PEMAHAMAN ALKITAB

PERSEKUTUAN ‘GOLGOTA’

(Jl. Dinoyo 19b, lantai 3)

Rabu, tgl ...... 2008, pk 19.00

Pdt. Budi Asali, M. Div.

(7064-1331 / 6050-1331)

Ayub 2:1-10

 

Ayub 2:1-10 - “(1) Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap TUHAN. (2) Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: ‘Dari mana engkau?’ Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: ‘Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.’ (3) Firman TUHAN kepada Iblis: ‘Apakah engkau memperhatikan hambaKu Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan.’ (4) Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: ‘Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. (5) Tetapi ulurkanlah tanganMu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapanMu.’ (6) Maka firman TUHAN kepada Iblis: ‘Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya.’ (7) Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya. (8) Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu. (9) Maka berkatalah isterinya kepadanya: ‘Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!’ (10) Tetapi jawab Ayub kepadanya: ‘Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?’ Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya”.

 

Ay 1-6: “(1) Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap TUHAN. (2) Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: ‘Dari mana engkau?’ Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: ‘Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.’ (3) Firman TUHAN kepada Iblis: ‘Apakah engkau memperhatikan hambaKu Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan.’ (4) Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: ‘Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. (5) Tetapi ulurkanlah tanganMu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapanMu.’ (6) Maka firman TUHAN kepada Iblis: ‘Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya.’”.

 

1)      Ay 1: ‘Pada suatu hari’.

 

2) Tuhan mengakui ketekunan Ayub dalam kesalehannya, dan ‘membanggakannya’ terhadap Iblis (ay 3).

 

3)      Jawaban Iblis.

 

Ay 4-5: “(4) Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: ‘Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. (5) Tetapi ulurkanlah tanganMu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapanMu.’”.

 

a)  Setan melakukan tuduhan lebih lanjut.

 

b) Apa arti kata-kata setan dalam ay 4: ‘kulit ganti kulit’?

NIV: ‘Skin for skin’ (= kulit untuk kulit).

 

c)  Kebenaran kata-kata setan ini.

 

d) ‘Tetapi ulurkanlah tanganMu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapanMu’.

 

Barnes’ Notes: ‘Dan sentuhlah tulangnya’. ... Kata-kata ‘tulang’ dan ‘daging’ menunjuk pada seluruh tubuh. Gagasannya adalah, bahwa seluruh tubuh harus menjadi sasaran dari rasa sakit yang sangat hebat.

 

e)  Apakah ay 4-5 adalah Firman Tuhan? Kalau ya, mengapa salah / tidak benar?

 

Barnes’ Notes: Harus diingat bahwa ini adalah kata-kata setan, dan bahwa kata-kata itu tidak harus benar. Pengilhaman hanya peduli dengan pemastian catatan yang tepat / persis tentang apa yang dikatakan, bukan dengan penegasan bahwa semua yang dikatakan itu benar.

 

f)  Kata-kata setan dalam ay 4-5 membuatnya memang cocok disebut sebagai ‘pendakwa’.

 

Bdk. Wah 12:10 - “Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: ‘Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapiNya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.

 

Zakh 3:1 - “Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia”.

 

4) Tuhan memberi ijin kepada setan untuk menyerang diri Ayub, tetapi lagi-lagi memberi batasan dengan melarangnya untuk membunuh Ayub.

 

Ay 6: “Maka firman TUHAN kepada Iblis: ‘Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya.’”.

 

a)  Dengan kata-kata ‘Nah, ia dalam kuasamu’, itu berarti Tuhan mengijinkan setan untuk menyerang Ayubnya sendiri dalam arti memberinya penyakit.

 

Rat 3:31-33 - “(31) Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan. (32) Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setiaNya. (33) Karena tidak dengan rela hati Ia menindas dan merisaukan anak-anak manusia”.

 

b) Tetapi adanya kata-kata ‘hanya sayangkan nyawanya’, menunjukkan bahwa Allah tidak memberikan keleluasaan mutlak kepada setan dalam menyerang diri Ayub.

 

Pulpit Commentary: Lagi-lagi ditandai secara kuat bahwa kuasa setan ada di bawah kontrol Allah, dan hanya mencapai sejauh Allah ijinkan.

 

Batasan dalam ay 6b ini perlu, karena kalau Ayub mati, maka:

 

1.  Tak bisa dibuktikan bahwa tuduhan setan dalam ay 4-5 itu salah.

 

2.       Tujuan pengajaran yang Allah maksudkan bagi Ayub akan musnah.

 

3.       Ayub tidak akan bisa menjadi teladan bagi kita.

 

Ay 7-8: “(7) Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya. (8) Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu”.

 

1)      Apa penyakit yang diderita Ayub?

 

·        ay 7: seluruh tubuh dan kepala penuh dengan barah yang busuk.

 

Jamieson, Fausset & Brown: ‘Barah-barah yang menyakitkan’ - barah-barah yang sangat jahat / membahayakan. Seharusnya, karena itu merupakan bentuk tunggal dalam bahasa Ibraninya, ‘suatu barah yang menyakitkan’, Ayub ditutupi dengan satu pembengkakan yang bersifat universal / menyeluruh.

 

·        ay 8: badannya sangat gatal, sehingga digaruknya dengan beling.

 

·        ay 12: Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi.

 

·        Ayub 7:5 - “Berenga dan abu menutupi tubuhku, kulitku menjadi keras lalu pecah”.

NIV: ‘My body is clothed with worms and scabs, my skin is broken and festering’ (= Tubuhku penuh dengan cacing dan keropeng, kulitku pecah dan membusuk / bernanah).

 

·        Ayub 9:17 - “Dialah yang meremukkan aku dalam angin ribut, yang memperbanyak lukaku dengan tidak semena-mena.

 

·        Ayub 16:8 dan 19:20 menunjukkan Ayub menjadi sangat kurus.

 

Ayub 16:8 - “sudah menangkap aku; inilah yang menjadi saksi; kekurusanku telah bangkit menuduh aku”.

 

Ayub 19:20 - Tulangku melekat pada kulit dan dagingku, dan hanya gusiku yang tinggal padaku”.

 

·        Ayub 19:17 menunjukkan bahwa nafasnya, dan juga tubuhnya, berbau sangat busuk.

 

Ayub 19:17 - “Nafasku menimbulkan rasa jijik kepada isteriku, dan bauku memualkan saudara-saudara sekandungku”.

 

·        Ayub 30:17 menunjukkan bahwa Ayub mengalami rasa sakit yang terus menerus.

 

Ayub 30:17 - “Pada waktu malam tulang-tulangku seperti digerogoti, dan rasa nyeri yang menusuk tak kunjung berhenti”.

 

·        Ayub 30:30 - “Kulitku menjadi hitam dan mengelupas dari tubuhku, tulang-tulangku mengering karena demam”.

 

 

a)  Penyakit kusta, karena kelihatannya ia dikucilkan (19:13-19).

 

b) Penyakit kaki gajah (Elephantiasis).

 

Barnes’ Notes: suatu jenis kusta hitam yang biasanya disebut Elephantiasis.

 

Pulpit: Sekarang setan telah mendapatkan ijin untuk berjalan lebih jauh, dan meletakkan tangannya pada diri dari pelayan Allah ini. Ia menggunakan hak yang baru ini dengan kelihaian yang ahli / mahir, memilih penyakit yang paling mengerikan dan menjijikkan, dan menghantam Ayub dengan bentuk kusta / lepra yang terburuk - elephantiasis.

 

Pulpit: Elephantiasis dianggap tidak bisa disembuhkan. Ayub tidak mencari pengobatan. Ia hanya menyendiri pada tumpukan abu, mencari peredaan sementara. Penderitaan yang paling hebat bisa ditanggung dengan sabar jika ada kemungkinan untuk sembuh; tetapi bahkan penyakit yang lebih ringan menjadi tak tertanggungkan jika tidak ada harapan untuk sembuh.

 

Keil & Delitzsch: Penggambaran dari penyakit ini adalah, sesuai dengan gejala-gejala yang disebutkan dalam kitab ini selanjutnya, elephantiasis ... bentuk lepra yang paling menakutkan. ... suatu penyakit yang menurut manusia tidak dapat disembuhkan.

 

‘Webster’s New World Dictionary’: penyakit kulit yang khronis yang ditandai dengan membesarnya bagian-bagian tertentu dari tubuh, khususnya seluruh kaki (mulai paha ke bawah) dan alat kelamin, dan dengan pengerasan dan pemborokan dari kulit di sekitarnya: ini disebabkan oleh cacing seperti benang (filariae) yang menghalangi kelenjar getah bening.

 

c)  Penyakit cacar.

 

Clarke: Pada elephantiasis dan kusta tidak ada bisul / borok atau peradangan atau pembengkakan setempat, tetapi suatu keadaan berantakan yang bersifat seragam / sama pada seluruh permukaan / kulit, sehingga seluruh tubuh ditutupi dengan sisik / kerak yang menjijikkan, dan kulitnya kelihatan seperti kulit gajah, tebal dan berkerut, dari mana penyakit ini mendapatkan namanya.

 

d) Tidak bisa diketahui apa penyakitnya.

 

Francis I. Andersen: Kurangnya perincian tentang penyakit ini menghalangi diagnosa secara klinis. Dalam menilai gejala-gejala penyakit ini yang digambarkan oleh Ayub dalam dialognya dengan sahabat-sahabatnya, kita harus ingat akan medium puisi yang digunakan.

 

kata-kata ‘tidak membiarkan aku bernafas’ dalam Ayub 9:18.

 

2)      Pada jaman itu borok / barah dianggap sebagai kutukan ilahi.

 

John E. Hartley: Karena penyakit-penyakit yang khronis sering dianggap sebagai kutukan ilahi, teman-teman Ayub dengan cepat menyimpulkan bahwa ia sedang dihukum karena suatu kesalahan moral.

 

Ul 28:27,35 - “(27) TUHAN akan menghajar engkau dengan barah Mesir, dengan borok, dengan kedal dan kudis, yang dari padanya engkau tidak dapat sembuh. ... (35) TUHAN akan menghajar engkau dengan barah jahat, yang dari padanya engkau tidak dapat sembuh, pada lutut dan pahamu, bahkan dari telapak kakimu sampai kepada batu kepalamu”.

 

3) Apakah bagian ini menunjukkan bahwa orang kristen bisa diserang menggunakan kuasa gelap / santet?

 

Bil 23:23a - “sebab tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub, ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel”.

 

1Kor 10:13 - “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya”.

 

Luk 13:10-16 - “(10) Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. (11) Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. (12) Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: ‘Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.’ (13) Lalu Ia meletakkan tanganNya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah. (14) Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: ‘Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat.’ (15) Tetapi Tuhan menjawab dia, kataNya: ‘Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? (16) Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?’”.

 

a)  Istilah ‘keturunan Abraham’ sekalipun memang memungkinkan, tetapi belum tentu menunjukkan, bahwa ia adalah orang percaya.

 

b) Perempuan ini tidak dirasuk oleh setan!

 

1.  Ay 11: ‘dirasuk roh’ ® salah terjemahan!

KJV: ‘a woman which had a spirit of infirmity’ (= seorang perempuan yang mempunyai suatu roh kelemahan).

RSV: ‘a woman who had had a spirit of infirmity’ (= seorang perempuan yang telah mempunyai suatu roh kelemahan).

NIV: ‘a woman was there who had been crippled by a spirit’ (= seorang perempuan ada di sana yang telah dilumpuhkan / dibuat jadi cacat oleh suatu roh).

NASB: ‘a woman who ... had had a sickness caused by a spirit’ (= seorang perempuan yang ... telah mempunyai suatu penyakit yang disebabkan oleh suatu roh).

 

A. T. Robertson menghubungkan ‘a spirit of infirmity’ / ‘suatu roh kelemahan’ (KJV/RSV) dengan ‘a spirit of bondage’ / ‘suatu roh perbudakan’.

 

Ro 8:15 - “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ‘ya Abba, ya Bapa!’”.

 

2.  Istilah ‘diikat oleh Iblis’ dalam ay 16nya juga tidak menunjukkan bahwa ia dirasuk setan.

 

3.  Yesus tidak menengking / mengusir setannya (ay 12-13).

 

4) Ayub dikucilkan oleh semua orang, tidak mempunyai damai, dan merasa ditinggalkan oleh Allah / dimusuhi oleh Allah.

 

Ayub 19:13-16,18-19 - “(13) Saudara-saudaraku dijauhkanNya dari padaku, dan kenalan-kenalanku tidak lagi mengenal aku. (14) Kaum kerabatku menghindar, dan kawan-kawanku melupakan aku. (15) Anak semang dan budak perempuanku menganggap aku orang yang tidak dikenal, aku dipandang mereka orang asing. (16) Kalau aku memanggil budakku, ia tidak menyahut; aku harus membujuknya dengan kata-kata manis. ... (18) Bahkan kanak-kanakpun menghina aku, kalau aku mau berdiri, mereka mengejek aku. (19) Semua teman karibku merasa muak terhadap aku; dan mereka yang kukasihi, berbalik melawan aku”.

 

Ayub 3:23,26 - “(23) kepada orang laki-laki yang jalannya tersembunyi, yang dikepung Allah? ... (26) Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul.’”.

 

Ayub 7:4 - “Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari.

 

Ayub 7:13-14 - “(13) Apabila aku berpikir: Tempat tidurku akan memberi aku penghiburan, dan tempat pembaringanku akan meringankan keluh kesahku, (14) maka Engkau mengagetkan aku dengan impian dan mengejutkan aku dengan khayal”.

 

Ayub 16:9,11-14 - “(9) MurkaNya menerkam dan memusuhi aku, Ia menggertakkan giginya terhadap aku; lawanku memandang aku dengan mata yang berapi-api. ... (11) Allah menyerahkan aku kepada orang lalim, dan menjatuhkan aku ke dalam tangan orang fasik. (12) Aku hidup dengan tenteram, tetapi Ia menggelisahkan aku, aku ditangkapNya pada tengkukku, lalu dibantingNya, dan aku ditegakkanNya menjadi sasaranNya. (13) Aku dihujani anak panah, ginjalku ditembusNya dengan tak kenal belas kasihan, empeduku ditumpahkanNya ke tanah. (14) Ia merobek-robek aku, menyerang aku laksana seorang pejuang”.

 

5)      Semua penderitaan ini menyebabkan Ayub lebih suka mati.

Ayub 7:15 - “aku lebih suka dicekik dan mati dari pada menanggung kesusahanku”.

-AMIN-


Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.

E-mail : [email protected]

e-mail us at [email protected]

http://golgothaministry.org

Link ke Channel Video Khotbah2 Pdt. Budi Asali di Youtube:

https://www.youtube.com/channel/UCP6lW2Ak1rqIUziNHdgp3HQ

Channel Live Streaming Youtube :  bit.ly/livegkrigolgotha / budi asali