(Rungkut
Megah Raya, blok D no 16)
Minggu,
tgl 22 Desember 2019, pk 08.00 & 17.00
Pdt.
Budi Asali, M. Div.
Bil 22:36-40
- “(36)
Ketika Balak mendengar, bahwa Bileam datang, keluarlah ia menyongsong dia
sampai ke Kota Moab di perbatasan sungai Arnon, pada ujung perbatasan itu.
(37) Dan berkatalah Balak kepada Bileam: ‘Bukankah aku sudah mengutus orang
memanggil engkau? Mengapakah engkau tidak hendak datang kepadaku? Sungguhkah
tidak sanggup aku memberi upahmu?’ (38) Tetapi berkatalah Bileam kepada
Balak: ‘Ini aku sudah datang kepadamu sekarang; tetapi akan mungkinkah aku
dapat mengatakan apa-apa? Perkataan yang akan ditaruh Allah ke dalam mulutku,
itulah yang akan kukatakan.’ (39) Lalu pergilah Bileam bersama-sama dengan
Balak dan sampailah mereka ke Kiryat-Huzot. (40) Balak mengorbankan beberapa
ekor lembu sapi dan kambing domba dan mengirimkan sebagian kepada Bileam dan
kepada pemuka-pemuka yang bersama-sama dengan dia.”.
1)
Balak menyongsong untuk menemui Bileam.
Ay 36:
“Ketika
Balak mendengar, bahwa Bileam datang, keluarlah ia menyongsong dia sampai ke
Kota Moab di perbatasan sungai Arnon, pada ujung perbatasan itu.”.
Jamieson,
Fausset & Brown: “‘Balak ... went out to meet him.’ The higher the
rank of the expected guest, politeness requires a greater distance to be gone to
welcome his arrival.”
[= ‘Balak ... keluar untuk menemui dia’. Makin tinggi rangking / pangkat
dari tamu yang diharapkan, kesopanan menuntut jarak yang lebih jauh untuk
dilalui untuk menyambut kedatangannya.].
Keil
& Delitzsch:
“By
coming as far as the frontier of his kingdom to meet the celebrated soothsayer,
Balak intended to do him special honour.”
[= Dengan datang sejauh perbatasan dari kerajaannya untuk menemui tukang tenung
yang terkenal itu, Balak bermaksud untuk memberinya penghormatan yang khusus.].
The
Bible Illustrator: “See what respect heathen
princes paid to those that had but the name of prophets, and how welcome one was
that came with his mouth full of curses. What a shame is it, then, that the
ambassadors of Christ are so little respected by most, and that they are so
coldly entertained who bring tidings of peace and blessing!”
[= Lihatlah rasa / sikap hormat yang diberikan oleh pangeran kafir ini kepada
mereka yang hanya mempunyai nama / sebutan dari nabi-nabi, dan bagaimana ia
menyambut seseorang yang datang dengan mulutnya yang penuh dengan
kutukan-kutukan. Maka, alangkah memalukannya bahwa utusan-utusan / duta-duta
Kristus begitu sedikit dihormati oleh kebanyakan orang, dan bahwa mereka yang
membawa berita gembira tentang damai dan berkat disambut sebagai tamu dengan
begitu dingin!].
Matthew
Poole: “That by this great honour he might give him a
taste and earnest of those great rewards he designed him, and thereby oblige him
to use his utmost skill and interest for him.” [=
Supaya dengan kehormatan yang besar ini ia bisa memberinya cicipan dan uang muka
dari upah besar yang ia rancang baginya, dan dengan itu mewajibkannya untuk
menggunakan keahlian dan perhatiannya yang sepenuhnya untuk dia.]
- hal 311.
2)
Kata-kata / teguran Balak kepada Bileam.
Ay 37:
“Dan
berkatalah Balak kepada Bileam: ‘Bukankah aku sudah mengutus orang memanggil
engkau? Mengapakah engkau tidak hendak datang kepadaku? Sungguhkah tidak sanggup
aku memberi upahmu?’”.
Untuk
ay 37 ini hanya NIV yang menterjemahkan ‘reward’
[= upah / pahala], sedangkan KJV/RSV/NASB menterjemahkan ‘honor’ [= kehormatan]. Kata Ibraninya memang bisa diterjemahkan
keduanya (Bible Works 8), dan dalam Kitab Suci memang ‘hormat’ sering
dihubungkan dengan pemberian uang / sumbangan / tunjangan. Ini terlihat dari:
a) Mat 15:4-6
- “(4)
Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang
mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. (5) Tetapi kamu berkata:
Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku
yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan
kepada Allah, (6) orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau
ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat
istiadatmu sendiri.”.
b) Kis 28:10
- “Mereka
sangat menghormati kami dan ketika kami bertolak, mereka menyediakan
segala sesuatu yang kami perlukan.”.
c) 1Tim 5:3-4,8,16
- “(3)
Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda. (4) Tetapi jikalau seorang
janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti
kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek
mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah. ...
(8) Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya,
apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang
tidak beriman. ... (16) Jika seorang laki-laki atau perempuan yang percaya
mempunyai anggota keluarga yang janda, hendaklah ia membantu mereka
sehingga mereka jangan menjadi beban bagi jemaat. Dengan demikian jemaat dapat membantu
mereka yang benar-benar janda.”.
d) 1Tim 5:17-18
- “(17)
Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat,
terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. (18) Bukankah
Kitab Suci berkata: ‘Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang
mengirik,’ dan lagi ‘seorang pekerja patut mendapat upahnya.’”.
Dari
kata-kata ini kita melihat bahwa Balak menganggap bahwa karena ia mampu
memberikan kehormatan / pahala / upah yang tinggi / besar, maka nabi manapun
harus mau datang kepadanya dan tunduk kepadanya!
Calvin:
“Now
this is precisely as if he should make the prophetical office subservient to
money, and claim the dominion over its revelations by means of his wealth.”
[= Ini persis seakan-akan ia membuat jabatan nabi itu tunduk pada uang, dan
menuntut penguasaan atas wahyu-wahyunya dengan menggunakan kekayaannya.].
Dan
banyak pendeta / pengkhotbah yang memang cocok dengan pemikiran Balak tersebut!
Tetapi bagaimana seharusnya pendeta / pengkhotbah bersikap, bisa kita perhatikan
dari ayat-ayat di bawah ini.
a)
Yesus tidak mencari hormat dari manusia, dan Ia mengecam orang yang
mencari hormat dari manusia, dan bukannya dari Allah.
Yoh 5:41-44
- “(41)
Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.
(42) Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak
mempunyai kasih akan Allah. (43) Aku datang dalam nama BapaKu dan kamu tidak
menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima
dia. (44) Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang
menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang
dari Allah yang Esa?”.
b)
Yesus tidak mencari hormat bagi diriNya sendiri, dan Ia mengecam orang
yang mencari hormat bagi dirinya sendiri.
Yoh
8:50 - “Tetapi
Aku tidak mencari hormat bagiKu: ada Satu
yang mencarinya dan Dia juga yang menghakimi.”.
Yoh 7:18
- “Barangsiapa
berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri,
tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan
tidak ada ketidakbenaran padanya.”.
c)
Petrus menghardik orang yang mau membeli kasih karunia Allah dengan uang.
Kis 8:18-20
- “(18)
Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul
itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, (19) serta
berkata: ‘Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan
tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus.’ (20) Tetapi Petrus
berkata kepadanya: ‘Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau,
karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang.”.
Calvin
(tentang Kis 8:18):
“As
he had heretofore gotten gain by his magic, so he thought that it would be
gainsome if he might give the graces of the Spirit.”
[= Seperti ia sampai saat itu mendapatkan keuntungan dari magic, demikian juga
ia mengira bahwa akan merupakan sesuatu yang menguntungkan / mendatangkan
keuntungan jika ia bisa memberikan kasih karunia dari Roh (Kudus).].
3)
Jawaban Bileam kepada Balak.
Ay 38:
“Tetapi
berkatalah Bileam kepada Balak: ‘Ini aku sudah datang kepadamu sekarang;
tetapi akan mungkinkah aku dapat mengatakan apa-apa? Perkataan yang akan ditaruh
Allah ke dalam mulutku, itulah yang akan kukatakan.’”.
a)
Penilaian terhadap kata-kata Bileam ini.
1.
Ada penafsir yang menurut saya memandang kata-kata Bileam ini dengan cara
yang kelewat positif.
Adam
Clarke: “Here
was a noble resolution, and he was certainly faithful to it: though he wished to
please the king, and get wealth and honour, yet he would not displease God to
realize even these bright prospects. Many who slander this poor semi-antinomian
prophet, have not half his piety.”
[= Di sini ada suatu ketetapan hati yang mulia, dan ia pasti setia pada
kata-katanya itu: sekalipun ia ingin / berharap bisa menyenangkan sang raja, dan
mendapatkan kekayaan dan kehormatan, tetapi ia tidak mau membuat Allah tidak
senang sekalipun ia menyadari adanya prospek yang begitu cerah. Banyak orang
yang memfitnah nabi yang malang yang agak anti hukum ini, tetapi tidak mempunyai
setengah dari kesalehan nabi ini.].
Saya
tidak tahu dari mana Clarke mendapat kesimpulan seperti itu. Bileam bukannya memutuskan
untuk mentaati Tuhan, tetapi ia dipaksa untuk mentaati Tuhan.
2.
Ada penafsir yang memandang kata-kata Bileam ini dengan cara yang
positif.
Mereka
menganggap bahwa Bileam sudah mendapat pelajaran dari keledainya dan dari
Malaikat TUHAN, dan karena itu ia mengatakan kata-kata ini. Ia mengatakan bahwa
sekalipun ia memang sudah datang, tetapi ia tidak punya kuasa apa-apa untuk
mengatakan kata-kata apapun semaunya. Hanya kata-kata yang Allah berikan di
mulutnya yang bisa ia ucapkan. Dan ia betul-betul mengimani kata-kata ini.
3.
Ada penafsir yang tetap melihat adanya sesuatu yang negatif dalam
kata-kata Bileam ini.
Keil
& Delitzsch:
“Balaam
did not say anything different to the king from what he had explained to his
messengers at the very first (cf. v. 18). But just as he had not told them the
whole truth, but had concealed the fact that Jehovah, his God, had forbidden the
journey at first, on the ground that he was not to curse the nation that was
blessed (v. 12), so he could not address the king in open, unambiguous words.” [= Bileam tidak mengatakan
apapun yang berbeda kepada sang raja dari apa yang telah ia jelaskan kepada para
utusannya sejak semula (bdk. ay 18). Tetapi sama seperti ia tidak memberitahu
mereka seluruh kebenaran, tetapi telah menyembunyikan fakta bahwa Yehovah,
Allahnya, mula-mula telah melarang perjalanannya, atas dasar bahwa ia tidak
boleh mengutuk bangsa yang diberkati (ay 12), demikian juga ia tidak bisa
berbicara kepada raja dengan kata-kata yang terbuka dan tidak berarti ganda.].
b)
Kata-kata Bileam ini memang merupakan fakta.
Ia
memang tidak akan bisa mengeluarkan kata-kata apapun, kecuali kata-kata yang
ditempatkan oleh Tuhan di mulutnya.
Seandainya
saja semua nabi / pendeta / pengkhotbah hanya bisa mengucapkan kata-kata yang
Allah letakkan dalam mulut mereka! Seandainya saja Allah melakukan kepada semua
pendeta / pengkhotbah apa yang Ia lakukan terhadap Bileam dalam hal ini!
Sebetulnya, kalau Ia mau, jelas Ia bisa melakukannya. Tetapi Allah tidak
melakukan hal itu terhadap / kepada semua pendeta / pengkhotbah. Dan karena itu,
dalam kenyataannya, ada banyak pendeta / pengkhotbah yang mengucapkan kata-kata,
bukan yang Allah letakkan, tetapi yang setan letakkan, di mulut mereka.
4)
Balak mengadakan upacara korban.
Ay 39-40:
“(39)
Lalu pergilah Bileam bersama-sama dengan Balak dan sampailah mereka ke
Kiryat-Huzot. (40) Balak mengorbankan beberapa ekor lembu sapi dan kambing domba
dan mengirimkan sebagian kepada Bileam dan kepada pemuka-pemuka yang
bersama-sama dengan dia.”.
a)
Korban ini diberikan, bukan sebagai korban syukur atas kedatangan Bileam,
tetapi sebagai korban untuk memohon kesuksesan untuk usaha yang akan datang.
Keil
& Delitzsch:
“The
sacrifices were not so much thank-offerings for Balaam’s happy arrival, as
supplicatory offerings for the success of the undertaking before them. ‘This
is evident,’ as Hengstenberg correctly observes, ‘from the place and time of
their presentation; for the place was not that where Balak first met with
Balaam, and they were only presented on the eve of the great event.’” [= Korban ini bukannya
merupakan korban syukur karena kedatangan Bileam yang membahagiakan itu, tetapi
lebih merupakan korban yang dimaksudkan untuk memohon kesuksesan tentang usaha
yang ada di depan mereka. ‘Ini jelas’, seperti yang secara benar diamati
oleh Hengstenberg, ‘dari tempat dan saat dari pemberian persembahan itu;
karena tempatnya bukan dimana Balak pertama kalinya bertemu dengan Bileam, dan
korban-korban itu dipersembahkan pada malam sebelum peristiwa yang besar
itu’.].
b)
Pengabaian hal moral dan penekanan hal yang bersifat upacara.
The
Bible Illustrator: “Men will neglect the moral,
and yet will attend to the ceremonial, and on this ground will think themselves
clear; they will commit the greater, and yet will hesitate to commit the less,
and on this ground will pronounce themselves pure; they will violate the entire
spirit of the Christian law, and yet will scrupulously observe the letter of
some precept or precedent, and on this ground will pronounce themselves
consistent Christians.”
[= Manusia mau mengabaikan hal-hal yang bersifat moral, tetapi memperhatikan /
mengikuti hal-hal yang bersifat upacara, dan berdasarkan hal ini mengira bahwa
diri mereka bersih; mereka melanggar seluruh roh dari hukum Kristen, tetapi
secara cermat memperhatikan / menjalankan / mentaati huruf dari beberapa ajaran
/ perintah atau teladan, dan berdasarkan hal ini mereka menyatakan / mengumumkan
diri mereka sendiri sebagai orang Kristen yang konsisten.].
c)
Korban itu diberikan untuk siapa?
Adam
Clarke mengatakan bahwa korban itu diberikan baik untuk dewa orang Moab maupun
untuk Yahweh.
Adam
Clarke: “This
was to gain the favour of his gods, and perhaps to propitiate Yahweh, that the
end for which he had sent for Balaam might be accomplished.” [= Ini untuk mendapatkan
perkenan / kebaikan dari dewa-dewanya, dan mungkin untuk mengambil hati /
berdamai dengan Yahweh, supaya tujuan untuk mana ia memanggil Bileam bisa
tercapai.].
Pulpit
Commentary mengatakan bahwa mungkin persembahan korban itu dilakukan
bukan untuk dewa yang disembah Balak, tetapi untuk Yahweh.
Pulpit
Commentary: “Probably
these sacrifices were offered not to Chemosh, but to the Lord, in whose name
Balaam always spoke.”
[= Mungkin korban-korban itu dipersembahkan bukan kepada Kamos, tetapi kepada
Tuhan (Yahweh),
dalam nama siapa Bileam selalu berbicara.].
Kalau
Pulpit Commentary mengatakan ‘mungkin’ maka Keil & Delitzsch memastikan
hal itu.
Keil
& Delitzsch:
“Moreover,
they were offered unquestionably not to the Moabitish idols, from which Balak
expected no help, but to Jehovah, whom Balak wished to draw away, in connection
with Balaam, from His own people (Israel), that he might secure His favour to
the Moabites.”
[= Selanjutnya, korban itu tidak diragukan tidak dipersembahkan kepada dewa /
berhala orang Moab, dari mana Balak tidak mengharapkan pertolongan, tetapi
kepada Yehovah, yang dengan perantaraan Bileam, ingin Balak jauhkan dari umatNya
sendiri (Israel), supaya ia bisa memastikan kebaikanNya bagi orang Moab.].
Saya
sendiri setuju dengan Keil & Delitzsch.
d)
Kalaupun ini merupakan persembahan untuk Yahweh, apakah Yahweh mau
menerimanya?
Bandingkan
dengan:
1.
1Sam 15:22-23a - “(22)
Tetapi jawab Samuel: ‘Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan
korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya,
mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik
dari pada lemak domba-domba jantan. (23a) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti
dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan
terafim.”.
2.
Yes 1:10-15 - “(10)
Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah
pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! (11) ‘Untuk apa itu
korbanmu yang banyak-banyak?’ firman TUHAN; ‘Aku sudah jemu akan
korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu
gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.
(12) Apabila kamu datang untuk menghadap di hadiratKu, siapakah yang menuntut
itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait SuciKu? (13) Jangan
lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan
bagiKu. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan
pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh
kejahatan. (14) Perayaan-perayaan bulan barumu dan
pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi
beban bagiKu, Aku telah payah menanggungnya. (15) Apabila kamu menadahkan
tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan mukaKu, bahkan sekalipun kamu
berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.”.
e)
Sebagian korban dikirim kepada Bileam.
Pengiriman
sebagian dari persembahan itu kepada Bileam lagi-lagi tentu ditujukan untuk
menghormatinya. Apa tujuannya dan efek semua ini bagi Bileam?
Calvin:
“The
object of all this is, that Balaam was enticed by blandishments, in order that
he might be ashamed to refuse anything to so munificent a king, by whom he had
been treated not merely in a friendly, but in a liberal manner;”
[= Tujuan dari semua ini adalah supaya Bileam dipikat oleh bujukan, supaya ia
bisa merasa malu untuk menolak apapun bagi seorang raja yang begitu murah hati,
oleh siapa ia telah diperlakukan bukan semata-mata dengan cara yang bersahabat,
tetapi dengan suatu cara yang royal;].
Matthew
Henry: “And
now Balaam is really as solicitous to please Balak as ever he had pretended to
be to please God.”
[= Dan sekarang Bileam sungguh-sungguh ingin untuk menyenangkan Balak seperti ia
selalu berpura-pura untuk menjadi orang yang menyenangkan Allah.].
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : [email protected]
e-mail us at [email protected]
Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:
https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ
Channel Live Streaming Youtube : bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali