Eksposisi
Kitab Kejadian
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KEJADIAN
39:1-23
I)
Yusuf di rumah Potifar (ay 1-6a).
1) Dari kehidupan di rumah ayahnya (Yakub) dimana ia
menjadi anak emas (Kej 37), Yusuf sekarang dijual sebagai budak kepada Potifar!
‘Kejatuhan’ ini jelas merupakan hal yang sangat berat bagi Yusuf.
2) Diperkirakan bahwa Yusuf ada di rumah Potifar selama
lebih kurang 10 tahun. Ini berguna bagi Yusuf, sehingga ia bisa mengenal
kehidupan orang Mesir. Dan pengenalan tentang kehidupan orang Mesir ini berguna
bagi dia, pada waktu nanti ia menjadi orang kedua setelah Firaun di seluruh
Mesir. Di samping itu, ini juga berguna untuk membuat ia menjadi rendah hati,
sehingga nanti pada waktu menjadi orang berkuasa ia tidak sombong. Bdk. Ro 8:28.
3) Di rumah Potifar, sekalipun menderita tetapi Yusuf
disertai oleh Tuhan (ay 2). Ini menyebabkan ada step-step kemajuan dalam
hidup Yusuf di rumah Potifar:
a)
Segala yang diperbuatnya berhasil (ay 2b).
Calvin
mengatakan bahwa seseorang bisa sukses, hanya karena penyertaan / berkat Tuhan,
tidak peduli ia orang kristen atau kafir!
b) Ia tinggal di rumah Potifar (ay 2c). Mungkin tadinya
ia tinggal di rumah budak bersama budak-budak yang lain.
c) Potifar bisa melihat bahwa Tuhan membuat pekerjaan
Yusuf berhasil (ay 3a), dan ini menyebabkan Potifar mengijinkan Yusuf
melayani dia (ay 4a).
¨
Bahwa Potifar sampai bisa
melihat bahwa Yusuf sukses dalam pekerjaannya karena Tuhan yang membuatnya
berhasil, menunjukkan bahwa Tuhan menyertai / memberkati Yusuf dengan cara yang
luar biasa.
¨
Tuhan memberkati, tetapi
Yusuf bekerja! Ini terlihat dari kata-kata ‘pekerjaannya’ (ay 2),
‘dikerjakannya’ (ay 3), ‘melayani dia’ (ay 4). Tuhan tak akan memberkati
orang malas yang tidak mau bekerja!
d) Potifar menyerahkan segala miliknya dalam kuasa
Yusuf, sehingga dengan bantuan Yusuf ia tidak perlu mengurus apa-apa lagi
kecuali makanannya sendiri (ay 4b-6).
¨
Kecuali makanannya sendiri.
Mengapa Potifar
tetap mengturus makanannya sendiri? Dalam Kej 43:32 dikatakan bahwa orang Mesir
tak boleh makan dengan orang Ibrani, karena bagi mereka itu adalah
‘kekejian’.
NIV: detestable
(= menjijikkan).
KJV/RSV: abomination
(= sesuatu yang sangat dibenci).
NASB: loathsome
(= menjijikkan / memuakkan).
Jadi rupanya ada
gap yang besar antara orang Mesir dan orang Ibrani, khususnya dalam hal
makanan, sehingga Potifar tidak mau makanannya diurus oleh Yusuf.
¨
Penyerahan segala sesuatu ke
dalam tangan Yusuf ini menyebabkan Potifar diberkati oleh Tuhan (ay 5b).
*
Sama seperti Laban diberkati
karena Yakub (Kej 30:27), sekarang Potifar diberkati karena Yusuf. Orang
yang dekat dengan anak Tuhan memang bisa kecipratan berkatnya! Tetapi bisa juga
kecipratan serangan setannya!
*
Pulpit Commentary:
“He with whom the Lord abides is a
blessing to others” (= Ia dengan siapa
Tuhan tinggal merupakan berkat bagi yang lain).
Jadi, kalau saudara
mau menjadi berkat bagi orang lain, usahakanlah supaya Tuhan menyertai / dekat
dengan saudara. Kalau Tuhan tidak beserta / dekat dengan saudara, saudara tidak
bisa menjadi berkat bagi orang lain!
*
Berbuat / bersikap baik
kepada anak Tuhan menyebabkan diberkati oleh Tuhan.
¨
Sekalipun tindakan Potifar
ini baik, tetapi sebetulnya masih kurang baik. Seharusnya ia bertanya kepada
Yusuf tentang Tuhan yang membuat Yusuf berhasil itu! Tetapi ia tidak melakukan
hal itu, dan Yusufpun rupanya tidak memberitakan Injil seperti anak gadis yang
menjadi budak Naaman dalam 2Raja-raja 5! Karena itu betapapun baik dan
salehnya Yusuf hidup, tetap tidak membuat Potifar mengenal Tuhan.
Hal ini perlu
ditekankan untuk menghadapi ajaran dari golongan liberal yang menyatakan bahwa
kita tidak perlu melakukan pekabaran Injil. Asal kita hidup saleh maka kita bisa
menarik orang datang kepada Tuhan. Ini adalah omong kosong, karena tanpa kita
memberitakan Injil, bagaimanapun salehnya kita hidup, itu tetap tak membuat
orang di sekitar kita mengenal Kristus! Bdk. Ro 10:13-15.
4) Pulpit
Commentary:
“An appointed lot. As
everything on earth is, so was Joseph’s sad and sorrowful estate assigned him
by Heaven; and the recognition of this doubtless it was by Joseph that prevented
him from murmuring, and apparently inspired him with a cheerful confidence, even
in the darkest times” (= Nasib yang
ditetapkan. Sebagaimana segala sesuatu di bumi, demikian juga dengan nasib Yusuf
ditetapkan oleh Surga; dan tidak diragukan lagi bahwa pengenalan akan hal ini
oleh Yusuf mencegah dia dari bersungut-sungut, dan mengilhami dia dengan
keyakinan yang penuh sukacita, bahkan pada masa-masa yang paling gelap).
II)
Godaan istri Potifar (ay 6b-18).
1)
Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya (ay 6b).
NIV: well
built and handsome (= bentuk tubuhnya bagus dan ganteng).
NASB: handsome
in form and appearance (= ganteng dalam bentuk dan rupa).
Istilah Ibrani
yang sama digunakan terhadap Rahel (hanya gendernya / jenis kelaminnya
berbeda) dalam Kej 29:17.
2) Istri Potifar tertarik kepada Yusuf dan mengajak
Yusuf untuk melakukan hubungan sex (ay 7).
a) Ay 7 berkata bahwa hal itu terjadi setelah ‘selang
beberapa waktu’. Ini terjadi sekitar 10 tahun setelah Yusuf dijual oleh
saudara-saudaranya (Bdk. Kej 37:2 41:1 41:46).
¨
Jadi, kenggantengan Yusuf
tidak menyebabkan istri Potifar langsung tertarik. Kalau saudari sudah menikah
dan langsung tertarik pada waktu melihat orang ngganteng, saudari lebih brengsek
dari istri Potifar!
¨
Ini menunjukkan kehebatan
Yusuf. Selama 10 tahun hidup di kalangan orang kafir, kerohaniannya bisa tetap
terjaga dengan baik.
b) ‘memandang Yusuf dengan berahi’ (ay 7).
Kata-kata
‘dengan berahi’ sebetulnya tidak ada. Bagian ini sebetulnya hanya
menunjukkan bahwa istri Potifar melihat / mengamati Yusuf. Tetapi ajakan
mengadakan hubungan sex dalam ay 7b jelas menunjukkan bahwa hal ini
berkembang menjadi keinginan sex.
¨
Jelas bahwa keinginan
berzinah istri Potifar datang melalui matanya, dan jelas bahwa orang perempuan
juga bisa melanggar Mat 5:28 (sekalipun tidak sesering laki-laki).
¨
Bandingkan dengan Ayub 31:1
yang menunjukkan bahwa salah satu kesalehan Ayub adalah menguasai matanya
terhadap cewek!
c) Setan banyak menggunakan godaan sex untuk
menghancurkan orang kristen / hamba Tuhan!
Pada waktu saya
sekolah Theologia, seorang dosen saya pernah bertanya: apa yang paling kamu
hargai? Teman-teman saya menjawab: jabatan / pekerjaan, nama baik, istri dan
anak, gereja, pernikahan, orang tua, dsb. Dosen itu lalu berkata: setan
menawarkan untuk mengambil semua itu dan menukarnya dengan hubungan sex selama
15 menit dengan seorang perempuan! Setiap kali saudara digoda setan menggunakan
dosa sex, ingatlah baik-baik hal ini!
d) Dalam persoalan ini sebetulnya Potifar juga salah /
tidak bijaksana. Ia membiarkan Yusuf yang ngganteng tinggal di rumahnya, dan
nanti bahkan meninggalkan Yusuf sendirian dengan istrinya (ay 11).
3)
Penolakan Yusuf (ay 8-9).
a)
Yusuf menolak dengan alasan:
¨
Kepercayaan dan kebaikan
Potifar kepadanya tidak layak dibalas dengan pengkhianatan dengan melakukan
hubungan sex dengan istrinya (ay 8-9).
¨
Itu adalah ‘kejahatan /
dosa yang besar’ (ay 9b).
Salah satu cara
menghindari dosa adalah dengan menyebut dosa sebagai dosa. Dengan kata lain kita
harus menyebut dosa dengan nama sebenarnya. Kalau saudara menyebut dosa sebagai
‘kelemahan’ atau ‘sesuatu yang kurang baik’, atau menyebut dusta sebagai
‘kebijaksanaan’, atau menyebut perzinahan sebagai ‘mengikuti mode’, maka
jauh lebih mudah untuk jatuh ke dalamnya!
¨
Itu adalah dosa terhadap
Allah.
*
Ini bukan sekedar dosa
terhadap Potifar, tetapi terhadap Allah (bdk. Maz 51:6).
*
Potifar bisa tidak tahu,
tetapi Allah pasti tahu! Karena itu ia tetap menolak sekalipun mereka sedang
sendirian (ay 11-12).
Hal yang penting
diperhatikan adalah bahwa Yusuf tidak menolak dengan alasan yang dibuat-buat
seperti lelah, sakit, dsb.
Penerapan:
Banyak orang
kristen yang diajak temannya berzinah, tetapi tidak berani menolaknya dengan
mengatakan bahwa itu adalah dosa. Mungkin karena tidak mau ‘menyerang’ si
pengajak, atau mungkin karena takut bakal ditertawakan oleh si pengajak,
yang tahu bahwa ia dulu sering berzinah. Sebaliknya mereka memberi banyak alasan
yang dibuat-buat seperti tidak punya uang, sedang tidak enak badan, sedang repot
dsb. Ini merupakan cara penolakan yang salah, bukan hanya karena ini adalah
dusta, tetapi juga karena penolakan seperti ini memberi kesan bahwa mereka
sebetulnya mau, andaikata punya uang, sedang tidak repot, sedang sehat dsb! Ini
menyebabkan lain kali si pengajak akan mengajak lagi, pada waktu dia melihat
bahwa saudara punya uang, tidak sedang sakit, sedang tidak ada pekerjaan dsb.
Karena itu,
belajarlah menolak dengan penolakan yang dilakukan oleh Yusuf. Kalaupun si
pengajak tahu bahwa dulu saudara sering berzinah, tetaplah berani menolak dengan
cara Yusuf, sambil menambahkan bahwa saudara sudah bertobat dari dosa itu dan
tidak mau melakukannya lagi.
b) Yusuf menolak sekalipun ia tahu bahwa menolak
perintah boss bisa berbahaya! Ingat bahwa ia bukan pegawai tetapi budak yang
bisa diperlakukan semaunya oleh bossnya! Jadi ia jelas tahu bahwa penolakan ini
mengandung resiko tinggi!
Penerapan:
Apakah saudara
berani menolak perintah / ajakan boss yang bertentangan Firman Tuhan? Kalau
ajakan berzinah mungkin saudara berani menolak, tetapi bagaimana kalau disuruh
menghibur tamu dengan mengajaknya ke pelacuran / mencarikan pelacur?
c) Kalau Yusuf yang adalah seorang pemuda yang belum
menikah bisa menolak godaan sex, maka tidak ada alasan bagi saudara yang adalah
pemuda yang belum menikah untuk menyerah pada godaan sex. Lebih-lebih bagi
saudara yang sudah setengah tua untuk menyerah pada godaan sex.
4)
Istri Potifar tekun mengajak, tetapi Yusuf tekun menolak (ay 10)!
a) Istri Potifar mengajak terus ‘dari hari ke
hari’! Betul-betul luar biasa bahwa Yusuf bisa tekun dalam menolaknya.
Illustrasi:
Seorang pendeta naik kereta api, dan duduk berhadapan dengan cewek yang cantik,
sexy, dan berpakaian minim. Ia terus berdoa supaya Tuhan menolong dia menghadapi
pencobaan itu. Tetapi suatu kali kereta api mengerem, dan cewek itu terlempar ke
pangkuan di pendeta. Pendeta itu memeluk cewek itu sambil berkata: ‘Ya Tuhan
jadilah kehendakMu!’.
Ini contoh orang
yang tidak tekun dalam menolak godaan! Tetapi lebih gawat lagi adalah
orang yang tekun dalam tidak menolak godaan! Maukah saudara meniru Yusuf
yang tekun dalam menolak godaan?
b)
Lebih dari itu, Yusuf tidak mau bersama-sama dengan dia.
NIV: he
refused to go to bed with her or even be with her (= ia menolak untuk
tidur dengan dia, atau bahkan bersama dengan dia).
KJV, RSV, NASB
juga mempunyai kata-kata ‘be with her’ (= ada / bersama dengan dia).
Yusuf tidak mau
dekat-dekat dengan pencobaan, dan ini adalah sesuatu yang penting dalam
mengalahkan godaan jenis ini (bdk. Amsal 5:8 - jauhilah perempuan jalang; juga
1Kor 6:18a).
Renungkan:
ada orang yang sekalipun berusaha untuk tidak berbuat dosa, tetapi tetap ingin
sedekat mungkin dengan dosa itu. Ini menunjukkan kecintaannya pada dosa itu. Dan
dengan sikap seperti ini mustahil kita bisa terhindar dari dosa.
5)
Istri Potifar memaksa, Yusuf tetap menolak, bahkan lari (ay 11-12).
Ada godaan yang
tidak boleh ditinggal lari tetapi harus dihadapi. Misalnya: problem study,
problem uang. Kalau hal-hal seperti ini kita tinggal lari, misalnya dengan tidur
/ pergi piknik, maka problem seperti ini bisa makin hebat. Tetapi ada godaan
yang justru tidak boleh dihadapi tetapi harus ditinggal lari, misalnya godaan
perzinahan. Di sini Yusuf melakukan hal yang benar! Ia lari, bukan kepada istri
Potifar, tetapi ke luar!
6)
Fitnahan istri Potifar (ay 13-18).
Ada beberapa
alasan mengapa istri Potifar memfitnah Yusuf:
a)
Jengkel / merasa terhina karena ajakannya ditolak.
b) Mungkin ketika Yusuf lari ke luar ada budak-budak
lain yang melihatnya dan lalu masuk dan melihat istri Potifar dengan jubah Yusuf
di tangannya. Dari pada dia yang dicurigai, ia lalu memfitnah Yusuf seakan-akan
Yusuf berusaha memperkosanya.
Perhatikan juga cara istri Potifar memfitnah Yusuf:
¨
ia menyebut Yusuf sebagai
‘orang Ibrani’.
*
semua keturunan Eber (Kej
11:16) disebut sebagai ‘orang Ibrani’.
*
ia menyebut Yusuf sebagai
orang Ibrani karena orang Mesir punya perasaan anti Ibrani (Kej 43:32).
¨
Ia tidak berkata
‘mempermainkan saya’ tetapi ‘mempermainkan kita’ (ay 14).
Ini jelas cari bolo / teman!
Catatan:
kata ‘mempermainkan’ dalam bahasa Ibraninya menggunakan kata yang sama
seperti dalam Kej 26:8 (diterjemahkan ‘bercumbu-cumbuan’).
¨
Ia sengaja menyalahkan
Potifar dan ini terlihat dari:
*
ay 14 - lihat dibawanya
kemari ...
*
ay 17 - kaubawa kemari ...
Tujuannya supaya
Potifar menjadi marah dan menghukum Yusuf.
III)
Yusuf dalam penjara (ay 19-23).
1)
Potifar menjadi marah (ay 19).
Kelihatannya ia
percaya begitu saja fitnahan istrinya. Tetapi ada banyak penafsir yang meragukan
bahwa Potifar menghukum Yusuf karena ia percaya begitu saja cerita istrinya.
Alasannya:
a) Ay 19 mengatakan Potifar ‘bangkit
amarahnya’ tetapi tidak dikatakan bahwa kemarahan itu ditujukan kepada Yusuf.
Mungkin sekali kemarahan itu justru ditujukan kepada istrinya.
b) Ada hal-hal yang tidak masuk akal dalam cerita /
fitnahan istri Potifar ini, seperti:
¨
kalau ia memang
berteriak-teriak, mengapa tidak ada orang yang dengar?
¨
kalau Yusuf berusaha
memperkosanya maka lebih cocok kalau pakaian istri Potifar yang ada di tangan
Yusuf, dan bukannya pakaian Yusuf yang ada di tangan istri Potifar.
Kalau Potifar
bukan orang yang sangat bodoh mestinya ia bisa melihat hal-hal ini dan
mencurigai cerita istrinya.
c) Yusuf hanya dihukum penjara, padahal kalau memang
Potifar percaya bahwa Yusuf berusaha memperkosa istrinya, tidak mungkin ia
menghukum Yusuf dengan hukuman seringan itu!
Tetapi kalau
Potifar tidak percaya kepada istrinya, mengapa ia menghukum Yusuf? Karena:
·
ia tak bisa membuktikan
ketidak-benaran kata-kata istrinya.
·
lebih mempercayai kata-kata
budak dari pada istri adalah sesuatu yang tidak mungkin ia lakukan.
·
ia tidak mau mempermalukan
dirinya sendiri.
Tetapi tentu
saja ini adalah sikap yang salah!
2) Yusuf masuk penjara (ay 20).
a)
Maz 105:18 menggambarkan
dengan lebih jelas keadaan Yusuf saat itu, dimana leher dan kakinya di belenggu.
Ini jelas merupakan suatu penderitaan.
b)
Bahwa Yusuf yang saleh bisa
masuk penjara karena menolak ajakan berzinah, menunjukkan bahwa orang yang hidup
saleh bisa menerima upah yang sangat tidak sesuai / tidak adil! Bdk. 1Pet
4:14-16 Mat 5:10.
c)
Yusuf masuk ‘jurang’
lagi.
Tadinya dari
kedudukan sebagai anak emas Yakub, ia menjadi budak. Setelah kedudukannya
menanjak, tahu-tahu ia difitnah dan masuk penjara.
Disela-sela
‘jurang’ ada masa enak. Calvin berpendapat bahwa ini tujuannya adalah:
*
supaya pencobaan tidak lebih
dari kekuatan Yusuf.
*
supaya pada saat itu ia bisa
memulihkan kekuatan sehingga kuat menghadapi jurang yang akan datang!
Karena itu,
kalau saudara sedang dalam masa enak, gunakan saat itu dengan bijaksana dengan
memperkuat rohani saudara! Dengan demikian pada waktu saudara mengalami
‘jurang’ maka saudara kuat menanggungnya!
3) Yusuf masuk penjara, tetapi Tuhan
menyertai Yusuf.
Apa yang terjadi
dalam ay 1-6, terjadi lagi dalam ay 21-23! Tuhan menyertai Yusuf dalam
penjara dan menyebabkan ia disukai kepala penjara.
¨
lagi-lagi naiknya step by
step (= langkah demi langkah)!
¨
Tuhan yang membuat Potifar
maupun kepala penjara senang terhadap Yusuf. Tuhan yang membuat orang senang
(Hak 14:1-4), dan Tuhan juga yang membuat orang benci / tidak senang (bdk.
1Raja 11:14,23 Maz 105:25). Memang hati manusia ada dalam tangan Tuhan dan
Ia bisa mengarahkannya kemanapun Ia kehendaki (Amsal 21:1).
Kesimpulan
/ penutup:
Dalam
keadaan yang paling gelap / tidak enak, tetaplah mentaati Tuhan. Keadaan bisa
bahkan memburuk, tetapi Tuhan tetap beserta saudara, dan ia bisa mengubah
keadaan itu sehingga makin membaik secara bertahap!
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali