Eksposisi
Kitab Kejadian
oleh: Pdt. Budi Asali MDiv.
KEJADIAN
21:1-21
I)
Kelahiran Ishak (ay 1-7).
1) Kelahiran Ishak jelas merupakan pekerjaan Tuhan.
Sebetulnya,
kalau sepasang suami istri bisa mempunyai anak, maka itu pasti merupakan
pekerjaan Tuhan (bdk. Maz 127:3), tetapi lebih-lebih dalam kasus Ishak ini,
dimana Abraham sudah berusia 100 tahun (ay 5), dan Sara adalah perempuan
mandul yang berusia 90 tahun dan sudah mati haid / menopause (bdk. Ro 4:19)!
2) Tuhan memberikan Ishak untuk menepati firman /
janjiNya (ay 1-2).
Ini menunjukkan
bahwa firman / janji Tuhan pasti digenapi, karena Tuhan itu setia pada janjiNya
dan Ia tidak mungkin / tidak bisa berdusta (bdk. Bil 23:19 Ibr 6:18).
3) Dari sudut Abraham dan Sara, mereka bisa mendapatkan
Ishak karena mereka beriman (Ibr 11:11).
Mereka tetap
beriman sekalipun kelihatannya tidak mungkin (bdk. Ro 4:17-21), dan mereka
tekun menunggu selama 25 tahun!
Penerapan:
Bertekunlah
dalam menunggu Tuhan, Ia tidak mungkin tidak menepati janjiNya!
4)
Dalam peristiwa kelahiran Ishak ini, kita bisa melihat ketaatan Abraham:
a) Ia menamai anaknya Ishak (ay 3), sesuai dengan
perintah Tuhan dalam Kej 17:19.
Nama Ishak dalam
bahasa Ibrani sebetulnya adalah YITSCHAQ, yang berarti ‘he laughs’ (=
ia tertawa).
b) Ia menyunat anak itu ketika berusia 8 hari (ay 4),
sesuai dengan perintah Tuhan dalam Kej 17:10-12.
Abraham sendiri,
Ismael dan orang laki-laki lain di antara mereka, juga disunat. Karena itu,
Abraham pasti tahu sakitnya hal itu, dan pasti ada perasaan kasihan dalam diri
Abraham pada waktu ia mau menyunat Ishak yang masih berusia 8 hari itu! Tetapi
ketundukannya kepada Tuhan lebih besar dari pada rasa kasihannya kepada Ishak,
dan karena itu ia tetap menyunat Ishak! (bandingkan dengan Kel 4:24-26 dimana
Musa tidak menyunat anaknya sehingga hampir dibunuh oleh Tuhan).
Bagian ini
menunjukkan pentingnya sakramen (dalam Perjanjian Baru: yang termasuk sakramen
adalah Baptisan dan Perjamuan Kudus)! Apakah saudara menyadari hal itu?
5)
Sara tertawa (ay 6-7).
Sekarang ia
tertawa, bukan lagi karena tidak percaya seperti dalam Kej 18:12-15, tetapi
karena sukacita! Dan bukan hanya dia sendiri yang bersukacita, tetapi banyak
orang lain bersama dengan dia.
Ay 6:
‘akan tertawa karena aku’.
KJV/NIV/NASB: ‘will
laugh with me’ (= akan tertawa dengan aku).
Jadi, yang
dimaksud bukannya bahwa orang-orang itu mentertawai Sara, tetapi tertawa bersama
Sara, atau bersukacita bersama Sara! Bdk. Ro 12:15a 1Kor 12:26.
Adalah sesuatu
yang menggelikan dan tolol untuk menggunakan bagian ini sebagai dasar dari
Toronto Blessing / tertawa dalam roh! Sara tertawa karena sukacita, dan ia
bersukacita karena ada penyebab yang wajar, yaitu ia mendapatkan anak. Ini
berbeda dengan tertawanya orang yang terkena Toronto Blessing, yang tertawa
tanpa alasan apa-apa!
Catatan:
kalau saudara mau tahu lebih banyak tentang kesalahan-kesalahan dari Toronto
Blessing, bacalah buku saya yang berjudul: ‘Toronto
Blessing: Alkitabiahkah?’
II)
Pengusiran Hagar & Ismael (ay 8-14).
1)
Penyapihan Ishak (ay 8).
a)
’disapih’ berarti cerai susu (bdk. 1Sam 1:22-24).
Tradisi saat itu
menunjukkan bahwa penyapihan dilakukan pada saat anak berusia 3 tahun. Ini
bisa terlihat dari beberapa hal seperti:
·
1Sam 1:22-28 menunjukkan
bahwa Samuel diserahkan kepada Eli setelah disapih. Tidak mungkin ia diserahkan
pada saat berusia 1 tahun, karena itu pasti akan merepotkan imam Eli yang harus
menjadi ‘baby sitter’ (= penjaga bayi). Mungkin sekali ia diserahkan
dalam usia 3 tahun.
·
2Taw 31:16 (baca
kontexnya) menunjukkan bahwa raja Hizkia memberikan persediaan untuk anak-anak
diatas 3 tahun. Mengapa? Karena anak dibawah 3 tahun belum disapih, sehingga
tidak membutuhkan persediaan
·
2Makabe 7:27
menceritakan tentang seorang ibu yang berkata kepada anaknya: “Anakku,
kasihanilah aku yang 9 bulan lamanya mengandungmu dan 3 tahun lamanya
menyusuimu”.
Catatan:
kitab Makabe termasuk dalam kitab-kitab Apocrypha / Deutrokanonika, yang tidak
kita akui sebagai Firman Tuhan / Kitab Suci! Tetapi, bagaimanapun juga, ini
adalah tulisan kuno, yang sudah ada pada jaman Yesus dan rasul-rasul. Sekalipun
penulisnya tidak diilhami oleh Roh Kudus, dan karena itu tulisannya tidak kita
akui sebagai Firman Tuhan, tetapi rasanya tidak mungkin penulisnya menulis
sesuatu yang secara terang-terangan bertentangan dengan tradisi / fakta saat
itu. Jadi, saya berpendapat bahwa penyapihan dalam usia 3 tahun yang dikatakan
oleh ayat itu bisa dipercayai kebenarannya.
b) Abraham mengadakan pesta dalam peristiwa penyapihan
Ishak tersebut (ay 8).
·
Abraham adalah orang beriman
/ rohani, tetapi ia toh mengadakan pesta. Yesus sendiri pergi ke pesta (Yoh 2:1-11).
Karena itu jelaslah bahwa orang Kristen boleh pesta! Tetapi Kitab Suci memang
memperingati kita terhadap pesta pora yang berlebih-lebihan (Luk
21:34-36)!
·
Ada orang yang menanyakan
mengapa Abraham mengadakan pesta pada saat Ishak disapih, bukan pada saat Ishak
lahir atau pada saat Ishak disunat.
Jawabnya adalah: mungkin
sekali saat itu Abraham juga mengadakan pesta, tetapi tidak diceritakan dalam
Kitab Suci karena dianggap tidak penting. Tetapi pesta yang ini diceritakan
karena dianggap penting, karena pada saat pesta inilah terjadi penghinaan oleh
Ismael kepada Ishak!
2)
Apa yang Ismael lakukan terhadap Ishak (ay 9).
a)
Ay 9: ‘sedang main dengan Ishak’.
RSV: ‘playing’
(= bermain).
KJV/NIV/NASB: ‘mocking’
(= mengejek).
Kata bahasa
Ibraninya adalah METSACHEQ, yang bisa berarti:
·
playing
(= bermain).
·
laughing
(= tertawa).
·
mocking
(= mengejek).
Dalam Kej 19:14,
kata Ibrani KIMTSACHEQ (sebetulnya kata yang sama dengan kata Ibrani di atas,
hanya diberi tambahan suatu kata depan yang berarti ‘sebagai / seperti’),
diterjemahkan ‘sebagai olok-olok’.
Dan dalam Kej 39:14,17,
kata Ibrani LETSACHEQ (yang menggunakan kata dasar yang sama dengan kata Ibrani
di atas), diterjemahkan ‘mempermainkan’.
Ada 2 alasan
yang sangat kuat yang menyebabkan tindakan Ismael ini tidak mungkin diartikan
sebagai sekedar ‘bermain’, ‘tertawa’ atau bahkan ‘menggoda’:
¨
Kemarahan Sara (ay 10).
Kalau memang Ismael hanya
sekedar bermain, tertawa atau menggoda Ishak, tidak mungkin Sara mengeluarkan
reaksi yang begitu keras!
¨
Dalam Gal 4:29, Paulus,
yang jelas memaksudkan peristiwa ini (baca Gal 4:28-30), menggunakan kata
‘menganiaya’!
Jadi jelaslah
bahwa apa yang Ismael lakukan adalah: mentertawai, mengejek, menghina Ishak!
b) Apakah saat itu Ismael sudah cukup umur untuk
mempertanggung-jawabkan tindakannya itu?
Sekalipun dalam
ay 12,14,15,16,17,18,19,20 Ismael berulang kali disebut ‘anak’, tetapi
kata yang dipakai adalah kata Ibrani NAAR dan YELED, yang sekalipun bisa
berarti ‘anak kecil’, tetapi bisa juga berarti ‘remaja’.
Ismael 14 tahun
lebih tua dari Ishak (bandingkan Kej 16:16 dengan Kej 21:5), sehingga
kalau Ishak berusia 3 tahun, maka Ismael saat itu berusia 17 tahun. Karena itu,
jelas bahwa saat itu ia sudah cukup umur untuk mempertanggungjawabkan
tindakannya!
c)
Mungkin sekali Ismael meniru kebiasaan ibunya.
Dalam Kej 16:4-5
kita lihat bahwa Hagar memandang rendah / menghina Sarai. Mungkin ini memang
merupakan kebiasaannya, dan akhirnya Ismael yang berulang kali melihat hal
itu, lalu menirunya!
Penerapan:
Hati-hati dengan
sikap, tindakan, kata-kata saudara, karena itu bisa memberi teladan jelek bagi
anak, cucu, keponakan saudara!
d) Apa yang Ismael lakukan bukanlah sekedar mengejek
diri Ishak (aneh rasanya ada orang yang mengejek anak berusia 3 tahun!), tetapi
mengejek / menghina Ishak sebagai penggenapan janji Tuhan.
Ia pasti sudah
mendengar bahwa anak janji yang dimaksud oleh Tuhan adalah Ishak dan bukan dia
sendiri. Rasa iri hati / benci menyebabkan ia lalu mengejek Ishak berhubungan
dengan kedudukan Ishak sebagai anak janji. Karena itu, pada hakekatnya, Ismael
bukan sekedar menghina Ishak, tetapi juga menghina iman Abraham, janji Tuhan,
bahkan Tuhan sendiri!
e) Gal 4:29 menggunakan pengejekan Ismael terhadap
Ishak sebagai gambaran penganiayaan orang kafir terhadap orang kristen. Ada
beberapa pandangan tentang hal ini:
·
Paulus mengallegorikan cerita
tersebut.
Kalaupun ini
benar, ini tidak berarti bahwa kita boleh mengalegorikan seadanya cerita yang
bersifat historis!
·
Paulus menggunakan peristiwa
penghinaan Ismael terhadap Ishak sebagai suatu TYPE.
·
Paulus sekedar
menganalogikan. Kalau pada jaman dahulu terjadi penganiayaan oleh orang kafir
terhadap orang percaya, demikian juga pada jaman sekarang.
3)
Sikap Sara melihat penghinaan Ismael itu (ay 10).
a)
Sara menyuruh Abraham mengusir Hagar dan Ismael.
Kata Ibrani yang
diterjemahkan ‘usirlah’ dalam ay 10 ini, adalah kata GARASH, yang dalam
Im 21:7 diterjemahkan ‘cerai’. Memang di sini tidak bisa
diterjemahkan ‘menceraikan’ karena kata itu berhubungan dengan Hagar maupun
Ismael. Tetapi bisa saja secara implicit itulah yang dimaksud oleh Sara.
b)
Benarkah sikap Sara ini?
·
ada orang yang berpendapat
bahwa Sara benar mutlak, dengan alasan:
*
ay 12: Tuhan menyuruh
Abraham mentaati Sara.
*
Gal 4:30 memandang
kata-kata Sara itu sebagai kata-kata Kitab Suci!
·
ada orang yang berpendapat
bahwa Sara bertindak keterlaluan, karena:
*
ia memerintah suaminya.
*
ia membalas kejahatan dengan
kejahatan.
Yang manapun
yang benar, yang jelas adalah bahwa Sara sedang dikuasai oleh Tuhan, yang
bekerja dalam segala sesuatu untuk melaksanakan RencanaNya yang kekal.
4)
Sikap Abraham (ay 11).
Dikatakan bahwa
kata-kata Sara itu ‘sangat menyebalkan Abraham’ [NIV: ‘distressed
Abraham greatly’ (= sangat menyedihkan Abraham)].
Ini menunjukkan
bahwa:
·
Di sini Abraham merasakan
akibat / hukuman dari dosa polygamy yang ia lakukan!
·
Abraham segan mentaati Sara,
karena:
*
ia mencintai Ismael.
*
ia telah belajar dari
kesalahannya dalam Kej 16:2-3 dimana ia mentaati Sara untuk mengawini
Hagar. Sekarang ia tak mau mengulangi kesalahannya itu!
Penerapan:
Apakah saudara
belajar dari kesalahan saudara?
5)
Firman Tuhan kepada Abraham (ay 12-13).
a)
Allah menyuruh Abraham untuk mentaati Sara (ay 12).
·
ini tidak berarti bahwa Sara
pasti betul mutlak! Bisa saja bahwa apa yang Sara minta itu memang sesuai dengan
Rencana Allah, tetapi Sara mempunyai motivasi dan sikap hati yang berbeda dengan
Allah.
·
Tuhan hanya menyuruh Abraham
mentaati kata-kata Sara dalam ay 10. Jadi bagian ini tidak boleh diartikan
bahwa Tuhan menghendaki suami tunduk kepada istri!
·
Seseorang mengatakan: “Thus
Abraham had better authority for his divorce from Hagar than he had for his
marriage with her” (= Jadi, Abraham
mempunyai otoritas yang lebih baik untuk perceraiannya dengan Hagar dari pada
pernikahannya dengan dia).
Perhatikan juga
bahwa Tuhan tidak menyebut Hagar sebagai ‘istri Abraham’, tetapi sebagai
‘hamba / budak’ (ay 12-13 bdk. Kej 16:8), yang menunjukkan bahwa
pernikahan Abraham dengan Hagar tidak diakui oleh Allah.
b) Allah mengingatkan Abraham bahwa Ishaklah yang
adalah anak janji! (ay 12b).
c) Allah menghibur Abraham dengan mengatakan bahwa
Ismael juga akan dibuat menjadi suatu bangsa, karena ia adalah keturunan Abraham
(ay 13).
6)
Ketaatan Abraham (ay 14).
a) Ay 14: “Keesokan
harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya
kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian
disuruhnyalah perempuan itu pergi”.
Terjemahan dari
ay 14 dalam Kitab Suci Indonesia ini salah! Tidak mungkin Abraham
meletakkan roti dan air dan Ismael yang sudah berumur 17 tahun itu di
atas bahu Hagar!
NIV: ‘he
set them on her shoulders and then sent her off with the boy’ (= ia
meletakkan mereka pada pundaknya dan lalu menyuruhnya pergi dengan anak itu).
NASB: ‘and
gave them to Hagar, putting them on her shoulder, and gave her the boy, and sent
her away’ (= dan memberikan mereka kepada Hagar, meletakkan mereka pada
pundaknya, dan memberikan anak itu kepadanya, dan menyuruhnya pergi).
Jadi diletakkan
pada pundak Hagar hanyalah roti dan air, tetapi bukan Ismael.
b) Dari ay 14 ini terlihat bahwa Abraham, langsung
mentaati perintah Tuhan untuk mengusir Hagar dan Ismael.
Seseorang
mengatakan: “He who before doubted and
lingered to do it when Sarah’s passion suggested it, when once he understands
it to be God’s will, he makes haste to execute it”
(= ia yang tadinya ragu-ragu dan berlambat-lambat untuk melakukannya ketika
nafsu Sara mengusulkannya, pada waktu ia mengerti bahwa itu adalah kehendak
Allah, ia terburu-buru melaksanakannya).
Penerapan:
Banyak orang
kristen yang mempunyai sikap yang bertentangan dengan sikap Abraham. Kalau itu
perintah Tuhan, mereka berlambat-lambat mentaatinya. Tetapi kalau itu perintah
dari boss / suami dsb, mereka langsung mentaatinya. Apakah saudara bersikap
seperti itu!
c) Di sini lagi-lagi kita melihat bahwa Abraham tidak
hidup menuruti perasaannya. Ia bahkan menundukkan perasaannya kepada Firman
Tuhan!
Penerapan:
Apakah saudara
masih sering mentaati perasaan saudara yang bertentangan dengan Firman Tuhan?
Misalnya pada saat:
·
saudara merasa malas untuk
pergi ke gereja.
·
saudara marah kepada
seseorang.
Maukah saudara,
sama seperti Abraham, tunduk kepada Firman Tuhan dan bukan kepada perasaan
saudara sendiri? Kalau saudara marah atau benci kepada seseorang, atau kalau
saudara malas untuk pergi ke gereja, atau kalau saudara malas untuk berdoa /
belajar Firman Tuhan, apa yang saudara lakukan? Menuruti perasaan saudara atau
menuruti Firman Tuhan?
III)
Pengalaman Hagar dan Ismael (ay 15-21).
1)
Mereka kehabisan air (ay 15).
Abraham memberi
mereka hanya sedikit persediaan, mungkin karena mereka tidak dimaksudkan untuk
mengembara jarak jauh. Tetapi rupanya mereka tersesat sehingga akhirnya mereka
kehabisan air.
2) Pada saat itu, mereka hanya menangis, tetapi mereka
tidak berdoa (ay 16-17).
Ay 16
menunjukkan Hagar yang hanya menangis dalam keputusasaan. Dan ay 17
mengatakan bahwa Allah mendengar suara anak itu, bukan doa anak
itu. Jadi, rupanya Ismaelpun hanya menangis, tetapi tidak berdoa!
Penerapan:
Seringkah
saudara bersikap seperti ini pada waktu saudara mengalami penderitaan / problem?
Ingatlah, bagaimanapun besarnya problem saudara, Allah masih jauh lebih besar
dari pada problem saudara itu. Karena itu, janganlah sekedar menangis dan
berputus asa. Berdoalah dan berimanlah / berharaplah kepada Allah!
3)
Mereka mengalami pertolongan Tuhan (ay 17-20).
a) Allah menolong mereka karena janjiNya kepada Abraham
(ay 13 bdk. Kej 17:20).
b)
Allah membuka mata Hagar sehingga ia melihat sumur (ay 19).
Jelas bahwa ini
bukan mujijat penciptaan sumur baru. Sumur itu sudah lama ada disitu, tetapi
tanpa pencelikan mata dari Tuhan, Hagar tidak melihatnya! Ini betul-betul
menunjukkan betapa tergantungnya manusia kepada Allah, bahkan dalam hal jasmani
sekalipun!
Calvin:
“When God leaves us destitute of his
superintendence and takes away his grace from us, we are as much deprived of
all the aids which are close at hand, as if they were removed to the greatest
distance” (= pada saat Allah
meninggalkan kita tanpa pengarahanNya dan mencabut kasih karuniaNya dari kita,
kita menjadi kehilangan semua pertolongan yang dekat dengan kita, seakan-akan
mereka disingkirkan ke tempat yang terjauh).
Renungkan:
apakah saudara betul-betul merasa bahwa dalam hal jasmanipun saudara secara
mutlak tergantung kepada Allah? Pada saat saudara menaikkan doa Bapa Kami,
bisakah saudara mengucapkan kalimat ‘berilah kami pada hari ini makanan kami
yang secukupnya’ betul-betul dari hati saudara?
Kalau dalam hal
jasmani saja manusia begitu tergantung kepada Allah, apalagi dalam hal rohani!
(bdk. Luk 24:45 Kis 16:14).
c)
Allah menyertai anak itu (ay 20).
Bagaimana Allah
bisa menyertai Ismael padahal Ismael jelas bukan termasuk orang pilihanNya?
Perlu saudara sadari bahwa ada bermacam-macam tingkat penyertaan Tuhan.
PenyertaanNya kepada Ismael tentu tidak bisa disamakan dengan penyertaanNya
kepada orang-orang pilihanNya!
Luther secara
salah menafsirkan bagian ini dengan berkata: penyertaan Tuhan kepada Ismael ini
menyebabkan ia menjadi seorang pengkhotbah dan mendirikan gereja
ditengah-tengah orang kafir! Entah dari mana dan apa dasarnya ia menafsirkan
seperti ini.
Penyertaan Allah
kepada Ismael bersifat jasmani dan itu menyebabkan Ismael bisa bertumbuh dan
menjadi seorang pemanah, sehingga bisa mencari makan untuk dirinya sendiri.
4)
Pernikahan Ismael (ay 21).
a) Pada waktu Abraham mencarikan istri untuk Ishak, ia
tidak mau mendapatkan orang Kanaan yang kafir (Kej 24). Tetapi pada waktu
Hagar mencarikan istri untuk Ismael, ia justru mendapatkan orang Mesir (sama
dengan dia - bdk. Kej 16:1), yang jelas adalah orang kafir!
b) Hal ini menyebabkan gap (= celah) antara
keturunan Ishak dan keturunan Ismael menjadi semakin besar!
Kesimpulan:
Mula-mula
Allah membiarkan Ismael dan Hagar (bukan pilihan / tidak percaya) ada di dalam
keluarga Abraham. Tetapi setelah anak janji yaitu Ishak (orang pilihan /
percaya) muncul, Allah mengatur sehingga Ismael dan Hagar dipisahkan, bahkan
makin lama makin jauh.
Kalau
saudara bukan orang kristen yang sungguh-sungguh, cepatlah bertobat sebelum
Tuhan memisahkan saudara dari gereja Tuhan!
-AMIN-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali