Eksposisi
Kitab Kejadian
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KEJADIAN
22:1-19
Catatan: Kej 22:20-24 saya bahas bersama-sama dengan Kej 24.
I)
Abraham diuji.
1)
’mencoba’ (ay 1).
Terjemahan Kitab
Suci Indonesia ini sama dengan terjemahan KJV yang menterjemahkan ‘tempt’
(= mencobai).
a) Terjemahan ini salah / kurang tepat, dan ini
bertentangan dengan Yak 1:13, yang mengatakan bahwa Allah tidak mencobai
siapapun.
Terjemahan
RSV/NIV/NASB, yaitu ‘test’ (= menguji), lebih tepat.
b) Pencobaan diberikan oleh setan dengan maksud
menjatuhkan manusia. Ujian diberikan oleh Allah, dengan maksud mengangkat /
menguatkan kita.
2)
Ujian ini betul-betul datang dari Allah (ay 1-2).
Ada orang yang
menganggap bahwa tidak mungkin Allah menyuruh Abraham membunuh anaknya. Ini
hanyalah sesuatu yang timbul dalam pikiran Abraham. Ia mengira bahwa
Allah menghendakinya untuk membunuh anaknya. Tetapi anggapan seperti itu jelas
merupakan anggapan yang salah, karena ay 1-2 ini jelas menunjukkan bahwa
ujian itu datang dari Allah, karena Allah berfirman kepada Abraham, dan
menyuruhnya untuk mengorbankan anaknya.
3)
’korban bakaran’ (ay 2).
Dalam Im 1
ditunjukkan caranya memberikan ‘korban bakaran’ kepada Allah, yaitu korban
itu harus disembelih, lalu dibakar di atas mezbah.
Jadi, ini jelas
berbeda dengan cara Hanna mempersembahkan Samuel kepada Tuhan (1Sam 1:11,28).
4) Mengorbankan anak bagi dewa, adalah sesuatu yang
umum di dalam semua agama-agama kafir pada jaman itu.
Mulai jaman
Musa, hal seperti ini dilarang (bdk. Im 18:21 Im 20:2-5 Ul 12:31
Ul 18:10 2Raja-raja 16:3 2Raja-raja 17:17 Yeh 23:39).
Tetapi pada
jaman Abraham, jelas bahwa larangan ini belum ada.
5) Allah sendirilah yang memberikan Ishak kepada
Abraham. Dan sekarang Allah menguji apakah Abraham lebih mencintai Dia atau
pemberianNya! Banyak orang gagal dalam ujian seperti ini. Misalnya: orang yang
berdoa minta pekerjaan / anak / pacar dsb. Setelah Allah memberinya, maka ia
mementingkan / mengasihi hal itu lebih dari Allah.
Karena itu,
berhati-hatilah selalu akan pemberian / berkat Tuhan. Jangan mengasihi /
mementingkan pemberian / berkat itu lebih dari Si Pemberinya!
6)
Ujian ini berat sekali. Mengapa?
a) Karena Ishak adalah anak Abraham, bahkan anak
tunggal, yang jelas Ia kasihi (ay 2).
Penerapan:
Dalam menguji
Allah sering menuntut sesuatu yang paling kita kasihi! Karena apa? Karena Ia
adalah Allah yang cemburu (bdk. Kel 20:5)! Ia tidak mau ada sesuatu / seseorang
yang kita kasihi lebih dari Dia (Mat 10:37 Luk 14:26).
Renungkan:
apa / siapa yang paling saudara kasihi dalam hidup saudara? Kalau Allah
memintanya dari saudara, maukah saudara memberikannya?
b)
Karena Abraham mendapatkan Ishak setelah menunggu 25 tahun!
Andaikata
Abraham dan Sara bisa mendapatkan anak sama gampangnya seperti Yakub, maka itu
tentu berbeda. Tetapi Abraham dan Sara mendapatkan Ishak setelah menunggu 25
tahun, sehingga tentu menjadi sesuatu yang lebih berat untuk mempersembahkan
Ishak kepada Tuhan.
c)
Karena Ishak harus mati dengan cara dibunuh / disembelih!
d)
Karena Abraham sendirilah yang harus menyembelih Ishak!
e) Karena Abraham harus mempertanggungjawabkan
pembunuhan itu kepada Sara. Apa yang harus ia katakan kepada Sara?
f) Karena tanah / gunung Moria cukup jauh
jaraknya (bdk. ay 4: setelah hari ketiga Abraham baru bisa melihat tempat
itu dari jauh). Jaraknya lebih dari 60 mil dari tempat Abraham saat itu, dan
bisa dicapai dengan berjalan kaki selama 20 jam non stop.
Jarak yang jauh
/ waktu yang lama ini memperberat pergumulan Abraham!
g) Karena kelihatannya Allah menyuruh Abraham
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan firman / janjiNya yang lalu, yaitu
bahwa Ishak adalah anak janji, dan bahwa Ishak akan menjadi bangsa yang besar
(17:19 21:12).
Bandingkan
dengan Ibr 11:17-18 - perhatikan kata ‘walaupun’ yang menunjukkan
adanya pertentangan.
7) Mengapa Allah memberi Abraham ujian yang begitu
hebat? Jelas karena, oleh kasih karunia Allah, Abraham juga adalah orang yang
hebat! Bandingkan dengan 1Kor 10:13 yang mengatakan bahwa Allah tidak
membiarkan seseorang dicobai melampaui kekuatannya. Jadi kalau Allah mengijinkan
seseorang mengalami pencobaan yang hebat, atau kalau Allah memberikan ujian yang
hebat kepada seseorang, itu menunjukkan bahwa orang itu kuat.
Penerapan:
Kalau saudara
menghadapi ujian yang berat, maka dalam arti tertentu, saudara boleh
bangga, karena itu menunjukkan bahwa saudara juga hebat! (Catatan: tetapi pada
saat yang sama ingatlah bahwa saudara bisa menjadi hebat, karena kasih karunia /
pekerjaan Tuhan, dan karenanya ini bukan alasan untuk menjadi sombong).
Sebaliknya, kalau saudara tidak pernah mengalami ujian yang berat dalam hidup
saudara, mungkin sekali menunjukkan bahwa saudara mempunyai iman yang lemah
sekali, atau bahkan mungkin saudara belum beriman!
II)
Sikap Abraham dalam menghadapi ujian.
1)
’bangun’ (ay 3).
Ini menunjukkan
bahwa ia tetap bisa tidur malam itu! Hanya dengan adanya iman dan penyerahan
kepada Tuhan yang luar biasa yang memungkinkan orang bisa tidur pada saat
seperti itu!
2)
Taat langsung (ay 3).
a) Rupa-rupanya ‘taat secara langsung’ merupakan
kebiasaan Abraham (bdk. 21:14).
Apakah saudara
juga mempunyai kebiasaan seperti ini? Banyak orang selalu menunda untuk mentaati
Tuhan, tetapi menjadi marah kalau Tuhan menunda untuk mengabulkan doanya!
b) Abraham bukan hanya tidak menunda ketaatan, tapi ia
bahkan tidak bertanya ‘mengapa Tuhan?’
Seorang penafsir
berkata: “God’s behests are not to be
questioned but executed” (= perintah-perintah
Allah tidak untuk dipertanyakan, tetapi untuk dilaksanakan).
3) Dalam perjalanan selama beberapa hari itu, Abraham
tidak maju mundur dalam keputusannya untuk mentaati Tuhan.
Penerapan:
Apakah saudara
sering plin-plan dalam ketaatan / penyerahan / commitment saudara kepada
Tuhan? Mungkin suatu kali saudara memutuskan untuk mentaati Tuhan dalam
memberikan persembahan persepuluhan, tetapi baru beberapa bulan, saudara lalu
menarik diri dari keputusan itu. Mungkin suatu kali saudara memutuskan untuk
rajin datang dalam Pemahaman Alkitab, tetapi baru beberapa minggu saudara sudah
berhenti datang ke Pemahaman Alkitab itu. Mungkin suatu kali saudara memutuskan
untuk melayani Tuhan, tetapi sebentar lagi saudara kembali tertarik pada dunia
dan berhenti melayani Tuhan. Kalau saudara adalah orang yang seperti itu,
belajarlah untuk bisa menjadi seperti Abraham.
4)
Kata-kata Abraham kepada bujang-bujangnya (ay 5).
a)
’tinggallah kamu di sini’.
Mengapa Abraham
tidak membiarkan mereka ikut ke puncak gunung? Karena ia tidak mau bujang-bujang
itu menghalanginya membunuh Ishak! Ia berusaha menyingkirkan semua hal yang bisa
menghalanginya untuk mentaati Tuhan! Andaikata saudara yang menjadi Abraham,
mungkin sekali saudara justru akan membawa 20 bujang untuk ikut naik ke puncak
gunung!
b)
’sesudah itu kami kembali kepadamu’.
Kata ‘kami’
berarti ‘Abraham dan Ishak’! Padahal ia naik ke atas untuk mempersembahkan
Ishak sebagai korban bakaran kepada Tuhan. Lalu bagaimana ia bisa berkata ‘kami
kembali kepadamu’?
Ada macam-macam
pandangan:
·
ini adalah dusta.
·
ini sekedar suatu harapan
yang tidak pasti.
·
ini merupakan nubuat yang
tidak disadari (bdk. Yoh 11:49-51).
·
ia betul-betul beriman akan
hal itu (bdk. Ibr 11:17-19).
Saya berpendapat
bahwa pandangan yang benar adalah pandangan yang terakhir!
5)
Dialog antara Ishak dengan Abraham (ay 7-8).
a)
Pertanyaan Ishak ini pasti sangat menyakitkan bagi Abraham.
b) Sukar dikatakan apakah jawaban Abraham ini adalah
dusta, atau bahwa ia menjawab dengan iman (tetapi, sekalipun ia beriman, dari
mana ia tahu bahwa Allah akan menyediakan dombanya?).
6)
Ay 9-10: Abraham betul-betul mau membunuh Ishak!
Ini menunjukkan
bahwa:
a)
Abraham mengasihi Tuhan lebih dari semua!
Padahal pada
saat itu, salib (yang merupakan puncak pernyataan kasih Allah) belum terjadi!
Sekarang, setelah salib itu terjadi, kita harus lebih-lebih mengasihi Allah
lebih dari semua!
b)
Abraham mau memberikan yang terbaik kepada Tuhan
Illustrasi:
Suatu hari, seorang misionaris Amerika yang tinggal di India, melihat seorang
ibu India yang beragama Hindu, berjalan menuju Sungai Gangga sambil membawa 2
orang anaknya, yang satu lumpuh dan buta, tetapi yang satunya sempurna.
Misionaris itu tahu bahwa ibu itu akan mempersembahkan anaknya di Sungai Gangga
dan misionaris itu berusaha untuk membujuk ibu itu supaya tidak mengorbankan
anaknya di Sungai Gangga, tetapi ia tidak berhasil. Ibu itu tetap pergi ke
Sungai Gangga dan mengorbankan salah satu anaknya bagi dewanya. Pada saat ia
kembali, maka misionaris itu melihat bahwa anaknya tinggal satu, yaitu yang
lumpuh dan buta! Misionaris itu lalu bertanya: ‘Ibu, kalau engkau harus
mempersembahkan salah satu anakmu, mengapa engkau tidak memberikan anak yang
lumpuh dan buta ini?’. Ibu itu menjawab: ‘O tuan, aku tidak tahu Allah
macam apa yang kamu punyai di Amerika. Tetapi aku tahu bahwa di India ini, allah
kami mengharapkan kami untuk memberikan yang terbaik kepada dia!’.
Banyak dari kita
(yang mengaku percaya bahwa Allah telah rela menjadi manusia, menderita dan mati
bagi kita) sangat kikir dalam memberikan sesuatu kepada Tuhan. Bukankah kita
seharusnya merasa malu kalau dibandingkan dengan ibu itu? Maukah saudara
memberikan yang terbaik kepada Tuhan?
c) Keyakinan Abraham tentang akan tergenapinya janji
Tuhan, tidak ia letakkan pada Ishak yang adalah anak perjanjian itu, tetapi pada
Tuhan / firman Tuhan sendiri! Bdk. Ibr 11:17-19!
Penerapan:
Tuhan memang
sering menggunakan manusia untuk menepati janjiNya. Misalnya: Ia bisa
menggunakan boss / orang tua saudara untuk mencukupi hidup saudara sesuai dengan
janjiNya dalam Mat 6:25-34. Tetapi, saudara harus tetap bersandar /
meletakkan keyakinan saudara pada Tuhan / firman Tuhan, dan bukan pada orang tua
/ boss saudara!
III)
Tindakan Tuhan.
1)
Ay 11-12.
a)
Siapakah ‘Malaikat Tuhan’ ini?
Pada satu segi,
kelihatannya Malaikat Tuhan ini adalah Allah / Tuhan sendiri. Ini terlihat dari:
·
Abraham menyebutNya
‘Tuhan’ (ay 11b).
·
Malaikat Tuhan itu berkata
‘... engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu’
(ay 12b).
Tetapi dari segi
yang lain, kelihatannya Malaikat Tuhan ini membedakan diriNya dengan Allah /
Tuhan. Ini terlihat dari kata-kataNya kepada Abraham dalam ay 12: ‘...
telah Kuketahui sekarang bahwa engkau takut akan Allah’. Bahwa Ia
mengatakan ‘takut akan Allah’, bukan ‘takut kepadaKu’,
menunjukkan bahwa Ia membedakan diriNya dari Allah!
Karena itu,
bagian ini bisa dijadikan salah satu dasar dari doktrin Allah Tritunggal!
Barnes’
Notes:
“That one can be God and
yet so distinct from Him in one sense as to be able to say, ‘I know that thou
fearest God’, is to be explained on the ground of the distinction of divine
persons” (= bahwa seseorang bisa adalah
Allah, tetapi juga begitu berbeda dengan Dia dalam arti tertentu sehingga bisa
berkata ‘Aku tahu bahwa engkau takut akan Allah’, harus dijelaskan
berdasarkan perbedaan dari pribadi-pribadi ilahi).
Dalam ay 16-18,
‘Malaikat Tuhan’ itu berseru (ay 15), tetapi Ia lalu berkata
‘demikianlah firman TUHAN’ (ay 16). Dari sini kita bisa mendapatkan
adanya 2 kemungkinan:
¨
istilah ‘Malaikat Tuhan’
dan ‘TUHAN’ digunakan secara interchangeable (= bisa dibolak balik),
dan ini menunjukkan bahwa Malaikat Tuhan itu adalah TUHAN sendiri.
¨
Malaikat Tuhan itu
menyampaikan firman dari TUHAN, dan ini menunjukkan bahwa Malaikat Tuhan itu
berbeda dengan TUHAN.
b)
’Jangan bunuh anak itu’ (ay 12).
·
Ini tidak berarti bahwa Tuhan
mengubah RencanaNya! Dari semula maksud Tuhan hanya menguji Abraham!
·
Ini adalah suatu bagian yang
bersifat descriptive (= menggambarkan). Dan karena itu, hal ini tidak
boleh dianggap sebagai rumus / hukum. Artinya: ini tidak selalu terjadi! Bisa
saja Tuhan meminta sesuatu yang saudara kasihi, dan pada waktu saudara
menyerahkannya kepada Tuhan, Tuhan betul-betul menerimaNya!
c)
’telah Kuketahui sekarang bahwa engkau takut akan Allah’ (ay 12).
Jelas bahwa
bagian ini tidak berarti bahwa tadinya Allah tidak tahu kalau Abraham takut
kepadaNya! Ada 2 buah penafsiran tentang bagian ini:
·
ini adalah bahasa
Anthropomorphism (= bahasa yang menggambarkan Allah seakan-akan Ia adalah
manusia).
Arti dari
kata-kata ini ialah: dengan tindakannya itu Abraham membuktikan bahwa ia takut
kepada Allah.
·
kata ‘tahu’ diartikan ‘know
by experience (= tahu melalui pengalaman). Jadi, tadinya Allah hanya tahu
secara intelektual, tetapi sekarang Ia tahu dari pengalamanNya, bahwa Abraham
takut kepadaNya.
2)
Ay 13-14.
a) Allah memberikan domba sebagai pengganti Ishak.
Karena itu, domba ini sering dianggap sebagai TYPE dari Kristus, karena
Kristuspun juga adalah pengganti (substitute) kita dalam menerima hukuman
Tuhan.
b)
’Tuhan menyediakan’.
Menanggapi
bagian ini, Calvin mengatakan: dengan kata-kata ini Abraham mengakui bahwa domba
itu bisa ada disana, bukan karena kebetulan saja, tetapi karena pengaturan Tuhan
(Providence of God)!
c)
Domba itu baru disediakan di atas gunung!
Tuhan tidak
memberikannya di kaki gunung, karena itu akan menghancurkan ujian untuk Abraham
itu. Tetapi Tuhan juga tidak memberikannya secara terlambat pada waktu Abraham
sudah menyembelih Ishak, atau pada waktu Abraham sudah turun dari gunung tanpa
memberi persembahan apa-apa kepada Tuhan! Tuhan selalu memberikan pada waktunya!
3)
Ay 15-18.
a) Tuhan bersumpah demi diriNya sendiri, karena tidak
ada orang / makhluk yang lebih tinggi dari Dia (bdk. Ibr 6:13,16).
b) Karena Abraham taat kepada Tuhan, maka Allah
mengulangi janjiNya dengan sumpah, untuk memberikan keyakinan yang baru, yang
lebih teguh, kepada Abraham!
Seorang penafsir
mengatakan: “To obey is to find new
assurance” (= mentaati berarti menemukan
keyakinan yang baru).
Bandingkan
dengan Yak 2:22 Yoh 8:31-32!
Penerapan:
·
apakah saudara merasa bahwa
iman saudara tidak bertumbuh? Saudara masih sering kuatir, takut dsb? Mungkin
sekali itu disebabkan oleh dosa yang saudara pertahankan! Taatlah kepada Tuhan
dalam segala hal, maka iman saudara akan bertumbuh!
·
Apakah saudara mempunyai
keyakinan keselamatan?
Orang kristen
yang terus mempertahankan dosa tertentu, bisa tidak mempunyai keyakinan
keselamatan, atau kehilangan keyakinan keselamatannya! (bukan kehilangan
keselamatan, tetapi kehilangan keyakinan keselamatan!). Karena itu
bertobatlah dan taatlah kepada Tuhan, maka Ia pasti akan menumbuhkan iman
saudara dalam hal itu!
Penutup:
Abraham
menerima berkat yang luar biasa dari Tuhan, karena ia mengasihi Tuhan di atas
segala sesuatu, dan Ia rela memberikan yang terbaik kepada Tuhan! Maukah saudara
menirunya?
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali