© 2008
www.messianic-indonesia.com KEBENARAN ELOHIM
ATAU KEBENARAN DIRI SENDIRI?
(Tanggapan Terhadap Debat Terbuka “Keharusan Pemakaian Nama
YHWH”)
Ada
beberapa ayat yang sangat tepat untuk menggambarkan segi kebenaran yang
menguntungkan atau sebaliknya dapat juga merugikan para pembangkang.
Roma 10:2-4 (2) Sebab aku memberi kesaksian terhadap mereka, bahwa
mereka memiliki kecemburuan Elohim, tetapi bukan atas dasar pengenalan. (3)
Sebab dengan tidak memahami kebenaran Elohim untuk menegakkan kebenarannya, dan
dengan berusaha untuk menegakkan kebenarannya sendiri, mereka tidak tunduk
kepada kebenaran Elohim. (4) Sebab Kristus adalah penggenapan hukum bagi
kebenaran setiap orang yang percaya.
Kebanyakan
orang-orang Kristen, pada hakekatnya memiliki kecemburuan atau bergiat untuk
menegakkan kebenaran Elohim.
Tetapi
di ayat Roma 10:2, kita dapati sebuah ”tanda bahaya,” tentang adanya
kecemburuan Elohim, tetapi bukan atas dasar pengenalan; pengenalan akan
kebenarannya!
Mengapa
saya tertarik untuk membagikan ayat-ayat ini? Saya membaca ulasan yang merupakan
ringkasan dari ”Perdebatan di Surabaya” mengenai penggunaan nama sebenarnya
dari Junjungan kita yang mulia.
Tanggapan Budi Asali:
Ulasan dr siapa? Apakah anda berhak
menyimpulkan hanya setelah mendengar dr satu pihak? Tak ada yg lebih tolol dr
itu. Lebih baik anda pesan VCD / DVD nya, lalu melihat sendiri bagaimana pihak
Yahweh-isme dibantai!
Perdebatan
ini di prakarsai oleh Budi Asali dkk, yang memanggil rombongan yang terdiri dari
bapa Kristian Sugiyarto dan bapa Teguh Hindarto.
Perdebatan
dibuka oleh Budi Asali yang pada ucapannya terungkaplah bahwa rombongan Budi ini
tidak memiliki naskah untuk mengajukan alasan-alasan dari pihak mereka; jadi
tujuan dari yang dikatakan perdebatan ini hanyalah untuk menyerang pihak
pengagung nama Junjungan kita, tanpa ada analisa secara ilmiah dari pihak yang
mengundang.
Tanggapan Budi Asali:
Apa maksud anda, kami tidak punya
naskah? Asal tahu saja, persiapan saya utk thema Yahweh-isme saja mencapai 100
halaman lebih, krn memang mau dibukukan. Kalau dlm perdebatan sering tak bisa
ditampilkan di layar, itu krn LCDnya dipasangkan lebih banyak ke laptop
Kristian Sugiyarto, yg sebetulnya bilang mau bawa LCD sendiri, dan tahu2
melanggar janjinya, dan tak bawa LCD, dan lalu pakai punya kami yg shrsnya
kami pakai!
Saya tak punya alasan2? Alasan saya
banyak sekali. Dan kalau anda katakan saya menyerang, memang benar saya
menyerang pandangan Teguh dan Kristian yg kelihatannya hanya pintar bahasa
Ibrani, tetapi selebihnya spt doktrin, penguasaan biblika, sejarah, dsb,
sangat minim, kalau tidak bisa dibilang nol besar!
Itu terlihat bahwa dlm sepanjang
perdebatan, saya dan Pdt Esra tak pernah terdesak, dan selalu bisa menjawab
pertanyaan / serangan mrk. Kalau anda tak setuju dg kata2 saya ini, coba
tunjukkan dlm hal serangan mrk yg mana yg kami tak bisa jawab! Tetapi
sebaliknya mrk berulang kali terperangah dan terdiam krn tak bisa menjawab
serangan / pertanyaan kami. Atau lebih buruk lagi, kdg2 mrk lari dr
pertanyaan, dan pd akhirnya, yg terburuk, Teguh lalu menuduh kami tidak fair.
Malu krn kalah, lalu menuduh yg tidak2. Betul2 pengecut yg tak tahu malu!
Ini
merupakan hal diluar etika perdebatan; bahkan si Budi ini melarang bapa Kristian
untuk menyebutkan nama sesembahan mereka.
Tanggapan Budi Asali:
Kelihatan sekali anda tak tahu apa2
ttg perdebatan tsb, tetapi banyak bicara! Kapan dan dlm kasus apa saya
melarang Kristian menyebut nama sesembahan mrk? Anda adalah seorang pemfitnah
tolol yg tidak tahu malu yg mengatakan apa yg anda tidak ketahui
Sebetulnya dlm perjanjian melalui sdr
Cahaya sbg pengantara, sudah ada kesepakatan bahwa debat ini hanya mengenai
nama Yahweh, bukan ttg kata ‘Allah’, krn waktu tak mungkin mencukupi. Lalu
debat ditetapkan per point sampai selesai point itu, baru ganti point lain.
Maksudnya supaya tiap point tuntas. Juga saya minta supaya semua kata bahasa
asing diterjemahkan, supaya semua bisa mengerti. Tetapi yg terjadi adalah:
secara sangat tak tahu diri Bp Kristian yg saya beri kesempatan bicara dulu,
bicara mungkin lebih dr 1 jam, mencakup beberapa point, dan bahkan mencakup
kata ‘Allah’! Dan juga ia mungkin menggunakan bahasa Ibrani dan Yunani
lebih banyak dr bahasa Indonesia, dan tanpa diterjemahkan. Saya kira ia hrs
membaca dan mempelajari arti dr 1Kor 14:9,19 – “(9) Demikianlah juga kamu
yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata
yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan?
Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara! ... (19) Tetapi dalam
pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti
untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa
roh”!
Tetapi semua itu saya biarkan, dan
toh akhirnya Teguh menganggap saya menjadi moderator yg tidak fair. Saya tidak
fair itu benar, tetapi tidak fair thdp siapa? Thdp diri kami sendiri! Kalau
saya mau betul2 fair, kata2 Kristian shrsnya sudah saya hentikan jauh sebelum
1 jam yg membosankan / memuakkan itu selesai. Pd saat ia selesai semua
bernafas lega!
Dari
segi ini kita dapat melihat bahwa ada kejanggalan yang sangat menyolok dari
tingkah laku kelompok penyembah allah ini! Dari kelompok ini, kita dapat
mendengar betapa emosinya mereka, sampai menjerit-jerit tak ubahnya dari para
barisan yang berdemonstrasi di Lebanon, dan Palestina yang sering ditayangkan di
layar TV. Tidak terdapat buah-buah Roh Kudus sedikitpun dari kelompok tuan rumah
yang tidak mempunyai suguhan bahan-bahan yang harus diperdebatkan.
Tanggapan Budi Asali:
Oho, lagi2 fitnahan dr org yg tidak tahu apa2. Yg membuat panas situasi saya kira
pertama2 adalah Kristian yg ngomong satu jam tanpa tahu diri, dan lalu Teguh
yg secara tak punya sopan santun memotong setiap kata2 saya. Apakah ia tak
punya ibu bapa yg mendidik etika kepadanya bahwa hal spt itu ‘tidak tahu
aturan’? Dan anda sendiri, apakah juga tak punya orang tua yg mengajar sopan
santun, dan tak punya pdt / Tuhan yg melarang anda memfitnah tanpa tahu apa2?
Page 1
of 3 © 2008
www.messianic-indonesia.com
Roma 10:3 mengatakannya dengan sangat jelas sekali:
Sebab dengan tidak memahami kebenaran Elohim untuk menegakkan kebenarannya, dan
dengan berusaha untuk menegakkan kebenarannya sendiri, mereka tidak tunduk
kepada kebenaran Elohim.
Saya
kutib ucapan dari pak Teguh kepada Budi Asali:
Saya
masih ingat ketika berdiskusi dengan seorang doktor tentang nama allah yang
mengatakan bahwa sampai mati dia tidak akan menggunakan Yahweh tetapi allah.
Jadi
seperti doktor ini menggunakan bahasa iman bukannya bahasa penelitian bahasa
pengkajian. Jadi ketika pak Budi selalu mengatakan bahasa tidak peduli,
sudah lebih dari 5 kali jadi untuk apa kita berdiskusi mengadu data
kalau selalu tidak peduli, jadi menurut saya sangat memalukan karena
selalu tidak peduli dengan data. Jadi ini adalah watak akademik yang
harus diperbaiki dari bapak karena tidak bersifat akademis. Karena tidak
peduli dengan data tentang perbandingan terjemahan PB dan PL.
Tanggapan Budi Asali:
Teguh itu pendusta dan penipu, dan
anda org bodoh yg percaya saja semua dustanya. Saya mengatakan ‘tidak
peduli’, jangankan baru 5 x, sampai 100 x pun itu bagus. Tergantung saya tak
peduli kpd apa? Kalau tak peduli KS / PB, spt kelompok Yahweh-isme, tentu saja
itu brengsek. Tetapi kalau saya tak peduli pd argumentasi yg tidak alkitabiah,
tak punya dasar KS, dsb, salahkah itu? Jawab saya, org tolol!
Juga kalau saya katakan: saya tak
peduli Yesus bicara dlm bahasa apa, yg penting pencatatan oleh Lukas ada dlm
bahasa Yunani. Apakah salah mengatakan yg spt itu? Hrskah kita peduli bahasa
apa yg Yesus gunakan, padahal kita tak tahu persis kata2Nya? Apakah tidak
lebih waras kalau kita menggunakan apa yg tertulis dlm PB, misanya dlm Injil
Lukas?
Pak
Teguh meneguhkan kedudukan Budi Asali cs, bahwa mereka tidak memiliki naskah
bahan perdebatan atau dasar penelitian atau pengkajian yang bersifat akademis.
Mereka hanya bergerak atas dasar emosi tanpa persiapan untuk berdiskusi, hanya
untuk menyerang dan mengejek. Ini adalah merupakan penggenapan dari frasa: tidak
memahami kebenaran Elohim untuk menegakkan kebenarannya...
Kebenaran
Elohim tidak terlihat dari kelompok mereka: sedangkan kebenaran dari sisi
perdebatan atas dasar penelitian atau pengkajian, luput dari bahan persiapan
mereka, maka tidaklah heran kalau pak Teguh mengatakan kepada Budi Asali dengan
sopan: watak akademik yang harus diperbaiki dari bapak...
Tanggapan Budi Asali:
Yg hrs diperbaiki adalah Teguh
sendiri, yg selain berdusta, memfitnah, dan juga membolak-balik omongan. Juga
sikap arogannya yg tidak bisa menerima kekalahan dg jiwa besar!
Kesopanan
dan roh lemah lembutlah yang ditunjukkan oleh rombongan pengagung nama Junjungan
kita.
Tanggapan Budi Asali:
Nontonlah VCD nya org tolol, maka
anda bisa melihat betapa lemah lembutnya kelompok anda!
Dari
mana saya, yang berada lebih dari setengah dunia jauhnya dari Surabaya dapat
mengetahui akan hal ini? Karena anak rohani saya telah mengirimkan rekaman
perdebatan ini seluruhnya kepada saya.
Tanggapan Budi Asali:
Oho, jadi anda menonton VCD / DVD
nya? Kalau anda memang sudah menonton, tetapi bisa menyimpulkan spt itu, anda
pasti buta, tuli dan idiot!
Saya
teruskan Roma 10:3 dengan berusaha untuk menegakkan kebenarannya
sendiri, mereka tidak tunduk kepada kebenaran Elohim
Saya
kutib kembali kata-kata pak Teguh kepada Budi Asali:
Page 2
of 3 © 2008
www.messianic-indonesia.com
Jadi ketika pak Budi selalu mengatakan bahasa
tidak peduli, sudah lebih dari 5 kali jadi untuk
apa kita berdiskusi mengadu data kalau selalu tidak peduli, jadi menurut saya
sangat memalukan karena selalu tidak peduli dengan data.
Saya
setuju dengan pak Teguh, jalan perdebatan itu sangat memalukan dan tidak
sedikitpun menunjukan kasih Kristus di pihak kelompok Surabaya.
Apakah
kata YAHUSHUA mengenai para murid-Nya?
“Aku
memerintahkan hal-hal ini kepadamu, supaya kamu dapat mengasihi seorang terhadap
yang lain.” (Yohanes 15:17)
“Dalam
hal inilah semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jika
kamu mempunyai kasih di antara seorang terhadap yang lain” (Yohanes 13:35)
Sungguh
hal ini tidak terlihat sama sekali dari rombongan Budi Asali!
Sangat
memalukan!
Tanggapan Budi Asali:
Ayat yg anda kutip itu cocok kalau
kasusnya adalah antar anak2 Tuhan, bukan kalau satu anak Tuhan dan yg lain
anak setan. Apakah Yesus ramah kpd org2 Farisi dan ahli2 Taurat? Apakah Paulus
ramah kpd nabi2 palsu (Bdk Gal 1:6-9 Fil
3:2). Apakah Elia ramah kpd nabi2 Baal? Saya melihat dg jelas, dr ketidak
tundukan kelompok Yahwehisme ini pd PB, dan juga dari kata2 Teguh sendiri yg
menolak Tritunggal (ini pembicaraan pribadi dia dg saya), dan kepercayaan2
sesat lain yg ada dlm diri mrk, bahwa mrk bukanlah anak2 Tuhan. Mrk adalah
org2 sesat dan sekaligus penyesat, yg hrs dikutuk, dan dihabisi dlm
argumentasi, dan itulah yg telah kami lakukan dg sukses dlm perdebatan tgl 14
Juni tsb! Puji Tuhan, Allah kita yg kekal, dr selama-lamanya sampai
selama-lamanya!
Yang
prihatin akan kejadian yang memalukan ini,
Aaron
Halim
Toronto
- Canada
Page 3 of 3
Tanggapan Budi Asali:
Saya ingin tambahkan beberapa hal:
Tadi saya sudah katakan bgm Kristian
melanggar perjanjian habis-habisan dg bicara tanpa tahu diri selama mungkin
lebih dr 1 jam (rasanya sih 1 abad!). Sekarang saya beri info ttg hal2 lain
sbb:
a)
Sebelum debat, Pdt Esra sudah janjian dg Kristian bahwa setelah debat
hari Sabtu, minggu paginya akan debat lagi secara pribadi. Tetapi
kenyataannya, minggu pagi Pdt Esra sms kpd Kristian menanyakan ttg hal itu,
dan tidak dijawab sama sekali oleh kristian. Why? Takut? Kapok krn tadi
malamnya dihajar habis2an?
b)
Dlm acara debat, pd saat saya serang, Teguh berkata: pertanyaan anda
memojokkan / menyudutkan kami! Ini adalah kata2 paling tolol dan tidak tahu
malu yg saya pernah dengar dr org yg berdebat. Ini spt org main catur yg
memprotes lawannya yg men’skak’ dia, atau spt seorang petinju dlm
pertandingan tinju yg memprotes lawannya yg meninjunya. Berdebat itu memang
memojokkan, dan ia tidak akan pernah terpojok seandainya ia menang dlm
perdebatan tsb. Saya sendiri tak pernah merasa terpojok oleh serangan Teguh
maupun Kristian, yg memang saya kira bukan tandingan saya. Terlalu mudah
mengalahkan dan menghabisi mrk.
c)
Dlm perdebatan itu, tahu2 ada yg menjemput Teguh utk pulang ke Jogja.
Mula2 saya abaikan, krn jamnya memang belum selesai. Tetapi akhirnya krn yg
menjemput memaksa, saya tanya kpd Teguh: ‘Memang hrs pulang?’. Dia jawab
cepat2: ‘Ya’. Jadi akhirnya debat saya akhiri. Tetapi aneh, kalau memang
hrs pulang cepat2, mengapa pd awal debat pd waktu saya katakan debat akan
sampai pk 21.30 atau pk 22, ia tidak memprotes? Juga setelah debat selesai, ia
ternyata masih ada waktu utk bicara2 cukup lama. Jadi, jelas tidak ada
keterburu-buruan. Lalu saya tanya: ‘Naik apa pulang ke Jogja?’. Mrk jawab:
‘Naik Bis’. Saya tanya lagi: ‘Apa ada bis malam2 begini?’. Mrk jawab:
‘O ada 24 jam sehari’. Jadi, apa perlunya tergesa-gesa? Hanya krn merasa
dirinya kalah dan dihajar / dipermalukan habis-habisan dlm debat itu, lalu
ingin cepat2 pulang. Dlm tinju, ini namanya ‘saved by the bell’!
d)
Setelah debat selesai, Pdt Esra kirim artikel lagi kpd Kristian, yg
ternyata tak memberikan jawaban apapun.
e)
Dlm perdebatan tgl 14 Juni itu pihak Yahweh-isme membawa wartawan. Dia
mula2 kelihatan bersemangat, dan merekam perdebatan dg menggunakan walkman.
Tetapi pd akhir dr perdebatan, dia kelihatan loyo sekali. Mungkin dia bingung,
mau diceritakan bagaimana perdebatan ini? Krn kelihatan nyata bahwa kelompok
Yahweh-isme hancur total!
f)
Sebelum perdebatan, pihak mrk minta kepada saya supaya diijinkan
men-shooting perdebatan. Saya tolak, krn kami yg akan melakukan shooting.
Tetapi saya janjikan mrk akan kami beri VCD / DVD nya. Tetapi setelah debat
selesai, sampai saat ini mrk tak pernah meminta VCD / DVD nya. Mengapa? Saya
yakin mrk lebih memilih tak ada org yg lihat DVD nya, yg memamerkan kehancuran
mrk!
Kesimpulan: debat itu kelompok
Yahweh-isme memang KO secara meyakinkan!
Krn itu dg ini saya mengajukan
tantangan terbuka kpd siapapun dr kelompok Yahweh-isme utk berdebat ttg hal
ini dg saya! Jangankan hanya org yg pintar bahasa Ibrani, kalaupun org
Yahweh-ismenya itu adalah org Yahudi sekalipun, yg masih bicara bahasa Ibrani,
saya tidak takut, asal debat dlm bahasa Indonesia! Tetapi bagi yg berani maju,
saya ingatkan: siap2lah utk saya pukul KO spt Teguh dan Kristian!! Hehehe!
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali