Eksposisi
Kitab Kejadian
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KEJADIAN
38:1-30
I)
Yehuda berkeluarga (ay 1-5).
1) Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya dan menumpang
pada seorang Adulam yang bernama Hira (ay 1).
a) Dengan demikian Yehuda meninggalkan persekutuan
dengan ‘gereja’ (bdk. Ibr 10:25).
Penerapan:
Saudara bisa
meninggalkan persekutuan dengan ‘gereja’ bukan hanya kalau saudara bolos ke
gereja / berhenti ke gereja, tetapi juga kalau saudara pergi ke gereja tetapi
tidak melakukan persekutuan (pergi ke gereja seperti pergi ke bioskop).
b) Yehuda bukan hanya meninggalkan persekutuan dengan
‘gereja’, tetapi lebih dari itu ia bersekutu dengan orang kafir. Perlu
diketahui bahwa orang Adulam adalah orang Kanaan. Perhatikan juga bahwa ay 12,20
menyebut Hira sebagai ‘sahabat Yehuda’ (Bdk. 1Kor 15:33).
Penerapan:
Adalah sesuatu
yang aneh bahwa banyak orang kristen (anak Tuhan) yang lebih senang bersekutu /
bersahabat dengan orang kafir (anak setan) dari pada dengan sesama orang
kristen. Orang seperti ini perlu dicurigai imannya!
2) Yehuda kawin dengan anak perempuan Syua, yang adalah
orang Kanaan (ay 2).
Hubungan dekat /
pergaulan dengan orang Kanaan menyebabkan Yehuda kawin dengan orang Kanaan (Bdk.
Ul 7:1-4 2Kor 6:14).
Penerapan:
Sekalipun kita
memang boleh bergaul dengan orang kafir supaya bisa memberitakan Injil kepada
mereka, tetapi kalau mayoritas pergaulan kita adalah dengan orang kafir, maka
ada kemungkinan besar akan terjadi kawin campur (mungkin kita atau anak kita
yang kawin campur)! Karena itu, kita harus berpikir 12 kali kalau mau:
·
tinggal di daerah yang
pengaruh agama lainnya sangat kuat.
·
menyekolahkan anak kita di
sekolah Katolik / negri.
3) Dari pernikahan ini Yehuda mendapatkan 3 orang anak
laki-laki yaitu Er, Onan, dan Syela (ay 3-5).
II)
Yehuda dan Tamar (ay 6-30).
1) Yehuda lalu menikahkan anak sulungnya, yaitu Er,
dengan seorang perempuan yang bernama Tamar (ay 6). Tetapi sebelum mereka
mempunyai anak, Tuhan membunuh Er karena Er jahat di hadapan Tuhan (ay 7).
Yehuda lalu
memberikan Tamar kepada anak keduanya, yaitu Onan, supaya Er bisa mendapatkan
keturunan darinya (ay 8). Hal ini memang belum ada hukumnya pada saat itu,
tetapi rupanya sudah menjadi tradisi. Pada jaman Musa hal itu lalu dijadikan
hukum (Ul 25:5-dst).
2) Tetapi Onan tidak mau memberikan keturunan kepada Er
dan karena itu setiap kali ia bersetubuh dengan Tamar, ia membiarkan air maninya
terbuang, supaya ia jangan memberi keturunan kepada kakaknya itu (ay 9).
Jahatnya tindakan Onan terlihat dari:
·
Onan sebetulnya tidak rugi
apa-apa kalau memberi anak, tetapi toh ia tidak mau memberi anak.
·
pada saat ia melakukan hal
itu (menumpahkan air maninya di luar), Tamar pasti menyadari hal itu, dan Onan
pasti tahu bahwa Tamar menyadari hal itu, tetapi ia tidak sungkan kepada Tamar.
Lalu mengapa ia tidak sekalian saja menolak hubungan sex dengan Tamar? Rupanya
ia mau sexnya, tetapi tidak mau memberi anak! Ini betul-betul egoisme yang luar
biasa!
·
kata-kata ‘setiap kali’
(ay 9) menunjukkan bahwa ia melakukan hal itu berulang kali.
Tindakan Onan
menumpahkan air maninya di luar ini menimbulkan istilah Onani. Dalam Kamus
Webster dikatakan bahwa istilah ‘Onanism’ berasal dari nama Onan dalam Kej
38:9 ini, yang diartikan:
1.
Withdrawal in coition before ejaculation
[= penghentian persetubuhan sebelum penyemburan (air mani)].
2. Masturbation
(= masturbasi).
3) Tindakan Onan ini dianggap jahat oleh Tuhan sehingga
akhirnya Tuhan membunuh dia juga (ay 10).
Perlu diketahui
bahwa yang dianggap jahat bukanlah tindakan menumpahkan air mani di luar. Karena
itu kalau sepasang suami istri mau mencegah kehamilan dengan cara ini, itu bukan
dosa (tetapi perlu diingat bahwa cara ini tidak efektif untuk mencegah
kehamilan!). Yang dianggap jahat oleh Tuhan adalah ketidak-mauan Onan untuk
memberi keturunan kepada kakaknya.
4) Pada waktu Onan mati, seharusnya Yehuda memberikan
Tamar kepada anak bungsunya, yaitu Syela.
Tetapi Yehuda,
yang melihat bahwa 2 anaknya mati setelah menikah dengan Tamar, menganggap bahwa
Tamar adalah pembawa sial, dan ia tidak mau memberikan Syela kepada Tamar.
Belum cukupnya
umur Syela dijadikan alasan oleh Yehuda untuk menyuruh Tamar pulang ke rumah
ayahnya, menunggu Syela besar (ay 11). Tetapi setelah Syela besar, Yehuda
tetap tidak memberikannya kepada Tamar (ay 14b).
Kesalahan Yehuda
adalah:
·
Percaya pada tahyul (bdk.
1Tim 4:7).
·
Yehuda menyalahkan Tamar,
padahal 2 anaknya mati karena kesalahan mereka sendiri.
·
Yehuda ‘mengikat’ Tamar
sehingga ia tidak bisa menikah dengan orang lain, tetapi ia tidak mau memberikan
Syela kepada Tamar.
5) Tamar yang tahu bahwa Syela sudah besar tetapi tetap
tidak diberikan kepadanya, lalu mengatur siasat. Ia berpura-pura menjadi seorang
pelacur dan duduk di tempat yang akan dilalui Yehuda (ay 14), yang baru kematian
istri (ay 12). Tujuannya adalah untuk mendapat anak dari Yehuda! Jadi
pemikirannya adalah: pokoknya harus dapat anak, kalau tidak bisa dari Syela,
dari Yehudapun jadilah! Mungkin sekaligus ia juga bertujuan untuk membuat Yehuda
tahu rasa karena telah mendustai / menyakiti hatinya.
Calvin:
“This ought carefully to be observed,
that they who are injured should not hastily rush to unlawful remedies”
(= Ini perlu diperhatikan baik-baik, supaya mereka yang disakiti / dirugikan
tidak cepat-cepat lari pada obat yang tidak sah).
6) Yehuda tidak bisa melihat muka dari Tamar karena
telekung / cadar yang dipakai oleh Tamar, tetapi ia tetap mau melakukan hubungan
sex dengan perempuan itu, tanpa peduli cantik tidaknya perempuan itu (ay 15-16).
Ingat bahwa ia baru kematian istri (ay 12). Tamar menanyakan
‘bayaran’nya (ay 16b), tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk
mendapatkan tanggungan / jaminan yang bisa dijadikan bukti (ay 17-18).
7) Yehuda lalu mengirimkan ‘bayaran’ yang ia
janjikan dengan perantaraan sahabatnya, orang Adulam itu (ay 20), tetapi
‘pelacur’ itu tidak bisa dijumpai (ay 20-23).
Hal yang perlu diperhatikan di sini:
a)
Yehuda memang malu kalau
sampai menjadi ‘buah olok-olok orang’ (ay 23b), tetapi ia tidak merasa malu
bahwa sahabatnya tahu ia telah berzinah! Jelas bahwa ia juga tidak malu / takut
kepada Tuhan!
b)
Hiram juga kelihatan
kebrengsekannya karena ia mau dimintai tolong untuk memberikan bayaran kepada
seorang pelacur.
8) Yehuda mendengar bahwa Tamar mengandung, dan ia
menuntut supaya Tamar dihukum mati dengan dibakar (ay 24).
Yehuda menuntut
hukuman mati untuk menantunya yang berzinah, padahal ia sendiri juga berzinah!
Dan pada waktu terbukti bahwa ialah yang berzinah dengan Tamar, mengapa ia tidak
mempertahankan hukuman mati itu?
Penerapan:
Ini menunjukkan
bahwa kita cenderung untuk keras terhadap kesalahan orang lain, tetapi lunak /
penuh belas kasihan terhadap kesalahan kita sendiri. Bdk. Mat 7:1-5!
9) Tetapi Tamar lalu menunjukkan ‘tanggungan’ dari
laki-laki yang menghamilinya, dan ternyata itu adalah barang milik Yehuda (ay
25-26a).
Pengakuan Yehuda
dan juga tindakannya untuk tidak lagi bersetubuh dengan Tamar (ay 26)
menunjukkan pertobatan Yehuda.
10) Tamar
melahirkan anak kembar yaitu Peres dan Zerah (ay 27-30).
Pengikatan
dengan benang kirmizi terhadap bayi yang tangannya keluar dulu, menunjukkan
pentingnya kesulungan pada jaman itu!
III)
Tujuan dan pentingnya Kej 38.
1) Mengapa cerita ini harus diletakkan di sini,
menginterupsi cerita Yusuf yang dimulai dalam Kej 37?
a) Karena chronologynya (urut-urutan waktunya)
memang begitu.
Ada yang tidak
menyetujui hal ini dengan alasan bahwa selang waktu antara Yusuf dijual ke Mesir
dan pindahnya Yakub sekeluarga ke Mesir tidak cukup untuk dimasuki Kej 38 ini.
Untuk itu mari
kita melihat penjelasan di bawah ini:
·
Yakub pindah ke Mesir sekitar
22 tahun setelah Yusuf dijual.
Cara mendapatkan
bilangan ini adalah sbb: Yusuf dijual pada usia 17 tahun (37:2), dan ia
menghadap Firaun pada usia 30 tahun (41:46). Yakub dan keluarganya pindah ke
Mesir 9 tahun setelah Yusuf menghadap Firaun (7 tahun kelimpahan dan 2 tahun
kekurangan telah lewat - 41:53 & 45:6,11). Jadi pada saat Yakub pindah
ke Mesir, Yusuf berusia 39 tahun, atau 22 tahun setelah ia dijual ke Mesir.
·
Apakah Kej 38 ini bisa
terjadi dalam jangka waktu 22 tahun ini?
Kalau
Yehuda kawin langsung setelah Yusuf dijual, maka dalam 1 tahun ia sudah bisa
mendapatkan Er, dan dalam 4 tahun ia sudah bisa mendapatkan 3 anak laki-lakinya.
Kalau Er menikah dalam usia 15 tahun, dan 1 tahun berikutnya Onan mengawini
Tamar, maka ini baru mencapai tahun ke 17. Waktu 5 tahun yang tersisa cukup
untuk kelahiran anak kembar Yehuda dan Tamar, dan juga untuk 2 x perjalanan
Yehuda ke Mesir dalam Kej 42,43.
·
Satu-satunya ‘ganjelan’
yang tidak memungkinkan chronology ini adalah bahwa dalam Kej 46:8-12
dikatakan bahwa cucu-cucu Yehuda / anak-anak Peres, yaitu Hezron dan Hamul,
termasuk keturunan Yakub yang datang ke Mesir. Mengapa? Karena tak ada waktu
dalam 22 tahun itu untuk kelahiran cucu-cucu Yehuda di Kanaan. Untuk memecahkan
ini bisa ditafsirkan bahwa Kej 46:12b yang berbunyi ‘dan anak-anak Peres ialah
Hezron dan Hamul’ merupakan suatu keterangan tambahan, tapi tidak berarti
bahwa mereka termasuk keturunan Yakub yang pindah ke Mesir.
Catatan:
Perlu diingat bahwa kalaupun diambil pandangan bahwa Kej 38 terjadi sebelum
penjualan Yusuf ke Mesir (Kej 37), tetap belum memungkinkan kelahiran
cucu-cucu Yehuda di Kanaan, mengingat Yehuda lebih tua dari Yusuf paling banyak
3-4 tahun (lihat penjelasan dari Kej 30).
b) Untuk mengkontraskan kejahatan Yehuda dengan
kebaikan / kesalehan Yusuf, yang justru menolak perzinahan dengan istri Potifar
(Kej 39).
c) Supaya bisa terasa berlalunya waktu sementara Yusuf
ada di rumah Potifar (37:36 39:1-dst).
2) Kelahiran Peres dari Yehuda dan Tamar ini penting
karena Peres ini akhirnya menurunkan Kristus (bdk. Mat 1:3 Luk 3:33).
Diceritakannya skandal dan kebrengsekan Yehuda dalam Kitab Suci menunjukkan:
a) Kitab Suci tidak diedit / diubah oleh para ahli
Taurat, seperti yang dituduhkan oleh orang-orang agama lain!
Kalau memang
Kitab Suci diedit, maka pastilah bagian yang menceritakan tindakan memalukan
dari nenek moyang mereka ini (juga pembunuhan dan perampokan oleh Simeon dan
Lewi dalam Kej 34, dan incest Ruben dengan Bilha dalam Kej 35:22) akan
mereka hapuskan.
b) Dengan demikian terlihat bahwa Yehuda dipilih untuk
menurunkan Kristus, bukan karena ia baik tetapi semata-mata karena kasih karunia
Allah!
Calvin
menambahkan:
“It was fitting that the
race from which he sprang should be dishonoured by reproaches, that we, being
content with him alone, might seek nothing besides him”
(= adalah cocok bahwa suku dari mana Ia keluar dinodai dengan celaan, supaya
kita puas hanya dengan Dia, dan tidak mencari apapun selain Dia).
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali