Khotbah Eksposisi

Filemon 15-19

Pdt. Budi Asali, M.Div.

Ay 15-19:(15) Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, (16) bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan. (17) Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri. (18) Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku - (19) aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: Aku akan membayarnya - agar jangan kukatakan: ‘Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!’ - karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri.

 

1)   (15) Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, (16) bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih dari pada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.

 

a)   Ay 16 jelas menunjukkan bahwa Paulus menganggap Onesimus memang betul-betul sudah bertobat / percaya kepada Yesus, karena ia disebut sebagai ‘saudara’ oleh Paulus.

 

b)   Ay 16 lagi-lagi menunjukkan kerendahan hati Paulus, yang mau menyebut seorang budak / pencuri, sebagai ‘saudara yang kekasih’.

 

c)   ‘Peristiwa yang merugikan’ versus ‘rencana Allah bagi kita’.

 

Calvin mengatakan bahwa text ini berguna dalam hal sebagai berikut: kalau seseorang membuat kita marah karena sesuatu yang ia lakukan terhadap kita, pikiran kita harus ditenangkan, pada waktu kita mengerti bahwa hal-hal yang dilakukan dengan jahat kepada kita itu telah dibalikkan menuju tujuan yang berbeda oleh rencana Allah.

 

Contoh: kasus Yusuf yang dijual oleh saudara-saudaranya.

Kej 45:5-8 - “(5) Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. (6) Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. (7) Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. (8) Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir”.

Kej 50:20 - “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar”.

 

William Hendriksen: “Paul, though by no means clearing Onesimus of guilt, wants Philemon to see and consider God’s glorious, overruling providence. ‘Behold the hand of God, in this happening,’ says he, as it were. God used the evil deed of Onesimus to bring about good, and this both for the runaway himself and for Philemon” (= Paulus, sekalipun sama sekali tidak menganggap Onesimus bersih dari kesalahan, ingin Filemon melihat dan mempertimbangkan providensia Allah yang mulia dan menguasai semua. Ia seakan-akan berkata, ‘Lihatlah tangan Allah, dalam kejadian ini’. Allah menggunakan tindakan jahat dari Onesimus untuk menghasilkan apa yang baik untuk si pelarian itu sendiri dan untuk Filemon) - hal 220.

 

Barnes’ Notes: “The meaning is, that it was possible that this was permitted in the Providence of God in order that Onesimus might be brought under the influence of the gospel, and be far more serviceable to Philemon as a Christian, than he could have been in his former relation to him. What appeared to Philemon, therefore, to be a calamity, and what seemed to him to be wrong on the part of Onesimus, might have been permitted to occur in order that he might receive a higher benefit. Such things are not uncommon in human affairs” (= Artinya adalah, bahwa adalah mungkin bahwa ini diijinkan dalam providensia Allah supaya Onesimus bisa dibawa ke bawah pengaruh dari Injil, dan menjadi jauh lebih berguna bagi Filemon sebagai seorang Kristen, dari pada ia dalam hubungannya yang dulu dengannya. Karena itu, apa yang bagi Filemon terlihat sebagai bencana, dan apa yang kelihatan baginya sebagai tindakan yang salah dari Onesimus, bisa diijinkan untuk terjadi supaya ia bisa menerima manfaat yang lebih tinggi. Hal seperti itu bukannya tidak biasa dalam urusan manusia).

 

Penerapan: apakah ada bencana yang terjadi dalam hidup saudara? Apakah ada seseorang / orang-orang yang merugikan saudara? Jangan pandang hal-hal itu. Pandanglah kepada Allah! Ia yang mengijinkan, atau bahkan mengatur terjadinya hal-hal itu, dan kalau saudara memang adalah anakNya, maka Allah pasti melakukan semua itu untuk kebaikan saudara.

 

Ro 8:28 - “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.

 

Tetapi ada yang agak mengganggu saya dalam kata-kata dari Albert Barnes di atas, yaitu pada bagian yang saya garis-bawahi. Bukankah pada waktu Onesimus ada di rumah Filemon, ia juga ada di bawah pengaruh Injil? Apa perlunya Allah mengatur sehingga Onesimus mencuri, lari, lalu bertemu Paulus, dan mendapatkan Injil dari Paulus? Ada 2 kemungkinan jawaban:

 

1.   Mungkin, Filemon tidak memberitakan Injil kepada budaknya, dengan alasan yang sama seperti mengapa kebanyakan majikan Kristen tidak memberitakan Injil kepada pembantunya, padahal mereka memberitakan Injil kepada orang-orang lain.

 

2.   Dalam tafsirannya tentang ay 15, Matthew Poole mengatakan bahwa mungkin Allah mengatur seperti itu, supaya setelah lari dan mencuri dari Filemon, Onesimus bisa dengan lebih mudah disadarkan bahwa ia adalah orang berdosa yang membutuhkan seorang Juruselamat.

Memang, makin seseorang sadar akan dosanya, makin mudah baginya untuk merasakan kebutuhannya terhadap seorang Juruselamat. Karena itu:

 

a.   Kalau saudara belum sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, belajarlah Firman Tuhan sedemikian rupa, sehingga saudara bisa makin sadar akan banyaknya dosa saudara. Dan setelah menyadari banyaknya dosa saudara, pikirkan: bagaimana mungkin dengan dosa-dosa sebanyak itu saudara bisa masuk surga tanpa mempunyai seorang pembayar hutang dosa / Juruselamat / Penebus dosa?

 

b.   Kalau saudara memberitakan Injil, jangan tergesa-gesa memberitakan Kristusnya atau mendorong orang itu untuk percaya kepada Kristus. Orang yang saudara injili itu tidak akan merasa butuh Kristus, kalau ia belum sadar akan dosanya, atau kalau ia belum sadar akan banyaknya dosanya. Jadi, banyaklah melakukan penyadaran dosa. Tetapi awas, jangan lakukan hal ini dengan sikap menghakimi / sok suci!

 

2)   Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri (ay 17).

 

a)   Pembetulan terjemahan.

Kata ‘seiman’ sebetulnya tidak ada, dan kata ‘teman’ seharusnya adalah ‘partner’.

KJV: ‘If thou count me therefore a partner, receive him as myself’ (= Karena itu, jika engkau memperhitungkan aku sebagai seorang rekan, terimalah dia seperti diriku sendiri).

NIV: So if you consider me a partner, welcome him as you would welcome me (= Jadi, jika engkau menganggap aku sebagai seorang rekan, sambutlah ia seperti engkau menyambut aku).

NASB: If then you regard me a partner, accept him as you would me (= jadi, jika engkau menganggap aku seorang rekan, terimalah dia seperti engkau menerima aku).

 

b)   Paulus, dalam membantu Onesimus, tidak berjuang setengah-setengah.

Calvin: “his example warns us how affectionately we ought to aid a sinner who has given us proof of his repentance” (= teladannya memperingatkan kita betapa dengan penuh kasih kita harus membantu orang berdosa yang telah memberikan kita bukti pertobatannya) - hal 358.

 

3)   (18) Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku - (19) aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: Aku akan membayarnya - agar jangan kukatakan: ‘Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!’ - karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri.

 

a)   kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu.

 

1.   Ini menunjukkan bahwa Onesimus bukan hanya lari dari tuannya, tetapi juga mencuri dari tuannya.

Calvin menganggap bahwa kata-kata ‘sudah merugikan engkau ataupun berhutuang kepadamu’ merupakan bahasa yang diperhalus untuk ‘mencuri’. Dan memang boleh dikatakan semua penafsir menganggap Onesimus bukan hanya lari dari tuannya tetapi juga mencuri, atau bahkan merampok.

 

Barclay: “Onesimus must have stolen from Philemon, as well as run away from him. If he had not helped himself to Philemon’s money, it is difficult to see how he could ever have covered the long road to Rome” (= Onesimus pasti telah mencuri dari Filemon, dan juga lari darinya. Jika ia tidak mengambil uang Filemon, adalah sukar untuk melihat bagaimana ia bisa mempunyai uang yang cukup untuk menempuh perjalanan jauh ke Roma) - hal 282.

 

Catatan: ada yang mengatakan jarak Kolose - Roma adalah 1000 mil. Seorang budak tidak mungkin bisa mempunyai uang dari dirinya sendiri untuk bisa membiayai perjalanan sejauh itu.

 

2.   Orang kafir yang bertobat harus mengganti kerugian yang telah ia perbuat kepada orang lain. Tidak bisa dengan dalih ‘hidup baru’, atau ‘buang hidup lama’ (bdk. 2Kor 5:17), kita lalu ‘melupakan’ hutang / kerugian yang telah kita perbuat kepada orang lain.

 

Bdk. Luk 19:8 - “Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: ‘Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.’”.

 

Barclay: “Christianity never entitled a man to default on his debts” (= Kekristenan tidak pernah memberi hak kepada seseorang untuk lalai membayar hutangnya) - hal 282.

 

Barclay: “Christianity is not out to help a man escape his past and run away from it; it is out to enable him face his past and rise above it. Onesimus had run away. Well, then, he must go back, face up to the consequences of what he did, accept them and rise above them. Christianity is never escape, it is always conquest” (= Kekristenan tidak berusaha untuk membantu seseorang untuk meloloskan diri dari masa lampaunya dan lari darinya; kekristenan berusaha untuk memampukan ia untuk menghadapi masa lalunya dan naik di atasnya / mengatasinya. Onesimus telah melarikan diri. Jadi, ia harus kembali, menghadapi konsekwensi dari apa yang telah ia lakukan, menerimanya dan naik di atasnya / mengatasinya. Kekristenan tidak pernah lari / meloloskan diri, kekristenan selalu mengalahkan) - hal 281.

 

Matthew Henry: “The communion of saints does not destroy distinction of property” (= Persekutuan orang kudus tidak menghancurkan pembedaan milik / kekayaan).

 

Karena itu, hati-hati dalam menafsirkan ayat-ayat seperti:

·        Kis 2:44-45 - “(44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, (45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing”.

·        Kis 4:32,34-37 - “(32) Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. ... (34) Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa (35) dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. (36) Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. (37) Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul”.

 

Kalau orang Kristen yang kaya mau melakukan seperti dalam kedua text di atas ini, itu tentu bagus. Tetapi orang Kristen yang miskin tidak bisa menuntut orang Kristen yang kaya untuk melakukan hal tersebut. Juga mungkin bahwa orang Kristen yang kaya pada saat itu melakukan hal tersebut, karena keadaan memang sangat extrim, karena orang-orang kristen pada saat itu dimusuhi oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Romawi.

 

b)   tanggungkanlah semuanya itu kepadaku ... Aku akan membayarnya.

Dari bagian ini terlihat bahwa Paulus bukan hanya mau mendorong Filemon untuk mengampuni Onesimus, tetapi kalau diperlukan, ia juga rela mengganti apa yang dicuri oleh Onesimus.

 

Calvin: “if it is our duty to intercede for others, in order to obtain forgiveness for those who repent, much more should we ourselves treat them with kindness and gentleness” (= jika merupakan kewajiban kita untuk menengahi orang-orang lain, supaya bisa mendapatkan pengampunan bagi mereka yang bertobat, lebih-lebih kita sendiri harus memperlakukan mereka dengan kebaikan dan kelembutan) - hal 358.

 

Ada orang yang hanya pinter mendorong orang lain berbuat baik tetapi dirinya sendiri tidak mau melakukan. Misalnya:

·        selalu mendorong orang untuk memberi persembahan ke gereja, tetapi dirinya sendiri tidak memberi apa-apa.

·        selalu mendorong orang lain untuk melayani, tetapi ia sendiri tidak mau melakukan apa-apa.

 

Paulus adalah contoh yang benar. Ia sendiri berbuat baik kepada Onesimus lebih dulu, dan lalu menjadi pengantara terhadap Filemon, supaya Filemon juga bersikap baik kepada Onesimus. Dan kalau perlu, ia juga mau membayar ‘hutang’ Onesimus itu.

 

Apa yang Paulus lakukan memang hebat, tetapi belum ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang Kristus lakukan bagi kita. Kita yang berdosa / berhutang, Dia yang membayarnya! Sudahkah saudara percaya bahwa Kristus telah membayar hutang dosa saudara?

 

Bagian ini kalau ditafsirkan secara ngawur bisa mendukung Theologia Kemakmuran, misalnya dengan menafsirkan bahwa kata-kata ini menunjukkan bahwa Paulus kaya. Kalau tidak, bagaimana ia bisa membayar hutang tersebut? Tetapi bagian ini tidak akan berarti demikian kalau kita menafsirkannya dengan memperhatikan kalimat berikutnya.

 

c)   “(19b) agar jangan kukatakan: ‘Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!’ - karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri.

Dalam bagian ini Kitab Suci Indonesia salah terjemahan sehingga kalimatnya menjadi kacau dan tidak bisa dimengerti. Bandingkan dengan terjemahan dari Kitab Suci bahasa Inggris.

KJV: ‘albeit I do not say to thee how thou owest unto me even thine own self besides’ (= sekalipun aku tidak mengatakan kepadamu bagaimana engkau berhutang kepadaku, yaitu dirimu sendiri).

NIV: not to mention that you owe me your very self (= tanpa menyebutkan bahwa engkau berhutang dirimu sendiri kepadaku).

NASB: lest I should mention to you that you owe to me even your own self as well (= supaya jangan aku menyebutkan kepadamu bahwa engkau juga berhutang kepadaku dirimu sendiri).

 

1.         Arti sebenarnya dari kata-kata Paulus.

 

Calvin: “There remains one question. How does Paul ... promise to pay money? Amidst such poverty and want this does certainly appear to be a ridiculous promise; but it is easy to see that, by this form of expression, Paul beseeches Philemon not to ask anything back from his slave. Though he does not speak ironically, yet, by an indirect figure, he requests him to blot out and cancel this account. The meaning, therefore, is - ‘I wish that thou shouldest not contend with thy slave, unless thou choosest to have me for thy debtor in his stead.’” (= Ada satu pertanyaan yang tersisa. Bagaimana Paulus ... berjanji untuk membayar uang itu? Di tengah-tengah kemiskinan dan kekurangan seperti itu ini kelihatannya merupakan suatu janji yang menggelikan; tetapi adalah mudah untuk melihat bahwa, oleh bentuk pernyataan ini, Paulus meminta Filemon untuk tidak meminta apapun kembali dari budaknya. Sekalipun ia tidak berbicara secara ironis, tetapi dengan menggunakan gambaran yang tidak langsung, ia memintanya untuk menghapuskan dan membatalkan rekening ini. Karena itu, artinya adalah, ‘Aku berharap bahwa engkau tidak menentang budakmu, kecuali engkau memilih mendapati aku sebagai orang yang berhutang kepadamu sebagai ganti budakmu’) - hal 358-359.

 

2.   Filemon berhutang dirinya sendiri kepada Paulus, karena Pauluslah yang membawanya kepada Kristus.

Ay 19c ini menunjukkan bahwa Filemon bertobat karena penginjilan yang dilakukan oleh Paulus.

Ayat ini menunjukkan bahwa seseorang berhutang kepada orang yang dipakai Tuhan untuk membawanya kepada Kristus (sebetulnya juga kepada setiap orang yang dipakai Tuhan untuk mengajar dia Firman Tuhan / membangun dia dalam iman / kerohanian).

Ini ia gunakan sebagai argumentasi, karena hal ini seharusnya memang membuat Filemon sungkan / mengasihi dia. Bandingkan dengan banyak ‘orang Kristen’ yang bukan hanya tidak peduli, tetapi juga bersikap sangat jelek, terhadap orang yang membawa dia kepada Kristus / mengajar dia Firman Tuhan.

 

Bandingkan dengan:

·        Gal 6:6 - “Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu”.

·        Ibr 13:17 - “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu”.

·        1Kor 9:11-12 - “(11) Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebihkah kalau kami menuai hasil duniawi dari pada kamu? (12) Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus”.

·        Ro 15:26-27 - “(26) Sebab Makedonia dan Akhaya telah mengambil keputusan untuk menyumbangkan sesuatu kepada orang-orang miskin di antara orang-orang kudus di Yerusalem. (27) Keputusan itu memang telah mereka ambil, tetapi itu adalah kewajiban mereka. Sebab, jika bangsa-bangsa lain telah beroleh bagian dalam harta rohani orang Yahudi, maka wajiblah juga bangsa-bangsa lain itu melayani orang Yahudi dengan harta duniawi mereka.

Adam Clarke (tentang Ro 15:27): “It was through and by means of the Jews that the Gentiles were brought to the knowledge of God and the Gospel of Christ. These were the spiritual things which they had received; and the pecuniary contribution was the carnal things which the Gentiles were now returning” (= Adalah melalui dan dengan menggunakan orang-orang Yahudi maka orang-orang non Yahudi dibawa pada pengenalan tentang Allah dan Injil Kristus. Ini merupakan hal-hal rohani yang telah mereka terima; dan kontribusi / sumbangan keuangan mereka hal-hal jasmani yang sekarang ‘dikembalikan’ oleh orang-orang non Yahudi).

 

d)   aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri:.

Ini menunjukkan bahwa surat Filemon ditulis Paulus dengan tangannya sendiri. Dalam penulisan surat-suratnya yang lain, ia sering menggunakan seorang penulis, dan hanya menulis salam penutup dengan tangannya sendiri.

Bandingkan dengan:

·        Ro 16:22 - “Salam dalam Tuhan kepada kamu dari Tertius, yaitu aku, yang menulis surat ini”.

·        Kol 4:18 - “Salam dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Ingatlah akan belengguku. Kasih karunia menyertai kamu”.

·        1Kor 16:21 - “Dengan tanganku sendiri aku menulis ini: Salam dari Paulus”.

·        2Tes 3:17 - “Salam dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku sendiri. Inilah tanda dalam setiap surat: beginilah tulisanku”.

 

-o0o-


 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali