Kebaktian

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Minggu, tgl 7 Oktober 2012, pk 17.00

 

Pdt. Budi Asali

(HP: 7064-1331 / 6050-1331)

[email protected]

 

b)   Yes 9:5 - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai”.

 

Ayat ini pada bagian awalnya menekankan kemanusiaan Yesus, tetapi pada bagian akhirnya menekankan keilahianNya. Dan ayat ini menyebut Yesus sebagai ‘Allah yang perkasa’!

 

Saksi Yehuwa mengatakan bahwa Yesus hanya disebut dengan istilah ‘Allah yang perkasa’ (Ibrani: EL GIBOR), bukan ‘Allah yang maha kuasa’ (Ibrani: EL SHADDAY) seperti Bapa.

Kej 17:1 - “Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: ‘Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapanKu dengan tidak bercela”.

Karena itu, Yesus hanyalah ‘allah kecil’, bukan betul-betul Allah.

 

Jawaban saya:

 

1.   Istilah ‘allah kecil’ yang digunakan oleh Saksi Yehuwa hanya bisa ada dalam Polytheisme, yang mempercayai banyak dewa / allah, dan yang satu lebih besar dari yang lain.

 

Walter Martin: “the Watchtower ... make Jesus ‘a second god’ and thus introduce polytheism into Christianity” [= Menara Pengawal ... membuat Yesus ‘allah yang kedua’ dan dengan demikian memasukkan polytheisme ke dalam kekristenan] - ‘The Kingdom of the Cults’, hal 69.

Catatan: istilah ‘the Watchtower’ (= Menara Pengawal) merupakan nama dari majalah pertama dan terutama dari Saksi Yehuwa, sehingga menjadi semacam merk yang khas bagi mereka.

 

Jadi, kepercayaan Saksi Yehuwa tentang Yesus sebagai ‘allah kecil’ itu membuat Saksi Yehuwa menjadi satu golongan dengan agama-agama kafir. Saksi Yehuwa menuduh bahwa banyak ajaran Kristen yang berasal dari kepercayaan kafir, misalnya ajaran tentang Allah Tritunggal, tentang jiwa yang tidak bisa mati, tentang neraka, dan sebagainya, tetapi sebetulnya ini seperti ‘maling teriak maling’, karena ajaran Saksi Yehuwa sendirilah yang berbau kepercayaan kafir.

 

2.   Pandangan Saksi Yehuwa tentang Yesus sebagai ‘allah kecil’ ini juga bertentangan dengan:

a.   Kel 20:3 - “Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu”.

Lucunya, Saksi-Saksi Yehuwa justru menggunakan Kel 20:3 ini untuk menyerang doktrin Allah Tritunggal (‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 13). Tetapi serangan itu justru menjadi bumerang yang berbalik menghantam diri mereka sendiri, karena anggapan mereka bahwa Yesus adalah ‘suatu allah’ yang betul-betul terpisah dari Allah / Yehuwa / Yahweh, jelas menunjukkan bahwa mereka mempunyai ‘allah lain’! Ini berbeda dengan kekristenan yang benar, yang sekalipun menganggap bahwa Yesus adalah Allah, dan bahwa Ia adalah pribadi yang berbeda dengan Bapa, tetapi pada saat yang sama mempercayai bahwa Yesus dan Bapa mempunyai hanya satu hakekat, dan karena itu Yesus bukanlah ‘allah / Allah lain’! Bdk. Yoh 10:30 - “Aku dan Bapa adalah satu”.

b.   Yes 44:6 - “Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: ‘Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari padaKu.

c.   Yes 45:5 - Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku”.

d.   Yes 43:10 - “‘Kamu inilah Saksi-SaksiKu,’ demikianlah firman TUHAN, ‘dan hambaKu yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepadaKu dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi.

 

Walter Martin: “if there has been ‘no god formed before or after Me’ (Jehovah speaking in Isaiah 43:10), then it is impossible on that ground alone, namely God’s declaration, for any other god (‘a God’ included) to exist” [= jika tidak ada allah dibentuk sebelum atau sesudah Aku (Yehovah yang berbicara dalam Yesaya 43:10), maka adalah mustahil berdasarkan pernyataan Allah ini saja, untuk adanya allah lain apapun / manapun (termasuk ‘suatu Allah’)] - ‘The Kingdom of the Cults’, hal 89.

 

Walter Martin: “we find that Jehovah declares in Isaiah 44:6 that He alone is ... the only God, ... Since Jehovah is the only God, then how can the LOGOS be ‘a god,’ a lesser god than Jehovah, as Jehovah’s Witnesses declare in John 1:1? ... However, despite the testimony of Scripture that ‘... before me there was no God formed, neither shall there be after me’ (Isaiah 43:10), the ‘a god’ fallacy is pursued and taught by Jehovah’s Witnesses in direct contradiction to God’s Word” [= kita mendapati bahwa Yehovah menyatakan dalam Yes 44:6 bahwa Ia saja yang adalah ... satu-satunya Allah, ... Karena Yehovah adalah satu-satunya Allah, maka bagaimana LOGOS bisa adalah ‘suatu allah’, allah yang lebih kecil / rendah dari pada Yehovah, seperti yang dinyatakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa dalam Yoh 1:1? ... Tetapi, sekalipun ada kesaksian dari Kitab Suci bahwa ‘... sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi’ (Yes 43:10), pemikiran yang keliru tentang ‘suatu allah’ terus diikuti dan diajarkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa dalam suatu kontradiksi langsung dengan Firman Allah] - ‘The Kingdom of the Cults’, hal 91.

 

Lagi-lagi dalam hal ini, kalau kekristenan mengakui Yesus sebagai Allah, itu tidak bertentangan dengan ayat-ayat seperti Yes 43:10  44:6  45:5, karena kekristenan mempercayai bahwa Yesus (sebagai Allah) tidak dicipta, dan sekalipun kekristenan mempercayai Yesus sebagai Allah, tetapi pada saat yang sama juga mempercayai kesatuan Yesus dengan Bapa (dan dengan Roh Kudus), sehingga kekristenan tetap mempercayai adanya hanya satu Allah.

Tetapi Saksi-Saksi Yehuwa yang menganggap Yesus sekedar sebagai ‘suatu allah’, yang dicipta oleh Bapa / Yehuwa, dan yang betul-betul berbeda dan terpisah secara total dari Allah, jelas bertentangan dengan ayat-ayat dalam Yesaya tersebut.

 

3.   Istilah ‘Allah yang perkasa’ dalam Yes 9:5 berasal dari kata Ibrani EL GIBOR. Apa artinya?

EL artinya ‘Allah’ tetapi bisa juga diartikan ‘seseorang yang kuat’, ‘kekuatan’, ‘kuasa’, dan GIBOR artinya ‘strong / mighty’ (= kuat / perkasa) - Bible Works 7.

Tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa sebutan ini menunjuk kepada ‘allah kecil’ yang tingkatannya lebih rendah dari Allah yang maha kuasa.

 

Adam Clarke: °Eel gibowr‎, the prevailing or conquering God.” (= EL GIBOR, Allah yang menang dan menaklukkan).

 

Jamieson, Fausset & Brown: “Horsley translates, ‘God the mighty Hero,’ or ‘Warrior,’ °Eel gibowr‎: the character in which He will manifest Himself against the anti-Christian enemy (Rev 19:11-15).” [= Horsley menterjemahkan, ‘Allah sang Pahlawan atau Pejuang / Prajurit yang kuat’, EL GIBOR: karakter dalam mana Ia akan menyatakan diriNya sendiri terhadap musuh yang anti Kristen (Wah 19:11-15)].

 

Barnes’ Notes: the natural and obvious meaning of the expression is to denote a divine nature (= arti yang alamiah dan jelas dari ungkapan ini adalah menunjukkan suatu hakekat ilahi).

 

Calvin: “‘The mighty God.’ la (El) is one of the names of God, though derived from ‘strength,’ so that it is sometimes added as an attribute. But here it is evidently a proper name, because Isaiah is not satisfied with it, and in addition to it employs the adjective rwbg, (gibbor,) which means ‘strong.’ And indeed if Christ had not been God, it would have been unlawful to glory in him; for it is written, ‘Cursed be he that trusteth in man.’ (Jeremiah 17:5.) ... For if we find in Christ nothing but the flesh and nature of man, our glorying will be foolish and vain, and our hope will rest on an uncertain and insecure foundation; but if he shows himself to be to us God and ‘the mighty God,’ we may now rely on him with safety. With good reason does he call him ‘strong or mighty,’ because our contest is with the devil, death, and sin, (Ephesians 6:12,) enemies too powerful and strong, by whom we would be immediately vanquished, if the ‘strength’ of Christ had not rendered us invincible. Thus we learn from this title that there is in Christ abundance of protection for defending our salvation, so that we desire nothing beyond him; for he is God, who is pleased to show himself ‘strong’ on our behalf. [= ‘Allah yang perkasa / kuat’. EL adalah salah satu nama / sebutan Allah, sekalipun diturunkan dari ‘kekuatan’, sehingga itu kadang-kadang ditambahkan sebagai suatu sifat. Tetapi di sini itu dengan jelas merupakan suatu nama diri, karena Yesaya tidak puas dengannya, dan sebagai tambahan baginya menggunakan kata sifat GIBOR, yang berarti ‘kuat’. Dan memang seandainya Kristus bukan Allah, adalah tidak sah untuk bermegah dalam Dia; karena dituliskan ‘Terkutuklah ia yang percaya kepada manusia’ (Yer 17:5). ... Karena jika kita tidak menemukan apapun dalam Kristus kecuali daging dan hakekat manusia, kemegahan kita adalah bodoh dan sia-sia, dan pengharapan kita akan berdasar pada suatu dasar yang tidak pasti dan tidak aman; tetapi jika Ia menunjukkan diriNya sendiri bagi kita sebagai Allah dan ‘Allah yang perkasa / kuat’, kita sekarang bisa bersandar kepadaNya dengan aman. Dengan alasan yang baik ia menyebutNya ‘kuat dan perkasa’, karena pertempuran / perjuangan kita adalah melawan setan, kematian, dan dosa, (Ef 6:12), musuh-musuh yang terlalu berkuasa dan kuat, oleh siapa kita akan segera dikalahkan, jika ‘kekuatan’ dari Kristus tidak membuat kita tak terkalahkan. Maka kita belajar dari gelar ini bahwa dalam Kristus ada perlindungan yang berlimpah-limpah untuk mempertahankan keselamatan kita, sehingga kita tidak menginginkan apapun diluar Dia; karena Ia adalah Allah, yang berkenan menunjukkan diriNya sendiri ‘kuat’ demi kepentingan kita].

Yer 17:5 - Beginilah firman TUHAN: ‘Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri,.

Ef 6:12 - “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.”.

 

4.   Istilah ‘Allah yang perkasa’ (Ibrani: EL GIBOR) juga digunakan dalam Yes 10:21, tetapi dalam ayat itu istilah itu digunakan untuk menunjuk kepada Bapa / Yahweh.

Yes 10:20-21 - “(20) Tetapi pada waktu itu sisa orang Israel dan orang yang terluput di antara kaum keturunan Yakub, tidak akan bersandar lagi kepada yang mengalahkannya, tetapi akan bersandar kepada TUHAN, Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tetap setia. (21) Suatu sisa akan kembali, sisa Yakub akan bertobat di hadapan Allah yang perkasa (IBRANI: EL GIBOR).

 

Pada waktu saudara menghadapi Saksi-Saksi Yehuwa, katakan: kalau istilah EL GIBOR / ‘Allah yang perkasa’ ini artinya hanya ‘allah kecil’, maka itu berarti bahwa Bapa / Yahweh juga adalah ‘allah kecil’. Karena baik Yesus maupun Yahweh sama-sama disebut dengan gelar ‘Allah yang perkasa’, maka mereka harus memilih, arti ‘allah kecil’ yang konswekwensinya adalah bahwa Yahweh sendiri juga adalah ‘allah kecil’, atau arti ‘sungguh-sungguh Allah’ yang konsekwensinya adalah bahwa Yesus juga adalah ‘sungguh-sungguh Allah’.

 

Leupold: He is himself God. That the divine character of the ‘child’ is here asserted appears also from the fact that Isaiah uses the same title unequivocally for God in 10:21 (= Ia sendiri adalah Allah. Bahwa karakter ilahi dari ‘anak’ itu ditegaskan di sini juga terlihat dari fakta bahwa Yesaya mengunakan gelar yang sama dengan jelas / tanpa ragu-ragu untuk Allah dalam Yes 10:21) - Libronix.

 

Barnes’ Notes: ‘The mighty God.’ ... This is one, and but one out of many, of the instances in which the name God is applied to the Messiah; compare John 1:1; Rom 9:5; 1 John 5:20; John 20:28; 1 Tim 3:16; Heb 1:8. The name ‘mighty God,’ is unquestionably attributed to the true God in Isa 10:21. ... the fact that the name God is so often applied to Christ in the New Testament proves that it is to be understood in its natural and obvious signification. (= ‘Allah yang perkasa’. ... Ini adalah satu, tetapi satu dari banyak, dari contoh-contoh dalam mana sebutan ‘Allah’ diterapkan kepada sang Mesias; bandingkan Yoh 1:1; Ro 9:5; 1Yoh 5:20; Yoh 20:28; 1Tim 3:16; Ibr 1:8. Sebutan ‘Allah yang perkasa’ tidak diragukan dianggap sebagai milik dari Allah yang benar / sejati dalam Yes 10:21. ... fakta bahwa sebutan Allah itu begitu sering diterapkan kepada Kristus dalam Perjanjian Baru membuktikan bahwa itu harus dimengerti dalam arti normal dan jelas.).

Catatan: tentang 1Tim 3:16, hanya KJV yang menggunakan kata ‘Allah’, dan ini sangat diperdebatkan keasliannya. Karena itu, saya tidak menggunakannya untuk membuktikan keilahian Yesus. Ayat-ayat yang lain yang digunakan oleh Barnes akan saya bahas dalam pelajaran selanjutnya.

 

Ada yang mengatakan bahwa kata EL berbeda dengan ELOHIM dalam arti, kalau kata ELOHIM bisa digunakan untuk yang bukan Allah, maka kata El (bentuk tunggalnya) tidak bisa, dan selalu menunjuk kepada Allah yang benar.

E. J. Young (tentang Yes 9:5): Whereas the word ELOHIM  in the Old Testament may sometimes apply to beings lesser than God, such is not the case with EL. This designation is reserved for the true God and for Him alone. (= Sementara kata ELOHIM dalam Perjanjian Lama kadang-kadang bisa diterapkan kepada makhluk-makhluk yang lebih rendah dari pada Allah, tidak demikian kasusnya dengan EL. Penyebutan ini disediakan untuk Allah yang benar / sejati dan untuk Dia saja.) - Libronix.

 

Tetapi saya tidak setuju dengan E. J. Young hal ini. Saya menemukan 2 ayat dalam Perjanjian Lama dimana kata EL digunakan untuk menunjuk kepada yang bukan Allah.

Kel 34:14 - “Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah (Ibrani: EL) lain, karena TUHAN, yang namaNya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu.”.

Ul 32:12 - “demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah (Ibrani: EL) asing menyertai dia.”.

Istilah ‘allah lain’ atau ‘allah asing’ dalam kedua ayat di atas, jelas tidak menunjuk kepada Allah yang benar / sejati. Dalam Bible Works 7 juga dikatakan bahwa EL bisa menunjuk kepada ‘false god’ (allah palsu / dewa).

 

5.   Yesus dinyatakan sebagai ‘Allah yang besar’ dalam Tit 2:13 - “dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan (Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita) Yesus Kristus”.

Catatan: tanda kurung dari saya; dan kata ‘maha’ yang saya coret seharusnya tidak ada.

NIV: ‘while we wait for the blessed hope - the glorious appearing of our great God and Savior, Jesus Christ’ (= sementara kita menantikan pengharapan yang mulia - penampilan yang mulia dari Allah kita yang besar dan Juruselamat kita, Yesus Kristus).

Ayat ini, yang menyebut Yesus dengan sebutan ‘Allah yang besar’, betul-betul menabrak secara frontal ajaran Saksi Yehuwa yang mengatakan bahwa Yesus adalah ‘allah kecil’.

 

6.         Yesus juga disebut maha kuasa, tetapi dalam Perjanjian Baru / bahasa Yunani.

Wah 1:8 - “‘Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.’”.

Memang karena ini dalam Perjanjian Baru, maka tentu tidak digunakan kata Ibrani SHADDAY, tetapi kata Yunani PANTOKRATOR.


 

2) Ada banyak ayat Kitab Suci yang secara explicit mengatakan bahwa Yesus adalah Allah.

 

a) Yes 9:5 - “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai”.

 

Saksi Yehuwa: Yesus hanya disebut dengan istilah ‘Allah yang perkasa’ (Ibrani: EL GIBOR), bukan ‘Allah yang maha kuasa’ (Ibrani: EL SHADDAY) seperti Bapa.

 

Kej 17:1 - “Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: ‘Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapanKu dengan tidak bercela”.

 

Jawaban saya:

 

1. Istilah ‘Allah yang perkasa’ berasal dari kata Ibrani EL GIBOR. Apa artinya?

 

EL artinya ‘Allah’ tetapi bisa juga diartikan ‘seseorang yang kuat’, ‘kekuatan’, ‘kuasa’.

 

GIBOR artinya ‘strong / mighty’ (= kuat / perkasa).

 

Adam Clarke: EL GIBOR, Allah yang menang dan menaklukkan.

 

Jamieson, Fausset & Brown: Horsley menterjemahkan, ‘Allah sang Pahlawan atau Pejuang / Prajurit yang kuat’, EL GIBOR: karakter dalam mana Ia akan menyatakan diriNya sendiri terhadap musuh yang anti Kristen (Wah 19:11-15).

 

Barnes: arti yang alamiah dan jelas dari ungkapan ini adalah menunjukkan suatu hakekat ilahi.

 

Calvin: ‘Allah yang perkasa / kuat’. EL adalah salah satu nama / sebutan Allah, sekalipun diturunkan dari ‘kekuatan’, sehingga itu kadang2 ditambahkan sebagai suatu sifat. Tetapi di sini itu dengan jelas merupakan suatu nama diri, karena Yesaya tidak puas dengannya, dan sebagai tambahan baginya menggunakan kata sifat GIBOR, yang berarti ‘kuat’. Dan memang seandainya Kristus bukan Allah, adalah tidak sah untuk bermegah dalam Dia; karena dituliskan ‘Terkutuklah ia yang percaya kepada manusia’ (Yer 17:5). ... Karena jika kita tidak menemukan apapun dalam Kristus kecuali daging dan hakekat manusia, kemegahan kita adalah bodoh dan sia2, dan pengharapan kita akan berdasar pada suatu dasar yang tidak pasti dan tidak aman; tetapi jika Ia menunjukkan diriNya sendiri bagi kita sebagai Allah dan ‘Allah yang perkasa / kuat’, kita sekarang bisa bersandar kepadaNya dengan aman. Dengan alasan yang baik ia menyebutNya ‘kuat dan perkasa’, karena pertempuran / perjuangan kita adalah melawan setan, kematian, dan dosa, (Ef 6:12), musuh2 yang terlalu berkuasa dan kuat, oleh siapa kita akan segera dikalahkan, jika ‘kekuatan’ dari Kristus tidak membuat kita tak terkalahkan. Maka kita belajar dari gelar ini bahwa dalam Kristus ada perlindungan yang berlimpah2 untuk mempertahankan keselamatan kita, sehingga kita tidak menginginkan apapun diluar Dia; karena Ia adalah Allah, yang berkenan menunjukkan diriNya sendiri ‘kuat’ demi kepentingan kita.

Yer 17:5 - Beginilah firman TUHAN: ‘Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri,.

Ef 6:12 - “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah2, melawan penguasa2, melawan penghulu2 dunia yang gelap ini, melawan roh2 jahat di udara.”.

 

2. Istilah ‘Allah yang perkasa’ (Ibrani: EL GIBOR) digunakan dalam Yes 10:21 untuk menunjuk kepada Bapa / Yahweh.

 

Yes 10:20-21 - “(20) Tetapi pada waktu itu sisa orang Israel dan orang yang terluput di antara kaum keturunan Yakub, tidak akan bersandar lagi kepada yang mengalahkannya, tetapi akan bersandar kepada TUHAN, Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tetap setia. (21) Suatu sisa akan kembali, sisa Yakub akan bertobat di hadapan Allah yang perkasa.

 

Leupold: Ia sendiri adalah Allah. Bahwa karakter ilahi dari ‘anak’ itu ditegaskan di sini juga terlihat dari fakta bahwa Yesaya mengunakan gelar yang sama dengan jelas / tanpa ragu-ragu untuk Allah dalam Yes 10:21.

 

Barnes: ‘Allah yang perkasa’. ... Ini adalah satu, tetapi satu dari banyak, dari contoh2 dalam mana sebutan ‘Allah’ diterapkan kepada sang Mesias; bandingkan Yoh 1:1; Ro 9:5; 1Yoh 5:20; Yoh 20:28; 1Tim 3:16; Ibr 1:8. Sebutan ‘Allah yang perkasa’ tidak diragukan dianggap sebagai milik dari Allah yang benar / sejati dalam Yes 10:21. ... fakta bahwa sebutan Allah itu begitu sering diterapkan kepada Kristus dalam Perjanjian Baru membuktikan bahwa itu harus dimengerti dalam arti normal dan jelas.

 

E. J. Young: Sementara kata ELOHIM dalam Perjanjian Lama kadang2 bisa diterapkan kepada makhluk2 yang lebih rendah dari pada Allah, tidak demikian kasusnya dengan EL. Penyebutan ini disediakan untuk Allah yang benar / sejati dan untuk Dia saja.

 

Kel 34:14 - “Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah (Ibrani: EL) lain, karena TUHAN, yang namaNya Cemburuan, adalah Allah yang cemburu.”.

 

Ul 32:12 - “demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah (Ibrani: EL) asing menyertai dia.”.

 

3. Istilah ‘allah kecil’ hanya bisa ada dalam Polytheisme.

 

4. Saksi Yehuwa mempunyai ‘allah lain’, dan itu >< Kel 20:3 - “Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu”.

 

5. Yesus dinyatakan sebagai ‘Allah yang besar’ dalam Tit 2:13 - “dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan (Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita) Yesus Kristus.

NIV: ‘while we wait for the blessed hope - the glorious appearing of our great God and Savior, Jesus Christ (= sementara kita menantikan pengharapan yang mulia - penampilan yang mulia dari Allah kita yang besar dan Juruselamat kita, Yesus Kristus).

 

6. Yesus juga disebut maha kuasa, tetapi dalam Perjanjian Baru / bahasa Yunani.

 

Wah 1:8 - “‘Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.’”.

 

Yunani: PANTOKRATOR.

 

 


 

 

b)   Yoh 1:1 - “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Kata ‘Firman’ (bahasa Yunani: LOGOS) di sini jelas menunjuk kepada Yesus. Ini terlihat dari Yoh 1:14a yang mengatakan bahwa ‘Firman itu telah menjadi manusia’ dan dari Yoh 1:14b yang menyebutNya sebagai ‘Anak Tunggal Bapa’.

Yoh 1:14 - Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”.

Dan Yoh 1:1 ini secara explicit mengatakan bahwa Firman / Yesus itu adalah Allah.

 

Ada dua bantahan terhadap ajaran / penafsiran ini:

 

Pertama-tama adalah bantahan dari Unitarianisme (Frans Donald, Benny dsb).

 

Mereka menterjemahkan / menafsirkan bagian akhir dari Yoh 1:1 itu sebagai ‘Firman itu adalah ilahi’. Jadi, Yesus hanya bersifat ilahi, tetapi bukan betul-betul Allah.

Mereka memberikan illustrasi sebagai berikut: Kata ‘si manis’ adalah kata benda. Tetapi kalau kata sandang tertentunya dibuang, maka menjadi ‘manis’, yang adalah kata sifat.

 

Jawaban saya:

 

1.   Illustrasi ini sama sekali tidak cocok, dan sengaja menyesatkan. Mengapa? Karena kata ‘Allah’ adalah kata benda. Mengapa ilustrasinya menggunakan kata ‘manis’ yang merupakan kata sifat? Kalau ilustrasinya juga menggunakan kata benda, seperti ‘raja’ dan ‘sang raja’, maka keduanya tetap kata benda. Jadi, ada atau tidak adanya kata sandang tertentu tidak terlalu membuat perbedaan.

 

2.   Dalam bahasa Yunani kata sifat ‘ilahi’ itu ada, yaitu THEIOS, misalnya dalam 2Pet 1:3.

2Pet 1:3 - “Karena kuasa ilahiNya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasaNya yang mulia dan ajaib”.

Mengapa bukan kata ini yang digunakan kalau memang mau mengatakan ‘ilahi’?

 

Kedua adalah bantahan dari Saksi Yehuwa.

Catatan: sebetulnya Saksi Yehuwa juga termasuk Unitarian, tetapi mereka merupakan kelompok khusus / tersendiri, dan berbeda dengan kelompok dari Benny, Frans Donald dan sebagainya.

 

Saksi Yehuwa mengatakan bahwa dalam Yoh 1:1 itu kata ‘Allah’ muncul 2x.

Yoh 1:1 - “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Kata ‘Allah’ yang pertama menunjuk kepada Bapa, dan yang ini menggunakan kata sandang tertentu. Jadi, terjemahannya seharusnya adalah the God’ (= sang Allah). Ini betul-betul Allah.

Tetapi kata ‘Allah’ yang kedua, yang menunjuk kepada Firman / Yesus, tidak mempunyai kata sandang tertentu, dan itu bukanlah Allah sungguh-sungguh. Karena itu mereka menterjemahkan a god’ (= suatu allah), yang mereka artikan sebagai ‘allah kecil’.

 

Jawaban saya:

 

1.         Kata sandang dan hubungannya dengan kata ‘Allah’.

 

a.   Berbeda dengan bahasa Inggris yang mempunyai indefinite article / kata sandang tidak tertentu (yaitu ‘a’ / ‘an’), maka bahasa Yunani tidak mempunyainya.

Dana & Mantey: “The Greek had no indefinite article, though tij and ei[j sometimes approximated this idiom (cf. Lk. 10:25; Mt. 8:19).” [= Bahasa Yunani tidak mempunyai kata sandang tidak tertentu, sekalipun tij dan ei[j kadang-kadang sangat dekat / mirip dengan ungkapan ini (bdk. Luk 10:25; Mat 8:19)] - ‘A Manual Grammar of the Greek New Testament’, hal 136.

 

b.   Fungsi / kegunaan dari kata sandang tertentu dalam bahasa Yunani.

Dana & Mantey: “The function of the article is to point out an object or to draw attention to it. Its use with a word makes the word stand out distinctly” [= Fungsi dari kata sandang (tertentu) adalah untuk menunjukkan suatu obyek atau untuk menarik perhatian kepada obyek itu. Penggunaannya dengan suatu kata membuat kata itu menonjol secara jelas] - ‘A Manual Grammar of the Greek New Testament’, hal 137.

 

c.   Digunakan atau tidak digunakannya definite article / kata sandang tertentu dalam bahasa Yunani.

 

·        Ada atau tidaknya kata sandang tertentu dalam bahasa Yunani tidak selalu sama dengan terjemahannya dalam bahasa Inggris.

Jadi, sering terjadi dimana kata Yunani yang mempunyai kata sandang tertentu diterjemahkan ke bahasa Inggris tanpa kata sandang tertentu, seperti kata ‘God’ (= Allah) yang pertama dalam Yoh 1:1b itu, yang dalam bahasa Yunaninya adalah TON THEON (= the God).

Demikian pula sebaliknya, kata Yunani yang tidak mempunyai kata sandang tertentu kadang-kadang harus diterjemahkan ke bahasa Inggris dengan menggunakan kata sandang tertentu.

 

Dana & Mantey: “It is important to bear in mind that we cannot determine the English translation by the presence or absence of the article in Greek. Sometimes we should use the article in the English translation when it is not used in the Greek, and sometimes the idiomatic force of the Greek article may best be rendered by an anarthrous noun in English” (= Penting untuk diingat bahwa kita tidak bisa menentukan terjemahan bahasa Inggris dengan ada atau tidak adanya kata sandang dalam bahasa Yunaninya. Kadang-kadang kita harus menggunakan kata sandang dalam terjemahan bahasa Inggris pada waktu kata sandang itu tidak digunakan dalam bahasa Yunaninya, dan kadang-kadang kekuatan dari ungkapan dari kata sandang bahasa Yunani bisa diterjemahkan dengan paling baik oleh suatu kata benda yang tidak mempunyai kata sandang dalam bahasa Inggris) - ‘A Manual Grammar of the Greek New Testament’, hal 150-151.

 

·        Kalau suatu kata benda dalam bahasa Yunani mempunyai kata sandang tertentu, maka benda itu pasti tertentu; tetapi sebaliknya, kalau suatu kata benda tidak mempunyai kata sandang tertentu, maka bendanya bisa tertentu bisa tidak.

Dana & Mantey mengutip kata-kata A. T. Robertson: “Whenever the article occurs the object is certainly definite. When it is not used the object may or may not be” (= Pada waktu kata sandang itu muncul, obyeknya pasti tertentu. Pada waktu kata sandang itu tidak digunakan, obyeknya bisa tertentu atau tidak tertentu) - ‘A Manual Grammar of the Greek New Testament’, hal 137.

 

·        Nama-nama, dan semua kata-kata benda yang merupakan obyek tunggal, seperti ‘kematian’, ‘kehidupan’, ‘dunia’, dsb. tidak membutuhkan kata sandang tertentu untuk menjadi tertentu.

A. T. Robertson, dalam tafsirannya tentang 1Kor 3:22, mengatakan: “All the words in this verse and 23 are anarthrous, though not indefinite, but definite. ... Proper names do not need the article to be definite nor do words for single objects like ‘world,’ ‘life,’ ‘death.’ (= Semua kata-kata dalam ayat ini dan ayat 23 tidak mempunyai kata sandang tertentu, sekalipun bukannya tidak tertentu, tetapi tertentu. ... Nama-nama yang sungguh-sungguh tidak membutuhkan kata sandang tertentu supaya menjadi tertentu, dan demikian juga dengan obyek-obyek tunggal seperti ‘dunia’, ‘kehidupan’, ‘kematian’) - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol IV, hal 100,101.

 

Kata-kata A. T. Robertson ini tentu juga bisa diterapkan untuk kata ‘Allah’, karena Allah juga merupakan obyek tunggal! Jadi, kata ‘Allah’ sekalipun tidak menggunakan kata sandang tertentu, tetap tertentu, dan karena itu tidak bisa diterjemahkan ‘a god’ / ‘suatu allah’!

 

Dana & Mantey: “Sometimes with a noun which the context proves to be definite the article is not used” (= Kadang-kadang dengan suatu kata benda yang kontextnya membuktikan sebagai tertentu, kata sandang tertentu tidak digunakan) - ‘A Manual Grammar of the Greek New Testament’, hal 149.

 

Kesimpulan: tidak adanya kata sandang tertentu sebelum kata ‘God’ / ‘Allah’ dalam Yoh 1:1c dalam bahasa Yunaninya, tidak membuat kata itu menjadi tidak tertentu.

 

d.   Kata ‘Allah’ (secara umum, bukan hanya dalam Yoh 1:1 ini) tidak harus mempunyai kata sandang tertentu.

 

Gresham Machen: qeoj, o[, a god, God (When it means God, qeoj may have the article)” [= qeoj (THEOS), o[ (HO), ‘suatu allah’, ‘Allah’ (Pada waktu itu berarti ‘Allah’, qeoj (THEOS) bisa mempunyai kata sandang)] - ‘New Testament Greek For Beginners’, hal 39.

Perhatikan bahwa ia menggunakan kata ‘may’ (= bisa). Itu berarti ‘tidak harus’.

 

Dana & Mantey mengutip kata-kata A. T. Robertson yang mengomentari kata THEOS berkenaan dengan kata sandang, dengan kata-kata sebagai berikut: (THEOS) is treated like a proper name and may have it or not have it” [= (THEOS) diperlakukan seperti nama sungguh-sungguh dan bisa mempunyai kata sandang atau tidak mempunyainya] - ‘A Manual Grammar of the Greek New Testament’, hal 140.

Catatan: ini menjadi sama seperti kata Yunani KURIOS (= Tuhan), yang juga sering dianggap sebagai ‘proper name’ (= nama sungguh-sungguh), dan lalu tidak diberi kata sandang tertentu.

 

Walter Martin: “Omission of the article with THEOS does not mean that ‘a god’ other than the one true God is meant. ... In other words, the writers of the New Testament frequently do not use the article with THEOS and yet the meaning is perfectly clear in the context, namely that the One True God is intended” (= Tidak adanya kata sandang dengan THEOS tidak berarti bahwa yang dimaksudkan adalah ‘suatu allah’ yang lain / berbeda dari satu-satunya Allah yang benar. ... Dengan kata lain, penulis-penulis dari Perjanjian Baru sering tidak menggunakan kata sandang dengan THEOS tetapi artinya sangat jelas dalam kontext, yaitu bahwa satu-satunya Allah yang benar yang dimaksudkan) - ‘The Kingdom of the Cults’, hal 86,86.

Catatan: ada ratusan kali penggunaan kata ‘Allah’ tanpa menggunakan definite article / kata sandang tertentu dalam Perjanjian Baru.

 

2.   Sebetulnya, istilah ‘a god’ / ‘suatu allah’ untuk Yesus ini adalah istilah omong kosong ciptaan mereka sendiri, yang mungkin mereka sendiri tidak mengerti artinya.

 

Kalau saudara berdebat dengan Saksi-Saksi Yehuwa tentang hal ini, tanyakan kepada mereka: Apakah ‘suatu allah’ itu? Ia Allah atau bukan? Atau, apakah Ia adalah ‘allah kecil’ atau ‘setengah allah’?

Perlu diingat bahwa Kitab Suci tidak pernah membicarakan hal seperti ini. Kitab Suci memang membicarakan dewa-dewa / allah-allah kafir, tetapi Kitab Suci juga mengatakan bahwa mereka sebetulnya tidak ada / tidak mempunyai existensi (1Kor 8:4-6). Dengan demikian Kitab Suci memberikan batasan yang sangat keras antara ‘Allah’ dan ‘bukan Allah’. Atau sesuatu / seseorang itu adalah Allah (sungguh-sungguh dan sepenuhnya), atau ia sama sekali bukan Allah! Tidak ada sesuatu / seseorang yang bisa disebut ‘allah kecil’, ‘setengah allah’ dsb.

 

Dan penatua Saksi Yehuwa yang berdiskusi dengan saya, setelah saya desak dengan kata-kata di atas, akhirnya mengaku bahwa Yesus sama sekali bukan Allah. Lalu saya bertanya lagi: ‘Kalau begitu mengapa Kitab Suci menyebut Yesus sebagai Allah?’. Ia menjawab: ‘Karena Yesus yang paling dekat dengan Allah’. Tetapi, apakah orang yang paling dekat dengan presiden harus disebut sebagai ‘suatu presiden’?

 

3.   Yesus berulangkali disebut ‘the God’ (HO THEOS / TOU THEOU) dalam Kitab Suci.

Saksi-Saksi Yehuwa mengutip kata-kata bodoh dari suatu buletin / seorang Teolog Katolik bernama Karl Rahner, yang mengatakan bahwa Yesus tidak pernah disebut HO THEOS (= the God’). Kata-kata ini bodoh, tetapi kebodohan seperti ini banyak sekali, karena bukan hanya buletin / teolog itu saja yang menyatakan kata-kata bodoh itu.

 

Tidak peduli berapa banyak orang yang mengatakan kata-kata itu, tetapi kata-kata itu jelas bodoh dan salah, karena dalam Kitab Suci ada 7 atau 8 ayat yang secara explicit menyebut Yesus dengan sebutan ‘Allah’, dan dalam bahasa Yunaninya menggunakan definite article (= kata sandang tertentu), sehingga secara hurufiah seharusnya diterjemahkan the God’.

 

Catatan: saya mengatakan ‘7 atau 8 ayat’, karena satu ayat yaitu 2Tes 1:12 diperdebatkan terjemahannya. Kalau ayat itu dihitung, ada 8 ayat yang menyatakan bahwa Yesus adalah the God’. Kalau ayat itu tidak dihitung, hanya ada 7 ayat yang menyatakan Yesus sebagai the God’.

 

Ayat-ayat itu adalah:

a.   Yoh 20:28 - “Tomas menjawab Dia: ‘Ya Tuhanku dan Allahku!’”.

b.   Tit 2:13 - “dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan [Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita] Yesus Kristus” (tanda kurung dari saya).

c.   Ibr 1:8 - “Tetapi tentang Anak Ia berkata: ‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran”.

d.   2Pet 1:1 - “Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan [Allah dan Juruselamat kita], Yesus Kristus (tanda kurung dari saya).

2Pet 1:1 (NASB): “... by the righteousness of our God and Savior, Jesus Christ” [= oleh kebenaran Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus].

Jadi di sini Yesus disebut dengan istilah ‘Allah dan Juruselamat kita’.

e.   1Yoh 5:20 - “Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam AnakNya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal”.

f.    Wah 1:7-8 - “(7) Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. (8) ‘Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.’”.

g.   2Tes 1:12  - “sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.

NIV memberikan catatan kakinya yang memberikan terjemahan alternatif, yaitu: ‘our God and Lord, Jesus Christ’ (= Allah dan Tuhan kita, Yesus Kristus). Dalam terjemahan ini, Yesus Kristus disebut baik dengan kata ‘Allah’ maupun ‘Tuhan’.

 

Ke 7-8 ayat ini secara explicit menyebut Yesus sebagai Allah, dan dalam ke 7-8 ayat ini, kata ‘Allah’ dalam bahasa Yunaninya menggunakan definite article.

 

Jadi, kalau Yoh 1:1c diterjemahkan ‘the Word was a god (= Firman itu adalah suatu allah), seperti dalam NWT / TDB, itu akan bertentangan dengan ke 7-8 ayat di atas. Bagaimana mungkin Kitab Suci di bagian yang satu menyebut Yesus sebagai ‘a god’ dan di bagian-bagian yang lain menyebut Yesus sebagai ‘the God’?

 

Saya ingin mengingatkan akan hukum penafsiran dari Saksi-Saksi Yehuwa yang mengatakan: “Dua hal dapat membantu kita mengerti Alkitab dengan benar. Pertama, pertimbangkan ikatan kalimat (ayat-ayat di sekitarnya) dari suatu pernyataan. Kemudian, bandingkan ayat-ayat dengan pernyataan-pernyataan lain dalam Alkitab yang membahas pokok yang sama. Dengan cara demikian, kita membiarkan Firman Allah sendiri membimbing pikiran kita, dan penafsirannya bukan dari kita sendiri tetapi dari Alkitab. Itulah cara yang dipakai dalam publikasi-publikasi Watch Tower - ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal 48.

 

Mengapa teori yang bagus ini tidak mereka terapkan dalam penterjemahan / penafsiran dari Yoh 1:1c ini? Mengapa mereka menterjemahkan / menafsirkan Yoh 1:1c ini sedemikian rupa sehingga menyatakan Yesus sebagai ‘a god’ / ‘suatu allah’, dan dengan demikian bertentangan dengan 7-8 ayat lain dalam Kitab Suci yang menunjukkan Yesus sebagai ‘the God’?

 

4.   Allah (Bapa / YAHWEH) disebut ‘a God’ (= suatu Allah) dalam banyak ayat versi KJV, RSV, NIV maupun NWT. Mengapa ayat-ayat ini tidak menyebabkan mereka menganggap bahwa Bapa / Yahweh juga adalah ‘suatu allah’ / ‘allah kecil’?

Mari kita perhatikan banyak contoh di bawah ini:

 

a.   Kej 16:13b (RSV): ‘Thou art a God of seeing’ (= Engkau adalah seorang / suatu Allah penglihatan).

NWT: “You are a God of sight” (= Engkau adalah seorang / suatu Allah dari penglihatan).

TDB: Allah yang melihat”.

Jadi di sini TDB menyimpang dari NWT, karena kalau TDB menuruti NWT, TDB seharusnya menterjemahkan seorang / suatu Allah yang melihat’. Dan ini terus dilakukan oleh TDB terhadap semua ayat-ayat di bawah ini, dimana NWT menggunakan kata-kata ‘a God’ untuk Allah (Bapa / YAHWEH).

 

b.   Ul 32:4b (KJV): ‘for all his ways are judgment: a God of truth and without iniquity’ (= karena semua jalanNya adalah adil: suatu / seorang Allah dari kebenaran dan tanpa kesalahan).

NWT: “For all his ways are justice. A God of faithfulness, with whom there is no injustice” (= Karena semua jalanNya adalah keadilan. Seorang / suatu Allah dari kesetiaan, pada siapa tidak ada ketidak-adilan).

TDB: Allah yang setia”.

 

c.   1Sam 2:3b (KJV): ‘let not arrogancy come out of your mouth: for the LORD is a God of knowledge’ (= janganlah kecongkakan keluar dari mulutmu: karena TUHAN adalah seorang / suatu Allah dari pengetahuan).

NWT: Let nothing go forth unrestrained from YOUR mouth, For a God of knowledge Jehovah is (= Janganlah apapun keluar tanpa dikekang dari mulutmu, Karena Yehovah adalah seorang / suatu Allah dari pengetahuan).

TDB: “Yehuwa adalah Allah pengetahuan”.

 

d.   1Sam 17:46b (KJV): ‘that all the earth may know that there is a God in Israel’ (= supaya seluruh bumi tahu bahwa ada suatu / seorang Allah di Israel).

NWT: and people of all the earth will know that there exists a God belonging to Israel (= dan bangsa-bangsa dari seluruh bumi akan tahu bahwa ada seorang / suatu Allah kepunyaan Israel).

TDB: “ada Allah bagi Israel”.

 

e.   Neh 9:17b (KJV): ‘but thou art a God ready to pardon, gracious and merciful’ (= tetapi Engkau adalah seorang / suatu Allah yang siap untuk mengampuni, penuh kasih karunia dan belas kasihan).

NWT: But you are a God of acts of forgiveness, gracious and merciful (= Tetapi Engkau adalah seorang / suatu Allah dari tindakan pengampunan, penuh kasih karunia dan belas kasihan).

TDB: “engkau adalah Allah yang mengampuni”.

 

f.    Maz 5:5a (Psalm 5:4a - KJV): ‘For thou art not a God that hath pleasure in wickedness’ (= Karena Engkau bukanlah seorang / suatu Allah yang senang dengan kejahatan).

NWT: “For you are not a God taking delight in wickedness” (= Karena Engkau bukanlah seorang / suatu Allah yang senang dengan kejahatan).

TDB: “Karena engkau bukanlah Allah yang senang akan kefasikan”.

 

g.   Maz 58:12b (Psalm 58:11b - KJV): ‘verily he is a God that judgeth in the earth’ (= sesungguhnya Ia adalah seorang / suatu Allah yang menghakimi di bumi).

NWT: “Surely there exists a God that is judging in the earth” (= Pastilah ada seorang / suatu Allah yang sedang menghakimi di bumi).

TDB: “Sesungguhnya ada Allah yang bertindak sebagai hakim di bumi”.

 

h.   Maz 68:21a (Psalm 68:20a - NIV): ‘Our God is a God who saves’ (= Allah kita adalah seorang / suatu Allah yang menyelamatkan).

NWT: “The (true) God is for us a God of saving acts” [= Allah yang (benar) bagi kita adalah seorang / suatu Allah dari tindakan-tindakan penyelamatan].

TDB: “Bagi kita, Allah yang benar adalah Allah yang menyelamatkan”.

 

i.    Maz 86:15a (KJV): ‘But thou, O Lord, art a God full of compassion’ (= Tetapi Engkau, Ya Tuhan, adalah seorang / suatu Allah dari perasaan simpati / kasihan).

NWT: “But you, O Jehovah, are a God merciful dan gracious” (= Tetapi Engkau, Ya Yehovah, adalah seorang / suatu Allah yang penuh belas kasihan dan kasih karunia).

TDB: “Tetapi engkau, oh, Yehuwa, adalah Allah yang berbelas kasihan dan murah hati”.

 

j.    Maz 99:8 (KJV): ‘Thou answeredst them, O LORD our God: thou wast a God that forgavest them, ...’ (= Engkau menjawab mereka, Ya TUHAN Allah kami: Engkau adalah seorang / suatu Allah yang mengampuni mereka, ...).

NWT: “O Jehovah our God, you yourself answered them. A God granting pardon you proved to be to them, ...” (= Ya Yehovah Allah kami, Engkau sendiri menjawab mereka. Engkau terbukti sebagai seorang / suatu Allah yang mengampuni bagi mereka, ...).

TDB: “Bagi mereka, engkaulah Allah yang mengaruniakan pengampunan”.

 

k.   Yes 30:18b (KJV): ‘for the LORD is a God of judgment’ (= karena TUHAN adalah seorang / suatu Allah dari penghakiman).

NWT: “For Jehovah is a God of judgment” (= Karena Yehovah adalah seorang / suatu Allah penghakiman).

TDB: “Karena Yehuwa adalah Allah keadilan”.

 

l.    Yes 45:15 (KJV): ‘Verily thou art a God that hidest thyself, O God of Israel, the Saviour’ (= Sesungguhnya Engkau adalah seorang / suatu Allah yang menyembunyikan diriMu sendiri, ya Allah Israel, sang Juruselamat).

NWT: “Truly you are a God keeping yourself concealed, the God of Israel, a Savior” (= Sesungguhnya Engkau adalah seorang / suatu Allah yang menjaga diriMu sendiri tersembunyi, sang Allah Israel, seorang Juruselamat).

TDB: “engkaulah Allah yang tetap membuat dirimu tersembunyi”.

 

m.  Yer 23:23 (KJV): ‘Am I a God at hand, saith the LORD, and not a God afar off?’ (= Apakah Aku adalah seorang / suatu Allah yang dekat, kata TUHAN, dan bukan seorang / suatu Allah yang jauh?).

NWT: “‘Am I a God nearby,’ is the utterance of Jehovah, ‘and not a God far away?’” (= ‘Apakah Aku seorang / suatu Allah yang dekat’, adalah ucapan dari Yehovah, ‘dan bukan seorang / suatu Allah yang jauh?’).

TDB: “‘Apakah Aku hanya Allah yang dekat,’ demikianlah ucapan Yehuwa, ‘dan bukan Allah yang jauh?’”.

 

n.   Yer 51:56b (NIV): For the LORD is a God of retribution; he will repay in full (= Karena TUHAN adalah seorang / suatu Allah pembalasan; Ia akan membalas / membayar kembali dengan penuh).

NWT: “for Jehovah is a God of recompenses. Without fail he will repay” (= karena Yehovah adalah seorang / suatu Allah pembalasan. Tanpa gagal Ia akan membayar kembali).

TDB: “sebab Yehuwa adalah Allah pembalasan”.

 

o.   Daniel 2:28a,47b (KJV): ‘(28a) But there is a God in heaven that revealeth secrets, ... (47b) your God is a God of gods’ [= (28a) Tetapi ada seorang / suatu Allah di surga yang menyatakan rahasia-rahasia, ... (47b) Allahmu adalah seorang / suatu Allah dari allah-allah].

NWT: “(28a) However there exists a God in the heavens who is a Revealer of secrets, ... (47b) the God of you men is a God of gods” [= (28a) Tetapi ada seorang / suatu Allah di surga yang adalah seorang yang menyatakan rahasia-rahasia, ... (47b) Allahmu orang-orang adalah seorang / suatu Allah dari allah-allah].

TDB: “(28a) ada Allah Penyingkap rahasia ... (47b) Allahmu adalah Allah segala allah”.

 

p.   Mikha 7:18 (KJV): ‘Who is a God like unto thee’ (= Siapa yang adalah seorang / suatu Allah seperti Engkau).

NWT: “Who is a God like you, ...” (= Siapa yang adalah seorang / suatu Allah seperti Engkau, ...).

TDB: “Siapakah Allah seperti engkau, ...”.

 

q.   Mark 12:27 / Luk 20:38.

Luk 20:38 (KJV): ‘For he is not a God of the dead, but of the living: for all live unto him’ (= Karena Ia bukanlah suatu Allah dari orang mati, tetapi dari orang hidup: karena semua hidup bagi Dia).

Luk 20:38 (NWT): “He is a God, not of the dead, but of the living, for they are all living to him.’” (= Ia bukanlah suatu Allah dari orang mati, tetapi dari orang hidup, karena mereka semua hidup bagi Dia).

Catatan:

·        Kata Yunani yang dipakai adalah THEOS (tanpa kata sandang tertentu). Mark 12:27 juga demikian, dan di sana NWT juga menterjemahkan ‘a God’ (= suatu Allah).

·        Baik dalam Mark 12:27 maupun Luk 20:38, TDB menyimpang dari NWT, karena TDB tidak menterjemahkan ‘a God’ ini sebagai ‘suatu Allah’, tetapi sebagai ‘Allah’.

 

Robert M. Bowman Jr.: “Particularly startling are Mark 12:27 and Luke 20:38, parallel passages in which Jesus calls the true God ‘a God.’ ... Jehovah, then, is ‘a God,’ according to the JWs’ own translation!” (= Mengejutkan secara khusus adalah Mark 12:27 dan Luk 20:38, text-text yang paralel dimana Yesus menyebut Allah yang benar sebagai ‘suatu Allah’. ... Maka, Yehovah adalah ‘suatu Allah’ menurut terjemahan dari Saksi-Saksi Yehuwa sendiri!) - ‘Jehovah’s Witnesses, Jesus Christ, and the Gospel of John’, hal 48.

 

Tetapi ternyata dalam ayat paralelnya dalam Injil Matius, yaitu Mat 22:32, dalam bahasa Yunaninya digunakan definite article / kata sandang tertentu di depan kata THEOS (HO THEOS), sehingga di sini baik KJV maupun NWT menterjemahkan ‘the God’ (= sang Allah).

Catatan: ada textual problem dalam ayat ini, karena ada manuscripts yang mengatakan HO THEOS, dan ada yang hanya THEOS.

 

Kalau NWT menterjemahkan Mark 12:27 dan Luk 20:38 sebagai ‘a God’ (= suatu Allah), tetapi menterjemahkan ayat paralelnya, yaitu Mat 22:32 dengan ‘the God’ (= sang Allah), bukankah mereka mengindentikkan ‘a God’ (= suatu Allah) dengan ‘the God’ (= sang Allah)? Lalu mengapa mereka menterjemahkan Yoh 1:1c sebagai ‘a god’ (= suatu allah) dan menafsirkannya sebagai allah kecil, yang lebih rendah dari Yehuwa?

 

r.    1Kor 14:33a (NIV): For God is not a God of disorder but of peace’ (= Karena Allah bukanlah seorang / suatu Allah dari kekacauan tetapi dari damai).

NWT: “For God is (a God) not of disorder, but of peace” [= Karena Allah adalah (seorang / suatu Allah) bukan dari ketidak-teraturan, tetapi dari damai].

TDB: “Karena Allah bukanlah Allah kekacauan, tetapi Allah kedamaian”.

Lagi-lagi TDB menterjemahkan berbeda dengan NWT.

Catatan: memang dalam 1Kor 14:33 ini NWT meletakkan kata ‘a God’ (= suatu / seorang Allah) itu dalam tanda kurung, karena sebetulnya kata-kata itu memang tidak ada dalam bahasa aslinya. Tetapi tetap terlihat dari ayat ini bahwa mereka tidak keberatan untuk menyebut Bapa / YAHWEH dengan sebutan ‘a God’ (= suatu / seorang Allah), tetapi tetap menganggapnya sebagai Allah yang sebenarnya, bukan sebagai ‘allah kecil’, ‘bersifat ilahi’, dan sebagainya.

 

Catatan:

·        Karena ayat-ayat Perjanjian Lama menggunakan bahasa Ibrani dan karena itu tidak menggunakan kata THEOS, dan karena dalam 1Kor 14:33 sebetulnya kata ‘a God’ (= seorang / suatu Allah) itu tidak ada, maka dalam bagian ini serangan terkuat kita adalah dengan menggunakan Mark 12:27 / Luk 20:38, dan dengan membandingkan dengan paralelnya, yaitu Mat 22:32.

·        Bagian ini bisa kita gunakan untuk menyerang terjemahan TDB yang berbeda dengan NWT. Mengapa dalam penterjemahan Yoh 1:1c, pada waktu NWT menterjemahkan ‘a god’, TDB menterjemahkan ‘suatu allah’, sedangkan dalam semua ayat di atas ini tidak demikian?

 

 

 

-bersambung-

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