kebaktian

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

 

Minggu, tgl 19 Januari 2020, pk 08.00 & 17.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

 

Bileam (10)

 

Bilangan 23:13-26

 

Bil 23:13-26 - “(13) Lalu Balak berkata kepadanya: ‘Baiklah pergi bersama-sama dengan aku ke tempat lain, dan dari sana engkau dapat melihat bangsa itu; engkau akan melihat hanya bagiannya yang paling ujung, tetapi seluruhnya tidak akan kaulihat; serapahlah mereka dari situ bagiku.’ (14) Lalu dibawanyalah dia ke Padang Pengintai, ke puncak gunung Pisga; ia mendirikan tujuh mezbah dan mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah itu. (15) Kemudian berkatalah ia kepada Balak: ‘Berdirilah di sini di samping korban bakaranmu, sedang aku hendak bertemu dengan TUHAN di situ.’ (16) Lalu TUHAN menemui Bileam dan menaruh perkataan ke dalam mulutnya, dan berfirman: ‘Kembalilah kepada Balak dan katakanlah demikian.’ (17) Ketika ia sampai kepadanya, Balak masih berdiri di samping korban bakarannya bersama-sama dengan pemuka-pemuka Moab. Berkatalah Balak kepadanya: ‘Apakah yang difirmankan TUHAN?’ (18) Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: ‘Bangunlah, hai Balak, dan dengarlah; pasanglah telingamu mendengarkan aku, ya anak Zipor. (19) Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya? (20) Ketahuilah, aku mendapat perintah untuk memberkati, dan apabila Dia memberkati, maka aku tidak dapat membalikkannya. (21) Tidak ada ditengok kepincangan di antara keturunan Yakub, dan tidak ada dilihat kesukaran di antara orang Israel. TUHAN, Allah mereka, menyertai mereka, dan sorak-sorak karena Raja ada di antara mereka. (22) Allah, yang membawa mereka keluar dari Mesir, adalah bagi mereka seperti tanduk kekuatan lembu hutan, (23) sebab tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub, ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel. Pada waktunya akan dikatakan kepada Yakub, begitu juga kepada Israel, keajaiban yang diperbuat Allah: (24) Lihat, suatu bangsa, yang bangkit seperti singa betina, dan yang berdiri tegak seperti singa jantan, yang tidak membaringkan dirinya, sebelum ia memakan mangsanya dan meminum darah dari yang mati dibunuhnya.’ (25) Lalu berkatalah Balak kepada Bileam: ‘Jika sekali-kali tidak mau engkau menyerapah mereka, janganlah sekali-kali memberkatinya.’ (26) Tetapi Bileam menjawab Balak: ‘Bukankah telah kukatakan kepadamu: Segala yang akan difirmankan TUHAN, itulah yang akan kulakukan.’.

 

b)   Ay 20: “Ketahuilah, aku mendapat perintah untuk memberkati, dan apabila Dia memberkati, maka aku tidak dapat membalikkannya.”.

 

1.   Ini tidak berarti betul-betul ada perintah / firman yang keluar dari mulut Allah kepada Bileam. Ini hanya menunjuk pada pengaturan Allah, yang tidak bisa ditolak oleh Bileam, sehingga ia terpaksa mengerjakan apa yang Allah kehendaki.

 

Barnes’ Notes: “‘I have received commandment to bless.’ literally, ‘I have received to bless.’ The reason of his blessing lay in the augury which he acknowledged, and in the divine overruling impulse which he could not resist, not in any ‘commandment’ in words.” [= ‘Aku mendapat perintah untuk memberkati’. Secara hurufiah, ‘Aku mendapat untuk memberkati’. Alasan dari berkatnya terletak dalam nubuat yang ia akui, dan dalam dorongan pengesampingan ilahi yang tidak bisa ia tolak, bukan dalam ‘perintah’ dengan kata-kata.].

 

Memang dalam Alkitab, kata ‘perintah’ atau ‘memerintah’ sering diartikan seperti ini, yaitu hanya menunjuk pada pengaturan dari Allah. Misalnya:

a.   Im 25:21 - “Maka Aku akan memerintahkan berkatKu kepadamu dalam tahun yang keenam, supaya diberinya hasil untuk tiga tahun.”.

b.   Ul 28:8 - TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.”.

c.   1Raja 17:4,9 - “(4) Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana.’ ... (9) ‘Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.’”.

d.   Maz 44:5 - “Engkaulah Rajaku dan Allahku yang memerintahkan kemenangan bagi Yakub.”.

e.   Maz 78:23 - “Maka Ia memerintahkan awan-awan dari atas, membuka pintu-pintu langit,”.

f.    Maz 133:3 - “Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.”.

g.   Yes 5:6 - “Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya.”.

h.   Amos 9:3 - “Sekalipun mereka bersembunyi di puncak gunung Karmel, Aku akan mengusut dan mengambil mereka dari sana; sekalipun mereka menyembunyikan diri terhadap mataKu di dasar laut, Aku akan memerintahkan ular untuk memagut mereka di sana.”.

i.    Amos 9:4 - “Sekalipun mereka berjalan di depan musuhnya sebagai orang tawanan, Aku akan memerintahkan pedang untuk membunuh mereka di sana. Aku akan mengarahkan mataKu kepada mereka untuk kecelakaan dan bukan untuk keberuntungan mereka.’”.

 

2.   Ini menunjukkan bahwa nasib manusia tergantung pada ketetapan Allah.

Calvin: “there is a remarkable expression introduced in the midst of his declaration, viz., that God himself had blessed; whereby he intimates that the lot of men, whether adverse or prosperous, depends on the authority of God alone; and that no other commission is given to the prophets, except to promulgate what God has appointed; as if he had said, It belongs to God alone to decree what the condition of men is to be; He has chosen me to proclaim His blessing; it is not in my power either to reverse or withdraw it.” [= ada suatu ungkapan yang luar biasa yang dimasukkan di tengah-tengah pernyataannya, yaitu bahwa Allah sendiri telah memberkati; dengan mana ia menunjukkan bahwa nasib manusia, apakah merugikan / bersifat bermusuhan atau makmur, tergantung pada otoritas Allah saja; dan bahwa tidak ada otoritas lain yang diberikan kepada sang nabi, kecuali mengumumkan apa yang telah Allah tetapkan; seakan-akan ia berkata, Hanya merupakan milik / hak Allah saja untuk menetapkan bagaimana kondisi manusia akan jadi; Ia telah memilih aku untuk menyatakan berkatNya; bukan terletak dalam kuasaku untuk membalikkannya atupun menariknya.].

 

Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:

a.   Maz 75:7-8 - “(7) Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, (8) tetapi Allah adalah Hakim: direndahkanNya yang satu dan ditinggikanNya yang lain.”.

b.   Amsal 21:31 - “Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN.”.

c.   Amsal 22:2 - “Orang kaya dan orang miskin bertemu; yang membuat mereka semua ialah TUHAN.”.

d.   Pkh 7:14 - “Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.”.

e.   Yes 45:6b-7 - “(6b) Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain, (7) yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini.”.

 

Catatan: ini tidak boleh membuat siapapun bersikap apatis, dan ‘menyerah’ pada nasib / takdir! Ajaran Calvinisme / Reformed mempercayai, baik penentuan Allah, maupun tanggung jawab manusia!!

 

3.   Ini menyebabkan kita harus merasa aman.

Pulpit Commentary: “GOD’S PURPOSES AND PRONOUNCEMENTS CONCERNING HIS CHURCH ARE ETERNAL AND IMMUTABLE, SINCE HE CANNOT DENY HIMSELF, NOR GO BACK FROM HIS WORD. The future of his Church is perfectly safe and absolutely unassailable, because it depends not on any human counsel or constancy, but upon the eternal predestination and changeless will of God.” [= Rencana dan keputusan Allah berkenaan dengan gerejaNya adalah kekal dan tidak bisa berubah, karena ia tidak bisa menyangkal dirinya sendiri, ataupun mundur dari firmannya. Masa depan dari GerejaNya aman secara sempurna dan secara mutlak tidak bisa diserang (dengan berhasil), karena masa depan Gereja tidak tergantung pada rencana atau ketetapan manusia manapun, tetapi pada predestinasi kekal dan kehendak yang tidak berubah dari Allah.].

 

4.   Kita yang harus menyesuaikan kehendak kita dengan kehendakNya, dan bukan sebaliknya.

Pulpit Commentary: “learn the folly of those who hope that God may change his mind, while theirs is unchanged; that God may repent instead of themselves. [= pelajarilah kebodohan dari mereka yang berharap bahwa Allah bisa mengubah pikiranNya, sementara pikiran mereka tidak berubah; bahwa Allah bisa bertobat / menyesal, dan bukannya diri mereka sendiri.].

 

c)   Ay 21: “Tidak ada ditengok kepincangan di antara keturunan Yakub, dan tidak ada dilihat kesukaran di antara orang Israel. TUHAN, Allah mereka, menyertai mereka, dan sorak-sorak karena Raja ada di antara mereka.”.

 

1.   “Tidak ada ditengok kepincangan di antara keturunan Yakub, dan tidak ada dilihat kesukaran di antara orang Israel.” (ay 21a).

Kata ‘kepincangan’ ini salah sama sekali!

Kalimat pertama ini (ay 21a) diterjemahkan dan ditafsirkan secara berbeda-beda.

KJV: iniquity ... perverseness [= kejahatan ... kejahatan / sikap suka melawan].

RSV/NASB: misfortune ... trouble [= kemalangan ... kesukaran].

NIV: misfortune ... misery [= kemalangan ... kesengsaraan].

 

Kata yang pertama dalam bahasa Ibrani adalah AVEN, yang berarti ‘trouble’ [= kesukaran], ‘wickedness’ [= kejahatan], ‘sorrow’ [= kesedihan].

Kata yang kedua dalam bahasa Ibrani adalah AMAL, yang berarti ‘trouble’ [= kesukaran].

 

Adam Clarke mengatakan bahwa ini merupakan text yang sukar, karena bangsa Israel penuh dengan kejahatan, sehingga kata-kata ini tidak bisa diucapkan secara benar tentang mereka. Ia menganggap bahwa text ini mungkin menunjuk kepada nenek moyang Israel, yaitu Abraham, Ishak dan Yakub. Tetapi saya menganggap ini sama sekali tidak masuk akal karena kontextnya berbicara tentang bangsa Israel, bukan tentang nenek moyang mereka.

 

Adam Clarke memberikan penafsiran lain lagi, dimana ia mengatakan sebagai berikut: “There is another way in which the words may be interpreted, which will give a good sense. 'Aawen not only signifies iniquity, but most frequently trouble, labour, distress, and affliction; and these indeed are its ideal meanings, and iniquity is only an accommodated or metaphorical one, because of the pain, distress, etc., produced by sin. `Aamaal, translated here perverseness, occurs often in Scripture, but is never translated perverseness except in this place. It signifies simply labour, especially that which is of an afflictive or oppressive kind. The words may therefore be considered as implying that God will not suffer the people either to be exterminated by the sword, or to be brought under a yoke of slavery. Either of these methods of interpretation gives a good sense, but our common version gives none.” [= Ada cara lain dalam mana kata-kata ini bisa ditafsirkan, yang akan memberikan suatu arti yang baik. AVEN bukan hanya berarti ‘kejahatan’, tetapi paling sering berarti ‘kesukaran, kerja keras, kesedihan, dan penderitaan’; dan hal-hal ini memang merupakan artinya yang ideal, dan ‘kejahatan’ hanya merupakan arti yang termuat / disesuaikan atau simbolis, karena rasa sakit, kesedihan, dsb, dihasilkan oleh dosa. AMAL, diterjemahkan di sini ‘kejahatan / sikap suka melawan’, sering muncul dalam Kitab Suci, tetapi tidak pernah diterjemahkan ‘kejahatan / sikap suka melawan’ kecuali di tempat ini. Kata itu hanya berarti ‘kerja keras’, khususnya kerja yang menyakitkan / membuat menderita atau bersifat penindasan. Karena itu, kata-kata ini bisa dianggap sebagai menunjukkan bahwa Allah tidak akan membiarkan  bangsa itu dimusnahkan oleh pedang, atau dibawa ke bawah kuk perbudakan. Yang manapun dari metode-metode penafsiran ini memberikan arti yang baik, tetapi versi umum kita (KJV) tidak memberikan yang manapun dari arti-arti itu.].

 

Tetapi ada kemungkinan lain untuk menafsirkan kata-kata dari ay 21 ini.

Calvin: “God, therefore, is said to have seen no iniquity in them, with reference to His adoption; not that they were worthy of such exalted praise, as if a distinction were drawn between them and the other nations - not on account of their deserts, but from the mere good pleasure of God.” [= Karena itu, Allah dikatakan tidak melihat kejahatan dalam mereka, berhubungan dengan pengadopsianNya; bukan bahwa mereka layak untuk mendapatkan pujian yang begitu tinggi, seakan-akan suatu pembedaan ditarik di antara mereka dan bangsa-bangsa lain - bukan berdasarkan kelayakan mereka, tetapi semata-mata dari kesenangan / perkenan yang baik dari Allah.].

 

Pulpit Commentary: GOD DOTH NOT BEHOLD INIQUITY IN HIS PEOPLE. Not that it doth not exist (as it existed then in Israel), but because it is not imputed to them that repent and believe in Christ Jesus. God doth not behold sin in the faithful soul, because he regards it not in its own nakedness, but as clothed with the righteousness of Christ, which admits not any spot or stain (Gal 3:27; Phil 3:9; Rev 3:18). [= Allah tidak melihat kejahatan dalam umatNya. Bukan bahwa kejahatan itu tidak ada (karena pada saat itu kejahatan itu ada dalam Israel), tetapi karena itu tidak diperhitungkan kepada mereka yang bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Allah tidak melihat dosa dalam jiwa yang setia / beriman, karena Ia menganggap jiwa itu bukan dalam ketelanjangannya sendiri, tetapi sebagai dipakaiani dengan kebenaran Kristus, yang tidak mengijinkan / membiarkan bintik atau noda apapun (Gal 3:27; Fil 3:9; Wah 3:18).].

Gal 3:27 - “Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.”.

Fil 3:9 - “dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.”.

Wah 3:18 - “maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari padaKu emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.”.

 

Mungkin ada satu ayat lagi yang bisa ditambahkan yaitu Tit 1:15.

Tit 1:15 - Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.”.

 

Dari semua penafsiran ini saya setuju dengan yang terakhir (Calvin dan Pulpit Commentary).

 

2.   “TUHAN, Allah mereka, menyertai mereka, dan sorak-sorak karena Raja ada di antara mereka.” (ay 21b).

 

Barnes’ Notes: “‘The shout.’ The word is used (Lev. 23:24 note) to describe the sound of the silver trumpets. The ‘shout of a king’ will therefore refer to the jubilant sounds by which the presence of the Lord as their King among them was celebrated by Israel.” [= ‘Teriakan / sorak-sorak’. Kata itu digunakan (catatan Im 23:24) untuk menggambarkan suara dari terompet / serunai perak. Karena itu, ‘sorak-sorak karena Raja’ menunjuk pada suara sorakan kegirangan dengan mana kehadiran Tuhan sebagai Raja mereka di antara mereka dirayakan oleh Israel.].

 

The Biblical Illustrator: “What an awe this imparts to every true Church of God! You may go in and out of certain assemblies, and you may say, ‘Here we have beauty, here we have adornment, musical, ecclesiastical, architectural, oratorical, and the like!’ but to my mind there is no worship like that which proceeds from a man when he feels - the Lord is here. ... This is the one necessary of the Church: the Lord God must be in the midst of her, or she is nothing.” [= Ini memberikan suatu kekaguman pada setiap Gereja Allah yang benar! Engkau bisa masuk dan keluar dari pertemuan-pertemuan tertentu, dan engkau boleh / bisa berkata, ‘Di sini kita mempunyai keindahan, di sini kita mempunyai hiasan, musik, hal-hal yang bersifat gerejani, arsitek, kefasihan berbicara, dan sebagainya!’ tetapi bagi pikiran saya di sana tidak ada penyembahan / ibadah seperti yang keluar dari seseorang pada waktu ia merasa - Tuhan ada di sini. ... Ini adalah satu-satunya yang perlu dari Gereja: Tuhan Allah harus ada di tengah-tengahnya, atau ia adalah nihil / bukan apa-apa.].

 

d)   Ay 22: “Allah, yang membawa mereka keluar dari Mesir, adalah bagi mereka seperti tanduk kekuatan lembu hutan,”.

KJV: ‘the strength of an unicorn’ [= kekuatan dari unicorn / kuda bertanduk satu].

RSV/NASB: ‘the horns of the wild ox’ [= tanduk-tanduk dari lembu jantan liar].

NIV: ‘the strength of a wild ox’ [= kekuatan dari seekor lembu jantan liar].

 

Tidak jelas binatang apa yang dimaksud. Dalam bahasa Ibrani digunakan kata REEM. Ada yang menganggap ini sebagai banteng jantan liar yang terkenal karena besar, kuat, cepat dan garang, tetapi yang pada jaman sekarang sudah punah. Ada juga yang menganggap bahwa yang dimaksudkan adalah seekor badak.

Menurut saya tidak penting binatang apa yang dimaksudkan, yang penting adalah arti yang dimaksudkan oleh penggambaran binatang ini.

 

Kata ‘kekuatan’ sebetulnya tidak ada. Yang ada hanyalah kata ‘tanduk’ dan ini biasanya memang menggambarkan ‘kekuatan’.

 

Jamieson, Fausset & Brown: “the name ‘unicorn,’ which is a translation, not of the Hebrew, but of the Greek term, monokeroos, and the Latin unicornis does not correspond with the Biblical descriptions. It is referred to in this passage, and also in Num. 24:8, as an emblem of strength; and the meaning of Balaam is, that Israel was not as they were at the exodus - a horde of poor, feeble, spiritless people - but powerful, impetuous, and invincible as a reem. [= Nama / sebutan ‘unicorn’, yang merupakan terjemahan bukan dari Ibraninya, tetapi dari istilah Yunaninya, yaitu MONOKEROOS, dan Latinnya UNICORNIS tidak sesuai dengan penggambaran Alkitab. Ditunjukkan dalam text ini, dan juga dalam Bil 24:8, sebagai suatu simbol dari kekuatan; dan maksud Bileam adalah, bahwa Israel bukanlah seperti mereka dulu pada saat keluar dari Mesir - suatu gerombolan / kelompok orang-orang yang miskin, lemah, tidak bersemangat - tetapi kuat, cepat, dan tidak terkalahkan seperti seekor REEM.].

 

Jelas bahwa dalam dirinya sendiri Israel sama sekali tidak kuat. Mereka kuat karena Allah ada di tengah-tengah mereka / menyertai mereka. Hal yang sama berlaku bagi kita yang adalah orang-orang percaya. Kita lemah sama sekali, tetapi menjadi kuat / tidak terkalahkan, kalau Allah beserta kita.

 

1Sam 17:45-47 - “(45) Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: ‘Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. (46) Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, (47) dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.’”.

 

2Sam 22:30 - “Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dengan Allahku aku berani melompati tembok.”.

 

Maz 28:7 - TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepadaNya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepadaNya.”.

 

Maz 20:8-9 - “(8) Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda, tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita. (9) Mereka rebah dan jatuh, tetapi kita bangun berdiri dan tetap tegak.”.

 

Amsal 21:31 - “Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN.”.

 

Yer 17:5-8 - “(5) Beginilah firman TUHAN: ‘Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! (6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. (7) Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (8) Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”.

 

Yoh 15:5 - “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”.

 

Ro 8:31 - “Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?.

 

Fil 4:13 - “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”.

NASB: “I can do all things through Him who strengthens me.” [= Aku bisa melakukan semua hal melalui Dia yang menguatkan aku.].

 

Jadi, bersandar kepada Tuhan dalam hal apapun yang kita akan dilakukan, merupakan sesuatu yang mutlak harus dilakukan oleh setiap orang Kristen!

 

e)   Ay 23: “sebab tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub, ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel. Pada waktunya akan dikatakan kepada Yakub, begitu juga kepada Israel, keajaiban yang diperbuat Allah:”.

 

1.   sebab tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub, ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel.” (ay 23a).

KJV/RSV: ‘enchantment ... divination’ [= mantera yang berhubungan dengan magic ... nubuat yang menggunakan magic].

NIV: ‘sorcery ... divination’ [= sihir ... nubuat yang menggunakan magic].

NASB: ‘omen ... divination’ [= sesuatu / suatu kejadian yang meramalkan masa yang akan datang ... nubuat yang menggunakan magic].

 

Matthew Henry: “from all this he infers that it was to no purpose for him to think of doing them a mischief by all the arts he could use, v. 23. ... Surely there is no enchantment against Jacob so as to prevail. The curses of hell can never take place against the blessings of heaven. Not but that attempts of this kind would be made, but they would certainly be fruitless and ineffectual. ... be the church high or low, be her friends few or many, let second causes smile or frown, it comes all to one: no weapon formed against it shall prosper. Note, God easily can, and certainly will, baffle and disappoint all the devices and designs of the powers of darkness against his church, so that they shall not prevail to destroy it.” [= dari semua ini ia menyimpulkan bahwa tidak ada gunanya baginya untuk berpikir untuk melakukan terhadap mereka suatu kejahatan dengan semua kemampuan / keahlian yang bisa ia gunakan, ay 23. ... Pasti tidak ada mantera terhadap Yakub bisa menang. Kutukan dari neraka tidak pernah bisa menggantikan berkat dari surga. Usaha-usaha dari jenis ini hanya akan dibuat, tetapi mereka pasti tidak akan berbuah dan tidak efektif. ... apakah gereja itu tinggi atau rendah, apakah teman-temannya sedikit atau banyak, biarlah ‘penyebab kedua’ tersenyum atau merengut, semuanya sampai pada satu hal: tidak ada senjata yang dibentuk terhadapnya bisa berhasil. Perhatikan, Allah dengan mudah bisa, dan pasti akan / mau, membingungkan dan mengecewakan semua pemikiran dan rancangan dari kuasa-kuasa kegelapan terhadap gerejaNya, sehingga mereka tidak akan berhasil untuk mengalahkannya.].

 

Adam Clarke: “Because God has determined to save them, therefore no enchantment can prevail against them.” [= Karena Allah telah menentukan untuk menyelamatkan mereka, karena itu tidak ada mantera bisa menang terhadap mereka.].

 

Jamieson, Fausset & Brown: “No art can ever prevail against a people who are under the shield of omnipotence, and for whom miracles have been and yet shall be performed, which will be a theme of admiration to succeeding ages.” [= Tidak ada seni / keahlian (magic) bisa pernah menang terhadap suatu bangsa / umat yang ada di bawah perlindungan dari Yang Maha Kuasa, dan untuk siapa mujijat-mujijat telah dan akan dilakukan, yang akan menjadi suatu thema dari kekaguman pada jaman-jaman yang berikutnya.].

 

Pulpit Commentary: NO MAGICAL INFLUENCE CAN BE BROUGHT TO BEAR AGAINST THE RIGHTEOUS. If they fear God they need not fear any one else (Luke 12:4,5; Rom 8:38,39). Superstitious fears are unworthy of a Christian. [= Tidak ada pengaruh magic bisa dibawa terhadap orang benar. Jika mereka takut kepada Allah mereka tidak perlu takut kepada siapapun (Luk 12:4,5; Ro 8:38,39). Rasa takut yang bersifat takhyul tidak layak / tidak patut bagi seorang Kristen.].

 

Calvin: Balaam, in my judgment, confesses that there is no room for his enchantments, or that his customary arts fail him now, because their efficacy and power cannot affect the Israelites. And this confession harmonizes with the words of Pharaoh’s magicians, when they said, ‘This is the finger of God,’ (Exodus 8:19;) after they had pertinaciously contended, until God compelled them to yield. Thus now Balaam declares that the elect people were defended from on high, so that his divinations were ineffectual, and his enchantments vain. [= Bileam, dalam penilaian saya, mengakui bahwa di sana tidak ada tempat untuk manteranya, atau bahwa keahliannya yang biasa sekarang gagal, karena kemujaraban dan kuasa mereka tidak bisa mempengaruhi bangsa Israel. Dan pengakuan ini sesuai dengan kata-kata dari ahli-ahli sihir Firaun, pada waktu mereka berkata, ‘Ini adalah jari Allah’ (Kel 8:19) setelah mereka bertanding / berjuang dengan keras kepala, sampai Allah memaksa mereka untuk menyerah. Demikianlah sekarang Bileam menyatakan bahwa umat pilihan itu dipertahankan dari tempat tinggi, sehingga nubuat magicnya tidak efektif, dan manteranya gagal.].

 

Bandingkan dengan:

a.   Mat 16:16-18 - “(16) Maka jawab Simon Petrus: ‘Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!’ (17) Kata Yesus kepadanya: ‘Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga. (18) Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut (Yunani: HADES) tidak akan menguasainya.”.

KJV: the gates of hell [= pintu-pintu gerbang dari neraka].

RSV: ‘the powers of death’ [= kuasa-kuasa dari kematian].

NIV/NASB: ‘the gates of Hades’ [= pintu-pintu gerbang dari Hades].

b.   Ul 33:26-29 - “(26) Tidak ada yang seperti Allah, hai Yesyurun. Ia berkendaraan melintasi langit sebagai penolongmu dan dalam kejayaanNya melintasi awan-awan. (27) Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu, dan di bawahmu ada lengan-lengan yang kekal. Ia mengusir musuh dari depanmu dan berfirman: Punahkanlah! (28) Maka Israel diam dengan tenteram dan sumber Yakub diam tidak terganggu di dalam suatu negeri yang ada gandum dan anggur; bahkan langitnya menitikkan embun. (29) Berbahagialah engkau, hai Israel; siapakah yang sama dengan engkau? Suatu bangsa yang diselamatkan oleh TUHAN, perisai pertolongan dan pedang kejayaanmu. Sebab itu musuhmu akan tunduk menjilat kepadamu, dan engkau akan berjejak di bukit-bukit mereka.’”.

 

2.   “Pada waktunya akan dikatakan kepada Yakub, begitu juga kepada Israel, keajaiban yang diperbuat Allah:” (ay 23b).

Ini kelihatannya menunjuk pada kuasa Allah yang bukan hanya melindungi bangsa Israel (ay 23), tetapi juga membuat mereka bisa mengalahkan / menghancurkan musuh-musuhnya (ay 24).

 

f)    Ay 24: “Lihat, suatu bangsa, yang bangkit seperti singa betina, dan yang berdiri tegak seperti singa jantan, yang tidak membaringkan dirinya, sebelum ia memakan mangsanya dan meminum darah dari yang mati dibunuhnya.’”.

 

Ini menunjukkan bahwa Israel, dengan kekuatan Allah, akan menghancurkan musuh-musuh mereka, yaitu orang-orang Kanaan.

 

3)   Teguran Balak dan jawaban Bileam (ay 25-26).

Ay 25-26: “(25) Lalu berkatalah Balak kepada Bileam: ‘Jika sekali-kali tidak mau engkau menyerapah mereka, janganlah sekali-kali memberkatinya.’ (26) Tetapi Bileam menjawab Balak: ‘Bukankah telah kukatakan kepadamu: Segala yang akan difirmankan TUHAN, itulah yang akan kulakukan.’”.

 

Calvin: “When Balak sees that he is deceived in his opinion, he seeks at least that the hireling prophet should neither profit nor injure. ... The mercenary prophet here confesses that he has no more power of himself to be silent than to speak.” [= Pada waktu Balak melihat bahwa ia ditipu dalam pandangannya, ia berusaha sedikitnya nabi upahan itu tidak menguntungkan atau merugikan / melukai. ... Nabi upahan itu di sini mengakui bahwa ia dalam dirinya sendiri tidak lebih berkuasa untuk diam dari pada untuk berbicara.].

 

Jamieson, Fausset & Brown (tentang ay 26): “This was a remarkable declaration of Balaam’s, that he was divinely constrained to give utterances different in what it was his purpose and inclination to do.” [= Ini merupakan pernyataan yang luar biasa dari Bileam, bahwa ia dipaksa secara ilahi untuk memberikan ucapan-ucapan yang berbeda dengan apa yang ingin dilakukan oleh tujuan dan kecondongannya.].

Bdk. Amsal 16:1 - “Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati, tetapi jawaban lidah berasal dari pada TUHAN.”.

 

Lagi-lagi, dalam komentarnya tentang ayat-ayat ini Adam Clarke tidak memberikan komentar apapun berkenaan dengan free will / kehendak bebas dari Bileam!

 

 

 

-bersambung-

 

 

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali