(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)
Minggu, tgl 7 Oktober 2012, pk 17.00
Pdt. Budi Asali
(HP: 7064-1331 / 6050-1331)
2) Ada banyak ayat Kitab Suci yang secara explicit mengatakan bahwa Yesus adalah Allah.
a) Maz 45:7-8 - “(7) Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran. (8) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu.”.
Ay 8, khususnya ay 8b, menekankan kemanusiaan Yesus, tetapi ay 7 menekankan keilahianNya. Tetapi dalam Kitab Suci Indonesia ay 7 ini salah terjemahan!
RSV: ‘Your divine throne’ (= Takhta ilahiMu). Ini juga salah terjemahan.
KJV: ‘Thy throne, O God’ (= TakhtaMu, ya Allah).
NIV/NASB: ‘Your throne, O God’ (= TakhtaMu, ya Allah).
NWT / TDB: “God is your throne” (= Allah adalah takhtamu).
1. Penterjemahan Maz 45:7 ini.
Tentang penterjemahan seperti Kitab Suci Indonesia merupakan terjemahan yang mustahil sama sekali.
Matthew Poole (tentang Ibr 1:8): “some heretics, to elude this proof of Christ’s Deity, would make ‘God’ the genitive case in the proposition, as, Thy throne of God, expressly contrary to the grammar, both in Hebrew and Greek” (= beberapa orang sesat / bidat, untuk menghindarkan bukti KeAllahan Kristus ini, membuat kata ‘Allah’ menjadi kasus genitif dalam hal ini, sehingga menjadi ‘Takhtamu dari / milik Allah’, secara jelas bertentangan dengan tata bahasa, baik dalam bahasa Ibrani maupun Yunani) - hal 811.
Calvin: “The Jews, indeed, explain this passage as if the discourse were addressed to God, but such an interpretation is frivolous and impertinent. Others of them read the word µyhla, Elohim, in the genitive case, and translate it ‘of God,’ thus: ‘The throne of thy God.’ But for this there is no foundation, and it only betrays their presumption in not hesitating to wrest the Scriptures so shamefully, that they may not be constrained to acknowledge the divinity of the Messiah.” (= orang-orang Yahudi, memang menjelaskan ayat ini seakan-akan percakapan itu ditujukan kepada Allah, tetapi penafsiran seperti itu sembrono / tolol dan kurang ajar. Orang-orang lain dari mereka membaca kata ELOHIM, dalam kasus genitif, dan menterjemahkannya ‘dari / milik Allah’, maka menjadi ‘Takhta dari / milik Allahmu’. Tetapi untuk ini disana tidak ada dasar, dan itu hanya memperlihatkan kesombongan mereka yang tidak ragu-ragu membengkokkan Kitab Suci dengan cara yang begitu memalukan, supaya mereka tidak terpaksa untuk mengakui keilahian dari sang Mesias).
Dalam bahasa Ibraninya digunakan hanya 2 kata. Kata pertama adalah KISAKA, yang berarti ‘your throne’ (= takhtamu), dan kata kedua adalah ELOHIM, yang berarti ‘God’ (= Allah). Karena itu, hanya ada 2 kemungkinan untuk menterjemahkan:
a. Kata ‘Allah’ dianggap sebagai bentuk sapaan, sehingga terjemahannya menjadi ‘O God’ / ‘ya Allah’ (KJV/ASV/NKJV/NIV/NASB).
b. Ditambahkan kata ‘is’ (= adalah) di tengah-tengah kedua kata itu, sehingga menjadi ‘Your throne is God’ (= ‘Takhtamu adalah Allah’) atau ‘God is your throne’ (= Allah adalah takhtamu) seperti dalam NWT / TDB.
Dalam bahasa Ibrani penambahan seperti ini memang biasa terjadi, dan ini bisa terlihat dari kata-kata di bawah ini.
Menahem Mansoor: “Hebrew has no special words for the English verbs am, are, or is. They were understood from the context. Thus, the present tense of to be is not expressed in Hebrew. When you translate into English, you must add the appropriate English verb” (= Bahasa Ibrani tidak mempunyai kata-kata khusus untuk kata-kata kerja bahasa Inggris ‘am’, ‘are’, atau ‘is’. Kata-kata itu dimengerti dari kontextnya. Maka / karena itu, bentuk present dari ‘to be’ tidak dinyatakan dalam bahasa Ibrani. Pada waktu engkau menterjemahkannya ke dalam bahasa Inggris, engkau harus menambahkan kata kerja bahasa Inggris yang sesuai) - ‘Biblical Hebrew Step By Step’, vol I, hal 61.
Sebagai contoh kalau dalam bahasa Ibrani seseorang mau mengatakan ‘I am the mother’ (= aku adalah sang ibu), maka ia hanya mengatakan:
MxehA ynixE (dibaca dari kanan ke kiri)
HA-EM ANI
the mother I
sang ibu aku
Tetapi dalam menterjemahkan kita tidak bisa menterjemahkan: ‘I the mother’ (= Aku sang ibu). Kita harus menambahkan kata ‘am’ (= adalah) sehingga menjadi ‘I am the mother’ (= Aku adalah sang ibu).
Jadi sebetulnya, ditinjau dari sudut bahasa, terjemahan yang dipilih oleh Saksi-Saksi Yehuwa, yaitu ‘Allah adalah takhtaMu’ merupakan sesuatu yang memungkinkan. Tetapi ditinjau dari sudut artinya, terjemahan itu sangat tidak masuk akal. Mengapa? Karena ‘takhta’ adalah tempat duduk dari seorang raja. Jadi terjemahan NWT / TDB menunjukkan bahwa ada seseorang (siapapun dia adanya) yang duduk di atas Allah, yang jelas merupakan sesuatu yang tidak masuk akal.
Karena itu Alexander MacLaren mengatakan bahwa terjemahan ini: “may fairly be pronounced impossible” (= bisa dengan adil / wajar dinyatakan sebagai mustahil) - hal 70.
Barnes’ Notes: “Unitarians proposed to translate this, ‘God is thy throne;’ but how can God be a throne of a creature? What is the meaning of such an expression? Where is there one parallel” (= Para Unitarian / orang-orang yang mempercayai bahwa Allah itu tunggal mutlak mengusulkan untuk menterjemahkan ini: ‘Allah adalah takhtamu’; tetapi bagaimana Allah bisa menjadi suatu takhta dari suatu makhluk ciptaan? Apa arti dari ungkapan seperti itu? Dimana ada satu ungkapan lain yang paralel dengannya?) - hal 1229.
Keil & Delitzsch: “God is neither the substance of the throne, nor can the throne itself be regarded as a representation or figure of God” (= Allah bukan zat dari takhta, juga takhta itu sendiri tidak bisa dianggap sebagai wakil atau gambar dari Allah) - hal 82.
John Owen mengutip kata-kata Stuart sebagai berikut:
“Where is God ever said to be the throne of his creature? and what could be the sense of such an expression?” (= Dimana pernah dikatakan bahwa Allah adalah takhta dari makhluk ciptaanNya? dan apa yang bisa menjadi arti dari ungkapan seperti itu?) - ‘Hebrews’, vol 3, hal 179 (footnote).
John Owen menambahkan dengan berkata bahwa penterjemahan ‘Your Throne is God’ (= Takhtamu adalah Allah) itu “Is contrary to the universally constant use of the expression in Scripture; for wherever there is mention of the throne of Christ, somewhat else, and not God, is intended thereby” (= Bertentangan dengan penggunaan tetap secara universal / tanpa kecuali dari ungkapan itu dalam Kitab Suci; karena dimanapun disebutkan tentang takhta Kristus, maka adalah sesuatu yang lain, dan bukannya Allah, yang dimaksudkan dengannya) - ‘Hebrews’, vol 3, hal 182.
2. Maz 45 ini hanya menunjuk kepada Kristus saja.
Memang apakah Maz 45 ini pada mulanya (secara orisinil) memang ditujukan kepada seorang raja manusia / Salomo atau tidak, menimbulkan perdebatan yang cukup hebat.
Ada yang mengatakan bahwa Maz 45 itu memang menunjuk kepada seorang raja manusia, dan raja manusia itu adalah:
a. Daud.
b. Salomo, yang menikah dengan putri Firaun!
c. Ahab. Mengapa bisa muncul dugaan bahwa raja ini adalah Ahab? Karena:
· Ahab mempunyai istana gading - 1Raja 22:39 bdk. Maz 45:9b.
· adanya istilah ‘Puteri Tirus’ dalam Maz 45:13.
Tetapi Izebel adalah putri raja Sidon, bukan Tirus. Dan kelihatannya Maz 45:13 tidak menunjukkan bahwa putri Tirus itu adalah istri raja itu, tetapi hanya orang yang datang membawa pemberian-pemberian.
Pulpit Commentary (hal 352) menganggap ‘Puteri Tirus’ ini sebagai gambaran dari orang-orang kafir / non Yahudi secara umum.
d. Yoram, anak Yosafat, yang menikah dengan Atalya, anak Ahab dan Izebel (bdk. 2Raja 8:18,26).
e. Seorang raja Persia. Alasannya adalah bahwa istilah yang diterjemahkan ‘permaisuri’ dalam Maz 45:10 digunakan untuk ratu Persia dalam Neh 2:6. Tetapi merupakan sesuatu yang sangat tidak masuk akal bahwa raja di sini menunjuk kepada seorang raja Persia, karena bagaimana mungkin muncul kata-kata ‘Allah, Allahmu’ (Maz 45:8) untuk seorang raja kafir?
Alexander MacLaren menganggap (hal 66,74,78) bahwa Maz 45 ini memang menunjuk kepada seorang raja, tetapi ia tidak bisa mengatakan siapa raja ini. Ini adalah seorang raja ideal, yang merupakan type dari Kristus.
Calvin [juga Derek Kidner (Tyndale)] beranggapan bahwa Maz 45 ditujukan kepada Salomo, yang merupakan TYPE dari Yesus.
Calvin: “Although he is called ‘God’, because God has imprinted some mark of his glory in the person of kings, yet this title cannot well be applied to a mortal man; for we nowhere read in Scripture that man or angel has been distinguished by this title without some qualification. It is true, indeed, that angels as well as judges are called collectively Myhlx, ELOHIM, gods; but not individually, and no one man is called by this name without some word added by way of restriction, as when Moses was appointed to be a god to Pharaoh, (Exod. 7:1.) From this we may naturally infer, that this psalm relates, as we shall soon see, to a higher than any earthly kingdom” [= Sekalipun ia disebut ‘Allah’, karena Allah telah menanamkan tanda kemuliaanNya dalam diri dari raja-raja, tetapi gelar ini tidak bisa dengan benar diterapkan kepada seorang manusia biasa; karena kita tidak pernah membaca dalam Kitab Suci bahwa manusia atau malaikat telah diistimewakan / ditonjolkan dengan gelar ini tanpa pembatasan. Memang benar bahwa malaikat-malaikat maupun hakim-hakim disebut secara kolektif dengan sebutan ELOHIM, allah-allah; tetapi tidak secara individuil, dan tidak ada satu orangpun yang dipanggil dengan nama ini tanpa tambahan kata-kata sebagai pembatasan, seperti pada waktu Musa diangkat menjadi allah bagi Firaun, (Kel 7:1). Dari sini kita secara wajar menyimpulkan, bahwa mazmur ini berkenaan, seperti yang akan kita lihat, dengan suatu kerajaan yang lebih tinggi dari kerajaan duniawi manapun] - hal 178.
Calvin: “the posterity of David typically represented Christ to the ancient people of God” (= keturunan Daud mewakili Kristus sebagai suatu TYPE kepada / bagi umat Allah jaman dulu) - hal 180.
Calvin: “in the kingdom of Solomon God had exhibited a type or figure of that everlasting kingdom which was still to be looked for and expected” (= dalam kerajaan Salomo Allah telah menunjukkan suatu TYPE / bayangan atau gambaran dari kerajaan kekal itu, yang masih harus dicari dan diharapkan) - hal 180.
Calvin: “there is the name Myhlx , ELOHIM, which it is proper to notice. It is no doubt also applied to angels and men, but it cannot be applied to a mere man without qualification. And, therefore, the divine majesty of Christ, beyond all question, is expressly denoted here” (= di sana ada nama ELOHIM, yang perlu diperhatikan. Tidak diragukan bahwa nama ini juga diterapkan kepada malaikat-malaikat dan orang-orang, tetapi nama itu tidak bisa diterapkan kepada seorang manusia biasa tanpa pembatasan. Dan karena itu, tanpa keraguan, keagungan ilahi dari Kristus ditunjukkan secara jelas di sini) - hal 181.
Calvin (tentang Ibr 1:8): “Whosoever will read the verse, who is of a sound mind and free from the spirit of contention, cannot doubt but that the Messiah is called God” (= Siapapun yang membaca ayat itu, yang mempunyai pikiran yang sehat dan bebas dari roh perdebatan / perbantahan, tidak bisa meragukan bahwa Mesias disebut Allah) - hal 45.
Catatan: yang disebut ‘the verse’ (= ayat itu), adalah Maz 45:7.
Berbeda dengan Calvin, maka John Owen, Pulpit Commentary, dan Albert Barnes menganggap bahwa Maz 45 ini hanya menunjuk kepada Yesus saja.
Barnes’ Notes (tentang Maz 45): “The remaining opinion, therefore, is that the psalm had original and exclusive reference to the Messiah. ... the psalm had original and sole reference to the Messiah” (= Karena itu, pandangan yang tersisa adalah bahwa mazmur itu mempunyai hubungan orisinil dan exklusif dengan sang Mesias. ... Mazmur itu mempunyai hubungan orisinil dan satu-satunya dengan sang Mesias) - hal 27,28.
Catatan: kata ‘exclusive’ / exklusif artinya adalah: sendirian, tanpa disertai yang lain, terpisah dari yang lain.
Pulpit Commentary (tentang Maz 45): “To no one, indeed, but Jesus, can we apply the epithets which are herein used” [= Tidak kepada seorangpun, kecuali Yesus, kita bisa menerapkan julukan-julukan / ungkapan-ungkapan / penggambaran-penggambaran yang digunakan di dalam (Mazmur) ini] - hal 354.
Charles Haddon Spurgeon: “Some here see Solomon and Pharaoh’s daughter only - they are short-sighted; others see both Solomon and Christ - they are cross-eyed; well-focused spiritual eyes see here Jesus only” (= Sebagian orang melihat di sini hanya Salomo dan puteri Firaun - mereka mempunyai pandangan cupet / rabun dekat; orang-orang lain melihat baik Salomo maupun Kristus - mereka juling; mata rohani yang terfokus dengan baik, melihat di sini Yesus saja) - ‘The Treasury of David’, vol I, hal 315.
Argumentasi-argumentasi yang diberikan oleh orang-orang yang mempercayai bahwa Maz 45 ini hanya menunjuk kepada Yesus saja, adalah sebagai berikut:
a. Maz 45 ini membicarakan seorang raja, dan Yesus memang adalah Raja, sekalipun secara rohani.
Bdk. Yoh 18:36-37 - “(36) Jawab Yesus: ‘KerajaanKu bukan dari dunia ini; jika KerajaanKu dari dunia ini, pasti hamba-hambaKu telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi KerajaanKu bukan dari sini.’ (37) Maka kata Pilatus kepadaNya: ‘Jadi Engkau adalah raja?’ Jawab Yesus: ‘Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraKu.’”.
b. Maz 45:3 - “Engkau yang terelok di antara anak-anak manusia, kemurahan tercurah pada bibirmu, sebab itu Allah telah memberkati engkau untuk selama-lamanya”.
Catatan: ada yang menterjemahkan kata-kata ‘sebab itu’ sebagai ‘sebab’.
· Raja itu disebut terelok dari antara anak-anak manusia. Ini tidak boleh diartikan secara fisik, karena akan bertentangan dengan Yes 53:2 yang mengatakan ‘ia tidak tampan’.
Pulpit Commentary: “This kind of beauty - the soul speaking through the countenance - is what we cannot suppose absent in our Lord Jesus” (= Jenis keelokkan / keindahan ini - jiwa yang berbicara melalui wajah - adalah apa yang tidak bisa kita anggap tidak ada dalam Tuhan kita Yesus) - hal 353.
Point ini jelas tidak cocok untuk Ahab ataupun Yoram, yang adalah raja-raja yang brengsek.
· Kata ‘kemurahan’ diterjemahkan ‘grace’ (= kasih karunia) oleh KJV/RSV/NIV/NASB. Bdk. Luk 4:22 (‘indah’ seharusnya ‘gracious’ / ‘bersifat kasih karunia’) yang menunjukkan bahwa ini digenapi dalam diri Kristus.
c. Maz 45:5 - “Dalam semarakmu itu majulah demi kebenaran, perikemanusiaan dan keadilan! Biarlah tangan kananmu mengajarkan engkau perbuatan-perbuatan yang dahsyat!”.
