Eksposisi Surat
Paulus kepada Jemaat di Efesus
oleh
: Pdt. Budi Asali M.Div.
EFESUS 5:21-33
Ef 5:21 menunjukkan salah
satu ciri orang yang dipenuhi Roh Kudus, yaitu ‘tunduk seorang kepada yang
lain’.
Dalam Ef 5:22-23 Paulus lalu
membicarakan hubungan antara suami dan istri.
Dalam Ef 6:1-4 antara bapa dan
anak.
Dalam Ef 6:5-9 antara tuan dan
hamba.
HUBUNGAN SUAMI-ISTRI:
A)Untuk istri: ‘Hai istri, tunduklah kepada suamimu’ (ay 22).
I)Mengapa istri harus tunduk kepada suami?
1)Alasan
penciptaan:
- Adam dicipta lebih dulu, baru Hawa.
-
Hawa dicipta sebagai penolong (Kej 2:18).
-
Hawa dicipta dari Adam (Kej 2:21-22 1Kor
11:8).
2)Hubungan
suami-istri digambarkan seperti hubungan Kristus-jemaat (ay 23).
3)Supaya
ada keteraturan.
Semua manusia memang setingkat dihadapan Allah (Kis 10:34-35
Gal 3:28), tetapi supaya teratur, harus ada pemerintahan. Karena itu
Allah menetapkan suami sebagai kepala keluarga.
kata bah. Yunani yang diterjemahkan ‘rendahkanlah
dirimu’ (seharusnya ‘tunduklah’)
dalam ay 21 adalah
(HYPOTASSOMENOI). Bagian tengah kata itu berasal dari kata TAXIS yang
berarti ‘order’ / tata tertib. Jadi, jelas bahwa ketundukkan itu harus ada,
supaya ada keteraturan.
II)Sifat
ketundukkan:
1)Tidak
mutlak, hanya selama suami tidak bertentangan dengan Firman Tuhan.
Kata-kata ‘seperti kepada Tuhan’
(ay 22), ‘seperti jemaat tun- duk kepada
Kristus’ (ay 24), ‘dalam segala
sesuatu’ (ay 24) kelihatannya memutlakkan ketundukkan istri kepada suami.
Tetapi penafsiran seperti ini bertentangan dengan bagian-bagian Kitab Suci yang
lain, sehingga tidak bisa dibenarkan. Harus bisa diingat bahwa otoritas suami
datang dari Tuhan, sehingga kalau suamimu bertentangan dengan Firman Tuhan,
istri harus tunduk kepada Tuhan, dan bukan kepada suami (bdk. Kis 5:29
Ef 5:21 - ‘dalam takut akan Kristus’).
Kata-kata
‘seperti kepada Tuhan’ (ay 22) dan
‘seperti kepada Kristus’ (ay 24)
berarti bahwa ketundukkan istri kepada suami merupakan bagian dari
ketundukkannya kepada Tuhan.
Kata-kata
‘dalam segala sesuatu’ (ay 24)
berarti dalam segala segi / bidang kehidupan. Tapi semua ini diberi syarat
‘selama suami tidak bertentangan dengan Firman Tuhan’.
2)Tunduk
dengan hormat (ay 33).
Istri tidak boleh tunduk dengan terpaksa, dengan hati yang jengkel,
dengan bersungut-sungut, dsb, tetapi dengan hormat.
B)Untuk
suami: ‘Hai suami, kasihilah istrimu’
(ay 25).
Adalah
sesuatu yang menarik bahwa sekalipun Tuhan memerintahkan istri untuk tunduk
kepada suami, Ia tidak memerintahkan kepada suami untuk memerintah / menjadi
boss atas istri, tapi Ia memerintahkan suami untuk mengasihi istri.
1)Ay
25-27: kasih suami kepada istri harus seperti kasih Kristus kepada jemaat.
Kasih Kristus kepada jemaat adalah:
-
Kasih yang berkurban (ay 25).
Jadi suami harus mau berkurban demi istri.
-
Kasih yang menyucikan (ay 26-27).
‘Christ gave himself for the church, that he might sanctify it, having
purified it by the washing with water....
Jadi,
karena Kristus mengasihi jemaat, Ia melakukan 2 hal:
#
purification (=pemurnian / pembersihan).
Ini
terjadi pada saat pertobatan.
‘air’ dan ‘firman’.
‘Air’ menunjuk kepada baptisan . Supaya tak diartikan bahwa baptisan
itu bisa membersihkan dosa, maka ditambahkan ‘dan firman’. Orang yang
mendengar Firman Tuhan, percaya dan dibaptiskan akan dibersihkan dari
dosa-dosanya.
#
sanctification (=pengudusan).
Ini terjadi setelah purification. Sanctification adalah proses yang
berlangsung seumur hidup. Ay 27 baru terjadi pada saat orang itu mati atau pada
saat Kristus datang kedua kalinya.
Dari
dua hal ini jelaslah bahwa kasih Kristus adalah kasih yang menyucikan. Suami
harus mengasihi istri dengan kasih yang menyucikan, artinya ia harus selalu
berusaha untuk menyucikan hidup istrinya.
2)Ay
28-30.
Apa
artinya?
John
Stott menganggap bagian ini sebagai sesuatu yang anti kli- maks. Tadi dalam ay
25-27 dikatakan bahwa suami harus mengasihi istri seperti Kristus mengasihi
jemaat. Sekarang dikatakan bahwa suami harus mengasihi tubuhnya sendiri (=self
love). Stott mengatakan bahwa Paulus adalah seorang yang realist. Ia tahu bahwa
kita tidak bisa mengerti kasih Kristus sepenuhnya dan karena itu ia sekarang
menggunakan ‘self love’ yang jelas bisa dimengerti oleh setiap orang.
Charles
Hodge mengatakan bahwa bagian ini tak berarti bahwa suami harus mengasihi istri seperti
tubuhnya sendiri, tetapi suami harus mengasihi istri sebagai tubuhnya
sendiri. Jadi, Kristus mengasihi gereja karena gereja adalah tubuhNya, dan suami
mengasihi istri karena istri adalah tubuh suami.
3)Ay
31.
-
Ini adalah kutipan dari Kej 2:24. Jadi, kata-kata ‘Sebab
itu’ dalam Ef 5:31 tak berhubungan dengan Ef 5:30. Kata-kata itu juga
adalah kutipan dari KEj 2:24
-
Ayat ini tidak boleh diartikan bahwa seorang laki-laki harus keluar rumah /
meninggalkan orang tuanya kalau ia menikah, sedangkan seorang perempuan boleh
tetap bersama orang tuanya kalau ia menikah.
-
Arti ay 31: hubungan / kewajiban / kasih suami-istri harus lebih besar / lebih
diutamakan dari hubungan / kewajiban / kasih anak-orang tua.
Penerapan: Jangan mengurbankan istri karena orang tua.
-
‘satu daging’. Tak ada hubungan
lain yang digambarkan seperti ini. Ini menunjukkan bahwa suami-istri adalah
hubungan khusus yang tidak bisa disamai oleh hubungan keluarga yang lain.
Penerapan: kalau mempunyai anak, istri / suami harus tetap le- bih
dikasihi daripada anak!
-
‘keduanya menjadi satu daging’.
Dikatakan ‘keduanya’ bukan ‘ketiganya’ atau ‘keempatnya’ dst-nya.
Jadi, Kitab Suci mengajarkan monogami, bukan poligami!!
4)Ay
32-33.
Ay
32 dijadikan dasar oleh gereja Roma Katolik untuk mengajarkan bahwa pernikahan
adalah suatu sakramen, karena Latin Vulgate (Alkitab bahasa Latin yang dijadikan
standart oleh gereja Roma Katolik) menteerjemahkan kata ‘rahasia’
dengan kata ‘Sacramentum’.
Tetapi
ini tidak benar! Alasannya:
- Kata
Yunani yang diterjemahkan ‘rahasia’
itu adalah........... (MYSTERION) yang berarti ‘mystery’.
-
Sakramen adalah sesuatu yang diharuskan (Mis: baptisan dan Perjamuan Kudus).
Tetapi pernikahan tidak diharuskan (bdk. 1Kor 7:1, 7-9, 25, 26, 38).
-
Kata ‘mystery’ dalam ay 32 menunjuk pada hubungan Kristus- jemaat, bukan
pada pernikahan.
Arti
ay 32-33: Hubungan Kristus-Gereja / jemaat adalah suatu mystery, tetapi
sekalipun dalam hubungan Kristus-Geraja itu ada hubungan yang tidak bisa
dimengerti, tetapi tetap ada analogi antara hubungan Kristus-Gereja dan hubungan
suami-istri dan karena itu ‘kasihilah suamimu dan hormatilah istrimu’ (ay
33).
-o0o-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali