Kebaktian

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya Blok D No 16)

 

Minggu, tgl 3 Maret 2013, pk 08.00

 

Pdt. Budi Asali, M. Div.

[HP: (031) 7064-1331 / (031) 6050-1331 / 0819-455-888-55]

Email: [email protected]

 

KISAH RASUL 16:13-40

 

Kis 16:13-40 - “(13) Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ. (14) Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. (15) Sesudah ia dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, ia mengajak kami, katanya: ‘Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.’ Ia mendesak sampai kami menerimanya. (16) Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar. (17) Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: ‘Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan.’ (18) Hal itu dilakukannya beberapa hari lamanya. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu: ‘Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini.’ Seketika itu juga keluarlah roh itu. (19) Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan mendapat penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa. (20) Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu, berkatalah mereka, katanya: ‘Orang-orang ini mengacau kota kita ini, karena mereka orang Yahudi, (21) dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum tidak boleh menerimanya atau menurutinya.’ (22) Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. (23) Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. (24) Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. (25) Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. (26) Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. (27) Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. (28) Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: ‘Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!’ (29) Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. (30) Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: ‘Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?’ (31) Jawab mereka: ‘Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.’ (32) Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. (33) Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. (34) Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah. (35) Setelah hari siang pembesar-pembesar kota menyuruh pejabat-pejabat kota pergi kepada kepala penjara dengan pesan: ‘Lepaskanlah kedua orang itu!’ (36) Kepala penjara meneruskan pesan itu kepada Paulus, katanya: ‘Pembesar-pembesar kota telah menyuruh melepaskan kamu; jadi keluarlah kamu sekarang dan pergilah dengan selamat!’ (37) Tetapi Paulus berkata kepada orang-orang itu: ‘Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara Roma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar.’ (38) Pejabat-pejabat itu menyampaikan perkataan itu kepada pembesar-pembesar kota. Ketika mereka mendengar, bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum, maka takutlah mereka. (39) Mereka datang minta maaf lalu membawa kedua rasul itu ke luar dan memohon, supaya mereka meninggalkan kota itu. (40) Lalu mereka meninggalkan penjara itu dan pergi ke rumah Lidia; dan setelah bertemu dengan saudara-saudara di situ dan menghiburkan mereka, berangkatlah kedua rasul itu.”.

 

I) Serangan setan.

 

Dalam bacaan hari ini kita melihat ada 3 peristiwa dimana setan menyerang Paulus.

 

1)   Peristiwa pertama (ay 13-15).

 

a)         Paulus dan kawan-kawannya pergi ke ‘tempat sembahyang’.

Ay 13: “Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ.”.

Kalau ada lebih dari 10 orang, maka orang Yahudi membuat ‘synagogue’ (= tempat ibadah). Tetapi kalau kurang dari 10 orang, maka mereka membuat ‘tempat sembahyang’, yang biasanya dibuat di tepi sungai untuk memudahkan mereka mendapatkan air untuk upacara pembasuhan yang mereka lakukan.

Jadi bahwa dalam ay 13 dikatakan ‘tempat sembahyang’, jelas menunjukkan bahwa Paulus dan kawan-kawannya hanya menjumpai sedikit orang!

 

b)   Yang mereka jumpai bukan sekedar sedikit orang, tetapi bahkan hanya beberapa perempuan! Ingat bahwa pada jaman itu, perempuan tidak dianggap penting!

 

c)         Akhirnya ada 1 orang yang bertobat, yaitu Lidia.

1.   Ay 14b menunjukkan secara jelas bahwa Lidia bisa bertobat karena adanya pekerjaan Tuhan!

Ay 14: “Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.”.

Karena itu dalam setiap acara Pemberitaan Injil / pemberitaan Firman Tuhan, bersandarlah kepada Tuhan dengan banyak berdoa! (bdk. Yoh 15:5).

Yoh 15:5 - “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”.

2.   Sekalipun Lidia bisa bertobat karena pekerjaan Tuhan, tetapi bagaimanapun juga Tuhan mempertobatkannya melalui penginjilan yang dilakukan oleh Paulus! Karena itu, sekalipun pertobatan seseorang adalah pekerjaan Tuhan, itu tidak berarti bahwa kita boleh terus duduk berpangku tangan saja! Kita tetap harus memberitakan Injil!

Ro 10:13-15 - “(13) Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (14) Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepadaNya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakanNya? (15) Dan bagaimana mereka dapat memberitakanNya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: ‘Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!’”.