Kata ‘perikemanusiaan’ oleh NIV diterjemahkan ‘humility’ (= kerendahan-hati); oleh KJV/NASB diterjemahkan ‘meekness’ (= kelemah-lembutan).
Pulpit Commentary: “‘Meekness’ is about the very last thought associated with earthly kings (but see Matt. 11:29)” [= ‘Kelemah-lembutan’ adalah pemikiran yang terakhir berhubungan dengan raja-raja duniawi (tetapi lihat Mat 11:29)] - hal 355.
Mat 11:29 - “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan”.
Jadi, bagian ini boleh dikatakan tidak cocok dengan raja manusia manapun, dan hanya cocok untuk Yesus.
d. Maz 45:5-6 - “(5) Dalam semarakmu itu majulah demi kebenaran, perikemanusiaan dan keadilan! Biarlah tangan kananmu mengajarkan engkau perbuatan-perbuatan yang dahsyat! (6) Anak-anak panahmu tajam, menembus jantung musuh raja; bangsa-bangsa jatuh di bawah kakimu”.
Salomo tidak pernah dikenal sebagai raja yang suka berperang (bdk. 1Taw 22:9), tetapi Maz 45:5-6 menggambarkannya demikian. Sebaliknya, Mesias memang dianggap sebagai ‘pahlawan perang’ (tentu saja dalam arti rohani), yang akan membebaskan Israel / Yehuda (Yer 23:6).
Barnes’ Notes: “It is to be remembered that the expectation of a Messiah was the peculiar hope of the Jewish people. He is really the ‘hero’ of the Old Testament” (= Harus diingat bahwa pengharapan tentang seorang Mesias adalah pengharapan yang khas dari bangsa Yahudi. Ia betul-betul adalah ‘pahlawan’ dari Perjanjian Lama) - hal 28.
Pulpit Commentary: “All the enemies of Messiah shall one day be chastised, and fall before him” (= Semua musuh-musuh dari Mesias akan dihukum pada satu hari, dan jatuh di hadapanNya) - hal 351.
Ada suatu perubahan yang menyolok tentang penggambaran raja ini dalam Maz 45:5-6, dan Alexander MacLaren mengomentari dengan kata-kata sebagai berikut: “The scene changes with startling suddenness to the fury of battle. ... Very striking is this combination of gentleness and warrior strength ... which is fulfilled in the Lamb of God, who is the Lion of the tribe of Judah” (= Suasana berubah dengan mendadak menuju kedahsyatan pertempuran. ... Kombinasi dari kelembutan dan kekuatan pahlawan ini sangat menyolok ... yang digenapi dalam Anak Domba Allah, yang adalah Singa dari suku Yehuda) - hal 68.
W. S. Plumer mengutip kata-kata Morison sebagai berikut: “By the two methods of judgment and mercy the Messiah deals with the children of men: his arrows either pierce the heart and humble it to receive his great salvation, or they smite the guilty opposer in the dust, and leave him the instructive monument of divine wrath” [= Dengan dua metode dari penghakiman dan belas kasihan sang Mesias menangani anak-anak manusia: anak-anak panahnya menikam jantung / hati dan merendahkannya untuk menerima keselamatannya yang besar, atau mereka memukul penentang yang bersalah dalam debu, dan meninggalkannya sebagai monumen pengajaran dari murka ilahi] - hal 520.
e. Maz 45:6,18 - “(6) Anak-anak panahmu tajam, menembus jantung musuh raja; bangsa-bangsa jatuh di bawah kakimu. ... (18) Aku mau memasyhurkan namamu turun-temurun; sebab itu bangsa-bangsa akan bersyukur kepadamu untuk seterusnya dan selamanya”.
Bandingkan juga dengan istilah ‘puteri Tirus’ dalam ay 13.
Pulpit Commentary: “He should have universal sway, and not over Israel only” (= Ia harus mempunyai kekuasaan universal, dan bukan hanya atas Israel saja) - hal 355.
Ini lagi-lagi tidak cocok dengan raja-raja Israel / Yehuda, atau raja manapun, dan hanya cocok untuk Yesus.
f. Maz 45:7 -
“Takhtamu
kepunyaan
(Ya)
Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah
tongkat kebenaran”.
Kata-kata ‘Ya Allah’ tidak cocok baik untuk Salomo maupun untuk Daud atau raja manusia manapun.
W. S. Plumer: “It cannot without violence be applied to Solomon” [= Ini tidak dapat diterapkan kepada Salomo tanpa melakukan kekerasan (terhadap ayat ini)] - hal 516.
Kalaupun kata-kata ‘Ya Allah’ itu mau diterjemahkan seperti NWT / TDB atau seperti terjemahan-terjemahan yang lain, tetap saja ada kata-kata ‘Takhtamu ... tetap untuk seterusnya dan selama-lamanya’ dalam Maz 45:7 ini, yang tidak cocok baik untuk Salomo maupun untuk Daud atau raja manusia manapun, dan hanya cocok untuk Yesus saja.
Pulpit Commentary: “A dominion to which there will never be any end. This is never said, and could not be truly said, of any earthly kingdom. When perpetuity is promised to the throne of David (2Sam 7:13-16; Ps. 89:4,36,37), it is to that throne as continued in the reign of David’s Son, Messiah” [= Suatu kekuasaan yang tidak pernah ada akhirnya. Ini tidak pernah dikatakan, dan tidak bisa secara benar dikatakan, tentang kerajaan duniawi manapun. Pada waktu kekekalan dijanjikan pada takhta dari Daud (2Sam 7:13-16; Maz 89:5,37,38), itu adalah bagi takhta itu, yang berlanjut dalam pemerintahan dari Anak Daud, Mesias] - hal 351.
Charles Haddon Spurgeon: “To whom can this be spoken but our Lord? ... His enlightened eye sees in the royal Husband of the church, God, God to be adored, God reigning, God reigning everlastingly. ... Blind are the eyes that cannot see God in Christ Jesus” [= Kepada siapa kata-kata ini bisa diucapkan kecuali kepada Tuhan kita? ... Matanya (mata si pemazmur) yang diterangi melihat dalam Suami rajani dari Gereja, Allah, Allah yang bertakhta, Allah yang bertakhta selama-lamanya. ... Butalah mata yang tidak bisa melihat Allah dalam Kristus Yesus] - ‘The Treasury of David’, vol I, hal 318.
g. Maz 45:8 - “Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu”.
· Ayat ini menunjukkan bahwa raja itu saleh / suci, karena dikatakan bahwa ia mencintai keadilan dan membenci kefasikan.
· Dan kalau tadi raja itu disebut sebagai ‘Allah’, maka sekarang dikatakan bahwa ia diurapi oleh Allahnya.
Calvin mengatakan bahwa dalam Maz 45 ini, Kristus bukan hanya digambarkan sebagai Allah saja, tetapi juga sebagai Allah yang menjadi manusia (Pengantara), dan karena itu Maz 45:8 (kata-kata ‘Allah, Allahmu telah mengurapi engkau’) kelihatannya menunjukkan bahwa Ia lebih rendah dari Allah.
Pulpit Commentary: “He should be God, and yet be anointed by God. (Vers. 6,7.) How enigmatical before fulfilment! How fully realized in our Immanuel, in him who is at once God and man, David’s Son, yet David’s Lord!” [= Ia harus adalah Allah, tetapi diurapi oleh Allah (ayat 7,8). Alangkah membingungkannya hal itu sebelum hal itu digenapi! Betapa penuhnya hal itu terwujud dalam Imanuel kita, dalam Dia yang pada saat yang sama Allah dan manusia, Anak Daud, tetapi juga Tuhan Daud!] - hal 355.
Charles Haddon Spurgeon: “Observe the indisputable testimony to Messiah’s Deity in verse six, and to his manhood in the present verse. Of whom could this be written but of Jesus of Nazareth? Our Christ is our Elohim. Jesus is God with us” [= Perhatikan kesaksian yang tidak dapat dibantah tentang KeAllahan Mesias dalam ayat 7, dan tentang kemanusiaannya dalam ayat ini (ay 8). Tentang siapa hal ini bisa ditulis kecuali tentang Yesus dari Nazaret? Kristus kita adalah Elohim kita. Yesus adalah Allah dengan / bersama kita] - ‘The Treasury of David’, vol I, hal 318.
· Juga kata-kata ‘mengurapi engkau dengan minyak ... melebihi teman-teman sekutumu’ pada ay 8b menunjukkan bahwa raja ini menerima pengurapan yang lebih tinggi dari teman-teman sekutunya. Hal ini juga cocok dengan penggenapannya dalam diri Kristus.
Bahwa Kristus memang diurapi terlihat dari nama ‘Mesias’ / ‘Kristus’, yang artinya ‘yang diurapi’, dan juga ayat-ayat di bawah ini:
* Kis 4:27 - “Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, HambaMu yang kudus, yang Engkau urapi”.
* Kis 10:38 - “yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia”.
* Luk 4:18 - “‘Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku”.
Dan bahwa Yesus diurapi lebih dari orang-orang lain / teman-teman sekutuNya, terlihat dari Yoh 3:34 - “Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan RohNya dengan tidak terbatas”.
Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada orang lain yang mendapat pengurapan Roh Kudus sebanyak yang Yesus terima. Dalam arti yang sesungguhnya, Yesus adalah satu-satunya orang yang secara mutlak betul-betul dipenuhi dengan Roh Kudus.
h. Maz 45:10 - “di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari Ofir”.
Tetapi bagaimana dengan Maz 45:10 yang berbicara tentang ‘permaisuri’ dari raja itu? Bukankah ini lebih cocok menunjuk kepada seorang raja manusia / Salomo? John Owen mengatakan bahwa tidak mungkin Roh Kudus merayakan pernikahan Salomo dengan seorang perempuan kafir, mengingat itu merupakan sesuatu yang dilarang oleh Tuhan [‘Hebrews’, vol 3, hal 179 (footnote)].
Tetapi kalau diterapkan kepada Kristus, bukankah lebih tidak cocok mengingat Kristus tidak pernah menikah? Jawabnya: secara jasmani, Kristus memang tidak menikah, tetapi secara rohani ‘gereja’ disebut sebagai ‘mempelai dari Anak Domba’ (bdk. Ef 5:23-32 2Kor 11:2 Wah 21:2,9 Wah 22:17).
Barnes’ Notes: “That queen is the ‘bride of the Lamb’ - the church” (= Permaisuri / ratu itu adalah ‘mempelai / pengantin dari Anak Domba’ - Gereja) - hal 28.
i. Maz 45:11 - “Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu!”.
Permaisuri / puteri itu disuruh mendengarkan sang raja, dan melupakan bangsa dan seisi rumah ayahnya. Ini mungkin sekali bisa dianalogikan dengan kata-kata Yesus dalam Luk 14:26 - “‘Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu”.
W. S. Plumer: “It is easy to love the best earthly and temporal things excessively; but it is impossible to love Christ too much” (= Adalah mudah untuk mencintai hal-hal duniawi dan sementara yang terbaik secara berlebihan; tetapi merupakan sesuatu yang mustahil untuk terlalu mengasihi Kristus) - hal 521.
j. Maz 45:12 - “Biarlah raja menjadi gairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya!”.
KJV: ‘for he is thy Lord; and worship thou him’ (= karena ia adalah Tuhanmu; dan sembahlah dia).
Dalam ayat ini raja itu disebut sebagai ‘Tuhan’ dari sang Permaisuri, dan Permaisuri itu disuruh sujud kepada raja itu.
W. S. Plumer: “If Christ is the Husband, he is also the Lord of his church” (= Jika Kristus adalah Suami, Ia juga adalah Tuhan dari gereja) - hal 521.
Penyebutan ‘Tuhan’, dan khususnya, perintah untuk sujud kepada raja dalam Maz 45:12 ini merupakan suatu argumentasi yang sangat kuat untuk mengatakan bahwa Maz 45 ini berbicara tentang Kristus, dan bahkan hanya berbicara tentang Kristus. Mengapa? Karena dalam seluruh Kitab Suci tidak pernah ada perintah untuk menyembah kepada yang bukan Allah. Kalau yang dibicarakan adalah Salomo / raja manusia biasa, maka perintah untuk sujud ini merupakan perintah untuk menyembah Salomo / manusia, dan ini bertentangan dengan seluruh Kitab Suci.
W. S. Plumer: “Christ is to be obeyed and worshipped. ... Others have had dominion over us; but to Christ only may we yield implicit and supreme obedience. ... Even in his humiliation Jesus Christ never refused humble and adoring worship. He receives the worship of angels and saints in glory, Rev. 5:9-14” (= Kristus harus ditaati dan disembah. ... Orang-orang lain mempunyai kekuasaan atas kita; tetapi hanya kepada Kristus saja kita boleh memberikan ketaatan yang penuh dan yang tertinggi. ... Bahkan dalam perendahanNya, Yesus Kristus tidak pernah menolak penyembahan yang bersifat rendah hati dan memuja. Ia menerima penyembahan dari malaikat-malaikat dan orang-orang kudus dalam kemuliaan, Wah 5:9-14) - hal 518.
k. Maz 45:17 - “Para bapa leluhurmu hendaknya diganti oleh anak-anakmu nanti; engkau akan mengangkat mereka menjadi pembesar di seluruh bumi”.
· Dalam ayat ini dikatakan bahwa para bapa leluhur (bentuk jamak) dari sang raja akan digantikan oleh anak-anak dari raja itu.
Keil & Delitzsch: “Solomon, however, had a royal father, but not royal fathers” [= Tetapi Salomo mempunyai seorang bapa yang adalah raja (Daud), tetapi tidak mempunyai bapa-bapa leluhur (jamak) yang adalah raja-raja] - hal 75.
Tetapi Kristus, sebagai manusia, memang mempunyai banyak nenek moyang yang adalah raja-raja.
· Dalam ayat ini juga dikatakan bahwa anak-anak dari raja itu akan menjadi ‘pembesar di seluruh bumi’. Ini juga tidak cocok bagi Salomo atau raja duniawi manapun, dan hanya cocok untuk Kristus (bdk. Ibr 2:10 Wah 5:10).
· Jangan terlalu merasa aneh bahwa gereja / orang-orang percaya kadang-kadang disebut sebagai permaisuri / istri / mempelai dari Kristus, tetapi kadang-kadang disebut sebagai ‘anak’ seperti dalam Maz 45:17 ini, dan juga disebut sebagai ‘teman sekutu’ seperti dalam Maz 45:8b. Memang Kitab Suci memberikan bermacam-macam gambaran tentang orang percaya dalam hubungannya dengan Kristus. Sebagai ‘saudara’ (Ro 8:29), sebagai ‘anak’ (Mark 2:5 Mark 10:24 Yoh 13:33), sebagai ‘hamba’ (Yoh 15:20), sebagai ‘sahabat’ (Yoh 15:14), sebagai ‘mempelai’ (Wah 21:9), dsb.
Jadi, terlihat dengan jelas bahwa banyak dari detail-detail dari Maz 45 ini yang tidak bisa diterapkan pada seorang manusia biasa. Dan karena itu saya menyimpulkan bahwa Maz 45 ini hanya menunjuk kepada Kristus saja, tidak kepada Salomo atau raja duniawi manapun. Sebetulnya dari hal ini saja, seluruh argumentasi dari Saksi Yehuwa sudah runtuh, karena mereka mendasarkan argumentasi mereka pada anggapan bahwa Maz 45 ini pada mulanya / secara orisinil berbicara tentang seorang raja manusia, yaitu Salomo.
3. Maz 45:7 ini dikutip dalam Ibr 1:8, dan jelas diterapkan kepada Yesus!
Ibr 1:8 -
“Tetapi tentang
(kepada) Anak Ia berkata: ‘TakhtaMu, ya Allah, tetap untuk seterusnya
dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat kebenaran.”.
KJV/RSV: ‘Thy throne, O God’ (= TakhtaMu, ya Allah).
NIV/NASB: ‘Your throne, O God’ (= TakhtaMu, ya Allah).
Aneh juga bahwa dalam Maz 45:7 Kitab Suci Indonesia dan RSV salah terjemahan, tetapi dalam Ibr 1:8, kedua-duanya menterjemahkannya secara benar, padahal Ibr 1:8 mengutip dari Maz 45:7!
Adam Clarke: “this very verse the apostle, Heb 1:8, has applied to Jesus Christ. On this I shall make a very short remark, but it shall be conclusive: If the apostle did not believe Jesus Christ to be the true and eternal God, he has utterly misapplied this Scripture.” (= Ayat ini, sang Rasul, Ibr 1:8, telah terapkan kepada Yesus Kristus. Tentang ini saya akan memberikan kata-kata pendek, tetapi itu akan meyakinkan: Seandainya sang rasul tidak mempercayai Yesus Kristus sebagai Allah yang sejati / benar dan kekal, ia telah sama sekali salah menerapkan Kitab Suci ini).
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube: