikatakan tidak ada yang baik dari Nazaret (Yoh 1:46)?
Jawaban ChatGPT:
Ucapan Natanael dalam Yohanes 1:46, ‘Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?’, mencerminkan pandangan umum orang Yahudi pada masa itu terhadap Nazaret. Ada beberapa alasan mengapa Nazaret dianggap tidak penting atau bahkan dipandang rendah:
1. Nazaret adalah kota kecil yang tidak signifikan
Nazaret bukan kota besar atau pusat keagamaan seperti Yerusalem. Kota ini kecil dan tidak disebut dalam Perjanjian Lama, Apokrifa, atau tulisan-tulisan Yahudi kuno lainnya seperti Talmud. Hal ini menunjukkan bahwa Nazaret bukan tempat yang memiliki reputasi penting dalam sejarah atau keagamaan Yahudi.
2. Nazaret terletak di Galilea, daerah yang kurang dihormati
Galilea sering dipandang rendah oleh orang Yahudi di Yudea karena penduduknya bercampur dengan bangsa-bangsa lain dan dianggap kurang ketat dalam menjalankan hukum Taurat. Bahkan dalam Yohanes 7:52, ada sindiran bahwa ‘tidak ada nabi yang datang dari Galilea,’ menunjukkan bias terhadap daerah ini.
3. Tidak ada nubuat langsung tentang Mesias dari Nazaret
Meskipun Yesus disebut sebagai ‘Yesus orang Nazaret,’ tidak ada nubuat dalam Perjanjian Lama yang secara eksplisit menyebutkan bahwa Mesias akan datang dari Nazaret. Nubuat yang lebih dikenal adalah bahwa Mesias akan lahir di Betlehem (Mikha 5:2). Orang-orang seperti Natanael mungkin sulit menerima bahwa Mesias bisa berasal dari tempat yang tidak memiliki latar belakang mesianis yang kuat.
4. Mungkin ada stigma sosial terhadap Nazaret
Beberapa ahli berpendapat bahwa Nazaret mungkin memiliki reputasi buruk dalam hal sosial atau ekonomi. Jika kota itu miskin atau memiliki populasi yang dianggap kurang terhormat, maka wajar jika seseorang seperti Natanael meragukan kemungkinan bahwa sesuatu yang baik - apalagi Sang Mesias - datang dari sana.
Namun, respon Filipus kepada Natanael sangat menarik: ‘Mari dan lihat!’ (Yohanes 1:46). Ini menunjukkan bahwa sekalipun Nazaret dianggap tidak berarti, Yesus justru berasal dari sana, membalikkan ekspektasi manusia dan menunjukkan bagaimana Allah sering bekerja melalui tempat dan orang-orang yang tidak diperhitungkan.
Secara manusia / jasmani, Yesus kelihatan hina. Ini sesuai dengan nubuat Yesaya tentang Yesus (Yes 52:14 53:2-3).
Yes 52:14 - “Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia - begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi -”.
Yes 53:2-3 - “(2) Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. (3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.”.
Penerapan:
Kalau Yesus dihina / direndahkan, maka demikian juga kekristenan, Injil, gereja, dan orang kristen. Tetapi zaman sekarang banyak orang kristen yang ingin mengubah keadaan hina itu menjadi mentereng dan gemerlapan.
Misalnya dengan mengatakan bahwa kalau ikut Yesus akan naik Mercy / Bentley / Rolls Royce. Atau dengan mengatakan bahwa orang kristen akan mengalami mujizat setiap saat. Atau dengan mengatakan bahwa kalau ikut Yesus maka semua problem akan beres dan kita akan sukses secara duniawi.
Ini semua adalah Injil / ajaran yang sudah diselewengkan!
2. Yesus adalah orang yang ditentukan oleh Allah, disertai dengan tanda / mujizat (ay 22).
Kata ‘ditentukan oleh Allah’ ini diterjemahkan berbeda-beda.
KJV: approved of God [= disetujui / diakui oleh Allah].
RSV/NASB: attested by God [= disokong / dibuktikan oleh Allah].
NIV: accredited by God [= diakui / diberi kuasa resmi oleh Allah].
Jadi, Yesus yang dipandang hina itu, ternyata diakui oleh Allah dan diberi kuasa resmi sebagai utusanNya. Ini tentu membahayakan bagi mereka yang menghina Yesus! Lebih-lebih mengingat bahwa pada penghakiman akhir zaman nanti Yesus akan menjadi Hakim! Itu pasti akan membuat orang-orang yang menghinaNya menjadi gemetar ketakutan!
3. Kematian Yesus (ay 23).
Petrus hanya berbicara singkat tentang kematian Kristus (hanya 1 ayat), tetapi nanti ia berbicara banyak tentang kebangkitan Yesus (ay 24-32).
Memang berbeda dengan penginjilan zaman sekarang yang lebih menekankan salib / kematian Kristus dari pada kebangkitanNya, maka penginjilan yang dilakukan dalam Kisah Rasul lebih menekankan kebangkitan dari pada kematian. Apakah ini berarti bahwa penginjilan zaman sekarang ini tidak alkitabiah? Menurut saya tidak. Perlu diingat bahwa dilihat dari 1Kor 1:18,23 jelas bahwa pada waktu Paulus menginjili orang Korintus, ia juga menekankan salib / kematian Kristus. John Stott mengatakan bahwa penginjilan dalam Kisah Rasul lebih menekankan kebangkitan karena pada umumnya penginjilan itu dilakukan kepada orang Yahudi. Mereka membutuhkan pengertian bahwa Yesus itu adalah Mesias yang mereka nanti-nantikan, dan ini tidak akan tercapai kalau kematian Yesus yang ditekankan, karena Mesias yang kalah tidak akan mereka akui sebagai Mesias. Karena itu yang ditekankan adalah kebangkitan Yesus, yang menunjukkan kemenanganNya.
4. Kebangkitan Yesus (ay 24-32).
Ay 24-32:
“(24)
Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena
tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. (25) Sebab Daud berkata
tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah
kananku, aku tidak goyah. (26) Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku
bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, (27) sebab Engkau
tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang
KudusMu melihat kebinasaan (mengalami pembusukan). (28) Engkau
memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan
sukacita di hadapanMu. (29) Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus
terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan
kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. (30) Tetapi ia adalah seorang
nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah,
bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya.
(31) Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang
kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam
dunia orang mati, dan bahwa dagingNya tidak mengalami kebinasaan
(pembusukan). (32) Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu
kami semua adalah saksi.”.
a. Ay 25-28 adalah kutipan dari Maz 16:8-11.
Orang Yahudi mengira bahwa dalam Maz 16 itu Daud berbicara tentang dirinya sendiri karena Daud menggunakan kata ‘aku’. Petrus membuktikan bahwa hal ini tidak benar, karena Daud mati (ay 29). Jadi, Maz 16:8-11 itu jelas tidak cocok untuk Daud. Itu adalah ayat yang menunjuk kepada Yesus (ay 25,31-32). Jadi, Kitab Suci / Perjanjian Lama jelas mengajarkan (menubuatkan) kebangkitan Yesus.
b. Dalam ay 32 Petrus mengatakan bahwa mereka semua adalah saksi kebangkitan Yesus.
5. Yesus memberikan Roh Kudus sehingga terjadi peristiwa pada hari Pentakosta ini.
Ay 33: Petrus menyatakan bahwa Yesus yang telah bangkit ini lalu ditinggikan oleh tangan kanan Allah, dan menerima Roh Kudus dari Bapa, yang lalu Ia curahkan pada hari Pentakosta itu. Dan itulah yang mereka lihat dan dengar. Jadi, di sini ia menjelaskan lagi peristiwa bahasa roh / lidah itu.
6. Petrus membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Mesias.
Ay 34-35: Petrus mengutip Maz 110:1 untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan.
Maz 110:1 - “[Mazmur Daud.] Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: ‘Duduklah di sebelah kananKu, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.’”.
Lagi-lagi Petrus berargumentasi bahwa dalam Maz 110:1 itu Daud tidak berbicara tentang dirinya sendiri.
Alasannya:
a. Dalam ay 34 (yang dikutip dari Maz 110) dikatakan bahwa Tuhan berfirman kepada orang itu: ‘Duduklah di sebelah kananku’. Ini tidak cocok dengan kehidupan Daud, dan karena itu Petrus berkata: ‘bukan Daud yang naik ke surga’ (ay 34a).
Para Saksi Yehuwa menafsirkan bahwa ayat ini berarti bahwa Daud tidak masuk surga! Tetapi ayat ini tidak berarti bahwa Daud tidak masuk ke surga! Artinya adalah: ‘tubuh Daud tidak masuk ke surga seperti Yesus’ atau ‘Daud tidak naik ke surga dengan cara seperti Yesus’ atau ‘Daud tidak naik ke surga lalu duduk di sebelah kanan Allah seperti Yesus’.
b. Ay 35b juga tidak terjadi dalam hidup Daud.
Jadi terbukti bahwa Maz 110:1 bukan untuk Daud tetapi untuk Yesus. Kalau Maz 110 itu memang untuk Yesus maka jelas bahwa Kitab Suci menyebut Yesus sebagai ‘Tuhan’ [kata ‘tuan’ dalam ay 34b / Maz 110:1 diterjemahkan ‘Lord’ {= Tuhan} oleh Kitab Suci bahasa Inggris].
7. Kesimpulan tentang Yesus.
Ay 36 memberikan kesimpulan tentang Yesus: ‘Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus’.
Kata ‘membuat’ di sini tidak berarti bahwa tadinya Yesus bukan Tuhan dan Kristus, dan lalu oleh Bapa dibuat menjadi Tuhan dan Kristus. Tetapi artinya adalah: Allah telah menunjukkan kepada kamu bahwa Yesus adalah Tuhan dan Kristus.
Catatan: istilah ‘Kristus’ artinya sama dengan ‘Mesias’.
Sekarang kita menghubungkan ay 36 ini dengan ay 21 tadi. Yang berseru kepada Tuhan akan selamat. Lalu siapakah ‘Tuhan’ itu? Tidak lain, ‘Tuhan’ itu adalah Yesus sendiri. Jadi, siapa yang percaya / berseru kepada Yesus akan selamat! Sesuatu yang sangat menarik dan penting di sini adalah bahwa Petrus tidak mau kalau seseorang hanya ‘berseru kepada nama Tuhan’. Karena itu ia lalu menjelaskan bahwa ‘Tuhan’ itu adalah ‘Tuhan Yesus’. Ia mau supaya orang berseru kepada nama Tuhan Yesus. Mereka inilah yang diselamatkan dari ancaman / murka Allah dalam ay 19-20.
Penerapan:
a. Saudara mungkin percaya kepada Tuhan / Allah, tetapi apakah saudara percaya kepada Tuhan Yesus?
b. Kalau saudara memberitakan Injil, jangan hanya mendorong supaya orang percaya kepada Tuhan / Allah (semua agama lain juga percaya ini!). Jangan menghindari penggunaan nama Yesus atau Kristus! Dorong supaya orang itu percaya kepada Tuhan Yesus!
II) Hal-hal lain yang bisa dipelajari dari khotbah Petrus.
1) Dalam khotbah ini Petrus, yang penuh dengan Roh Kudus, menggunakan pembelaan dirinya sebagai batu loncatan untuk memberitakan Injil kepada orang banyak itu.
Orang yang penuh Roh Kudus pasti memberitakan Injil, dan bukan sekedar menyombongkan karunia bahasa rohnya, bahkan kalau bahasa rohnya palsu! Maukah saudara meniru Petrus?
2) Dalam khotbahnya Petrus menggunakan Kitab Suci maupun kesaksian.
a) Penggunaan Kitab Suci terlihat dari fakta bahwa ia mengutip Kitab Suci / Perjanjian Lama sebanyak 3 x (ay 17-21 ay 25-28 ay 34-35).
Petrus yakin bahwa Kitab Suci adalah Firman Allah. Keyakinan ini terlihat dari:
1. Ay 16.
Dalam ay 16 seharusnya tidak ada kata ‘Allah’.
Ay 16:
“tetapi
itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel:”.
NASB: ‘But, this is what was spoken through the prophet Joel’ [= Tetapi, inilah yang dikatakan melalui nabi Yoel].
Tetapi kata ‘through / melalui’ menunjukkan bahwa Petrus yakin bahwa ada ‘seseorang’ yang berbicara melalui Yoel.
2. Juga dalam ay 16 ia menyebut ‘nabi Yoel’.
Sebutan ‘nabi’ untuk Yoel menunjukkan bahwa Yoel adalah orang yang menerima dan menyampaikan Firman Allah.
3. Dalam ay 17 kata-kata ‘demikianlah firman Allah’ merupakan tambahan dari Petrus karena tidak ada dalam Yoel 2:28-32.
Ay 17: “Akan terjadi pada hari-hari terakhir - demikianlah firman Allah - bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.”.
Ini menunjukkan bahwa ia yakin kalau apa yang dikatakan Yoel adalah Firman Allah.
Keyakinan Petrus bahwa Kitab Suci adalah Firman Allah, menyebabkan ia meninggikan otoritas Kitab Suci dan menggunakannya sebagai dasar khotbahnya. Zaman sekarang banyak pengkhotbah yang dalam berkhotbah tidak menggunakan Kitab Suci sebagai dasar, tetapi menggunakan kesaksian, lelucon, cerita sebagai dasar. Mengapa? Karena mereka memang tidak mengakui otoritas Kitab Suci sebagai Firman Allah!
b) Kesaksian (ay 32 bdk. Kis 1:22).
Ay 32: “Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.”.
Kis 1:22 - “yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitanNya.’”.
Ia dan banyak orang kristen lain, adalah saksi kebangkitan Yesus.
Perhatikan penggunaan Kitab Suci dan kesaksian dalam khotbah Petrus:
1. Ia bukan hanya menggunakan kesaksian tanpa Kitab Suci, seperti yang banyak dilakukan pengkhotbah zaman sekarang.
2. Ia menguraikan Kitab Suci dahulu (ay 25-28) dan baru setelah itu meneguhkannya dengan kesaksian (ay 32).
3. Ia menguraikan banyak Kitab Suci dan memberi sedikit kesaksian, bukan sebaliknya. Jelas yang dipentingkan adalah Kitab Sucinya bukan kesaksiannya.
Kesimpulan:
1) Gunakan setiap kesempatan untuk memberitakan injil.
2) Dalam memberitakan Injil / berkhotbah, gunakanlah Kitab Suci / Firman Allah.
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali
Alamat Gereja :
Jl. Raya Kali Rungkut 5 - Ruko Rungkut Megah Raya BLOK D - 16, SURABAYA
Rek Gereja : Account BCA 3631422185 a/n Tjoe Ming Tjhuin