3.   Pekerjaan Tuhan itu yang membuat Lidia mendengar, memperhatikan, dan akhirnya percaya. Kalau ada orang tidak senang mendengar / memperhatikan Firman Tuhan, maka itu berarti di dalam diri orang itu belum ada pekerjaan Tuhan, dan karena itulah ia tidak bisa percaya (bdk. 1Kor 2:14).

1Kor 2:14 - “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.”.

4.   Setelah percaya, Lidia mau dibaptis dan ia bahkan mengundang Paulus dan kawan-kawannya ke rumahnya. Ia membuktikan imannya dengan perbuatan baik / ketaatan! Bagaimana dengan saudara?

 

Lalu, dimana letaknya serangan setan itu? Perlu saudara ingat bahwa Paulus dilarang oleh Tuhan untuk pergi ke Asia / Bitinia, dan lalu disuruh untuk pergi ke Makedonia. Dan Paulus taat pada perintah / pimpinan Tuhan itu. Kalau saudara menjadi Paulus, tidakkah saudara akan berharap untuk mendapatkan sukses yang besar karena saudara melayani Tuhan sesuai pimpinan Tuhan?

a.   Dalam Perjanjian Lama, ketika Yunus akhirnya taat kepada Tuhan dan mau memberitakan Firman Tuhan ke Niniwe, seluruh Niniwe bertobat!

b.   Dalam Luk 5:1-11 dan Yoh 21:1-14, ketika murid-murid menuruti petunjuk / pimpinan Yesus dalam menangkap ikan, mereka ternyata mendapatkan bukan main banyaknya ikan!

c.   Dalam Kis 2, Petrus mentaati Yesus untuk menantikan Roh Kudus, dan setelah itu dalam 1 x khotbah ia mendapatkan 3000 jiwa!

Tidakkah hal-hal ini menyebabkan Pauluspun mengharapkan hasil yang besar karena ia mentaati pimpinan Tuhan?

Tetapi kenyataannya, apa yang ia peroleh? Ia hanya menjumpai beberapa orang perempuan, dan setelah ia memberitakan Injil, hanya ada satu yang bertobat! Mungkinkah setan tidak menggunakan hal ini untuk membuat Paulus kecil hati / kecewa?

 

2)   Peristiwa kedua (ay 16-18).

 

a)   Ada seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung.

Ay 16: “Pada suatu kali ketika kami pergi ke tempat sembahyang itu, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai roh tenung; dengan tenungan-tenungannya tuan-tuannya memperoleh penghasilan besar.”.

Artinya, ia dirasuk oleh roh jahat yang menyebabkan dia bisa meramalkan masa depan.

 

b)   Kemampuan meramal itu menyebabkan tuan-tuannya mendapatkan penghasilan besar (ay 16b). Apakah ini berarti bahwa manusia berhasil menundukkan / menguasai setan? Apakah ini berarti bahwa setan ternyata menguntungkan? Tentu saja tidak! Setan memang mau membiarkan dirinya ‘dikuasai’ oleh manusia, dan setan mau ‘memberkati / menguntungkan’ manusia, asal ia dapat membawa orang itu pada kebinasaan!

Penerapan: Jangan menganggap bahwa white magic adalah sesuatu yang baik karena digunakan untuk menyembuhkan / menolong orang! Ingat bahwa baik white magic maupun black magic berasal dari setan dan kedua-duanya adalah dosa!

 

c)         Setan mempublikasikan Paulus (ay 17 bdk. 2Kor 11:14).

Ay 17: “Ia mengikuti Paulus dan kami dari belakang sambil berseru, katanya: ‘Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan.’”.

Bdk. 2Kor 11:14 - “Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.”.

 

1.   Perhatikan bahwa apa yang dikatakan setan melalui orang itu adalah sesuatu yang benar. Dari sini kita bisa belajar bahwa setan bisa mengucapkan kebenaran!

 

Calvin: “The devil is the father of lying in such sort, that he covereth himself under the false and deceivable colour of truth” (= setan adalah bapa dusta sedemikian rupa sehingga ia menutupi dirinya sendiri di bawah warna kebenaran yang palsu dan menipu).

 

Penerapan: Jangan menganggap bahwa gereja palsu / nabi palsu tidak mungkin mengajarkan kebenaran. Jangan menganggap bahwa ajaran sesat tidak mungkin mengandung kebenaran! Ada banyak orang kristen yang menganggap seorang nabi palsu / sebuah gereja sesat sebagai nabi asli / gereja yang benar, hanya karena ajarannya masih mengandung hal-hal yang baik. Ini salah!

Illustrasi: Kalau seseorang mau meracuni saudara, ia tidak akan memberikan racun murni kepada saudara! Tetapi ia akan mencampurkannya pada makanan yang baik / enak, lalu memberikannya kepada saudara. Demikian juga pada waktu setan mau meracuni seseorang secara rohani. Ia memberikan banyak ajaran benar / baik, tetapi diselipi ajaran-ajaran sesat!

 

2.   Letak serangan setan dalam peristiwa ini adalah: Kalau Paulus mau dipublikasikan oleh setan, maka:

a.   Ia akan dianggap berkomplot dengan setan.

b.   Tuhan akan menarik kuasaNya dari Paulus.

 

3)   Peristiwa ketiga (ay 19-40).

 

a)   Tuan-tuan pemilik hamba perempuan yang mempunyai roh tenung itu menjadi marah, lalu menangkap dan menyeret Paulus dan Silas (ay 19).

Ay 19: “Ketika tuan-tuan perempuan itu melihat, bahwa harapan mereka akan mendapat penghasilan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa.”.

 

Calvin: “The same devil who of late did flatter Paul by the mouth of the maid, doth now drive her masters into fury, that they may put him to death” (= setan yang sama yang tadinya menyanjung / mengumpak Paulus melalui mulut dari hamba perempuan itu, sekarang mendorong para tuannya ke dalam kemarahan, supaya mereka membunuh Paulus).

 

b)         Para tuan itu memfitnah Paulus (ay 20-21).

Ay 20-21: “(20) Setelah mereka membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu, berkatalah mereka, katanya: ‘Orang-orang ini mengacau kota kita ini, karena mereka orang Yahudi, (21) dan mereka mengajarkan adat istiadat, yang kita sebagai orang Rum tidak boleh menerimanya atau menurutinya.’”.

Alasan yang menyebabkan mereka menjadi marah sebetulnya adalah karena penghasilan mereka lenyap (ay 19). Tetapi, dalam menuntut, alasan yang mereka kemukakan berbeda sekali (ay 20-21). Jadi, ini jelas adalah dusta / fitnah! Tadi setan bisa mengucapkan kebenaran, tetapi sekarang, melalui mulut para tuan itu, ia menunjukkan wajah aslinya sebagai bapa segala dusta!

 

c)         Akhirnya Paulus dan Silas didera dan dipenjara (ay 22-24).

Ay 22-24: “(22) Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. (23) Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. (24) Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.”.

 

Penerapan: kalau saudara mau hidup sungguh-sungguh bagi Tuhan, dan saudara mau rajin dalam memberitakan Injil, saudara harus siap untuk mengalami hal seperti ini!

 

II) Cara Paulus menghadapi serangan setan.

 

1)   Dalam peristiwa pertama (ay 13-15).

 

a)   Ia tetap memberitakan Injil sekalipun orangnya hanya sedikit.

 

b)   Ia bergantung pada pimpinan Tuhan yang ia peroleh dalam ay 9-10, dan ia tidak bergantung pada sukses atau tidaknya pelayanannya.

Berbeda atau bahkan bertentangan dengan Theologia Sukses yang sekarang banyak beredar, seseorang mengatakan: “God does not call us to be successful, but to be faithful” (= Allah tidak memanggil kita untuk sukses, tetapi untuk setia).

Jadi yang penting adalah kita tahu bahwa jalan kita benar, lalu kita setia di sana. Sukses atau tidak itu urusan Tuhan.

 

c)   Ia mempunyai pandangan yang positif. Ini yang menyebabkan Paulus sama sekali tidak menunjukkan kekecewaan!

Orang yang mempunyai pandangan negatif, dalam situasi yang sama, akan berkata: ‘Kok cuma beberapa orang?’, atau: ‘Kok cuma satu yang bertobat?’. Tetapi orang yang mempunyai pandangan positif akan berkata: ‘Puji Tuhan, ada beberapa orang yang bisa diinjili!’, atau: ‘Puji Tuhan, ada satu orang yang bertobat!’. Saudara termasuk orang yang bagaimana?

 

2)   Peristiwa kedua (ay 16-18).

 

a)         Mula-mula ia mendiamkan hamba perempuan itu. Mengapa?

 

1.   Mungkin ia menganggap gangguan itu tidak akan berlangsung lama.

 

2.   Ini menunjukkan bahwa Paulus tidak gegabah dalam menengking setan. Sebelum ia tahu bahwa Tuhan menghendakinya untuk mengusir setan itu, ia tidak melakukannya! Alangkah berbedanya sikap Paulus ini dengan sikap dari banyak orang jaman ini yang begitu gegabah / sembarangan dalam mengusir setan!

 

b)         Akhirnya ia mengusir setan itu.

Ini menunjukkan bahwa Paulus tidak mau berkompromi / bekerja sama dengan setan (bandingkan dengan sikap Yesus dalam Mark 1:25,34, dimana Ia mengusir setan yang ‘mengucapkan kebenaran’ dan melarang setan bicara supaya diriNya tidak dipublikasikan oleh setan).

Mark 1:25,34 - “(25) Tetapi Yesus menghardiknya, kataNya: ‘Diam, keluarlah dari padanya!’ … (34) Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.”.

Karena ia tidak senang kepada setan, maka ia tidak mau bekerja sama atau dibantu oleh setan!

Penerapan: renungkan hal-hal ini:

1.   Kalau gereja anti perjudian / rokok, layakkah gereja menerima, apalagi meminta, sumbangan / persembahan dari perjudian / pabrik rokok?

2.   Layakkah gereja menggunakan tenaga dari orang beragama lain untuk menjadi pelayan dalam gereja (sebagai chairman, pemain organ / band, pelatih paduan suara dsb)?

 

3)   Peristiwa ketiga (ay 19-40).

 

a)   Ia berdoa dan menyanyi memuji Tuhan (ay 25 bdk. Kis 5:41).

Ay 25: “Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.”.

Ia bisa melakukan hal ini karena ia merasakan kehadiran Tuhan, dan juga ia senang karena ia bisa membalas kasih Tuhan dengan menderita bagi Dia.

1Pet 2:19-21 - “(19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. (20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. (21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya.”.

1Pet 4:14-16 - “(14) Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu. (15) Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. (16) Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.”.

Seseorang mengatakan bahwa kalau gereja / orang kristen lebih banyak memuji Tuhan, maka gereja / orang kristen akan lebih banyak melihat kuasa Tuhan. Karena itu kita sebagai orang kristen harus sering memuji Tuhan, sekalipun kita sedang ada dalam kesukaran / penderitaan / kemiskinan.

 

b)         Ia mencegah kepala penjara bunuh diri (ay 28).

Ay 28: “Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: ‘Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!’”.

Pada jaman itu, kalau tahanan hilang, maka penjaganyalah yang menerima hukuman.

Bdk. Kis 12:19 - “Herodes menyuruh mencari Petrus, tetapi ia tidak ditemukan. Lalu Herodes menyuruh memeriksa pengawal-pengawal itu dan membunuh mereka. Kemudian ia berangkat dari Yudea ke Kaisarea dan tinggal di situ.”.

Juga, dalam kalangan Romawi, dalam situasi kondisi tertentu, bunuh diri merupakan suatu kewajiban / tindakan yang baik / bersifat pahlawan.

Paulus mencegah kepala penjara itu untuk bunuh diri dan ini menunjukkan bahwa Paulus tetap mengasihi orang yang memasukkannya ke penjara dan bahkan memasungnya (ay 24).

 

c)   Ia memberitakan Injil kepada kepala penjara dan keluarganya (ay 29-32).

Ay 29-32: “(29) Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. (30) Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: ‘Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?’ (31) Jawab mereka: ‘Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.’ (32) Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya.”.

 

1.   Rupanya saat itu kepala penjara sadar bahwa Paulus adalah hamba Tuhan. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan ia sadar:

a.   Kata-kata gadis tenung dalam ay 17b. Ini bisa dia dengar dari mulut ke mulut.

b.   Sikap Paulus pada waktu difitnah / didera, dsb.

c.   Paulus bisa memuji Tuhan dalam penjara.

d.   Paulus mencegah ia bunuh diri.

 

2.   Karena itu ia lalu tersungkur di depan Paulus dan bertanya (ay 30).

Ay 30: “Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: ‘Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?’”.

Yang ia maksudkan dengan ‘keselamatan’ di sini bukanlah keselamatan jasmani, tetapi rohani. Ini terlihat dari:

a.   Jawaban Paulus dalam ay 31 mempersoalkan keselamatan rohani.

Ay 31: “Jawab mereka: ‘Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.’”.

b.   Para tahanan tidak lari, sehingga kepala penjara itu tidak ada di bawah resiko dihukum mati.

 

3.   Paulus lalu memberitakan Injil (ay 31-32).

Ay 31: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu”. Ayat ini tidak berarti bahwa kalau ia percaya, maka ia dan keluarganya selamat (keluarganya ‘nunut’ imannya kepala penjara)! Arti yang benar adalah: Paulus menyuruh dia percaya supaya selamat, dan juga menyuruh seluruh keluarganya percaya supaya mereka semua selamat.

Ay 31 adalah pemberitaan Injil yang sangat singkat, dan ini tidak memadai. Karena itu lalu Paulus melanjutkannya dalam ay 32 dengan pemberitaan Injil yang lebih mendetail!

Ay 32: “Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya.”.

Semua ini menunjukkan bahwa Paulus tidak menutup pintu Kerajaan Surga bagi orang yang menutupnya di dalam penjara!

 

d)         Paulus membaptis mereka (ay 33).

Ay 33: “Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis.”.

 

1.   Dalam Kitab Suci berulang kali terjadi baptisan seisi rumah (Kis 16:15,33 Kis 10:48 1Kor 1:16 2Tim 4:19). Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa baptisan seisi rumah adalah sesuatu yang sangat umum pada jaman itu. Kalau ini benar, maka sukar terhindar adanya baptisan bayi pada saat itu!

 

2.   Baptisan dilakukan di dalam penjara. Memang ay 30 mengatakan mereka ‘keluar’, tetapi mereka baru betul-betul keluar dari penjara dalam ay 34, sehingga kata ‘keluar’ dalam ay 30 mungkin sekedar berarti bahwa mereka pergi dari penjara bagian dalam (bdk. ay 24), ke penjara bagian luar dimana lebih banyak cahaya dan udara segar.

Ay 30,34: “(30) Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: ‘Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?’ ... (34) Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.”.

Karena penjara tidak mempunyai kolam, di sini hampir pasti tidak digunakan baptisan selam. Dari sini terlihat dengan jelas bahwa baptisan selam bukanlah satu-satunya cara membaptis yang benar!

 

e)         Paulus menuntut hak (ay 37-39).

Ay 37-39: “(37) Tetapi Paulus berkata kepada orang-orang itu: ‘Tanpa diadili mereka telah mendera kami, warganegara-warganegara Roma, di muka umum, lalu melemparkan kami ke dalam penjara. Sekarang mereka mau mengeluarkan kami dengan diam-diam? Tidak mungkin demikian! Biarlah mereka datang sendiri dan membawa kami ke luar.’ (38) Pejabat-pejabat itu menyampaikan perkataan itu kepada pembesar-pembesar kota. Ketika mereka mendengar, bahwa Paulus dan Silas adalah orang Rum, maka takutlah mereka. (39) Mereka datang minta maaf lalu membawa kedua rasul itu ke luar dan memohon, supaya mereka meninggalkan kota itu.”.

 

1.   Hukum Romawi melarang pencambukan terhadap warga negara Roma. Pelanggar peraturan ini akan dihukum mati! Tidak heran bahwa para pembesar menjadi takut ketika mengetahui bahwa Paulus dan Silas adalah warga negara Roma.

 

2.   Sesuatu yang aneh di sini adalah: Paulus menuntut hak! Padahal dalam 1Kor 8:9 ia mengajar untuk membuang hak demi orang lain.

1Kor 8:9 - “Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.”.

Lalu mengapa di sini ia sendiri menuntut supaya para pembesar itu minta maaf dan membawanya dan Silas keluar dari penjara? Ada beberapa kemungkinan alasan:

a.   Demi orang-orang kristen yang masih baru.

Dengan demikian mereka tahu bahwa sekalipun Paulus dan Silas dihukum cambuk dan dimasukkan penjara, tetapi mereka berdua tidak bersalah.

b.         Demi perkembangan gereja di Filipi selanjutnya.

Kalau mereka berdua dianggap sebagai kriminil, maka seluruh gereja Filipi akan mendapat nama buruk sehingga tidak mungkin bisa berkembang!

Jadi, tidak selalu orang kristen harus membuang hak! Kadang-kadang, kalau itu menguntungkan untuk Tuhan / Kerajaan Allah / gereja, maka orang kristen harus menuntut hak!

 

Kesimpulan:

 

Paulus mengalami bermacam-macam serangan setan. Tetapi ia selalu menghadapinya dengan benar.

Bagaimana dengan saudara? Kalau saudara mengalami serangan setan yang bertubi-tubi, apakah saudara kadang-kadang sengaja menghadapinya dengan menggunakan cara-cara yang salah? Atau maukah saudara selalu menghadapinya dengan cara yang benar?

 

 

 

-AMIN-


 

 

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali