Pembahasan mengenai Aliran Kharismatik

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.


KHARISMATIK 13

ROH JAHAT

I) Roh jahat dan benda:

Banyak orang Kharismatik yang beranggapan bahwa seadanya patung, gam-bar / lukisan (apalagi yang menggambarkan naga / ular, orang yang matanya menyeramkan, dsb), bahkan souvenir-souvenir sekalipun adalah benda-benda yang mengandung roh jahat dan karena itu harus ditengking dan bahkan dimusnahkan.

Tanggapan saya:

1) Kitab Suci memerintahkan pemusnahan berhala / benda-benda yang berhubungan dengan kuasa gelap, bukan seadanya patung (Ul 7:1-5 Ul 12:3 Kel 32:20 Kis 19:19).

Mengapa benda-benda itu harus dimusnahkan?

Pertanyaan ini sukar dijawab, karena Kitab Suci tidak pernah menga-takan tentang adanya benda yang 'ada isinya' sehingga bisa 'meng-ganggu'. Tetapi Kitab Suci juga tidak pernah mengatakan bahwa hal seperti itu tidak mungkin terjadi. Jadi kemungkinan ini masih tetap terbuka.

Jadi, patung / benda yang termasuk berhala (patung Maria / Yesus / orang suci yang disembah, keris, jimat, hu, patkwa, cincin / batu pusa-ka, dsb) harus dihancurkan sekalipun benda-benda itu terbuat dari emas dsb (Kel 32:20 Ul 7:25). Kalau dalam keristenan ada orang yang extrim kiri dengan menyuruh menghancurkan seadanya patung, maka perlu diingat akan adanya orang yang extrim kanan, yang de-ngan mengandalkan 'iman' atau kuasa Tuhan, lalu tetap menyimpan benda-benda yang seharusnya dihancurkan. Lebih-lebih kalau benda-benda itu terbuat dari emas / perak, maka ada orang tamak yang menggunakan 'iman' sebagai kedok, dan tetap menyimpan benda-benda seperti itu. Kalau saudara adalah orang seperti itu, perhatikan-lah Ul 7:25-26 yang berbunyi:

"Patung-patung allah mereka haruslah kamu bakar habis; perak dan emas yang ada pada mereka janganlah kauingini dan kauambil bagi dirimu sendiri, supaya jangan engkau terjerat karenanya, sebab hal itu adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu. Dan janganlah engkau membawa sesuatu kekejian masuk ke dalam rumahmu, sehingga engkaupun di-tumpas seperti itu; haruslah engkau benar-benar merasa jijik dan keji terhadap hal itu, sebab semuanya itu dikhusus-kan untuk dimusnahkan".

2) Kitab Suci tidak melarang pembuatan seadanya patung! Yang dilarang adalah pembuatan patung untuk disembah (Kel 20:4-5). Perlu diketahui bahwa Kel 20:4 dan Kel 20:5 tidak boleh dipisahkan, seakan-akan Kel 20:4 melarang pembuatan patung dan Kel 20:5 melarang penyembahan patung. Ini penafsiran yang salah! Kel 20:4 dan Kel 20:5 harus digabung-kan sehingga artinya adalah: dilarang membuat patung untuk disembah.

Bahwa membuat patung (yang tidak untuk disembah) tidak dilarang oleh Kitab Suci terlihat dari:

a) Tuhan sendiri menyuruh membuat patung ular tembaga (Bil 21:4-9). Patung ini nantinya memang dihancurkan, tetapi itu terjadi karena akhirnya patung itu disembah (2Raja-raja 18:4).

b) Tuhan menyuruh membuat patung kerub / malaikat pada tutup tabut perjanjian (Kel 25:18-20).

Karena itu jelas bahwa kita tidak perlu menghancurkan seadanya patung, lukisan, souvenir, dsb. Tetapi juga harus diingat bahwa ada daerah-daerah, seperti pulau Bali, dimana pembuatan patung / souvenir dilakukan dengan menggunakan kuasa gelap.

Dr. Kurt Koch, dalam bukunya yang berjudul 'Occult ABC', berkata:

"Objects carved from new wood and those which were not consecrated to any deity are not dangerous. Unfortunately, it is the custom in some areas, like the island of Bali, to consecrate even the newly carved figures of gods to some demon" (= benda yang dipahat dari kayu yang baru dan yang tidak pernah dipersembahkan kepada dewa manapun, tidaklah berbahaya. Sayangnya, ada daerah-daerah, seperti pulau Bali, yang mempunyai kebiasaan untuk mempersembahkan bahkan patung-patung dewa yang baru dipahat kepada setan / roh jahat) - 'Occult ABC', p290.

3) Kita memang tidak boleh bersikap gegabah terhadap benda-benda yang ada kuasa gelapnya (misalnya dengan sengaja menyimpan benda-benda seperti itu), tetapi kita juga tidak boleh terlalu takut terhadap benda-benda itu. Kita percaya bahwa Yesus sudah menang atas setan dan Ia me-lindungi kita (Maz 23:4).

Perlu diketahui bahwa:

Hal-hal ini tidak mungkin bisa kita hindari, sehingga kalau Tuhan tidak menjaga kita dan Ia mengijinkan hal-hal itu dipakai oleh setan untuk me-nyerang / merasuk kita, maka pasti semua orang kristen sudah kerasukan setan.

Jadi jelaslah bahwa kita tidak boleh terlalu takut, seakan-akan seadanya barang bisa menyebabkan kita dirasuk setan. Kita mempunyai Tuhan yang maha kuasa yang melindungi kita! Tanpa ijinNya, setan tidak bisa mengganggu / merugikan kita sama sekali!

II) Roh jahat dan manusia:

A) Roh jahat dan orang sakit:

Banyak orang Kharismatik yang berpendapat bahwa orang bisa sakit disebabkan oleh pekerjaan setan, sehingga setiap kali mereka meng-hadapi orang sakit, mereka menengking setan.

Tanggapan saya:

1) Kitab Suci memang mengajarkan adanya orang yang sakit karena kerasukan setan, misalnya dalam Luk 11:14.

2) Kitab Suci juga mengatakan bahwa setan juga bisa memberi penyakit tanpa merasuk, misalnya dalam kasus Ayub (Ayub 2:7-8) dan Paulus (2Kor 12:7).

3) Tetapi Kitab Suci juga mengatakan bahwa ada penyakit biasa yang tidak berhubungan dengan setan, misalnya dalam Kej 48:1.

Hal ini juga terlihat dari Mat 4:24 yang membedakan 'orang yang menderita penyakit' dengan 'orang yang kerasukan setan'.

Kesimpulannya: Orang menjadi sakit tidak selalu disebabkan oleh peker-jaan setan / kerasukan setan. Ini perlu saudara ingat baik pada saat sau-dara sendiri sakit maupun pada saat saudara menghadapi orang lain yang sakit.

B) Roh jahat dan orang yang berbuat dosa:

Banyak orang Kharismatik yang berpendapat bahwa seseorang berbuat dosa karena adanya roh jahat dalam diri orang itu (roh zinah, roh dusta, dsb). Ini bahkan bisa terjadi pada diri orang kristen / anak Allah. Supaya dosa itu bisa dihilangkan, maka roh jahat itu harus ditengking. Ada penulis buku yang bersaksi bahwa dari dirinya pernah ditengking 99 ma-cam roh jahat, dan lalu tinggal 1 roh jahat, yang lalu juga ditengking dan akhirnya semua roh jahat dalam dirinya (jadi suci mendadak?).

Bahkan ada yang percaya bahwa suatu keadaan yang tidak menyenang-kan (misalnya menjadi perawan tua) bisa terjadi karena adanya roh jahat (roh perawan tua) dalam diri orang itu.

Dan ada juga yang percaya bahwa pada waktu kita berbuat baik, itu terjadi karena ada roh yang baik (roh kasih, roh kesabaran, dsb).

Dasar-dasar Kitab Suci yang mereka pakai:

a) Tentang roh yang baik:

b) Tentang roh yang jahat:

Tanggapan saya:

1) Kitab Suci tidak pernah mengajarkan bahwa keadaan yang tidak menyenangkan seperti menjadi perawan tua / tidak menikah dsb, disebabkan oleh suatu dosa ataupun disebabkan oleh roh jahat. Jangan lupa bahwa Yesus sendiri tidak pernah menikah.

Memang ada orang yang karena dosanya (hidupnya jahat) akhirnya tidak ada yang mau menikah dengannya, sehingga ia menjadi pera-wan tua. Tetapi ini tentu tidak berlaku umum!

2) Hal-hal yang baik dalam diri kita (kasih, kesabaran, dsb) terjadi karena pekerjaan Roh Kudus (Gal 5:22-23). Bandingkan juga Kel 28:3 dan Kel 31:3, maka akan terlihat bahwa keahlian itu datang dari Allah.

Kitab Suci tidak pernah mengajar akan adanya roh-roh (selain dari Roh Kudus) yang membuat kita menjadi baik! Kita memang percaya akan adanya malaikat, tetapi malaikat tidak menolong kita untuk menjadi baik. Hanya Roh Kudus yang menolong kita untuk menjadi baik.

3) Kata 'roh' dalam bahasa Ibraninya adalah RUACH dan dalam bahasa Yunaninya adalah PNEUMA. Kedua kata ini artinya bisa bermacam-macam:

a) Roh.

Ini bisa menunjuk pada roh manusia, malaikat, setan / roh jahat, maupun Roh Allah.

b) Angin (Kej 8:1 Yoh 3:8).

c) Nafas (Ayub 19:17 2Tes 2:8).

d) Pikiran / kecondongan pikiran / sikap.

Contoh:

Di sini kata 'spirit' yang pertama jelas menunjuk pada sikap hati.

e) Semangat (Yos 2:11 Yos 5:1 Yes 19:3 Luk 1:17).

Sebetulnya ini juga termasuk dalam no d) di atas, karena sema-ngat juga merupakan kecondongan hati / pikiran.

Kesimpulan:

Setelah melihat banyaknya arti dari kata RUACH / PNEUMA maka jelas bahwa: kata-kata 'roh dusta' belum tentu menunjuk, atau bahkan tidak menunjuk, pada setan yang mempunyai keahlian mendorong manusia pada dusta. Orang yang mempunyai roh dusta adalah orang yang hati / pikirannya condong pada dusta! Hal yang sama berlaku untuk roh zinah, roh pemecah, dsb.

Problem:

Kata 'roh' di sini berasal dari kata Ibrani RUACH dan bisa diartikan roh jahat, tetapi bisa juga sekedar diartikan 'pikiran'.

Ini juga sama. Kata RUACH bisa diartikan roh jahat atau sekedar 'pikiran'.

Ada macam-macam penafsiran:

Bagaimanapun, ketiga bagian Kitab Suci ini tidak bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa orang kristen bisa mempunyai roh jahat, karena ketiga orang yang diceritakan di sini bukanlah orang percaya.

4) Kita harus membedakan antara 'dikuasai setan' dan 'dirasuk setan'.

a) 'Dikuasai setan' adalah suatu keadaan dimana setan membujuk seseorang sehingga orang itu tunduk dengan kemauannya, dan mengikuti setan dengan sukarela.

Contoh: Kis 5:3 1Tim 4:1 2Tim 2:26 menunjukkan orang-orang yang dikuasai setan.

b) 'Dirasuk setan' adalah suatu keadaan dimana setan menguasai secara paksa. Orang itu belum tentu menyerahkan kemauannya kepada setan, tetapi ia terpaksa tunduk.

Kalau tidak ada hal-hal yang luar biasa yang jelas menunjukkan kerasukan setan, maka kita tidak boleh sembarangan berkata bahwa seseorang itu dirasuk setan.

Orang kristen bisa dikuasai setan, tetapi tidak bisa dirasuk setan. Dan menghadapi orang yang dikuasai setan, Kitab Suci tidak pernah mengajar untuk menengking setan.

5) Orang kristen yang sejati tidak mungkin bisa tetap mempunyai kuasa gelap atau dirasuk setan, dan karenanya tidak membutuhkan doa pe-lepasan / penengkingan.

Dasar pandangan ini:

a) Dalam Kitab Suci tidak pernah ada orang yang setelah jadi kristen yang sungguh-sungguh lalu bisa dirasuk setan atau tetap mempu-nyai roh jahat dalam dirinya, sehingga membutuhkan penengking-an / doa pelepasan dsb!

Raja Saul dan Yudas Iskariot sering dianggap sebagai orang yang sudah percaya yang lalu dirasuk setan, tetapi ini jelas salah karena mereka berdua jelas bukan orang yang sungguh-sungguh percaya!

Juga Mat 16:23 sering ditafsirkan seakan-akan Petrus saat itu dirasuk setan. Tetapi ini merupakan penafsiran yang salah.

Kata-kata Yesus pada saat itu secara hurufiah berbunyi: 'Go behind me satan' (= pergilah ke belakangKu setan). Pada waktu itu Petrus sedang menghalangi Yesus yang mau pergi ke Yerusalem dan karena itu Yesus menegur Petrus dengan keras (bukan menegur / menengking setan; hanya saja Petrus disebut 'setan') dan menyuruhnya pergi ke belakangNya (mengikut Dia, bukan memimpin Dia).

b) Yesus adalah Terang dunia (Yoh 8:12 Yoh 9:5). Kalau Yesus masuk ke dalam diri kita, bagaimana mungkin setan yang adalah kegelapan / penguasa kegelapan bisa bertahan dalam diri kita? Pada waktu terang masuk, gelapnya otomatis pergi!

c) Sebagai orang percaya, kita adalah Bait Roh Kudus (1Kor 6:19), bukan bait setan (Catatan: kata 'bait' artinya 'rumah'). Jadi tidak mungkin setan tetap menghuni diri kita bersama-sama dengan Roh Kudus.

d) Kalau Allah mengijinkan orang kristen dirasuk setan, maka 1Kor 10:13, yang mengajarkan bahwa Allah berjanji menyensor penco-baan yang kita alami supaya tidak lebih dari kekuatan kita, sudah dilanggar.

6) Ajaran tentang adanya roh zinah, roh dusta dsb ini mengkambing-hitamkan setan / mengoper kesalahan kepada setan, seakan-akan yang salah bukanlah orang yang berzinah, tetapi roh zinahnya.

Pengoperan kesalahan seperti ini sama seperti yang dilakukan oleh Hawa dalam Kej 3:13. Tetapi sebagaimana saat itu Allah tetap meng-hukum Hawa, demikian juga kita tidak akan terlepas dari hukuman dengan jalan mengkambing-hitamkan setan! Sekalipun kita berbuat dosa / jatuh ke dalam dosa karena bujukan setan, tetapi kitalah yang berbuat dosa dan kitalah yang bertanggung jawab! Jadi jangan meng-operkan kesalahan saudara kepada setan!

7) Pengudusan adalah suatu proses yang berlangsung seumur hidup.

a) Pengudusan tentu berhubungan dengan 'buah Roh Kudus' dalam Gal 5:22-23. Tidak ada buah yang langsung besar dan matang. Semua buah mula-mula kecil, lalu menjadi makin besar dan makin matang melalui suatu proses. Padahal kalau ajaran Kharismatik tentang penengkingan roh dusta, roh zinah dsb itu memang benar, maka kita bisa menengking semua roh jahat dalam diri kita dan menjadi suci dalam sekejap mata! Ini jelas tidak mungkin!

b) Pengudusan kilat dengan cara menengking setan itu juga berten-tangan dengan:

c) Pengudusan kita terjadi melalui Firman Tuhan, doa / bersandar ke-pada Roh Kudus, usaha menguduskan diri, iman, menjauhi penco-baan dsb. Kitab Suci tidak pernah mengajarkan cara pengudusan dengan penengkingan setan / roh jahat!

d) Pengudusan tentu juga berhubungan dengan cara menghadapi godaan setan yang ada dalam Yak 4:7-8 dan 1Pet 5:8-9. Mengapa dalam kedua bagian itu Tuhan tidak menyuruh menengking setan yang menggoda kita?

e) Saya sering mendengar adanya orang / pendeta / pengkhotbah yang bersaksi bahwa setelah roh jahat diusir dari diri mereka, mendadak mereka yang tadinya senang berzinah lalu menjadi sama sekali tidak tertarik kepada perempuan lain dan hanya mencintai dan tertarik kepada istrinya sendiri.

Menurut saya ini adalah sekedar suatu bualan / omong kosong dari orang yang ingin meninggikan / menyombongkan kesucian dirinya sendiri dengan menggunakan cerita dusta! Mengapa saya berpendapat demikian? Alasannya adalah:

Karena itu dalam diri orang kristen seharusnya tetap ada keinginan berbuat dosa, tetapi karena pertolongan Roh Kudus, ia bisa me-nguasai dirinya sehingga tidak melakukan dosa itu.


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali